2. Kemiskinan structural antara lain dimengerti sebagai
perampasan daya kemampuan yang memusatkan
pada perampasan yang secara intrinsik penting, jadi
tidak sekedar pendapatan yang rendah yang hanya
signifikan secara instrumental karena pendapatan
bukan hanya suatu instrument yang dapat
menghasilkan daya kemampuan.
Perampasan daya kemampuan itu terjadi secara
sistematik yang terjadi sebagai akibat proses
globalisasi kapital pada tingkatan global dan akibat
dari ideologi politik dan pembangunan di negara
berkembang.
3. Ada tiga proses perampasan daya kemampuan yang memiliki tiga
dimensi yaitu
pertama perampasan daya social yang meliputi akses pada basis
produksi rumah tangga seperti akses pada informasi pengetahuan,
ketrampilan, partisipasi dalam organisasi sosial, dan sumber-sumber
keuangan.
Kedua adalah perampasan daya politik yaitu akses individu pada
pengambilan keputusan politik, bukan saja kemampuan untuk memilih
maelainkan juga kemampuan untuk menyuarakan aspirasi dan untuk
bertindak secara kolektif.
Ketiga adalah perampasan daya psikologis yaitu hilangnya perasaan
individual mengenai potensi dirinya baik dalam ranah sosial dan politik,
sehingga tidak mampu berpikir kritis karena terhegemoni oleh
perkataan palsu.
4. Kemiskinan menjadi sebuah momok bagi kekuasaan untuk rakyat kecil.
Dan selalu bila bicara masalah kemiskinan, selalu rakyat kecil yang
dituduh macam-macam. Padahal sebenarnya akar dari kemiskinan ini
adalah dari kekuasaan. Ini yang perlu kita garis bawahi.
Kemiskinan ini sebenarnya pembatasan akses dan perampasan terhadap
peluang. Akses orang kecil dan peluang orang kecil itu seperti apa
sebenarnya dalam deregulasi kekuasaan. Kemudian pengaturan tata ruang
dan akses masyarakat di perkotaan maupun pedesaan.
Kemiskinan bisa diartikan juga dalam rumusan yang berbeda, kemiskinan
adalah tidak terpenuhinya kebutuhan dasar atau asasi manusia.
Kebutuhan dasar dan asasi ini antara lain meliputi kebutuhan akan
subsistansi (sandang, pangan, papan), afeksi, keamanan, identitas kultur,
proteksi, kreasi, kebebasan, partisipasi, dan waktu luang. Kondisi miskin
merupakan sebuah fenomena kehidupan serba kekurangan yang juga
diwarnai dengan keputusasaan, ketidak berdayaan dan apatisme terhadap
situasi di lingkungannya. Namun demikian, sebuah definisi tidak akan
mampu menghadirkan keseluruhan kenyataan tentang pengalaman
kemiskinan itu sendiri.
5. Dalam hal ini diperlukan sebuah peran dari
kekuasaan atau pemerintah di dalam masyarakat,
dimana kekuasaan atau pemerintah memfungsikan
diri sebagai fasilitator untuk menyejahterakan
masyarakat yang salah satunya melalui pemberian
pelayanan seoptimal mungkin kepada masyarakat
melalui pengalokasian anggaran yang langsung
menyentuh masyarakat di sini adalah masyarakat
yang miskin baik laki-laki dan perempuan yang
termaginalkan.
6. Dalam hal ini diperlukan sebuah peran dari
kekuasaan atau pemerintah di dalam masyarakat,
dimana kekuasaan atau pemerintah memfungsikan
diri sebagai fasilitator untuk menyejahterakan
masyarakat yang salah satunya melalui pemberian
pelayanan seoptimal mungkin kepada masyarakat
melalui pengalokasian anggaran yang langsung
menyentuh masyarakat di sini adalah masyarakat
yang miskin baik laki-laki dan perempuan yang
termaginalkan.