Dr. Rini Syafrie, Koordinator Lajnah Mashlahiyyah MHTI, menyiapkan presentasi ini sejak 2 tahun yang lalu. Untuk melihat penyebab jelas dari kebakaran ini. Apakah karena kemarau? Apakah karena el nino? Ataukah karena sengaja dibakar?
Anda juga bisa menyimak presentasi beliau di https://soundcloud.com/htichannel/presentasi-dr-rini-syafriemp3
Solusi Tuntas Nestapa Kabut Asap, Negara Wajib Hadir Secara Benar
1. SOLUSI TUNTAS NESTAPA BERULANG
KABUT ASAP: NEGARA WAJIB HADIR
SECARA BENAR
(Khilafah Mewujudkan Tata Kelola Gambut
Menyejahterakan)
Rini Syafri
Lajnah Mashlahiyyah Muslmah Hizbut Tahrir Indonesia
2. Pokok Bahasan
• Nestapa, Wajib Diakhiri.
• Kesalahan Mendasar Pada
Tatakelola Hutan Lahan Gambut
Selama ini.
• Negara Wajib Hadir Secara Benar
• Hanya Negara Khilafah Yang
Mampu
3. Nestapa, Wajib Diakhiri: Kehidupan Puluhan
Juta Jiwa Terancam
• Menewaskan sedikitnya 9 bayi
s.d dewasa, per 11 Okt.’15(1) ;
Ratusan Ribu Jiwa terjangkit
ISPA (2).
• Tidak kurang dari 40 juta jiwa
disengsarakan (3)
• ISPU melewati batas berbahaya,
Oksigen 5%.(4); Kadar partikulat
berbahaya 2,5-29,5 kali jumlah
yang mampu dinetralisir tubuh.(5)
• Berbulan-bulan, berulang setiap
tahun selama 18 tahun,(6) bahkan
lebih.(7)
1. Akibat Kabut Asap: 9 Orang Tewas, 40 Juta Jiwa Menderita . Tempo.com. 11 Oktober 2015. 2. Warga Sudah Beli Oksigen (Republika,
5 Oktober 2015. 3. Empat Puluh Juta Jiwa TerpaparKabut Asap Dalam 100 Hari. ROL, 11 Oktober 2015. 4. Kualitas Udara Riau Tembus
Batas Berbahaya. Viva.co.id, 14 September 2015. 5. Bayi korban asap dievakuasi. Republika, 6 Oktober 2015.. 6. Pesawat TNI Siap
Padamkan Asap. Republika, 6 September 2015. 7. Kabud asap kebakaran hutan setengah abad kita abai. Kompas, 14/9/’15).
4. Bencana Asap: Sudah Setengah Abad Lebih, Makin
Massive Meluas (Sumatera&Kalimantan)
1960-1990
Riau, SumSel.
KalTim,
Balikpapan,
Bajarmasin,
banjar
1990-2000
SumSel,
Bengkulu,
Jambi.
Kaltim
(Pontianak),
Palangkaraya
.
2000-2013
Riau,
SumSel,
Jambi.
KalTeng,
KalTim,
KalBar.
2015
12 Provinsi
Kompas.com 14 September 2015. Kabut Asap Kebakaran Hutan, Setengah Abad Kita Abai
5. Pengaruh Polutan Asap Pembakaran (Pen:Hutan
Lahan Gambut) Terhadap Kesehatan
Polutan Efek Potensial Pada Kesehatan
Partikulat asma eksaserbasi, Infeksi saluran
napas, Bronkitis kronik dan PPOK,
PPOK eksaserbasi
Karbon Monoksida Berat badan bayi lahir rendah;
Meningkatnya kasus kematian
perinatal
Hidrokarbon
aromatik polisiklik
Kanker Paru, mulut, nosofaring
dan laring
Sulfur Dioksida asma dan PPOK eksaserbasi,
penyakit kardiovaskuler
Kondesat asap
biomass.
Katarak
Dikutip dari: National Interagency Fire Center. The science of wildland fire. [cited 2011 Jan 9]. Available from
www.nifc.gov/preved/comm_guide/wildfire/fire 4.html. dalam : Faisal, F., Yunus, F. dan Harahap, F. Dampak Asap Kebakaran Hutan Pada
Pernafasan. CDK-189/ vol. 39 no. 1, th. 2012. Hal 30-4.
7. Mengapa Tak Kunjung Teratasi???
(Persoalan Teknis/Ideologis/Paradigmatis)
Sudah Berlalu Waktu 18 tahun bahkan Setengah
Abad
Tidak sedikit UU dan peraturan:zero burning, dll
Tidak Sedikit Program & research 100 kanal
blocking; pemberdayaan masy.
Kesalahan Mendasar Pada Tatakelola
Hutan Lahan Gambut Selama Ini
8. 1. Titik Api Terkonsentrasi di Hutan & Lahan Gambut
Dari Tahun ke Tahun
•Ada 95,96%
dari titik api
dilahan
gambut,..
•
1.
1. (http://www.mongabay.co.id/2013/08/31/ratusan-titik-api-kembali-membakar-sumatera/).
2. (www.mongabay.co.id).
3. beritasatu.com, 11 September 2015).
2013, Juni; Sumatera (1) 2014, Riau (2) 2015, Sumatera (3)
•Ada 75%
dari 3,464
titik api ada
di kawasan
gambut.
9. 2. Titik Api Pada Lahan Gambut Terkonsentrasi Pada Kawasan
Konsensi Dan Hutan Tanaman Industri
a. Karhutla Gambut Makin Sering Karena Maraknya Pembukaan
Hutan Gambut Untuk Perkebunan Hutan Tanaman Industri dan
kelapa sawit. (http://www.mongabay.co.id/2013/08/31/ratusan-titik-api-kembali-membakar-sumatera/)
b. Alih Fungsi Gambut Yang Massive (Th 2000-2010)
http://ww
w.mongaba
y.co.id/201
3/08/31/rat
usan-titik-
api-
kembali-
membakar-
sumatera/
11. 2. Hutan dan Lahan Gambut Dieksploitasi
• Kesimpulan ke 2: Penyebab Berlarut-Larutnya
Nestapa Kabut Asap adalah Model Tatakelola Hutan
& Lahan Gambut Neoliberal.
3. Ditangan Korporasi Gambut Dieksploitasi
Karakter Korporasi :
•Orientasi untung, bukan pelayanan; Visi & Misi u
industrialisasi/Globalisasi , bukan menyejahterakan
(melestarikan fungsi penting gambut).
Lahan gambut, dilukai dan dibakar agar bisa
ditanami Sawit & Akasia u industrialisasi,
Globalisasi.
12. Gambut dan Fungsi Pentingnya
• Hutan & Lahan Gambut (Peatland)
Lahan basah (Wetand).
• Lahan dengan lapisan tanah kaya bahan
organik (C-organik > 18%), ketebalan 50
cm atau lebih. Bahan organik penyusun
tanah gambut terbentuk dari sisa-sisa
tanaman yang belum melapuk
sempurna karena kondisi lingkungan
jenuh air dan miskin hara.
• Banyak dijumpai di daerah rawa
belakang (back swamp) atau daerah
cekungan yang drainasenya buruk.
• Fungsi hidrologis (reservoir ).
• Fungsi penambat (sequester)
• Gambut Indonesia terluas di antara
negara-negara tropis; sekitar 21 juta
HA. (1,6 kali luas pulau Jawa. Tersebar
di Kalimantan, Sumatera dan Papua.
Agus, F dan Subiksa, IG.Made. Lahan Gambut: Potensi untuk Pertanian dan Aspek Lingkungan. Balai Penelitian Tanah
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian . 2008.
13. Gambut Harus Dimanfaatkan Sesuai Karakter Alamiahnya
Jika Tidak Berujung Nestapa.
1. Prof Azwar M’aas, Pakar Gambut dari Universitas Gadjah Mada(1):
• Kubah gambut sangat penting dipertahankan agar sumber air
terpenuhi sepanjang tahun, dan terhindar dari banjir maupun
kekeringan; Jika gambut ini dijadikan pada pohonan atau tanaman
lahan kering, dengan memaksa gambut yang basah untuk kering. Ini
bahaya….”.
2. Prof. Emil Salim (Menteri KLH Pertama Ind) (2):
Kubah Jangan Dirusak, Jangan Dikeringkan.
• ”Waktu itu, analisis Institut Pertanian Bogor (IPB) jelas menunjukkan
PLG tak feasible, tetapi penjabat minta dijadikan feasible melalui
teknologi-teknologi. Kenyataannya, proyek itu gagal,”
• Saat ini kesalahan itu diulang dengan membuka gambut di Riau dan
berbagai tempat lain.
• Akibat pengeringan, gambut mengering dan mudah terbakar serta
menimbulkan asap pekat sehingga mengganggu aktivitas dan
kesehatan masyarakat.
Selama ini, praktik-praktik masyarakat, misal di Pulau Padang, terbukti
lebih lestari dan tak merusak tatanan hidrologi.
1. Mau Kelola Lahan Gambut? Inilah Pesan Para Pakar; www.mongabay.co.id. 16 Januari 2015
2. Kompas.com, 18 Desember 2014. Kubah Rusak, Kebakaran Mengancam.
14. Gambut: Kubah Dirusak & Dikeringkan
Mau Kelola Lahan Gambut? Inilah Pesan Para Pakar; www.mongabay.co.id. 16 Januari 2015
15. Kesimpulan ke 3
• Tata Kelola Gambut NeoliberalNegara hadir
secara salah/Abai: Memberikan Hak Konsensi; Fungsi
Negara Hanya Regulator
Karakter Alamiah Gambut yang Diabaikan;
Nestapa berkepanjangan
• Syariat Allah swt dilanggar; Karakter alamiah yang
Allah ciptakan pada gambut diabaikan; Syariat Allah
swt – karakter alamiah ciptaan-Nya: Dua sisi yang
menyatu.
• Nestapa tak berkesudahan.
•QS Ar Rahman (55), ayat 6-8, yang artinya,”dan tetumbuhan dan pepohonan,
keduanya tunduk (kepada-Nya) (6); Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia
ciptakan keseimbangan,(7); agar kamu jangan merusak keseimbangan itu(8)”.
16. Negara Wajib Hadir Secara Benar/Sohih
• Gambut membutuhkan pengelolaan yang
selaras dengan karakter alamiyahnya, bukan
eksploitatif yang memaksa gambut mengikuti
hawa nafsu dan kerakusan manusia.
• Gambut wajib dikelola sesuai prinsip dan
syari’at Allah swt, Zat pencipta hutan gambut.
• Setidaknya ada tiga aspek yang penting
diperhatikan, agar negara hadir secara benar.
17. Pertama:Negara Menerapkan Konsep Bahwa Gambut
Merupakan Harta Milik Umum
• “Kaum muslimin berserikat dalam tiga hal: dalam api,
dalam padang rumput dan api”(HR Abu Dawud);
“Manusia berserikat dalam tiga hal: api, padang
rumput dan api” (HR Abu Dawud).
• Terdapat karakter dan sifat sarana umum pada
hutan & lahan gambut.
• Hutan gambut tropis Indonesia faktanya memiliki
fungsi hidrologis dan ekologis yang sangat erat
kaitannya dengan hajat hidup keseharian (livelyhood)
jutaan jiwa, bahkan dunia.
18. Prinsip Pertama:…..lanjutan.
• Maka:
– apapun alasannya tidak dibenarkan, dan tida ada
hak negara dan pemerintah memberikan hak-hak
khusus kepada siapapun dalam hal pemanfaatan
hutan gambut, baik berbentuk konsensi, atau skema
batil lainnya meski hanya untuk masa tertentu,dan
sekalipun perusahaan atau individu tersebut
membayar sejumlah kompensasi kepada negara
seperti pajak maupun kompensasi kepada masyarakat
berupa CSR (Corporate Social Responsibility).
– Siapapun bisa memanfaatkan asalkan sesuai karater
gambut.
19. Prinsip Kedua: Negara Wajib Berfungsi Secara
Sohih
• Pemanfaatan hutan dan lahan gambut serta
pemulihan fungsinya membutuhkan biaya yang
tidak sedikit,teknologi, studi, keahlian dan
berbagai aspek lain yang sulit jika disandarkan
pada individu.
• Rasulullah saw menegaskan, artinya,”Imam
adalah ibarat penggembala dan hanya dialah
yang bertanggungjawa terhadap gembalaannya
(rakyatnya),” (HR Muslim).
• Artinya negara tidak dibenarkan hanya hadir
sebagai regulator,pemberi perizinan.
20. Prinsip Ketiga, Wajib Pertahankan Karakter
Gambut
• Pemanfaatan hutan dan lahan gambut wajib
sesuai karakternya, karena jika tidak terbukti
telah menimpakan bencana & bahaya bagi
publik. ”Tidak boleh membahayakan diri
sendiri maupun membahayakan orang lain”
(HR Ahmad dan Ibnu Majah).
Prinsip Keempat: Wajib Independen dari
kepentingan asing
21. Hanya Khilafah Yang Mampu
• Prinsip-prinsip sohih ini adalah aspek yang
terintegrasi dengan sistem kehidupan Islam
secara keseluruhan,yang hanya compatible
(serasi) dengan sistem kehidupan Islam, sistem
politik Islam, khilafah Islam.
22. Kesimpulan Akhir
• Hanya dengan kembali pada kehidupan Islam,
khilafah, nestapa kabut asap akan berakhir.
• Hutan dan lahan gambut akan kembali
berfungsi sebagai penyeimbang iklim, paru-
paru dan pembawa kesejahteraan bagi
Indonesia bahkan dunia.Allahu A’lam.
• Alhamdulillahirabbil ‘Aalamin.
• QS Al Anfal (8): 24).
Wass. Wr. Wb.