Sosok gadis sederhana yang hidupnya suci, kata-katanya bernats, dan doa-daoanya didengarkan Tuhan. Ia bukan seorang teolog atau ahli kitab, tetapi kesuciannya telah menghantarnya menjadi seorang Pujangga Gereja.
1. St. Teresa AvilaK E T I K A K E H I D U P A N D O A S E L A R A S D E N G A N K E B A J I K A N
LusiusSinurat,SS,M.Hum
2. St. Teresa Avila
RIWAYAT HIDUP1
PANGGILAN HIDUP2
MENDIRIKAN BIARA3
KARYA DAN WARISAN4
SIMPULAN DAN REFLEKSI5
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 2
3. RIWAYAT HIDUPAyah Ibu | Masa Kecil | Masa Remaja | Hidup Membiara
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 3
4. Ayah-Ibu St. Teresa
IBU
Alonzo adalah seorang tentara
yang sangat saleh. Ia suka
membaca, bahkan punya
perpustakaan sendiri.
Ia menikah dua kali dan memiliki
12 orang anak. Teresa adalah
anak ketiga dari istri kedua.
Beatrice adalah sosok yang baik
dan gemara membaca cerita-
cerita novel dan roman.
Kebiasaan ini ternyata
mempunyai pengaruh pada
putrinya, Teresa kecil.
Alonzo de Cepeda Beatrice de Ahumada
AYAH
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 4
5. 4
Teresa lahir di
Avila, Spanyol
pada tanggal
28 Maret 1515.
Masa kecil Teresa dipenuhi oleh
kesalehan keluarganya. Tak
heran, saat berusia 6 tahun ia
dan Rodrigo, saudaranya ingin
pergi ke negeri orang Moor,
untuk ituk perang dan ingin
mati sebagai martir.
Teresa bahkan menbagun
tempat pertapaan di halaman
rumahnya, dan ia sering
tinggal di sana.
Teresa kecil memang ingin
sekali masuk surga, dan
menurutunya, cara termudah
menuju keinginannya itu
adalah dengan menjadi martir.
3
1
2
Masa Kecil St. Teresa
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 5
Ia sangat terkesan dengan ide
kekekalan, hingga ia sering
mengulang-ulang kalimat
“Untuk selamanya.”
6. 5
Saat berusia 12 tahun, Teresa mulai
gemar membaca novel. Namun ia juga
bergaul dengan teman dan sepupunya
yang sangat duniawi. Hal ini turut
mempengaruhi kesalehannya. Di
usianya yang ke-13, ibunya, Beatrix
meninggal dunia. Pernah terjadi, ia
pergi berdoa ke patung Bunda Maria
dan memohon agar Bunda Maria
menjadi ibunya.
Ketika remaja Teresa memiliki penampilan
yang cantik dan menarik menyerupai ibunya.
Ia sosok yang cerdas, berbakat, dan lincah.
Kecantikan Teresa pun memikat setiap orang
di Avila. Belum lagi ia memiliki pribadi yang
menarik, ramah, dan halus perasaannya.
Banyak pemuda senang bergaul dan tertarik
pada Teresa sehingga ayahnya menjadi
cemas dan kemudian menitipkan Teresa di
Biara Santa Maria Bunda Kerahiman yang
dikelola suster-suster St. Agustinus yang
terletak di Avila.
Sayangnya, ia jatuh sakit dan terpaksa
meninggalkan asrama yang
dicintainya. Teresa dirawat di rumah
pamannya, Don Pedro. Selama sakit, ia
rajin membaca sebuah buku yang
menarik minatnya adalah SURAT-
SURAT SANTO HIRONIMUS. Di
kemudian hari buku ini sangat besar
pengaruhnya bagi Teresa dalam
memutuskan diri masuk biara.
Di asrama itu Teresa mengalami pertobatan
dan menyadari segala kelemahannya. Sejak
tinggal di asrama itu Teresa rajin mengikuti
kegiatan doa di asrama juga setia
melakukan doa rosario. Diam-diam ia
sangat terkesan dengan kesalehan Sr. Dona
Maria Briceno, seorang suster dari ordo St.
Agustinus. Perlahan-lahan timbul keinginan
dalam hatinya untuk menjadi suster.
8
6
7
Masa Remaja St. Teresa
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 6
7. 1
2
3
5
4
Pada saat berusia 20 tahun, Teresa diterima di Biara Karmel Avila,
Spanyol. Keputusan untuk memasuki biara ini begitu mantap,
kendati awalnya sang ayah tak mengizinkan Teresa menjadi
seorang biarawati. Teresa sangat berbahagia berada di biara
Karmel, dan kebahagiaan Teresa mencapai puncaknya setelah
mengikrarkan kaul perdananya. Karena tubuhnya lemah, Teresa
mengalami sakit keras dan menjadi lumpuh, bahkan hampir
dijemput maut.
Dalam penderitaan sakitnya itu Teresa semakin
mendekatkan diri pada Tuhan, hingga ia mendapatkan
banyak karuniai dari Tuhan. Ia menjadi sosok yang
sabar. Jiwanya tak terguncang oleh penderitaan
fisiknya. Di dalam sakit lumpuh yang dideritanya
beberapa tahun itu, Teresa banyak merenungkan
tulisan-tulisan St. Gregorius, ajaran-ajaran Santo
Hieronimus dan juga membaca buku-buku karangan
Santo Agustinus.
Setelah mengalami kesembuhan kesucian Teresa
semakin meningkat. Dorongan yang kuat untuk lebih
mengabdi Tuhan semakin berkobar dalam hatinya.
Teresa senantiasa mengucap syukur atas
kesembuhannya dan tidak pernah jemu mengajak
orang-orang untuk menghormati keluarga suci dari
Nazareth yaitu Santo Yosef dan Bunda Maria yang telah
menjadi perantara doa-doa untuk kesembuhannya.
Cinta kasih kepada Tuhan dan sesamanya semakin berkobar,
sehingga ia juga banyak berdoa bagi pertobatan orang-
orang berdosa. Selama sakitnya itu pula Teresa bersahabat
dengan pamannya, Don Pedro. Sang paman bahkan
memberinya sebuah buku tentang doa mistik, dengan judul
ABJAD KETIGA karangan Osuna. Buku ini membimbing
Teresa kepada doa kontemplasi.
Meski lumpuh, ia tetap setia menghadiri Misa Kudus untuk
memohon kesembuhan bagi dirinya. Ia juga secara khusus ia
setiap hari memohon doa kepada Santo Yosef dan Bunda
Maria untuk membebaskan ia dari segala kelemahan dan
penyakitnya. Atas kebaikan Tuhan, akhirnya Teresa mengalami
mujizat yang membuat orang-orang di sekelilingnya terheran-
heran. Teresa mengalami kesembuhan kendatipun amat
perlahan-lahan dan disertai amat banyak penderitaan.
Kesehatan Teresa dipulihkan oleh Tuhan berkat bantuan doa
dari Santo Yosef dan Bunda Maria.
Panggilan Hidup Membiara
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 7
8. PANGGILAN HIDUP
Perjumpaan Dengan Yesus | Mengalami Sentuhan Tuhan |
Panggilan dan Tantangannya | Panggilan Khusus | Melayani
T u h a n d a l a m K o n t e m p l a s i
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 8
9. Teresa adalah seorang reformatris yang
melahirkan pembaharuan Karmel. Di tempat
biara yang lama peraturan-peraturan
bersifat longgar, sehingga para tamu
mengalir ke biara tak kunjung henti.
Teresa terlibat juga dengan para tamu itu
karena Teresa cukup disukai dan dikenal.
Namun, ternyata bagi Teresa semua hal itu
hanyalah pemborosan waktu belaka.
Doa dan persatuan dengan Tuhan lebih
memikat hatinya. Teresa merasakan
perlunya cara hidup yang lebih tertutup.
Problem ini dialaminya selama kurang lebih
18 tahun.
4
1
2 3
Teresa menulis, “Saya gelisah
dan berharap agar waktu doa
cepat berlalu, saat aku bersama
Tuhan, kelekatan terhadapa
dunia mengusikku, saat aku
merasakan kesenangan dunia,
aku sedih memikirkan
kewajibanku pada Tuhan.”
Tidak bisa tercemar
oleh dosa
Problem ini kemudian berakhir
dengan suatu pengalaman spiritual
saat memandang patung Yesus
yang tersalib. Dia sangat sedih
melihat Yesus yang menderita bagi
kita dan ia merasa ia merasa
kurang berterimakasih kepadaNya.
Ia lalu bersujud dihadapan-
Nya sembari berdoa agar
Yesus tak sedih lagi.“
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 9
Perjumpaan Dengan Yesus
“Rasanya waktu itu saya berkata
bahwa saya tidak akan beranjak
dari situ sampai dia berkenan
memberikan apa yang saya
mohonkan padanya,” tulis
Teresa.
10. TOUCH-
ING
Dari kedua pengalaman ini ia belajar 2
hal penting:
(1) Menanggalkan segala keyakinan diri
sendiri dan meletakkannya di dalam
tangan Tuhan.
(2) Tahun 1554 dia mengalami suatu
pengalaman Allah yang kemudian
dikenal sebagai pengalaman
pertobatan yang definitif.
Sekali lagi ia mengalami senTuhan saat
membaca PENGAKUAN ST.
AGUSTINUS, yang berbicara tenting
pertobatannya dan bagaimana dia
mendengar suara itu di kebun. Teresia
pun merasa perlu bertobat karena dia
seorang berdosa hingga memutuskan
untuk BERPALING KEPADA Tuhan.
Setelah itu mulailah timbul
keinginannya untuk melewatkan lebih
banyak waktu bersama Tuhan. “Saya
mulai menghindari kesempatan
berbuat dosa, karena kalau ini
dihindari, maka saya kembali
mencintainya,” tambahnya
“Untuk waktu yang lama saya
terbawa dalam tangisan dan
merasakan kesedihan dan kelelahan
yang mendalam. Rasanya, jiwaku
mendapat kekuatan yang besar dari
yang maha kuasa dan bahwa ia telah
mendengar jeritan doaku dan kasihan
melihat kesedihanku,”catat Teresa.
Mengalami Sentuhan Tuhan
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 10
11. Tahun ini sangat penting baginya dan bertolak dari pengalaman ini masa
hidupnya dapat dibagi menjadi tiga masa yaitu :
Tahun 1515 - 1554 : disebut masa asketis—masa ini
ditandai oleh usaha yang terus menerus untuk
berkembang dalam hidup rohani, disertai jatuh bangun
dan kegagalan, kelemahan, masa bersemangat dan saat
saat keheningan.
1
Tahun 1554 - 1562 : disebut masa mistik, di mana ia
mengalami kemajuan yang terus menerus dalam
kesucian. Ia memulai mengalami pengalaman-
pengalaman mistik. Ia sudah ditarik kedalam pengalaman
kontemplasi yang mendalam. Dia berakar dalam kristus,
kristus menjadi pusat hidupnya. Ia berkembang dalam
hubungan yang mendalam dengan kristus. Dan dalam
pergaulan pun ia bergaul dengan teman teman yang
menghayati hidup doa.
2
Tahun 1562 - 1572) disebut masa Ekstatik—selama masa
ini st. teresa mengalami banyak pengalaman mistik yang
supernatural seperti visiun, ekstase dll: (1) hati dan
jantungnya ditembusi panah; (2) hatinya terluka oleh
cinta. Fakta ini tampik ketika dokter memeriksa
jantungnya sesudah kematiannya; (3) mengalami banyak
pencobaan dan kesulitan.
3
Panggilan dan Tantangannya
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 11
12. Pemurnian Diri
1
Ia memadukan doa kontemplasi dan komitmen
pada sesama. Baginya, doa yang sejati bukan
saja tidak dapat dipisahkan dari komitmen,
tetapi justru dijabarkan / dijalankan dengan
mempraktekkan cinta kasih.
2
Dia mengalami bahwa seseorang dapat
menjadi kontemplatif yang besar sekaligus
merasul. Dia menemukan bahwa martha dan
maria dapat berjalan bersama.
3
Dalam hidupnya ia sungguh sangat sibuk
tetapi dia juga bersatu dengan Tuhan. Ia selalu
menyisihkan waktu untuk Tuhan dan sungguh-
sungguh bersamaTuhan.
Ia merasakan kerinduan yang besar
untuk melayani Tuhan, jadi
melibatkan diri dalam kerasulan
atau pelayanan di luar biara.
Panggilan Khusus
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 12
13. Teresa merasakan
kerinduan yang besar
untuk melayani Tuhan,
jadi melibatkan diri dalam
kerasulan atau pelayanan
di luar biara.
Ia memadukan doa
kontemplasi dan
komitmen pada sesama.
Baginya, doa yang sejati
bukan saja tidak dapat
dipisahkan dari
komitmen, tetapi justru
dijabarkan / dijalankan
dengan mempraktekkan
cinta kasih.
Dia mengalami bahwa
seseorang dapat menjadi
kontemplatif yang besar
sekaligus merasul.
Dia menemukan bahwa
Martha dan Maria dapat
berjalan bersama.
Dalam hidupnya ia
sungguh sangat sibuk
tetapi dia juga bersatu
dengan Tuhan. Ia selalu
menyisihkan waktu untuk
tuhan dan sungguh-
sungguh bersama Tuhan.
KontemplasiRindu Melayani Tuhan
Melayani Tuhan Dalam Kontemplasi
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 13
14. MENDIRIKAN BIARA
Biara Santo Yosep | Reformasi Ordo | Warisan Rohani Santa Teresa
| S p i r i t u a l i t a s S a n t a T h e r e s a
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 14
15. Tahun 1560, Teresa merasa bahwa kehidupan biara
sangat santai, maka ingin diadakan pembaharuan
dalam Ordo Karmel.
Gagasan ini diawali dengan visiun tentang neraka,
di mana Teresa melihat jiwajiwa masuk neraka.
Dengan mengalami banyak tantangan dari berbagai
pihak, akhirnya berdirilah sebuah biara yang baru.
Sifat biara yang diperbaharui oleh Teresa ini kecil,
miskin, tertutup, dan juga disiplin.
Biara pertama didirikan tanggal 24 Agustus 1562,
dan diserahkan ke dalam perlindungan St. Yosef.
Selanjutnya Teresa mengelilingi seluruh Spanyol dan
mendirikan biara-biara lain. Berkat keuletan Teresa
dan dukungan dari Bapa Suci yang mendukung
usaha pembaharuan ini, dalam dua tahun berdirilah
17 biara. Selain itu, dia juga menyediakan rumah-
rumah untuk kontemplasi pribadi. Teresa juga diberi
izin oleh pimpinan biara untuk memperbaharui ordo
Karmel pria. Memang pada masa itu sedang terjadi
kebobrokan para imam
Biara pertama untuk para imam Karmel ini didirikan
tahun 1568 di sebuah desa kecil Duruelo, Spanyol
dengan dua penghuni, yaitu Antonius dari Yesus dan
Yohanes dari salib. Kelak Yohanes Salib dipandang
Teresa sebagai orang yang kudus karena mencapai
tingkat kerohanian yang amat tinggi. Kepada para
susternya, Teresa menganjurkan untuk memilih
Yohanes Salib sebagai pembimbing rohani karena
saat itu bimbingannyalah yang terbaik dan teraman.
Rupanya Tuhan juga menghendaki pembaharuan
tersebut. Sembari Teresa hendak memperbaharui
ordo Karmel, ada seorang imam Karmelit muda yang
sangat bersemangat untuk menjalani kehidupan
Karmel yang lebih serius. Imam muda ini merasa apa
yang dicita-citakannya tidak ia temukan dalam
ordonya. Tadinya ia bermaksud untuk pindah ke
Biara Kartusian, suatu pertapaan yang amat keras,
namun Tuhan mempertemukan imam muda ini
dengan Teresa Avila. Imam muda ini tak lain adalah
St. Yohanes dari Salib.
Biara St. Yosep
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 15
1 2
34
16. title
Pada tahun 1580, Reformasi yang dibawa oleh St. Teresa
mendapat pengakuan resmi dari roma dan menjadi
propinsi terpisah ordo karmel dengan nama ordo karmel
tak berkasut (ocd). Impian st. Teresa telah terpenuhi.
Teresa menghadapi banyak
pertentangan & kesukaran karena
pejabat mau menekan pembaharuan
tetapi perjuangannya tidak sia-sia.
Teresa mendirikan biara karmel reformasi
kedua di Medina Del Campo. Sesudah itu,
ia mengelilingi spanyol dan mendirikan 15
biara dalam sisa hidupnya.
Dalam kunjungan jendral Ordo Karmel di biara St.
Joseph. Beliau sangat senang dan meminta agar
Teresa mendirikan biara-biara lain serta memberi izin
untuk membuka biara reformasi bagi para imam.
St. Teresa diangkat menjadi Prior oleh pimpinannya. Para
suster biara ini tidak senang. Suasana menjadi tegang. Teresa
mengambil patung Bunda Maria dan berkata, “Dialah yang
akan menjadi pimpinan kalian, bukan saya!” Akhirnya
mereka menerimanya dan mengasihinya.
Gerakan pembaharuan meluas ke biara para imam
dan ia bekerjasama dengan St. Yohanes dari Salib,
seorang imam muda yang baru ditahbiskan menjadi
imam pada usia 25 tahun.
Tahun 1680 Biara Reformasi
Sejak tahun 1575 Tahun 1567
Tahun 1571 Pada tahun 1568
Reformasi Ordo (Karmel)
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 16
17. A
B
C
DE
Pada tahun 1614, pada saat beatifikasi
Beato Teresa, Paus Paulus V yang
menyisipkan kata-kata, ”Biarlah kita
diberi makan oleh ajarannya yang
surgawi.”
Pada tanggal 12 Maret 1622 Paus
Gregorius XV mengkanonisasi St.
Teresa dan St. Ignatius dari Loyola, St.
Fransiskus Xaverius, St. Isidorus dan St.
Philipus Neri.
Menjelang kematiannya tanggal 4
oktober 1582 teresa mengucapkan 3
kalimat yang dalam arti tertentu
merupakan ringkasan hidup
rohaninya, yaitu :
1.
Sudah tibalah saatnya Tuhanku,
mempelaiku, untuk bertemu
dengan dikau dari muka ke muka.
2.
Janganlah menolak aku. Hati
yang remuk redam tidak
akan kau tolak. (Jadi sampai
akhir hidupnya, ia menyadari
bahwa ia seorang pendosa,
ia sadar bahwa ia telah
menyia-nyiakan banyak
rahmat Tuhan).
3.
“Saya mati sebagai putri Gereja" - ini
mengungkapkan rasa memiliki (sense
of belonging), atau bahwa ia adalah
bagian dari gereja.
Warisan Rohani St. Teresa
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 17
18. Saat peringatan 3 Abad Beatifikasi St.Teresa, Paus Pius X
menulis:
1. untuk menyelamatkan jiwa-jiwa". Siapapun yang
dengan rajin membaca karyanya, tidak memerlukan
pedoman lain untuk menghayati hidup yang sungguh-
sungguh suci. Karena dalam karyanya, tokoh
kesalehan ini dengan jelas menunjukkan jalan yang
aman untuk maju mulai dari hidup kristiani yang
paling dasar menuju puncak kesucian.
2. St. Teresa mengajarkan bahwa kemajuan yang sejati
dalam doa , dinyatakan dalam pelaksanaan tugas
secara lebih sungguh dan penuh kasih & suka cita.
3. Akhirnya, bahwa semakin seseorang dipersatukan
dengan allah secara mistik maka semakin
bersemangatlah dia dalam melaksanakan cinta kasih
terhadap sesama dan semakin besar kerinduannya
Paus Paulus VI
memberigelar
Doktor Gereja
kepadaSt. Teresa
dari Avila.
27 September 19707 Maret 1914
Spiritualitas St. Teresa
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 18
19. WARISAN DAN KARYA
Bio gr a fi | K a r ya Do kt r i na l | Ka r ya Yur id is | P ur i Ba t in
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 19
20. BIOGRAFI
1
LIFE (Riwayat Hidup)
—ditulis pertama-tama untuk
mengungkapkan pengalaman
rohaninya kepada Bapa
pengakuannya, tetapi kemudian
meluaskannya dengan
tambahan yang secara khusus
membahas tentang doa.
THE BOOK
OFFOUNDATIONS
(Pendirian Biara-biara)
—cerita mengenai biara-biara
reformasi yang didirikan untuk
para suster dan imam.
THE SPIRITUAL TESTIMONIES
(Kesaksiankesaksian)
—mengenai pengalaman-pengalaman
mistik yang dialaminya dalam hidupnya.
4
2
3
Karya Biografi
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 20
BIOGRAFI mengisahkan tentang
kerahiman Allah terhadap diri Teresa.
Dia menceritakan kejadian-kejadian
penting di masa hidupnya. Isi dari buku
ini lebih ditekankan pada pembahasan
tentang doa. Bagi orang yang berniat
untuk belajar mengenai doa bisa sangat
terbantu dengan membaca buku ini
21. 2
THE WAY OF PERFECTION
(Jalan Kesempurnaan)
Ditulis dengan tujuan untuk mengajarkan
kepada para susternya kebajikan-kebajikan
utama yang perlu mereka perhatikan dan
menerangkan lebih lanjut mengenai
praktek doa, dan menggunakan Doa Bapa
Kami sebagai sarana untuk mengajarkan
tentang doa secara lebih mendalam.
Karya mistik murni, di mana St. Teresa
menggambarkan ketujuh tahap yang
dilalui jiwa untuk mencapai persatuan
mistik dengan Tuhan. Sebagai Master
Piece Teresa, buku ini adalah sumber
utama pemikiran Teresian yang matang
dalam hidup rohani.
THE INTERIOR CASTLE
(Puri Batin)
1
DOKTRINAL
Karya Doktrinal
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 21
22. 1 2
KONSTITUSI-
KONSTITUSI
—yang disusun
bagi para suster,
antara lain
mengenai
tatacara
kunjungan ke
biara dll.
YURIDIS
SURAT-SURAT
—sayang sekali
kebanyakan Surat-
surat ini telah
hilang dan hanya
sekitar 486 yang
masih ada.
Karya Yuridis
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 22
23. BERDOSA = KETIKA JIWA BERADA DILUAR PURI BATIN
KEMULIAAN JIWA- DALAM TEOLOGI PENCIPTAAN
JIWA DIGAMBARKAN DENGAN SANGAT INDAH:
“MANUSIA DICIPTAKAN MENURUT CITRA DAN
KESAMAANNYA.” (KEJ 1, 26-27).
JIWA DEMIKIAN INDAH KARENA TUHAN
MENCIPTAKAN DENGAN INDAH. JIWA TAK BISA
TERCEMAR OLEH DOSA, MELAINKAN OLEH
SITUASI DI MANA SESEORANG BERADA DILUAR
PURI BATIN-NYA.
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 23
24. PURI BATIN
#teres4vila
B
A
C
D
Jiwa dan
kemuliaannya
Tidak bisa tercemar
oleh dosa
Pendosa, bukan
jiwanya yang
tercemar, tapi
orangnya yang
berada diluar puri
Ruang
pengenalan
diri
Jiwa demikian
indah karena Tuhan
menciptakan
dengan indah.
Puri Batin
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 24
25. 7 Ruang Puri
Add your texe2
PURI
BATIN JIWA digambarkan sebagai sebuah PURI yang
seluruhnya terbuat dari intan atau kristal yang
bening, di mana terdapat banyak ruangan. Di
pusat puri terdapat tempat kediaman sang Raja
bersemanyam, yakni Tuhan sendiri.
Ruangan-ruangan (PURI) dipakai
untuk menggambarkan perubahan
jiwa mulai dari ciptaan yang berdosa
(Ruang 1), sampai pada Pernikahan
Rohani.
Jiwa masuk kedalam istana lewat doa dan
meditasi. Bagi St. Teresa kehidupan doa selaras
dengan kebajikan. Hidup doa, keheningan batin,
dan kemesraan dengan Allah berjalan serentak
dengan perkembangan dalam rahmat dan
kebajikan-kebajikan moral.
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 25
"Puri Batin" melukiskan tentang perjalanan
rohani seseorang. Di dalam buku ini, perjalanan
doa diumpamakan seperti seseorang yang akan
memasuki suatu puri atau istana.
Banyak kesulitan dan rintangan yang harus
dilaluinya sebelum sampai di ruang pusat, yaitu
tempat Raja bersemayam.
Maksud dari pelukisan seperti itu adalah
bahwa untuk mencapai persatuan doa yang
mesra dengan Allah yang melebihi segala
kebahagiaan duniawi, orang harus melalui pintu
doa, dengan mengatasi segala kesulitan dan
rintangan.
Karya ini merupakan penyempurnaan dari
karangan yang sudah ditulis sebelumnya, yaitu:
"Jalan Kesempurnaan".
26. 7 RUANG BATIN DALAM PURI BATIN
PURI
BATIN
Ruang
1
Ruang
2
Ruang
3
Ruang
4
Ruang
5
Ruang
6
Ruang
7
MARI KITA
LIHAT SATU
PER SATU
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 26
27. Dalam Ruang-1 jiwa masih “penuh sesak dengan
kelekatan duniawi, gengsi, penghargaan, kerisauan /
kekhawatiran”.
Akibatnya, keindahan jiwa itu tak tampak, kendati mereka
ingin melihat dan menikmatinya, ia seakan akan tidak
dapat melewati sekian banyak halangan. (PB 1, 2, 14).
Untuk itu jiwa memerlukan waktu yang lama tinggal
didalam ruang pengenalan diri dan kerendahan hati, yang
merupakan dasar kehidupan rohani.
RUANG 1
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 27
28. Di Ruang 2 orang mulai mempraktekkan doa dengan teratur
tinggal orang-orang yang dengan kesungguhan mau menyerahkan
diri kepada tuhan, kesungguhan untuk berdoa.
Kesungguhan inilah yang membedakan dari ruang 1.
Dalam ruang 2 terjadi perjuangan batin. Orang yang
merasa dalam dirinya menjadi terpecah-pecah.
Jiwa mereka bergulat dengan Tuhan seperti Yakub
(Kej.32,25-30), tetapi jiwa mereka mencoba menyelaraskan
kehandaknya dengan kehendak Tuhan.
RUANG 2
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 28
29. Di Ruang 3 kita melihat gambaran yang sangat positif tentang
orang-orang yang tidak ingin lagi menghina Tuhan. Mereka
menjauhkan diri bahkan dari dosa-dosa yang cukup kecil, dan
sudah terbiasa dengan tapa-hening, mencintai sesama, dan tutur
kata dan cara mereka berpakaian tampil sederhana.
Beberapa hal yang masih kurang di Ruang 3, yakni belum tampil kehendak
utuh untuk penyerahan total. Orang belum mau melupakan dirinya, kendati
mereka sudah membangun kekudusan pribadi. Akibatnya mereka jatuh
kedalam kesombongan rohani, di mana mereka mulai memamerkan kebajikan-
kebajikan, hidup teratur, bersih, merasa diri lebih baik dari orang lain, dan
sebagainya.
Mereka belum mengerti bahwa kekudusan bukanlah
memperindah diri, bukan bertumbuh melainkan menjadi semakin
kecil agar supaya Dia menjadi lebih besar.
RUANG 3
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 29
30. Dalam Ruang 4 sudah adah tahap-tahap pertama doa mistik.
Ruang 4 memperkenalkan jiwa pada tahap-tahap pertama doa
mistik, yakni doa yang hening dan doa yang terserap.
Di ruang 4 usaha-usaha asketis dari jiwa membuka jalan
untuk pengaruh Allah yang lebih nyata dalam
kontemplasi-kontemplasi pasif.
Sesudah mencicipi hiburan-hiburan Allah, perlahan-lahan
jiwa menarik diri dari kesenangan-kesenangan duniawi
dan menemukan dirinya berkembang dalam segala
kebajikan dan akan terus bertumbuh kalau dia tidak
berbalik dan menyakitkan hati Allah.
RUANG 4
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 30
31. Ruang 5 adalah ruag pertunangan rohani. Dalam ruang 5 doa
persatuan dan pertunangan rohani terjadi, di mana Allah
mempertunangkan diriNya dengan jiwa kita.
Menurut Teresa, ALLAH MENEMPATKAN DIRINYA SEDEMIKIAN
DALAM LUBUK JIWA SEHINGGA BILA JIWA MENYADARINYA,
TIDAK BISA DIRAGUKAN LAGI BAHWA IS BERADA DALAM
ALLAH DAN ALLAH DALAM DIA. Doa persatuan ini melalui
suatu perbandingan yang indah sekali.
Dengan menggunakan kiasan “ulat sutera”, St. Teresa
menjelaskan bagaimana jiwa yang dikaruniai rahmat-rahmat
ini bisa mempersiapkan diri untuk menerimanya dan
mengatakan bahwa TUHAN BERKUASA MEMPERKAYA JIWA
MELALUI MACAM-MACAM CARA DAN MEMBAWANYA PADA
RUANG-RUANG INI, TANPA MENGGUNAKAN JALAN PINTAS.
RUANG 5
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 31
32. Di Ruang 6 manusia menyadari kehadiran Allah dalam lubuk
jiwanya, sehingga ia ingin berada sendiri bersamaNya. Jiwa
mengalami kerinduan yang amat dalam akan Allah.
Kerinduan ini bisa mengakibatkan penderitaan yang besar, tetapi
PERTEMUAN itu meninggalkan kesan yang begitu mendalam;
sehingga yang diinginkan jiwa hanyalah untuk menikmatinya lagi.
Jiwa harus mengalami pemurnian tetapi juga mengalami berkat-
berkat yang luar biasa.
Pencobaan-pencobaan ini bisa lahiriah semata-mata seperti
penyakit jasmani, ditinggalkan sahabat-sahabat, salah mengerti dll,
dan dapat berupa pencobaan-pencobaan batin. Penderitaan ini
perlu untuk memurnikan jiwa dan mempersiapkan untuk persatuan
dengan Sang Mempelai dalam ruang ke tujuh, tempat di mana jiwa
merasakan kehadiran Allah sebentar sebentar.
RUANG 6
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 32
33. Di Ruang 7 Jiwa Mengalami pernikahan rohani: Allah membawa
jiwa melihat dan mengerti tentang Tritunggal (3 Pribadi). Sebab,
seperti dikatakan St. Paulus, apapun yang dipersatukan Allah
adalah satu roh dengan Dia (baca: pernikahan rohani).
Perkataan Paulus BAGIKU HIDUP ADALAH KRISTUS DAN MATI
ADALAH KEUNTUNGAN dapat diartikan JIWA CARA HIDUP YANG
LAMA AKAN MATI, TAPI HIDUP DENGAN MENGHAYATI KRISTUS
YANG HIDUP DIDALAM DIRINYA.
Pengalaman Tritunggal dan kemesraan dengan Allah, tidak
mengganggu pekerjaan lahiriah, jadi tetap menjalankan tugas
tugasnya dengan penuh kasih. Bila tugasnya selesai, jiwa berada
bersama dengan sahabatnya. Disini jiwa merasakan kehadiran Allah
dan sebentar sebentar dalam kesadaran dunia.
RUANG 7
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 33
34. PENUTUP DAN REFLEKSI
Aktualisasi dan Konekstualisasi Ajaran St. Theresia | Terimakasih
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 34
35. 1
2
4
3
Ajaran St. Teresa sangat
relevan dengan mentalitas
dan cara berpikir jaman
milenial saat ini, karena:
AJARANNYA (buku-bukunya, memuat
pengalaman pribadi) TETAP DIHARGAI
DUNIA DEWASA INI.
Namun pengalaman pribadi ini sesuai
dengan ajaran gereja. Dan norma akhir dalam
hidup rohani adalah iman seperti yang
diajarkan oleh gereja
DIA MENGHARGAI NILAI-NILAI MANUSIA
DAN KEBEBASAN.
Misalnya tentang bapa pengakuan dan
persahabatan. Menurut st. Teresa
persahabatan rohani yang sehat itu balk
untuk membantu dalam kehidupan rohani.
Dia juga punya rasa humor, bahkan dia
berdoa,“Tuhan jauhkanlah kami dari orang-
orang kudus yang murung.”
AJARANNYA MENEKANKAN UNSUR EKLESIAL.
Spiritualitas-nya bukanlah spiritualitas
perorangan, tetapi sebagai bagian dari dunia, dari
gereja, dari komunitas. Kita dapat melihat ini dari
katakatanya yang yang, terakhir "saya mati
sebagai putri gereja", dan kalau menulis buku dia
selalu mencantumkan "saya menulis bagi gereja".
DIA ADALAH GURU DOA.
Ini relevan karena dewasa ini dalam gereja umat
merasakan suatu kehausan dan kerinduan akan doa.
Dia merupakan jawaban untuk ini.
Aktualisasi dan Kontekstualisasi Ajaran St. Teresa
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 35
36. Ajaran St. Teresa
berlawanan dengan
gejala-gejala yang tidak
sehat yang dijumpai pada
masanya, dan sekaligus
merupakan koreksi
terhadap :
HORISONTALISME (yang
berpendapat bahwa kerja
adalah doa) versus
keseimbangan secara
VERTIKALISME (yang
menekankan pentingnya
doa, termasuk bagi
mereka yang menghayati
hidup aktif doa harus
mereka wujudkan dalam
tugas keseharian mereka).
HORISONTALISME
VS VERTIKALISME
St. Teresa menekankan perlunya
KEBAJIKAN-KEBAJIKAN; KASIH
PERSAUDARAAN, PENYANGKALAN
DIRI, KERENDAHAN HATI, dll.
Kebajikan yang ini bahkan telah
dipraktekkannya sendiri, antara lain
tidak membicarakan orang lain,
betapapun ringannya, serta tidak
mencari-cari kesalahan.
SPIRITUALITAS YANG SANTAI (spiritualitas tanpa salib yang
menekankan hidup rohani yang mudah, enak, hingga segala
keinginan terpenuhi) versus ASKETISME SEJATI (di mana
hidup tidak berlebih-lebihan).
ANTHROPOSENTRISME (yang
menempatkan manusia sebagai pusat dari
segalanya) versus TEOSENTRISME (yang
menempatkan Tuhan sebagai pusat dari
segalanya).
ANTHROPOSENTRISME VS TEOSENTRISME
KENIMKATAN VS ASKETISME
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 36
37. Seringkali orang waktu menderita sakit
mengalami pemberontakan bahkan
keputusasaan. Juga dalam hidup doa
adakalanya merasa kering secara rohani.
Teresa Avila memiliki penghormatan yang besar
kepada Santo Yosef dan Bunda Maria dan
senantiasa mengucap syukur atas kesembuhan yang
dialaminya berkat perantaraan doa-doa mereka.
Teresa Avila senantiasa mengingat dan
merenungkan kesetiaan Bunda Maria dan Santo
Yosef yang sudah memelihara Yesus, juga
menghadapi penderitaan dan kepahitan yang
dialami oleh keluarga Nazaret ini.
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 37
Teladan Hidup St. Teresa
38. mengalami krisis,
ketakutan, cemas
karena situasi yang
tak menentu di dalam
kehidupan ini, Anda
bisa belajar dan
merenungkan
kehidupan Santo
Yosef dan Bunda
Maria.
Bagi Anda
yang
mungkin saat
ini sedan dan tidak pernah lalai
untuk mencari dan
melakukan kehendak
Allah dalam segala
kesulitan dan
penderitaan mereka
sebagaimana yang
dilakukan juga oleh
Teresa Dari Avila.
Yosep dan
Maria
memeluk bayi
Yesus,
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 38
39. Karya-karya Teresa Avila mampu menyentuh hati
para uskup dan imam agar tetap memperbaharui
keinginan dan kebijaksanaan serta kekudusan
sehingga menjadi 'cahaya Gereja’.
Teresa juga mengajak kaum religius untuk
mengikuti nasihat Injil dengan sempurna, serta
mengobarkan gairah kaum awam Kristen dengan
ajarannya tentang doa dan cinta kasih, cara
universal menuju kekudusan.
Kata St. Teresa Avila, "Doa bukanlah banyak
berpikir, tetapi banyak mencinta."
Lusius Sinurat,SS, M.Hum | www.lusius-sinurat.com| WA 0821 6050 7530 39
Teresa meninggal pada tanggal 15 Oktober
1582. Digelarkan menjadi orang Kudus
oleh Gereja tanggal 12 Maret 1622, dan
juga diberi gelar Pujangga Gereja putri
pertama tanggal 27 September 1970.