Wanita di Antara Dua Pilihan Sulit Hijab atau Solek
1. Wanita di Antara Dua Jalan
Wanita memang mempunyai banyak kelebihan dalam setiap sisi
kehidupannya yang tidak dimiliki oleh lawan jenisnya. Wanita itu
adalah‘permata’yang tak ternilai harganya. Karena itu, Islam sangat
menganjurkan para wanita untuk menjaga kesucian dirinya.
Tetapi dewasa ini, sebagian kaum wanita masyarakat kita berada
dalam perselisihan bersama suaminya, dan bingung dalam urusannya
bersolek dan sufur atau mengenakan pakaian hijab, sedangkan mereka
hanya memiliki dua jalan, tidak ada jalan ketiga. Kadang suaminya
menginginkannya bersolek dan sufur yang itu berarti wanita menenentang
perintah Tuhannya dan Sunnah Nabi, lalu apa akan ia pilih, menjadi
bingunglah ia, mengikuti kemauan suami dan berbuat maksiat kepada
Tuhannya atau apa yang harus ia perbuat?!
Jawabannya adalah hendaknya kita bisa membedakan antara
perintah Allah dan perintah manusia. Perintah yang datang dari manusia bisa
saja salah ataupun benar. Imam Malik berkata,“ Setiap orang bisa diterima
ucapannya dan bisa juga ditolak, kecuali ( perkataan ) orang yang ada dalam
kuburan ini “. Yang dimaksudkan adalah Rasulullah SAW.
Ketika seorang hamba mengaku beriman kepada Allah, maka jika
telah datang perintah dari Allah, tidak ada pilihan lain baginya kecuali patuh
kepada-Nya. Sebagai seorang mukmin atau mukminah, mereka wajib
mengatakan sebagaimana yang dikatakan orang-orang beriman, “Kami
dengar dan kami taat”. ( Mereka berdoa ) : “Ampunilah kami ya Tuhan dan
kepada Engkaulah tempat kembali”. (QS.Al Baqarah : 285)
Dalam pandangan saya wanita yang seperti ini bisa jadi sebelum
menikah ia suka bersolek kemudian setelah menikah Allah memberinya
hidayah, lalu ia tidak diperhatikan lagi oleh suaminya kecuali bila ia tetap
pada penampilannya yang dulu yang karena penampilan tersebut ia
dinikahinya, atau mungkin ia wanita yang taat beragama namun menikah
dengan laki-laki yang fasik lalu laki-laki tersebut ingin merusak agamanya,
2. laki-laki tersebut menikahinya karena ia tahu bahwa wanita pujaannya hanya
mau menikah dengan laki-laki yang shalih lalu ia berpura-pura sebagai orang
yang taat beragama.
Dari arah mana pun kita memandang, kita mendapatkan bahwa
wanita yang berada dalam dua keadaan tersebut, ia takut suaminya tidak
suka sehingga dapat menyebabkan keretakan kehidupan berkeluarganya
disebabkan dia tetap ingin mempertahankan hijabnya yang tidak disukai
suaminya. Untuk masalah seperti ini kita dapat menyarankan : Wanita
tersebut harus berbicara kepada suaminya dengan cara yang baik dan
memberinya pengertian bahwa dirinya takut akan hukuman Allah, jika
suaminya melarang dirinya untuk tetap mempertahankan hijab dan
menyuruh dirinya untuk tetap mengenakan dandanan tabarruj sehingga
teman-temannya akan melihat keindahan tubuhnya lalu dengan ponggahnya
sang suami mengatakan itu adalah kemoderenan yang di tandai bersolek
dan berpakaian seksi, yang hal itu kalau dinalar sedikit saja maka akan
ditemukan bahwa apa yang ia lakukan itu adalah sebuah kekacauan,
berantakan, kebinatangan, mundur dan kembali pada masa-masa pra
sejarah, masa manusia batu yang berjalan dengan pakaian terbuka.
Diriwayatkan dari Rasulullah SAW bahwasanya beliau bersabda :
“ Ada tiga hal yang karena ketiga hal tersebut manusia haram masuk surga ;
pemakmur khamr, durhaka pada kedua orang tua, dan mucikari yang selalu
berbuat kejahatan pada isterinya“. ( H.R. Imam Ahmad dan Al-Hakim dan
ia berkata hadis tersebut sahih isnadnya ).
Maka jika suami tetap pada pendiriannya maka ajarkanlah
kepadanya bahwa tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam hal berbuat
maksiat kepada Sang Pencipta dan bahwa keridhaan suami itu tidak berlaku
dalam hal berbuat kemaksiatan, dan bahwa mendengar dan taat pada suami
hanya berlaku pada perintahnya yang tidak mengandung dosa,
melaksanakan kewajiban-kewajibannya, memberikan hak-haknya
sebagaimana hal tersebut telah Allah jelaskan dalam Al-Qur’an dan Sunnah
yang suci.