SlideShare a Scribd company logo
1 of 240
Download to read offline
40 Masalah Syiah
Karya Emilia Renita Az
©Emilia Renita
Editor: Jalaluddin Rakhmat
Didigitalkan dan didistribusikan oleh
IJABI
(Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia)
2013
Arbaun Syubhat
Hawla Al-Syiah
40 Masalah Syiah
Emilia Renita Az
Editor: Dr. Jalaluddin Rakhmat, MSc
4
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan
dosa dari kamu, ahlulbait dan mensucikan
kamu sesuci-sucinya
(Surat Al-Ahzab 33: 33)
5
Rasulullah saw bersabda:
“Verily, Iam leaving among you two
weighty things (thaqalayn): The book of Allah swt and
my progeny(‘itrati), the members of my
Household(Ahl al-Bayt). If you hold fast to them,
you shall never go astray.
These two will neber separate from each other
until they meet me at the Pond (Hawd)(of Kawthar)”
• Al-Hakkim an-Nayshaburi, Al-Mustadrak ‘ala’s Sahihayn
(Beirut),3:109-110,148,533
• Muslim, As-Shahih, (English translation), 31, hadis no
5920-3
• At-Tirmidhi, As-Shahih, 5:621-21, 3786, 3788; bab 2:
219
• An-Nasa’I, Khasa’is Ali bin Abi talib, hadis no 79
• Ahmad ibn Hanbal, AlMusnad, 3: 14, 17, 26; Bab. 3:
26, 59;
Bab 4: 371; Bab 5: 181-182, 189-190.
• Ibn al-‘Athir, Jami‘ al-Usriill, bab 1: 277
• Ibn Kathir, Al-Bidayah wa’n-Nihayah, 5:209
• Ibn Kathir, Tafsir al-Qur’an al-‘Azim,6:199
• Nasir ad-Din al-Alban, Silsilat al-Ahadith as=Sahihah
(Kuwait: Ad-Dar as-Salafiyaah, 4: 355-358
6
7
Sekitar dua puluh tahun yang lalu, di Paramadina diadakan
kajian tentang Syiah. Seorang ulama besar Indonesia
menjelaskan Syiah. Ia membagi Syiah di dunia kepada
dua kelompok besar: Hasaniyah yang bersumber pada
Imam Hasan bin Ali, dan Husainiyah yang bersumber
pada Imam Husain. Bangsa Iran adalah pengikut Imam
Husain. Karena itu, kata Pak Kiyai dengan yakin, tempat-
tempat ibadat mereka di Iran disebut Husainyah.
Saya tidak sanggup menahan tertawa saya. Saya
mohon maaf. Tetapi saya tidak bisa menjelaskan kepada
beliau bahwa Husainiyah adalah sejenis tempat mengaji
dan menyelenggarakan acara-acara peringatan Syiah. Tidak
Pengantar Editor
8
Emilia Renita Az
ada hubungannya dengan aliran dalam Syiah. Tidak ada
kaitannya juga dengan Iran. Husainiyah terdapat di setiap
negeri yang ada Syiahnya.
Saya takjub. Sebegitu parahkah pengetahuan ulama
tentang Syiah. Dapat dibayangkan para awamnya. Syiah
adalah mazhab yang paling tidak dikenal baik bagi ke-
banyakan kaum muslim maupun bagi peneliti Islam dari
Barat. Untuk memperburuk situasi, banyak orang–sering
kali jahil tetapi mengklaim diri sebagai ulama-berceramah
atau menulis buku tentang Syiah. Rujukan mereka yang
paling utama adalah imajinasi dan prasangka. Motif me-
reka yang paling mendasar adalah kebencian dan kedeng-
kian. Tujuan mereka yang paling akhir ialah meneguhkan
fanatisme dan meruntuhkan persaudaraan Islam. Jadi, pem-
bahasan mereka tentang Syiah lebih merupakan tuduhan
ketimbang penjelasan. Mehr Dichtung dann Wahrheit!
Sudah banyak ulama Syiah menulis tanggapan tentang
tuduhan-tuduhan itu. Dalam berpuluh bahkan beratus
jilid yang tebal. Sayangnya buku-buku seperti itu tidak
sampai ke kalangan awam; bahkan tidak juga dibaca oleh
para ulamanya. Ada dua macam ulama di negeri kita.
Pertama adalah ulama yang mampu membaca kitab (dalam
bahasa Arab) tetapi tidak sanggup membeli kitab-kitab itu.
Kedua adalah ulama yang sanggup membeli kitab-kitab itu
tetapi tidak mampu mambacanya. Akibatnya menakjubkan.
Tuduhan terhadap Syiah tidak berubah-ubah sepanjang
sejarah.
9
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
Buku ini adalah upaya untuk menjawab tuduhan-
tuduhan itu dengan bahasa orang awam. Buku ini merupa-
kan hasil belajar murid dan istri saya yang paling cerdas
dan kritis, Emilia Az. Hampir setiap saat ketika ada waktu
luang di tengah-tengah kesibukan dakwah kami, kami
duduk berdua membahas berbagai masalah Syiah. Ia juga
rajin mencatat kuliah-kuliah atau diskusi-diskusi tentang
Syiah yang disaksikannya. Ia juga yang memecahkan
rekor – menyelenggarakan debat Sunnah-Syiah di televisi
Indonesia untuk pertama kalinya.
Dari serpihan-serpihan catatan itu, ditambah dengan
pembacaan dan penelitian yang dilakukannya, ia
melahirkan buku ini. Buat seorang-seperti yang ia katakan-
“muallaf”, buku ini telah menjadi karya yang luar biasa. I
really appreciate it, my better half.
Saya masuk ke dalam buku ini sebagai penyunting,
penggunting, pembanding, dan pembanting. Saya ber-
usaha memperhalus bahasanya–dari bahasa “feminin” yang
terkadang emosional tapi tajam, ke bahasa “maskulin”
yang umumnya rasional tapi gersang. Saya menambahkan
penjelasan-penjelasan dan-yang paling berat-mencarikan
rujukan-rujukannya dalam perpustakaan kami.
Karena keterbatasan waktu, proses editing ini belum
dilakukan dengan lengkap. Ada beberapa bab dari buku
ini yang belum sempat saya sunting. Saya juga ingin
memberitahukan kepada pembaca. Saya tidak sempat
mencantumkan daftar buku yang dilengkapi dengan
cetakan dan penerbitnya. Penunjukan jilid dan halaman
10
Emilia Renita Az
seringkali berbeda-beda pada cetakan dan penerbit yang
berbeda. Beruntung kalau kitab-kitab yang anda akses
mempunyai penerbit dan tahun penerbitan yang sama.
Bersabarlah sebentar jika kitab-kitab Anda berasal dari
penerbit dan tahun penerbitan yang berlainan.
Karena fungsi saya hanyalah editor, saya juga tidak
sempat menjadi “proof reader”. Maafkan kami kalau dalam
buku ini terdapat ejaan yang tidak konsisten atau salah.
Mudah-mudahan dalam cetakan berikutnya, tentu dengan
halaman yang mungkin berbeda, buku ini muncul dalam
bentuk yang lebih enak dibaca dan lebih perlu.
Walhasil, buku ini adalah karya bersama yang kami
persembahkan untuk umat Islam Indonesia. Tujuan
akhir kami ialah tumbuhnya saling pengertian di antara
mazhab-mazhab dalam Islam. Biarlah buku ini menjadi
salah satu di antara tonggak sejarah, betapa pun kecilnya
untuk menandai tekad yang agung: Marilah setiap mazhab
bersatu untuk memerangi bukan sesama umat Islam, tetapi
penindasan, kebodohan dan kemiskinan.
Secara khusus, sebagai Ketua Dewan Syura Ikatan
Jamaah Ahlulbait Indonesia, kami memberikan buku ini
kepada seluruh anggota IJABI sebagai pedoman dakwah
mereka.
11
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
Inilah bakti kami yang sederhana untuk risalah Tuhan
kami yang “telah mengutus RasulNya dengan petunjuk
dan agama yang benar untuk mengungguli semua agama
yang lain. Cukuplah Allah menjadi saksi bagi kami”
1 Muharram 1430
Jalaluddin Rakhmat
12
“Di dunia ini semua hal berubah kecuali kecaman terhadap
Syiah..
Semua permulaan ada ujungnya kecuali fitnah terhadap Syiah..
Semua vonis harus berdasarkan bukti kecuali vonis terhadap
Syiah..“
(Syekh Jawad Mughniyah, ulama Syiah Lebanon)
Alhamdulillah, menyambut Muharram yang penuh duka,
di penghujung tahun 2008, selesailah pembuatan buku
ini. Tidaklah buku ini dibuat untuk memecah belah
kaum muslimin. Bukan pula dibuat untuk saling hujat,
menyerang dan meng’kafir’kan. Sengaja buku ini dibuat
sebagai hadiah kecil saya, kepada Imam tercinta, Imam
Ali bin Abi Thalib as di hari pengangkatan Beliau sebagai
pelanjut kepimpinan setelah Nabi saw. Buku ini juga
dibuat untuk TABAYYUN atas buku-buku dan selebaran-
Kata Pengantar
13
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
selebaran yang sengaja dibuat untuk memprovokasi orang
awam dan menyebarkan fitnah tentang syiah.
Sebagai “mualaf ” pecinta Nabi dan Ahlulbaitnya,
saya merasa berkewajiban untuk membantahnya kembali
dengan buku dan ilmu. Mudah-mudahan bisa menjadi
“lisaana shidqin fil akhiriin” bagi saya dan keluarga.
Sekiranya ada pahala karena manfaat membaca buku ini,
ingin saya hadiahkan pahala ini untuk orang-orang yang
berjasa dalam hidup saya, orang-orang yang cintanya tidak
pernah bisa terbayar: kedua orang tua saya, Achmad Az
& Reen Suryati Achmad; guru, partner da’wah syiah
saya yang sangat solid, yang juga merangkap suami
saya tercinta, Jalaluddin Rakhmat, yang sabar luar biasa
menghadapi pernyataan, pertanyaan dan debat-debat
saya yang diluar pemikiran umum; yang berhari-hari
mengingatkan saya agar tidak “distracted by facebook”
dan kembali menemani saya, buka buku bareng, diskusi
bareng sampai pagi hari. Yang terakhir, mereka, belahan
hatiku, yang jiwaku bersamanya yaitu anak-anak tercinta,
Nur Fadhillah, Rahadian, Rizky, Baby dan Bima. Mereka
yang tidak pernah lagi, bisa protes karena tahu Ibunya
lebih sibuk mengurus ‘orang lain” ketimbang mereka. Yang
ketika, saya bersama mereka, saya paksa mereka mengenal
ajaran Ahlulbait agar mereka tidak bernasib sama seperti
saya yang “buta”. Akhirnya mereka harus belajar serius
juga karena harus membela diri dan menjelaskan alasan-
alasannya ketika ditanya kawan-kawan mereka.
14
Emilia Renita Az
Tentunya tidak akan saya lupakan jasa dua sahabat Iran
kami, pertama, pertama, Mr. Mohammad Tamhidi dari
ICC, Bangkok, yang “pasrah total” ketika saya dan suami
“merampok” koleksi buku-bukunya di perpustakaannya,
demi buku ini terwujud. Kemudian, Mr. Mohsen
Hakimmullahi dari ICC Jakarta, yang tentu tidak kalah
banyak jasanya dalam membantu saya dan suami, untuk
mencarikan referensi dengan buku dan menyemangatkan
kami dengan cerita-cerita menariknya seputar para ulama
dan ajaran Syiah.
Akhirnya dengan segala effort dan seluruh kerja keras
kami berdua (sebetulnya, saya malu kalau saya claimed,
buku ini hasil saya sendiri padahal suami saya kerja lebih
keras dari saya!! Thanx, hon..! Juzi’tum an ahlilbait as
khayran.) sehingga buku ini terbit walaupun jauh dari
target waktu yang sebenarnya (karena bolak-balik dikasih
warna merah, di edit terus menerus, selalu kembali
dengan penuh coretan, yang saya juga sudah sampai titik
puncak kehabisan sabar karena “guru saya” yang sangat
perfectionist!!! Alhamdulillah, selesai juga akhirnya.. sambil
Beliau bilang kepada saya,”nanti kamu siapkan lagi ya
buku-buku yang lain yang berhubungan dengan ini”. Ya
Rabb…, artinya perang email dan begadang akan segera
dimulai lagi setelah terbit buku ini.).
Terima kasih saya ucapkan juga kepada teman-teman
seperjuangan di IJABI: dari Dewan Syura yang selalu
bekerja keras; Ust Makmun, Ust. Khoyron dll, sampai
ke Pengurus Pusat Bang Furqan, Mas Koenta, dll; Lalu
15
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
keluarga kecil saya, tim kesekertariatan: Asep, Andi P,
Yani M, Dewi R, Fauzan J & S. Zuhri serta semua istri
& suami mereka yang sabar dan tabah ketika tim harus
kerja keras abis-abisan sampai mungkin kehabisan waktu
untuk keluarganya; dan seluruh pengurus wilayah, daerah
dan cabang dari Sabang sampai Merauke, yang tidak
bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah bekerja keras
untuk IJABI walaupun dihina dan dimusuhi tapi mereka tetap
melayani dengan senang demi senyuman sang Nabi saw.
Semoga kelelahan kita akan berakhir dalam perjumpaan
kita dalam satu naungan para pecinta Ahlulbait Nabi
saw sampai kedatangan Imam Muhammad Mahdi al
Muntadzar afs.. Allahumma shalli ala Muhammad wa ali
Muhammad wa ajjil farajah..
Di Ghadir Khum, 18 Dzulhijjah 10H, Nabi saw
berkata dihadapan 124 ribu sahabatnya: “Barang siapa
yang menjadikan aku sebagai pemimpinnya, dan inilah Ali
as, pemimpinnya…” lalu turunlah surat Al Maidah: 30:
“Pada hari ini telah Ku sempurnakan bagimu agamu, dan
telah Kusempurnakan bagimu Nikmat-Ku dan telah Ku-
ridhoi Islam sebagai agamamu”. (hadis di atas diriwayatkan
dengan banyak jalan. Perawinya mencapai jumlah 130
sahabat, 84 Tabi’in dan tidak kurang dari 360 sumber
Islam utama telah menukilnya)
Alhamdulillahi ‘ala ikmali dinih wa itmami ni’matih bi
wilayati abil fuqarai wa masakiin, Amiril Mukminin, Ali
bin Abi Talib as.
16
Emilia Renita Az
Ya Allah, jadikan kami, anak-anak kami, sahabat-
sahabat kami, orang-orang yang berpegang teguh pada
kepemimpinan Imam tercinta, Ali bin Abi Thalib as,
sampai yaumil qiyamah nanti..
Bi Izzah Allah,
Nubuwwah Ahmad,
Wilayah Ali,
Majulah IJABI !!
Hari Raya Idul Ghadir 1429 H,
Emilia Az JR
Bagian 1
empat masalah
al-qur’an
18
Tuduhan
Ajaran Syiah tidak berdasarkan Al-Quran
Jawaban
Ajaran Syiah –dalam buku ini-adalah mazhab dalam Islam
yang mengikuti Ahlulbait a.s sepeninggal Rasulullah saw.
Syiah percaya bahwa mengikuti Ahlulbait adalah perintah
Allah dan Rasulnya. Pada bab ini ditunjukkan hanya tiga
ayat dari ayat-ayat Al-Quran yang dijadikan landasan ke-
yakinan Syiah.
Ayat al-Tathhîr (Penyataan kesucian).
Nabi saw terjaga dari segala dosa dan kesalahan. Kita
harus mengikuti Rasulullah saw, karena ia selalu benar.
Sepeninggal Rasulullah saw, kita harus mengikuti orang-
orang yang dijamin kesuciannya dalam Al-Quran.
Bab 1
AJARAN SYIAH TIDAK BERDASARKAN
AL-QUR’AN
19
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan
dosa dari kamu, ahlulbait dan mensucikan kamu sesuci-sucinya.
Dari Shafiyah binti Syaibah ia, berkata “Aisyah ber-
kata: “Pada suatu pagi, Rasulullah SW keluar dengan
mengenakan selimut wol berwarna hitam, lalu Hasan
datang maka beliau memasukkannya kedalam selimut, ke-
mudian datanglah Husain dan ia pun masuk ke dalamnya,
kemudian datanglah Fatimah dan beliaupun memasukkan
putrinya itu, kemudian datanglah Ali dan beliau pun
memasukkannya juga ke dalam selimut sambil membaca
ayat QS 33: 33 (Shahih Muslim, II, Kitab fadhail al-
Shahabah, bab fadhail Ahl al-Bayt; Shahih al-Turmudzi
5:30, hadis #3258; Musnad Ahmad 1:330; Mustadrak al-
Shahihayn 3:133, 146,147; Al-Thabrani, Mu’jam al-Shaghir,
1:65,135.)
Umar bin Abi Salamah: Ketika turun ayat-Sesung-
guhnya Allah kepada Nabi saw di rumah Ummu
Salamah, beliu memanggil Fathimah dan memasukkannya
dalam selimutnya. Ali datang sesudahnya, dan beliau
pun memasukkan Ali ke dalam selimutnya. Kemudian
Hasan datang maka beliau memasukkannya kedalam
selimut, kemudian datanglah Husain dan ia pun masuk
20
Emilia Renita Az
ke dalamnya lalu kemudian beliau bersabda: Ya Allah,
mereka inilah Ahlulbaitku. Hilangkanlah dari mereka dosa
dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya. Ummu Salamah
berkata: Aku bersama mereka, ya Rasul Allah? Beliau
bersabda: Kamu ada dalam tempatmu. Kamu berada dalam
kebaikan (Sunan al-Turmudzi 5:328; Al-Albani, ahli
hadis kontemporer menyebutkan hadis ini shahih dan
memasukkannya dalam Shahih Sunan Al-Turmudzi, 3:306,
Kitab Tafsir al-Quran).
Masih dari Ummu Salamah: Ayat ini-Sesungguhnya
Allah…-turun di rumahku. Aku berkata: Ya Rasulullah,
bukankah aku termasuk Ahlulbait? Beliau bersabda: Kamu
dalam kebaikan. Kamu termasuk istri-istri Rasulullah saw.
Ia berkata: Ahlulbait adalah Ali, Fathimah, Al-Hasan dan
Al-Husain. Kata Ibn Asakir: Hadis ini shahih (Al-Arbain
fi Manaqib Ummil Mu’minin 106).
Hadis-hadis ini dengan jelas menunjukkan bahwa
Ahlulbait itu tidak termasuk ke dalamnya istri-istri Nabi
saw. Kata “innama” menunjukkan bahwa Ahlulbait dibatasi
pada orang-orang yang namanya disebut dalam hadis-
hadis itu. Karena Ahlulbait dijamin suci dengan firman
Tuhan, Syiah tidak menemukan selain Ahlulbait, Imam
yang patut mereka patuhi.
Di bawah ini dicantunkan kitab-kitab tafsir, asbab al-
nuzul, ulum al-qur’an, hadis yang menjelaskan bahwa ayat
tathhir ini turun untuk Ahlulbait:
a. Tafsir al-Thabari 22:6-8
21
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
b. Tafsir al-Durr al-Mantsur 5:198-199
c. Tafsir Ahkam AL-Quran, Al-Jashash, 5:230
d. Tafsir Al-Kasysyaf 1:193
e. Tafsir Ahkam al-Quran, Ibn Arabi, 2:166
f. Tafsir Al-Qurthubi 14:182
g. Tafsir Ibn Katsir 3:483-485
h. Tafsir Al-Munir, Al-Jawi, 2:183
i. Tafsir Fath al-Qadir 4:279
j. Al-Itqan 4:240
k. Asbab al-Nuzul, Al-Wahidi 203
l. Shahih Muslim, Syarh Al-Nawawi 15:194
m. Shahih al-Turmudzi 5:30
n. Musnad Ahmad 1:330 (antara lain)
o. Al-Hakim, Al-Mustadrak al-Shahihain 3:133
p. Khashaish Amir al-Mu’minin, Al-Nasai al-Syafi’I 4
q. Usud al-Ghabah, Ibn Al-Atsir 2:12, 20; 3:413; 5:521
r. Al-Tas-hil li ‘Ulum al-Tanzil, Al-Kalbi 3:137
s. Al-Isti’ab, Ibn ‘Abd al-Birr, hamisy Al-Ishabah 3:37
t. Al-Sirah al-Nabawiyyah, Zaini Dahlan, hamisy Al-
Sirah al-Halabiyyah, 3:329-330
u. Muntakhab Kanz al-‘Ummal, hamisy Musnad Ahmad
5:96
v. Al-Iqd al-Farid, Ibn ‘Abd Rabbih al-Maliki, 4:311
w. Is’af al-Raghibin, hamisy Nur al-Abshar 104-106
x. Tarikh Dimasyq, Ibn Asakir al-Syafi’I, 1:185
22
Emilia Renita Az
y. Manaqib Ali bin Abi Thalib, Ibn Al-Maghazali al-
Syafi’i, 301-351
z. Kifayat al-Thalib, Al-Kanji al-Syafi’I 54, 373-375.
Ayat Wilayah (Kepemimpinan).
Pemimpin dalam Al-Quran disebut “waliy”. Al-Quran
sudah memberikan petunjuk siapa yang sepatutnya
dijadikan pemimpin setelah Allah dan RasulNya:
“Sesungguhnya pemimpin kamu itu hanyalah Allah,
RasulNya, dan orang-orang beriman yang mendrirkan salat
dan mengeluarkan zakat dalam keadaan rukuk” (Al-Maidah
55)
Berkata Ibn Abbas, Al-Suddi, ‘Utbah bin Hakim, dan
Tsabit bin Abdullah: yang dimaksud dengan ayat-orang-
orang beriman yang mendirikan salat dan mengeluarkan
zakat dalam keadaan rukuk-adalah Ali bin Abi Thalib.
Seorang pengemis lewat (meminta tolong) dan Ali sedang
rukuk di masjid. Lalu Ali menyerahkan cincinnya (Tafsir
al-Tsa’labi 4:80)
Berkata Abu Ja’far al-Iskafi: Ayat ini-Sesungguhnya
pemimpin kamu…-turun tentang Ali bin Abi Thalib
memperkuat sabda Nabi saw: Siapa yang menjadikan
aku sebagai pemimpinnya hendaknya menjadikan Ali
23
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
sebagai pemimpinnya. Di sini Allah mendampingkan
wilayahnya dengan wilayah Rasulullah saw (Al-Mi’yar
wal Muwazanah 228. Tentang Abu Ja’far Al-Iskafi,
Al-Dzahabi berkata: Dia adalah alim besar Abu Ja’far
Muhammad bin Abdullah Al-Samarqandi al-Iskafi.
Ahli ilmu kalam, sangat menakjubkan kecerdasannya
dan keluasan pengetahuannya dalam agama, penjagaan
dirinya dan kebersihan pribadinya-Siyar A’lam al-Nubala
10:550)
Di bawah ini adalah daftar kitab-kitab tafsir, asbab
al-nuzul, hadis, dan tarikh yang ditulis oleh ulama
Ahlussunnah yang menjelaskan bahwa ayat wilayah
ini turun tentang Imam Ali bin Abi Thalib as. Karena
keterbatasan abjad, sebagian lagi tidak dicantumkan di
sini
a. Tafsir Ahkam al-Quran, Al-Jashash, 2:558
b. Tafsir Ruhul Ma’ani, 6:167
c. Tafsir Al-Durr Al-Mantsur, 3:104
d. Tafsir Ibn Katsir 2:74
e. Tafsir Al-Kasyaf, 1:639
f. Tafsir Fath al-Qadir,, 2:53
g. Tafsir Al-Thabari, 6:288-289
h. Tafsir al-Qurthubi, 6:219-220
i. Tafsir al-Munir, Al-Jawi 1:210
j. Tafsir al-Fakhr al-Razi 12:26
k. Tafsir Tafsir al-Nasafi 1:289
l. Syawahid al-Tanzil, Al-Haskani al-Hanafi, 1:161
24
Emilia Renita Az
m. Al-Tas-hil li ‘Ulum al-Tanzil, al-Kalbi, 1:181
n. Asbab al-Nuzul, Al-Wahidi 148
o. Lubab al-Nuqul, Al-Suyuthi, hamisy Jalalayn 213
p. Ma’alim al-Tanzil, hamisy Tafsir al-Khazin 2:55
q. Zad al-Masir fi ‘Ilm al-Tafsir, Ibn Al-Jawzi, 2:383
r. Fath al-Bayan fi Maqashid al-Qur’an, 3:51
s. Dzakhair al-‘Uqba, Muhibbuddin al-Thabari al-Syafi’i
88, 102
t. Yanabi’ al-Mawaddah, Al-Qanduzi al-Hanafi, 1:114
u. Kanz al-‘Ummal 15:146
v. Jami’ al-Ushul 9:478
w. Majma’ al-Zawaid 7:17
x. Al-Shawaiq al-Muhriqah, Ibn Hajar, 24:39
y. Tadzkirat al-Khawwash, Ibn Al-Jawzi al-Hanafi,
18:208
z. Tarikh Dimasyq, Ibn Asakir al-Syafi’i, 2:409
Ayat al-Mawaddah.
Syiah adalah mazhab yang ditegakkan atas dasar kecintaan
kepada Rasulullah saw dan Ahlulbaitnya yang disucikan.
Syiah mengikuti Ahlulbait, pertama, karena mereka
disucikan; kedua, karena Al-Qur’an menyuruh umat
Islam untuk berwilayah kepada Imam Ali (Imam pertama
Ahlulbait); dan ketiga, karena umat Islam diperintahkan
untuk mencintai Ahlulbait.
25
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
Demikianlah Allah menggembirakan hamba-hambanya
yang beriman dan beramal saleh. Katakanlah: Aku tidak
meminta upah dari kalian atas nya kecuali kecintaan kepada
keluargaku. Barangsiapa berbuat baik, Kami tambah kebaikan-
nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha
Berterimakasih (Al-Syura 23).
Ketika ayat ini turun, para sahabat Nabi bertanya:
“Wahai Rasulullah, siapakah keluarga Anda yang wajib
atas kami untuk mencintainya? Nabi menjawab: “Mereka
adalah Ali, Fathimah, Hasan dan Husain” (Fadhail al-
Shahabah 2:669; Al-Mu’jam al-Kabir 1:351; Al-Haytami
mengeluarkan hadis ini dengan mengatakan “Al-Bazzar,
Al-Thabrani meriwayatkan dari Al-Hasan dengan sanad
yang sebagaiannya baik; Al-Haytami juga mengatakan
bahwa dalam sanad hadis di atas ada seorang Syiah tapi
dia jujur, al-shaduq).
Di samping sumber-sumber di atas, di bawah ini di-
sampaikan daftar (hanya) kitab-kitab tafsir Ahlisunnah
yang meriwayatkan hadis di atas:
a. Tafsir al-Kasysyaf 3::402
b. Tafsir al-Fakhr al-Razi 27:266
26
Emilia Renita Az
c. Tafsir al-Baidhawi 4:123
d. Tafsir Ibn Katsir 4:112
e. Tafsir al-Qurthubi 16:22
f. Tafsir Fath al-Qadir 4:534
g. Tafsir al-Durr al-Mantsur 6:7
h. Tafsir al-Nasafi 4:105
i. Tafsir Fath al-Bayan, Shidiq Hasan Khan 8:372
27
Wahai Ahlulbait Rasulullah
Kecintaan kepada kalian
Diwajibkan Allah dalam AL-Quran yang diturunkan
Cukuplah tentang besarnya kemuliaanmu
Siapa yang tidak bersalawat padamu
Seluruh salatnya tidak diterima
Catatan
IMAM SYAFI’I MENULIS PUISI INI:
28
Emilia Renita Az
Perintah mengikuti Ahlulbait yang harafiah dalam al-
Qur’an memang tidak ada, karena yang di perintah
oleh Allah swt adalah mencintai Ahlulbait. Dan orang
yang mencintai pasti mengikuti. Justru kami TIDAK
MENEMUKAN satu dalil pun tentang perintah
mengikuti Ahlussunnah dalam nash manapun baik Al-
Qur’an maupun al-Sunnah
29
Tuduhan
Syi’ah mempunyai mushaf Al-Quran yang berbeda
dengan kaum muslimin lainnya. Mushaf Al-Quran itu
namanya mushaf Ali. Ada juga yang menyebutnya mushaf
Fathimah. Di dalamnya tidak ada satu pun ayat Al-Quran
yang ada pada kaum muslimin
Jawaban
Harusnya para penuduh malu dengan tuduhan ini, karena
tidak ada seorang Syiah pun di bawah kolong langit ini,
yang memiliki mushaf Qur’an yang berbeda dengan al-
Quran yang ada sekarang. Mesjid-mesjid Syiah ada di
mana-mana. Datanglah ke mesjid itu dan periksa apakah
al-Quran Syiah berbeda. Iran adalah Negara Syi’ah terbesar
di dunia. Mereka selalu mengikuti dan menyelenggarakan
Musabaqah Tilawah Al Qur’an. Bagaimana mungkin jika
Bab 2
MUSHAF AL-QUR’AN YANG BERBEDA:
MUSHAF ALI
30
Emilia Renita Az
mereka berpartisipasi dalam MTQ tingkat international
kalau al-Qur’annya berbeda?
Syiah dari dahulu sampai sekarang membaca mushaf
Al-Quran yang dibaca oleh kaum muslimin di mana
pun. Tidak ada beda di antara mushaf Al-Quran mereka
dengan mushaf Al-Quran lainnya. Untuk menghindari
kesalah-pahaman, di bawah ini dijelaskan tentang mushaf
Ali, shahifah Ali, dan shahifah Fathimah.
Mushaf Ali.
Siapa saja yang mempelajari Tarikh Al-Quran pasti
mengenal beberapa mushaf di kalangan sahabat Nabi
saw, sebelum penyatuan mushaf di zaman Utsman bin
Affan: Mushaf Zaid, Mushaf ibn Mas’ud, Mushaf Ubay
bin Ka’ab, Mushaf Abu Musa al-Asy’ari, Mushaf Miqdad
bin Al-Aswad, dan bahkan Mushaf Aisyah, di samping
Mushaf Ali.
Shahih al-Bukhari meriwayatkan dari Ibn Mahik:
Aku sedang beserta Aisyah, ketika seorang Irak datang
dan mengajukan berbagai pertanyaan. Ia juga minta
Aisyah untuk menunjukkkan mushafnya. Ia berkata: Ya
ummal mu’minin, perlihatkan kepadaku mushafmu. Ia
bertanya: Kenapa? Aku ingin mencocokkan Al-Quranku
dengan mushafmu, karena ia membacanya tanpa susunan
atau aturan atau karena perbedaan dalam susunan ayat
dan bilangannya…sampai ia berkata: Kemudian ia
mengeluarkan mushaf dan mengimlakkan ayat-ayat surat
dan bilangannya (Shahih al-Bukhari 6:228).
31
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
Jika Aisyah saja mempunyai mushaf, apalagi Imam
Ali as. Kata Ibn Nadim berkata, “Ali as melihat manusia
orang banyak dalam kegalauan setelah wafat Rasulullah
saw. Ia pun bersumpah untuk tidak melepaskan pakaiannya
sebelum mengumpulkan Al-Quran. Ia tinggal di rumahnya
selama tiga bulan, sampai Al-Quran terhimpun utuh.
Itulah mushaf pertama ketika apa yang ada dalam hati
dikumpulkan dalam mushaf. Mushaf ini berada pada
keluarga Ja’far.” (Al-Fihrist 47-48).
Menurut Ibn Hajar: Telah diriwayatkan bahwa Ali
mengumpulkan Al-Quran berdasarkan waktu turunnya
Al-Quran (tartib al-nuzul) setelah wafatnya Rasulullah
saw. Dikeluarkan Abu Dawud (Lihat Al-Itqan, 1:71-72).
Dibandingkan dengan mushaf-mushaf sahabat lainnya,
Mushaf Ali memiliki keistimewaan sebagai berikut:
• Mushaf disusun secara kronologis berdasarkan waktu
turunnya Al-Quran
• Setiap teks (nash) dituliskan apa adanya, tanpa pe-
rubahan, atau penyimpangan dalam kalimat dan ayat-
nya
• Qiraatnya ditetapkan persis seperti qiraat Rasulullah
saw
• Di dalamnya terdapat penjelasan tentang asbab al-
nuzul, tempat turunnya ayat, waktu turunnya ayat, dan
untuk siapa ayat itu diturunkan.
• Di dalam mushaf juga dijelaskan pelajaran umum yang
dapat disimpulkan dari ayat itu untuk setiap ruang
dan waktu.
32
Emilia Renita Az
Lalu di manakah mushaf Ali itu sekarang?
Sama seperti mushaf-mushaf lainnya, bersamaan dengan
kodifikasi Al-Quran yang dilakukan Utsman bin Affan,
mushaf Ali hanya tinggal sebagai catatan sejarah saja.
Shahifah Ali.
Syi’ah dan Sunni meyakini ada yang disebut Shahifah Ali,
bukan mushaf Ali. Ada beberapa nama untuk Shahifah
Ali-Kitab Ali as, Al-Jafr, Al-Jami’ah. Kitab ini bukan kitab
Al-Quran tetapi kumpulan hadis. Di bawah ini adalah
beberapa bukti tentang keberadaan Shahifah Ali:
• “Khabar tentang shahifah Ali as masyhur”, kata
Muhammad ‘Ajaj al-Khathib (Al-Sunnah qabl al-
Tadwin 420-423).
• “(Shahifah itu) adalah lembaran kecil mengenai
tebusan-ukuran diyat-dan hukum-hukum tentang
pembebasan tawanan.” (Dr ‘Itr, Manhaj al-Naqd 46).
• Dari Abu Juhaifah: Aku bertanya kepada Ali as-
Adakah pada kalian kitab? Ia berkata; Tidak, kecuali
Kitab Allah, atau pemahaman seseorang atau yang ada
pada ini. Aku bertanya: Apa yang ada pada shahifah
itu? Ia berkata: tebusan, pembebasan tawanan, dan
supaya orang Islam tidak boleh dibunuh karena orang
kafir (Shahih al-Bukhari, 1: 38, Kitab al-‘Ilm dan 9:13,
Kitab al-Diyat; Sunan ibn Majah 2:887, hadis 2658)
• Ditanyakan kepada Ali bin Abi Thalib as: “Adakah
Rasulullah saw berjanji padamu tentang sesuatu? Ia
berkata: Ia tidak berjanji kepadaku yang khusus dan
33
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
tidak kepada yang lain. Kecuali yang aku dengar dari
beliau dan aku tuliskan dalam Shahifah di wadah
pedangku. Kemudian ia turun dan mengeluarkan
shahifah. Di dalamnya ada: “Barangsiapa yang
mengubah-ubah agama atau melindungi orang yang
mengubah agama, Allah, Malaikat, dan semua manusia
melaknatnya. Tidak diterima darinya pengganti atau
tebusan (Al-Baihaqi, Dalail al-Nubuwwah,7:228; Abu
Dawud 2:216, hadis 2034-2035, Al-Manasik; lihat juga
hadis dari A’masy, dari Ibrahim, dari bapaknya yang
seperti di atas, diriwayatkan oleh Shahih Al-Bukhari
4:122, Bab Dzimmat al-Muslimin; Musnad Ahmad
1:81; Irsyad al-Sari 1:166, ‘Umdat al-Qari 1:561, Fath
al-Bari 1:82; Shahih Muslim, Kitab al-Hajj 2:995).
Dr Rif’at Fauzi Abdul Muthalib melaporkan semua
riwayat tentang shahifah Ali dalam bukunya Shahifah ‘Ali
bin Abi Thalib a.s. (Penerbit Dar al-Salam, Halb, 1406H).
Dalam riwayat-riwayat Ahlulbait as, Shahifah Ali ini
disebut sebagai Kitab Ali, meliputi berbagai hukum agama
dan merupakan kitab yang sangat tebal. Kitab itu berisi
hadis-hadis yang diimlakkan Rasulullah saw kepada Imam
Ali as.
Kitab ini juga disebut sebagai Al-Jafr dan Al-Jami’ah.
Banyak ulama Ahlussunnah menulis tentang Al-Jafr dan
Al-Jami’ah. Antara lain, Muhammad bin Thalhah, Al-Jafr
al-Jami’ wa al-Nur al-Lami’; Muhyiddin Ibn Arabi, Al-
Durrah al-Nashi’ah fi Kasyf ‘Ulum al-Jafr wa al-Jami’ah
34
Emilia Renita Az
(lihat laporannya pada Haji Khalifah, Kasyf al-Zhunun ‘an
Asma-il Kutub wa al-Funun, Dar al-Fikr, Beyrut 1402)
Mushaf Fathimah. Seperti Kitab Ali, Mushaf
Fathimah juga adalah kumpulan hadis. Dalam riwayat-
riwayat Ahlulbait sering ditunjukkan bahwa para Imam
menetapkan keputusan atau fatwa berdasarkan Mushaf
Fathimah. Dalam riwayat-riwayat Ahlussunnah, laporan
tentang Mushaf Fathimah terdapat pada Al-Kharaithi,
Kitab Makarim al-Akhlaq, 43, nomor 217. Ia mengabarkan
dari Mujahid: Ubayy bin Ka’ab berkunjung kepada
Fathimah as. Fathimah mengeluarkan sebuah kitab yang
di dalamnya ada tulisan: “Siapa yang beriman kepada
Allah dan hari akhir hendaknya berbuat baik kepada
tetangganya”. Al-Kathib juga menyampaikan riwayat ini
dalam Taqyid al-‘Ilm 99.
Walhasil, tidak ada perbedaan sama sekali antara Al-
Quran yang dibaca oleh orang Syiah dengan Al-Quran
yang dibaca Ahlussunnah. Mushaf Ali, shahifah Ali, dan
mushaf Fathimah bukanlah Al-Quran yang dibaca Syiah
sekarang ini.
35
Tuduhan
Orang Syiah sering melakukan tahrif Qur’anAl-Quran yang
dibaca orang Syi’ah adalah Al-Quran yang berbeda dengan
yang dibaca oleh kaum muslimin pada umumnya. Dalam
Al-Quran, Syi’ah ada penambahan dan pengurangan.
Jawaban
Ulama Syi’ah menolak tahrîf.
Dalam Ulum Al-Quran, penambahan dan pengurangan
atau perubahan dalam huruf, harakat, atau kalimat Al-
Quran disebut tahr f lafzhî. Para ulama Syi’ah dari dahulu
sampai sekarang menolak adanya tahrif dalam Al-Quran.
Di bawah ini pendapat sebagian dari ulama besar Syi’ah
ketika menafsirkan ayat “Sesungguhnya Kami menurunkan
Bab 3
AQIDAH TAHRIF QUR’AN
36
Emilia Renita Az
peringatan (Al-Quran) dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya” (Al-Hijr 9):
• Al-Syaikh Al-Faidh Al-Kasyani: “(sesungguhnya Kami
benar-benar memeliharanya) dari tahrif, perubahan,
penambahan dan pengurangan” (Tafsir al-Shafi 3:102)
• Al-Syaikh Abu Ali Al-Thabarsi: “(sesungguhnya
Kami benar-benar memeliharanya) dari penambahan,
pengurangan, tahrif, dan perubahan. Dari Al-Hasan:
Artinya, Allah menjamin pemeliharaan Al-Quran
sampai akhir zaman dalam keadaan Al-Quran yang
asli (‘ala ma huwa ‘alaihi)” (Majma’ al-Bayan 5:331)
• Al-Sayyid Thabathabai: “Al-Quran adalah peringatan
yang abadi, terpelihara tidak akan hilang (mati) atau
dilupakan aslinya, terpelihara dari penambahan yang
dapat menghapuskan posisinya sebagai peringatan,
begitu pula terpelihara dari pengurangan, terpelihara
dari perubahan dalam bentuknya dan konteksnya…
ayat ini menunjukkan bahwa Kitab Allah terpelihara
dari tahrif, dalam seluruh bagiannya, karena posisinya
sebagai peringatan Allah swt. Al-Quran adalah
peringatan yang hidup abadi.” (Al-Mizan fi Tafsir al-
Quran, 12:103-104).
• Al-Sayyid al-Khuiy: “Ayat ini menunjukkan bahwa
Al-Quran terjaga dari tahrif. Tidak mungkin tangan-
tangan batil akan berhasil mengubah-ubahnya
(mempermainkannya)” (Al-Bayan fi Tafsir al-Quran,
226).
37
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
Kalau kita cantumkan di sini pendapat ulama Syi’ah
yang dahulu dan yang kemudian, buku ini akan menjadi
sangat tebal. Di atas dicantumkan pendapat-pendapat
yang mewakili ulama Syi’ah dengan rujukan yang dapat
diperiksa sekarang juga. Di samping itu ada banyak ulama
Syi’ah yang menulis kitab menolak adanya tahrif dalam
Al-Quran. Misalnya, Ayatullah Muhammad Hadi Ma’rifat
menulis Shiyanat al-Quran ‘an al-Tahrif; Al-Sayyid Ali Al-
Milani, Al-Tahqiq fi Nafy al-Tahrif; Ayatullah Al-Syaikh
Hasan Hasan Zadeh-Amuli, Fashl al-Khithab fi ‘Adam
Tahrif Kitab Rabb al-Arbab; Al-Sayyid Ja’far al-Murtadha
al-‘Amili, Haqaiq Hammah hawl al-Qur’an.
Menarik untuk dicatat komentar peneliti dan
ulama besar Sunni, Rahmatullah Al-Hindi menulis,
“Sesungguhnya Al-Quran yang mulia menurut jumhur
ulama Syi’ah Imamiyah Itsna ‘Asyariyyah terjaga dari
perubahan dan pergantian. Jika ada di antara mereka yang
mengatakan adanya pengurangan dalam Al-Quran maka
pendapatnya itu ditolak tidak diterima mereka” (Izhhar
al-Haqq 2:128).
Berkenaan dengan riwayat-riwayat yang dikutip dari
Kitab-kitab Syi’ah seperti Al-Kafi dan Al-Qummi, semua
ulama hadis di kalangan Syi’ah sepakat tentang kelemahan
hadis-hadis itu: “Kebanyakan riwayat tahrif dha’if dan
sanad-sanadnya berakhir pada orang-orang dha’if atau yang
dicurigai ghuluw dan bermazhab bathil.”(Majma’al-Bayan
1:15). Sementara riwayat-riwayat shahih yang menunjukkan
38
Emilia Renita Az
penambahan menegaskan bahwa penambahan itu hanyalah
tafsir dari ayat, yang tentu saja tidak dibaca.
Tahrif dalam Hadis-hadis Shahih Ahlussunnah.
Jika hadis-hadis tahrif itu dipandang dha’if di kalangan
Syi’ah, dalam mazhab Ahlussunnah hadis-hadis tahrif itu
terdapat pada kitab-kitab yang dianggap paling shahih.
Tidak seorang pun di antara ahli hadis Ahlissunnah yang
mendha’ifkan hadis-hadis berikut ini:
• Dari Ibrahim bin ‘Alqamah: Kami datang ke Syam
bersama sahabat-sahabat Abdullah. Abu Darda
mendengar kami dan mendatangi kami. Ia berkata:
Adakah di antara kalian yang membaca Al-Quran?
Kami berkata: Ada. Kata Abu al-Darda: Yang mana?
Mereka menujuk aku. Kata Abu al-Darda: Bacalah.
Aku membaca:
• Kata Abu al-Darda: Kamu mendengarnya dari mulut
sahabatmu? Aku berkata: Benar. Ia berkata: Aku
mendengarnya dari mulut Nabi saw, tetapi mereka
membantah kami (Al-Bukhari, Kitab al-Tafsir, Bab
Surat Wal Layli idza yaghsya; Jami’ al-Ushul 2:496;
Musnad Ahmad 6:449, 451; Al-Durr al-Mantsur
6:358). Lafazh aslinya dalam Al-Quran, yang dianggap
“membantah kami”, seperti kita ketahui sebagai
berikut:
39
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
• Dari Umar bin Al-Khattab: “Sekiranya tidak diomong-
kan orang Umar menambah-nambah kitab Allah, aku
pasti menuliskan ayat rajam dengan tanganku sendiri”
(Al-Bukhari, Kitab al-Ahkam, Bab al-Syahadah ‘ind
al-Hakim; lihat Al-Itqan 2:25, 26 dengan sanad yang
banyak; Al-Durr al-Mantsur 1:330 dari Malik, Al-
Bukhari, Muslim; Al-Burhan fi ‘Ulum al-Qur’an 2:40;
Manahil al-‘Irfan 2:111; kata Ibn Abd al-Syakur: hadis
ini sangat kokoh dengan jalan (thuruq) yang hampir-
hampir mencapai tingkat mutawatir-Al-Fawatih,
hamisy Al-Musthashfa 2:73). Dalam riwayat-riwayat
lainnya (Al-Mustadrak 4:359; Musnad Ahmad:23, 29,
36, 40, 50; Thabaqat Ibn Sa’d 3:334; Sunan al-Darimi
2:179), Umar menyebutkan bunyi ayat rajam itu
sebagai berikut:
• Karena sanadnya sangat shahih, hampir mendekati
mutawatir, maka ulama Ahlussunnah berusaha untuk
mencari pembenaran dengan mengatakan “yang
dinasakh lafazhnya tetapi tetap berlaku hukumnya”
(kata Ibn Hazm dalam Al-Muhalla) atau “sanad
40
Emilia Renita Az
hadis ini shahih, tetapi hukumnya tidak sama dengan
hukum al-Quran, yang diriwayatkan oleh jamaah dari
jamaah, tetapi ia sunnah yang kokoh. Kadang-kadang
orang berkata: Aku membaca demikian padahal bukan
Al-Quran. (Jadi Umar membaca sesuatu yang bukan
dari Al-Quran), tetapi pendapat ini dibantah dengan
ucapan Umar sendiri: Sekiranya aku tidak suka orang
berkata Umar menambah-menambah Al-Quran, aku
akan tambahkan dia ke dalamnya.” (Abu Ja’far al-
Nuhas, Nasikh wa Mansukh 8)
• Al-Bukhari meriwayatkan dalam tarikhnya dari
Hudzaifah: “Aku membaca surat Al-Ahzab pada
zaman Nabi saw sebanyak 200 ayat. Ketika Utsaman
menuliskan mushaf, Al-Ahzab hanya mencapai
sejumlah ayat yang sekarang ini (yakni, 73 ayat)”
(Al-Itqan 2:25; Manahil al-Irfan 1:273; Al-Durr al-
Mantsur 5:180).
• Dari Nafi’ dari ibnu Umar: Janganlah kamu mengata-
kan aku sudah menghapal seluruh Al-Quran, karena
kamu tidak tahu seluruhnya. Banyak sekali yang hilang
dari Al-Quran. Katakan saja: Aku telah menghapal
apa yang ada dalam Al-Quran sekarang ini” (Al-Itqan
2:25)
• Dari ‘Aisyah: “Dahulu termasuk yang turun dalam Al-
Quran adalah ayat tentang sepuluh kali susuan yang
menyebabkan haram dinikahi” (Shahih Muslim 4:167,
168; Abd al-Razzaq, Al-Mushannaf, 7:367; Bidayat
41
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
al-Mujtahid 2:36; lihat juga Al-Itqan dan Manahil al-
‘Irfan dsb)
• Dari Ibn Mas’ud: Kami dahulu membaca ayat ini di
zaman Rasulullah saw sebagai berikut (Al-Durr al-
Mantsur 2:298):
• Dari Aisyah, ia berkata: “Telah turun ayat rajam dan
menyusukan orang yang sudah dewasa sepuluh kali
susuan. Dan sudah ada dalam shahifah di bawah
tempat tidurku. Ketika Rasulullah saw meninggal kami
sibuk dengan meninggalnya beliau. Masuklah kambing
ke dalam dan memakannya” (Ibn Majah 1:626, hadis
1944, Bab Radha’ al-Kabir; lihat Shahih Muslim, 4:167,
Bab Al-Tahrim bi Khams Radha’at; Abu Dawud 1:279;
Al-Nasai 2:82; Al-Darimi 1:57; Ta’wil Mukhtalaf al-
Hadits, 310; Musnad Ahmad 6:269).
• Dari Abu Musa al-Asy’ari: “Sesungguhnya dahulu
kami membaca sebuah surat yang panjangnya dan
beratnya sama dengan Surat Al-Baraah (al-Tawbah).
Aku sudah melupakannya kecuali sebagian yang aku
hapal, (Shahih Muslim, 3:100, Kitab al-Zakat) yaitu:
42
Emilia Renita Az
Kesimpulan
Ada banyak hadis tentang tahrif Al-Quran baik dalam
kitab-kitab hadis Syi’ah maupun Sunni. Sebagai contoh,
hadis tahrif itu ada pada Al-Bukhari juga al-Kafi. Para ahli
hadis dan ulama Syiah menyatakan dengan tegas bahwa
hadis-hadis tahrif itu semuanya dha’if bahkan dibuat oleh
orang-orang yang mazhabnya rusak. Para ahli hadis dan
ulama Sunni menganggap hadis-hadis tahrif itu shahih,
bahkan ada yang menyebutnya “mendekati mutawatir”.
Bagi orang-orang awam tentu saja hadis-hadis itu di
luar pengetahuan mereka. Bagi mereka, periksalah Al-
Quran yang dicetak dan dibaca oleh orang Syi’ah. Teliti
apakah ada perbedaan dengan mushaf Al-Quran yang
dibaca oleh Ahlussunnah. Setiap tahun orang Syiah ikut
dalam musabaqah al-Quran internasional dan tidak satu
orang pun yang membaca Al-Quran yang berbeda dengan
Al-Quran Ahlussunnah.
43
Tuduhan
Orang Syiah sering memanipulasi Penafisran Al-Qur’an
Jawaban
Ulama Syiah, sebagaimana dapat dilihat pada tafsir-
tafsir mereka, menafsirkan Al-Quran baik secara aqli
maupun naqli. Tetapi berbeda dengan kaum Wahabi,
Syiah membolehkan adanya ta’wil di samping tafsir.
Bukan tempatnya di sini membicarakan perbedaan ke-
duanya. Cukuplah dikatakan bahwa ta’wil di sini ialah
“mengalihkan makna yang meragukan atau mem-
bingungkan pada makna yang meyakinkan dan me-
nentramkan”.
Di bawah ini ditunjukkan beberapa contoh:
• QS 17:72: Barang siapa buta di dunia akan buta pula
di akhirat. Kalau “buta” di sini diartikan buta lahiriah,
Bab 4
MEMANIPULASI PENAFSIRAN AL-QUR’AN
44
Emilia Renita Az
makan orang-orang tuna netra di dunia akan menjadi
tuna netra juga pada hari akhirat. Karena itu, sesuai
dengan akal dan hati nurani kita, kita alihkan arti
“buta” ini dari “buta” jasmaniah ke “buta” ruhaniah.
• QS 68:42: Pada hari betis disingkapkan dan mereka
dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak mampu.
Mufasir Syiah tidak percaya bahwa Tuhan mempunyai
betis, yang disingkapkan untuk meyakinkan umat
manusia bahwa ia benar-benar Tuhan, seperti
diriwayatkan dalam Shahih Muslim berikut ini:
“Allah swt berfirman:” siapa yang menyembah sesuatu,
ikutilah itu. Di antara mereka ada yang mengikuti mata-
hari. Di antara mereka ada yang mengikuti bulan. Di
antara mereka ada yang mengikuti thogut. Tinggallah
umat ini yang di dalamnya ada orang-orang munafik.
Kemudian datanglah Allah swt yang mereka ketahui.
Dia berkata:”Aku Tuhanmu”. Tapi mereka berkata:” aku
berlindung kepada Allah swt darimu” sampai tidak tersisa
yang menyembah Allah swt, baik yang shaleh maupun
yang maksiat. Allah swt Robbul Alamin, datang lagi ke-
pada mereka dalam bentuk yang lebih mendekati yang
mereka lihat. Mereka ditanya:”Apa yang kalian tunggu?
Setiap umat mengikuti apa yang disembahnya”. Mereka
berkata:” Kami menunggu Tuhan kami yang kami sembah”
Dia berkata:”Aku Tuhanmu”. Mereka berkata:” kami tidak
menyekutukan Allah swt dengan sesuatupun, dua atau
tiga kali.” Kemudian Dia berkata:”adakan Dia dan kamu
punya tanda yang kamu kenal?”. Mereka berkata:”Betis.”
45
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
Pada hari betis disingkapkan... sampai akhir ayat. Kemudian
mereka mengangkat kepala mereka dan Tuhan sudah
berubah bentuk dari apa yang mereka lihat sebelumnya.
Dia berkata:” Aku Tuhanmu?” Mereka berkata:”Engkau
Tuhan kami”. (shahih Muslim, “kitab al-Iman, bab “Ma’rifat
thariq al-ru’yat” hadis 229)
Tentu kita akan kebingungan. Mengapa Tuhan
menyingkapkan betis? Apakah Tuhan mempunyai betis?
Mengapa tanda ketuhanan terletak pada betis? Syiah
menolak penafsiran secara harafiah seperti itu. Untuk
menghilangkan kebingungan dan untuk menentramkan
hati Syiah mengalihkan maknanya kepada makna yang
menentramkan akal dan hati. Mereka merujuk pada
penggunaaan kata “betis” dalam bahasa Arab. Misalnya:
Qâmat al-harb binâ ‘ala Sâq, yang artinya peperangan
berkecamuk pada tingkat kritis. “Di atas betis” berarti
sangat kritis. Walhasil, ayat itu sekarang diartikan Pada
hari ketika manusia berada dalam kekacauan yang luar biasa
(Lihat Jalaluddin Rakhmat, Tafsir Sufi Al-Fatihah 15).
Bagian 2
lima masalah al-hadis
47
Tuduhan
Ajaran Syiah tidak berdasarkan kepada hadis atau Sunnah.
Tidak ada rujukan dalam hadis-hadis Shahih tentang
kewajiban mengikuti dua belas Imam dari Ahlulbait.
Jawaban
Sekali lagi, ajaran Syiah ialah ajaran yang mewajibkan
umat Islam untuk mengikuti Ahlulbait dalam aqidah,
syariat, dan akhlak. Yang dimaksud dengan Ahlulbait,
dalam pengertian khusus, adalah dua belas Imam.
Dalam pengertian lebih luas, Ahlulbait termasuk juga
Rasulullah saw dan Sayyidah Fathimah as. Kewajiban
untuk mengikuti Ahlulbait disebutkan dalam banyak hadis
yang shahih. Hanya tiga hadis yang dicantumkan di bawah
ini:
Bab 5
AJARAN SYIAH TIDAK BERDASARKAN AL
SUNNAH
48
Emilia Renita Az
Hadis al-Tsaqalayn (Dua Pusaka)
• Rasulullah saw besabda: Hai manusia! Aku tinggalkan
padamu apa yang akan menghindarkanmu dari
kesesatan selama kamu berpegang teguh padanya:
Kitab Allah dan ‘itratku,yaitu ahlulbaitku (Shahih al-
Turmudzi 5:238, hadis 3874; Tafsir Ibn Katsir 4:113;
Kanz al-Ummal 2:153; Ibn Al-Atsir, Jami’ al-Ushul
1:187; Al-Thabrani, Al-Mu’jam al-Kabir 138).
• Diriwiyatkan Zaid bin Arqam, ia berkata “Pada suatu
hari Rasulullah saw berdiri di hadapan kita di sebuah
tempat yang bernama Khum seraya berpidato. Maka
beliau memanjatkan puja dan puji atas Allah SWT,
menyampaikan nasihat dan peringatan. Kemudian
beliau bersabda ‘Ketahuilah–wahai manusia-
sesungguhnya aku hanya seorang manusia; Aku
merasa bahwa utusan Tuhanku (malaikat maut) akan
segera datang dan aku akan memenuhi panggilan
itu. Dan aku tinggalkan padamu ats-tsaqalain; yang
pertama: Kitab Allah, didalamnya terdapat petunjuk
dan cahaya, maka berpegang teguhlah dengan
Kitab Allah. Lalu beliau menganjurkan (kita) agar
berpegang teguh dengan Kitab Allah-kemudian beliau
melanjutkan “Dan Ahlulbaitku. Kuperingatkan kalian
akan Ahlulbaitku (beliau ucapkan ini tiga kali)”
[Diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Shahihnya,
Bab Fadhail Ali bin Abi Thalib, 2:362.; Tafsir al-Khazin,
1: 4, Tafsir Ibnu Katsir, 4: 113, Al-Baghawi, Mashabih al-
49
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
Sunnah 2:278; Yanabi’al-Mawaddah 29,191; Al-Nabhani,
Fath al-Kabir 1:252]
Rasulullah saw bersabda: Aku tinggalkan bagimu yang
kalau kamu berpegang teguh kepadanya kamu tidak akan
tersesat sepeninggalku.Yang satu lebih besar dari yang lain:
Kitab Allah, tali yang terbentang dari langit ke bumi dan
kedua ‘itratku Ahlulbaitku. Keduanya tidak akan berpisah
sampai keduanya berjumpa denganku di telaga Al-Haudh.
Maka perhatikanlah bagaimana kamu memperlakukan
kedua peninggalanku itu. (Shahih al-Turmudzi 2:308, hadis
3876; Tafsir al-Durr al-Mantsur 6:7, 306; Al-Thabrani,
Al-Mu’jam al-Shaghir 1:135; Tafsir al-Khazin 1:4; Tafsir
al-Wushul 1:16; Tafsir Ibn Katsir 4:113; Ibn Al-Atsir, Jami’
al-Ushul 1:187; Usud al-Ghabah 2:12; Kanz al-‘Ummal
1:154; Taysir al-Ushul 1:16; Yanabi’ al-Mawaddah 33, 40,
226; Al-Baghawi, Mashabih al-Sunnah 2:279)
Di samping itu, banyak lagi hadis yang semakna
dengan hadis-hadis di atas. Redaksinya bermacam-macam.
Rasulullah saw juga menyampaikannya berkali-kali: di
Arafah, Muna, Ghadir Khum, pulang dari Thaif, menjelang
kembali ke hadirat Ilahi.
Menurut Ibn Hajar: “Ini tidak menunjukkan per-
tentangan, karena tidak ada alasan untuk menolak bahwa
Nabi saw mengulang-ulangi pesan yang penting itu kepada
mereka di tempat itu dan dan di tempat-tempat lainnya,
dengan tujuan untuk menarik perhatian mereka terhadap
Al-Kitab yang mulia dan Al-Itrat yang suci. Disebutkan
dalam hadis Thabrani dari Ibn Umar: Akhir kalimat
50
Emilia Renita Az
yang diucapkan Nabi saw adalah ‘Peliharalah aku dengan
memelihara hak-hak Ahlulbaitku” (Al-Shawaiq al-Muhriqah
150)
Hadis Dua Belas Khalifah.
• Dari Jabir bin Samurah: Beliau bersabda, “Akan ada
dua belas amir. Kemudian ia mengatakan kata yang
tidak aku dengar. Kata ayahku: Sesungguhnya ia
berkata: Semuanya dari Quraisy (Shahih al-Bukhari
8:127)
• Dari Jabir bin Samurah. Ia berkata: Aku bersama
bapakku menemui Nabi saw. Maka kami mendengar
beliau bersabda: Sesungguhnya urusan agama ini tidak
akan terhenti sampai terjadi di tengah-tengah mereka
dua belas khalifah. Ia berkata: Kemudian ia berbicara
dengan perkataan yang sangat perlahan bagiku. Aku
bertanya kepada bapakku: Apa yang beliau katakan.
Beliau bersabda: Semuanya dari Quraisy (Shahih
Muslim 6:3)
• Dari Masruq: Kami sedang duduk bersama Abdullah
bin Mas’ud. Ia membacakan Al-Quran pada
kami. Seorang lelaki bertanya kepadanya: Ya Aba
Abdirrahman, apakah engkau pernah bertanya kepada
Rasulullah saw berapa khalifah yang dipunyai umat
ini? Berkata Abdullah bin Mas’ud: Belum pernah ada
orang yang bertanya padaku sebelum kamu tentang
hal itu sejak aku datang ke Iraq. Benar, aku pernah
bertanya kepada Rasulullah saw dan ia bersabda: Dua
51
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
belas orang sebanyak para ketua (nuqaba) Bani Israil
(Musnad Ahmad 1:398, 406; lihat juga Musnad Abi Ya’la
8:444, 9:222; Al-Thabrani, Mu’jam al-Kabir 10:158;
kata Ahmad Muhammad Syakir “Isnaduhu shahih” dalam
tahqiqnya pada Musnad Ahmad; Al-Suyuthi dalam
Tarikh al-Khulafa 15 menghasankan hadis ini).
Hadis tentang 12 khalifah yang melanjutkan Nabi saw
hanya dapat dijelaskan dalam keyakinan mazhab Syiah.
Rasulullah saw menunjuk pengganti atau pelanjut sebanyak
12 orang. Ulama Ahlussunnah kebingungan untuk
menjelaskan siapa dua belas khalifah itu. Kalau mereka
menghitung Khulafa al-Rasyidin bilangannya hanya
empat orang saja. Jika dimasukkan juga semua khalifah
Umawiyyah dan Abbasiyah, jumlahnya lebih banyak dari
dua belas orang. Ada juga yang menganggap bahwa 12
itu menunjukkan banyak dan tidak menunjukkan bilangan
tertentu.
Dalam kebingungannya, Ibn Hajar al-Asqalani menulis,
“Aku tidak menemukan seorang pun yang mengetahui
secara pasti arti hadis ini” (Fath al-Bari 13:183). Aneh
juga kalau ahli hadis sebesar Ibn Hajar tidak memahami
arti hadis ini, padahal nama-nama dua belas imam
diriwayatkan banyak sekali dalam khazanah Ahlussunnah.
Al-Qanduzi al-Hanafi –“wafat tahun 1294 H, ulama
mazhab Hanafi dari Balkh” (Al-Zarkali, Al-A’lam. Beirut:
Dar al-‘Ilm lil Malayin, 1999)-mengumpulkan hadis-hadis
itu dalam kitabnya Yanabi’ al-Mawaddah. Salah satu di
antaranya kita kutipkan di sini:
52
Emilia Renita Az
“Seorang Yahudi memanggil Na’tsal untuk datang
menemui Rasulullah saw dan berkata, ‘Wahai Muhammad,
aku memiliki beberapa pertanyaan yang telah lama
kusimpan. Jika engkau menjawabnya, maka aku akan
memeluk Islam dengan pertolonganmu’ Rasulullah saw
bersabda: Wahai Abu Amarah! Engkau dapat menanyakannya
padaku. Ia bertanya: Wahai Muhammad, beritahukan
kepadaku penerusmu karena tidak ada rasul tanpa penerus.
Rasul kami Musa bin Imran as menetapkan Yusya bin
Nun sebagai penerusnya. Rasulullah saw berkata: Penerusku
adalah Ali bin Abi Thalib dan setelahnya adalah kedua cucuku
Hasan dan Husain yang setelah mereka akan ada sembilan
Imam dari keturunan Husain yang datang secara berurutan.
Ia bertanya lagi: Katakan nama-nama mereka, wahai
Muhammad. Rasulullah saw bersabda: Setelah Husain akan
ada putranya Ali, setelah Ali putranya Muhammad, setelah
Muhammad putranya Ja’far, setelah Ja’far putranya Musa,
setelah Musa putranya Ali, setelah Ali putranya Muhammad,
setelah Muhammad putranya Ali, setelah Ali putranya Hasan,
dan setelah Hasan putranya Al-Hujjah Muhammad al-
Mahdi” (Yanabi’ al-Mawaddah Bab 76, 440)
Hadis Al-Safinah
Rasulullah saw bersabda: “Perumpamaan Ahlulbaitku seperti
perahu Nuh. Yang menaikinya selamat dan yang mening-
galkannya tenggelam”
Hadis ini diriwayatkan oleh banyak sahabat, di antara-
nya Ali bin Abi Thalib, Abu Dzar, Abu Sa’id al-Khudri,
Ibn Abbas, Abdullah bin Zubayr, Anas bin Malik, dengan
53
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
sejumlah thuruq yang sampai kepada mereka (Ahmad bin
Hanbal, Fadhail al-Sahabat 2:785; Ibn Abi Syaibah, Al-
Mushannaf 7:503; Al-Thabrani, Al-Mu’jam al-Kabir 3:44-
45, Al-Mu’jam al-Awsath 4:10, 5:306-355, Mu’jam al-
Shaghir 1:193, 2:22; Al-Hakim, Al-Mustadrak 2:343, 3:151;
Abu Nu’aim, Hilyat al-Awliya 4:306; Al-Suyuthi, Tarikh
al-Khulafa 209).
Para ahli hadis menilai hadis ini shahih karena saling
menguatkan satu sama lain. Ibn Hajar berkata: Hadis ini
diriwayatkan oleh banyak jalan, saling memperkuat satu
sama lain (Al-Shawaiq al-Muhriqah 352). Al-Samhudi
berkata, “Wa hadzihi al-thuruq yuqawwi ba’dhuhu ba’dhan”
(Jawahir al-Uqdayn 261).
Catatan
Walhasil, berdasarkan hadis ini dan banyak hadis lainnya
yang tidak dicantumkan di sini, Syiah memilih Ahlulbait
sebagai rujukan mereka. Ahlussunnah memilih untuk
mengikuti Maliki, Hanafi, Syafi’i, dan Hanbali mungkin
dengan alasan-alasan tertentu (Saya tidak tahu apakah
ada nash atau tidak untuk itu). Syiah memilih Ahlulbait
karena perintah Allah swt dan petunjuk Rasulullah saw,
karena Al-Quran dan Sunnah.
54
Tuduhan
Hadis “Al-Quran dan Ahlulbaitku” harus ditinggalkan
karena bertentangan dengan hadis “Al-Quran dan
Sunnahku”
Jawaban
Menurut para ulama, bila kita memandang ada dua hadis
yang bertentangan, kita mengatasi persoalan itu dengan
tiga cara: pertama, membandingkan tingkat kesahihan
kedua hadis itu dan memilih yang paling sahih; kedua,
bila kedua-duanya sahih, tinggalkan kedua-duanya; dan
ketiga, gabungkan kedua-duanya dalam makna baru dan
amalkan.
Dalam penelitian kami, seperti yang akan dijelaskan
di bawah, hadis “Al-Quran dan Ahlulbaitku” diakui
keshahihannya oleh para ahli hadis; sedangkan hadis “Al-
Bab 6
HADIS TSAQALAYN (DUA PUSAKA) DHAIF?
55
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
Quran dan Sunnahku” disepakati sebagai hadis yang dhaif.
Dengan alasan ini tentu saja kita harus meninggalkan
hadis “Al-Quran dan Sunnahku” dan mengambil hadis
“Al-Quran dan Ahlulbaitku”. Kita ambil solusi pertama.
Tidak mungkin kita mengambil solusi kedua; yakni,
meninggalkan kedua hadis itu.
Kami juga bisa mengambil solusi ketiga: Kami ber-
pegang teguh kepada sunnah Nabi saw yang disampaikan
melalui Ahlulbait. Dan memang itulah yang menjadi dasar
keberagamaan dalam Syiah, yang membedakannya dari
Sunni. Betulkah hadis “Al-Quran dan Ahlulbaitku” lebih
sahih dari “Al-Quran dan Sunnahku” ?
Al-Albani tentang keshahihan hadis al-Tsaqalayn.
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani adalah ahli
hadis terbesar di kalangan Ahlussunnah di abad ini. Ia
melakukan penelitian hadis yang sangat intensif dan
meninggalkan kepada kita warisan yang sangat bernilai.
Salah satu di antaranya adalah Silsilah al-Ahadits al-
Shahihah. Dalam kitab itu hanya dikumpulkan hadis-hadis
yang shahih saja, lengkap dengan alasan untuk menolak
orang-orang yang mendhaifkannya.
Dalam kitab Silsilah al-Ahadits al-Shahihah, 4:355,
hadis nomor 1761, diriwayatkan hadis ini: “Wahai manusia,
sesungguhnya aku telah meninggalkan padamu yang apabila
kamu ambil, kamu tidak akan tersesat: Kitab Allah dan ke-
luargaku Ahlulbaitku” Al-Albani mengutip pendapat ahli
ahli hadis yang mendhaifkannya. Kemudian ia segera
menyusulnya dengan berkata:
56
Emilia Renita Az
“Tetapi hadis ini shahih, karena ada bukti (syahid)
dari hadis Zaid bin Arqam (yang sudah kita baca di
atas). Hadis itu dikeluarkan Muslim 7:122-123; al-Thahawi
dalam Musykil al-Atsar 4:368; Ahmad 4:366-367; Ibn Abi
‘Ashim dalam Al-Sunnah 1550-1551; Al-Thabrani melalui
jalan Yazid bin Hibban al-Tamimi. Kemudian Ahmad
4:371, Thabrani 5040, Al-Thahawi dari jalan Ali bin
Rabi’ah. Ia berkata: Aku ketemu Zaid bin Arqam. Ia
sedang menghadap Al-Mukhtar atau baru keluar darinya.
Aku bertanya: Apakah kamu mendengar Rasulullah sw
bersabda-Aku tinggalkan bagi kalian dua pusaka-Kitab Allah
dan keluargaku? Zaid menjawab: Betul! Sanad-sanadnya
shahih, rijalnya juga shahih”
Kemudian Al-Albani melakukan takhrij tentang
hadis ini dalam berbagai thariq –jalannya. Ia memperkuat
hadis al-Tsaqalayn yang ditelitinya dengan syawahid dan
mutabi’at, sebagaimana yang lazim dilakukan oleh ahli
hadis. Ia bercerita:
“Setelah melakukan takhrij hadis ini untuk waktu
yang lama ada orang yang menulis surat kepada saya
supaya hijrah dari Damaskus ke Amman; kemudian saya
bepergian ke Al-Imarat al-Arabiah pada permulaan tahun
1402 H. Di Qathar saya bertemu dengan para profesor
dan para doktor yang baik. Saya diberi hadiah sebuah
risalah yang dicetak; risalah itu mendha’ifkan hadis ini (al-
tsaqalayn). Setelah membacanya, jelaslah bagi saya bahwa
penulis itu memerlukan kemampuan untuk meneliti hadis
ini, karena dua alasan:
57
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
“Pertama, penulis itu melakukan takhrij hanya
berdasarkan sumber-sumber yang beredar dan tercetak.
Karena itu, ia mengalami kekurangan bahan yang sangat
untuk melakukan penelitian hadis. Ia tidak bisa mengakses
banyak thuruq dan sanad yang shahih dan hasan. Lebih-
lebih kalau dia memperhatikan juga al-syawahid dan al-
mutabi’at, sebagaimana yang bisa disaksikan oleh siapa
pun pada takhrij yang aku lakukan di sini.
Kedua, penulis itu juga tidak memperhatikan pendapat
orang-orang yang menshahihkan hadis dari kalangan
ulama. Ia juga tidak memperhatikan qaidah mereka yang
mereka sebutkan dalam mushthalah hadits; yaitu, hadis
dhaif menjadi kuat karena banyak jalannya. Akhirnya,
ia jatuh pada kesalahan fatal –mendhaifkan hadis yang
shahih.…
Inilah kelalaian yang menimpa banyak orang yang
hanya mengikut setiap buku yang membahasnya dan tidak
berusaha melakukan penelitian sendiri. Kepada Allah saja
kita memohon pertolongan” (Al-Albani, Silsilah Al-Ahadits
al-Shahihah 4:355, ketika membahas hadis 1761).
Kedha’ifan hadis ‘Al-Quran dan Sunnahku’.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Aku
tinggalkan bagi kamu dua perkara, yang kamu tidak akan
sesat kalau kamu berpegangkepada keduanya: Kitab Allah dan
Sunnah Nabinya”. Hadis ini atau yang semakna dengan
ini tidak pernah diriwayatkan oleh Al-Syaikhan – yakni
Al-Bukhari dan Muslim, juga tidak oleh satu pun dari
Al-Shihah al-Sittah (Enam Kitab Hadis yang Shahih);
58
Emilia Renita Az
tidak juga oleh penulis musnad, seperti Musnad Ahmad
bin Hanbal. Hadis ini diriwayatkan hanya dalam Al-
Muwatha’, Mustadrak, Sunan Al-Baihaqi, Sirah Ibn Al-
Hisyam, Riwayat Ibn Abd al-Barr, riwayat Qadhi al-Iyadh.
Dari mereka kemudian Al-Suyuthi dan Al-Muttaqi al-
Hindi mengutip hadis itu. Marilah kita perhatikan hadis-
hadis itu:
Riwayat Malik. Malik meriwayatkan hadis ini dalam
al-Muwatha’ tanpa sanad sama sekali. Ia hanya berkata:
Telah sampai kepadaku bahwa Rasulullah saw bersabda,
“Aku tinggalkan bagi kamu dua perkara, yang kamu tidak
akan sesat kalau kamu berpegangkepada keduanya: Kitab
Allah dan Sunnah Nabinya” Siapa pun yang belajar hadis
akan mengatakan bahwa hadis semacam ini lemah sekali.
Hilang saja satu mata rantai dalam periwayatan hadis,
sudah dh’iflah hadis itu. Di sini semua mata rantai hadis
hilang!
Ibn Hazm memberikan komentar tentang Al-
Muwatha’: “Aku hitung hadis-hadis yang termuat dalam
Al-Muwatha’. Aku dapatkan lima ratus lebih hadis
musnad, tiga ratus lebih mursal, dan tujuh puluh lebih
hadis yang Nalik sendiri meninggalkannya dan tidak
mengamalkannya. Di dalamnya banyak sekali hadis yang
dilemahkan oleh para ulama” (Al-Suyuthi, Tanwir al-
Hawalik-Syarh Muwatha’ Malik, 1:9)
Riwayat Al-Hakim. Dalam Al-Mustadrak, Al-Hakim
meriwayatkan hadis ini dari Ibn Abbas melalui Ismail
bin Abi Uways. Ismail–keponakan Anas bin Malik-dijarh
59
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
(dikecam) oleh para ahli jarh. Muawiyyah bin Shalih
melaporkan komentar Ibn Ma’in tentang Ismail bin Abi
Uways: “Ia dan ayahnya suka mencuri-curi hadis. Ia sering
berbohong dalam periwayatan, kacau hafalannya, dan tidak
bernilai sama sekali.”
Al-Nasai sangat mencelanya dan bahkan tidak mau
meriwayatkan darinya. Ini tentunya karena ia mengetahui
cacat dan cela yang ada padanya yang tidak diketahui
orang lain. Juga seluruh ulama sepakat bahwa ia lemah.
Dar-Quthni berkata: Saya tidak akan memakainya
untuk meriwayatkan hadis shahih. Ibn Hazm: Ia suka
memalsukan hadis (Lihat Ibn Hajar, Tahdzib al-Tahdzib,
1:271)
Al-Hakim meriwayatkan juga hadis ini dari Abu
Hurairah. Dalam sanadnya ada perawi yang sangat lemah,
Shalih bin Musa al-Thalhi al-Kufi. Menurut Ibn Ma’in:
Ia tidak berharga sedikit pun dan hadisnya tidak pantas
ditulis. Imam al-Bukhari berkata: Ia adalah orang yang
banyak membawa hadis munkar dari Suhail bin Abi
Shalih. Abu Nu’aim berkata: Hadisnya harus dibuang dan
ia meriwayatkan hadis-hadis munkar” (Tahdzib al-Tahdzib
4:354).
Hadis Sunan al-Baihaqi. Dalam Sunannya, al-Baihaqi
meriwayatkan hadis ini dari Ibn Abbas dan Abu Hurairah
melalui Ibnu Abi Uwais dan Shalih bin Musa. Kedua
orang ini-seperti yang sudah Anda lihat pada hadis Al-
Hakim-dipandang sangat lemah oleh para ahli hadis.
60
Emilia Renita Az
Hadis ini dalam Sirah ibn Hisyam. Seperti dalam Al-
Muwatha’ Ibn Hisyam meriwayatkan hadis ini tanpa sanad
sama sekali. Ia meriwayatkan hadis ini ketika mengutip
khotbah Rasulullah saw pada haji Wada’. Ia mengutipnya
dari Ibn Ishaq. Para ahli hadis telah menilai Ibn Ishaq
sebagai mudallis dan pembohong (Lihat Ibn Sayyid al-Nas,
mukadimah Uyun al-Atsar).
Riwayat Ibn Abd al-Barr. Hadis ‘Al-Quran dan
Sunnahku’ yang diriwayatkan dalam kitab Ibn Abd al-
Barr, Al-Tamhid, dengan dua sanad. Salah satunya sama
dengan sanad Al-Hakim. Yang lainnya dilaporkan oleh
rangkaian perawi hadis yang sangat sangat lemah. Salah
seorang di antara nya adalah Katsir bin Abdillah. Menurut
Imam Ahmad: Jangan sekali-kali kamu meriwayatkan
hadis darinya. Ibn Ma’in berkata: Ia orang yang dha’if. Al-
Darimi dan Ibn Ma’in juga berkata: Ia orang yang dhaif
dalam periwayatan hadis (Lihat Tahdzib al-Tahdzib pada
entri “Katsir bin Abdillah”).
Riwayat Qadhi Iyadh. Hadis ‘Al-Quran dan
Sunnahku’ diriwayatkan Qadhi Iyadh dengan sanad yang
dipenuhi orang-orang dha’if. Di situ ada Syuaib bin
Ibrahim, yang disebut oleh Ibn Adiy sebagai “orang yang
tidak dikenal” (Lisan al-Mizan 3:145); Aban bin Ishaq
al-Asadi, yang menurut Al-Azdi “hadisnya harus dibuang
(Tahdzib al-Tahdzib 1:81); Shalih bin Muhammad al-
Ahmashi, yang “tidak ada seorang ulama pun pernah
meriwayatkan hadis darinya kecuali al-Turmudzi, yang
meriwayatkan hadisnya satu kali saja, dan menganggap
61
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
riwayatnya gharib” (Tahdzib al-Tahdzib 1:358); dan paling
parah dari semuanya di situ ada Sayf bin Umar yang
menurut Al-Hakim adalah “orang zindiq dan gugur dalam
periwayatan” (Inilah sumber yang meriwayatkan bahwa Syiah
dibikin oleh Abdullah bin Saba, lihat Bagian V: Fitnah-fitnah
terhadap Syiah)
Adapun riwayat Al-Suyuthi dalam Al-Jami’ al-
Shaghir dikutip dari Al-Hakim yang sudah kita ketahui
kelemahannya. Riwayat al-Muttaqi al-Hindi dalam Kanz
al-‘Ummal juga mengikuti riwyat-riwayat terdahulu, yang
sudah kita ketahui kedhaifannya.
62
Tuduhan
Hadis Ghadir Khum semuanya dhaif dan hanya diriwayat-
kan, dan bahkan dibuat-buat oleh orang Syiah.
Jawaban
Banyak sekali hadis tentang Ghadir Khum dalam kitab-
kitab Ahlussunnah. Al-Amini telah mengumpulkan semua
hadis Ghadir Khum dan mengulasnya dalam 11 jilid
kitabnya yang ensiklopedis –Al-Ghadir. Dari semua hadis
Ghadir Khum ini kita dapat menyimpulkan peristiwa
Ghadir Khum sebagai berikut:
Hari itu tanggal 18 Dzulhijjah. Nabi Muhammad saw
pulang dari haji terakhirnya. Lebih dari seratus ribu orang
sahabat menyertai perjalanannya yang suci. Tiba-tiba Sang
Nabi saw menyuruh seluruh kafilah berhenti, di sebuah
mataair yang dinaungi dengan beberapa pohon besar.
Bab 7
HADIS GHADIR KHUM DHA’IF?
63
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
Oase itu bernama Khum. Beliau menyuruh kafilah yang
terlambat untuk mempercepat gerakannya; rombongan
yang sudah berada di depan diperintahkan balik lagi.
Rasulullah saw berhenti di situ karena baru saja Jibril
datang menyampaikan ayat QS 5:67:
Wahai Rasul, sampaikan apa yang diturunkan Allah
kepadamu. Jika tidak Kausampaikan maka engkau belum me-
nyampaikan risalahNya. Allah akan melindungi kamu dari
manusia. Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk
kepada orang-orang kafir.
Beliau menyuruh orang membersihkan tempat di
bawah pepohonan itu. Kemudian azan dikumandangkan.
Di tengah sengatan matahari yang terik, ratusan ribu umat
manusia rukuk dan sujud di belakang Rasulullah saw.
Bagi puluhan ribu orang, itulah salat berjamaah terakhir
bersama sang Utusan.
Usai salat Nabi saw menyampaikan khotbahnya:
Tampaknya, waktu semakin mendekat saat aku akan
dipanggil Allah swt. Aku akan memenuhi panggilan itu.
Aku akan tinggalkan dua hal yang berharga dan jika kalian
64
Emilia Renita Az
setia kepadanya, kalian tidak akan tersesat sepeninggalku.
Dua hal itu adalah Kitab Allah dan Ahlulbaitku. Keduanya
tidak akan berpisah sampai mereka bertemu denganku di
telaga.
Nabi saw melanjutkan: “Apakah aku lebih berhak atas
orang beriman daripada diri mereka sendiri?”. Orang-
orang berseru dan menjawab:” Benar, yaa Rasul Allah
saw..”. kemudian Nabi saw mengangkat lengan Ali as
dan berseru: ”Barang siapa yang mengangkat aku sebagai
pemimpinnya (maulahu), maka ‘Ali adalah pemimpinnya
(maulahu) juga. Ya Allah, cintailah mereka yang mencintai
dia dan musuhi mereka yang memusuhi dia” Para sahabat
berbondong-bondong mengucapkan selamat kepada Imam
Ali. Umar bin Khathab menyalami Ali sambil berkata:
Selamat, wahai putra Abi Thalib, engkau telah menjadi
mawla mukmin dan mukminat.
Karena luar biasa banyaknya sumber-sumber
Ahlussunnah tentang hadis ini, kita tidak mungkin
mencantumkannya di sini. Cukuplah kita perlihatkan di
sini beberapa Kitab Tafsir Ahlussunnah yang memuat
hadis Ghadir Khum sebagai penjelasan untuk Al-Maidah
67:
• Al-Alusi, Ruh al-Ma’ani 2:348
• Al-Fakhr al-Razi, 12:50
• Al-Suyuthi, Al-Durr al-Mantsur 2:298
• Al-Syawkani, Fath al-Qadir 2:60
• Al-Wahidi, Asbab al-Nuzul 115
• Sayyid Rasyid Ridha, Al-Manar 6:463
65
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
• Sayyid Shiddiq Hasan Khan, Fath al-Bayan fi
Maqashid al-Quran 3:63
Komentar Ahli Hadis
Hadis Ghadir Khum, Hadis Mutawatir. Menurut Ibn
Hajar Al-Asqalani, hadis ini diriwayatkan oleh Al-
Turmudzi dan al-Nasai dengan jalan-jalan yang
sangat banyak, katsir al-thuruq jiddan. Ibn ‘Uqdah
telah mengumpulkan hadis-hadis itu dalam satu kitab.
Kebanyakan sanadnya sahih dan hasan (Fath al-Bari
7:74, Kitab Fadhail al-Shahabah, bab Manaqib Ali bin
Abi Thalib. Lihat juga bukunya Tahdzib al-Tahdzib 4:204,
nomor 5561 tarjamah Ali bin Abi Thalib). Kitab yang
ditunjuk oleh Ibn Hajar adalah Ibn ‘Uqdah, Hadis al-
Wilayah, yang meriwayatkan sekitar 105 rangkain sanad
(thariq). Ibn Hajar banyak mengutip hadis dari kitab
ini. Keberadaan kitab ini disaksikan bukan hanya oleh
Al-Asqalani, tetapi juga oleh ulama besar lainnya seperti
antara lain, Ibn Taimiyyah dalam Minhaj al-Sunnah, Al-
Kanzi al-Syafi’I dalam Kifayat al-Thalib, Al-Qanduzi al-
Syafi’i dalam Yanabi’ al-Mawaddah sampai kepada peneliti
hadis mutakhir Syaikh Albani dalam Silsilah al-Ahadits
al-Shahihah 4:343.
Selain Hadis al-Wilayah¸Ibn Hajar juga menunjuk
Kitab al-Wilayah. Di situ Muhammad Jarir al-Thabari
mengumpulkan hadis-hadis Ghadir Khum melalui 75
rangkaian sanad. Ibn Hajar menulis, “Ibn Jarir al-Thabari
menulis kitab yang di dalamnya banyak banyak sekali
66
Emilia Renita Az
hadis Ghadir Khum dan ia menshahihkannya.” (Tahdzib
al-Tahdzib 4:204 5561) Al-Thabari, penulis tafsir ini,
mengumpulkan hadis Ghadir Khum melalui 75 jalan. Kata
Ibn Katsir, Al-Thabari mengumpulkan hadis-hadis itu
dalam dua jilid yang tebal (Tarikh Ibn Katsir Al-Bidayah
wa al-Nihayah 11:158 kejadian tahun 10).
Al-Dzahabi berkata ketika menjelaskan riwayat hidup
Ibn Jarir al-Thabari, “Ketika sampai kepadanya kritikan
Abu Dawud tentang hadis Ghadir Khum, ia segera
menulis kitab tentang Keutamaan Sahabat (Al-Fadhail).
Ia menyatakan keshahihan hadis itu. Aku berkata: Aku
melihat satu jilid buku Ibn Jarir yang memuat rangkaian
sanad hadis (Ghadir Khum). Aku terpesona luar biasa
denagn banyaknya rangkaian sanad itu” (Tadzkirat al-
Huffazh 2:713, nomor 728). Dalam bukunya yang
lain Al-Dzahabi menulis, “Ketika kritik Abu Bakar
bin Abu Dawud sampai kepadanya ia segera menulis
Kitab Al-Fadhail. Ia memulainya dengan keutamaan
Abu Bakar dan Umar, kemudian ia berbicara tentang
shahihnya hadis Ghadir Khum beserta alasan-alasan
untuk menshahihkannya. Tetapi ia belum menyelesaikan
kitabnya.” (Siyar A’lam al-Nubala 14:274) Anehnya,
beberapa lembar setelah itu, Al-Dzahabi menulis, “Ia
mengumpulkan hadis Ghadir Khum dalam empat jilid.
Aku baru melihat setengahnya saja. Aku sangat takjub
dengan keluasan (banyak) riwayatnya dan aku meyakini
dengan pasti tentang peristiwa itu” (Siyar A’lam al-Nubala
14:277). Jadi, Ibn Jarir menulis empat jilid buku tentang
67
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
Ghadir Khum dan itu dikatakannya belum selesai.
Al-Qadhi Abu Hanifah al-Nu’man menceritakan
sebabnya Ibn Jarir menulis buku itu. Abu Dawud
mendhaifkan hadis itu dengan alasan bahwa Imam Ali
waktu itu tidak ikut haji bersama Rasulullah saw, karena
ia diutus ke Yaman. “Al-Thabari sangat keheranan akan
kebodohan orang yang berkata seperti itu. Ia pun kemudian
berhujah dengan riwayat yang kuat tentang kedatangan
Ali dari Yaman dan bergabung dengan Rasulullah saw di
Mekah. Al-Thabari mengemukakan banyak hujah untuk
menolak pendapat yang menentang dan menyimpang itu.
Pendapat itu tidak pernah dikemukakan oleh ahli hadis.
Mereka sudah menegaskan kesahihan dan kekokohan
hadis itu” (Syarh al-Akhbar 1:130-136).
Al-Munawi ketika menerangkan hadis “Man kuntu
mawlah fa Aliyyun mawlah” dalam Al-Jami’ al-Shaghir
berkata: Al-Haitsami berkata: Rijal Ahmad semuanya
terpercaya. Pada tempat lain ia berkata: Rijalnya rijal yang
shahih. Al-Mushannif berkata: Hadis mutawatir (Faidh al-
Qadir 6:218). Ali Al-Qari berkata: Walhasil, sesungguhnya
hadis Ghadir ini shahih dan tidak diragukan lagi. Bahkan
sebagian huffazh menghitungnya sebagai hadis mutawatir.
Karena dalam riwayat Ahmad saja terdapat 30 sahabat
Nabi saw yang mendengar hadis itu.” (Mirqat al-Mafatih
10:464, di bawah hadis 6091). Ibn Syahin menyebutkan
sekitar 100 orang sahabat. Ia berkata: Hadis ini kokoh
(tsabit). Aku tidak melihat cacatnya sedikit pun. Hanya
Alilah yang memperoleh keutamaan ini. Tidak seorang
68
Emilia Renita Az
pun yang menandinginya.” (Syarh Madzahib Ahl al-Sunnah
103, penjelasan hadis 87).
Terakhir kita kutipkan komentar dari Abul Khayr
Syamsuddin Muhammad Al-Jazari Al-Syafii (wafat 833H)
dari ulama hadis terdahulu dan Syaikh Muhammad
Nashiruddin Al-Albani, ahli hadis mutakhir. Al-Hafizh
al-Jazari menyebutkan kemutawatiran hadis ini dalam
kitabnya Asna al-Mathalib fi Manaqib ‘Ali bin Abi Thalib,
48, ketika ia berkata:”dalam riwayat ini hadis itu hasan
dan dalam banyak riwayat, hadis ini shahih, mutawatir
dari Amiril Mukminin, Ali bin Abi Thalib dan mutawatir
juga dari Nabi saw; diriwayatkan oleh kelompok yang
sangat banyak sehingga tidak perlu diperhatikan orang-orang
yang berusaha mendhaifkan hadis ini di kalangan orang-
orang yang tidak memiliki pengetahuan ilmu hadis” (Asna
al-Mathalib 48).
Setelah melakukan takhrij dan mengulas hadis Ghadir
Khum berikut sywahid dan mutabi’atnya, Al-Albani
mengkritik orang yang mendhaifkan hadis ini. Salah
seorang di antaranya Ibn Taymiyyah. Ia menulis: “Aku
melihat Syaikh Ibn Taimiyyah mendhaifkan bagian awal
dari hadis ini dan menganggap bagian akhirnya dusta!
Menurut pendapatku, ini pendapat yang ekstrem yang
timbul karena ketergesa-gesaannya dalam mendhaifkan
hadis sebelum mengumpulkan semua thariqnya dan
melakukan penelitian yang mendalam terhadapnya” (Silsilah
Al-Ahadits al-Shahihah 4:343).
69
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
Catatan
Karena hadis Ghadir Khum ini bukan hanya shahih tetapi
juga mutawatir, hadis ini mencapai posisi qathi’y al-wurud.
Menurut para ulama, menolak hadis yang seperti ini berarti
kufur. Seperti disebutkan di atas, Ibn Taimiyah termasuk
yang mendustakan hadis ini. Ibn Hazm al-Andalusi
menolak kesahihan hadis ini (Al-Fishal fi al-Milal wa al-
Ahwa wa al-Nihal 4:148). Sebelum mereka, Fakhruddin
al-Razi menulis, “Kami tidak menerima kesahihan hadis
ini…(pertama) karena Al-Bukhari, Muslim, Al-Waqidi,
Ibn Ishaq, Abu Dawud, Abu Hatim dan para imam ahli
hadis lainnya mencela hadis ini…dan (kedua) karena Ali
tidak beserta Nabi saw waktu itu. Ia sedang berada di
Yaman.” (Nihayat al-‘Uqul pembahasan tentang imamah,
lembar 326). Sesudah mereka, pada abad kita sekarang ini,
Mushthafa al-Siba’i menulis, “Hadis Ghadir Khum yang
telah menjadi tonggak mazhab-mazhab Syiah semuanya
dan fundamen utama yang di atasnya didirikan semua
pemikiran mereka…menurut Ahlussunnah adalah hadis
yang dusta dan tidak ada dasarnya, karena Syiah ekstrem
menggunakannya untuk membenarkan serangan mereka
dan kejahatan mereka terhadap sahabat Rasul saw” (Al-
Sunnah wa Makanatuha fi al-Tasyri’ al-Islami 132).
Dari ucapan Al-Siba’i ini tampak bahwa fanatisme
mazhablah yang menyebabkan mereka bersikukuh untuk
menolak hadis Ghadir Khum. Betapa pun banyak jalannya
dan betapa pun shahih para periwayat hadisnya. Abu Ishaq
al-Huwaini al-Atsari yang mentahqiq kitab Khashaish Amir
70
Emilia Renita Az
al-Mu’minin, susunan Al-Nasai, dalam hamisy untuk hadis
# 85 menulis, “Peringatan: Hadis-man kuntu mawlah fa
hadza ‘Aliyyun mawlah-hadis sahih seperti yang Anda
ketahui. Pendapat Ibn Taimiyyah bahwa hadis ini bohong
semata menyalahi semua kaidah hadis. Lalu Ustadz
Muhammad Khalil al-Harras mengikuti Ibn Taimiyyah
dan mengatakan dalam ta’liqnya pada Al-Tawhid dari Ibn
Khuzaimah dengan perkataan yang begitu pasti, “Hadis ini
tidak sahih dan tampaknya dibuat-buat oleh orang Syi’ah”.
Wallah al-Musta’ân!
71
Tuduhan
Syiah mengkafirkan semua sahabat Nabi saw, padahal
mereka adalah generasi terbaik dalam Islam. Para sahabat
semuanya baik dan tidak pernah berbuat salah.
Jawaban
Syiah tidak pernah mengkafirkan semua sahabat Nabi
saw, seperti kaum Khawarij. Tetapi Syiah juga tidak
memaksumkan semua sahabat Nabi saw seperti
Ahlussunnah. Syiah mengambil jalan tengah; yakni,
melihat sahabat dengan kritis. Sahabat itu berbeda-beda
dalam kualitas pengetahuan, keimanan, dan akhlak. Ada
di antara sahabat yang memiliki pengetahuan Islam yang
sempurna dan terjaga dari dosa dan kesalahan. Ada juga
di antara sahabat yang kurang pengetahuan, baru masuk
Bab 9
SYIAH MENGKAFIRKAN SEMUA SAHABAT
NABI SAW
72
Emilia Renita Az
Islam saja dan iman belum masuk ke dalam hatinya, atau
berbuat dosa.
Menurut Ibn Abd al-Barr, “Telah ditetapkan dengan
teguh tentang ‘adalah semua sahabat” (Muqaddimah Al-
Isti’ab). IbnHajar al-Asqalani berkata, “Sepakat semua
Ahlussunnah bahwa semua sahabat itu memiliki sifat
‘adalah (adul). Tidak menentang hal demikian kecuali
orang-orang yang menyimpang dan ahli bid’ah” (Al-
Ishabah fi Tamyiz al-Shabah 1:17-22). Menganggap semua
sahabat itu ‘udul berarti tidak memasukkan mereka dalam
timbangan kritis. Ibn al-Atsir berkata, “Sahabat harus
diperlakukan sama dengan para perawi hadis lainnya
kecuali dalam satu hal; yakni, tidak boleh dikenakan jarh
dan ta’dil. Karena mereka semuanya udul. Tidak boleh
dijarh (dikritik)” (Ibn Al-Atsir, Usud al-Ghabah 1:3).
Al-Razi, yang mendapat gelar Imam al-Jarh wa al-
Ta’dil, menjelaskan ‘adalah sahabat sebagai berikut:
“Adapun para sahabat Nabi saw adalah orang-orang
yang menyaksikan wahyu dan turunnya, mengetahui
tafsir dan takwilnya, yang dipilih Allah untuk menyertai
Nabinya, menolongnya, menegakkan agamanya, dan
menampakkan kebenarannya. Allah meridai mereka
sebagai sahabatnya dan menjadikan mereka sumber ilmu
dan teladan. Mereka menghafal dari Nabi saw apa yang
disampaikannya dari Allah swt-apa yang disunatkan,
disyariatkan, ditetapkan sebagai hukum, dianjurkan,
diperintahkan, dilarang, diperingatkan dan diajarkan
Nabi saw. Mereka menjaganya, meyakininya, kemudian
73
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
memahaminya dalam agama dan mengetahui perintah
Allah, larangannya, maksudnya dengan disaksikan
langsung oleh Rasulullah saw. Dari Nabi saw mereka
menyaksikan tafsir Al-Kitab dan takwilnya. Mereka
mengambil dari Nabi saw dan menarik kesimpulan
daripadanya. Maka Allah pun memuliakan mereka dengan
anugrahNya dan meninggikannya dalam posisi teladan.
Karena itu Allah menafikan (menghilangkan) dari mereka
keraguan, kebohongan, kesalahan, kekeliruan, kebimbangan,
kesombongan, dan kecaman. Allah menyebut mereka ‘adul
al-ummah…Mereka menjadi umat yang paling adil, imam-
imam petunjuk, hujah agama, dan teladan (pengamalan) Al-
Kitab dan Sunnah” (Abdur Rahman bin Abi Hatim al-
Razi, Taqdimah al-Ma’rifah li Kitab al-Jarh wa al-Ta’dil
7-9).
Menurut orang Syiah, menganggap semua sahabat
‘udul bertentangan dengan:
1. Al-Qur’an
2. Sunnah Nabi saw
3. Akal Sehat
4. Fakta sejarah
‘Adalah semua sahabat bertentangan dengan Al-Quran.
Bagaimana Al-Quran menilai sahabat Nabi saw dapat
disimpulkan dari beberapa hal berikut:
Al-Quran melarang kita untuk menyamakan semua
sahabat Nabi saw pada tingkat yang sama. Al-Quran
menegaskan, “Tidak sama di antara kamu orang yang
74
Emilia Renita Az
menginfakkan hartanya sebelum Kemenangan (Al-Fath)
dan berperang. Mereka lebih agung derajatnya dari
orang-orang yang menginfakkan hartanya sesudah itu
dan berperang. Allah menjanjikan kepada masing-masing
mereka (balasan) yang lebih baik dan Allah mengetahui
apa yang kamu kerjakan (Al-Hadid 10). Artinya, tidak
boleh kita menyamakan sahabat yang masuk Islam sebelum
Al-Fath seperti Imam Ali dengan sahabat yang masuk
Islam sesudah kemenangan Mekah seperti Muawiyyah.
“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang
tidak turut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan
orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta
mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang
berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang
duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah
menjanjikan pahala yang baik dan Allah melebihkan
orang-orang jihad atas orang-orang yang duduk dengan
pahala yang besar (Al-Nisa 95). Walhasil, kita tidak boleh
memandang sama para sahabat yang berjuang dengan para
sahabat yang hanya “duduk-duduk” saja.
Di dalam Al-Quran ada banyak ayat yang mengecam
sahabat-sahabat Nabi saw. Sebuah surat turun khusus
untuk membongkar dan mengecam para sahabat Nabi saw.
Kita menyebutnya Surat al-Tawbah. Ibnu Abbas menyebut
surat ini dengan Al-Fadhihah (artinya yang membongkar
kesalahan atau keburukan), karena “tidak henti-hentinya
turun wa minhum: sehingga kami mengira tidak akan
tersisa di antara kami yang tidak disebut di dalamnya”.
75
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
Ibnu ‘Umar menyebut surat ini Al-Muqasyqisyah-yang
menyapu habis. “Di zaman Nabi saw, surat al-Baraah ini
kami sebut surat Al-Mu’abbirah-yang mengungkapkan,
karena surat ini membeberkan rahasia orang banyak,”
kata Muhamad bin Ishaq. Ibn ‘Umayr menyebutnya Al-
Munaqqirah, membongkar kesalahan (Al-Suyuthi, Tafsir
al-Durr al-Mantsur 119-121).
Seorang demi seorang sahabat Nabi saw dikecam
al-Qur’an karena kesalahannya. Ada yang berat ikut
berperang bersama Nabi (Al-Tawbah 38). Ada yang
berdalih takut tergoda perempuan Romawi yang cantik
dan jatuh pada fitnah (Al Tawbah 49). Ada yang berat
karena jarak yang terlalu jauh (Al Tawbah 42). Ada yang
mencela Nabi dalam pembagian zakat (Al Tawbah 58).
Surat Al-Tawbah terutama sekali mengecam orang-orang
yang tidak mau berjihad dengan berbagai alasan yang
dibuat-buat.
Dalam perang Uhud, sebagian pasukan muslim tidak
patuh kepada perintah Rasul saw, sehingga kekacauan
kaum Muslim makin menjadi-jadi, setelah serbuan
pasukan berkuda Khalid bin Walid. Kebanyakan dari
pasukan Muslim lari meninggalkan Nabi saw, ditengah-
tengah musuh yang penuh dendam kesumat, yang
bersemangat menuntut balas kematian keluarga mereka
di Badr. Pasukan Muslim itu lari tunggang langgang,
mendaki bukit tak menghiraukan apapun. Padahal Nabi
saw, menyeru mereka berulang-ulang agar mereka kembali,
sebagaimana dikisahkan dalam Al Qur’an:
76
Emilia Renita Az
“Ketika kamu lari tunggang langgang, tiada menoleh
kepada seorangpun, sedang Rasul memanggilmu dari
belakang (supaya kamu kembali bersamanya). Karena itu
Allah menimpakan kepadamu kesedihan atas kesedihanmu”
(Surat Ali Imran QS3:153)
Hanya sekelompok kecil, yaitu sekitar 14 orang saja
yang masih tetap tinggal bersama nabi saw. Pembawa panji
mereka adalah Ali bin Abi Thalib. Orang pertama yang
memegang bendera kaum Muslim adalah Mush’ab bin
‘Umair. Namun setelah gugur sebagai syahid, ‘Ali-lah yang
kemudian menggantikannya, dan ia tetap menyandangnya
sampai saat peperangan berakhir (Tarikh Ibn Atsir dan
lainnya)
Sekelompok besar dari pasukan kaum Muslim,
termasuk di dalamnya, Utsman bin Affan dan lain-lainnya,
telah lari dari medan perang dan tinggal di desa Ahwa
selama tiga hari. Kemudian, ketika mereka menghadap
Nabi saw setelah itu, beliau bersabda: “Sungguh kalian
telah berbuat keterlaluan”
Last but not least, simaklah Surat al Jumu’ah (QS
62:11). Ayat ini menceritakan banyaknya para sahabat yang
meninggalkan Rasulullah saw ketika berkhotbah Jum’at
karena ada orang yang berjualan di luar masjid: “Dan
apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka
bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu
sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: “Apa yang disisi Allah
adalah lebih baik dari pada permainan dan peniagaan” dan
Allah sebaik-baiknya pemberi rizki” Menurut Jabir, semuanya
77
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
pergi “kecuali dua belas orang lelaki saja” (Shahih al-
Bukhari hadis 1953; Muslim 6:150) Bandingkanlah mereka
dengan kita sekarang ini? Mereka sedang mengikuti
khuthbah Jumah. Yang berkhotbah bukan manusia biasa
tapi Sayyidul Anam. Hanya karena ada perdagangan
dan hiburan mereka meninggalkan masjid, mengabaikan
khathib, dan berbondong-bondong mendatangi tempat
hiburan. Mungkinkah kita melakukannya sekarang,
sekiranya Rasulullah saw berkhotbah di depan kita?
‘Adalah semua sahabat bertentangan dengan Sunnah.
Di bawah ini diturunkan pernyataan Nabi saw berkenaan
dengan para sahabatnya. Sebelumnya, marilah kita
perhatikan pernyataan Tuhan tentang kebanyakan sahabat
Nabi saw: Mereka bersumpah dengan nama Allah bahwa
mereka tidak mengucapkan sesuatu pun (yang buruk), padahal
sebenarnya mereka telah mengucapkan fitnah, dan mereka
mengatakannya setelah mereka memeluk Islam, dan mereka
merencanakan maksud jahat yangtidak dapat mereka lakukan.
Dendam mereka ini adalah balasan mereka atas karunia
yang telah Allah serta RasulNya berikan kepada mereka!
Jika mereka bertaubat itulah yang terbaik buat mereka; tetapi
jika mereka berpaling, Allah akan menyiksa mereka dengan
siksaan yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan mereka
tidak mempunyai penolong di muka bumi ini (Al-Tawbah
74). “Sebagian besar di antara mereka adalah orang-orang
fasik” (Al-Hadid 16)
Diriwayatkan dari Al-Musayyab bahwa dia bertemu
dengan Al-Barra bin Azib dan berkata kepadanya: Semoga
78
Emilia Renita Az
engkau hidup sejahtera. Engkau beruntung karena menjadi
sahabat Nabi saw dan berbaiat kepadanya di bawah pohon
(Al-Hudaybiyah). Mengenai hal ini, Al-Barra berkata:
Wahai keponakanku, engkau tidak tahu bahwa kami telah
mengubah-ubah agama sepeninggalnya (Shahih al-Bukhari
5:488).
Nabi saw bersabda, “Aku adalah pendahulu kalian di
telaga Al-Kawtsar. Dan barangsiapa melewatinya, ia akan
minum air dari telaga itu. Kemudian akan datang kepadaku
orang-orang yang aku kenal dan mereka mengenaliku.
Tetapi sebuah penghalang akan diletakkan di antara aku
dan mereka. Aku akan berkata, Mereka sahabat-sahabatku.
Kemudian dikatakan kepadaku: Engkau tidak tahu mereka
telah mengubah-ubah agama sepeninggalmu. Aku berkata:
Jauhkanlah, jauhkanlah orang-orang yang berpaling dari
agamanya sesudahku (Shahih al-Bukhari 8:585). Masih
dalam Shahih al-Bukhari, diriwayatkan ketika Rasulullah
saw mengatakan, “Tuhanku, mereka itu sahabat-sahabatku”,
dikatakan kepada beliau: kamu tidak tahu bahwa mereka
tidak henti-hentinya murtad meninggalkan agama mereka
–lam yazâlu murtaddîn ‘alâ a’qâbihim (Shahih al-Bukhari,
Kitab al-Riqaq, hadis 6161; lihat juga Muslim 17:94).
“Sepeninggalmu, mereka murtad dari agama semurtad-
murtadnya. Tidak selamat kecuali, sekelompok kecil saja”
(Shahih al-Bukhari, Kitab al-Riqaq 6215).
Adalah sahabat bertentangan dengan fakta sejarah.
Di bawah ini ada sebagian kecil dari perilaku para sahabat
79
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
yang menentang Nabi saw baik pada waktu beliau hidup
maupun sesudah beliau wafat.
Penentangan sahabat pada waktu Rasulullah saw
masih hidup. Usai perang Badar, Nabi Muhammad saw
memerintahkan untuk membebaskan tawanan-tawanan
perang sebagai tebusan dalam membayar fidyah, tetapi
para sahabat ini tidak melakukannya;
• Pada perang Tabuk, Nabi Muhammad saw meme-
rintahkan mereka menyembelih unta untuk me-
nyelamatkan nyawa mereka, tetapi beberapa sahabat
menentangnya.
• Pada peristiwa Perjanjian Hudaybiyah, Nabi bermaksud
berdamai dnegan orang-orang Mekah, tetapi sahabat-
sahabat yang sama menentangnya. Bahkan mereka
meragukan kenabian Nabi Muhammad saw.
• Pada perang Hunayn, mereka menuduh Nabi
Muhammad saw tidak adil dalam membagi-bagikan
harta pampasan perang.
• Ketika Usamah bin Zaid diangkat Nabi Muhammad
saw menjadi pemimpin pasukan perang Islam,
sahabat-sahabat ini tidak menaati Nabi dengan tdiak
mengikutinya.
• Pada hari Kamis yang sangat tragis, Nabi saw ingin
mengungkapkan keinginannya akan tetapi sahabat-
sahabat yang sama pula ini pun menuduh Nabi tengah
meracau dan ia mencegah Nabi mengungkapkan
keinginannya (Ontologi Islam, 348-349)
80
Emilia Renita Az
Penentangan sahabat pasca Rasulullah saw. Siapa
pun yang belajar sejarah tahu bahwa bukan saja ada saling
mengecam di antara para sahabat, bahkan ada konflik
yang menyebabkan jatuhnya banyak korban. Aisyah,
Thalhah, Zubayr dan sahabat-sahabat yang satu aliran
dengan mereka memerangi Imam Ali as. Sebelumnya,
mereka berkomplot untuk membunuh Utsman. Dengan
begitu, mereka menentang wasiat Nabi saw pada khotbah
terakhirnya, “Janganlah kalian kafir setelah aku tiada dan
saling membunuh. Wajib bagi setiap yang hadir untuk
menyampaikan pesanku ini kepada orang-orang yang tidak
hadir “ (Shahih al-Bukhari 7:458, hadis 5688).
Muawiyah, yang digambarkan oleh penulis Ahlussunnah
sebagai penulis wahyu, disifatkan oleh Hasan al-Bashri
sebagai berikut:
Muawiyah memiliki empat cacat dan salah satunya saja
adalah pembangkangan yang sangat keras: (1) penunjukan
seorang pengacau masyarakat tanpa musyawarah dengan
orang banyak padahal di situ ada sahabat yang memiliki
keutamaan di atas mereka; (2) pengangkatan anaknya
sebagai penggantinya, padahalanaknya itu seorang
pemabuk, peminum, orang yang suka mengenakan sutra
dan suka bermain-main dengan anjing dan kera; (3)
pengakuan bahwa Ziyad adalah anaknya, padahal Nabi
saw bersabda, “Anak itu dinisbahkan kepada ayahnya yang
menikah resmi dengan ibunya, dan orang yang berzinah
haris dirajam; (4) pembunuhan yang dilakukannya terhadap
Hujur dan para sahabatnya. Terkutuklah dia berkali-kali
81
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
yang membunuh Hujur dan sahabatnya (Tarikh Ibn Atsir
3:242; Tarikh ibn Katsir 8:130; Abul A’la al-Mawdudi, Al-
Khilafah wal Mulk 165-166)
Abu Sofyan, ayah Muawiyah, adalah juga salah
seorang sahabat Nabi saw. Ketika Utsman berkuasa,
sebagai keluarga khalifah ia memberi nasihat, “Peganglah
kekuasaan erat-erat seperti kamu memegang bola. Demi
yang namanya dijadikan sumpah Abu Sofyan, aku tidak
percaya ada surga, neraka, perhitungan, atau siksaan.”
Ketika Abu Bakar menjadi khalifah, ia datang menemui
Ali: “Telah berkuasa sekarang keluarga Quraisy yang paling
rendah. Demi Allah, untuk melawan dia aku akan penuhi
pasukanku dengan kuda dan prajurit”. Ali as berkata
kepadanya: “Tidak henti-hentinya engkau memusuhi
Islam dan keluarganya. Tetapi tindakanmu itu tidak akan
merusak Islam dan ahlinya sedikit pun” (Al-Isti’ab, hamisy
Al-Ishabah 2:245).
Terakhir, di antara para sahabat Nabi saw ada Khalid
al-Walid, yang membunuh Malik bin Nuwairah siang
hari dan menikahi istrinya malam hari. Ada Marwanbin
Hakam dan ayahnya yang diusir Rasulullah saw dari
Madinah kemudian kembali dan menjadi sekertaris negara
di zaman Utsman bin Affan. Ada ‘Amr bin Ash yang
membunuh Muhammad bin Abu Bakar, memasukkannya
ke dalam perut bangkai dan membakarnya. Ada yang lain-
lain yang tidak mungkin disebutkan nama-namanya satu
persatu (Yang tertarik untuk mempelajari perilaku sahabat
lebih lanjut dapat merujuk kepada Dr Muhammad Zain
82
Emilia Renita Az
yang menulis disertasi dengan judul Dekonstruksi Sakralitas
Sahabat Nabi).
Catatan
Secara akal sehat dan ilmiah, pandangan bahwa semua
anggota komunitas memiliki kecerdasan yang sama,
berkahlak baik, berlaku jujur, pendeknya terpelihara dari
kesalahan dan dosa, sangat sulit diterima. Secara statistik,
sebaran nilai pada satu populasi selalu berbentuk kurva
bel. Yang paling baik selalu sedikit. Begitu pula yang
paling buruk selalu sedikit. Sekiranya semua sahabat itu
baik, tidak mungkin terjadi tragedi-tragedi sejarah yang
memilukan.
Lebih tidak masuk akal lagi ialah keyakinan bahwa
sahabat-sahabat itu harus dijadikan teladan, tidak soal
sahabat yang mana. Ketika kelompok sahabat Aisyah
memerangi kelompok sahabat Ali, tidak mungkin kita
memilih dua-duanya. Tidak mungkin kedua-duanya
benar atau kedua-duanya salah. Mesti ada kriteria yang
membedakan yang benar dari yang salah. Paling tidak,
kriteria itu adalah akal sehat kita.
83
Tuduhan
Orang Syiah kafir karena mereka melaknat sahabat
Jawaban
Syiah tidak melaknat siapa pun kecuali yang dilaknat Allah
dan RasulNya. Baik dalam Al-Quran maupun Sunnah
ada orang-orang yang dilaknat Allah dan RasulNya.
Jika kita berakhlak dengan akhlak Al-Quran, jika kita
meniru Rasulullh saw sebagai teladan kita, kita pun harus
melaknat siapa pun yang dilaknat dalam Al-Quran dan
Sunnah.
Orang-orang yang dilaknat dalam Al-Quran.
Di bawah ini adalah daftar orang-orang yang dilaknat
Allah dalam Al-Quran:
Bab 9
SYIAH MELAKNAT SAHABAT
84
Emilia Renita Az
• Iblis: Sesungguhnya laknatku atasmu sampai hari
pembalasan (Shad 78)
• Kaum kafir: Sesungguhnya Allah melaknat orang-orang
kafir dan mempersiapkan bagi mereka api yang bernyala
(Al-Ahzab 64)
• Orang Yahudi dan Nashrani yang menentang Rasul
mereka: Dilaknatlah orang-orang kafir dari Bani Israil
dengan lidah Dawud dan Isa anak Maryam (Al-Maidah
78)
• Para pendusta atau tukang fitnah: Yang kelima
sesungguhnya laknat Allah atasnya jika ia termasuk
pendusta (Al-Nur 7)
• Orang-orang zalim: Ketahuilah laknat Allah bagi orang-
orangyang zalim (Hud 18)
• Orang-orang yang menyakiti Allah dan RasulNya:
Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan
RasulNya, Allah melaknat mereka di dunia dan di
akhirat (Al-Ahzab 57)
• Orang-orang yang menyakiti orang-orang beriman:
Dan orang-orang yang menyakiti kaum mukmin dan
mukminat bukan karena dosa mereka (Al-Ahzab 58)
• Orang-orang yang menuduh perempuan baik-baik:
Sesungguhnya orang-orang yang menuduh perempuan
yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina),
mereka dilaknat di dunia dan di akhirat (Al-Nur 23)
• Orang yang membunuh yang tidak bersalah:
Barangsiapa yang membunuh mukmin dengan sengaja,
maka balasannya ialah jahanam; kekal di dalamnya
85
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
dan Allah murka kepadanya dan melaknatnya serta
menyediakan azab yang besar baginya (Al-Nisa 93)
• Orang-orang munafik: Allah mengancam orang-orang
munafik –laki-laki dan perempuan-dan orang-orang
kafir dengan neraka Jahanam, kekal mereka di dalamnya.
Cukuplah neraka itu bagi mereka dan Allah melaknat
mereka dan bagi mereka azab yang kekal (Al-Tawbah
68)
• Orang-orang yang berbuat kerusakan dan memutus-
kan persaudaraan: Maka apakah kiranya jika
kamu berkuasa,kamu akan berbuat kerusakan dan
memutuskan hubungan kekeluargaan. Mereka
itulah orang-orang yang dilaknat Allah, ditulikan
pendengaran mereka dan dibutakan penglihatan
mereka (Muhammad 22-23)
Siapa saja yang termasuk ke dalam kategori di atas –
sahabat atau bukan sahabat-harus kita laknat sebagaimana
Allah melaknatnya. Bolehkah kita melaknat Yazid yang
menyakiti hati Nabi saw dengan membunuh cucunya
dan berbuat kerusakan di bumi? Bolehkah kita melaknat
sahabat-sahabat yang menyakiti Sayyidah Fathimah, karena
menyakitinya sama dengan menyakiti Rasulullah saw?
Orang-orang yang dilaknat dalam Sunnah Rasulullah
saw.
Rasulullah saw memberikan contoh dua macam
melaknat: (1) melaknat secara umum terhadap orang-orang
yang mempunyai sifat-sifat tertentu; dalam kelompok
86
Emilia Renita Az
ini ada sekitar 300 hadis (Lihat entri “al-la’n” dalam
ensiklopedi hadis Mawsu’at Athraf al-Hadits al-Nabawi,
6:594-606) dan (2) melaknat secara khusus nama-nama
tertentu, seperti yang beliau ucapkan dalam salah satu
doa qunutnya. Di bawah ini diberikan beberapa contoh
sahabat-sahabat yang dilaknat Nabi saw:
Dalam menjelaskan Al-Isra 60 “Dan kami tidak
menjadikan mimpi yang telah kami perlihatkan kepadamu,
melainkan sebagai ujian bagi manusia (dan begitu pula)
pohon kayu terkutuk dalam Al-Quran…” para mufasirin
menjelaskan bahwa al-syajarah al-mal’unah atau pohon
yang terkutuk adalah anak-cucu Marwan yang tampak
dalam mimpi Rasulullah saw sebagai kera. Mereka
mengerubungi mimbar Rasulullah saw. Setelah mimpi itu
Rasulullah saw tidak pernah lagi tersenyum sampai akhir
hayatnya (Al-Tafsir al-Kabir 20:237; Al-Jami’ li Ahkam al-
Quran 10:281-286; Ruh al-Ma’ani 15:105).
Aisyah pernah berkata kepada Marwan: Aku bersaksi
bahwa Rasulullah saw melaknat ayahmu dan kamu ketika
masih berada di sulbinya. Al-Hakam pernah diasingkan
Nabi saw ke daerah di dekat Thaif dan dilarang masuk ke
Madinah. Ketika Rasulullah saw wafat, Utsman memohon
agar Abu Bakar mengembalikan dia, tetapi Abu Bakar
menolaknya. Kembali Utsman memohon Umar untuk
memasukkannya ke Madinah, tetapi Umar menolaknya.
Ketika Utsman menjadi khalifah, ia menyambutnya dengan
segala kemuliaan dan kehormatan. Utsman memberinya
hadiah 1000 dirham dan mengangkat anaknya sebagai
87
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
orang kepercayaannya (Al-Fakh al-Razi menggunakan
hadis Aisyah ini untuk menjadi dalil bahwa syajarah
mal’unah itu adalah Marwan dan keturunannya (Lihat
Al-Mustadrak ala al-Shahihayn, 4:481; al-Durr al-Mantsur
4:191; Siyar A’lam al-Nubala 2:80).
Dari al-Barra bin ‘Azib: Muncullah Abu Sufyan dan
bersamanya Muawiyah. Rasululah saw bersabda: Ya Allah
laknatlah yang mengikuti dan yang diikuti. Ya Allah, aku
serahkan kepadamu al-Uqay’as (si terbelakang). Anak Al-
Barra bertanya kepada bapaknya: Siapa al-Uqay’as? Al-
Barra menjawab: Muawiyah (Al-Nihayah fi Gharaib al-
hadits wa al-Atsar 4:87-88; Waq’at Shiffin 217)
Catatan
Dengan merujuk kepada sabda Nabi saw “Fathimah
belahan nyawaku, siapa yang menyakiti Fathimah, dia
menyakitiku; siapa yang membuat murka Fathimah, ia
membuat aku murka” (Shahih al-Bukhari 5, hadis 61 dan
111; Shahih Muslim 4: 1904-1905), dan menurut Al-
Quran Allah melaknat orang yang menyakiti Rasulullah
saw, maka Syiah melaknat orang-orang yang menyakiti
Fathimah as.
Bagian 3
empat belas masalah
aqidah
89
Tuduhan
Orang Syiah musyrik karena mempercayai kesucian para
Imam mereka.
Jawaban
Ishmah adalah keterpeliharaan dari dosa dan kesalahan.
Dari segi makna, ishmah sama dengan ‘adalah. Jika
Ahlussunnah menerapkan ‘ishmah kepada semua sahabat
Nabi saw, Syiah hanya menertapkan ‘ishmah kepada empat
belas manusia suci-yakni Rasuullah saw, Fathimah, Ali,
Al-Hasan, Al-Husayn dan sembilan orang Imam dari ke-
turunan al-Husayn. Mereka itu secara keseluruhan disebut
Ahlulbait.
Di antara dalil-dalil tentang ishmah para Imam
dicantumkan di bawah ini:
Bab 10
ISHMAH PARA IMAM
90
Emilia Renita Az
• Ayat al-Tathhir. Silakan rujuk Bab 1: Ajaran Syiah
tidak berdasarkan Al-Quran. Ayat ini dengan
jelas mensucikan Ahlulbait sesuci-sucinya. Dalam
berbagai hadis ditunjukkan dengan jelas siapa yang
dimaksud dengan Ahlulbait itu. Dalam hadis juga
disebutkan bahwa Asl-Quran dan Ahlul Bait tidak
akan berpisah. Keduanya adalah dua pusaka yang
kalau kita berpegang teguh kepadanya kita selamat.
Ini adalah jaminan Tuhan bahwa yang kita ikuti itu
terpelihara dari segala kekeliruan dan kesalahan.
• Ayat Ulil Amr. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang
beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan Ulil Amr
di antara kamu?” (Al-Nisa 59).
Ali bertanya kepada Rasulullah saw ketika turun
ayat ini: Ya Nabi Allah, siapakah mereka itu? Nabi saw
bersabda: Engkau yang pertama.
Dari Mujahid: (wa ulil amr minkum) Ali bin Abi
Thalib ditunjuk menjadi ulil amr setelah Muhammad saw
dalam hidupnya, ketika Rasulullah saw mengangkatnya
sebagai penggantinya di Madinah. Allah memerintahkan
hamba-hambaNya untuk mentaatinya dan tidak menentang-
nya
Dari Abu Bashir, dari Abu Ja’far: Ia bertanya tentang
firman Allah “, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan Ulil
Amr di antara kamu?”, ia menjawab: turun berkenaan
dengan Ali bin Abi Thalib. Aku bertanya lagi: Mengapa
Allah tidak menyebut Ali dan Ahlibaitnya dalam
kitabNya. Abu Ja’far berkata: katakan kepada mereka,
91
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
sesungguhnya Allah menurunkan kepada RasulNya salat
dan tidak menyebutnya tiga atau empat sampai Rasulullah
saw menafsirkannya. Dia turunkan ayat Haji dan tidak
menyebutkan tawaf tujuh kali sampai Rasulullah saw
menafsirkannya. Dia menurunkan ayat “ taatilah Allah
dan taatilah Rasul dan Ulil Amr di antara kamu?” maka
turunlah ayat ini berkenaan dengan Ali, Al-Hasan dan
al-Husayn. Kemudian Rasulullah saw bersabda: Aku
wasiatkan kamu dengan Kitab Allah dan Ahlulbaitku.
Aku telah bermohon kepada Allah agar keduanya tidak
berpisah sampai menemui aku di telaga al-Hawdh. Allah
memenuhi doaku (Al-Hakim al-Haskani, Syawahid al-
Tanzil liqawa’id al-Tafdhil, 1:148-150).
Apa hubungannya antara Ulil Amr dengan kemaksum-
an? Al-Fakhr al-Razi menulis, “Sesungguhnya Allah swt
memerintahkan ketaatan kepada Ulil Amri dengan sangat
tegas (‘ala sabil al-jazmi) dalam ayat ini. Barang siapa
yang diperintahkan Allah swt untuk ditaati dengan sangat
pasti, tidak bisa tidak ia harus maksum atau terpelihara
dari segala kesalahan dan dosa. Jika ia tidak maksum
dari kesalahan, kita bisa memperkirakan bahwa ia akan
mungkin memerintahkan yang salah. Dengan begitu
salahlah yang memerintahkan. …Sudah terbukti, bahwa
Allah swt memerintahkan kita untuk mentaati Ulil Amr
secara sangat tegas karena itu terbuktilah bahwa semua
orang yang wajib ditaati berdasarkan perintah Allah swt
yang tegas wajib terpelihara dari segala kesalahan. Dengan
begitu bisa kita tetapkan dengan pasti bahwa Ulil Amri
92
Emilia Renita Az
yang disebutkan dalam ayat ini tidak bisa tidak harus
maksum” (Al-Tafsir Al-Kabir,10:144)
93
Tuduhan
Orang Syiah mempunyai aqidah yang berbeda dengan
kaum muslimin yang lain, karena kepercayaannya pada
Imamah. Mereka menganggap Imamah bagian dari
Aqidah tanpa dasar dari Al-Quran dan Sunnah.
Jawaban
Memang benar, Syiah memasukkan Imamah sebagai bagian
dari Aqidah, bukan furu’. Tetapi bila kita memperhatikan
ayat-ayat berikut ini dan hadis-hadis di dalam kitab-
kitab Ahlussunnah, kita akan mendapat kesan bahwa di
kalangan Ahlussunnah pun Imamah itu termasuk aqidah:
Ayat Al-Quran tentang Imamah
Menurut Al-Quran, manusia dapat dikelompokkan
berdasarkan imamnya dan akan dipanggil pada hari kiamat
Bab 11
IMAMAH
94
Emilia Renita Az
berdasarkan imamnya. Ada imam yang memberikan
petunjuk dan ada imam yang memimpin kekafiran.
Perhatikan ayat-ayat berikut ini:
Al-Isra 17:71-72
Pada suatu hari ketika Kami memanggil manusia
berdasarkan Imam mereka
Al-Tawbah 9:12
Jika mereka memutuskan perjanjian mereka setelah
mengikatkannya serta melampaui batas dalam agama, maka
perangilah para imam kekafiran. Mereka itu orang-orang
yang janjinya tidak bisa dipegang; mudah-mudahan mereka
berhenti
Al-Baqarah 2:124
95
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
Dan ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa
kalimat dan ia menyempurnakannya, Tuhan berfirman:
Aku jadikan kamu Imam bagi manusia. Ibrahim berkata:
Dan dari keturunanku? Tuhan berfirman: PerjanjianKu
tidak meliputi orang-orang zalim
Al-Anbiya 21:73
Kami jadikan mereka para Imam yang memberi petunjuk
dengan perintah Kami dan Kami wahyukan kepada mereka
melakukan kebaikan, menegakkan salat, mengeluarkan zakat
dan beribadat kepada Kami.
Yang tidak mengenal Imam mati jahiliah
Banyak sekali hadis dari kalangan Ahlisunnah dan sangat
masyhur yang meriwayatkan Nabi saw bersabda (dengan
redaksi yang berubah-ubah sedikit): “Barangsiapa yang
mati dan tidak ada imam baginya, atau tidak mengenal
imam zamannya, ia mati jahiliah” Mati jahiliah berarti
mati tidak dalam keadaan Islam. Dengan demikian,
orang yang tidak mempunyai Imam atau tidak mengenal
imam zamannya, ia dipisahkan dari kaum muslimin yang
berimam. Walhasil, Imamah bagian dari aqidah juga.
96
Tuduhan
Orang Syiah lebih mengutamakan Ali daripada Rasulullah
saw
Jawaban
Syiah tidak mengutamakan Ali di atas Rasulullah saw
sama sekali.
Orang Syiah menggelari Imam Ali sebagai “dia yang
merajut sandal Rasulullah saw”. Merajut sandalnya saja
sudah menjadi kehormatan yang besar bagi Imam Ali
dan bagi semua pengikutnya. Tetapi orang Syiah percaya
bahwa Imam Ali mempunyai kelebihan dari sahabat-
sahabat Nabi saw yang lain. Di bawah ini dicantumkan
keutamaan Imam Ali di atas sahabat yang lain:
Bab 12
MENGKULTUSKAN ALI
97
Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah
Banyaknya hadis tentang keutamaan Ali.
Menurut Imam Syafi’i, “Musuh-musuh Imam Ali me-
nyembunyikan keutammannya karena kebencian
mereka kepadanya. Para pengikutnya menyembunyikan
keutamaanya karena ketakutan mereka. Tetapi sekarang ini
kita menemukan keutamaan Imam Ali terkumpul dalam
buku yang tebal”
Banyaknya ayat yang turun tentang Ali.
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah
Allah menurunkan ayat yang di dalamnya ada “hai
orang-orang yang beriman” kecuali Ali ketuanya dan
penghulunya” (Al-Ishbahani, Al-Nur al-Musyta’il min Kitab
“Ma nuzila fi al-Quran fi Ali” 26)
Kecintaan kepada Ali menjadi pembeda antara mukmin
dan munafik.
Rasulullah saw bersabda kepada Ali: Tidak mencintaimu
kecuali mukmin dan tidakmembencimu kecuali munafik.
(Musnad Ahmad, 1:84, 95, 128; Shahih Muslim 1:41; Al-
Taj al-Jami’ li al-Ushul 3:335; Shahih al-Turmudzi 2;301;
Sunan al-Nasai 2:271; Tarikh al-Khulafa 170)
Pujian sahabat-sahabat tentang Ali
“Kalau tidak ada Ali, celakalah Umar,” kata Umar bin
Khathab (Kanz al-Ummal 1:154; Faidh al-Qadir 3:356;
Mustadrak al-Hakim 1:457; Al-Isti’ab hamisy Al-Ishabah
3:39).
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH
40 MASALAH SYIAH

More Related Content

What's hot

Proposal jumbara pmr
Proposal jumbara pmrProposal jumbara pmr
Proposal jumbara pmrslamet adi
 
Laporan konsultasi bimbingan dan konseling
Laporan konsultasi bimbingan dan konselingLaporan konsultasi bimbingan dan konseling
Laporan konsultasi bimbingan dan konselingDonny kurnianto
 
Surat suara pemilihan ketua osis masa bakti 2012-2013
Surat suara pemilihan ketua osis masa bakti 2012-2013Surat suara pemilihan ketua osis masa bakti 2012-2013
Surat suara pemilihan ketua osis masa bakti 2012-2013Lalu Gede Sudarman
 
Desain Pembelajaran_Pemilihan Sumber Belajar
Desain Pembelajaran_Pemilihan Sumber BelajarDesain Pembelajaran_Pemilihan Sumber Belajar
Desain Pembelajaran_Pemilihan Sumber Belajarnurhidayatillah
 
Artikel kkn desa baru tahun 2016
Artikel kkn desa baru tahun 2016Artikel kkn desa baru tahun 2016
Artikel kkn desa baru tahun 2016Dwi Karyani
 
PANDUAN GERAKAN 7 HARKAT.pdf
PANDUAN GERAKAN 7 HARKAT.pdfPANDUAN GERAKAN 7 HARKAT.pdf
PANDUAN GERAKAN 7 HARKAT.pdfrohdianhistiyadi3
 
METODE PENELITITAN SURVEI REVISI 24 April 2015
METODE PENELITITAN SURVEI REVISI 24 April 2015METODE PENELITITAN SURVEI REVISI 24 April 2015
METODE PENELITITAN SURVEI REVISI 24 April 2015Puguh Irawan
 
skala-pengukuran.ppt
skala-pengukuran.pptskala-pengukuran.ppt
skala-pengukuran.pptadi4015
 
Modul Mengenal bentuk Aljabar 7.3.5 (nurwaningsih)
Modul Mengenal bentuk Aljabar 7.3.5 (nurwaningsih)Modul Mengenal bentuk Aljabar 7.3.5 (nurwaningsih)
Modul Mengenal bentuk Aljabar 7.3.5 (nurwaningsih)nurwa ningsih
 
buku pedoman wali kelas
buku pedoman wali kelasbuku pedoman wali kelas
buku pedoman wali kelasamron rosyidi
 
Kelompok 7 validitas dan reliabilitas
Kelompok 7 validitas dan reliabilitasKelompok 7 validitas dan reliabilitas
Kelompok 7 validitas dan reliabilitaswiddietyas
 
Penelitian eksperimen
Penelitian eksperimenPenelitian eksperimen
Penelitian eksperimenrifai88
 
Validitas reliabilitas pengukuran prof bhisma murti
Validitas reliabilitas pengukuran   prof bhisma murtiValiditas reliabilitas pengukuran   prof bhisma murti
Validitas reliabilitas pengukuran prof bhisma murtiAteen Poernomo
 
rpl psikologi remaja dan permasalahannya (genap)
rpl psikologi remaja dan permasalahannya (genap)rpl psikologi remaja dan permasalahannya (genap)
rpl psikologi remaja dan permasalahannya (genap)FannyShyfa
 
Kemah yg baik , Tata cara berkemah yang baik
Kemah yg baik , Tata cara berkemah yang baikKemah yg baik , Tata cara berkemah yang baik
Kemah yg baik , Tata cara berkemah yang baikRisma Putri Ardhana
 
Rencana kerja perpustakaan
Rencana kerja perpustakaanRencana kerja perpustakaan
Rencana kerja perpustakaanMarta Aroma
 

What's hot (20)

Proposal jumbara pmr
Proposal jumbara pmrProposal jumbara pmr
Proposal jumbara pmr
 
Laporan konsultasi bimbingan dan konseling
Laporan konsultasi bimbingan dan konselingLaporan konsultasi bimbingan dan konseling
Laporan konsultasi bimbingan dan konseling
 
Surat suara pemilihan ketua osis masa bakti 2012-2013
Surat suara pemilihan ketua osis masa bakti 2012-2013Surat suara pemilihan ketua osis masa bakti 2012-2013
Surat suara pemilihan ketua osis masa bakti 2012-2013
 
Desain Pembelajaran_Pemilihan Sumber Belajar
Desain Pembelajaran_Pemilihan Sumber BelajarDesain Pembelajaran_Pemilihan Sumber Belajar
Desain Pembelajaran_Pemilihan Sumber Belajar
 
Berpikir kritis dan berpikir kreatif
Berpikir kritis dan berpikir kreatifBerpikir kritis dan berpikir kreatif
Berpikir kritis dan berpikir kreatif
 
Otomatisasi perpustakaan
Otomatisasi perpustakaanOtomatisasi perpustakaan
Otomatisasi perpustakaan
 
Artikel kkn desa baru tahun 2016
Artikel kkn desa baru tahun 2016Artikel kkn desa baru tahun 2016
Artikel kkn desa baru tahun 2016
 
PANDUAN GERAKAN 7 HARKAT.pdf
PANDUAN GERAKAN 7 HARKAT.pdfPANDUAN GERAKAN 7 HARKAT.pdf
PANDUAN GERAKAN 7 HARKAT.pdf
 
METODE PENELITITAN SURVEI REVISI 24 April 2015
METODE PENELITITAN SURVEI REVISI 24 April 2015METODE PENELITITAN SURVEI REVISI 24 April 2015
METODE PENELITITAN SURVEI REVISI 24 April 2015
 
skala-pengukuran.ppt
skala-pengukuran.pptskala-pengukuran.ppt
skala-pengukuran.ppt
 
Modul Mengenal bentuk Aljabar 7.3.5 (nurwaningsih)
Modul Mengenal bentuk Aljabar 7.3.5 (nurwaningsih)Modul Mengenal bentuk Aljabar 7.3.5 (nurwaningsih)
Modul Mengenal bentuk Aljabar 7.3.5 (nurwaningsih)
 
Program Kerja
Program KerjaProgram Kerja
Program Kerja
 
buku pedoman wali kelas
buku pedoman wali kelasbuku pedoman wali kelas
buku pedoman wali kelas
 
Kelompok 7 validitas dan reliabilitas
Kelompok 7 validitas dan reliabilitasKelompok 7 validitas dan reliabilitas
Kelompok 7 validitas dan reliabilitas
 
Penelitian eksperimen
Penelitian eksperimenPenelitian eksperimen
Penelitian eksperimen
 
2. ipmlh dan rencana aksi
2. ipmlh dan rencana aksi2. ipmlh dan rencana aksi
2. ipmlh dan rencana aksi
 
Validitas reliabilitas pengukuran prof bhisma murti
Validitas reliabilitas pengukuran   prof bhisma murtiValiditas reliabilitas pengukuran   prof bhisma murti
Validitas reliabilitas pengukuran prof bhisma murti
 
rpl psikologi remaja dan permasalahannya (genap)
rpl psikologi remaja dan permasalahannya (genap)rpl psikologi remaja dan permasalahannya (genap)
rpl psikologi remaja dan permasalahannya (genap)
 
Kemah yg baik , Tata cara berkemah yang baik
Kemah yg baik , Tata cara berkemah yang baikKemah yg baik , Tata cara berkemah yang baik
Kemah yg baik , Tata cara berkemah yang baik
 
Rencana kerja perpustakaan
Rencana kerja perpustakaanRencana kerja perpustakaan
Rencana kerja perpustakaan
 

Similar to 40 MASALAH SYIAH

La tahzan jgn bersedih
La tahzan jgn bersedihLa tahzan jgn bersedih
La tahzan jgn bersedihtengkiu
 
Aidh al qarni - la tahzan
Aidh al qarni - la tahzanAidh al qarni - la tahzan
Aidh al qarni - la tahzankusumahardi
 
Aidh al qorni - la tahzan
Aidh al qorni - la tahzanAidh al qorni - la tahzan
Aidh al qorni - la tahzanRobby Mukhtar
 
La tahzan (jangan bersedih)
La tahzan (jangan bersedih)La tahzan (jangan bersedih)
La tahzan (jangan bersedih)Afif Tracal
 
Dasistalovers wordpress-com-la-tahzan
Dasistalovers wordpress-com-la-tahzanDasistalovers wordpress-com-la-tahzan
Dasistalovers wordpress-com-la-tahzanMhd Siregar
 
La Tahzan (Jangan Bersedih) Aidh al-Qarni - Ebook
La Tahzan (Jangan Bersedih)   Aidh al-Qarni - EbookLa Tahzan (Jangan Bersedih)   Aidh al-Qarni - Ebook
La Tahzan (Jangan Bersedih) Aidh al-Qarni - EbookLAZNas Chevron
 
Dr. aidh_al-qarni_-_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00
Dr.  aidh_al-qarni_-_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00Dr.  aidh_al-qarni_-_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00
Dr. aidh_al-qarni_-_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00Acep Mubarok
 
Laa tahzan
Laa tahzanLaa tahzan
Laa tahzanswirawan
 
La tahzan (jangan bersedih) aidh al-qarni
La tahzan (jangan bersedih)   aidh al-qarniLa tahzan (jangan bersedih)   aidh al-qarni
La tahzan (jangan bersedih) aidh al-qarniWSKT
 
Aidh al qarni--_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00-05
Aidh al qarni--_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00-05Aidh al qarni--_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00-05
Aidh al qarni--_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00-05Phitiw Chikidaw
 
La tahzan - Jangan Bersedih
La tahzan - Jangan BersedihLa tahzan - Jangan Bersedih
La tahzan - Jangan BersedihAsep Nurdin
 
! La tahzan dr. aidh al-qarni
! La tahzan   dr. aidh al-qarni! La tahzan   dr. aidh al-qarni
! La tahzan dr. aidh al-qarniNano Nani
 

Similar to 40 MASALAH SYIAH (20)

La tahzan jgn bersedih
La tahzan jgn bersedihLa tahzan jgn bersedih
La tahzan jgn bersedih
 
Aidh al qarni - la tahzan
Aidh al qarni - la tahzanAidh al qarni - la tahzan
Aidh al qarni - la tahzan
 
La tahzan aidh al-qarni
La tahzan   aidh al-qarniLa tahzan   aidh al-qarni
La tahzan aidh al-qarni
 
Aidh al qorni - la tahzan
Aidh al qorni - la tahzanAidh al qorni - la tahzan
Aidh al qorni - la tahzan
 
La tahzan
La tahzanLa tahzan
La tahzan
 
La tahzan (jangan bersedih)
La tahzan (jangan bersedih)La tahzan (jangan bersedih)
La tahzan (jangan bersedih)
 
La tahzan
La tahzanLa tahzan
La tahzan
 
La tahzan
La tahzanLa tahzan
La tahzan
 
Latahzan jgn bersedih
Latahzan jgn bersedihLatahzan jgn bersedih
Latahzan jgn bersedih
 
Laa tahzan
Laa tahzanLaa tahzan
Laa tahzan
 
Dasistalovers wordpress-com-la-tahzan
Dasistalovers wordpress-com-la-tahzanDasistalovers wordpress-com-la-tahzan
Dasistalovers wordpress-com-la-tahzan
 
La Tahzan
La TahzanLa Tahzan
La Tahzan
 
La Tahzan (Jangan Bersedih) Aidh al-Qarni - Ebook
La Tahzan (Jangan Bersedih)   Aidh al-Qarni - EbookLa Tahzan (Jangan Bersedih)   Aidh al-Qarni - Ebook
La Tahzan (Jangan Bersedih) Aidh al-Qarni - Ebook
 
Dr. aidh_al-qarni_-_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00
Dr.  aidh_al-qarni_-_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00Dr.  aidh_al-qarni_-_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00
Dr. aidh_al-qarni_-_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00
 
Laa tahzan
Laa tahzanLaa tahzan
Laa tahzan
 
Latahzan jgn bersedih
Latahzan jgn bersedihLatahzan jgn bersedih
Latahzan jgn bersedih
 
La tahzan (jangan bersedih) aidh al-qarni
La tahzan (jangan bersedih)   aidh al-qarniLa tahzan (jangan bersedih)   aidh al-qarni
La tahzan (jangan bersedih) aidh al-qarni
 
Aidh al qarni--_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00-05
Aidh al qarni--_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00-05Aidh al qarni--_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00-05
Aidh al qarni--_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00-05
 
La tahzan - Jangan Bersedih
La tahzan - Jangan BersedihLa tahzan - Jangan Bersedih
La tahzan - Jangan Bersedih
 
! La tahzan dr. aidh al-qarni
! La tahzan   dr. aidh al-qarni! La tahzan   dr. aidh al-qarni
! La tahzan dr. aidh al-qarni
 

More from primagraphology consulting

Keagungan Rasulullah SAW & Keutamaan Ahlul Bait.pdf
Keagungan Rasulullah SAW & Keutamaan Ahlul Bait.pdfKeagungan Rasulullah SAW & Keutamaan Ahlul Bait.pdf
Keagungan Rasulullah SAW & Keutamaan Ahlul Bait.pdfprimagraphology consulting
 
Mengapa. Sebaiknya Kita Sujud di Atas Tanah_ Editor Musyayya Ba abud.pdf
Mengapa. Sebaiknya Kita Sujud di Atas Tanah_ Editor Musyayya Ba abud.pdfMengapa. Sebaiknya Kita Sujud di Atas Tanah_ Editor Musyayya Ba abud.pdf
Mengapa. Sebaiknya Kita Sujud di Atas Tanah_ Editor Musyayya Ba abud.pdfprimagraphology consulting
 
BUNYI MERDEKA : SEJARAH SOSIAL DAN TINJAUAN MUSIKOLOGI LAGU KEBANGSAAN INDONE...
BUNYI MERDEKA : SEJARAH SOSIAL DAN TINJAUAN MUSIKOLOGI LAGU KEBANGSAAN INDONE...BUNYI MERDEKA : SEJARAH SOSIAL DAN TINJAUAN MUSIKOLOGI LAGU KEBANGSAAN INDONE...
BUNYI MERDEKA : SEJARAH SOSIAL DAN TINJAUAN MUSIKOLOGI LAGU KEBANGSAAN INDONE...primagraphology consulting
 
SEJARAH TEORI KRISIS : SEBUAH PENGANTAR ANALISA MARXIS -- ANWAR SHAIKH
SEJARAH TEORI KRISIS : SEBUAH PENGANTAR ANALISA MARXIS -- ANWAR SHAIKHSEJARAH TEORI KRISIS : SEBUAH PENGANTAR ANALISA MARXIS -- ANWAR SHAIKH
SEJARAH TEORI KRISIS : SEBUAH PENGANTAR ANALISA MARXIS -- ANWAR SHAIKHprimagraphology consulting
 
MEMBUKA GERBANG KEHIDUPAN : KIAT MENGATASI KEPUTUSASAAN -- ABBAS AL-MUDARRISI
MEMBUKA GERBANG KEHIDUPAN : KIAT MENGATASI KEPUTUSASAAN -- ABBAS AL-MUDARRISIMEMBUKA GERBANG KEHIDUPAN : KIAT MENGATASI KEPUTUSASAAN -- ABBAS AL-MUDARRISI
MEMBUKA GERBANG KEHIDUPAN : KIAT MENGATASI KEPUTUSASAAN -- ABBAS AL-MUDARRISIprimagraphology consulting
 
MANUSIA, PEREMPUAN, LAKI-LAKI : PENGANTAR KE PEMIKIRAN HANNAH ARENDT, SEYLA B...
MANUSIA, PEREMPUAN, LAKI-LAKI : PENGANTAR KE PEMIKIRAN HANNAH ARENDT, SEYLA B...MANUSIA, PEREMPUAN, LAKI-LAKI : PENGANTAR KE PEMIKIRAN HANNAH ARENDT, SEYLA B...
MANUSIA, PEREMPUAN, LAKI-LAKI : PENGANTAR KE PEMIKIRAN HANNAH ARENDT, SEYLA B...primagraphology consulting
 
TAHUN YANG TAK PERNAH BERAKHIR : MEMAHAMI PENGALAMAN KORBAN 65 -- ESAI-ESAI L...
TAHUN YANG TAK PERNAH BERAKHIR : MEMAHAMI PENGALAMAN KORBAN 65 -- ESAI-ESAI L...TAHUN YANG TAK PERNAH BERAKHIR : MEMAHAMI PENGALAMAN KORBAN 65 -- ESAI-ESAI L...
TAHUN YANG TAK PERNAH BERAKHIR : MEMAHAMI PENGALAMAN KORBAN 65 -- ESAI-ESAI L...primagraphology consulting
 
PEMBAHARUAN TANPA APOLOGIA : ESAI-ESAI TENTANG AHMAD WAHIB
PEMBAHARUAN TANPA APOLOGIA : ESAI-ESAI TENTANG AHMAD WAHIBPEMBAHARUAN TANPA APOLOGIA : ESAI-ESAI TENTANG AHMAD WAHIB
PEMBAHARUAN TANPA APOLOGIA : ESAI-ESAI TENTANG AHMAD WAHIBprimagraphology consulting
 
ISLAM RADIKAL : TELAAH KRITIS RADIKALISME DARI IKHWANUL MUSLIMIN HINGGA ISIS ...
ISLAM RADIKAL : TELAAH KRITIS RADIKALISME DARI IKHWANUL MUSLIMIN HINGGA ISIS ...ISLAM RADIKAL : TELAAH KRITIS RADIKALISME DARI IKHWANUL MUSLIMIN HINGGA ISIS ...
ISLAM RADIKAL : TELAAH KRITIS RADIKALISME DARI IKHWANUL MUSLIMIN HINGGA ISIS ...primagraphology consulting
 
STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS -- JOHANES LIM
STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS -- JOHANES LIM STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS -- JOHANES LIM
STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS -- JOHANES LIM primagraphology consulting
 
MAJALAH TEMPO EDISI KHUSUS SOEHARTO -- LIMITED EDITION
MAJALAH TEMPO EDISI KHUSUS SOEHARTO -- LIMITED EDITIONMAJALAH TEMPO EDISI KHUSUS SOEHARTO -- LIMITED EDITION
MAJALAH TEMPO EDISI KHUSUS SOEHARTO -- LIMITED EDITIONprimagraphology consulting
 
Majalah TEMPO EDISI KHUSUS "RAHASIA-RAHASIA ALI MURTOPO", 14 - 20 OKTOBER 2013
Majalah TEMPO EDISI KHUSUS "RAHASIA-RAHASIA ALI MURTOPO", 14 - 20 OKTOBER 2013Majalah TEMPO EDISI KHUSUS "RAHASIA-RAHASIA ALI MURTOPO", 14 - 20 OKTOBER 2013
Majalah TEMPO EDISI KHUSUS "RAHASIA-RAHASIA ALI MURTOPO", 14 - 20 OKTOBER 2013primagraphology consulting
 
BADAI PEMBALASAN : EPISODE KEEMPAT SERI KARBALA -- MUHSEIN LABIB
BADAI PEMBALASAN : EPISODE KEEMPAT SERI KARBALA -- MUHSEIN LABIBBADAI PEMBALASAN : EPISODE KEEMPAT SERI KARBALA -- MUHSEIN LABIB
BADAI PEMBALASAN : EPISODE KEEMPAT SERI KARBALA -- MUHSEIN LABIBprimagraphology consulting
 
TENTARA LANGIT DI KARBALA : EPIC SUCI CUCU SANG NABI
TENTARA LANGIT DI KARBALA : EPIC SUCI CUCU SANG NABITENTARA LANGIT DI KARBALA : EPIC SUCI CUCU SANG NABI
TENTARA LANGIT DI KARBALA : EPIC SUCI CUCU SANG NABIprimagraphology consulting
 

More from primagraphology consulting (20)

pengantar-daras-filsafat.pdf
pengantar-daras-filsafat.pdfpengantar-daras-filsafat.pdf
pengantar-daras-filsafat.pdf
 
Teologi pembebasan dalam Islam.pdf
Teologi pembebasan dalam Islam.pdfTeologi pembebasan dalam Islam.pdf
Teologi pembebasan dalam Islam.pdf
 
Keagungan Rasulullah SAW & Keutamaan Ahlul Bait.pdf
Keagungan Rasulullah SAW & Keutamaan Ahlul Bait.pdfKeagungan Rasulullah SAW & Keutamaan Ahlul Bait.pdf
Keagungan Rasulullah SAW & Keutamaan Ahlul Bait.pdf
 
Mengapa. Sebaiknya Kita Sujud di Atas Tanah_ Editor Musyayya Ba abud.pdf
Mengapa. Sebaiknya Kita Sujud di Atas Tanah_ Editor Musyayya Ba abud.pdfMengapa. Sebaiknya Kita Sujud di Atas Tanah_ Editor Musyayya Ba abud.pdf
Mengapa. Sebaiknya Kita Sujud di Atas Tanah_ Editor Musyayya Ba abud.pdf
 
BUNYI MERDEKA : SEJARAH SOSIAL DAN TINJAUAN MUSIKOLOGI LAGU KEBANGSAAN INDONE...
BUNYI MERDEKA : SEJARAH SOSIAL DAN TINJAUAN MUSIKOLOGI LAGU KEBANGSAAN INDONE...BUNYI MERDEKA : SEJARAH SOSIAL DAN TINJAUAN MUSIKOLOGI LAGU KEBANGSAAN INDONE...
BUNYI MERDEKA : SEJARAH SOSIAL DAN TINJAUAN MUSIKOLOGI LAGU KEBANGSAAN INDONE...
 
SEJARAH TEORI KRISIS : SEBUAH PENGANTAR ANALISA MARXIS -- ANWAR SHAIKH
SEJARAH TEORI KRISIS : SEBUAH PENGANTAR ANALISA MARXIS -- ANWAR SHAIKHSEJARAH TEORI KRISIS : SEBUAH PENGANTAR ANALISA MARXIS -- ANWAR SHAIKH
SEJARAH TEORI KRISIS : SEBUAH PENGANTAR ANALISA MARXIS -- ANWAR SHAIKH
 
MEMBUKA GERBANG KEHIDUPAN : KIAT MENGATASI KEPUTUSASAAN -- ABBAS AL-MUDARRISI
MEMBUKA GERBANG KEHIDUPAN : KIAT MENGATASI KEPUTUSASAAN -- ABBAS AL-MUDARRISIMEMBUKA GERBANG KEHIDUPAN : KIAT MENGATASI KEPUTUSASAAN -- ABBAS AL-MUDARRISI
MEMBUKA GERBANG KEHIDUPAN : KIAT MENGATASI KEPUTUSASAAN -- ABBAS AL-MUDARRISI
 
MANUSIA, PEREMPUAN, LAKI-LAKI : PENGANTAR KE PEMIKIRAN HANNAH ARENDT, SEYLA B...
MANUSIA, PEREMPUAN, LAKI-LAKI : PENGANTAR KE PEMIKIRAN HANNAH ARENDT, SEYLA B...MANUSIA, PEREMPUAN, LAKI-LAKI : PENGANTAR KE PEMIKIRAN HANNAH ARENDT, SEYLA B...
MANUSIA, PEREMPUAN, LAKI-LAKI : PENGANTAR KE PEMIKIRAN HANNAH ARENDT, SEYLA B...
 
TAHUN YANG TAK PERNAH BERAKHIR : MEMAHAMI PENGALAMAN KORBAN 65 -- ESAI-ESAI L...
TAHUN YANG TAK PERNAH BERAKHIR : MEMAHAMI PENGALAMAN KORBAN 65 -- ESAI-ESAI L...TAHUN YANG TAK PERNAH BERAKHIR : MEMAHAMI PENGALAMAN KORBAN 65 -- ESAI-ESAI L...
TAHUN YANG TAK PERNAH BERAKHIR : MEMAHAMI PENGALAMAN KORBAN 65 -- ESAI-ESAI L...
 
PEMBAHARUAN TANPA APOLOGIA : ESAI-ESAI TENTANG AHMAD WAHIB
PEMBAHARUAN TANPA APOLOGIA : ESAI-ESAI TENTANG AHMAD WAHIBPEMBAHARUAN TANPA APOLOGIA : ESAI-ESAI TENTANG AHMAD WAHIB
PEMBAHARUAN TANPA APOLOGIA : ESAI-ESAI TENTANG AHMAD WAHIB
 
ISLAM RADIKAL : TELAAH KRITIS RADIKALISME DARI IKHWANUL MUSLIMIN HINGGA ISIS ...
ISLAM RADIKAL : TELAAH KRITIS RADIKALISME DARI IKHWANUL MUSLIMIN HINGGA ISIS ...ISLAM RADIKAL : TELAAH KRITIS RADIKALISME DARI IKHWANUL MUSLIMIN HINGGA ISIS ...
ISLAM RADIKAL : TELAAH KRITIS RADIKALISME DARI IKHWANUL MUSLIMIN HINGGA ISIS ...
 
STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS -- JOHANES LIM
STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS -- JOHANES LIM STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS -- JOHANES LIM
STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS -- JOHANES LIM
 
MENGOREK ABU SEJARAH HITAM INDONESIA
MENGOREK ABU SEJARAH HITAM INDONESIAMENGOREK ABU SEJARAH HITAM INDONESIA
MENGOREK ABU SEJARAH HITAM INDONESIA
 
MAJALAH TEMPO EDISI KHUSUS SOEHARTO -- LIMITED EDITION
MAJALAH TEMPO EDISI KHUSUS SOEHARTO -- LIMITED EDITIONMAJALAH TEMPO EDISI KHUSUS SOEHARTO -- LIMITED EDITION
MAJALAH TEMPO EDISI KHUSUS SOEHARTO -- LIMITED EDITION
 
Majalah TEMPO EDISI KHUSUS "RAHASIA-RAHASIA ALI MURTOPO", 14 - 20 OKTOBER 2013
Majalah TEMPO EDISI KHUSUS "RAHASIA-RAHASIA ALI MURTOPO", 14 - 20 OKTOBER 2013Majalah TEMPO EDISI KHUSUS "RAHASIA-RAHASIA ALI MURTOPO", 14 - 20 OKTOBER 2013
Majalah TEMPO EDISI KHUSUS "RAHASIA-RAHASIA ALI MURTOPO", 14 - 20 OKTOBER 2013
 
BADAI PEMBALASAN : EPISODE KEEMPAT SERI KARBALA -- MUHSEIN LABIB
BADAI PEMBALASAN : EPISODE KEEMPAT SERI KARBALA -- MUHSEIN LABIBBADAI PEMBALASAN : EPISODE KEEMPAT SERI KARBALA -- MUHSEIN LABIB
BADAI PEMBALASAN : EPISODE KEEMPAT SERI KARBALA -- MUHSEIN LABIB
 
TENTARA LANGIT DI KARBALA : EPIC SUCI CUCU SANG NABI
TENTARA LANGIT DI KARBALA : EPIC SUCI CUCU SANG NABITENTARA LANGIT DI KARBALA : EPIC SUCI CUCU SANG NABI
TENTARA LANGIT DI KARBALA : EPIC SUCI CUCU SANG NABI
 
DEWI-DEWI SAHARA -- MUHSIN LABIB
DEWI-DEWI SAHARA -- MUHSIN LABIBDEWI-DEWI SAHARA -- MUHSIN LABIB
DEWI-DEWI SAHARA -- MUHSIN LABIB
 
SEJARAH AL-HUSAIN DAN TRAGEDI KARBALA
SEJARAH AL-HUSAIN DAN TRAGEDI KARBALASEJARAH AL-HUSAIN DAN TRAGEDI KARBALA
SEJARAH AL-HUSAIN DAN TRAGEDI KARBALA
 
TRAGEDI KARBALA -- SWARAMUSLIM.COM
TRAGEDI KARBALA -- SWARAMUSLIM.COMTRAGEDI KARBALA -- SWARAMUSLIM.COM
TRAGEDI KARBALA -- SWARAMUSLIM.COM
 

Recently uploaded

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 

Recently uploaded (20)

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 

40 MASALAH SYIAH

  • 1.
  • 2.
  • 3. 40 Masalah Syiah Karya Emilia Renita Az ©Emilia Renita Editor: Jalaluddin Rakhmat Didigitalkan dan didistribusikan oleh IJABI (Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia) 2013
  • 4.
  • 5.
  • 6. Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah 40 Masalah Syiah Emilia Renita Az Editor: Dr. Jalaluddin Rakhmat, MSc
  • 7. 4 Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, ahlulbait dan mensucikan kamu sesuci-sucinya (Surat Al-Ahzab 33: 33)
  • 8. 5 Rasulullah saw bersabda: “Verily, Iam leaving among you two weighty things (thaqalayn): The book of Allah swt and my progeny(‘itrati), the members of my Household(Ahl al-Bayt). If you hold fast to them, you shall never go astray. These two will neber separate from each other until they meet me at the Pond (Hawd)(of Kawthar)” • Al-Hakkim an-Nayshaburi, Al-Mustadrak ‘ala’s Sahihayn (Beirut),3:109-110,148,533 • Muslim, As-Shahih, (English translation), 31, hadis no 5920-3 • At-Tirmidhi, As-Shahih, 5:621-21, 3786, 3788; bab 2: 219 • An-Nasa’I, Khasa’is Ali bin Abi talib, hadis no 79 • Ahmad ibn Hanbal, AlMusnad, 3: 14, 17, 26; Bab. 3: 26, 59; Bab 4: 371; Bab 5: 181-182, 189-190. • Ibn al-‘Athir, Jami‘ al-Usriill, bab 1: 277 • Ibn Kathir, Al-Bidayah wa’n-Nihayah, 5:209 • Ibn Kathir, Tafsir al-Qur’an al-‘Azim,6:199 • Nasir ad-Din al-Alban, Silsilat al-Ahadith as=Sahihah (Kuwait: Ad-Dar as-Salafiyaah, 4: 355-358
  • 9. 6
  • 10. 7 Sekitar dua puluh tahun yang lalu, di Paramadina diadakan kajian tentang Syiah. Seorang ulama besar Indonesia menjelaskan Syiah. Ia membagi Syiah di dunia kepada dua kelompok besar: Hasaniyah yang bersumber pada Imam Hasan bin Ali, dan Husainiyah yang bersumber pada Imam Husain. Bangsa Iran adalah pengikut Imam Husain. Karena itu, kata Pak Kiyai dengan yakin, tempat- tempat ibadat mereka di Iran disebut Husainyah. Saya tidak sanggup menahan tertawa saya. Saya mohon maaf. Tetapi saya tidak bisa menjelaskan kepada beliau bahwa Husainiyah adalah sejenis tempat mengaji dan menyelenggarakan acara-acara peringatan Syiah. Tidak Pengantar Editor
  • 11. 8 Emilia Renita Az ada hubungannya dengan aliran dalam Syiah. Tidak ada kaitannya juga dengan Iran. Husainiyah terdapat di setiap negeri yang ada Syiahnya. Saya takjub. Sebegitu parahkah pengetahuan ulama tentang Syiah. Dapat dibayangkan para awamnya. Syiah adalah mazhab yang paling tidak dikenal baik bagi ke- banyakan kaum muslim maupun bagi peneliti Islam dari Barat. Untuk memperburuk situasi, banyak orang–sering kali jahil tetapi mengklaim diri sebagai ulama-berceramah atau menulis buku tentang Syiah. Rujukan mereka yang paling utama adalah imajinasi dan prasangka. Motif me- reka yang paling mendasar adalah kebencian dan kedeng- kian. Tujuan mereka yang paling akhir ialah meneguhkan fanatisme dan meruntuhkan persaudaraan Islam. Jadi, pem- bahasan mereka tentang Syiah lebih merupakan tuduhan ketimbang penjelasan. Mehr Dichtung dann Wahrheit! Sudah banyak ulama Syiah menulis tanggapan tentang tuduhan-tuduhan itu. Dalam berpuluh bahkan beratus jilid yang tebal. Sayangnya buku-buku seperti itu tidak sampai ke kalangan awam; bahkan tidak juga dibaca oleh para ulamanya. Ada dua macam ulama di negeri kita. Pertama adalah ulama yang mampu membaca kitab (dalam bahasa Arab) tetapi tidak sanggup membeli kitab-kitab itu. Kedua adalah ulama yang sanggup membeli kitab-kitab itu tetapi tidak mampu mambacanya. Akibatnya menakjubkan. Tuduhan terhadap Syiah tidak berubah-ubah sepanjang sejarah.
  • 12. 9 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah Buku ini adalah upaya untuk menjawab tuduhan- tuduhan itu dengan bahasa orang awam. Buku ini merupa- kan hasil belajar murid dan istri saya yang paling cerdas dan kritis, Emilia Az. Hampir setiap saat ketika ada waktu luang di tengah-tengah kesibukan dakwah kami, kami duduk berdua membahas berbagai masalah Syiah. Ia juga rajin mencatat kuliah-kuliah atau diskusi-diskusi tentang Syiah yang disaksikannya. Ia juga yang memecahkan rekor – menyelenggarakan debat Sunnah-Syiah di televisi Indonesia untuk pertama kalinya. Dari serpihan-serpihan catatan itu, ditambah dengan pembacaan dan penelitian yang dilakukannya, ia melahirkan buku ini. Buat seorang-seperti yang ia katakan- “muallaf”, buku ini telah menjadi karya yang luar biasa. I really appreciate it, my better half. Saya masuk ke dalam buku ini sebagai penyunting, penggunting, pembanding, dan pembanting. Saya ber- usaha memperhalus bahasanya–dari bahasa “feminin” yang terkadang emosional tapi tajam, ke bahasa “maskulin” yang umumnya rasional tapi gersang. Saya menambahkan penjelasan-penjelasan dan-yang paling berat-mencarikan rujukan-rujukannya dalam perpustakaan kami. Karena keterbatasan waktu, proses editing ini belum dilakukan dengan lengkap. Ada beberapa bab dari buku ini yang belum sempat saya sunting. Saya juga ingin memberitahukan kepada pembaca. Saya tidak sempat mencantumkan daftar buku yang dilengkapi dengan cetakan dan penerbitnya. Penunjukan jilid dan halaman
  • 13. 10 Emilia Renita Az seringkali berbeda-beda pada cetakan dan penerbit yang berbeda. Beruntung kalau kitab-kitab yang anda akses mempunyai penerbit dan tahun penerbitan yang sama. Bersabarlah sebentar jika kitab-kitab Anda berasal dari penerbit dan tahun penerbitan yang berlainan. Karena fungsi saya hanyalah editor, saya juga tidak sempat menjadi “proof reader”. Maafkan kami kalau dalam buku ini terdapat ejaan yang tidak konsisten atau salah. Mudah-mudahan dalam cetakan berikutnya, tentu dengan halaman yang mungkin berbeda, buku ini muncul dalam bentuk yang lebih enak dibaca dan lebih perlu. Walhasil, buku ini adalah karya bersama yang kami persembahkan untuk umat Islam Indonesia. Tujuan akhir kami ialah tumbuhnya saling pengertian di antara mazhab-mazhab dalam Islam. Biarlah buku ini menjadi salah satu di antara tonggak sejarah, betapa pun kecilnya untuk menandai tekad yang agung: Marilah setiap mazhab bersatu untuk memerangi bukan sesama umat Islam, tetapi penindasan, kebodohan dan kemiskinan. Secara khusus, sebagai Ketua Dewan Syura Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia, kami memberikan buku ini kepada seluruh anggota IJABI sebagai pedoman dakwah mereka.
  • 14. 11 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah Inilah bakti kami yang sederhana untuk risalah Tuhan kami yang “telah mengutus RasulNya dengan petunjuk dan agama yang benar untuk mengungguli semua agama yang lain. Cukuplah Allah menjadi saksi bagi kami” 1 Muharram 1430 Jalaluddin Rakhmat
  • 15. 12 “Di dunia ini semua hal berubah kecuali kecaman terhadap Syiah.. Semua permulaan ada ujungnya kecuali fitnah terhadap Syiah.. Semua vonis harus berdasarkan bukti kecuali vonis terhadap Syiah..“ (Syekh Jawad Mughniyah, ulama Syiah Lebanon) Alhamdulillah, menyambut Muharram yang penuh duka, di penghujung tahun 2008, selesailah pembuatan buku ini. Tidaklah buku ini dibuat untuk memecah belah kaum muslimin. Bukan pula dibuat untuk saling hujat, menyerang dan meng’kafir’kan. Sengaja buku ini dibuat sebagai hadiah kecil saya, kepada Imam tercinta, Imam Ali bin Abi Thalib as di hari pengangkatan Beliau sebagai pelanjut kepimpinan setelah Nabi saw. Buku ini juga dibuat untuk TABAYYUN atas buku-buku dan selebaran- Kata Pengantar
  • 16. 13 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah selebaran yang sengaja dibuat untuk memprovokasi orang awam dan menyebarkan fitnah tentang syiah. Sebagai “mualaf ” pecinta Nabi dan Ahlulbaitnya, saya merasa berkewajiban untuk membantahnya kembali dengan buku dan ilmu. Mudah-mudahan bisa menjadi “lisaana shidqin fil akhiriin” bagi saya dan keluarga. Sekiranya ada pahala karena manfaat membaca buku ini, ingin saya hadiahkan pahala ini untuk orang-orang yang berjasa dalam hidup saya, orang-orang yang cintanya tidak pernah bisa terbayar: kedua orang tua saya, Achmad Az & Reen Suryati Achmad; guru, partner da’wah syiah saya yang sangat solid, yang juga merangkap suami saya tercinta, Jalaluddin Rakhmat, yang sabar luar biasa menghadapi pernyataan, pertanyaan dan debat-debat saya yang diluar pemikiran umum; yang berhari-hari mengingatkan saya agar tidak “distracted by facebook” dan kembali menemani saya, buka buku bareng, diskusi bareng sampai pagi hari. Yang terakhir, mereka, belahan hatiku, yang jiwaku bersamanya yaitu anak-anak tercinta, Nur Fadhillah, Rahadian, Rizky, Baby dan Bima. Mereka yang tidak pernah lagi, bisa protes karena tahu Ibunya lebih sibuk mengurus ‘orang lain” ketimbang mereka. Yang ketika, saya bersama mereka, saya paksa mereka mengenal ajaran Ahlulbait agar mereka tidak bernasib sama seperti saya yang “buta”. Akhirnya mereka harus belajar serius juga karena harus membela diri dan menjelaskan alasan- alasannya ketika ditanya kawan-kawan mereka.
  • 17. 14 Emilia Renita Az Tentunya tidak akan saya lupakan jasa dua sahabat Iran kami, pertama, pertama, Mr. Mohammad Tamhidi dari ICC, Bangkok, yang “pasrah total” ketika saya dan suami “merampok” koleksi buku-bukunya di perpustakaannya, demi buku ini terwujud. Kemudian, Mr. Mohsen Hakimmullahi dari ICC Jakarta, yang tentu tidak kalah banyak jasanya dalam membantu saya dan suami, untuk mencarikan referensi dengan buku dan menyemangatkan kami dengan cerita-cerita menariknya seputar para ulama dan ajaran Syiah. Akhirnya dengan segala effort dan seluruh kerja keras kami berdua (sebetulnya, saya malu kalau saya claimed, buku ini hasil saya sendiri padahal suami saya kerja lebih keras dari saya!! Thanx, hon..! Juzi’tum an ahlilbait as khayran.) sehingga buku ini terbit walaupun jauh dari target waktu yang sebenarnya (karena bolak-balik dikasih warna merah, di edit terus menerus, selalu kembali dengan penuh coretan, yang saya juga sudah sampai titik puncak kehabisan sabar karena “guru saya” yang sangat perfectionist!!! Alhamdulillah, selesai juga akhirnya.. sambil Beliau bilang kepada saya,”nanti kamu siapkan lagi ya buku-buku yang lain yang berhubungan dengan ini”. Ya Rabb…, artinya perang email dan begadang akan segera dimulai lagi setelah terbit buku ini.). Terima kasih saya ucapkan juga kepada teman-teman seperjuangan di IJABI: dari Dewan Syura yang selalu bekerja keras; Ust Makmun, Ust. Khoyron dll, sampai ke Pengurus Pusat Bang Furqan, Mas Koenta, dll; Lalu
  • 18. 15 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah keluarga kecil saya, tim kesekertariatan: Asep, Andi P, Yani M, Dewi R, Fauzan J & S. Zuhri serta semua istri & suami mereka yang sabar dan tabah ketika tim harus kerja keras abis-abisan sampai mungkin kehabisan waktu untuk keluarganya; dan seluruh pengurus wilayah, daerah dan cabang dari Sabang sampai Merauke, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah bekerja keras untuk IJABI walaupun dihina dan dimusuhi tapi mereka tetap melayani dengan senang demi senyuman sang Nabi saw. Semoga kelelahan kita akan berakhir dalam perjumpaan kita dalam satu naungan para pecinta Ahlulbait Nabi saw sampai kedatangan Imam Muhammad Mahdi al Muntadzar afs.. Allahumma shalli ala Muhammad wa ali Muhammad wa ajjil farajah.. Di Ghadir Khum, 18 Dzulhijjah 10H, Nabi saw berkata dihadapan 124 ribu sahabatnya: “Barang siapa yang menjadikan aku sebagai pemimpinnya, dan inilah Ali as, pemimpinnya…” lalu turunlah surat Al Maidah: 30: “Pada hari ini telah Ku sempurnakan bagimu agamu, dan telah Kusempurnakan bagimu Nikmat-Ku dan telah Ku- ridhoi Islam sebagai agamamu”. (hadis di atas diriwayatkan dengan banyak jalan. Perawinya mencapai jumlah 130 sahabat, 84 Tabi’in dan tidak kurang dari 360 sumber Islam utama telah menukilnya) Alhamdulillahi ‘ala ikmali dinih wa itmami ni’matih bi wilayati abil fuqarai wa masakiin, Amiril Mukminin, Ali bin Abi Talib as.
  • 19. 16 Emilia Renita Az Ya Allah, jadikan kami, anak-anak kami, sahabat- sahabat kami, orang-orang yang berpegang teguh pada kepemimpinan Imam tercinta, Ali bin Abi Thalib as, sampai yaumil qiyamah nanti.. Bi Izzah Allah, Nubuwwah Ahmad, Wilayah Ali, Majulah IJABI !! Hari Raya Idul Ghadir 1429 H, Emilia Az JR
  • 21. 18 Tuduhan Ajaran Syiah tidak berdasarkan Al-Quran Jawaban Ajaran Syiah –dalam buku ini-adalah mazhab dalam Islam yang mengikuti Ahlulbait a.s sepeninggal Rasulullah saw. Syiah percaya bahwa mengikuti Ahlulbait adalah perintah Allah dan Rasulnya. Pada bab ini ditunjukkan hanya tiga ayat dari ayat-ayat Al-Quran yang dijadikan landasan ke- yakinan Syiah. Ayat al-Tathhîr (Penyataan kesucian). Nabi saw terjaga dari segala dosa dan kesalahan. Kita harus mengikuti Rasulullah saw, karena ia selalu benar. Sepeninggal Rasulullah saw, kita harus mengikuti orang- orang yang dijamin kesuciannya dalam Al-Quran. Bab 1 AJARAN SYIAH TIDAK BERDASARKAN AL-QUR’AN
  • 22. 19 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, ahlulbait dan mensucikan kamu sesuci-sucinya. Dari Shafiyah binti Syaibah ia, berkata “Aisyah ber- kata: “Pada suatu pagi, Rasulullah SW keluar dengan mengenakan selimut wol berwarna hitam, lalu Hasan datang maka beliau memasukkannya kedalam selimut, ke- mudian datanglah Husain dan ia pun masuk ke dalamnya, kemudian datanglah Fatimah dan beliaupun memasukkan putrinya itu, kemudian datanglah Ali dan beliau pun memasukkannya juga ke dalam selimut sambil membaca ayat QS 33: 33 (Shahih Muslim, II, Kitab fadhail al- Shahabah, bab fadhail Ahl al-Bayt; Shahih al-Turmudzi 5:30, hadis #3258; Musnad Ahmad 1:330; Mustadrak al- Shahihayn 3:133, 146,147; Al-Thabrani, Mu’jam al-Shaghir, 1:65,135.) Umar bin Abi Salamah: Ketika turun ayat-Sesung- guhnya Allah kepada Nabi saw di rumah Ummu Salamah, beliu memanggil Fathimah dan memasukkannya dalam selimutnya. Ali datang sesudahnya, dan beliau pun memasukkan Ali ke dalam selimutnya. Kemudian Hasan datang maka beliau memasukkannya kedalam selimut, kemudian datanglah Husain dan ia pun masuk
  • 23. 20 Emilia Renita Az ke dalamnya lalu kemudian beliau bersabda: Ya Allah, mereka inilah Ahlulbaitku. Hilangkanlah dari mereka dosa dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya. Ummu Salamah berkata: Aku bersama mereka, ya Rasul Allah? Beliau bersabda: Kamu ada dalam tempatmu. Kamu berada dalam kebaikan (Sunan al-Turmudzi 5:328; Al-Albani, ahli hadis kontemporer menyebutkan hadis ini shahih dan memasukkannya dalam Shahih Sunan Al-Turmudzi, 3:306, Kitab Tafsir al-Quran). Masih dari Ummu Salamah: Ayat ini-Sesungguhnya Allah…-turun di rumahku. Aku berkata: Ya Rasulullah, bukankah aku termasuk Ahlulbait? Beliau bersabda: Kamu dalam kebaikan. Kamu termasuk istri-istri Rasulullah saw. Ia berkata: Ahlulbait adalah Ali, Fathimah, Al-Hasan dan Al-Husain. Kata Ibn Asakir: Hadis ini shahih (Al-Arbain fi Manaqib Ummil Mu’minin 106). Hadis-hadis ini dengan jelas menunjukkan bahwa Ahlulbait itu tidak termasuk ke dalamnya istri-istri Nabi saw. Kata “innama” menunjukkan bahwa Ahlulbait dibatasi pada orang-orang yang namanya disebut dalam hadis- hadis itu. Karena Ahlulbait dijamin suci dengan firman Tuhan, Syiah tidak menemukan selain Ahlulbait, Imam yang patut mereka patuhi. Di bawah ini dicantunkan kitab-kitab tafsir, asbab al- nuzul, ulum al-qur’an, hadis yang menjelaskan bahwa ayat tathhir ini turun untuk Ahlulbait: a. Tafsir al-Thabari 22:6-8
  • 24. 21 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah b. Tafsir al-Durr al-Mantsur 5:198-199 c. Tafsir Ahkam AL-Quran, Al-Jashash, 5:230 d. Tafsir Al-Kasysyaf 1:193 e. Tafsir Ahkam al-Quran, Ibn Arabi, 2:166 f. Tafsir Al-Qurthubi 14:182 g. Tafsir Ibn Katsir 3:483-485 h. Tafsir Al-Munir, Al-Jawi, 2:183 i. Tafsir Fath al-Qadir 4:279 j. Al-Itqan 4:240 k. Asbab al-Nuzul, Al-Wahidi 203 l. Shahih Muslim, Syarh Al-Nawawi 15:194 m. Shahih al-Turmudzi 5:30 n. Musnad Ahmad 1:330 (antara lain) o. Al-Hakim, Al-Mustadrak al-Shahihain 3:133 p. Khashaish Amir al-Mu’minin, Al-Nasai al-Syafi’I 4 q. Usud al-Ghabah, Ibn Al-Atsir 2:12, 20; 3:413; 5:521 r. Al-Tas-hil li ‘Ulum al-Tanzil, Al-Kalbi 3:137 s. Al-Isti’ab, Ibn ‘Abd al-Birr, hamisy Al-Ishabah 3:37 t. Al-Sirah al-Nabawiyyah, Zaini Dahlan, hamisy Al- Sirah al-Halabiyyah, 3:329-330 u. Muntakhab Kanz al-‘Ummal, hamisy Musnad Ahmad 5:96 v. Al-Iqd al-Farid, Ibn ‘Abd Rabbih al-Maliki, 4:311 w. Is’af al-Raghibin, hamisy Nur al-Abshar 104-106 x. Tarikh Dimasyq, Ibn Asakir al-Syafi’I, 1:185
  • 25. 22 Emilia Renita Az y. Manaqib Ali bin Abi Thalib, Ibn Al-Maghazali al- Syafi’i, 301-351 z. Kifayat al-Thalib, Al-Kanji al-Syafi’I 54, 373-375. Ayat Wilayah (Kepemimpinan). Pemimpin dalam Al-Quran disebut “waliy”. Al-Quran sudah memberikan petunjuk siapa yang sepatutnya dijadikan pemimpin setelah Allah dan RasulNya: “Sesungguhnya pemimpin kamu itu hanyalah Allah, RasulNya, dan orang-orang beriman yang mendrirkan salat dan mengeluarkan zakat dalam keadaan rukuk” (Al-Maidah 55) Berkata Ibn Abbas, Al-Suddi, ‘Utbah bin Hakim, dan Tsabit bin Abdullah: yang dimaksud dengan ayat-orang- orang beriman yang mendirikan salat dan mengeluarkan zakat dalam keadaan rukuk-adalah Ali bin Abi Thalib. Seorang pengemis lewat (meminta tolong) dan Ali sedang rukuk di masjid. Lalu Ali menyerahkan cincinnya (Tafsir al-Tsa’labi 4:80) Berkata Abu Ja’far al-Iskafi: Ayat ini-Sesungguhnya pemimpin kamu…-turun tentang Ali bin Abi Thalib memperkuat sabda Nabi saw: Siapa yang menjadikan aku sebagai pemimpinnya hendaknya menjadikan Ali
  • 26. 23 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah sebagai pemimpinnya. Di sini Allah mendampingkan wilayahnya dengan wilayah Rasulullah saw (Al-Mi’yar wal Muwazanah 228. Tentang Abu Ja’far Al-Iskafi, Al-Dzahabi berkata: Dia adalah alim besar Abu Ja’far Muhammad bin Abdullah Al-Samarqandi al-Iskafi. Ahli ilmu kalam, sangat menakjubkan kecerdasannya dan keluasan pengetahuannya dalam agama, penjagaan dirinya dan kebersihan pribadinya-Siyar A’lam al-Nubala 10:550) Di bawah ini adalah daftar kitab-kitab tafsir, asbab al-nuzul, hadis, dan tarikh yang ditulis oleh ulama Ahlussunnah yang menjelaskan bahwa ayat wilayah ini turun tentang Imam Ali bin Abi Thalib as. Karena keterbatasan abjad, sebagian lagi tidak dicantumkan di sini a. Tafsir Ahkam al-Quran, Al-Jashash, 2:558 b. Tafsir Ruhul Ma’ani, 6:167 c. Tafsir Al-Durr Al-Mantsur, 3:104 d. Tafsir Ibn Katsir 2:74 e. Tafsir Al-Kasyaf, 1:639 f. Tafsir Fath al-Qadir,, 2:53 g. Tafsir Al-Thabari, 6:288-289 h. Tafsir al-Qurthubi, 6:219-220 i. Tafsir al-Munir, Al-Jawi 1:210 j. Tafsir al-Fakhr al-Razi 12:26 k. Tafsir Tafsir al-Nasafi 1:289 l. Syawahid al-Tanzil, Al-Haskani al-Hanafi, 1:161
  • 27. 24 Emilia Renita Az m. Al-Tas-hil li ‘Ulum al-Tanzil, al-Kalbi, 1:181 n. Asbab al-Nuzul, Al-Wahidi 148 o. Lubab al-Nuqul, Al-Suyuthi, hamisy Jalalayn 213 p. Ma’alim al-Tanzil, hamisy Tafsir al-Khazin 2:55 q. Zad al-Masir fi ‘Ilm al-Tafsir, Ibn Al-Jawzi, 2:383 r. Fath al-Bayan fi Maqashid al-Qur’an, 3:51 s. Dzakhair al-‘Uqba, Muhibbuddin al-Thabari al-Syafi’i 88, 102 t. Yanabi’ al-Mawaddah, Al-Qanduzi al-Hanafi, 1:114 u. Kanz al-‘Ummal 15:146 v. Jami’ al-Ushul 9:478 w. Majma’ al-Zawaid 7:17 x. Al-Shawaiq al-Muhriqah, Ibn Hajar, 24:39 y. Tadzkirat al-Khawwash, Ibn Al-Jawzi al-Hanafi, 18:208 z. Tarikh Dimasyq, Ibn Asakir al-Syafi’i, 2:409 Ayat al-Mawaddah. Syiah adalah mazhab yang ditegakkan atas dasar kecintaan kepada Rasulullah saw dan Ahlulbaitnya yang disucikan. Syiah mengikuti Ahlulbait, pertama, karena mereka disucikan; kedua, karena Al-Qur’an menyuruh umat Islam untuk berwilayah kepada Imam Ali (Imam pertama Ahlulbait); dan ketiga, karena umat Islam diperintahkan untuk mencintai Ahlulbait.
  • 28. 25 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah Demikianlah Allah menggembirakan hamba-hambanya yang beriman dan beramal saleh. Katakanlah: Aku tidak meminta upah dari kalian atas nya kecuali kecintaan kepada keluargaku. Barangsiapa berbuat baik, Kami tambah kebaikan- nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha Berterimakasih (Al-Syura 23). Ketika ayat ini turun, para sahabat Nabi bertanya: “Wahai Rasulullah, siapakah keluarga Anda yang wajib atas kami untuk mencintainya? Nabi menjawab: “Mereka adalah Ali, Fathimah, Hasan dan Husain” (Fadhail al- Shahabah 2:669; Al-Mu’jam al-Kabir 1:351; Al-Haytami mengeluarkan hadis ini dengan mengatakan “Al-Bazzar, Al-Thabrani meriwayatkan dari Al-Hasan dengan sanad yang sebagaiannya baik; Al-Haytami juga mengatakan bahwa dalam sanad hadis di atas ada seorang Syiah tapi dia jujur, al-shaduq). Di samping sumber-sumber di atas, di bawah ini di- sampaikan daftar (hanya) kitab-kitab tafsir Ahlisunnah yang meriwayatkan hadis di atas: a. Tafsir al-Kasysyaf 3::402 b. Tafsir al-Fakhr al-Razi 27:266
  • 29. 26 Emilia Renita Az c. Tafsir al-Baidhawi 4:123 d. Tafsir Ibn Katsir 4:112 e. Tafsir al-Qurthubi 16:22 f. Tafsir Fath al-Qadir 4:534 g. Tafsir al-Durr al-Mantsur 6:7 h. Tafsir al-Nasafi 4:105 i. Tafsir Fath al-Bayan, Shidiq Hasan Khan 8:372
  • 30. 27 Wahai Ahlulbait Rasulullah Kecintaan kepada kalian Diwajibkan Allah dalam AL-Quran yang diturunkan Cukuplah tentang besarnya kemuliaanmu Siapa yang tidak bersalawat padamu Seluruh salatnya tidak diterima Catatan IMAM SYAFI’I MENULIS PUISI INI:
  • 31. 28 Emilia Renita Az Perintah mengikuti Ahlulbait yang harafiah dalam al- Qur’an memang tidak ada, karena yang di perintah oleh Allah swt adalah mencintai Ahlulbait. Dan orang yang mencintai pasti mengikuti. Justru kami TIDAK MENEMUKAN satu dalil pun tentang perintah mengikuti Ahlussunnah dalam nash manapun baik Al- Qur’an maupun al-Sunnah
  • 32. 29 Tuduhan Syi’ah mempunyai mushaf Al-Quran yang berbeda dengan kaum muslimin lainnya. Mushaf Al-Quran itu namanya mushaf Ali. Ada juga yang menyebutnya mushaf Fathimah. Di dalamnya tidak ada satu pun ayat Al-Quran yang ada pada kaum muslimin Jawaban Harusnya para penuduh malu dengan tuduhan ini, karena tidak ada seorang Syiah pun di bawah kolong langit ini, yang memiliki mushaf Qur’an yang berbeda dengan al- Quran yang ada sekarang. Mesjid-mesjid Syiah ada di mana-mana. Datanglah ke mesjid itu dan periksa apakah al-Quran Syiah berbeda. Iran adalah Negara Syi’ah terbesar di dunia. Mereka selalu mengikuti dan menyelenggarakan Musabaqah Tilawah Al Qur’an. Bagaimana mungkin jika Bab 2 MUSHAF AL-QUR’AN YANG BERBEDA: MUSHAF ALI
  • 33. 30 Emilia Renita Az mereka berpartisipasi dalam MTQ tingkat international kalau al-Qur’annya berbeda? Syiah dari dahulu sampai sekarang membaca mushaf Al-Quran yang dibaca oleh kaum muslimin di mana pun. Tidak ada beda di antara mushaf Al-Quran mereka dengan mushaf Al-Quran lainnya. Untuk menghindari kesalah-pahaman, di bawah ini dijelaskan tentang mushaf Ali, shahifah Ali, dan shahifah Fathimah. Mushaf Ali. Siapa saja yang mempelajari Tarikh Al-Quran pasti mengenal beberapa mushaf di kalangan sahabat Nabi saw, sebelum penyatuan mushaf di zaman Utsman bin Affan: Mushaf Zaid, Mushaf ibn Mas’ud, Mushaf Ubay bin Ka’ab, Mushaf Abu Musa al-Asy’ari, Mushaf Miqdad bin Al-Aswad, dan bahkan Mushaf Aisyah, di samping Mushaf Ali. Shahih al-Bukhari meriwayatkan dari Ibn Mahik: Aku sedang beserta Aisyah, ketika seorang Irak datang dan mengajukan berbagai pertanyaan. Ia juga minta Aisyah untuk menunjukkkan mushafnya. Ia berkata: Ya ummal mu’minin, perlihatkan kepadaku mushafmu. Ia bertanya: Kenapa? Aku ingin mencocokkan Al-Quranku dengan mushafmu, karena ia membacanya tanpa susunan atau aturan atau karena perbedaan dalam susunan ayat dan bilangannya…sampai ia berkata: Kemudian ia mengeluarkan mushaf dan mengimlakkan ayat-ayat surat dan bilangannya (Shahih al-Bukhari 6:228).
  • 34. 31 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah Jika Aisyah saja mempunyai mushaf, apalagi Imam Ali as. Kata Ibn Nadim berkata, “Ali as melihat manusia orang banyak dalam kegalauan setelah wafat Rasulullah saw. Ia pun bersumpah untuk tidak melepaskan pakaiannya sebelum mengumpulkan Al-Quran. Ia tinggal di rumahnya selama tiga bulan, sampai Al-Quran terhimpun utuh. Itulah mushaf pertama ketika apa yang ada dalam hati dikumpulkan dalam mushaf. Mushaf ini berada pada keluarga Ja’far.” (Al-Fihrist 47-48). Menurut Ibn Hajar: Telah diriwayatkan bahwa Ali mengumpulkan Al-Quran berdasarkan waktu turunnya Al-Quran (tartib al-nuzul) setelah wafatnya Rasulullah saw. Dikeluarkan Abu Dawud (Lihat Al-Itqan, 1:71-72). Dibandingkan dengan mushaf-mushaf sahabat lainnya, Mushaf Ali memiliki keistimewaan sebagai berikut: • Mushaf disusun secara kronologis berdasarkan waktu turunnya Al-Quran • Setiap teks (nash) dituliskan apa adanya, tanpa pe- rubahan, atau penyimpangan dalam kalimat dan ayat- nya • Qiraatnya ditetapkan persis seperti qiraat Rasulullah saw • Di dalamnya terdapat penjelasan tentang asbab al- nuzul, tempat turunnya ayat, waktu turunnya ayat, dan untuk siapa ayat itu diturunkan. • Di dalam mushaf juga dijelaskan pelajaran umum yang dapat disimpulkan dari ayat itu untuk setiap ruang dan waktu.
  • 35. 32 Emilia Renita Az Lalu di manakah mushaf Ali itu sekarang? Sama seperti mushaf-mushaf lainnya, bersamaan dengan kodifikasi Al-Quran yang dilakukan Utsman bin Affan, mushaf Ali hanya tinggal sebagai catatan sejarah saja. Shahifah Ali. Syi’ah dan Sunni meyakini ada yang disebut Shahifah Ali, bukan mushaf Ali. Ada beberapa nama untuk Shahifah Ali-Kitab Ali as, Al-Jafr, Al-Jami’ah. Kitab ini bukan kitab Al-Quran tetapi kumpulan hadis. Di bawah ini adalah beberapa bukti tentang keberadaan Shahifah Ali: • “Khabar tentang shahifah Ali as masyhur”, kata Muhammad ‘Ajaj al-Khathib (Al-Sunnah qabl al- Tadwin 420-423). • “(Shahifah itu) adalah lembaran kecil mengenai tebusan-ukuran diyat-dan hukum-hukum tentang pembebasan tawanan.” (Dr ‘Itr, Manhaj al-Naqd 46). • Dari Abu Juhaifah: Aku bertanya kepada Ali as- Adakah pada kalian kitab? Ia berkata; Tidak, kecuali Kitab Allah, atau pemahaman seseorang atau yang ada pada ini. Aku bertanya: Apa yang ada pada shahifah itu? Ia berkata: tebusan, pembebasan tawanan, dan supaya orang Islam tidak boleh dibunuh karena orang kafir (Shahih al-Bukhari, 1: 38, Kitab al-‘Ilm dan 9:13, Kitab al-Diyat; Sunan ibn Majah 2:887, hadis 2658) • Ditanyakan kepada Ali bin Abi Thalib as: “Adakah Rasulullah saw berjanji padamu tentang sesuatu? Ia berkata: Ia tidak berjanji kepadaku yang khusus dan
  • 36. 33 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah tidak kepada yang lain. Kecuali yang aku dengar dari beliau dan aku tuliskan dalam Shahifah di wadah pedangku. Kemudian ia turun dan mengeluarkan shahifah. Di dalamnya ada: “Barangsiapa yang mengubah-ubah agama atau melindungi orang yang mengubah agama, Allah, Malaikat, dan semua manusia melaknatnya. Tidak diterima darinya pengganti atau tebusan (Al-Baihaqi, Dalail al-Nubuwwah,7:228; Abu Dawud 2:216, hadis 2034-2035, Al-Manasik; lihat juga hadis dari A’masy, dari Ibrahim, dari bapaknya yang seperti di atas, diriwayatkan oleh Shahih Al-Bukhari 4:122, Bab Dzimmat al-Muslimin; Musnad Ahmad 1:81; Irsyad al-Sari 1:166, ‘Umdat al-Qari 1:561, Fath al-Bari 1:82; Shahih Muslim, Kitab al-Hajj 2:995). Dr Rif’at Fauzi Abdul Muthalib melaporkan semua riwayat tentang shahifah Ali dalam bukunya Shahifah ‘Ali bin Abi Thalib a.s. (Penerbit Dar al-Salam, Halb, 1406H). Dalam riwayat-riwayat Ahlulbait as, Shahifah Ali ini disebut sebagai Kitab Ali, meliputi berbagai hukum agama dan merupakan kitab yang sangat tebal. Kitab itu berisi hadis-hadis yang diimlakkan Rasulullah saw kepada Imam Ali as. Kitab ini juga disebut sebagai Al-Jafr dan Al-Jami’ah. Banyak ulama Ahlussunnah menulis tentang Al-Jafr dan Al-Jami’ah. Antara lain, Muhammad bin Thalhah, Al-Jafr al-Jami’ wa al-Nur al-Lami’; Muhyiddin Ibn Arabi, Al- Durrah al-Nashi’ah fi Kasyf ‘Ulum al-Jafr wa al-Jami’ah
  • 37. 34 Emilia Renita Az (lihat laporannya pada Haji Khalifah, Kasyf al-Zhunun ‘an Asma-il Kutub wa al-Funun, Dar al-Fikr, Beyrut 1402) Mushaf Fathimah. Seperti Kitab Ali, Mushaf Fathimah juga adalah kumpulan hadis. Dalam riwayat- riwayat Ahlulbait sering ditunjukkan bahwa para Imam menetapkan keputusan atau fatwa berdasarkan Mushaf Fathimah. Dalam riwayat-riwayat Ahlussunnah, laporan tentang Mushaf Fathimah terdapat pada Al-Kharaithi, Kitab Makarim al-Akhlaq, 43, nomor 217. Ia mengabarkan dari Mujahid: Ubayy bin Ka’ab berkunjung kepada Fathimah as. Fathimah mengeluarkan sebuah kitab yang di dalamnya ada tulisan: “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya berbuat baik kepada tetangganya”. Al-Kathib juga menyampaikan riwayat ini dalam Taqyid al-‘Ilm 99. Walhasil, tidak ada perbedaan sama sekali antara Al- Quran yang dibaca oleh orang Syiah dengan Al-Quran yang dibaca Ahlussunnah. Mushaf Ali, shahifah Ali, dan mushaf Fathimah bukanlah Al-Quran yang dibaca Syiah sekarang ini.
  • 38. 35 Tuduhan Orang Syiah sering melakukan tahrif Qur’anAl-Quran yang dibaca orang Syi’ah adalah Al-Quran yang berbeda dengan yang dibaca oleh kaum muslimin pada umumnya. Dalam Al-Quran, Syi’ah ada penambahan dan pengurangan. Jawaban Ulama Syi’ah menolak tahrîf. Dalam Ulum Al-Quran, penambahan dan pengurangan atau perubahan dalam huruf, harakat, atau kalimat Al- Quran disebut tahr f lafzhî. Para ulama Syi’ah dari dahulu sampai sekarang menolak adanya tahrif dalam Al-Quran. Di bawah ini pendapat sebagian dari ulama besar Syi’ah ketika menafsirkan ayat “Sesungguhnya Kami menurunkan Bab 3 AQIDAH TAHRIF QUR’AN
  • 39. 36 Emilia Renita Az peringatan (Al-Quran) dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (Al-Hijr 9): • Al-Syaikh Al-Faidh Al-Kasyani: “(sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya) dari tahrif, perubahan, penambahan dan pengurangan” (Tafsir al-Shafi 3:102) • Al-Syaikh Abu Ali Al-Thabarsi: “(sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya) dari penambahan, pengurangan, tahrif, dan perubahan. Dari Al-Hasan: Artinya, Allah menjamin pemeliharaan Al-Quran sampai akhir zaman dalam keadaan Al-Quran yang asli (‘ala ma huwa ‘alaihi)” (Majma’ al-Bayan 5:331) • Al-Sayyid Thabathabai: “Al-Quran adalah peringatan yang abadi, terpelihara tidak akan hilang (mati) atau dilupakan aslinya, terpelihara dari penambahan yang dapat menghapuskan posisinya sebagai peringatan, begitu pula terpelihara dari pengurangan, terpelihara dari perubahan dalam bentuknya dan konteksnya… ayat ini menunjukkan bahwa Kitab Allah terpelihara dari tahrif, dalam seluruh bagiannya, karena posisinya sebagai peringatan Allah swt. Al-Quran adalah peringatan yang hidup abadi.” (Al-Mizan fi Tafsir al- Quran, 12:103-104). • Al-Sayyid al-Khuiy: “Ayat ini menunjukkan bahwa Al-Quran terjaga dari tahrif. Tidak mungkin tangan- tangan batil akan berhasil mengubah-ubahnya (mempermainkannya)” (Al-Bayan fi Tafsir al-Quran, 226).
  • 40. 37 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah Kalau kita cantumkan di sini pendapat ulama Syi’ah yang dahulu dan yang kemudian, buku ini akan menjadi sangat tebal. Di atas dicantumkan pendapat-pendapat yang mewakili ulama Syi’ah dengan rujukan yang dapat diperiksa sekarang juga. Di samping itu ada banyak ulama Syi’ah yang menulis kitab menolak adanya tahrif dalam Al-Quran. Misalnya, Ayatullah Muhammad Hadi Ma’rifat menulis Shiyanat al-Quran ‘an al-Tahrif; Al-Sayyid Ali Al- Milani, Al-Tahqiq fi Nafy al-Tahrif; Ayatullah Al-Syaikh Hasan Hasan Zadeh-Amuli, Fashl al-Khithab fi ‘Adam Tahrif Kitab Rabb al-Arbab; Al-Sayyid Ja’far al-Murtadha al-‘Amili, Haqaiq Hammah hawl al-Qur’an. Menarik untuk dicatat komentar peneliti dan ulama besar Sunni, Rahmatullah Al-Hindi menulis, “Sesungguhnya Al-Quran yang mulia menurut jumhur ulama Syi’ah Imamiyah Itsna ‘Asyariyyah terjaga dari perubahan dan pergantian. Jika ada di antara mereka yang mengatakan adanya pengurangan dalam Al-Quran maka pendapatnya itu ditolak tidak diterima mereka” (Izhhar al-Haqq 2:128). Berkenaan dengan riwayat-riwayat yang dikutip dari Kitab-kitab Syi’ah seperti Al-Kafi dan Al-Qummi, semua ulama hadis di kalangan Syi’ah sepakat tentang kelemahan hadis-hadis itu: “Kebanyakan riwayat tahrif dha’if dan sanad-sanadnya berakhir pada orang-orang dha’if atau yang dicurigai ghuluw dan bermazhab bathil.”(Majma’al-Bayan 1:15). Sementara riwayat-riwayat shahih yang menunjukkan
  • 41. 38 Emilia Renita Az penambahan menegaskan bahwa penambahan itu hanyalah tafsir dari ayat, yang tentu saja tidak dibaca. Tahrif dalam Hadis-hadis Shahih Ahlussunnah. Jika hadis-hadis tahrif itu dipandang dha’if di kalangan Syi’ah, dalam mazhab Ahlussunnah hadis-hadis tahrif itu terdapat pada kitab-kitab yang dianggap paling shahih. Tidak seorang pun di antara ahli hadis Ahlissunnah yang mendha’ifkan hadis-hadis berikut ini: • Dari Ibrahim bin ‘Alqamah: Kami datang ke Syam bersama sahabat-sahabat Abdullah. Abu Darda mendengar kami dan mendatangi kami. Ia berkata: Adakah di antara kalian yang membaca Al-Quran? Kami berkata: Ada. Kata Abu al-Darda: Yang mana? Mereka menujuk aku. Kata Abu al-Darda: Bacalah. Aku membaca: • Kata Abu al-Darda: Kamu mendengarnya dari mulut sahabatmu? Aku berkata: Benar. Ia berkata: Aku mendengarnya dari mulut Nabi saw, tetapi mereka membantah kami (Al-Bukhari, Kitab al-Tafsir, Bab Surat Wal Layli idza yaghsya; Jami’ al-Ushul 2:496; Musnad Ahmad 6:449, 451; Al-Durr al-Mantsur 6:358). Lafazh aslinya dalam Al-Quran, yang dianggap “membantah kami”, seperti kita ketahui sebagai berikut:
  • 42. 39 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah • Dari Umar bin Al-Khattab: “Sekiranya tidak diomong- kan orang Umar menambah-nambah kitab Allah, aku pasti menuliskan ayat rajam dengan tanganku sendiri” (Al-Bukhari, Kitab al-Ahkam, Bab al-Syahadah ‘ind al-Hakim; lihat Al-Itqan 2:25, 26 dengan sanad yang banyak; Al-Durr al-Mantsur 1:330 dari Malik, Al- Bukhari, Muslim; Al-Burhan fi ‘Ulum al-Qur’an 2:40; Manahil al-‘Irfan 2:111; kata Ibn Abd al-Syakur: hadis ini sangat kokoh dengan jalan (thuruq) yang hampir- hampir mencapai tingkat mutawatir-Al-Fawatih, hamisy Al-Musthashfa 2:73). Dalam riwayat-riwayat lainnya (Al-Mustadrak 4:359; Musnad Ahmad:23, 29, 36, 40, 50; Thabaqat Ibn Sa’d 3:334; Sunan al-Darimi 2:179), Umar menyebutkan bunyi ayat rajam itu sebagai berikut: • Karena sanadnya sangat shahih, hampir mendekati mutawatir, maka ulama Ahlussunnah berusaha untuk mencari pembenaran dengan mengatakan “yang dinasakh lafazhnya tetapi tetap berlaku hukumnya” (kata Ibn Hazm dalam Al-Muhalla) atau “sanad
  • 43. 40 Emilia Renita Az hadis ini shahih, tetapi hukumnya tidak sama dengan hukum al-Quran, yang diriwayatkan oleh jamaah dari jamaah, tetapi ia sunnah yang kokoh. Kadang-kadang orang berkata: Aku membaca demikian padahal bukan Al-Quran. (Jadi Umar membaca sesuatu yang bukan dari Al-Quran), tetapi pendapat ini dibantah dengan ucapan Umar sendiri: Sekiranya aku tidak suka orang berkata Umar menambah-menambah Al-Quran, aku akan tambahkan dia ke dalamnya.” (Abu Ja’far al- Nuhas, Nasikh wa Mansukh 8) • Al-Bukhari meriwayatkan dalam tarikhnya dari Hudzaifah: “Aku membaca surat Al-Ahzab pada zaman Nabi saw sebanyak 200 ayat. Ketika Utsaman menuliskan mushaf, Al-Ahzab hanya mencapai sejumlah ayat yang sekarang ini (yakni, 73 ayat)” (Al-Itqan 2:25; Manahil al-Irfan 1:273; Al-Durr al- Mantsur 5:180). • Dari Nafi’ dari ibnu Umar: Janganlah kamu mengata- kan aku sudah menghapal seluruh Al-Quran, karena kamu tidak tahu seluruhnya. Banyak sekali yang hilang dari Al-Quran. Katakan saja: Aku telah menghapal apa yang ada dalam Al-Quran sekarang ini” (Al-Itqan 2:25) • Dari ‘Aisyah: “Dahulu termasuk yang turun dalam Al- Quran adalah ayat tentang sepuluh kali susuan yang menyebabkan haram dinikahi” (Shahih Muslim 4:167, 168; Abd al-Razzaq, Al-Mushannaf, 7:367; Bidayat
  • 44. 41 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah al-Mujtahid 2:36; lihat juga Al-Itqan dan Manahil al- ‘Irfan dsb) • Dari Ibn Mas’ud: Kami dahulu membaca ayat ini di zaman Rasulullah saw sebagai berikut (Al-Durr al- Mantsur 2:298): • Dari Aisyah, ia berkata: “Telah turun ayat rajam dan menyusukan orang yang sudah dewasa sepuluh kali susuan. Dan sudah ada dalam shahifah di bawah tempat tidurku. Ketika Rasulullah saw meninggal kami sibuk dengan meninggalnya beliau. Masuklah kambing ke dalam dan memakannya” (Ibn Majah 1:626, hadis 1944, Bab Radha’ al-Kabir; lihat Shahih Muslim, 4:167, Bab Al-Tahrim bi Khams Radha’at; Abu Dawud 1:279; Al-Nasai 2:82; Al-Darimi 1:57; Ta’wil Mukhtalaf al- Hadits, 310; Musnad Ahmad 6:269). • Dari Abu Musa al-Asy’ari: “Sesungguhnya dahulu kami membaca sebuah surat yang panjangnya dan beratnya sama dengan Surat Al-Baraah (al-Tawbah). Aku sudah melupakannya kecuali sebagian yang aku hapal, (Shahih Muslim, 3:100, Kitab al-Zakat) yaitu:
  • 45. 42 Emilia Renita Az Kesimpulan Ada banyak hadis tentang tahrif Al-Quran baik dalam kitab-kitab hadis Syi’ah maupun Sunni. Sebagai contoh, hadis tahrif itu ada pada Al-Bukhari juga al-Kafi. Para ahli hadis dan ulama Syiah menyatakan dengan tegas bahwa hadis-hadis tahrif itu semuanya dha’if bahkan dibuat oleh orang-orang yang mazhabnya rusak. Para ahli hadis dan ulama Sunni menganggap hadis-hadis tahrif itu shahih, bahkan ada yang menyebutnya “mendekati mutawatir”. Bagi orang-orang awam tentu saja hadis-hadis itu di luar pengetahuan mereka. Bagi mereka, periksalah Al- Quran yang dicetak dan dibaca oleh orang Syi’ah. Teliti apakah ada perbedaan dengan mushaf Al-Quran yang dibaca oleh Ahlussunnah. Setiap tahun orang Syiah ikut dalam musabaqah al-Quran internasional dan tidak satu orang pun yang membaca Al-Quran yang berbeda dengan Al-Quran Ahlussunnah.
  • 46. 43 Tuduhan Orang Syiah sering memanipulasi Penafisran Al-Qur’an Jawaban Ulama Syiah, sebagaimana dapat dilihat pada tafsir- tafsir mereka, menafsirkan Al-Quran baik secara aqli maupun naqli. Tetapi berbeda dengan kaum Wahabi, Syiah membolehkan adanya ta’wil di samping tafsir. Bukan tempatnya di sini membicarakan perbedaan ke- duanya. Cukuplah dikatakan bahwa ta’wil di sini ialah “mengalihkan makna yang meragukan atau mem- bingungkan pada makna yang meyakinkan dan me- nentramkan”. Di bawah ini ditunjukkan beberapa contoh: • QS 17:72: Barang siapa buta di dunia akan buta pula di akhirat. Kalau “buta” di sini diartikan buta lahiriah, Bab 4 MEMANIPULASI PENAFSIRAN AL-QUR’AN
  • 47. 44 Emilia Renita Az makan orang-orang tuna netra di dunia akan menjadi tuna netra juga pada hari akhirat. Karena itu, sesuai dengan akal dan hati nurani kita, kita alihkan arti “buta” ini dari “buta” jasmaniah ke “buta” ruhaniah. • QS 68:42: Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak mampu. Mufasir Syiah tidak percaya bahwa Tuhan mempunyai betis, yang disingkapkan untuk meyakinkan umat manusia bahwa ia benar-benar Tuhan, seperti diriwayatkan dalam Shahih Muslim berikut ini: “Allah swt berfirman:” siapa yang menyembah sesuatu, ikutilah itu. Di antara mereka ada yang mengikuti mata- hari. Di antara mereka ada yang mengikuti bulan. Di antara mereka ada yang mengikuti thogut. Tinggallah umat ini yang di dalamnya ada orang-orang munafik. Kemudian datanglah Allah swt yang mereka ketahui. Dia berkata:”Aku Tuhanmu”. Tapi mereka berkata:” aku berlindung kepada Allah swt darimu” sampai tidak tersisa yang menyembah Allah swt, baik yang shaleh maupun yang maksiat. Allah swt Robbul Alamin, datang lagi ke- pada mereka dalam bentuk yang lebih mendekati yang mereka lihat. Mereka ditanya:”Apa yang kalian tunggu? Setiap umat mengikuti apa yang disembahnya”. Mereka berkata:” Kami menunggu Tuhan kami yang kami sembah” Dia berkata:”Aku Tuhanmu”. Mereka berkata:” kami tidak menyekutukan Allah swt dengan sesuatupun, dua atau tiga kali.” Kemudian Dia berkata:”adakan Dia dan kamu punya tanda yang kamu kenal?”. Mereka berkata:”Betis.”
  • 48. 45 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah Pada hari betis disingkapkan... sampai akhir ayat. Kemudian mereka mengangkat kepala mereka dan Tuhan sudah berubah bentuk dari apa yang mereka lihat sebelumnya. Dia berkata:” Aku Tuhanmu?” Mereka berkata:”Engkau Tuhan kami”. (shahih Muslim, “kitab al-Iman, bab “Ma’rifat thariq al-ru’yat” hadis 229) Tentu kita akan kebingungan. Mengapa Tuhan menyingkapkan betis? Apakah Tuhan mempunyai betis? Mengapa tanda ketuhanan terletak pada betis? Syiah menolak penafsiran secara harafiah seperti itu. Untuk menghilangkan kebingungan dan untuk menentramkan hati Syiah mengalihkan maknanya kepada makna yang menentramkan akal dan hati. Mereka merujuk pada penggunaaan kata “betis” dalam bahasa Arab. Misalnya: Qâmat al-harb binâ ‘ala Sâq, yang artinya peperangan berkecamuk pada tingkat kritis. “Di atas betis” berarti sangat kritis. Walhasil, ayat itu sekarang diartikan Pada hari ketika manusia berada dalam kekacauan yang luar biasa (Lihat Jalaluddin Rakhmat, Tafsir Sufi Al-Fatihah 15).
  • 50. 47 Tuduhan Ajaran Syiah tidak berdasarkan kepada hadis atau Sunnah. Tidak ada rujukan dalam hadis-hadis Shahih tentang kewajiban mengikuti dua belas Imam dari Ahlulbait. Jawaban Sekali lagi, ajaran Syiah ialah ajaran yang mewajibkan umat Islam untuk mengikuti Ahlulbait dalam aqidah, syariat, dan akhlak. Yang dimaksud dengan Ahlulbait, dalam pengertian khusus, adalah dua belas Imam. Dalam pengertian lebih luas, Ahlulbait termasuk juga Rasulullah saw dan Sayyidah Fathimah as. Kewajiban untuk mengikuti Ahlulbait disebutkan dalam banyak hadis yang shahih. Hanya tiga hadis yang dicantumkan di bawah ini: Bab 5 AJARAN SYIAH TIDAK BERDASARKAN AL SUNNAH
  • 51. 48 Emilia Renita Az Hadis al-Tsaqalayn (Dua Pusaka) • Rasulullah saw besabda: Hai manusia! Aku tinggalkan padamu apa yang akan menghindarkanmu dari kesesatan selama kamu berpegang teguh padanya: Kitab Allah dan ‘itratku,yaitu ahlulbaitku (Shahih al- Turmudzi 5:238, hadis 3874; Tafsir Ibn Katsir 4:113; Kanz al-Ummal 2:153; Ibn Al-Atsir, Jami’ al-Ushul 1:187; Al-Thabrani, Al-Mu’jam al-Kabir 138). • Diriwiyatkan Zaid bin Arqam, ia berkata “Pada suatu hari Rasulullah saw berdiri di hadapan kita di sebuah tempat yang bernama Khum seraya berpidato. Maka beliau memanjatkan puja dan puji atas Allah SWT, menyampaikan nasihat dan peringatan. Kemudian beliau bersabda ‘Ketahuilah–wahai manusia- sesungguhnya aku hanya seorang manusia; Aku merasa bahwa utusan Tuhanku (malaikat maut) akan segera datang dan aku akan memenuhi panggilan itu. Dan aku tinggalkan padamu ats-tsaqalain; yang pertama: Kitab Allah, didalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, maka berpegang teguhlah dengan Kitab Allah. Lalu beliau menganjurkan (kita) agar berpegang teguh dengan Kitab Allah-kemudian beliau melanjutkan “Dan Ahlulbaitku. Kuperingatkan kalian akan Ahlulbaitku (beliau ucapkan ini tiga kali)” [Diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Shahihnya, Bab Fadhail Ali bin Abi Thalib, 2:362.; Tafsir al-Khazin, 1: 4, Tafsir Ibnu Katsir, 4: 113, Al-Baghawi, Mashabih al-
  • 52. 49 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah Sunnah 2:278; Yanabi’al-Mawaddah 29,191; Al-Nabhani, Fath al-Kabir 1:252] Rasulullah saw bersabda: Aku tinggalkan bagimu yang kalau kamu berpegang teguh kepadanya kamu tidak akan tersesat sepeninggalku.Yang satu lebih besar dari yang lain: Kitab Allah, tali yang terbentang dari langit ke bumi dan kedua ‘itratku Ahlulbaitku. Keduanya tidak akan berpisah sampai keduanya berjumpa denganku di telaga Al-Haudh. Maka perhatikanlah bagaimana kamu memperlakukan kedua peninggalanku itu. (Shahih al-Turmudzi 2:308, hadis 3876; Tafsir al-Durr al-Mantsur 6:7, 306; Al-Thabrani, Al-Mu’jam al-Shaghir 1:135; Tafsir al-Khazin 1:4; Tafsir al-Wushul 1:16; Tafsir Ibn Katsir 4:113; Ibn Al-Atsir, Jami’ al-Ushul 1:187; Usud al-Ghabah 2:12; Kanz al-‘Ummal 1:154; Taysir al-Ushul 1:16; Yanabi’ al-Mawaddah 33, 40, 226; Al-Baghawi, Mashabih al-Sunnah 2:279) Di samping itu, banyak lagi hadis yang semakna dengan hadis-hadis di atas. Redaksinya bermacam-macam. Rasulullah saw juga menyampaikannya berkali-kali: di Arafah, Muna, Ghadir Khum, pulang dari Thaif, menjelang kembali ke hadirat Ilahi. Menurut Ibn Hajar: “Ini tidak menunjukkan per- tentangan, karena tidak ada alasan untuk menolak bahwa Nabi saw mengulang-ulangi pesan yang penting itu kepada mereka di tempat itu dan dan di tempat-tempat lainnya, dengan tujuan untuk menarik perhatian mereka terhadap Al-Kitab yang mulia dan Al-Itrat yang suci. Disebutkan dalam hadis Thabrani dari Ibn Umar: Akhir kalimat
  • 53. 50 Emilia Renita Az yang diucapkan Nabi saw adalah ‘Peliharalah aku dengan memelihara hak-hak Ahlulbaitku” (Al-Shawaiq al-Muhriqah 150) Hadis Dua Belas Khalifah. • Dari Jabir bin Samurah: Beliau bersabda, “Akan ada dua belas amir. Kemudian ia mengatakan kata yang tidak aku dengar. Kata ayahku: Sesungguhnya ia berkata: Semuanya dari Quraisy (Shahih al-Bukhari 8:127) • Dari Jabir bin Samurah. Ia berkata: Aku bersama bapakku menemui Nabi saw. Maka kami mendengar beliau bersabda: Sesungguhnya urusan agama ini tidak akan terhenti sampai terjadi di tengah-tengah mereka dua belas khalifah. Ia berkata: Kemudian ia berbicara dengan perkataan yang sangat perlahan bagiku. Aku bertanya kepada bapakku: Apa yang beliau katakan. Beliau bersabda: Semuanya dari Quraisy (Shahih Muslim 6:3) • Dari Masruq: Kami sedang duduk bersama Abdullah bin Mas’ud. Ia membacakan Al-Quran pada kami. Seorang lelaki bertanya kepadanya: Ya Aba Abdirrahman, apakah engkau pernah bertanya kepada Rasulullah saw berapa khalifah yang dipunyai umat ini? Berkata Abdullah bin Mas’ud: Belum pernah ada orang yang bertanya padaku sebelum kamu tentang hal itu sejak aku datang ke Iraq. Benar, aku pernah bertanya kepada Rasulullah saw dan ia bersabda: Dua
  • 54. 51 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah belas orang sebanyak para ketua (nuqaba) Bani Israil (Musnad Ahmad 1:398, 406; lihat juga Musnad Abi Ya’la 8:444, 9:222; Al-Thabrani, Mu’jam al-Kabir 10:158; kata Ahmad Muhammad Syakir “Isnaduhu shahih” dalam tahqiqnya pada Musnad Ahmad; Al-Suyuthi dalam Tarikh al-Khulafa 15 menghasankan hadis ini). Hadis tentang 12 khalifah yang melanjutkan Nabi saw hanya dapat dijelaskan dalam keyakinan mazhab Syiah. Rasulullah saw menunjuk pengganti atau pelanjut sebanyak 12 orang. Ulama Ahlussunnah kebingungan untuk menjelaskan siapa dua belas khalifah itu. Kalau mereka menghitung Khulafa al-Rasyidin bilangannya hanya empat orang saja. Jika dimasukkan juga semua khalifah Umawiyyah dan Abbasiyah, jumlahnya lebih banyak dari dua belas orang. Ada juga yang menganggap bahwa 12 itu menunjukkan banyak dan tidak menunjukkan bilangan tertentu. Dalam kebingungannya, Ibn Hajar al-Asqalani menulis, “Aku tidak menemukan seorang pun yang mengetahui secara pasti arti hadis ini” (Fath al-Bari 13:183). Aneh juga kalau ahli hadis sebesar Ibn Hajar tidak memahami arti hadis ini, padahal nama-nama dua belas imam diriwayatkan banyak sekali dalam khazanah Ahlussunnah. Al-Qanduzi al-Hanafi –“wafat tahun 1294 H, ulama mazhab Hanafi dari Balkh” (Al-Zarkali, Al-A’lam. Beirut: Dar al-‘Ilm lil Malayin, 1999)-mengumpulkan hadis-hadis itu dalam kitabnya Yanabi’ al-Mawaddah. Salah satu di antaranya kita kutipkan di sini:
  • 55. 52 Emilia Renita Az “Seorang Yahudi memanggil Na’tsal untuk datang menemui Rasulullah saw dan berkata, ‘Wahai Muhammad, aku memiliki beberapa pertanyaan yang telah lama kusimpan. Jika engkau menjawabnya, maka aku akan memeluk Islam dengan pertolonganmu’ Rasulullah saw bersabda: Wahai Abu Amarah! Engkau dapat menanyakannya padaku. Ia bertanya: Wahai Muhammad, beritahukan kepadaku penerusmu karena tidak ada rasul tanpa penerus. Rasul kami Musa bin Imran as menetapkan Yusya bin Nun sebagai penerusnya. Rasulullah saw berkata: Penerusku adalah Ali bin Abi Thalib dan setelahnya adalah kedua cucuku Hasan dan Husain yang setelah mereka akan ada sembilan Imam dari keturunan Husain yang datang secara berurutan. Ia bertanya lagi: Katakan nama-nama mereka, wahai Muhammad. Rasulullah saw bersabda: Setelah Husain akan ada putranya Ali, setelah Ali putranya Muhammad, setelah Muhammad putranya Ja’far, setelah Ja’far putranya Musa, setelah Musa putranya Ali, setelah Ali putranya Muhammad, setelah Muhammad putranya Ali, setelah Ali putranya Hasan, dan setelah Hasan putranya Al-Hujjah Muhammad al- Mahdi” (Yanabi’ al-Mawaddah Bab 76, 440) Hadis Al-Safinah Rasulullah saw bersabda: “Perumpamaan Ahlulbaitku seperti perahu Nuh. Yang menaikinya selamat dan yang mening- galkannya tenggelam” Hadis ini diriwayatkan oleh banyak sahabat, di antara- nya Ali bin Abi Thalib, Abu Dzar, Abu Sa’id al-Khudri, Ibn Abbas, Abdullah bin Zubayr, Anas bin Malik, dengan
  • 56. 53 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah sejumlah thuruq yang sampai kepada mereka (Ahmad bin Hanbal, Fadhail al-Sahabat 2:785; Ibn Abi Syaibah, Al- Mushannaf 7:503; Al-Thabrani, Al-Mu’jam al-Kabir 3:44- 45, Al-Mu’jam al-Awsath 4:10, 5:306-355, Mu’jam al- Shaghir 1:193, 2:22; Al-Hakim, Al-Mustadrak 2:343, 3:151; Abu Nu’aim, Hilyat al-Awliya 4:306; Al-Suyuthi, Tarikh al-Khulafa 209). Para ahli hadis menilai hadis ini shahih karena saling menguatkan satu sama lain. Ibn Hajar berkata: Hadis ini diriwayatkan oleh banyak jalan, saling memperkuat satu sama lain (Al-Shawaiq al-Muhriqah 352). Al-Samhudi berkata, “Wa hadzihi al-thuruq yuqawwi ba’dhuhu ba’dhan” (Jawahir al-Uqdayn 261). Catatan Walhasil, berdasarkan hadis ini dan banyak hadis lainnya yang tidak dicantumkan di sini, Syiah memilih Ahlulbait sebagai rujukan mereka. Ahlussunnah memilih untuk mengikuti Maliki, Hanafi, Syafi’i, dan Hanbali mungkin dengan alasan-alasan tertentu (Saya tidak tahu apakah ada nash atau tidak untuk itu). Syiah memilih Ahlulbait karena perintah Allah swt dan petunjuk Rasulullah saw, karena Al-Quran dan Sunnah.
  • 57. 54 Tuduhan Hadis “Al-Quran dan Ahlulbaitku” harus ditinggalkan karena bertentangan dengan hadis “Al-Quran dan Sunnahku” Jawaban Menurut para ulama, bila kita memandang ada dua hadis yang bertentangan, kita mengatasi persoalan itu dengan tiga cara: pertama, membandingkan tingkat kesahihan kedua hadis itu dan memilih yang paling sahih; kedua, bila kedua-duanya sahih, tinggalkan kedua-duanya; dan ketiga, gabungkan kedua-duanya dalam makna baru dan amalkan. Dalam penelitian kami, seperti yang akan dijelaskan di bawah, hadis “Al-Quran dan Ahlulbaitku” diakui keshahihannya oleh para ahli hadis; sedangkan hadis “Al- Bab 6 HADIS TSAQALAYN (DUA PUSAKA) DHAIF?
  • 58. 55 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah Quran dan Sunnahku” disepakati sebagai hadis yang dhaif. Dengan alasan ini tentu saja kita harus meninggalkan hadis “Al-Quran dan Sunnahku” dan mengambil hadis “Al-Quran dan Ahlulbaitku”. Kita ambil solusi pertama. Tidak mungkin kita mengambil solusi kedua; yakni, meninggalkan kedua hadis itu. Kami juga bisa mengambil solusi ketiga: Kami ber- pegang teguh kepada sunnah Nabi saw yang disampaikan melalui Ahlulbait. Dan memang itulah yang menjadi dasar keberagamaan dalam Syiah, yang membedakannya dari Sunni. Betulkah hadis “Al-Quran dan Ahlulbaitku” lebih sahih dari “Al-Quran dan Sunnahku” ? Al-Albani tentang keshahihan hadis al-Tsaqalayn. Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani adalah ahli hadis terbesar di kalangan Ahlussunnah di abad ini. Ia melakukan penelitian hadis yang sangat intensif dan meninggalkan kepada kita warisan yang sangat bernilai. Salah satu di antaranya adalah Silsilah al-Ahadits al- Shahihah. Dalam kitab itu hanya dikumpulkan hadis-hadis yang shahih saja, lengkap dengan alasan untuk menolak orang-orang yang mendhaifkannya. Dalam kitab Silsilah al-Ahadits al-Shahihah, 4:355, hadis nomor 1761, diriwayatkan hadis ini: “Wahai manusia, sesungguhnya aku telah meninggalkan padamu yang apabila kamu ambil, kamu tidak akan tersesat: Kitab Allah dan ke- luargaku Ahlulbaitku” Al-Albani mengutip pendapat ahli ahli hadis yang mendhaifkannya. Kemudian ia segera menyusulnya dengan berkata:
  • 59. 56 Emilia Renita Az “Tetapi hadis ini shahih, karena ada bukti (syahid) dari hadis Zaid bin Arqam (yang sudah kita baca di atas). Hadis itu dikeluarkan Muslim 7:122-123; al-Thahawi dalam Musykil al-Atsar 4:368; Ahmad 4:366-367; Ibn Abi ‘Ashim dalam Al-Sunnah 1550-1551; Al-Thabrani melalui jalan Yazid bin Hibban al-Tamimi. Kemudian Ahmad 4:371, Thabrani 5040, Al-Thahawi dari jalan Ali bin Rabi’ah. Ia berkata: Aku ketemu Zaid bin Arqam. Ia sedang menghadap Al-Mukhtar atau baru keluar darinya. Aku bertanya: Apakah kamu mendengar Rasulullah sw bersabda-Aku tinggalkan bagi kalian dua pusaka-Kitab Allah dan keluargaku? Zaid menjawab: Betul! Sanad-sanadnya shahih, rijalnya juga shahih” Kemudian Al-Albani melakukan takhrij tentang hadis ini dalam berbagai thariq –jalannya. Ia memperkuat hadis al-Tsaqalayn yang ditelitinya dengan syawahid dan mutabi’at, sebagaimana yang lazim dilakukan oleh ahli hadis. Ia bercerita: “Setelah melakukan takhrij hadis ini untuk waktu yang lama ada orang yang menulis surat kepada saya supaya hijrah dari Damaskus ke Amman; kemudian saya bepergian ke Al-Imarat al-Arabiah pada permulaan tahun 1402 H. Di Qathar saya bertemu dengan para profesor dan para doktor yang baik. Saya diberi hadiah sebuah risalah yang dicetak; risalah itu mendha’ifkan hadis ini (al- tsaqalayn). Setelah membacanya, jelaslah bagi saya bahwa penulis itu memerlukan kemampuan untuk meneliti hadis ini, karena dua alasan:
  • 60. 57 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah “Pertama, penulis itu melakukan takhrij hanya berdasarkan sumber-sumber yang beredar dan tercetak. Karena itu, ia mengalami kekurangan bahan yang sangat untuk melakukan penelitian hadis. Ia tidak bisa mengakses banyak thuruq dan sanad yang shahih dan hasan. Lebih- lebih kalau dia memperhatikan juga al-syawahid dan al- mutabi’at, sebagaimana yang bisa disaksikan oleh siapa pun pada takhrij yang aku lakukan di sini. Kedua, penulis itu juga tidak memperhatikan pendapat orang-orang yang menshahihkan hadis dari kalangan ulama. Ia juga tidak memperhatikan qaidah mereka yang mereka sebutkan dalam mushthalah hadits; yaitu, hadis dhaif menjadi kuat karena banyak jalannya. Akhirnya, ia jatuh pada kesalahan fatal –mendhaifkan hadis yang shahih.… Inilah kelalaian yang menimpa banyak orang yang hanya mengikut setiap buku yang membahasnya dan tidak berusaha melakukan penelitian sendiri. Kepada Allah saja kita memohon pertolongan” (Al-Albani, Silsilah Al-Ahadits al-Shahihah 4:355, ketika membahas hadis 1761). Kedha’ifan hadis ‘Al-Quran dan Sunnahku’. Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Aku tinggalkan bagi kamu dua perkara, yang kamu tidak akan sesat kalau kamu berpegangkepada keduanya: Kitab Allah dan Sunnah Nabinya”. Hadis ini atau yang semakna dengan ini tidak pernah diriwayatkan oleh Al-Syaikhan – yakni Al-Bukhari dan Muslim, juga tidak oleh satu pun dari Al-Shihah al-Sittah (Enam Kitab Hadis yang Shahih);
  • 61. 58 Emilia Renita Az tidak juga oleh penulis musnad, seperti Musnad Ahmad bin Hanbal. Hadis ini diriwayatkan hanya dalam Al- Muwatha’, Mustadrak, Sunan Al-Baihaqi, Sirah Ibn Al- Hisyam, Riwayat Ibn Abd al-Barr, riwayat Qadhi al-Iyadh. Dari mereka kemudian Al-Suyuthi dan Al-Muttaqi al- Hindi mengutip hadis itu. Marilah kita perhatikan hadis- hadis itu: Riwayat Malik. Malik meriwayatkan hadis ini dalam al-Muwatha’ tanpa sanad sama sekali. Ia hanya berkata: Telah sampai kepadaku bahwa Rasulullah saw bersabda, “Aku tinggalkan bagi kamu dua perkara, yang kamu tidak akan sesat kalau kamu berpegangkepada keduanya: Kitab Allah dan Sunnah Nabinya” Siapa pun yang belajar hadis akan mengatakan bahwa hadis semacam ini lemah sekali. Hilang saja satu mata rantai dalam periwayatan hadis, sudah dh’iflah hadis itu. Di sini semua mata rantai hadis hilang! Ibn Hazm memberikan komentar tentang Al- Muwatha’: “Aku hitung hadis-hadis yang termuat dalam Al-Muwatha’. Aku dapatkan lima ratus lebih hadis musnad, tiga ratus lebih mursal, dan tujuh puluh lebih hadis yang Nalik sendiri meninggalkannya dan tidak mengamalkannya. Di dalamnya banyak sekali hadis yang dilemahkan oleh para ulama” (Al-Suyuthi, Tanwir al- Hawalik-Syarh Muwatha’ Malik, 1:9) Riwayat Al-Hakim. Dalam Al-Mustadrak, Al-Hakim meriwayatkan hadis ini dari Ibn Abbas melalui Ismail bin Abi Uways. Ismail–keponakan Anas bin Malik-dijarh
  • 62. 59 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah (dikecam) oleh para ahli jarh. Muawiyyah bin Shalih melaporkan komentar Ibn Ma’in tentang Ismail bin Abi Uways: “Ia dan ayahnya suka mencuri-curi hadis. Ia sering berbohong dalam periwayatan, kacau hafalannya, dan tidak bernilai sama sekali.” Al-Nasai sangat mencelanya dan bahkan tidak mau meriwayatkan darinya. Ini tentunya karena ia mengetahui cacat dan cela yang ada padanya yang tidak diketahui orang lain. Juga seluruh ulama sepakat bahwa ia lemah. Dar-Quthni berkata: Saya tidak akan memakainya untuk meriwayatkan hadis shahih. Ibn Hazm: Ia suka memalsukan hadis (Lihat Ibn Hajar, Tahdzib al-Tahdzib, 1:271) Al-Hakim meriwayatkan juga hadis ini dari Abu Hurairah. Dalam sanadnya ada perawi yang sangat lemah, Shalih bin Musa al-Thalhi al-Kufi. Menurut Ibn Ma’in: Ia tidak berharga sedikit pun dan hadisnya tidak pantas ditulis. Imam al-Bukhari berkata: Ia adalah orang yang banyak membawa hadis munkar dari Suhail bin Abi Shalih. Abu Nu’aim berkata: Hadisnya harus dibuang dan ia meriwayatkan hadis-hadis munkar” (Tahdzib al-Tahdzib 4:354). Hadis Sunan al-Baihaqi. Dalam Sunannya, al-Baihaqi meriwayatkan hadis ini dari Ibn Abbas dan Abu Hurairah melalui Ibnu Abi Uwais dan Shalih bin Musa. Kedua orang ini-seperti yang sudah Anda lihat pada hadis Al- Hakim-dipandang sangat lemah oleh para ahli hadis.
  • 63. 60 Emilia Renita Az Hadis ini dalam Sirah ibn Hisyam. Seperti dalam Al- Muwatha’ Ibn Hisyam meriwayatkan hadis ini tanpa sanad sama sekali. Ia meriwayatkan hadis ini ketika mengutip khotbah Rasulullah saw pada haji Wada’. Ia mengutipnya dari Ibn Ishaq. Para ahli hadis telah menilai Ibn Ishaq sebagai mudallis dan pembohong (Lihat Ibn Sayyid al-Nas, mukadimah Uyun al-Atsar). Riwayat Ibn Abd al-Barr. Hadis ‘Al-Quran dan Sunnahku’ yang diriwayatkan dalam kitab Ibn Abd al- Barr, Al-Tamhid, dengan dua sanad. Salah satunya sama dengan sanad Al-Hakim. Yang lainnya dilaporkan oleh rangkaian perawi hadis yang sangat sangat lemah. Salah seorang di antara nya adalah Katsir bin Abdillah. Menurut Imam Ahmad: Jangan sekali-kali kamu meriwayatkan hadis darinya. Ibn Ma’in berkata: Ia orang yang dha’if. Al- Darimi dan Ibn Ma’in juga berkata: Ia orang yang dhaif dalam periwayatan hadis (Lihat Tahdzib al-Tahdzib pada entri “Katsir bin Abdillah”). Riwayat Qadhi Iyadh. Hadis ‘Al-Quran dan Sunnahku’ diriwayatkan Qadhi Iyadh dengan sanad yang dipenuhi orang-orang dha’if. Di situ ada Syuaib bin Ibrahim, yang disebut oleh Ibn Adiy sebagai “orang yang tidak dikenal” (Lisan al-Mizan 3:145); Aban bin Ishaq al-Asadi, yang menurut Al-Azdi “hadisnya harus dibuang (Tahdzib al-Tahdzib 1:81); Shalih bin Muhammad al- Ahmashi, yang “tidak ada seorang ulama pun pernah meriwayatkan hadis darinya kecuali al-Turmudzi, yang meriwayatkan hadisnya satu kali saja, dan menganggap
  • 64. 61 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah riwayatnya gharib” (Tahdzib al-Tahdzib 1:358); dan paling parah dari semuanya di situ ada Sayf bin Umar yang menurut Al-Hakim adalah “orang zindiq dan gugur dalam periwayatan” (Inilah sumber yang meriwayatkan bahwa Syiah dibikin oleh Abdullah bin Saba, lihat Bagian V: Fitnah-fitnah terhadap Syiah) Adapun riwayat Al-Suyuthi dalam Al-Jami’ al- Shaghir dikutip dari Al-Hakim yang sudah kita ketahui kelemahannya. Riwayat al-Muttaqi al-Hindi dalam Kanz al-‘Ummal juga mengikuti riwyat-riwayat terdahulu, yang sudah kita ketahui kedhaifannya.
  • 65. 62 Tuduhan Hadis Ghadir Khum semuanya dhaif dan hanya diriwayat- kan, dan bahkan dibuat-buat oleh orang Syiah. Jawaban Banyak sekali hadis tentang Ghadir Khum dalam kitab- kitab Ahlussunnah. Al-Amini telah mengumpulkan semua hadis Ghadir Khum dan mengulasnya dalam 11 jilid kitabnya yang ensiklopedis –Al-Ghadir. Dari semua hadis Ghadir Khum ini kita dapat menyimpulkan peristiwa Ghadir Khum sebagai berikut: Hari itu tanggal 18 Dzulhijjah. Nabi Muhammad saw pulang dari haji terakhirnya. Lebih dari seratus ribu orang sahabat menyertai perjalanannya yang suci. Tiba-tiba Sang Nabi saw menyuruh seluruh kafilah berhenti, di sebuah mataair yang dinaungi dengan beberapa pohon besar. Bab 7 HADIS GHADIR KHUM DHA’IF?
  • 66. 63 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah Oase itu bernama Khum. Beliau menyuruh kafilah yang terlambat untuk mempercepat gerakannya; rombongan yang sudah berada di depan diperintahkan balik lagi. Rasulullah saw berhenti di situ karena baru saja Jibril datang menyampaikan ayat QS 5:67: Wahai Rasul, sampaikan apa yang diturunkan Allah kepadamu. Jika tidak Kausampaikan maka engkau belum me- nyampaikan risalahNya. Allah akan melindungi kamu dari manusia. Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang kafir. Beliau menyuruh orang membersihkan tempat di bawah pepohonan itu. Kemudian azan dikumandangkan. Di tengah sengatan matahari yang terik, ratusan ribu umat manusia rukuk dan sujud di belakang Rasulullah saw. Bagi puluhan ribu orang, itulah salat berjamaah terakhir bersama sang Utusan. Usai salat Nabi saw menyampaikan khotbahnya: Tampaknya, waktu semakin mendekat saat aku akan dipanggil Allah swt. Aku akan memenuhi panggilan itu. Aku akan tinggalkan dua hal yang berharga dan jika kalian
  • 67. 64 Emilia Renita Az setia kepadanya, kalian tidak akan tersesat sepeninggalku. Dua hal itu adalah Kitab Allah dan Ahlulbaitku. Keduanya tidak akan berpisah sampai mereka bertemu denganku di telaga. Nabi saw melanjutkan: “Apakah aku lebih berhak atas orang beriman daripada diri mereka sendiri?”. Orang- orang berseru dan menjawab:” Benar, yaa Rasul Allah saw..”. kemudian Nabi saw mengangkat lengan Ali as dan berseru: ”Barang siapa yang mengangkat aku sebagai pemimpinnya (maulahu), maka ‘Ali adalah pemimpinnya (maulahu) juga. Ya Allah, cintailah mereka yang mencintai dia dan musuhi mereka yang memusuhi dia” Para sahabat berbondong-bondong mengucapkan selamat kepada Imam Ali. Umar bin Khathab menyalami Ali sambil berkata: Selamat, wahai putra Abi Thalib, engkau telah menjadi mawla mukmin dan mukminat. Karena luar biasa banyaknya sumber-sumber Ahlussunnah tentang hadis ini, kita tidak mungkin mencantumkannya di sini. Cukuplah kita perlihatkan di sini beberapa Kitab Tafsir Ahlussunnah yang memuat hadis Ghadir Khum sebagai penjelasan untuk Al-Maidah 67: • Al-Alusi, Ruh al-Ma’ani 2:348 • Al-Fakhr al-Razi, 12:50 • Al-Suyuthi, Al-Durr al-Mantsur 2:298 • Al-Syawkani, Fath al-Qadir 2:60 • Al-Wahidi, Asbab al-Nuzul 115 • Sayyid Rasyid Ridha, Al-Manar 6:463
  • 68. 65 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah • Sayyid Shiddiq Hasan Khan, Fath al-Bayan fi Maqashid al-Quran 3:63 Komentar Ahli Hadis Hadis Ghadir Khum, Hadis Mutawatir. Menurut Ibn Hajar Al-Asqalani, hadis ini diriwayatkan oleh Al- Turmudzi dan al-Nasai dengan jalan-jalan yang sangat banyak, katsir al-thuruq jiddan. Ibn ‘Uqdah telah mengumpulkan hadis-hadis itu dalam satu kitab. Kebanyakan sanadnya sahih dan hasan (Fath al-Bari 7:74, Kitab Fadhail al-Shahabah, bab Manaqib Ali bin Abi Thalib. Lihat juga bukunya Tahdzib al-Tahdzib 4:204, nomor 5561 tarjamah Ali bin Abi Thalib). Kitab yang ditunjuk oleh Ibn Hajar adalah Ibn ‘Uqdah, Hadis al- Wilayah, yang meriwayatkan sekitar 105 rangkain sanad (thariq). Ibn Hajar banyak mengutip hadis dari kitab ini. Keberadaan kitab ini disaksikan bukan hanya oleh Al-Asqalani, tetapi juga oleh ulama besar lainnya seperti antara lain, Ibn Taimiyyah dalam Minhaj al-Sunnah, Al- Kanzi al-Syafi’I dalam Kifayat al-Thalib, Al-Qanduzi al- Syafi’i dalam Yanabi’ al-Mawaddah sampai kepada peneliti hadis mutakhir Syaikh Albani dalam Silsilah al-Ahadits al-Shahihah 4:343. Selain Hadis al-Wilayah¸Ibn Hajar juga menunjuk Kitab al-Wilayah. Di situ Muhammad Jarir al-Thabari mengumpulkan hadis-hadis Ghadir Khum melalui 75 rangkaian sanad. Ibn Hajar menulis, “Ibn Jarir al-Thabari menulis kitab yang di dalamnya banyak banyak sekali
  • 69. 66 Emilia Renita Az hadis Ghadir Khum dan ia menshahihkannya.” (Tahdzib al-Tahdzib 4:204 5561) Al-Thabari, penulis tafsir ini, mengumpulkan hadis Ghadir Khum melalui 75 jalan. Kata Ibn Katsir, Al-Thabari mengumpulkan hadis-hadis itu dalam dua jilid yang tebal (Tarikh Ibn Katsir Al-Bidayah wa al-Nihayah 11:158 kejadian tahun 10). Al-Dzahabi berkata ketika menjelaskan riwayat hidup Ibn Jarir al-Thabari, “Ketika sampai kepadanya kritikan Abu Dawud tentang hadis Ghadir Khum, ia segera menulis kitab tentang Keutamaan Sahabat (Al-Fadhail). Ia menyatakan keshahihan hadis itu. Aku berkata: Aku melihat satu jilid buku Ibn Jarir yang memuat rangkaian sanad hadis (Ghadir Khum). Aku terpesona luar biasa denagn banyaknya rangkaian sanad itu” (Tadzkirat al- Huffazh 2:713, nomor 728). Dalam bukunya yang lain Al-Dzahabi menulis, “Ketika kritik Abu Bakar bin Abu Dawud sampai kepadanya ia segera menulis Kitab Al-Fadhail. Ia memulainya dengan keutamaan Abu Bakar dan Umar, kemudian ia berbicara tentang shahihnya hadis Ghadir Khum beserta alasan-alasan untuk menshahihkannya. Tetapi ia belum menyelesaikan kitabnya.” (Siyar A’lam al-Nubala 14:274) Anehnya, beberapa lembar setelah itu, Al-Dzahabi menulis, “Ia mengumpulkan hadis Ghadir Khum dalam empat jilid. Aku baru melihat setengahnya saja. Aku sangat takjub dengan keluasan (banyak) riwayatnya dan aku meyakini dengan pasti tentang peristiwa itu” (Siyar A’lam al-Nubala 14:277). Jadi, Ibn Jarir menulis empat jilid buku tentang
  • 70. 67 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah Ghadir Khum dan itu dikatakannya belum selesai. Al-Qadhi Abu Hanifah al-Nu’man menceritakan sebabnya Ibn Jarir menulis buku itu. Abu Dawud mendhaifkan hadis itu dengan alasan bahwa Imam Ali waktu itu tidak ikut haji bersama Rasulullah saw, karena ia diutus ke Yaman. “Al-Thabari sangat keheranan akan kebodohan orang yang berkata seperti itu. Ia pun kemudian berhujah dengan riwayat yang kuat tentang kedatangan Ali dari Yaman dan bergabung dengan Rasulullah saw di Mekah. Al-Thabari mengemukakan banyak hujah untuk menolak pendapat yang menentang dan menyimpang itu. Pendapat itu tidak pernah dikemukakan oleh ahli hadis. Mereka sudah menegaskan kesahihan dan kekokohan hadis itu” (Syarh al-Akhbar 1:130-136). Al-Munawi ketika menerangkan hadis “Man kuntu mawlah fa Aliyyun mawlah” dalam Al-Jami’ al-Shaghir berkata: Al-Haitsami berkata: Rijal Ahmad semuanya terpercaya. Pada tempat lain ia berkata: Rijalnya rijal yang shahih. Al-Mushannif berkata: Hadis mutawatir (Faidh al- Qadir 6:218). Ali Al-Qari berkata: Walhasil, sesungguhnya hadis Ghadir ini shahih dan tidak diragukan lagi. Bahkan sebagian huffazh menghitungnya sebagai hadis mutawatir. Karena dalam riwayat Ahmad saja terdapat 30 sahabat Nabi saw yang mendengar hadis itu.” (Mirqat al-Mafatih 10:464, di bawah hadis 6091). Ibn Syahin menyebutkan sekitar 100 orang sahabat. Ia berkata: Hadis ini kokoh (tsabit). Aku tidak melihat cacatnya sedikit pun. Hanya Alilah yang memperoleh keutamaan ini. Tidak seorang
  • 71. 68 Emilia Renita Az pun yang menandinginya.” (Syarh Madzahib Ahl al-Sunnah 103, penjelasan hadis 87). Terakhir kita kutipkan komentar dari Abul Khayr Syamsuddin Muhammad Al-Jazari Al-Syafii (wafat 833H) dari ulama hadis terdahulu dan Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, ahli hadis mutakhir. Al-Hafizh al-Jazari menyebutkan kemutawatiran hadis ini dalam kitabnya Asna al-Mathalib fi Manaqib ‘Ali bin Abi Thalib, 48, ketika ia berkata:”dalam riwayat ini hadis itu hasan dan dalam banyak riwayat, hadis ini shahih, mutawatir dari Amiril Mukminin, Ali bin Abi Thalib dan mutawatir juga dari Nabi saw; diriwayatkan oleh kelompok yang sangat banyak sehingga tidak perlu diperhatikan orang-orang yang berusaha mendhaifkan hadis ini di kalangan orang- orang yang tidak memiliki pengetahuan ilmu hadis” (Asna al-Mathalib 48). Setelah melakukan takhrij dan mengulas hadis Ghadir Khum berikut sywahid dan mutabi’atnya, Al-Albani mengkritik orang yang mendhaifkan hadis ini. Salah seorang di antaranya Ibn Taymiyyah. Ia menulis: “Aku melihat Syaikh Ibn Taimiyyah mendhaifkan bagian awal dari hadis ini dan menganggap bagian akhirnya dusta! Menurut pendapatku, ini pendapat yang ekstrem yang timbul karena ketergesa-gesaannya dalam mendhaifkan hadis sebelum mengumpulkan semua thariqnya dan melakukan penelitian yang mendalam terhadapnya” (Silsilah Al-Ahadits al-Shahihah 4:343).
  • 72. 69 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah Catatan Karena hadis Ghadir Khum ini bukan hanya shahih tetapi juga mutawatir, hadis ini mencapai posisi qathi’y al-wurud. Menurut para ulama, menolak hadis yang seperti ini berarti kufur. Seperti disebutkan di atas, Ibn Taimiyah termasuk yang mendustakan hadis ini. Ibn Hazm al-Andalusi menolak kesahihan hadis ini (Al-Fishal fi al-Milal wa al- Ahwa wa al-Nihal 4:148). Sebelum mereka, Fakhruddin al-Razi menulis, “Kami tidak menerima kesahihan hadis ini…(pertama) karena Al-Bukhari, Muslim, Al-Waqidi, Ibn Ishaq, Abu Dawud, Abu Hatim dan para imam ahli hadis lainnya mencela hadis ini…dan (kedua) karena Ali tidak beserta Nabi saw waktu itu. Ia sedang berada di Yaman.” (Nihayat al-‘Uqul pembahasan tentang imamah, lembar 326). Sesudah mereka, pada abad kita sekarang ini, Mushthafa al-Siba’i menulis, “Hadis Ghadir Khum yang telah menjadi tonggak mazhab-mazhab Syiah semuanya dan fundamen utama yang di atasnya didirikan semua pemikiran mereka…menurut Ahlussunnah adalah hadis yang dusta dan tidak ada dasarnya, karena Syiah ekstrem menggunakannya untuk membenarkan serangan mereka dan kejahatan mereka terhadap sahabat Rasul saw” (Al- Sunnah wa Makanatuha fi al-Tasyri’ al-Islami 132). Dari ucapan Al-Siba’i ini tampak bahwa fanatisme mazhablah yang menyebabkan mereka bersikukuh untuk menolak hadis Ghadir Khum. Betapa pun banyak jalannya dan betapa pun shahih para periwayat hadisnya. Abu Ishaq al-Huwaini al-Atsari yang mentahqiq kitab Khashaish Amir
  • 73. 70 Emilia Renita Az al-Mu’minin, susunan Al-Nasai, dalam hamisy untuk hadis # 85 menulis, “Peringatan: Hadis-man kuntu mawlah fa hadza ‘Aliyyun mawlah-hadis sahih seperti yang Anda ketahui. Pendapat Ibn Taimiyyah bahwa hadis ini bohong semata menyalahi semua kaidah hadis. Lalu Ustadz Muhammad Khalil al-Harras mengikuti Ibn Taimiyyah dan mengatakan dalam ta’liqnya pada Al-Tawhid dari Ibn Khuzaimah dengan perkataan yang begitu pasti, “Hadis ini tidak sahih dan tampaknya dibuat-buat oleh orang Syi’ah”. Wallah al-Musta’ân!
  • 74. 71 Tuduhan Syiah mengkafirkan semua sahabat Nabi saw, padahal mereka adalah generasi terbaik dalam Islam. Para sahabat semuanya baik dan tidak pernah berbuat salah. Jawaban Syiah tidak pernah mengkafirkan semua sahabat Nabi saw, seperti kaum Khawarij. Tetapi Syiah juga tidak memaksumkan semua sahabat Nabi saw seperti Ahlussunnah. Syiah mengambil jalan tengah; yakni, melihat sahabat dengan kritis. Sahabat itu berbeda-beda dalam kualitas pengetahuan, keimanan, dan akhlak. Ada di antara sahabat yang memiliki pengetahuan Islam yang sempurna dan terjaga dari dosa dan kesalahan. Ada juga di antara sahabat yang kurang pengetahuan, baru masuk Bab 9 SYIAH MENGKAFIRKAN SEMUA SAHABAT NABI SAW
  • 75. 72 Emilia Renita Az Islam saja dan iman belum masuk ke dalam hatinya, atau berbuat dosa. Menurut Ibn Abd al-Barr, “Telah ditetapkan dengan teguh tentang ‘adalah semua sahabat” (Muqaddimah Al- Isti’ab). IbnHajar al-Asqalani berkata, “Sepakat semua Ahlussunnah bahwa semua sahabat itu memiliki sifat ‘adalah (adul). Tidak menentang hal demikian kecuali orang-orang yang menyimpang dan ahli bid’ah” (Al- Ishabah fi Tamyiz al-Shabah 1:17-22). Menganggap semua sahabat itu ‘udul berarti tidak memasukkan mereka dalam timbangan kritis. Ibn al-Atsir berkata, “Sahabat harus diperlakukan sama dengan para perawi hadis lainnya kecuali dalam satu hal; yakni, tidak boleh dikenakan jarh dan ta’dil. Karena mereka semuanya udul. Tidak boleh dijarh (dikritik)” (Ibn Al-Atsir, Usud al-Ghabah 1:3). Al-Razi, yang mendapat gelar Imam al-Jarh wa al- Ta’dil, menjelaskan ‘adalah sahabat sebagai berikut: “Adapun para sahabat Nabi saw adalah orang-orang yang menyaksikan wahyu dan turunnya, mengetahui tafsir dan takwilnya, yang dipilih Allah untuk menyertai Nabinya, menolongnya, menegakkan agamanya, dan menampakkan kebenarannya. Allah meridai mereka sebagai sahabatnya dan menjadikan mereka sumber ilmu dan teladan. Mereka menghafal dari Nabi saw apa yang disampaikannya dari Allah swt-apa yang disunatkan, disyariatkan, ditetapkan sebagai hukum, dianjurkan, diperintahkan, dilarang, diperingatkan dan diajarkan Nabi saw. Mereka menjaganya, meyakininya, kemudian
  • 76. 73 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah memahaminya dalam agama dan mengetahui perintah Allah, larangannya, maksudnya dengan disaksikan langsung oleh Rasulullah saw. Dari Nabi saw mereka menyaksikan tafsir Al-Kitab dan takwilnya. Mereka mengambil dari Nabi saw dan menarik kesimpulan daripadanya. Maka Allah pun memuliakan mereka dengan anugrahNya dan meninggikannya dalam posisi teladan. Karena itu Allah menafikan (menghilangkan) dari mereka keraguan, kebohongan, kesalahan, kekeliruan, kebimbangan, kesombongan, dan kecaman. Allah menyebut mereka ‘adul al-ummah…Mereka menjadi umat yang paling adil, imam- imam petunjuk, hujah agama, dan teladan (pengamalan) Al- Kitab dan Sunnah” (Abdur Rahman bin Abi Hatim al- Razi, Taqdimah al-Ma’rifah li Kitab al-Jarh wa al-Ta’dil 7-9). Menurut orang Syiah, menganggap semua sahabat ‘udul bertentangan dengan: 1. Al-Qur’an 2. Sunnah Nabi saw 3. Akal Sehat 4. Fakta sejarah ‘Adalah semua sahabat bertentangan dengan Al-Quran. Bagaimana Al-Quran menilai sahabat Nabi saw dapat disimpulkan dari beberapa hal berikut: Al-Quran melarang kita untuk menyamakan semua sahabat Nabi saw pada tingkat yang sama. Al-Quran menegaskan, “Tidak sama di antara kamu orang yang
  • 77. 74 Emilia Renita Az menginfakkan hartanya sebelum Kemenangan (Al-Fath) dan berperang. Mereka lebih agung derajatnya dari orang-orang yang menginfakkan hartanya sesudah itu dan berperang. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (Al-Hadid 10). Artinya, tidak boleh kita menyamakan sahabat yang masuk Islam sebelum Al-Fath seperti Imam Ali dengan sahabat yang masuk Islam sesudah kemenangan Mekah seperti Muawiyyah. “Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik dan Allah melebihkan orang-orang jihad atas orang-orang yang duduk dengan pahala yang besar (Al-Nisa 95). Walhasil, kita tidak boleh memandang sama para sahabat yang berjuang dengan para sahabat yang hanya “duduk-duduk” saja. Di dalam Al-Quran ada banyak ayat yang mengecam sahabat-sahabat Nabi saw. Sebuah surat turun khusus untuk membongkar dan mengecam para sahabat Nabi saw. Kita menyebutnya Surat al-Tawbah. Ibnu Abbas menyebut surat ini dengan Al-Fadhihah (artinya yang membongkar kesalahan atau keburukan), karena “tidak henti-hentinya turun wa minhum: sehingga kami mengira tidak akan tersisa di antara kami yang tidak disebut di dalamnya”.
  • 78. 75 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah Ibnu ‘Umar menyebut surat ini Al-Muqasyqisyah-yang menyapu habis. “Di zaman Nabi saw, surat al-Baraah ini kami sebut surat Al-Mu’abbirah-yang mengungkapkan, karena surat ini membeberkan rahasia orang banyak,” kata Muhamad bin Ishaq. Ibn ‘Umayr menyebutnya Al- Munaqqirah, membongkar kesalahan (Al-Suyuthi, Tafsir al-Durr al-Mantsur 119-121). Seorang demi seorang sahabat Nabi saw dikecam al-Qur’an karena kesalahannya. Ada yang berat ikut berperang bersama Nabi (Al-Tawbah 38). Ada yang berdalih takut tergoda perempuan Romawi yang cantik dan jatuh pada fitnah (Al Tawbah 49). Ada yang berat karena jarak yang terlalu jauh (Al Tawbah 42). Ada yang mencela Nabi dalam pembagian zakat (Al Tawbah 58). Surat Al-Tawbah terutama sekali mengecam orang-orang yang tidak mau berjihad dengan berbagai alasan yang dibuat-buat. Dalam perang Uhud, sebagian pasukan muslim tidak patuh kepada perintah Rasul saw, sehingga kekacauan kaum Muslim makin menjadi-jadi, setelah serbuan pasukan berkuda Khalid bin Walid. Kebanyakan dari pasukan Muslim lari meninggalkan Nabi saw, ditengah- tengah musuh yang penuh dendam kesumat, yang bersemangat menuntut balas kematian keluarga mereka di Badr. Pasukan Muslim itu lari tunggang langgang, mendaki bukit tak menghiraukan apapun. Padahal Nabi saw, menyeru mereka berulang-ulang agar mereka kembali, sebagaimana dikisahkan dalam Al Qur’an:
  • 79. 76 Emilia Renita Az “Ketika kamu lari tunggang langgang, tiada menoleh kepada seorangpun, sedang Rasul memanggilmu dari belakang (supaya kamu kembali bersamanya). Karena itu Allah menimpakan kepadamu kesedihan atas kesedihanmu” (Surat Ali Imran QS3:153) Hanya sekelompok kecil, yaitu sekitar 14 orang saja yang masih tetap tinggal bersama nabi saw. Pembawa panji mereka adalah Ali bin Abi Thalib. Orang pertama yang memegang bendera kaum Muslim adalah Mush’ab bin ‘Umair. Namun setelah gugur sebagai syahid, ‘Ali-lah yang kemudian menggantikannya, dan ia tetap menyandangnya sampai saat peperangan berakhir (Tarikh Ibn Atsir dan lainnya) Sekelompok besar dari pasukan kaum Muslim, termasuk di dalamnya, Utsman bin Affan dan lain-lainnya, telah lari dari medan perang dan tinggal di desa Ahwa selama tiga hari. Kemudian, ketika mereka menghadap Nabi saw setelah itu, beliau bersabda: “Sungguh kalian telah berbuat keterlaluan” Last but not least, simaklah Surat al Jumu’ah (QS 62:11). Ayat ini menceritakan banyaknya para sahabat yang meninggalkan Rasulullah saw ketika berkhotbah Jum’at karena ada orang yang berjualan di luar masjid: “Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: “Apa yang disisi Allah adalah lebih baik dari pada permainan dan peniagaan” dan Allah sebaik-baiknya pemberi rizki” Menurut Jabir, semuanya
  • 80. 77 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah pergi “kecuali dua belas orang lelaki saja” (Shahih al- Bukhari hadis 1953; Muslim 6:150) Bandingkanlah mereka dengan kita sekarang ini? Mereka sedang mengikuti khuthbah Jumah. Yang berkhotbah bukan manusia biasa tapi Sayyidul Anam. Hanya karena ada perdagangan dan hiburan mereka meninggalkan masjid, mengabaikan khathib, dan berbondong-bondong mendatangi tempat hiburan. Mungkinkah kita melakukannya sekarang, sekiranya Rasulullah saw berkhotbah di depan kita? ‘Adalah semua sahabat bertentangan dengan Sunnah. Di bawah ini diturunkan pernyataan Nabi saw berkenaan dengan para sahabatnya. Sebelumnya, marilah kita perhatikan pernyataan Tuhan tentang kebanyakan sahabat Nabi saw: Mereka bersumpah dengan nama Allah bahwa mereka tidak mengucapkan sesuatu pun (yang buruk), padahal sebenarnya mereka telah mengucapkan fitnah, dan mereka mengatakannya setelah mereka memeluk Islam, dan mereka merencanakan maksud jahat yangtidak dapat mereka lakukan. Dendam mereka ini adalah balasan mereka atas karunia yang telah Allah serta RasulNya berikan kepada mereka! Jika mereka bertaubat itulah yang terbaik buat mereka; tetapi jika mereka berpaling, Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan mereka tidak mempunyai penolong di muka bumi ini (Al-Tawbah 74). “Sebagian besar di antara mereka adalah orang-orang fasik” (Al-Hadid 16) Diriwayatkan dari Al-Musayyab bahwa dia bertemu dengan Al-Barra bin Azib dan berkata kepadanya: Semoga
  • 81. 78 Emilia Renita Az engkau hidup sejahtera. Engkau beruntung karena menjadi sahabat Nabi saw dan berbaiat kepadanya di bawah pohon (Al-Hudaybiyah). Mengenai hal ini, Al-Barra berkata: Wahai keponakanku, engkau tidak tahu bahwa kami telah mengubah-ubah agama sepeninggalnya (Shahih al-Bukhari 5:488). Nabi saw bersabda, “Aku adalah pendahulu kalian di telaga Al-Kawtsar. Dan barangsiapa melewatinya, ia akan minum air dari telaga itu. Kemudian akan datang kepadaku orang-orang yang aku kenal dan mereka mengenaliku. Tetapi sebuah penghalang akan diletakkan di antara aku dan mereka. Aku akan berkata, Mereka sahabat-sahabatku. Kemudian dikatakan kepadaku: Engkau tidak tahu mereka telah mengubah-ubah agama sepeninggalmu. Aku berkata: Jauhkanlah, jauhkanlah orang-orang yang berpaling dari agamanya sesudahku (Shahih al-Bukhari 8:585). Masih dalam Shahih al-Bukhari, diriwayatkan ketika Rasulullah saw mengatakan, “Tuhanku, mereka itu sahabat-sahabatku”, dikatakan kepada beliau: kamu tidak tahu bahwa mereka tidak henti-hentinya murtad meninggalkan agama mereka –lam yazâlu murtaddîn ‘alâ a’qâbihim (Shahih al-Bukhari, Kitab al-Riqaq, hadis 6161; lihat juga Muslim 17:94). “Sepeninggalmu, mereka murtad dari agama semurtad- murtadnya. Tidak selamat kecuali, sekelompok kecil saja” (Shahih al-Bukhari, Kitab al-Riqaq 6215). Adalah sahabat bertentangan dengan fakta sejarah. Di bawah ini ada sebagian kecil dari perilaku para sahabat
  • 82. 79 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah yang menentang Nabi saw baik pada waktu beliau hidup maupun sesudah beliau wafat. Penentangan sahabat pada waktu Rasulullah saw masih hidup. Usai perang Badar, Nabi Muhammad saw memerintahkan untuk membebaskan tawanan-tawanan perang sebagai tebusan dalam membayar fidyah, tetapi para sahabat ini tidak melakukannya; • Pada perang Tabuk, Nabi Muhammad saw meme- rintahkan mereka menyembelih unta untuk me- nyelamatkan nyawa mereka, tetapi beberapa sahabat menentangnya. • Pada peristiwa Perjanjian Hudaybiyah, Nabi bermaksud berdamai dnegan orang-orang Mekah, tetapi sahabat- sahabat yang sama menentangnya. Bahkan mereka meragukan kenabian Nabi Muhammad saw. • Pada perang Hunayn, mereka menuduh Nabi Muhammad saw tidak adil dalam membagi-bagikan harta pampasan perang. • Ketika Usamah bin Zaid diangkat Nabi Muhammad saw menjadi pemimpin pasukan perang Islam, sahabat-sahabat ini tidak menaati Nabi dengan tdiak mengikutinya. • Pada hari Kamis yang sangat tragis, Nabi saw ingin mengungkapkan keinginannya akan tetapi sahabat- sahabat yang sama pula ini pun menuduh Nabi tengah meracau dan ia mencegah Nabi mengungkapkan keinginannya (Ontologi Islam, 348-349)
  • 83. 80 Emilia Renita Az Penentangan sahabat pasca Rasulullah saw. Siapa pun yang belajar sejarah tahu bahwa bukan saja ada saling mengecam di antara para sahabat, bahkan ada konflik yang menyebabkan jatuhnya banyak korban. Aisyah, Thalhah, Zubayr dan sahabat-sahabat yang satu aliran dengan mereka memerangi Imam Ali as. Sebelumnya, mereka berkomplot untuk membunuh Utsman. Dengan begitu, mereka menentang wasiat Nabi saw pada khotbah terakhirnya, “Janganlah kalian kafir setelah aku tiada dan saling membunuh. Wajib bagi setiap yang hadir untuk menyampaikan pesanku ini kepada orang-orang yang tidak hadir “ (Shahih al-Bukhari 7:458, hadis 5688). Muawiyah, yang digambarkan oleh penulis Ahlussunnah sebagai penulis wahyu, disifatkan oleh Hasan al-Bashri sebagai berikut: Muawiyah memiliki empat cacat dan salah satunya saja adalah pembangkangan yang sangat keras: (1) penunjukan seorang pengacau masyarakat tanpa musyawarah dengan orang banyak padahal di situ ada sahabat yang memiliki keutamaan di atas mereka; (2) pengangkatan anaknya sebagai penggantinya, padahalanaknya itu seorang pemabuk, peminum, orang yang suka mengenakan sutra dan suka bermain-main dengan anjing dan kera; (3) pengakuan bahwa Ziyad adalah anaknya, padahal Nabi saw bersabda, “Anak itu dinisbahkan kepada ayahnya yang menikah resmi dengan ibunya, dan orang yang berzinah haris dirajam; (4) pembunuhan yang dilakukannya terhadap Hujur dan para sahabatnya. Terkutuklah dia berkali-kali
  • 84. 81 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah yang membunuh Hujur dan sahabatnya (Tarikh Ibn Atsir 3:242; Tarikh ibn Katsir 8:130; Abul A’la al-Mawdudi, Al- Khilafah wal Mulk 165-166) Abu Sofyan, ayah Muawiyah, adalah juga salah seorang sahabat Nabi saw. Ketika Utsman berkuasa, sebagai keluarga khalifah ia memberi nasihat, “Peganglah kekuasaan erat-erat seperti kamu memegang bola. Demi yang namanya dijadikan sumpah Abu Sofyan, aku tidak percaya ada surga, neraka, perhitungan, atau siksaan.” Ketika Abu Bakar menjadi khalifah, ia datang menemui Ali: “Telah berkuasa sekarang keluarga Quraisy yang paling rendah. Demi Allah, untuk melawan dia aku akan penuhi pasukanku dengan kuda dan prajurit”. Ali as berkata kepadanya: “Tidak henti-hentinya engkau memusuhi Islam dan keluarganya. Tetapi tindakanmu itu tidak akan merusak Islam dan ahlinya sedikit pun” (Al-Isti’ab, hamisy Al-Ishabah 2:245). Terakhir, di antara para sahabat Nabi saw ada Khalid al-Walid, yang membunuh Malik bin Nuwairah siang hari dan menikahi istrinya malam hari. Ada Marwanbin Hakam dan ayahnya yang diusir Rasulullah saw dari Madinah kemudian kembali dan menjadi sekertaris negara di zaman Utsman bin Affan. Ada ‘Amr bin Ash yang membunuh Muhammad bin Abu Bakar, memasukkannya ke dalam perut bangkai dan membakarnya. Ada yang lain- lain yang tidak mungkin disebutkan nama-namanya satu persatu (Yang tertarik untuk mempelajari perilaku sahabat lebih lanjut dapat merujuk kepada Dr Muhammad Zain
  • 85. 82 Emilia Renita Az yang menulis disertasi dengan judul Dekonstruksi Sakralitas Sahabat Nabi). Catatan Secara akal sehat dan ilmiah, pandangan bahwa semua anggota komunitas memiliki kecerdasan yang sama, berkahlak baik, berlaku jujur, pendeknya terpelihara dari kesalahan dan dosa, sangat sulit diterima. Secara statistik, sebaran nilai pada satu populasi selalu berbentuk kurva bel. Yang paling baik selalu sedikit. Begitu pula yang paling buruk selalu sedikit. Sekiranya semua sahabat itu baik, tidak mungkin terjadi tragedi-tragedi sejarah yang memilukan. Lebih tidak masuk akal lagi ialah keyakinan bahwa sahabat-sahabat itu harus dijadikan teladan, tidak soal sahabat yang mana. Ketika kelompok sahabat Aisyah memerangi kelompok sahabat Ali, tidak mungkin kita memilih dua-duanya. Tidak mungkin kedua-duanya benar atau kedua-duanya salah. Mesti ada kriteria yang membedakan yang benar dari yang salah. Paling tidak, kriteria itu adalah akal sehat kita.
  • 86. 83 Tuduhan Orang Syiah kafir karena mereka melaknat sahabat Jawaban Syiah tidak melaknat siapa pun kecuali yang dilaknat Allah dan RasulNya. Baik dalam Al-Quran maupun Sunnah ada orang-orang yang dilaknat Allah dan RasulNya. Jika kita berakhlak dengan akhlak Al-Quran, jika kita meniru Rasulullh saw sebagai teladan kita, kita pun harus melaknat siapa pun yang dilaknat dalam Al-Quran dan Sunnah. Orang-orang yang dilaknat dalam Al-Quran. Di bawah ini adalah daftar orang-orang yang dilaknat Allah dalam Al-Quran: Bab 9 SYIAH MELAKNAT SAHABAT
  • 87. 84 Emilia Renita Az • Iblis: Sesungguhnya laknatku atasmu sampai hari pembalasan (Shad 78) • Kaum kafir: Sesungguhnya Allah melaknat orang-orang kafir dan mempersiapkan bagi mereka api yang bernyala (Al-Ahzab 64) • Orang Yahudi dan Nashrani yang menentang Rasul mereka: Dilaknatlah orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lidah Dawud dan Isa anak Maryam (Al-Maidah 78) • Para pendusta atau tukang fitnah: Yang kelima sesungguhnya laknat Allah atasnya jika ia termasuk pendusta (Al-Nur 7) • Orang-orang zalim: Ketahuilah laknat Allah bagi orang- orangyang zalim (Hud 18) • Orang-orang yang menyakiti Allah dan RasulNya: Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan RasulNya, Allah melaknat mereka di dunia dan di akhirat (Al-Ahzab 57) • Orang-orang yang menyakiti orang-orang beriman: Dan orang-orang yang menyakiti kaum mukmin dan mukminat bukan karena dosa mereka (Al-Ahzab 58) • Orang-orang yang menuduh perempuan baik-baik: Sesungguhnya orang-orang yang menuduh perempuan yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka dilaknat di dunia dan di akhirat (Al-Nur 23) • Orang yang membunuh yang tidak bersalah: Barangsiapa yang membunuh mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah jahanam; kekal di dalamnya
  • 88. 85 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah dan Allah murka kepadanya dan melaknatnya serta menyediakan azab yang besar baginya (Al-Nisa 93) • Orang-orang munafik: Allah mengancam orang-orang munafik –laki-laki dan perempuan-dan orang-orang kafir dengan neraka Jahanam, kekal mereka di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka dan Allah melaknat mereka dan bagi mereka azab yang kekal (Al-Tawbah 68) • Orang-orang yang berbuat kerusakan dan memutus- kan persaudaraan: Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa,kamu akan berbuat kerusakan dan memutuskan hubungan kekeluargaan. Mereka itulah orang-orang yang dilaknat Allah, ditulikan pendengaran mereka dan dibutakan penglihatan mereka (Muhammad 22-23) Siapa saja yang termasuk ke dalam kategori di atas – sahabat atau bukan sahabat-harus kita laknat sebagaimana Allah melaknatnya. Bolehkah kita melaknat Yazid yang menyakiti hati Nabi saw dengan membunuh cucunya dan berbuat kerusakan di bumi? Bolehkah kita melaknat sahabat-sahabat yang menyakiti Sayyidah Fathimah, karena menyakitinya sama dengan menyakiti Rasulullah saw? Orang-orang yang dilaknat dalam Sunnah Rasulullah saw. Rasulullah saw memberikan contoh dua macam melaknat: (1) melaknat secara umum terhadap orang-orang yang mempunyai sifat-sifat tertentu; dalam kelompok
  • 89. 86 Emilia Renita Az ini ada sekitar 300 hadis (Lihat entri “al-la’n” dalam ensiklopedi hadis Mawsu’at Athraf al-Hadits al-Nabawi, 6:594-606) dan (2) melaknat secara khusus nama-nama tertentu, seperti yang beliau ucapkan dalam salah satu doa qunutnya. Di bawah ini diberikan beberapa contoh sahabat-sahabat yang dilaknat Nabi saw: Dalam menjelaskan Al-Isra 60 “Dan kami tidak menjadikan mimpi yang telah kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia (dan begitu pula) pohon kayu terkutuk dalam Al-Quran…” para mufasirin menjelaskan bahwa al-syajarah al-mal’unah atau pohon yang terkutuk adalah anak-cucu Marwan yang tampak dalam mimpi Rasulullah saw sebagai kera. Mereka mengerubungi mimbar Rasulullah saw. Setelah mimpi itu Rasulullah saw tidak pernah lagi tersenyum sampai akhir hayatnya (Al-Tafsir al-Kabir 20:237; Al-Jami’ li Ahkam al- Quran 10:281-286; Ruh al-Ma’ani 15:105). Aisyah pernah berkata kepada Marwan: Aku bersaksi bahwa Rasulullah saw melaknat ayahmu dan kamu ketika masih berada di sulbinya. Al-Hakam pernah diasingkan Nabi saw ke daerah di dekat Thaif dan dilarang masuk ke Madinah. Ketika Rasulullah saw wafat, Utsman memohon agar Abu Bakar mengembalikan dia, tetapi Abu Bakar menolaknya. Kembali Utsman memohon Umar untuk memasukkannya ke Madinah, tetapi Umar menolaknya. Ketika Utsman menjadi khalifah, ia menyambutnya dengan segala kemuliaan dan kehormatan. Utsman memberinya hadiah 1000 dirham dan mengangkat anaknya sebagai
  • 90. 87 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah orang kepercayaannya (Al-Fakh al-Razi menggunakan hadis Aisyah ini untuk menjadi dalil bahwa syajarah mal’unah itu adalah Marwan dan keturunannya (Lihat Al-Mustadrak ala al-Shahihayn, 4:481; al-Durr al-Mantsur 4:191; Siyar A’lam al-Nubala 2:80). Dari al-Barra bin ‘Azib: Muncullah Abu Sufyan dan bersamanya Muawiyah. Rasululah saw bersabda: Ya Allah laknatlah yang mengikuti dan yang diikuti. Ya Allah, aku serahkan kepadamu al-Uqay’as (si terbelakang). Anak Al- Barra bertanya kepada bapaknya: Siapa al-Uqay’as? Al- Barra menjawab: Muawiyah (Al-Nihayah fi Gharaib al- hadits wa al-Atsar 4:87-88; Waq’at Shiffin 217) Catatan Dengan merujuk kepada sabda Nabi saw “Fathimah belahan nyawaku, siapa yang menyakiti Fathimah, dia menyakitiku; siapa yang membuat murka Fathimah, ia membuat aku murka” (Shahih al-Bukhari 5, hadis 61 dan 111; Shahih Muslim 4: 1904-1905), dan menurut Al- Quran Allah melaknat orang yang menyakiti Rasulullah saw, maka Syiah melaknat orang-orang yang menyakiti Fathimah as.
  • 91. Bagian 3 empat belas masalah aqidah
  • 92. 89 Tuduhan Orang Syiah musyrik karena mempercayai kesucian para Imam mereka. Jawaban Ishmah adalah keterpeliharaan dari dosa dan kesalahan. Dari segi makna, ishmah sama dengan ‘adalah. Jika Ahlussunnah menerapkan ‘ishmah kepada semua sahabat Nabi saw, Syiah hanya menertapkan ‘ishmah kepada empat belas manusia suci-yakni Rasuullah saw, Fathimah, Ali, Al-Hasan, Al-Husayn dan sembilan orang Imam dari ke- turunan al-Husayn. Mereka itu secara keseluruhan disebut Ahlulbait. Di antara dalil-dalil tentang ishmah para Imam dicantumkan di bawah ini: Bab 10 ISHMAH PARA IMAM
  • 93. 90 Emilia Renita Az • Ayat al-Tathhir. Silakan rujuk Bab 1: Ajaran Syiah tidak berdasarkan Al-Quran. Ayat ini dengan jelas mensucikan Ahlulbait sesuci-sucinya. Dalam berbagai hadis ditunjukkan dengan jelas siapa yang dimaksud dengan Ahlulbait itu. Dalam hadis juga disebutkan bahwa Asl-Quran dan Ahlul Bait tidak akan berpisah. Keduanya adalah dua pusaka yang kalau kita berpegang teguh kepadanya kita selamat. Ini adalah jaminan Tuhan bahwa yang kita ikuti itu terpelihara dari segala kekeliruan dan kesalahan. • Ayat Ulil Amr. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan Ulil Amr di antara kamu?” (Al-Nisa 59). Ali bertanya kepada Rasulullah saw ketika turun ayat ini: Ya Nabi Allah, siapakah mereka itu? Nabi saw bersabda: Engkau yang pertama. Dari Mujahid: (wa ulil amr minkum) Ali bin Abi Thalib ditunjuk menjadi ulil amr setelah Muhammad saw dalam hidupnya, ketika Rasulullah saw mengangkatnya sebagai penggantinya di Madinah. Allah memerintahkan hamba-hambaNya untuk mentaatinya dan tidak menentang- nya Dari Abu Bashir, dari Abu Ja’far: Ia bertanya tentang firman Allah “, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan Ulil Amr di antara kamu?”, ia menjawab: turun berkenaan dengan Ali bin Abi Thalib. Aku bertanya lagi: Mengapa Allah tidak menyebut Ali dan Ahlibaitnya dalam kitabNya. Abu Ja’far berkata: katakan kepada mereka,
  • 94. 91 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah sesungguhnya Allah menurunkan kepada RasulNya salat dan tidak menyebutnya tiga atau empat sampai Rasulullah saw menafsirkannya. Dia turunkan ayat Haji dan tidak menyebutkan tawaf tujuh kali sampai Rasulullah saw menafsirkannya. Dia menurunkan ayat “ taatilah Allah dan taatilah Rasul dan Ulil Amr di antara kamu?” maka turunlah ayat ini berkenaan dengan Ali, Al-Hasan dan al-Husayn. Kemudian Rasulullah saw bersabda: Aku wasiatkan kamu dengan Kitab Allah dan Ahlulbaitku. Aku telah bermohon kepada Allah agar keduanya tidak berpisah sampai menemui aku di telaga al-Hawdh. Allah memenuhi doaku (Al-Hakim al-Haskani, Syawahid al- Tanzil liqawa’id al-Tafdhil, 1:148-150). Apa hubungannya antara Ulil Amr dengan kemaksum- an? Al-Fakhr al-Razi menulis, “Sesungguhnya Allah swt memerintahkan ketaatan kepada Ulil Amri dengan sangat tegas (‘ala sabil al-jazmi) dalam ayat ini. Barang siapa yang diperintahkan Allah swt untuk ditaati dengan sangat pasti, tidak bisa tidak ia harus maksum atau terpelihara dari segala kesalahan dan dosa. Jika ia tidak maksum dari kesalahan, kita bisa memperkirakan bahwa ia akan mungkin memerintahkan yang salah. Dengan begitu salahlah yang memerintahkan. …Sudah terbukti, bahwa Allah swt memerintahkan kita untuk mentaati Ulil Amr secara sangat tegas karena itu terbuktilah bahwa semua orang yang wajib ditaati berdasarkan perintah Allah swt yang tegas wajib terpelihara dari segala kesalahan. Dengan begitu bisa kita tetapkan dengan pasti bahwa Ulil Amri
  • 95. 92 Emilia Renita Az yang disebutkan dalam ayat ini tidak bisa tidak harus maksum” (Al-Tafsir Al-Kabir,10:144)
  • 96. 93 Tuduhan Orang Syiah mempunyai aqidah yang berbeda dengan kaum muslimin yang lain, karena kepercayaannya pada Imamah. Mereka menganggap Imamah bagian dari Aqidah tanpa dasar dari Al-Quran dan Sunnah. Jawaban Memang benar, Syiah memasukkan Imamah sebagai bagian dari Aqidah, bukan furu’. Tetapi bila kita memperhatikan ayat-ayat berikut ini dan hadis-hadis di dalam kitab- kitab Ahlussunnah, kita akan mendapat kesan bahwa di kalangan Ahlussunnah pun Imamah itu termasuk aqidah: Ayat Al-Quran tentang Imamah Menurut Al-Quran, manusia dapat dikelompokkan berdasarkan imamnya dan akan dipanggil pada hari kiamat Bab 11 IMAMAH
  • 97. 94 Emilia Renita Az berdasarkan imamnya. Ada imam yang memberikan petunjuk dan ada imam yang memimpin kekafiran. Perhatikan ayat-ayat berikut ini: Al-Isra 17:71-72 Pada suatu hari ketika Kami memanggil manusia berdasarkan Imam mereka Al-Tawbah 9:12 Jika mereka memutuskan perjanjian mereka setelah mengikatkannya serta melampaui batas dalam agama, maka perangilah para imam kekafiran. Mereka itu orang-orang yang janjinya tidak bisa dipegang; mudah-mudahan mereka berhenti Al-Baqarah 2:124
  • 98. 95 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah Dan ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat dan ia menyempurnakannya, Tuhan berfirman: Aku jadikan kamu Imam bagi manusia. Ibrahim berkata: Dan dari keturunanku? Tuhan berfirman: PerjanjianKu tidak meliputi orang-orang zalim Al-Anbiya 21:73 Kami jadikan mereka para Imam yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan Kami wahyukan kepada mereka melakukan kebaikan, menegakkan salat, mengeluarkan zakat dan beribadat kepada Kami. Yang tidak mengenal Imam mati jahiliah Banyak sekali hadis dari kalangan Ahlisunnah dan sangat masyhur yang meriwayatkan Nabi saw bersabda (dengan redaksi yang berubah-ubah sedikit): “Barangsiapa yang mati dan tidak ada imam baginya, atau tidak mengenal imam zamannya, ia mati jahiliah” Mati jahiliah berarti mati tidak dalam keadaan Islam. Dengan demikian, orang yang tidak mempunyai Imam atau tidak mengenal imam zamannya, ia dipisahkan dari kaum muslimin yang berimam. Walhasil, Imamah bagian dari aqidah juga.
  • 99. 96 Tuduhan Orang Syiah lebih mengutamakan Ali daripada Rasulullah saw Jawaban Syiah tidak mengutamakan Ali di atas Rasulullah saw sama sekali. Orang Syiah menggelari Imam Ali sebagai “dia yang merajut sandal Rasulullah saw”. Merajut sandalnya saja sudah menjadi kehormatan yang besar bagi Imam Ali dan bagi semua pengikutnya. Tetapi orang Syiah percaya bahwa Imam Ali mempunyai kelebihan dari sahabat- sahabat Nabi saw yang lain. Di bawah ini dicantumkan keutamaan Imam Ali di atas sahabat yang lain: Bab 12 MENGKULTUSKAN ALI
  • 100. 97 Arbaun Syubhat Hawla Al-Syiah Banyaknya hadis tentang keutamaan Ali. Menurut Imam Syafi’i, “Musuh-musuh Imam Ali me- nyembunyikan keutammannya karena kebencian mereka kepadanya. Para pengikutnya menyembunyikan keutamaanya karena ketakutan mereka. Tetapi sekarang ini kita menemukan keutamaan Imam Ali terkumpul dalam buku yang tebal” Banyaknya ayat yang turun tentang Ali. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah Allah menurunkan ayat yang di dalamnya ada “hai orang-orang yang beriman” kecuali Ali ketuanya dan penghulunya” (Al-Ishbahani, Al-Nur al-Musyta’il min Kitab “Ma nuzila fi al-Quran fi Ali” 26) Kecintaan kepada Ali menjadi pembeda antara mukmin dan munafik. Rasulullah saw bersabda kepada Ali: Tidak mencintaimu kecuali mukmin dan tidakmembencimu kecuali munafik. (Musnad Ahmad, 1:84, 95, 128; Shahih Muslim 1:41; Al- Taj al-Jami’ li al-Ushul 3:335; Shahih al-Turmudzi 2;301; Sunan al-Nasai 2:271; Tarikh al-Khulafa 170) Pujian sahabat-sahabat tentang Ali “Kalau tidak ada Ali, celakalah Umar,” kata Umar bin Khathab (Kanz al-Ummal 1:154; Faidh al-Qadir 3:356; Mustadrak al-Hakim 1:457; Al-Isti’ab hamisy Al-Ishabah 3:39).