1. Sebagai makanan
Walang crispy pedas manis dari Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta
Belalang goreng di Gunung Kidul, Yogyakarta
Pada beberapa negara, belalang dikonsumsi sebagai sumber protein. Misalnya pada Meksiko
bagian selatan, chapulines disukai karena kandungan protein, mineral, dan vitaminnya yang
tinggi. Belalang biasanya dikumpulkan saat senja, dengan bantuan lampu atau senter,
menggunakan jaring sapu. Selanjutnya belalang dimasukkan air selama 24 jam, kemudian
bisa dimakan mentah atau dengan cara direbus, dikeringkan dengan matahari, digoreng,
diberi bumbu seperti bawang putih, bawang merah, cabai, diberi perasan jeruk nipis, dan
digunakan untuk sup atau sebagai bahan pengisi berbagai masakan. Menu belalang cukup
melimpah pada pasar-pasar makanan serta kaki lima di Meksiko Tengah dan Selatan.
Pada pasar makanan China, misalnya Pasar malam Donghuamen, masakan belalang disajikan
menggunakan tusuk sate.[2]
Pada beberapa negara di Afrika, belalang merupakan sebuah sumber pangan penting selain
beberapa jenis insekta lainnya. Belalang menjadi sumber protein dan lemak untuk diet sehari-
hari, terutama saat terjadi krisis pangan. Biasanya belalang dimasak sup. Belalang yang
dikonsumsi di Uganda dan beberapa wilayah tetangga disebut nsenene, meskipun sebenarnya
merupakan jangkrik rumput.
Pada beberapa negara di Timur Tengah, belalang direbus dengan garam, dikeringkan dengan
sinar matahari, kemudian dimakan sebagai makanan ringan. [3]
Banyak insekta yang menjadi predator bagi belalang, misalnya berbagai jenis semut seperti
pada genus Crematogaster.