SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT
DIREKTORAT TOPOGRAFI
NASKAH SEKOLAH
tentang
PENGETAHUAN PEMORA
untuk
PENDIDIKAN PERWIRA TNI AD
Nomor : 34 - A - 39
DISAHKAN DENGAN KEPUTUSAN DIRTOPAD
NOMOR KEP / 93 / III / 2019 TANGGAL 28 MARET 2019
DILARANG MEMPERBANYAK ATAU MENGUTIP TANPA IJIN DIRTOPAD
RAHASIA
RAHASIA
1
PENGETAHUAN PEMOTRETAN UDARA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum. Sejak penemuan fotografi oleh Niepce, Louis Daguerre (Prancis)
dan Arago, sekitar tahun 1840 bahkan sebelumnya, orang telah mencoba
menggunakan fotografi (atau gambar lukisan) untuk membuat peta atau memakainya
sebagaai peta. Kata fotogrametri berarti mengukur fotogram-fotogram, suatu kata
yang sering dipakai mengganti kata fotret atau foto. Perbedaan antara fotogram dan
fotret adalah bahwa fotogram diambil dengan suatu kamera fotogrametrik. Ini adalah
suatu kamera dengan jarak yang tetap antara bidang negatif dan lensa serta
dilengkapi dengan tanda-tanda tepi atau tanda kolimasi.
Pemotretan foto udara adalah memotret daerah-daerah yang akan dipetakan
dengan kamera udara yang ditempatkan di pesawat terbang dengan ketinggian yang
direncanakan, syarat pengambilan foto udara harus overlap (pertampalan kedepan)
sesuai dengan ketentuan kamera udara. Foto udara foto udara yang dihasilkan
adalah foto udara tegak (vertikal), diperoleh dari pemotretan udara yang diambil
secara tegak.
Kegiatan pembuatan peta topografi yang paling besar anggarannya adalah
pemotretan udara oleh karena itu kegiatan ini harus dilaksanakan secara seksama
dengan perhitungan yang matang agar terhindar dari pemborosan dana yang tidak
perlu. Perwujudan dari kehati-hatian dalam pelaksanaan pemotretan udara ini harus
direncanakan disiapkan dan dilaksanakan serta diawasi sebaik mungkin agar foto
udara yang diperoleh mempunyai nilai yang bermakna.
2. Maksud dan tujuan.
a. Maksud. Hanjar Serdik ini disusun dengan maksud untuk dijadikan
bahan ajaran dan pedoman Gadik dan Perwira Siswa dalam proses belajar
mengajar pada Pendidikan Kecabangan Perwira Topografi (Dikcabpa top) di
Pusdiktop Kodiklatad.
RAHASIA
RAHASIA
KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT
PUSAT PENDIDIKAN TOPOGRAFI
Lampiran Keputusan Danpusdiktop
Nomor Kep / / VII / 2021
Tanggal Juli 2021
2
b. Tujuan. Agar Perwira Siswa dan Taruna Akmil mengerti Pemora.
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Hanjar Serdik ini meliputi pengetahuan
tentang ketentuan dalam kegiatan Pengetahuan Pemotretan Udara dalam rangka
pembuatan Peta Topografi yang disusun dengan tata urut sebagai berikut:
a. Pendahuluan
b. Perencanaan,Waktu dan Alat
c. Pengambilan Foto Udara
d. Penyelesaian Foto Udara
e Pembuatan Mozaik Foto Udara
f. Evaluasi
g. Penutup
BAB II
PERENCANAAN,WAKTU DAN ALAT
4. Umum. Pelaksanaan pemotretan udara sangat tergantung pada
perencanaan pembuatan jalur terbang agar daerah pemotretan / pemetaan dapat
terliput sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam pemotretan udara. Untuk
mendapatkan hasil pemotretan yang optimal perlu dibuat jalur terbang.
5. Mekanisme Kegiatan Pemora.
PENGUMPULAN DATADAN PETA
PENGEPLOTAN
KOORDINAT
PEMBUATAN
JALUR TERBANG
PEMOTRETAN
UDARA
PENCETAKAN
FOTO UDARA
3
6. Langkah-langkah Pemotretan Udara.
a. Pengumpulan Data dan Peta. Sebagai pedoman pembuatan jalur
terbang dalam rangka melaksanakan Pemotretan Udara :
1) Menentukan daerah sasaran Pemotretan Udara pada Peta
Topografi.
2) Memberikan tanda batas pada Peta Topografi sebagai daerah
sasaran Pemotretan Udara.
b. Pengeplotan data koordinat titik kontrol tanah. Merupakan data hasil
pengukuran dari wilayah yang menjadi sasaran Pemotretan Udara.
Selanjutnya data ini digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan jalur
terbang:
1) Mengeplot data koordinat Ground Conrol hasil pengukuran pada
peta yang digunakan.
2) Mengecek seluruh hasil pengeplotan data koordinat pada peta
yang digunakan.
c. Pembuatan Jalur Terbang. Dibuat diatas peta yang mencakup wilayah
sasaran pemotretan, dengan ketentuan pertampalan sebagai berikut:
1) Sidelap : 30 % dengan toleransi 5 %
2) Overlap : 60 % dengan toleransi 5 %
3) Untuk daerah yang tinggi permukaan tanahnya bervariasi cukup
besar, perlu ada perubahan tinggi terbang dan pertampalannya. Apabila
terjadi Gap harus dibuat jalur terbang baru yang ditempatkan diantara 2
jalur yang sudah ada dengan Sidelap 50 % dan Overlap : 90 %
Gambar Tampalan kedepan
Jalur Terbang
4
Gambar Tampalan kesamping
4) Menghitung tinggi terbang pesawat.
Keterangan : S = kedar foto
f = focus lensa
h = tinggi rata-rata di atas tanah
H = tinggi terbang
5) Dari perhitungan prosentase sidelap dan overlap serta tinggi terbang,
diperoleh rumusan dasar untuk pemotretan udara :
a) Skala foto (M) = H / f
b) Basis (B) = S ( 1-p/100 )
c) Jarak antar 2 jalur (U) = S ( 1-q/100 )
d) Jumlah foto perjalur (Np ) = ( Lp / B ) + 1
e) Jumlah jalur perblok (Nq) = ( Lq - S ) / U + 1
f) Image motion (IM ) = fV / H
g) Exposure Interval (∆T) = B / V
h) Luas model = S2
– SB
Keterangan :
F = Fokus kamera B = Basis foto
H = Tinggi terbang p = Prosentase Overlap
S = Panjang cakupan q q = Prosentase Sidelap
s = Format negatif Lp = Panjang jalur
Lq = Lebar cakupan ∆T = selang exposure
V = Kecepatan pesawat
f
H = + h
S
5
6) Membuat jalur terbang.
a) Jalur terbang digambarkan diatas peta yang mencakup
wilayah sasaran Pemotretan Udara.
b) Jalur terbang pertama dibuat mulai dari tepi batas daerah yang
dipotret dengan perkiraan 0.3 panjang / lebar cakupan (G),
selanjutnya dibuat jalur kedua dan seterusnya dengan jarak sesuai
jarak antara 2 jalur yang sudah ditentukan.
c) Setiap memulai dan mengakhiri pemotretan pada satu jalur
minimal mencakup 2 exposure diluar batas daerah yang dipotret.
d) Pada setiap perpindahan jalur terbang pesawat membutuhkan
interval waktu tertentu untuk kembali ke jalur berikutnya.
d. Pemotretan Udara.
Setelah melaksanakan perencanaan pemotretan udara
dilakukan kemudian melaksaaan pemotretan udara, pelaksanaan
kegiatan pemotretan udara ini sangat tergantung pada cuaca yang
sedang berlangsung, sebaiknya dilakukan pada saat musim kemarau
dimana awan mendung kurang menutupi. Ada tiga komponen dalam
pelaksanaan pemotretan udara yang saling ketergantungan yaitu pilot,
observer (Navigator) dan juru kamera.
7) Waktu Pemotretan
( a ) Pagi : Pukul 08.00 sampai dengan 11.00 waktu
setempat
( b ) Sore : Pukul 15.00 sampai dengan 17.00 waktu
setempat
Penentuan rencana waktu pemotretan. Rencana waktu
pemotretan ditentukan dengan cara sebagai berikut :
Jalur Terbang 2
Jalur Terbang 1
6
(a) Panjang jalur terbang dibagi kecepatan pesawat udara
(b) Jumlah jalur terbang ditambah 1 kali 5 menit
(c) Jarak antara lapangan terbang ke lokasi pemotretan
dibagi kecepatan pesawat dikalikan jumlah pelaksanaan
pemotretan. 40 ((no 1 + no 2 + no )) x 3.
8) Setiap jalur terbang harus dapat dipotret secara berurutan dalam
satu kali pemotretan. Apabila terjadi pemutusan jalur terbang karena
tertutup awan atau kendala lain harus diberikan catatan. Selanjutnya
untuk menyelesaikan sisanya harus dimulai dari titik awal yang
mempunyai pertampalan minimal 5 foto dengan jalur terbang
sebelumnya.
9) Pada saat melaksanakan pemotretan maka ditentukan toleransi
penyimpangan pesawat terhadap jalur (crab) sebesar 5°,penyimpangan
terhadap sumbu vertikal (tilt) sebesar 3° dan pergeseran jalur (drift)
sebesar 5°.
10) Teknik Pemotretan Udara.
(a) Fully Automatic.
i. Data Navigasi,
- Menyiapkan data navigasi dengan menentukan
koordinat awal dan akhir setiap jalur.
- Memasukkan koordinat jalur terbang pada GPS
Navigasi pesawat.
- Menghubungkan data GPS dengan sistem
Autopilot pesawat.
ii. Pemotretan.
- Menyiapkan koordinat setiap titik exposure
- Memasukkan setiap titik exposure ke GPS
navigasi kamera.
- Menghubungkan GPS navigasi kamera ke sistem
automatic exposure pada Kamera Udara.
- Pesawat dikendalikan secara otomatis.
- Melaksanakan pemotretan udara.
7
(b) Semi Automatic.
i. Data Navigasi.
- Menyiapkan data navigasi dengan menen-tukan
koordinat awal dan akhir setiap jalur.
- Memasukkan koordinat jalur terbang pada GPS
Navigasi pesawat.
ii Pemotretan.
- Menyiapkan koordinat setiap titik exposure.
- Memasukkan setiap titik exposure ke GPS
navigasi kamera.
- Menghubungkan GPS navigasi kamera ke sistem
automatic exposure pada Kamera Udara.
- Pesawat terbang dikendalikan oleh Pilot.
- Melaksanakan pemotretan udara.
(c) Manual
i. Data Navigasi.
- Menyiapkan data navigasi dengan menen-tukan
koordinat awal dan akhir setiap jalur.
- Navigasi dilaksanakan oleh Navigator (secara
manual).
ii. Pemotretan.
- Menyiapkan koordinat setiap titik exposure.
- Kamera dioperasikan oleh Kameramen (secara
manual).
- Pesawat terbang dikendalikan oleh Pilot.
- Melaksanakan pemotretan udara sesuai jalur
terbang yang telah dibuat.
7. Rencana peralatan. Alat yang perlu disiapkan untuk pemotretan udara
meliputi :
a. Kamera udara
b. Pesawat udara
c. Peralatan laboratorium
8
d) Alat navigasi ( GPS )
e) Kontak printer
f) Stereoskop kaca
g) Peta daerah yang dipetakan
BAB III
PENGAMBILAN FOTO UDARA
8. Umum. Pemotretan udara dilaksanakan sesuai dengan jalur terbang yang
telah dibuat. Untuk dapat dihasilkan foto udara yang memenuhi persyaratan perlu
diperhatikan ketentuan pemotretan udara.
9. Persiapan Pemotretan Udara. Pada saat akan melaksanakan
Pemotretan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
a. Penentuan pesawat Terbang. Ada beberapa Jenis Pesawat terbang
yang diubah menjadi pesawat khusus untuk pemotretan, yang sangat terkenal
misalnya DC – 3 atau sering disebut juga dengan Dakota, yang dibuat pada
tahun 1946. Hal – hal yang penting untuk diperhatikan dalam pemilihan
pesawat untuk pemotretan adalah :
1) Kemampuan tinggi terbang.
2) Kecepatan (maximum/minimum)
3) Daya Jelajah/Endurance (jumlah jam, km)
4) Kestabilan
5) Daya Tanjakan
6) Beban
7) Kebutuhan take off/landing (kebutuhan landasan)
b. Persyaratan Pesawat Survei. Untuk pelaksanaan pemotretan udara
diperlukan pesawat terbang yang memiliki persyaratan tertentu, disamping itu
dalam survei pemotretan udara perlu dijaga agar ada suatu sistim yang saling
mendukung dalam mencapai efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pemotretan.
Sistim tersebut antara lain :
9
1) Jenis Pesawat yang memiliki spesifikasi sebagai berikut:
a) Dapat terbang untuk berbagai macam ketinggian diatas
7000 m.
b) Dapat terbang dengan stabil dan level (mendatar).
c) Cukup ruangan untuk crew pemotretan dan peralatan
survei.
d) Memiliki kecepatan dari 100 km/jam s.d 350 km/jam.
e) Mampu beroperasi selama 3 s.d 5 jam dalam satu kali
trip.
2) Alat peralatan Navigasi
3) Sistim Navigasi yang berlaku
4) Ketersediaan braket kamera.
5) Fasilitas landasan udara.
6) Suku cadang pesawat
7) Kemampuan personel/crew
8) Alat dan bahan yang diperlukan.
9) Daftar Pesawat Terbang yang biasa digunakan dalam
Pemotretan Udara :
NO
PRODUK/
PEMBUAT
MODEL MOTOR HP
TEMPAT
DARAT
KECEPATAN
MAX MIN
1
2
3
4
Cessna USA
Donior BRD
Pertanavia ITL
DO Haviland CAN
Sky Wagon – 1857
DO 27 G
P66 Victor
Turbo Beaver
Centi TO-520-D
Lyncom GO 480BIA6
Lyncom IO350 AID
VACL PSW PT6A - 6
300
274
2 x 200
579
6/286
6/500
8 – 14
6/492
454
260
396
322
95
60
135
108
10. Proses Pemotretan Udara.
a. Perencanaan
1) Membuat rencana pelaksanaan kegiatan Pemotretan Udara
yang meliputi bahan dan alat peralatan yang digunakan, waktu yang
diperlukan dan kegiatan yang dilakukan.
2) Membuat rencana latihan Pratugas dalam rangka Pemotretan
Udara.
10
3) Mengumpulkan data / Peta sebagai pedoman pembuatan jalur
terbang
4) Merencanakan prosentase tampalan kedepan dan kesamping,
tinggi terbang serta kedar Foto Udara yang akan dibuat.
5) Merencanakan jalur terbang dan menghitung jumlah waktu yang
digunakan dalam Pemotretan Udara.
6) Waktu pemotretan :
a) Pagi : Pukul 08.00 sampai dengan 11.00 waktu
setempat.
b) Sore : Pukul 15.00 sampai dengan 17.00 waktu
setempat.
b. Persiapan.
1) Mengecek personel, alat peralatan dan bahan yang digunakan.
2) Memberikan penjelasan kepada personel tentang hal-hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya.
3) Melaksanakan latihan Pratugas dalam rangka Pemotretan
Udara.
4) Melaksanakan koordinasi dengan awak pesawat.
5) Memasang dan melaksanakan uji coba Kamera Udara
6) Menentukan prosentase tampalan kesamping dan kedepan
pada Foto Udara yang dibutuhkan.
7) Menyelesaikan administrasi perijinan ( Security Clearance )
dalam rangka pelaksanaan Pemotretan Udara
c. Pelaksanaan.
1) Pelaksanaan pemotretan dilakukan sesuai dengan jalur terbang
yang telah ditentukan dan dengan ketinggian yang dikehendaki sesuai
dengan skala yang dinginkan dalam pembuatan peta foto
2) Dalam pelaksanaan pemotretan tidak tergantung pada urutan
jalur terbang mengingat keterbatasan manuver pesawat sehingga
dilakukan pada jalur terbang yang dapat dilakukan manuver
3) Hasil pemotretan langsung diproses di lab lapangan untuk
mengetahui baik dan buruknya hasil pemotretan jika hasil pemotretan
11
dianggap tidak memenuhi syarat maka dilakukan pemotretan ulang
pada saat dilakukan pemotretan jalur berikutnya.
4) Langkah - langkah kegiatan.
a) Pengumpulan Data dan Peta kedar kecil. Sebagai
pedoman pembuatan jalur terbang dalam rangka melaksanakan
Pemotretan Udara :
(1) Menentukan daerah sasaran Pemotretan Udara
pada Peta Topografi.
(2) Memberikan tanda batas pada Peta Topografi
sebagai daerah sasaran Pemotretan Udara
b) Pengeplotan data koordinat titik kontrol tanah. Merupakan
data hasil pengukuran dari wilayah yang menjadi sasaran
Pemotretan Udara. Selanjutnya data ini digunakan sebagai
pedoman dalam pembuatan jalur terbang :
(1) Mengeplot data koordinat G.C hasil pengukuran
pada peta yang digunakan.
(2) Mengecek seluruh hasil pengeplotan data
koordinat pada peta yang digunakan.
c) Pembuatan Jalur Terbang. Dibuat diatas Peta yang
mencakup wilayah sasaran pemotretan, dengan ketentuan
pertampalan, tinggi terbang dan peta jalur terbang telah
dijelaskan pada bab III.
d) Pemotretan Udara .
(1) Setiap jalur terbang harus dapat dipotret secara
berurutan dalam satu kali pemotretan. Apabila terjadi
pemutusan jalur terbang, karena tertutup awan atau
kendala lain harus diberikan catatan. Selanjutnya untuk
menyelesaikan sisanya harus dimulai dari titik awal yang
mempunyai pertampalan minimal 5 foto dengan jalur
terbang sebelumnya.
(2) Pada saat melaksanakan pemotretan maka
ditentukan toleransi penyimpangan pesawat terhadap
12
jalur (crab) sebesar 5°, penyimpangan terhadap sumbu
vertikal (tilt) sebesar 3° dan pergeseran jalur 5" (Drift)
(3) Teknik Pemotretan Udara.
(a) Fully Automatic.
i. Data Navigasi,
- Menyiapkan data navigasi
dengan menentukan koordinat awal
dan akhir setiap jalur.
- Memasukkan koordinat jalur
terbang pada GPS Navigasi
pesawat.
- Menghubungkan data GPS
dengan sistem Autopilot pesawat.
ii. Pemotretan.
- Menyiapkan koordinat setiap
titik exposure
- Memasukkan setiap titik
exposure ke GPS navigasi kamera.
- Menghubungkan GPS
navigasi kamera ke sistem automatic
exposure pada Kamera Udara.
- Pesawat dikendalikan secara
otomatis.
- Melaksanakan pemotretan
udara.
(b) Semi Automatic.
i. Data Navigasi.
- Menyiapkan data navigasi
dengan menentukan koordinat awal
dan akhir setiap jalur.
- Memasukkan koordinat jalur
terbang pada GPS Navigasi
pesawat.
13
ii Pemotretan.
- Menyiapkan koordinat setiap
titik exposure.
- Memasukkan setiap titik
exposure ke GPS navigasi kamera.
- Menghubungkan GPS
navigasi kamera ke sistem automatic
exposure pada Kamera Udara.
- Pesawat terbang dikendalikan
oleh Pilot.
- Melaksanakan pemotretan
udara.
(c) Manual
i. Data Navigasi.
- Menyiapkan data navigasi
dengan menentukan koordinat awal
dan akhir setiap jalur.
- Navigasi dilaksanakan oleh
Navigator (secara manual).
ii. Pemotretan.
- Menyiapkan koordinat setiap
titik exposure.
- Kamera dioperasikan oleh
Kameramen (secara manual).
- Pesawat terbang dikendalikan
oleh Pilot.
- Melaksanakan pemotretan
udara sesuai jalur terbang yang telah
dibuat.
d. Pengakhiran.
1) Mengambil film hasil pemotretan dari Kamera Udara
2) Hasil foto udara di layout untuk memberikan identifikasi pada
foto udara seperti pemberian jalur terbang dan nomor foto
3) Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan Pemotretan Udara
14
BAB IV
PENYELESAIAN FOTO UDARA
11. Umum. Hasil dari pemotretan udara untuk dapat menjadi foto udara harus
melalui tahapan proses laboratorium. Proses ini dilaksanakan dilapangan untuk
mendapatkan hasil yang optimal, dan harus dilaksanakan kontrol kualitas.
12. Proses Laboratorium.
a. Perencanaan. Membuat rencana pelaksanaan kegiatan
Laboratorium Lapangan yang meliputi bahan dan alat peralatan yang
digunakan, waktu yang diperlukan dan kegiatan yang dilakukan.
b. Persiapan.
1) Mengecek personel, bahan dan alat peralatan yang akan
digunakan.
2) Memberikan penjelasan kepada personel tentang hal-hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya.
c. Pelaksanaan
1) Memasukkan Film hasil Pemotretan Udara dalam Larutan
Pengembang (Developer)
2) Memasukkan Film hasil Pemotretan Udara ke dalam Larutan
Stop Bath (Citrun Zuur).
3) Memasukkan Film hasil Pemotretan Udara kedalam Larutan
Penguat Gambar (Fixer), sehingga mendapatkan Negatif film.
4) Melaksanakan anotasi pada Negatif Film sebagai berikut:
a) Inisial pemilik pekerjaan
b) Tahun pemotretan udara
c) Nama Proyek
d) Jenis film
e) Tujuan pemotretan udara
f) Arah jalur terbang
g) Tinggi terbang diatas MSL
h) Lokasi
i) Pelaksana pemotretan
j) Tanggal pemotretan
15
k) Skala foto udara
l) Nomor roll film
m) Nomor jalur terbang
n) Nomor foto, jumlah foto dalam satu jalur
5) Mencetak Negatif Film pada kertas foto
a) Memproses film negatif.
(1) Bahan dasar film.
(a) Glass, paling stabil tetapi mudah pecah.
(b) Polyester, stabil dan dapat dibuat tipis.
(c) Astralon kurang stabil banyak dipakai
adalah polyester karena praktis dan tidak robek /
pecah. Pada umumnya pemotretan udara dengan
tujuan pemetaan film yang digunakan adalah hitam
– putih.
(2) Tahap-tahap prosesing film.
(a) Proses pengembangan ( Developer ) : Yaitu
memproses pembentukan gambar pada film yang
tadinya tidak nampak yang menggunakan obat
developer.
(b) Proses penghentian ( stop bath ). Agar obat
developer tidak bekerja terus, bila sudah cukup,
maka selanjutnya segera diberi obat penghenti.
(c) Proses penguatan (Fixation). Dalam proses
itu bertujuan agar gambar pada film menjadi kuat,
maksudnya lapisan yang masih ada pada film
menjadi tidak peka terhadap sinar sehingga
gambar tidak rusak.
(d) Proses pencucian (Washing). Film dicuci
dengan air bersih yang mengalir, maksudnya untuk
melepas emulsi yang tidak terpakai. Disinilah
gambar pada film akan jelas dan permanen.
(e) Proses pengeringan ( Drying). Film yang
telah dicuci dikeringkan baik dengan alat pengering
16
yang dijemur di ruangan bebas. Pengeringan
dengan mesin akan lebih baik, karena panasnya
teratur dan dapat terhindar dari kotoran, debu,
robek, tarikan, goresan dan kerusakan lainnya.
Setelah pengeringan selesai akan diperoleh film
negatif hitam-putih. Disebut film negatif, karena
ada 2 (dua) warna hitam dan putih (gelap terang).
Kalau diobyek warna hitam/gelap, maka di film
warna putih/terang (disebut film negatif).
(f) Penyimpanan. Bila film tidak digunakan,
harus disimpan sesuai prosesur perawatan film
negatif yang benar.
b) Memproses Cetak Foto Udara Hitam-Putih.
(1) Bahan. Untuk memperoleh foto yang merupakan
gambar positif, diperlukan bahan kertas cetak foto yang
dapat menerima gambaran dari negatif pada penyinaran
(terjadinya kontak cetak). Bahan kertas cetak tersebut
adalah kertas bromuda dan kertas klorida.
Pada kertas terdapat suatu lapisan yang disebut
lapisan berita yang diperlukan agar permukaan kertas
menjadi licin dan kelihatan putih bersih. Penampang
kertas cetak foto hitam putih adalah sebagai berikut
Kedua bahan kertas tersebut mempunyai kepekaan yang
berbeda. Kertas klorida hanya peka terhadap sinar biru
Gambar
.4
LAPISAN PELINDUNG
EMULSI
LAPISAN BERITA
DASAR KERTAS + 250/UM
(MICRON)
17
sedangkan kertas bromuda lebih peka terhadap sinar
daripada kertas klorida, tetapi kertas klorida pada
prosessingnya lebih cepat bereaksi. Oleh karena itu
kertas klorida sering menghasilkan foto yang lebih
kontras. Meskipun demikian kedua bahan kertas tersebut
dapat digunakan dan dapat menghasilkan foto-foto yang
lebih baik, tergantung pengaturan tingkatan kepekaan
dan kekontrasan dalam prosessing foto.
(2) Prosesing Foto Hitam Putih. Untuk memperoleh
foto hitam putih diperlukan film negatif hitam putih yang
dicetak pada kertas bromida. Pada waktu mencetak agar
memperhatikan tingkat kekontrasan negatif film dan
pemakaian kertas. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
(a) Film negatif yang kontrasnya tinggi supaya
dicetak pada kertas jenis soft (lunak)
(b) Film negatif yang kontrasnya rendah supaya
dicetak pada kertas jenis hard (keras)
(c) Film negatif yang kontrasnya sedang
supaya dicetak pada kertas jenis medium (Tidak
keras dan tidak lunak).
Pada umumnya pencetakan menggunakan kertas
glossy (mengkilat) yang kurang peka, tetapi bila
menggunakan pembesaran harus menggunakan kertas
dot (buram) yang lebih peka. Dalam prosesing dapat
menggunakan lampu pengaman (warna merah, kuning)
daripada saat pengeringan dapat digunakan mesin
pengering atau dikeringkan dalam ruangan dengan
digantungkan. Sedangkan pengeringan dengan cara
menjemur di panas matahari tidak diperkenankan. Pada
saat prosesing agar tetap diperhatikan bahan yang
dipakai, waktu, suhu, kelembaban udara dan pemakaian
lampu pengaman yang benar.
18
c) Prosesing foto berwarna.
(1) Untuk memperoleh foto berwarna diperlukan
negatif berwarna dan dicetak pada kertas berwarna , foto
berwarna dapat dibedakan menjadi 2 ( dua) macam
yaitu :
(a) Foto berwarna asli ( true colour )
(b) Foto berwarna palsu ( false colour )
(2) Saat pencetakan sampai prosesing foto berwarna
lebih sulit dari pada foto hitam putih disini tidak dapat
menggunakan lampu pengaman dalam proses
laboratorium jadi harus gelap total, demikian juga
penentuan bahan prosscesing / campuran yang harus
tepat waktu dan suhu serta kelembapan udara
tolerannsinya sangat sedikit untuk menghasilkan foto
berwarna yang baik maka faktor faktor yang
mempengaruhi tersebut harus benar benar diperhatikan
(3) Tahapan prosesing film berwarna sebagai berikut :
(a) Blach white developer
(b) Colour developer
(c) Stop bath
(d) Fixer
(e) Bleach bath
(f) Stabilizer.
(g) Hardener
Selanjutnya pada tahap pengeringan foto berwarna
proses yang tepat pada ketiga emulsi ( biru, hijau dan
merah ) sehingga dapat menghasilkan warna yang sebaik
baiknya dan tidak terjadi suatu warna yang dominan yang
disebut dengan colour cast (warna tertentu yang menutupi
seluruh foto ) misalnya hasil foto menjadi kebiru biruan
atau kemerah merahan dll, dapat digambarkan sebagai
berikut :
19
Red Log Exp Red Log Exp Red Log Exp
Foto yang baik dan benar ke biruan / cyan contras tidak
tepat untuk mengatasi keadaan tersebut dapat digunakan
filter yang sesuai agar menghasilkan foto yang baik,
Misalnya foto yang kebiru biruan digunakan filter yang
kuning dan foto yang kemerah merahan menggunakan
filter biru / cyan.
6) Memasukkan kedalam Larutan Pengembang (Developer),
selanjutnya diangkat dan dimasukkan kedalam Larutan Stop bath
(Citrun Zuur).
7) Memasukkan Foto Udara kedalam Larutan Penguat Gambar
(Fixer), selanjutnya cuci dengan air bersih yang mengalir sampai benar-
benar bersih.
8) Melakukan pengeringan dengan suhu maksimum 32° Celcius,
sampai benar-benar kering.
d. Pengakhiran.
1) Melayout hasil pemotretan.
2) Menginventarisir dan mencatat hasil pemotretan yang belum
lengkap (tertutup awan ).
3) Menyimpan Negatif Film dan Foto Udara pada tempat yang telah
ditentukan.
4) Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan pembuatan Foto
Udara.
Biru
Hijau
Merah
Biru
Hijau
Merah
Biru
Hijau
Merah
20
BAB V
PEMBUATAN MOZAIK FOTO UDARA
13. Umum. Foto udara merupakan sumber informasi untuk mendapatkan data-
data lapangan (indentifikasi obyek) dan untuk keperluan kelengkapan pembuatan
peta. Untuk mendapatkan informasi daerah yang cakupannya cukup luas dibutuhkan
beberapa foto udara yang bertampalan baik overlap maupun sidelap yang
digabungkan sesuai jalur terbangnya.
14. Pengertian Mozaik. Yang disebut mozaik adalah susunan dari beberapa
foto udara vertikal dihubungkan satu dengan lainnya secara sistimatis berdasarkan
overlape (pertampalan kedepan), dan sidelape (pertampalan disamping). Sehingga
mozaik memberikan gambaran lengkap dari daerah yang dipotret.
15. Keuntungan dan kerugian Mozaik.
a. Keuntungan. Karena mozaik memberikan kesan dari sebuah foto
udara tunggal yang memberikan gambaran lengkap dari suatu daerah yang
telah dipotret.
Maka mozaik dapat dipergunakan untuk gambar perencanaan misalnya :
Menyelidiki Geologi, pertambangan, irigasi, jalan raya, penentuan jalan kereta
api, pembuatan jalan pipa - pipa air, dengan tidak memerlukan lapangan yang
luas terlebih dahulu. Untuk suatu penyelidikan, maka lebih baik apabila semua
tempat atau daerah yang penting diberi tanda yang jelas, sehingga dengan
demikian mudah pemakaiannya. Mozaik adalah suatu cara yang cepat dan
mudah untuk mendapatkan keterangan - keterangan yang dibutuhkan.
b. Kerugian Mozaik. Kerugian-kerugian daripada mozaik adalah karena
kesalahan- kesalahan detail Topografi yang disebabkan relief dan
bertimbunnya detail - detail yang kurang perlu. Keterangan Topografi dapat
ditambahkan pada mozaik, dalam bentuk-bentuk ukuran tinggi pada titik-titik
yang penting dan juga dalam bentuk garis-garis tinggi.
16. Alat dan bahan Pembuatan Mozaik.
a. Alat. Alat-alat yang diperlukan dalam pembuatan mozaik yaitu :
1) Kuas. 7) Jarum prik.
21
2) Alat Penggosok. 8) Penggaris.
3) Pisau / silet. 9) Penggaris panjang.
4) Amplas / amril. 10) Cellotape / Isolasi.
5) Kertas roti / kertas kalkir. 11) Rapido grapf / arsir pen.
6) Glass pensil. 12) Sablon.
b. Bahan. Bahan-bahan untuk mozaik yang diperlukan untuk pembuatan
mozaik yang mempunyai kwalitas yang baik, maka kita harus menyiapkan
bahan - bahan seperti berikut :
1) Peta Topografi.
2) Foto udara vertikal.
3) Koordinat titik pasti (titik kontrol tanah).
17. Prosedur Pembuatan Mozaik.
a. Adanya kebutuhan. Foto udara vertikal adalah bukan merupakan
praktek akhir tetapi merupakan sarana untuk pengganti peta planimetris dari
suatu daerah.
1) Sebagai pengganti peta planimetris. Karena proses pembuatan
peta planimetris memakan banyak waktu dan biaya maka foto udara
vertikal yang relatif cepat dibuat susunan mozaik.
2) Menurut keperluan. Dengan adanya mozaik maka gambar suatu
daerah dapat diketahui keadaan yang sebenarnya.
b. Tersedianya sarana. Untuk membuat mozaik harus tersedia foto udara
vertikal yang bertampalan, yaitu pertampalan kedepan (overlape) sebesar
60% dan pertampalan kesamping (sidelape) sebesar 15-30 % serta peralatan
dan bahan mozaik yang lain.
c. Kelemahan - kelemahan. Dalam praktek maka hubungan yang
sempurna dari detail foto yang satu dengan yang lainnya tidaklah mungkin
tepat kecuali suatu daerah yang dapat dikatakan datar disebabkan karena :
1) Perbedaan tinggi terbang
2) Perbedaan ketinggian tanah yang dipotret
3) Perbedaan kemiringan sumbu kamera dari sumbu vertikalnya
pada saat pemotretan dilakukan.
22
d. Dengan menggunakan teknik yang tepat maka kesalahan-kesalahan
tersebut dapat diatasi semaksimal mungkin dan tidak memberikan secara
bertimbun - timbun.
18. Cara Pembuatan Mozaik. Dibawah ini akan diuraikan teknik pembuatan
seluruh mozaik :
a. Siapkan base mozaik (papan tekwood harboard atau triplek).
b. Siapkan foto udara vertikal yang overlape dan mempunyai titik kontrol
maupun tidak.
c. Siapkan Peta Topografi (kalau ada) pada daerah yang akan dibuat
mozaik guna untuk memberikan nama kampung, nama kecamatan, kelurahan
atau sesuaikan nama-nama yang diperlukan.
d. Susunlah foto-foto udara tersebut sesuai arah jalan jalur terbang sesuai
dengan arah daerah peta Topografi yang tersedia.
e. Pasanglah titik kontrol point foto udara pada base mozaik dengan
pertolongan garis-garis bujur sangkar (garis grid) yang dibuat diatas kertas
transparent. (Ini kalau yang dibuat mozaik setengah kontrol/kontrol penuh).
f. Berilah tanda-tanda pada sambungan foto udara yang telah tersusun
dan ambillah batas-batas detail difoto udara yang tegas dengan kontras warna
yang serasi. (setidak-tidaknya hampir sama).
g. Potonglah foto-foto udara tersebut dengan cara menyayat/menyeset,
dengan cara ini sambungkan foto foto udara.
h. Setelah foto-foto udara terpotong semua, cobalah disusun kembali,
sesuaikan foto udara yang mempunyai kontrol point, paskan pada titik kontrol
yang telah dipasang base mozaik. Kalau tidak ada kontrol pointnya susunlah
secara bebas menurut jalur terbang yang sudah ditentukan.
i. Kemudian amplaslah permukaan foto udara yang akan diolesi dengan
lem.
j. Setelah foto udara diolesi dengan lem, tempelkanlah foto-foto tersebut
dibase mozaik satu persatu dengan hati -hati kemudian gosoklah dengan
garisan segi tiga atau bolam listrik yang sudah mati diatas permukaan foto
yang sudah mati, diatas foto yang sudah nempel di base mozaik, waktu
23
menempel foto yang berikutnya harus di-perhatikan pada sambungan foto
harus tepat pada sambungan detail-detailnya.
k. Setelah selesai menempel semua barulah diberi judul dan nama-nama
yang lain, sesuai dengan daerah yang dibuat mozaik, atau disesuaikan
dengan peta Topo-grafi yang telah tersedia.
1. Selanjutnya diberi garis-garis bujur sangkar (garis-grid), tetapi kalau
yang dibuat mozaik Un control cukup diberi garis pinggir saja.
m. Mozaik siap digunakan.
19. Pelaksanaan Membuat Mozaik Tidak Terkontrol. Untuk membuat mozaik
tanpa kontrol kita kerjakan dari tahap demi tahap seperti dibawah ini :
a. Foto udara vertikal disusun menurut letak jalur terbang dan disesuaikan
arah peta Topografi, pada daerah (detail yang bersamaan).
b. Ambil detail yang tajam (jelas/tegak) yang ada di foto udara yang
sesuai dengan detail yang ada di peta Topografi, untuk menentukan
kedudukan mozaik sebagai ikatan.
c. Memasang detail tersebut diatas base mozaik sesuai dengan arah peta
Topografi yang dipakai.
d. Menyusun peta udara diatas base mozaik sesuai dengan letak detail
yang telah dipasang.
e. Mulai menempelkan foto udara satu persatu diatas Hard board (base
mozaik). Pemotongan foto udara, penyambungan foto udara, pengelemenan
harus dikerjakan dengan teliti termasuk pengamplasan yang teratur.
f. Penyambungan potongan foto-foto satu dengan yang lainnya harus
tepat pada detail yang sama.
g. Setelah selesai penempelan semua foto maka mozaik dilengkapi
dengan pemberian keterangan-keterangan misalnya : nama-nama kampung,
sungai, gunung, jalan dan sebagainya. Juga skalanya harus dicantumkan
sesuai dengan skala foto udaranya, selanjutnya Un control mozaik siap
dipakai.
20. Pengolahan Mazaik Foto Menggunakan Software Global Mapper
a. Langkah-langkah Pengolahan Mazaik Foto Menggunakan Software
Global Mapper.
24
1). Mempersiapkan software Global Mapper
Lakukan penginstallan software Global Mapper pada PC atau
Laptop yang akan digunakan untuk Pengolahan Mazaik Foto.
2) Mempersiapkan file-file yang diperlukan.
File-file yang diperlukan antara lain :
a) File dari hasil proses Agisoft yang menghasilkan Mozaik
(file image Geotiff):
b) File dan data tambahan ukuran GCP.
Contoh file-file yang diperlukan:
3) Buka file mozaik kontrol dengan Global Mapper sehingga
sbb:
Contoh di atas Hasil Mozaik Foto dari proses agisoft
4) Memperkecil size, perkecil file mozaik foto yang di buka diatas
ukuran sizenya besar, untuk memperkecil sizenya dengan maksudnya
diperkecil sizenya untuk memudahkan dalam pelaksanaan pengolahan
pada on scren lakukan langkah Sebagai berikut :
25
a) Membuat batas area mozaik dengan mendigit keliling tepi
mozaik atau membatasi area mozaik yang diperlukan. Klik
Digitizer tool, klik Create New Area Feature, digit keliling tepi
mozaik sampai terhubung, klik kanan, pada pilihan Feature type,
pada Unknown area type ganti dengan mengetikan Batas Area
Klik View, pilih Zoom to scale… Isikan besaran kedar yang
diperlukan misal 5000, lalu klik ok. Pilih pada menu ke-14 (Klik
feature info tool, klik pada bagian dalam garis batas area yang
dibuat tadi, klik tanda silang yang timbul, sehingga timbul sbb:
b) Menyimpan file, Klik File pojok kiri atas, export
Raster/Image format… Pilih Geo TIFF ok, pilih 8 bit palatte Image,
pilih Always generate Square pixels, pilih export at the fixed
scale: isi 5000, pada DPI value to save in image (0 for none) isi
250, Pilih Make background (vold) pixels Transparent pada
ADVANCED JPEG in- TIFF quality isi 75, pilih generate PRJ
File Klik Export Bounds, Pilih crop to selected area feature klik
ok, beri nama file ini Relokasi 2, klik save.. Klik Menu Save beri
nama Relokasi 1 klik save. Klik Close pilh Yes.
5) Membuat kerangka mozaik.
Dari file mozaik semi kontrol yang sudah dirubah sizenya tadi
(File Relokasi 2 type Geo TIFF) akan dibuat kerangka peta dan
nilai angka geografi tepi peta, Lakukan langkah sebagai berikut :
26
a) Buka file mozaik foto. File Relokasi 2 type Geo TIFF
dengan Global Mapper. Sehingga timbul sebagai berikut :
b). Membuat garis tepi mozaik. Klik Digitizer tool, klik
Create Rectangular Square area, batasi mozaik dengan
membatasi garis kotak, pada pilihan Creat New
Type….Feature type mengetikan batas tepi ok, pada
Unknown area type pilih batas tepi ok,
c) Membuat kerangka geografi, Klik configuration,
pilih UTM, klik klik Projection, pilih geographic (Latitude/
Longitude), klik General pilih Lat/ Long Grid, pilih Custom
isikan angka missal 00°00’5.00”, interval geografi yang di
kehendaki, Sehingga timbul sebagai berikut :
Klik File pojok kiri atas, export vector format….. pilih DXF
ok, klik export bounds, beri nama file ini Relokasi 2geo, klik
save.menghasilkan (file DXF Relokasi 2geo)
27
d) Membuat kerangka UTM
Klik configuration, Klik Projection , klik General
plih Current Projection Grid,ok, pilih Custom isikan
angka interval geografi yang di kehendaki, missal
100 klik ok. Klik File pojok kiri atas, export vector
format….. pilih DXF ok, klik export bounds, pilih
Global Projection (UTM-meters) beri nama file ini
Relokasi 2UTM, klik save. Sehingga timbul sebagai
berikut :
e) Open Data File(s)… (file DXF Relokasi 2geo) klik
open, klik ok. Sehingga timbul sebagai berikut :
Langkah ini tujuannya untuk menggabungkan agar nilai
UTM (meter) dengan nilai Geografi (degre) dapat tampil
keduanya. Bila tidak sesuai gambar samping Atur
tampilannya.
28
Sekarang sudah terdapat angka dan grit UTM (meter)
dan Geografi (degre).
Dari langkah-langkah di atas sudah terbentuk file-file
yang siap untuk di olah dengan software Corel Draw
diantaranya sebagai berikut :
6) Buka software Corel Draw Lalu klik File import, Cari file type
geotiff yang sudah diperkecil sizenya, dan sudah teregister, file DXF
Relokasi 2geo dan file DXF Relokasi 2UTM import satu persatu, selanjutnya
edit sedemikian rupa sehingga terbentuk sebagai berikut :
Selesai Klik Save Beri nama area nya. Klik save tunggu, klik close, Peta
mozaik foto Semi control sudah jadi.
29
BAB VI
EVALUASI AKHIR PELAJARAN
(Bukan Naskah Ujian)
21. Evaluasi Akhir Pelajaran
a. Uraikan mekanisme kegiatan Pemora !
b. Uraikan ketentuan pertampalan dalam pembuatan jalur terbang !
c. Jelaskan tahap-tahap pelaksanaan pemotretan udara !
d. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah kegiatan pada tahap
pelaksanaan pemotretan udara !
e. Sebutkan dan jelaskan teknik pemotretan udara !
f. Jelaskan Hal – hal yang penting untuk diperhatikan dalam pemilihan
pesawat untuk pemotretan adalah !
g. Untuk pelaksanaan pemotretan udara diperlukan pesawat terbang yang
memiliki persyaratan tertentu. Sebutkan persyaratan pesawat pemotretan !
h. Jenis pesawat efektif memiliki kriteria tertentu. Jelaskan!
i. Jelaskan bagaimana pelaksanaan pemoteran udara dilakukan !
j. Bahan dasar apa yang banyak digunakan untuk memproses film
negatif ? Jelaskan alasannya !
k. Sebutkan 6 (enam) tahap prosesing film !
l. Foto berwarna ada dua macam, jelaskan !
BAB VII
P E N U T U P
22. Penutup. Demikian Hanjar Serdik ini disusun untuk dipergunakan dalam
Pendidikan Kecabangan Perwira Topografi di Pusdiktop Kodiklatad
RAHASIA
Komandan Pusdiktop Kodiklatad,
Ir. Y.F. Dicky Harsono,MDA
Kolonel Ctp NRP 32533
RAHASIA

More Related Content

Similar to PEMOTRETAN UDARA

Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar
Laporan Praktikum Fotogrametri DasarLaporan Praktikum Fotogrametri Dasar
Laporan Praktikum Fotogrametri DasarAhmad Dani
 
Unmanned Aerial Vehicles (UAVs) Concepts and Implementations
Unmanned Aerial Vehicles (UAVs) Concepts and ImplementationsUnmanned Aerial Vehicles (UAVs) Concepts and Implementations
Unmanned Aerial Vehicles (UAVs) Concepts and Implementationsayu bekti
 
ORTHOPHOTO PEMOTRETAN UDARA MENGGUNAKAN UAV
ORTHOPHOTO PEMOTRETAN UDARA MENGGUNAKAN UAV ORTHOPHOTO PEMOTRETAN UDARA MENGGUNAKAN UAV
ORTHOPHOTO PEMOTRETAN UDARA MENGGUNAKAN UAV Vorata Alvorata
 
Penawaran foto udara 7000 ha jambi
Penawaran foto udara 7000 ha jambiPenawaran foto udara 7000 ha jambi
Penawaran foto udara 7000 ha jambisigitbayhuiryanthony
 
Pengertian Fotogrametri dan Penginderaan Jauh
Pengertian Fotogrametri dan Penginderaan JauhPengertian Fotogrametri dan Penginderaan Jauh
Pengertian Fotogrametri dan Penginderaan JauhAlrezPahlevi
 
Bab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptx
Bab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptxBab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptx
Bab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptxbaronascarhafid
 
Polygon tertutup
Polygon tertutupPolygon tertutup
Polygon tertutupArif Anwar
 
Materi 1. Pemetaan Menggunakan Drone Tingkat Dasar.pdf
Materi 1. Pemetaan Menggunakan Drone Tingkat Dasar.pdfMateri 1. Pemetaan Menggunakan Drone Tingkat Dasar.pdf
Materi 1. Pemetaan Menggunakan Drone Tingkat Dasar.pdfHackEuy
 
Contok kerangka acuan kerja
Contok kerangka acuan kerjaContok kerangka acuan kerja
Contok kerangka acuan kerjaagus prapto
 
1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...
1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...
1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...chysar
 
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitLaporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitRpbowo
 
Skop dan bidang tugas pegawai kawalan trafik udara
Skop dan bidang tugas pegawai kawalan trafik udaraSkop dan bidang tugas pegawai kawalan trafik udara
Skop dan bidang tugas pegawai kawalan trafik udaraJulmazli Dempollok
 
Integrasi Sensor - Rapid Mapping Using UAV (Unmanned Aerial Vehicle)
Integrasi Sensor - Rapid Mapping Using UAV (Unmanned Aerial Vehicle)Integrasi Sensor - Rapid Mapping Using UAV (Unmanned Aerial Vehicle)
Integrasi Sensor - Rapid Mapping Using UAV (Unmanned Aerial Vehicle)Luhur Moekti Prayogo
 
Prasarana sisi udara
Prasarana sisi udaraPrasarana sisi udara
Prasarana sisi udaraMas Goen
 
Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2
Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2
Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2Haridan Bin Taridi
 
Foto Udara menggunakan Pesawat tanpa awak - UAV
Foto Udara menggunakan Pesawat tanpa awak - UAVFoto Udara menggunakan Pesawat tanpa awak - UAV
Foto Udara menggunakan Pesawat tanpa awak - UAVAnton Suprojo
 
SURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptx
SURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptxSURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptx
SURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptxYudantoEkoPrabowo
 

Similar to PEMOTRETAN UDARA (20)

pengantar fotogrametri kuliah 1
pengantar fotogrametri kuliah 1pengantar fotogrametri kuliah 1
pengantar fotogrametri kuliah 1
 
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar
Laporan Praktikum Fotogrametri DasarLaporan Praktikum Fotogrametri Dasar
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar
 
Unmanned Aerial Vehicles (UAVs) Concepts and Implementations
Unmanned Aerial Vehicles (UAVs) Concepts and ImplementationsUnmanned Aerial Vehicles (UAVs) Concepts and Implementations
Unmanned Aerial Vehicles (UAVs) Concepts and Implementations
 
ORTHOPHOTO PEMOTRETAN UDARA MENGGUNAKAN UAV
ORTHOPHOTO PEMOTRETAN UDARA MENGGUNAKAN UAV ORTHOPHOTO PEMOTRETAN UDARA MENGGUNAKAN UAV
ORTHOPHOTO PEMOTRETAN UDARA MENGGUNAKAN UAV
 
Penawaran foto udara 7000 ha jambi
Penawaran foto udara 7000 ha jambiPenawaran foto udara 7000 ha jambi
Penawaran foto udara 7000 ha jambi
 
Pengertian Fotogrametri dan Penginderaan Jauh
Pengertian Fotogrametri dan Penginderaan JauhPengertian Fotogrametri dan Penginderaan Jauh
Pengertian Fotogrametri dan Penginderaan Jauh
 
Bab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptx
Bab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptxBab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptx
Bab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptx
 
Polygon tertutup
Polygon tertutupPolygon tertutup
Polygon tertutup
 
Acara1
Acara1Acara1
Acara1
 
Materi 1. Pemetaan Menggunakan Drone Tingkat Dasar.pdf
Materi 1. Pemetaan Menggunakan Drone Tingkat Dasar.pdfMateri 1. Pemetaan Menggunakan Drone Tingkat Dasar.pdf
Materi 1. Pemetaan Menggunakan Drone Tingkat Dasar.pdf
 
Contok kerangka acuan kerja
Contok kerangka acuan kerjaContok kerangka acuan kerja
Contok kerangka acuan kerja
 
Laporan Kartografi Dasar
Laporan Kartografi DasarLaporan Kartografi Dasar
Laporan Kartografi Dasar
 
1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...
1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...
1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...
 
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitLaporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
 
Skop dan bidang tugas pegawai kawalan trafik udara
Skop dan bidang tugas pegawai kawalan trafik udaraSkop dan bidang tugas pegawai kawalan trafik udara
Skop dan bidang tugas pegawai kawalan trafik udara
 
Integrasi Sensor - Rapid Mapping Using UAV (Unmanned Aerial Vehicle)
Integrasi Sensor - Rapid Mapping Using UAV (Unmanned Aerial Vehicle)Integrasi Sensor - Rapid Mapping Using UAV (Unmanned Aerial Vehicle)
Integrasi Sensor - Rapid Mapping Using UAV (Unmanned Aerial Vehicle)
 
Prasarana sisi udara
Prasarana sisi udaraPrasarana sisi udara
Prasarana sisi udara
 
Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2
Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2
Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2
 
Foto Udara menggunakan Pesawat tanpa awak - UAV
Foto Udara menggunakan Pesawat tanpa awak - UAVFoto Udara menggunakan Pesawat tanpa awak - UAV
Foto Udara menggunakan Pesawat tanpa awak - UAV
 
SURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptx
SURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptxSURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptx
SURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptx
 

Recently uploaded

Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang MaxwinLim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang MaxwinLim4D
 
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang JackpotWen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang JackpotWen4D
 
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...Neta
 
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfPEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfachsofyan1
 
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungWa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungnicksbag
 
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................teeka180806
 
Babahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
BabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjfBabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
BabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjfDannahadiantyaflah
 
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024idmpo grup
 
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikMAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikssuser328cb5
 
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTIDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTNeta
 
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang MenangRyu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang MenangRyu4D
 
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdekaSTD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdekachairilhidayat
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...Neta
 

Recently uploaded (14)

Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang MaxwinLim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
 
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang JackpotWen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
 
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
 
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfPEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
 
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungWa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
 
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
 
Babahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
BabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjfBabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
Babahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
 
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
 
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikMAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
 
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTIDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
 
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang MenangRyu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
 
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdekaSTD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
 

PEMOTRETAN UDARA

  • 1. MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT DIREKTORAT TOPOGRAFI NASKAH SEKOLAH tentang PENGETAHUAN PEMORA untuk PENDIDIKAN PERWIRA TNI AD Nomor : 34 - A - 39 DISAHKAN DENGAN KEPUTUSAN DIRTOPAD NOMOR KEP / 93 / III / 2019 TANGGAL 28 MARET 2019 DILARANG MEMPERBANYAK ATAU MENGUTIP TANPA IJIN DIRTOPAD RAHASIA RAHASIA
  • 2. 1 PENGETAHUAN PEMOTRETAN UDARA BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. Sejak penemuan fotografi oleh Niepce, Louis Daguerre (Prancis) dan Arago, sekitar tahun 1840 bahkan sebelumnya, orang telah mencoba menggunakan fotografi (atau gambar lukisan) untuk membuat peta atau memakainya sebagaai peta. Kata fotogrametri berarti mengukur fotogram-fotogram, suatu kata yang sering dipakai mengganti kata fotret atau foto. Perbedaan antara fotogram dan fotret adalah bahwa fotogram diambil dengan suatu kamera fotogrametrik. Ini adalah suatu kamera dengan jarak yang tetap antara bidang negatif dan lensa serta dilengkapi dengan tanda-tanda tepi atau tanda kolimasi. Pemotretan foto udara adalah memotret daerah-daerah yang akan dipetakan dengan kamera udara yang ditempatkan di pesawat terbang dengan ketinggian yang direncanakan, syarat pengambilan foto udara harus overlap (pertampalan kedepan) sesuai dengan ketentuan kamera udara. Foto udara foto udara yang dihasilkan adalah foto udara tegak (vertikal), diperoleh dari pemotretan udara yang diambil secara tegak. Kegiatan pembuatan peta topografi yang paling besar anggarannya adalah pemotretan udara oleh karena itu kegiatan ini harus dilaksanakan secara seksama dengan perhitungan yang matang agar terhindar dari pemborosan dana yang tidak perlu. Perwujudan dari kehati-hatian dalam pelaksanaan pemotretan udara ini harus direncanakan disiapkan dan dilaksanakan serta diawasi sebaik mungkin agar foto udara yang diperoleh mempunyai nilai yang bermakna. 2. Maksud dan tujuan. a. Maksud. Hanjar Serdik ini disusun dengan maksud untuk dijadikan bahan ajaran dan pedoman Gadik dan Perwira Siswa dalam proses belajar mengajar pada Pendidikan Kecabangan Perwira Topografi (Dikcabpa top) di Pusdiktop Kodiklatad. RAHASIA RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN TOPOGRAFI Lampiran Keputusan Danpusdiktop Nomor Kep / / VII / 2021 Tanggal Juli 2021
  • 3. 2 b. Tujuan. Agar Perwira Siswa dan Taruna Akmil mengerti Pemora. 3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Hanjar Serdik ini meliputi pengetahuan tentang ketentuan dalam kegiatan Pengetahuan Pemotretan Udara dalam rangka pembuatan Peta Topografi yang disusun dengan tata urut sebagai berikut: a. Pendahuluan b. Perencanaan,Waktu dan Alat c. Pengambilan Foto Udara d. Penyelesaian Foto Udara e Pembuatan Mozaik Foto Udara f. Evaluasi g. Penutup BAB II PERENCANAAN,WAKTU DAN ALAT 4. Umum. Pelaksanaan pemotretan udara sangat tergantung pada perencanaan pembuatan jalur terbang agar daerah pemotretan / pemetaan dapat terliput sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam pemotretan udara. Untuk mendapatkan hasil pemotretan yang optimal perlu dibuat jalur terbang. 5. Mekanisme Kegiatan Pemora. PENGUMPULAN DATADAN PETA PENGEPLOTAN KOORDINAT PEMBUATAN JALUR TERBANG PEMOTRETAN UDARA PENCETAKAN FOTO UDARA
  • 4. 3 6. Langkah-langkah Pemotretan Udara. a. Pengumpulan Data dan Peta. Sebagai pedoman pembuatan jalur terbang dalam rangka melaksanakan Pemotretan Udara : 1) Menentukan daerah sasaran Pemotretan Udara pada Peta Topografi. 2) Memberikan tanda batas pada Peta Topografi sebagai daerah sasaran Pemotretan Udara. b. Pengeplotan data koordinat titik kontrol tanah. Merupakan data hasil pengukuran dari wilayah yang menjadi sasaran Pemotretan Udara. Selanjutnya data ini digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan jalur terbang: 1) Mengeplot data koordinat Ground Conrol hasil pengukuran pada peta yang digunakan. 2) Mengecek seluruh hasil pengeplotan data koordinat pada peta yang digunakan. c. Pembuatan Jalur Terbang. Dibuat diatas peta yang mencakup wilayah sasaran pemotretan, dengan ketentuan pertampalan sebagai berikut: 1) Sidelap : 30 % dengan toleransi 5 % 2) Overlap : 60 % dengan toleransi 5 % 3) Untuk daerah yang tinggi permukaan tanahnya bervariasi cukup besar, perlu ada perubahan tinggi terbang dan pertampalannya. Apabila terjadi Gap harus dibuat jalur terbang baru yang ditempatkan diantara 2 jalur yang sudah ada dengan Sidelap 50 % dan Overlap : 90 % Gambar Tampalan kedepan Jalur Terbang
  • 5. 4 Gambar Tampalan kesamping 4) Menghitung tinggi terbang pesawat. Keterangan : S = kedar foto f = focus lensa h = tinggi rata-rata di atas tanah H = tinggi terbang 5) Dari perhitungan prosentase sidelap dan overlap serta tinggi terbang, diperoleh rumusan dasar untuk pemotretan udara : a) Skala foto (M) = H / f b) Basis (B) = S ( 1-p/100 ) c) Jarak antar 2 jalur (U) = S ( 1-q/100 ) d) Jumlah foto perjalur (Np ) = ( Lp / B ) + 1 e) Jumlah jalur perblok (Nq) = ( Lq - S ) / U + 1 f) Image motion (IM ) = fV / H g) Exposure Interval (∆T) = B / V h) Luas model = S2 – SB Keterangan : F = Fokus kamera B = Basis foto H = Tinggi terbang p = Prosentase Overlap S = Panjang cakupan q q = Prosentase Sidelap s = Format negatif Lp = Panjang jalur Lq = Lebar cakupan ∆T = selang exposure V = Kecepatan pesawat f H = + h S
  • 6. 5 6) Membuat jalur terbang. a) Jalur terbang digambarkan diatas peta yang mencakup wilayah sasaran Pemotretan Udara. b) Jalur terbang pertama dibuat mulai dari tepi batas daerah yang dipotret dengan perkiraan 0.3 panjang / lebar cakupan (G), selanjutnya dibuat jalur kedua dan seterusnya dengan jarak sesuai jarak antara 2 jalur yang sudah ditentukan. c) Setiap memulai dan mengakhiri pemotretan pada satu jalur minimal mencakup 2 exposure diluar batas daerah yang dipotret. d) Pada setiap perpindahan jalur terbang pesawat membutuhkan interval waktu tertentu untuk kembali ke jalur berikutnya. d. Pemotretan Udara. Setelah melaksanakan perencanaan pemotretan udara dilakukan kemudian melaksaaan pemotretan udara, pelaksanaan kegiatan pemotretan udara ini sangat tergantung pada cuaca yang sedang berlangsung, sebaiknya dilakukan pada saat musim kemarau dimana awan mendung kurang menutupi. Ada tiga komponen dalam pelaksanaan pemotretan udara yang saling ketergantungan yaitu pilot, observer (Navigator) dan juru kamera. 7) Waktu Pemotretan ( a ) Pagi : Pukul 08.00 sampai dengan 11.00 waktu setempat ( b ) Sore : Pukul 15.00 sampai dengan 17.00 waktu setempat Penentuan rencana waktu pemotretan. Rencana waktu pemotretan ditentukan dengan cara sebagai berikut : Jalur Terbang 2 Jalur Terbang 1
  • 7. 6 (a) Panjang jalur terbang dibagi kecepatan pesawat udara (b) Jumlah jalur terbang ditambah 1 kali 5 menit (c) Jarak antara lapangan terbang ke lokasi pemotretan dibagi kecepatan pesawat dikalikan jumlah pelaksanaan pemotretan. 40 ((no 1 + no 2 + no )) x 3. 8) Setiap jalur terbang harus dapat dipotret secara berurutan dalam satu kali pemotretan. Apabila terjadi pemutusan jalur terbang karena tertutup awan atau kendala lain harus diberikan catatan. Selanjutnya untuk menyelesaikan sisanya harus dimulai dari titik awal yang mempunyai pertampalan minimal 5 foto dengan jalur terbang sebelumnya. 9) Pada saat melaksanakan pemotretan maka ditentukan toleransi penyimpangan pesawat terhadap jalur (crab) sebesar 5°,penyimpangan terhadap sumbu vertikal (tilt) sebesar 3° dan pergeseran jalur (drift) sebesar 5°. 10) Teknik Pemotretan Udara. (a) Fully Automatic. i. Data Navigasi, - Menyiapkan data navigasi dengan menentukan koordinat awal dan akhir setiap jalur. - Memasukkan koordinat jalur terbang pada GPS Navigasi pesawat. - Menghubungkan data GPS dengan sistem Autopilot pesawat. ii. Pemotretan. - Menyiapkan koordinat setiap titik exposure - Memasukkan setiap titik exposure ke GPS navigasi kamera. - Menghubungkan GPS navigasi kamera ke sistem automatic exposure pada Kamera Udara. - Pesawat dikendalikan secara otomatis. - Melaksanakan pemotretan udara.
  • 8. 7 (b) Semi Automatic. i. Data Navigasi. - Menyiapkan data navigasi dengan menen-tukan koordinat awal dan akhir setiap jalur. - Memasukkan koordinat jalur terbang pada GPS Navigasi pesawat. ii Pemotretan. - Menyiapkan koordinat setiap titik exposure. - Memasukkan setiap titik exposure ke GPS navigasi kamera. - Menghubungkan GPS navigasi kamera ke sistem automatic exposure pada Kamera Udara. - Pesawat terbang dikendalikan oleh Pilot. - Melaksanakan pemotretan udara. (c) Manual i. Data Navigasi. - Menyiapkan data navigasi dengan menen-tukan koordinat awal dan akhir setiap jalur. - Navigasi dilaksanakan oleh Navigator (secara manual). ii. Pemotretan. - Menyiapkan koordinat setiap titik exposure. - Kamera dioperasikan oleh Kameramen (secara manual). - Pesawat terbang dikendalikan oleh Pilot. - Melaksanakan pemotretan udara sesuai jalur terbang yang telah dibuat. 7. Rencana peralatan. Alat yang perlu disiapkan untuk pemotretan udara meliputi : a. Kamera udara b. Pesawat udara c. Peralatan laboratorium
  • 9. 8 d) Alat navigasi ( GPS ) e) Kontak printer f) Stereoskop kaca g) Peta daerah yang dipetakan BAB III PENGAMBILAN FOTO UDARA 8. Umum. Pemotretan udara dilaksanakan sesuai dengan jalur terbang yang telah dibuat. Untuk dapat dihasilkan foto udara yang memenuhi persyaratan perlu diperhatikan ketentuan pemotretan udara. 9. Persiapan Pemotretan Udara. Pada saat akan melaksanakan Pemotretan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain : a. Penentuan pesawat Terbang. Ada beberapa Jenis Pesawat terbang yang diubah menjadi pesawat khusus untuk pemotretan, yang sangat terkenal misalnya DC – 3 atau sering disebut juga dengan Dakota, yang dibuat pada tahun 1946. Hal – hal yang penting untuk diperhatikan dalam pemilihan pesawat untuk pemotretan adalah : 1) Kemampuan tinggi terbang. 2) Kecepatan (maximum/minimum) 3) Daya Jelajah/Endurance (jumlah jam, km) 4) Kestabilan 5) Daya Tanjakan 6) Beban 7) Kebutuhan take off/landing (kebutuhan landasan) b. Persyaratan Pesawat Survei. Untuk pelaksanaan pemotretan udara diperlukan pesawat terbang yang memiliki persyaratan tertentu, disamping itu dalam survei pemotretan udara perlu dijaga agar ada suatu sistim yang saling mendukung dalam mencapai efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pemotretan. Sistim tersebut antara lain :
  • 10. 9 1) Jenis Pesawat yang memiliki spesifikasi sebagai berikut: a) Dapat terbang untuk berbagai macam ketinggian diatas 7000 m. b) Dapat terbang dengan stabil dan level (mendatar). c) Cukup ruangan untuk crew pemotretan dan peralatan survei. d) Memiliki kecepatan dari 100 km/jam s.d 350 km/jam. e) Mampu beroperasi selama 3 s.d 5 jam dalam satu kali trip. 2) Alat peralatan Navigasi 3) Sistim Navigasi yang berlaku 4) Ketersediaan braket kamera. 5) Fasilitas landasan udara. 6) Suku cadang pesawat 7) Kemampuan personel/crew 8) Alat dan bahan yang diperlukan. 9) Daftar Pesawat Terbang yang biasa digunakan dalam Pemotretan Udara : NO PRODUK/ PEMBUAT MODEL MOTOR HP TEMPAT DARAT KECEPATAN MAX MIN 1 2 3 4 Cessna USA Donior BRD Pertanavia ITL DO Haviland CAN Sky Wagon – 1857 DO 27 G P66 Victor Turbo Beaver Centi TO-520-D Lyncom GO 480BIA6 Lyncom IO350 AID VACL PSW PT6A - 6 300 274 2 x 200 579 6/286 6/500 8 – 14 6/492 454 260 396 322 95 60 135 108 10. Proses Pemotretan Udara. a. Perencanaan 1) Membuat rencana pelaksanaan kegiatan Pemotretan Udara yang meliputi bahan dan alat peralatan yang digunakan, waktu yang diperlukan dan kegiatan yang dilakukan. 2) Membuat rencana latihan Pratugas dalam rangka Pemotretan Udara.
  • 11. 10 3) Mengumpulkan data / Peta sebagai pedoman pembuatan jalur terbang 4) Merencanakan prosentase tampalan kedepan dan kesamping, tinggi terbang serta kedar Foto Udara yang akan dibuat. 5) Merencanakan jalur terbang dan menghitung jumlah waktu yang digunakan dalam Pemotretan Udara. 6) Waktu pemotretan : a) Pagi : Pukul 08.00 sampai dengan 11.00 waktu setempat. b) Sore : Pukul 15.00 sampai dengan 17.00 waktu setempat. b. Persiapan. 1) Mengecek personel, alat peralatan dan bahan yang digunakan. 2) Memberikan penjelasan kepada personel tentang hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. 3) Melaksanakan latihan Pratugas dalam rangka Pemotretan Udara. 4) Melaksanakan koordinasi dengan awak pesawat. 5) Memasang dan melaksanakan uji coba Kamera Udara 6) Menentukan prosentase tampalan kesamping dan kedepan pada Foto Udara yang dibutuhkan. 7) Menyelesaikan administrasi perijinan ( Security Clearance ) dalam rangka pelaksanaan Pemotretan Udara c. Pelaksanaan. 1) Pelaksanaan pemotretan dilakukan sesuai dengan jalur terbang yang telah ditentukan dan dengan ketinggian yang dikehendaki sesuai dengan skala yang dinginkan dalam pembuatan peta foto 2) Dalam pelaksanaan pemotretan tidak tergantung pada urutan jalur terbang mengingat keterbatasan manuver pesawat sehingga dilakukan pada jalur terbang yang dapat dilakukan manuver 3) Hasil pemotretan langsung diproses di lab lapangan untuk mengetahui baik dan buruknya hasil pemotretan jika hasil pemotretan
  • 12. 11 dianggap tidak memenuhi syarat maka dilakukan pemotretan ulang pada saat dilakukan pemotretan jalur berikutnya. 4) Langkah - langkah kegiatan. a) Pengumpulan Data dan Peta kedar kecil. Sebagai pedoman pembuatan jalur terbang dalam rangka melaksanakan Pemotretan Udara : (1) Menentukan daerah sasaran Pemotretan Udara pada Peta Topografi. (2) Memberikan tanda batas pada Peta Topografi sebagai daerah sasaran Pemotretan Udara b) Pengeplotan data koordinat titik kontrol tanah. Merupakan data hasil pengukuran dari wilayah yang menjadi sasaran Pemotretan Udara. Selanjutnya data ini digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan jalur terbang : (1) Mengeplot data koordinat G.C hasil pengukuran pada peta yang digunakan. (2) Mengecek seluruh hasil pengeplotan data koordinat pada peta yang digunakan. c) Pembuatan Jalur Terbang. Dibuat diatas Peta yang mencakup wilayah sasaran pemotretan, dengan ketentuan pertampalan, tinggi terbang dan peta jalur terbang telah dijelaskan pada bab III. d) Pemotretan Udara . (1) Setiap jalur terbang harus dapat dipotret secara berurutan dalam satu kali pemotretan. Apabila terjadi pemutusan jalur terbang, karena tertutup awan atau kendala lain harus diberikan catatan. Selanjutnya untuk menyelesaikan sisanya harus dimulai dari titik awal yang mempunyai pertampalan minimal 5 foto dengan jalur terbang sebelumnya. (2) Pada saat melaksanakan pemotretan maka ditentukan toleransi penyimpangan pesawat terhadap
  • 13. 12 jalur (crab) sebesar 5°, penyimpangan terhadap sumbu vertikal (tilt) sebesar 3° dan pergeseran jalur 5" (Drift) (3) Teknik Pemotretan Udara. (a) Fully Automatic. i. Data Navigasi, - Menyiapkan data navigasi dengan menentukan koordinat awal dan akhir setiap jalur. - Memasukkan koordinat jalur terbang pada GPS Navigasi pesawat. - Menghubungkan data GPS dengan sistem Autopilot pesawat. ii. Pemotretan. - Menyiapkan koordinat setiap titik exposure - Memasukkan setiap titik exposure ke GPS navigasi kamera. - Menghubungkan GPS navigasi kamera ke sistem automatic exposure pada Kamera Udara. - Pesawat dikendalikan secara otomatis. - Melaksanakan pemotretan udara. (b) Semi Automatic. i. Data Navigasi. - Menyiapkan data navigasi dengan menentukan koordinat awal dan akhir setiap jalur. - Memasukkan koordinat jalur terbang pada GPS Navigasi pesawat.
  • 14. 13 ii Pemotretan. - Menyiapkan koordinat setiap titik exposure. - Memasukkan setiap titik exposure ke GPS navigasi kamera. - Menghubungkan GPS navigasi kamera ke sistem automatic exposure pada Kamera Udara. - Pesawat terbang dikendalikan oleh Pilot. - Melaksanakan pemotretan udara. (c) Manual i. Data Navigasi. - Menyiapkan data navigasi dengan menentukan koordinat awal dan akhir setiap jalur. - Navigasi dilaksanakan oleh Navigator (secara manual). ii. Pemotretan. - Menyiapkan koordinat setiap titik exposure. - Kamera dioperasikan oleh Kameramen (secara manual). - Pesawat terbang dikendalikan oleh Pilot. - Melaksanakan pemotretan udara sesuai jalur terbang yang telah dibuat. d. Pengakhiran. 1) Mengambil film hasil pemotretan dari Kamera Udara 2) Hasil foto udara di layout untuk memberikan identifikasi pada foto udara seperti pemberian jalur terbang dan nomor foto 3) Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan Pemotretan Udara
  • 15. 14 BAB IV PENYELESAIAN FOTO UDARA 11. Umum. Hasil dari pemotretan udara untuk dapat menjadi foto udara harus melalui tahapan proses laboratorium. Proses ini dilaksanakan dilapangan untuk mendapatkan hasil yang optimal, dan harus dilaksanakan kontrol kualitas. 12. Proses Laboratorium. a. Perencanaan. Membuat rencana pelaksanaan kegiatan Laboratorium Lapangan yang meliputi bahan dan alat peralatan yang digunakan, waktu yang diperlukan dan kegiatan yang dilakukan. b. Persiapan. 1) Mengecek personel, bahan dan alat peralatan yang akan digunakan. 2) Memberikan penjelasan kepada personel tentang hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. c. Pelaksanaan 1) Memasukkan Film hasil Pemotretan Udara dalam Larutan Pengembang (Developer) 2) Memasukkan Film hasil Pemotretan Udara ke dalam Larutan Stop Bath (Citrun Zuur). 3) Memasukkan Film hasil Pemotretan Udara kedalam Larutan Penguat Gambar (Fixer), sehingga mendapatkan Negatif film. 4) Melaksanakan anotasi pada Negatif Film sebagai berikut: a) Inisial pemilik pekerjaan b) Tahun pemotretan udara c) Nama Proyek d) Jenis film e) Tujuan pemotretan udara f) Arah jalur terbang g) Tinggi terbang diatas MSL h) Lokasi i) Pelaksana pemotretan j) Tanggal pemotretan
  • 16. 15 k) Skala foto udara l) Nomor roll film m) Nomor jalur terbang n) Nomor foto, jumlah foto dalam satu jalur 5) Mencetak Negatif Film pada kertas foto a) Memproses film negatif. (1) Bahan dasar film. (a) Glass, paling stabil tetapi mudah pecah. (b) Polyester, stabil dan dapat dibuat tipis. (c) Astralon kurang stabil banyak dipakai adalah polyester karena praktis dan tidak robek / pecah. Pada umumnya pemotretan udara dengan tujuan pemetaan film yang digunakan adalah hitam – putih. (2) Tahap-tahap prosesing film. (a) Proses pengembangan ( Developer ) : Yaitu memproses pembentukan gambar pada film yang tadinya tidak nampak yang menggunakan obat developer. (b) Proses penghentian ( stop bath ). Agar obat developer tidak bekerja terus, bila sudah cukup, maka selanjutnya segera diberi obat penghenti. (c) Proses penguatan (Fixation). Dalam proses itu bertujuan agar gambar pada film menjadi kuat, maksudnya lapisan yang masih ada pada film menjadi tidak peka terhadap sinar sehingga gambar tidak rusak. (d) Proses pencucian (Washing). Film dicuci dengan air bersih yang mengalir, maksudnya untuk melepas emulsi yang tidak terpakai. Disinilah gambar pada film akan jelas dan permanen. (e) Proses pengeringan ( Drying). Film yang telah dicuci dikeringkan baik dengan alat pengering
  • 17. 16 yang dijemur di ruangan bebas. Pengeringan dengan mesin akan lebih baik, karena panasnya teratur dan dapat terhindar dari kotoran, debu, robek, tarikan, goresan dan kerusakan lainnya. Setelah pengeringan selesai akan diperoleh film negatif hitam-putih. Disebut film negatif, karena ada 2 (dua) warna hitam dan putih (gelap terang). Kalau diobyek warna hitam/gelap, maka di film warna putih/terang (disebut film negatif). (f) Penyimpanan. Bila film tidak digunakan, harus disimpan sesuai prosesur perawatan film negatif yang benar. b) Memproses Cetak Foto Udara Hitam-Putih. (1) Bahan. Untuk memperoleh foto yang merupakan gambar positif, diperlukan bahan kertas cetak foto yang dapat menerima gambaran dari negatif pada penyinaran (terjadinya kontak cetak). Bahan kertas cetak tersebut adalah kertas bromuda dan kertas klorida. Pada kertas terdapat suatu lapisan yang disebut lapisan berita yang diperlukan agar permukaan kertas menjadi licin dan kelihatan putih bersih. Penampang kertas cetak foto hitam putih adalah sebagai berikut Kedua bahan kertas tersebut mempunyai kepekaan yang berbeda. Kertas klorida hanya peka terhadap sinar biru Gambar .4 LAPISAN PELINDUNG EMULSI LAPISAN BERITA DASAR KERTAS + 250/UM (MICRON)
  • 18. 17 sedangkan kertas bromuda lebih peka terhadap sinar daripada kertas klorida, tetapi kertas klorida pada prosessingnya lebih cepat bereaksi. Oleh karena itu kertas klorida sering menghasilkan foto yang lebih kontras. Meskipun demikian kedua bahan kertas tersebut dapat digunakan dan dapat menghasilkan foto-foto yang lebih baik, tergantung pengaturan tingkatan kepekaan dan kekontrasan dalam prosessing foto. (2) Prosesing Foto Hitam Putih. Untuk memperoleh foto hitam putih diperlukan film negatif hitam putih yang dicetak pada kertas bromida. Pada waktu mencetak agar memperhatikan tingkat kekontrasan negatif film dan pemakaian kertas. Hal-hal yang perlu diperhatikan : (a) Film negatif yang kontrasnya tinggi supaya dicetak pada kertas jenis soft (lunak) (b) Film negatif yang kontrasnya rendah supaya dicetak pada kertas jenis hard (keras) (c) Film negatif yang kontrasnya sedang supaya dicetak pada kertas jenis medium (Tidak keras dan tidak lunak). Pada umumnya pencetakan menggunakan kertas glossy (mengkilat) yang kurang peka, tetapi bila menggunakan pembesaran harus menggunakan kertas dot (buram) yang lebih peka. Dalam prosesing dapat menggunakan lampu pengaman (warna merah, kuning) daripada saat pengeringan dapat digunakan mesin pengering atau dikeringkan dalam ruangan dengan digantungkan. Sedangkan pengeringan dengan cara menjemur di panas matahari tidak diperkenankan. Pada saat prosesing agar tetap diperhatikan bahan yang dipakai, waktu, suhu, kelembaban udara dan pemakaian lampu pengaman yang benar.
  • 19. 18 c) Prosesing foto berwarna. (1) Untuk memperoleh foto berwarna diperlukan negatif berwarna dan dicetak pada kertas berwarna , foto berwarna dapat dibedakan menjadi 2 ( dua) macam yaitu : (a) Foto berwarna asli ( true colour ) (b) Foto berwarna palsu ( false colour ) (2) Saat pencetakan sampai prosesing foto berwarna lebih sulit dari pada foto hitam putih disini tidak dapat menggunakan lampu pengaman dalam proses laboratorium jadi harus gelap total, demikian juga penentuan bahan prosscesing / campuran yang harus tepat waktu dan suhu serta kelembapan udara tolerannsinya sangat sedikit untuk menghasilkan foto berwarna yang baik maka faktor faktor yang mempengaruhi tersebut harus benar benar diperhatikan (3) Tahapan prosesing film berwarna sebagai berikut : (a) Blach white developer (b) Colour developer (c) Stop bath (d) Fixer (e) Bleach bath (f) Stabilizer. (g) Hardener Selanjutnya pada tahap pengeringan foto berwarna proses yang tepat pada ketiga emulsi ( biru, hijau dan merah ) sehingga dapat menghasilkan warna yang sebaik baiknya dan tidak terjadi suatu warna yang dominan yang disebut dengan colour cast (warna tertentu yang menutupi seluruh foto ) misalnya hasil foto menjadi kebiru biruan atau kemerah merahan dll, dapat digambarkan sebagai berikut :
  • 20. 19 Red Log Exp Red Log Exp Red Log Exp Foto yang baik dan benar ke biruan / cyan contras tidak tepat untuk mengatasi keadaan tersebut dapat digunakan filter yang sesuai agar menghasilkan foto yang baik, Misalnya foto yang kebiru biruan digunakan filter yang kuning dan foto yang kemerah merahan menggunakan filter biru / cyan. 6) Memasukkan kedalam Larutan Pengembang (Developer), selanjutnya diangkat dan dimasukkan kedalam Larutan Stop bath (Citrun Zuur). 7) Memasukkan Foto Udara kedalam Larutan Penguat Gambar (Fixer), selanjutnya cuci dengan air bersih yang mengalir sampai benar- benar bersih. 8) Melakukan pengeringan dengan suhu maksimum 32° Celcius, sampai benar-benar kering. d. Pengakhiran. 1) Melayout hasil pemotretan. 2) Menginventarisir dan mencatat hasil pemotretan yang belum lengkap (tertutup awan ). 3) Menyimpan Negatif Film dan Foto Udara pada tempat yang telah ditentukan. 4) Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan pembuatan Foto Udara. Biru Hijau Merah Biru Hijau Merah Biru Hijau Merah
  • 21. 20 BAB V PEMBUATAN MOZAIK FOTO UDARA 13. Umum. Foto udara merupakan sumber informasi untuk mendapatkan data- data lapangan (indentifikasi obyek) dan untuk keperluan kelengkapan pembuatan peta. Untuk mendapatkan informasi daerah yang cakupannya cukup luas dibutuhkan beberapa foto udara yang bertampalan baik overlap maupun sidelap yang digabungkan sesuai jalur terbangnya. 14. Pengertian Mozaik. Yang disebut mozaik adalah susunan dari beberapa foto udara vertikal dihubungkan satu dengan lainnya secara sistimatis berdasarkan overlape (pertampalan kedepan), dan sidelape (pertampalan disamping). Sehingga mozaik memberikan gambaran lengkap dari daerah yang dipotret. 15. Keuntungan dan kerugian Mozaik. a. Keuntungan. Karena mozaik memberikan kesan dari sebuah foto udara tunggal yang memberikan gambaran lengkap dari suatu daerah yang telah dipotret. Maka mozaik dapat dipergunakan untuk gambar perencanaan misalnya : Menyelidiki Geologi, pertambangan, irigasi, jalan raya, penentuan jalan kereta api, pembuatan jalan pipa - pipa air, dengan tidak memerlukan lapangan yang luas terlebih dahulu. Untuk suatu penyelidikan, maka lebih baik apabila semua tempat atau daerah yang penting diberi tanda yang jelas, sehingga dengan demikian mudah pemakaiannya. Mozaik adalah suatu cara yang cepat dan mudah untuk mendapatkan keterangan - keterangan yang dibutuhkan. b. Kerugian Mozaik. Kerugian-kerugian daripada mozaik adalah karena kesalahan- kesalahan detail Topografi yang disebabkan relief dan bertimbunnya detail - detail yang kurang perlu. Keterangan Topografi dapat ditambahkan pada mozaik, dalam bentuk-bentuk ukuran tinggi pada titik-titik yang penting dan juga dalam bentuk garis-garis tinggi. 16. Alat dan bahan Pembuatan Mozaik. a. Alat. Alat-alat yang diperlukan dalam pembuatan mozaik yaitu : 1) Kuas. 7) Jarum prik.
  • 22. 21 2) Alat Penggosok. 8) Penggaris. 3) Pisau / silet. 9) Penggaris panjang. 4) Amplas / amril. 10) Cellotape / Isolasi. 5) Kertas roti / kertas kalkir. 11) Rapido grapf / arsir pen. 6) Glass pensil. 12) Sablon. b. Bahan. Bahan-bahan untuk mozaik yang diperlukan untuk pembuatan mozaik yang mempunyai kwalitas yang baik, maka kita harus menyiapkan bahan - bahan seperti berikut : 1) Peta Topografi. 2) Foto udara vertikal. 3) Koordinat titik pasti (titik kontrol tanah). 17. Prosedur Pembuatan Mozaik. a. Adanya kebutuhan. Foto udara vertikal adalah bukan merupakan praktek akhir tetapi merupakan sarana untuk pengganti peta planimetris dari suatu daerah. 1) Sebagai pengganti peta planimetris. Karena proses pembuatan peta planimetris memakan banyak waktu dan biaya maka foto udara vertikal yang relatif cepat dibuat susunan mozaik. 2) Menurut keperluan. Dengan adanya mozaik maka gambar suatu daerah dapat diketahui keadaan yang sebenarnya. b. Tersedianya sarana. Untuk membuat mozaik harus tersedia foto udara vertikal yang bertampalan, yaitu pertampalan kedepan (overlape) sebesar 60% dan pertampalan kesamping (sidelape) sebesar 15-30 % serta peralatan dan bahan mozaik yang lain. c. Kelemahan - kelemahan. Dalam praktek maka hubungan yang sempurna dari detail foto yang satu dengan yang lainnya tidaklah mungkin tepat kecuali suatu daerah yang dapat dikatakan datar disebabkan karena : 1) Perbedaan tinggi terbang 2) Perbedaan ketinggian tanah yang dipotret 3) Perbedaan kemiringan sumbu kamera dari sumbu vertikalnya pada saat pemotretan dilakukan.
  • 23. 22 d. Dengan menggunakan teknik yang tepat maka kesalahan-kesalahan tersebut dapat diatasi semaksimal mungkin dan tidak memberikan secara bertimbun - timbun. 18. Cara Pembuatan Mozaik. Dibawah ini akan diuraikan teknik pembuatan seluruh mozaik : a. Siapkan base mozaik (papan tekwood harboard atau triplek). b. Siapkan foto udara vertikal yang overlape dan mempunyai titik kontrol maupun tidak. c. Siapkan Peta Topografi (kalau ada) pada daerah yang akan dibuat mozaik guna untuk memberikan nama kampung, nama kecamatan, kelurahan atau sesuaikan nama-nama yang diperlukan. d. Susunlah foto-foto udara tersebut sesuai arah jalan jalur terbang sesuai dengan arah daerah peta Topografi yang tersedia. e. Pasanglah titik kontrol point foto udara pada base mozaik dengan pertolongan garis-garis bujur sangkar (garis grid) yang dibuat diatas kertas transparent. (Ini kalau yang dibuat mozaik setengah kontrol/kontrol penuh). f. Berilah tanda-tanda pada sambungan foto udara yang telah tersusun dan ambillah batas-batas detail difoto udara yang tegas dengan kontras warna yang serasi. (setidak-tidaknya hampir sama). g. Potonglah foto-foto udara tersebut dengan cara menyayat/menyeset, dengan cara ini sambungkan foto foto udara. h. Setelah foto-foto udara terpotong semua, cobalah disusun kembali, sesuaikan foto udara yang mempunyai kontrol point, paskan pada titik kontrol yang telah dipasang base mozaik. Kalau tidak ada kontrol pointnya susunlah secara bebas menurut jalur terbang yang sudah ditentukan. i. Kemudian amplaslah permukaan foto udara yang akan diolesi dengan lem. j. Setelah foto udara diolesi dengan lem, tempelkanlah foto-foto tersebut dibase mozaik satu persatu dengan hati -hati kemudian gosoklah dengan garisan segi tiga atau bolam listrik yang sudah mati diatas permukaan foto yang sudah mati, diatas foto yang sudah nempel di base mozaik, waktu
  • 24. 23 menempel foto yang berikutnya harus di-perhatikan pada sambungan foto harus tepat pada sambungan detail-detailnya. k. Setelah selesai menempel semua barulah diberi judul dan nama-nama yang lain, sesuai dengan daerah yang dibuat mozaik, atau disesuaikan dengan peta Topo-grafi yang telah tersedia. 1. Selanjutnya diberi garis-garis bujur sangkar (garis-grid), tetapi kalau yang dibuat mozaik Un control cukup diberi garis pinggir saja. m. Mozaik siap digunakan. 19. Pelaksanaan Membuat Mozaik Tidak Terkontrol. Untuk membuat mozaik tanpa kontrol kita kerjakan dari tahap demi tahap seperti dibawah ini : a. Foto udara vertikal disusun menurut letak jalur terbang dan disesuaikan arah peta Topografi, pada daerah (detail yang bersamaan). b. Ambil detail yang tajam (jelas/tegak) yang ada di foto udara yang sesuai dengan detail yang ada di peta Topografi, untuk menentukan kedudukan mozaik sebagai ikatan. c. Memasang detail tersebut diatas base mozaik sesuai dengan arah peta Topografi yang dipakai. d. Menyusun peta udara diatas base mozaik sesuai dengan letak detail yang telah dipasang. e. Mulai menempelkan foto udara satu persatu diatas Hard board (base mozaik). Pemotongan foto udara, penyambungan foto udara, pengelemenan harus dikerjakan dengan teliti termasuk pengamplasan yang teratur. f. Penyambungan potongan foto-foto satu dengan yang lainnya harus tepat pada detail yang sama. g. Setelah selesai penempelan semua foto maka mozaik dilengkapi dengan pemberian keterangan-keterangan misalnya : nama-nama kampung, sungai, gunung, jalan dan sebagainya. Juga skalanya harus dicantumkan sesuai dengan skala foto udaranya, selanjutnya Un control mozaik siap dipakai. 20. Pengolahan Mazaik Foto Menggunakan Software Global Mapper a. Langkah-langkah Pengolahan Mazaik Foto Menggunakan Software Global Mapper.
  • 25. 24 1). Mempersiapkan software Global Mapper Lakukan penginstallan software Global Mapper pada PC atau Laptop yang akan digunakan untuk Pengolahan Mazaik Foto. 2) Mempersiapkan file-file yang diperlukan. File-file yang diperlukan antara lain : a) File dari hasil proses Agisoft yang menghasilkan Mozaik (file image Geotiff): b) File dan data tambahan ukuran GCP. Contoh file-file yang diperlukan: 3) Buka file mozaik kontrol dengan Global Mapper sehingga sbb: Contoh di atas Hasil Mozaik Foto dari proses agisoft 4) Memperkecil size, perkecil file mozaik foto yang di buka diatas ukuran sizenya besar, untuk memperkecil sizenya dengan maksudnya diperkecil sizenya untuk memudahkan dalam pelaksanaan pengolahan pada on scren lakukan langkah Sebagai berikut :
  • 26. 25 a) Membuat batas area mozaik dengan mendigit keliling tepi mozaik atau membatasi area mozaik yang diperlukan. Klik Digitizer tool, klik Create New Area Feature, digit keliling tepi mozaik sampai terhubung, klik kanan, pada pilihan Feature type, pada Unknown area type ganti dengan mengetikan Batas Area Klik View, pilih Zoom to scale… Isikan besaran kedar yang diperlukan misal 5000, lalu klik ok. Pilih pada menu ke-14 (Klik feature info tool, klik pada bagian dalam garis batas area yang dibuat tadi, klik tanda silang yang timbul, sehingga timbul sbb: b) Menyimpan file, Klik File pojok kiri atas, export Raster/Image format… Pilih Geo TIFF ok, pilih 8 bit palatte Image, pilih Always generate Square pixels, pilih export at the fixed scale: isi 5000, pada DPI value to save in image (0 for none) isi 250, Pilih Make background (vold) pixels Transparent pada ADVANCED JPEG in- TIFF quality isi 75, pilih generate PRJ File Klik Export Bounds, Pilih crop to selected area feature klik ok, beri nama file ini Relokasi 2, klik save.. Klik Menu Save beri nama Relokasi 1 klik save. Klik Close pilh Yes. 5) Membuat kerangka mozaik. Dari file mozaik semi kontrol yang sudah dirubah sizenya tadi (File Relokasi 2 type Geo TIFF) akan dibuat kerangka peta dan nilai angka geografi tepi peta, Lakukan langkah sebagai berikut :
  • 27. 26 a) Buka file mozaik foto. File Relokasi 2 type Geo TIFF dengan Global Mapper. Sehingga timbul sebagai berikut : b). Membuat garis tepi mozaik. Klik Digitizer tool, klik Create Rectangular Square area, batasi mozaik dengan membatasi garis kotak, pada pilihan Creat New Type….Feature type mengetikan batas tepi ok, pada Unknown area type pilih batas tepi ok, c) Membuat kerangka geografi, Klik configuration, pilih UTM, klik klik Projection, pilih geographic (Latitude/ Longitude), klik General pilih Lat/ Long Grid, pilih Custom isikan angka missal 00°00’5.00”, interval geografi yang di kehendaki, Sehingga timbul sebagai berikut : Klik File pojok kiri atas, export vector format….. pilih DXF ok, klik export bounds, beri nama file ini Relokasi 2geo, klik save.menghasilkan (file DXF Relokasi 2geo)
  • 28. 27 d) Membuat kerangka UTM Klik configuration, Klik Projection , klik General plih Current Projection Grid,ok, pilih Custom isikan angka interval geografi yang di kehendaki, missal 100 klik ok. Klik File pojok kiri atas, export vector format….. pilih DXF ok, klik export bounds, pilih Global Projection (UTM-meters) beri nama file ini Relokasi 2UTM, klik save. Sehingga timbul sebagai berikut : e) Open Data File(s)… (file DXF Relokasi 2geo) klik open, klik ok. Sehingga timbul sebagai berikut : Langkah ini tujuannya untuk menggabungkan agar nilai UTM (meter) dengan nilai Geografi (degre) dapat tampil keduanya. Bila tidak sesuai gambar samping Atur tampilannya.
  • 29. 28 Sekarang sudah terdapat angka dan grit UTM (meter) dan Geografi (degre). Dari langkah-langkah di atas sudah terbentuk file-file yang siap untuk di olah dengan software Corel Draw diantaranya sebagai berikut : 6) Buka software Corel Draw Lalu klik File import, Cari file type geotiff yang sudah diperkecil sizenya, dan sudah teregister, file DXF Relokasi 2geo dan file DXF Relokasi 2UTM import satu persatu, selanjutnya edit sedemikian rupa sehingga terbentuk sebagai berikut : Selesai Klik Save Beri nama area nya. Klik save tunggu, klik close, Peta mozaik foto Semi control sudah jadi.
  • 30. 29 BAB VI EVALUASI AKHIR PELAJARAN (Bukan Naskah Ujian) 21. Evaluasi Akhir Pelajaran a. Uraikan mekanisme kegiatan Pemora ! b. Uraikan ketentuan pertampalan dalam pembuatan jalur terbang ! c. Jelaskan tahap-tahap pelaksanaan pemotretan udara ! d. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah kegiatan pada tahap pelaksanaan pemotretan udara ! e. Sebutkan dan jelaskan teknik pemotretan udara ! f. Jelaskan Hal – hal yang penting untuk diperhatikan dalam pemilihan pesawat untuk pemotretan adalah ! g. Untuk pelaksanaan pemotretan udara diperlukan pesawat terbang yang memiliki persyaratan tertentu. Sebutkan persyaratan pesawat pemotretan ! h. Jenis pesawat efektif memiliki kriteria tertentu. Jelaskan! i. Jelaskan bagaimana pelaksanaan pemoteran udara dilakukan ! j. Bahan dasar apa yang banyak digunakan untuk memproses film negatif ? Jelaskan alasannya ! k. Sebutkan 6 (enam) tahap prosesing film ! l. Foto berwarna ada dua macam, jelaskan ! BAB VII P E N U T U P 22. Penutup. Demikian Hanjar Serdik ini disusun untuk dipergunakan dalam Pendidikan Kecabangan Perwira Topografi di Pusdiktop Kodiklatad RAHASIA Komandan Pusdiktop Kodiklatad, Ir. Y.F. Dicky Harsono,MDA Kolonel Ctp NRP 32533 RAHASIA