Pengadilan Negeri Surabaya berencana menerapkan sistem peradilan daring atau e-court pada Juli mendatang untuk perkara perdata. Sistem ini memungkinkan para pihak untuk mendaftarkan perkara, mengunggah berkas, dan mengikuti proses persidangan secara online tanpa harus hadir secara fisik ke pengadilan, kecuali untuk tahapan pembuktian dan pengucapan putusan. PN Surabaya telah mempersiap
1. Ok/eko utk kasuistika
Bulan Depan Terapkan Sidang Online
* Persiapan PN Surabaya Sudah 80 %
SURABAYA - Pengadilan Negeri (PN) Surabaya berencana menerapkan sistem e-court
atau peradilan daring (elektronik) pada Juli nanti. Nantinya, ada tahapan sidang yang
bisa dilakukan tanpa harus datang ke pengadilan.
Penerapan sistem ini sesuai Peraturan Mahkamah Agung (Perma) Nomor 3
tahun 2018 tentang administrasi perkara di pengadilan secara elektronik yang terbit
Maret lalu.
Humas PN Surabaya Sigit Sutriono mengatakan, sistem ini akan diberlakukan
untuk perkara perdata. Para pihak bisa mendaftarkan administrasi secara online. Dalam
Pasal 1 poin 2 Perma, e-court merupakan sistem yang disediakan bagi para pencari
keadilan yang meliputi administrasi dan pelayanan perkara.
"Peradilan yang dilaksanakan adminsitrasi yang online. Jadi seperti gugatan,
pembayaran, jawab menjawab semua online," kata Sigit.
Begitu pula untuk replik, duplik, dan kesimpulan bisa melalui e-court tanpa
persidangan di pengadilan. Sementara itu, untuk pembuktian dan putusan tetap melalui
persidangan di pengadilan. Menurut dia, pembuktian secara langsung tetap dilakukan
untuk menghindari pemalsuan dokumen. "Untuk pembuktian harus dilihat bukti-
buktinya dicocokkan dengan aslinya," ucapnya.
Sigit menambahkan, tahapan e-court dimulai dari e-filing atau pendaftaran
perkara secara online di pengadilan. Para advokat atau pihak yang akan berperkara,
membuat akun secara online. Mereka kemudian mendapatkan nomor pendaftaran
online. Kemudian, mereka bisa melengkapi data pihak yang berperkara dan
mengunggah berkas gugatan.
Setelah mendaftarkan perkara secara online, pendaftar akan mendapatkan
taksiran panjar biaya dan nomor pembayaran yang dapat dibayarkan secara online ke
rekening bank yang terdaftar. Pendaftaran lalu diverikasi dan akan mendapatkan
nomor perkara dari PN.
"Pendaftaran perkara secara elektronik ini juga akan terintegrasi dengan sistem
informasi penelusuran perkara (SIPP). Jadi, perkara yang sudah terdaftar bisa langsung
dilihat di situ," ujarnya.
Setelah proses pendaftaran online dilakukan, para pihak akan mendapatkan
panggilan untuk bersidang secara elektronik. Menurut dia, para pihak akan tetap
bersidang di pengadilan. Sementara untuk tahap jawaban, replik, duplik dan
kesimpulan datanya akan diinput secara elektronik.
"Kami akan panggil para pihak melalui email. Sidang pertama tetap di
pengadilan," ucapnya. Setelah ada putusan dari pengadilan, salinan putusan akan
diberitahukan secara online maksimal dua pekan. "Para pihak akan dapat langsung
mendownload. Kalau biasanya bisa lebih dari dua minggu, kami harapkan dengan e-court
bisa lebih cepat," katanya.
Dalam perkara perdata, e-court akan menjadi alternatif, bukan pengganti sistem
peradilan manual. Sistem ini bisa dilaksanakan apabila kedua pihak sepakat untuk
menggunakannya. "Pemanggilan nanti lewat email, dengan catatan keduanya setuju
pakai e-court. Kalau satu tidak setuju maka tidak bisa jalan," ucapnya.
Sistem ini juga diharapkan dapat mempercepat diterimanya salinan putusan
oleh para pihak. Selama ini dengan sistem peradilan konvensional, para pihak seringkali
2. mengeluh dengan lamanya salinan putusan yang bisa sampai berbulan-bulan baru
mereka terima.
Sigit mengklaim, kini kesiapan untuk melaksanakan sistem ini telah sampai 80
persen. Semua piranti seperti perangkat komputer, tabel data dan alat register online
telah disiapkan. Termasuk satu ruangan dan petugas yang akan mengoperasikannya.
Kini pihak PN tinggal menunggu kesiapan dari pihak bank. Sebab, dalam sistem ini
seluruh pembayaran biaya perkara harus melalui bank.
"Pihak bank belum siap, kalau kami sudah siap. Kalau pembayaran belum siap
kan tidak bisa. Semua kan harus terintegrasi, sistematis. Nanti habis Lebaran sudah
launching," ujarnya.
Namun, dia masih memikirkan sistem antisipasi apabila jaringan internet
bermasalah. Meski demikian, dia yakin sistem ini dapat berjalan lancar karena sudah
dipersiapkan matang. "Semoga tidak ada gangguan, karena perbankan selama ini kan
tidak ada masalah, masak kami bermasalah," tuturnya. (gas/eko)