Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Jet Blue Five Forces
1. Management Strategy
The Five Forces Model in Jet Blue Airways Corporation
Disusun Oleh :
Nanda Prakoso 1201110258
MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
TELKOM ECONOMICS AND BUSINESS SCHOOL
TELKOM UNIVERSITY
2014
2. The Five Forces Model in Jet Blue Airways Corporation – 2009
Rivalry Among Competing Firms
Jetblue yang memilki bisnis model yang memberikan tarif penerbangan yang rendah tapi dengan
kualitas pelayanan yang tinggi, begitu pula dengan southwest airlines yang memiliki bisnis model
yang sama. Rivalitas antara keduanya terlihat dari peperangan harga yang diberikan, pada
pertengahan tahun 2009 Southwest mengeluarkan harga penerbangan boston-baltimore seharga
$49.00, seminggu kemudian Jetblue mengeluarkan harga $39.00 untuk penerbangan yang sama.
Pada tahun 2009 juga, Jetblue dan Southwest mulai berperang satu sama lain di bandara yang sama
seperti di New York, Baltimore, Washington, DC, dan yang terbaru di Boston. Kedua perusahaan tsb
saling silang hanya untuk di beberapa kota. Padahal dari tahun-tahun sebelumnya mereka
menghindari persaingan secara head-to-head.
Potential Entry of New Competitors
JetBlue merupakan perusahaan penerbangan yang berdiri pada tahun 1998 dan memulai beroperasi
pada tahun 2000 di bandar udara Internasional New York John F. Kennedy. Dengan memulai bisnis
dengan uang yang cukup banyak sekitar $100 juta, JetBlue mempunyai tujuan perusahaan untuk
membangun dirinya bertarif rendah dengan kualitas yang tinggi. Menawarkan penerbangan yang
berbeda dari maskapai penerbangan lainnya sehingga mereka mudah dikenal dan mudah masuk ke
pasar dan menjadi pilihan umum masyarakat khususnya amerika.
Hal apa saja yang menjadi factor mudahnya Jet Blue mengambil perhatian pasar?
Penerbangan yang murah, Jetblue memberikan harga yang murah dengan high quality service
kepada penumpangnya. Contohnya setiap penumpang memiliki 1 monitor di kursinya dengan
remot hingga dapat mengatur channel dan volume suara sendiri.
Selalu menggunakan pesawat yang baru, hingga penumpang akan sangat nyaman dan merasa
aman.
Mempekerjakan karyawan yang sudah sangat terlatih dan mempunyai alat2 yang canggih.
JetBlue juga berfokusus pada layanan dengan mendengarkan pelanggan dan memastikan
penerbangan mereka menyenangkan.
Dengan faktor2 diatas Jetblue sangat mendapat perhatian lebih dari customer dan dapat perlahan
masuk mengambil alih pasar penerbangan dan menjadi pilihan umum masyarakat disana
3. Potential Development of Substitute Products
Tekanan terhadap perusahaan mengenai substitute product dari perusahaan lain meningkat ketika:
1. Harga dari substitute product tersebut menurun.
2. Biaya konsumen untuk beralih ke substitute product tersebut menurun.
Menurut analisis dari case Jet Blue Airways Corporation yang ada, tidak tercantum apa saja
substitute product yang berpotensi untuk mengancam perusahaan Jet Blue Airways Corporation. Hal
ini bisa membuktikan bahwa di sana kekuatan dari Industri Penerbangan sangatlah kuat dan t idak
mendapat tekanan dari substitute product dari perusahaan lain seperti Subway Train, Bus dll.
Bargaining Power of Suppliers :
Dari hasil pengamatan pada kasus Jet Blue Airways yang berkaitan dengan 5 forces model khususnya
pada point suppliers, Jet Blue Airways masuk ke kontrak opsi minyak mentah dan perjanjian swap
dengan suppliernya untuk melindungi diri terhadap sebagian besar meningkatkan harga BBM. Jet
Blue Airways mendapatkan harga BBM terendah diantara semua perusahan perbangan di AS.
Sehingga Jet Blue Airways berani dengan penerbangan yang low cost. Strategi bisnis yang dipilih
dirasa cukup tepat untuk dalam jangka waktu tertentu dikarenakan saat sekarang ini harga BBM
mengalami kenaikan terus.
Bargaining Power of Consumers :
Kekuatan konsumen lebih tinggi dibanding dengan perusahaan itu sendiri adalah apabila produk dari
perusahaan itu standar atau tidak ada pembeda dari produk dari perusahaan lain.
Ada beberapa kondisi dimana konsumen dapat meningkatkan Bargaining Power, yaitu:
1. Ketika perusahaan berjuang dalam menghadapi penurunan permintaan konsumen.
2. Ketika konsumen tahu seluk beluk tentang produk, harga dan biaya perusahaan.
3. Ketika konsumen memiliki keleluasaan dalam apa dan kapan mereka membeli produk.
Menurut analisis dari Case Jet Blue Airways Corporation yang ada, Bargaining Power of Consumers
pada Jet Blue Airways Corporation bisa dibilang tidak tinggi. Karena Jet Blue Airways Corporation
baru-baru ini memperoleh penghargaan sebagai number-one customer service ranking di antara
low-cost carriers, menurut JD Power dan Associates.
Jet Blue Airways Corporation ini juga mempunyai Keunggulan yang menjadi pembeda dengan
produk dari Kompetitor lainnya. Yaitu perusahaan menawarkan penumpang pesawat yang baru,
kursi dari kulit yang luas dengan banyak ruang untuk kaki, 36 saluran bebas DirecTV, 100 saluran
4. gratis radio satelit XM, dan dengan melakukan pembelian, penumpang juga akan mendapatkan
saluran film premium dari beberapa studio film yang besar.
Dalam penerbangannya JetBlue menawarkan makanan dan minuman ringan yang ber merek gratis
dan unlimited, dan dengan melakukan pembelian, penumpang juga akan mendapatkan minuman-minuman
premium dan produk yang dirancang khusus untuk penerbangan semalam.
Hal ini membuat konsumen tidak mempunyai Bargaining Power yang tinggi, karena produk dari Jet
Blue Airways Corporation dirasa sudah sangat memenuhi kebutuhan dari konsumen. Terbukti dari
jumlah konsumen dari Jet Blue Airways Corporation yang meningkat tiap tahunnya. Hal tersebut
menandakan bahwa konsumen tidak memerlukan bargaining power untuk mendapatkan produk
yang diinginkan.