SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia
Volume 6. Nomor 1. Edisi Juni 2016.
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/miki
Artikel Penelitian
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum di Sekolah Menengah
atas Keberbakatan Olahraga
Khoirul Huda, Agus Kristiyanto, Muchsin Doewes
Universitas Sebelas Maret, Indonesia
Diterima: April 2016. Disetujui: Mei 2016. Dipublikasikan: Juni 2016
© Universitas Negeri Semarang 2016
Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah (1)
Untuk menemukan kebenaran tentang kerang-
ka dasar kurikulum Sekolah Menengah Atas
Keberbakatan Olahraga (2) Untuk menemukan
kebenaran tentang struktur kurikulum Seko-
lah Menengah Atas Keberbakatan Olahraga.
Lokasi penelitian di SMA Muhammadiyah 1
Klaten, SMA Negeri 1 Wonogiri, SMA Negeri
1 Slogohimo. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian kualitatif. Teknik pengum-
pulan data dengan menggunakan teknik pen-
gumpulan data dilakukan secara trianggulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna daripada general. Hasil penelitian ada-
lah (1) kerangka dasar kurikulum Sekolah Me-
nengah Atas Keberbakatan Olahraga, mengacu
pada Kurikulum 2013 baik secara filosofis mau-
pun teoretis. (2) struktur kurikulum sekolah ke-
berbakatan terdiri atas Kompetensi inti, Mata
Pelajaran, Beban Belajar dan Evaluasi Pembe-
lajaran. Kesimpulan bahwa SMA Keberbakatan
Olahraga merupakan salah satu alternatif jalur
pendidikan menengah yang diharapkan dapat
memberikan peluang dan kesempatan bagi pe-
serta didik untuk mengembangkan potensi aka-
demik dan bakat olahraganya secara maksimal.
SMA Keberbakatan Olahraga sebagai salah satu
upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dengan
dukungan dari Pemerintah Daerah, serta kalan-
gan akademisi dan Praktisi akan dapat berhasil,
apabila seluruh kalangan dapat bersinergi secara
positif mendukung kebijakan dan implementasi
kurikulum SMA Keberbakatan Olahraga.
Kata Kunci: kerangka dasar kurikulum, struk-
tur kurikulum, sekolah keberbakatan
PENDAHULUAN
Kehadiran Sekolah Keberbakatan, meru-
pakan momentum yang sangat penting bagi per-
kembangan dunia pendidikan di Indonesia. Jenis
sekolah ini diharapkan dapat menampung anak-
anak dengan bakat istimewa, khususnya olahra-
ga, sehingga bakat yang menonjol tersebut dapat
dikembangkan secara optimal yang pada giliran-
nya dapat memberi manfaat bagi kehidupan anak
yang bersangkutan.
Pendidikan khusus bagi anak-anak dengan
bakat istimewa tersebut pada dasarnya merupa-
kan amanat UU No. 20 tahun 2003 pasal 32 ayat
1 yang menyebutkan pendidikan khusus merupa-
kan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki
potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Secara lebih rinci, sesuai dengan PP No.
17 Tahun 2010 sebagaimana diubah dalam PP
No. 66 Tahun 2010 pasal 135, disebutkan bah-
wa Pendidikan khusus bagi peserta didik yang
memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat is-
timewa dapat diselenggarakan pada satuan pen-
didikan formal TK/RA, SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA, SMK/MAK, atau bentuk lain yang
sederajat. Jadi sangat memeungkinkan untuk
membangun sekolah menengah atas bagi mereka
yang memiliki bakat istimewa. Dalam hal ini, Se-
kolah menengah Keberbakatan, lebih cenderung
berbentuk SMA plus, berupa SMA Keberbakatan
Olahraga atau SMA Keberbakatan Seni.
Mengingat tahun 2013 yang lalu bertepa-
tan dengan implementasi Kurikulum 2013, maka
kurikulum yang diterapkan di SMA Keberbaka-
tan mengacu pada Kurikulum 2013.
Landasan Hukum Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas ke-
berbakatan adalah sebagai berikut:
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional;
p-ISSN 2088-6802 | e-ISSN 2442-6830
29
Khoirul Huda, Agus Kristiyanto, Muchsin Doewes - Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum di Sekolah Menen-
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional, beserta segala ketentuan yang dituang-
kan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional;
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan seba-
gaimana telah diubah dengan Peraturan Peme-
rintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun
2010 tentang Perubahan PP No. 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendi-
dikan;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebu-
dayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Nasio-
nal;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebu-
dayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar
Kompetensi Lulusan;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebu-
dayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Proses;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebu-
dayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kompe-
tensi Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA;
Tambahan: 3. UU No 3 th 2005 tentang
Sistem Keolahragaan Nasional
METODE
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode
kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati Metode penelitian yang akan digu-
nakan adalah metode penelitian kualitatif. meto-
de penelitian kualitatif adalah metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek
yang alamiah, (sebagai lawannya adalah ekspe-
rimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan seca-
ra triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih me-
nekankan makna dari pada general (Sugiyono,
2010)
Lokasi penelitian adalah di 3 SMA Kelas
Khusus Bakat Istimewa Olahraga di Eks Kare-
sidenan Surakarta tahun pelajaran 2016/2017
yaitu SMA Negeri 1 Wonogiri, SMA Negeri 1
Slogohimo dan SMA Muhammadiyah 1 Klaten.
Penelitian ini dilakukan selama lima bulan, mu-
lai dari perijinan sampai pelaporan, yang dimulai
pada bulan November 2016 sampai dengan April
2017. Teknik pengumpulan data melalui observa-
si (pengamatan), interview (wawancara), doku-
mentasi, kuesioner dan triangulasi (gabungan).
Teknik analisis data dilakukan dengan
cara data yang diperoleh dari penelitian dianali-
sis dengan mereduksi data yang hanya meyajikan
pokok-pokok temuan yang penting, kemudian
menyusun sajian data yang berupa cerita sisti-
matis yang logis. Pada waktu pengumpulan data
sudah berakhir, peneliti mulai melakukan usaha
untuk menarik kesimpulan dan verifikasinya
berdasar semua hal yang terdapat dalam reduksi
maupun sajian datanya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kerangka Dasar
Kerangka Dasar Kurikulum Sekolah Me-
nengah Atas Keberbakatan Olahraga, mengacu
pada Kurikulum 2013 baik secara filosofis mau-
pun teoretis. Secara lebih rinci kerangka dasar
Kurikulum Sekolah Menengah Atas Keberbaka-
tan Olahraga adalah sebagai berikut:
Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan
kurikulum menentukan kualitas peserta didik
yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari
kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta
didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta
didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di
sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan
landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik
menjadi manusia Indonesia berkualitas yang ter-
cantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi
pendidikan yang dapat digunakan secara spesi-
fik untuk pengembangan kurikulum yang dapat
menghasilkan manusia yang berkualitas. Ber-
dasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 (Sekolah
Menengah Atas Keberbakatan Olahraga) dikem-
bangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:
Pendidikan berakar pada budaya bangsa
untuk membangun kehidupan bangsa masa kini
dan masa mendatang. Pandangan ini menjadi-
kan Kurikulum 2013 (Sekolah Menengah Atas
Keberbakatan Olahraga) dikembangkan berdas-
arkan budaya bangsa Indonesia yang beragam,
diarahkan untuk membangun kehidupan masa
kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidu-
pan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mem-
persiapkan peserta didik untuk kehidupan masa
depan selalu menjadi kepedulian (bangsa dan
Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. Volume 6. Nomor 1. Edisi Juni 2016
30
Negara) kurikulum, hal ini mengandung makna
bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan
untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda
bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan
generasi muda bangsa menjadi tugas utama sua-
tu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan
masa kini dan masa depan peserta didik, Kuri-
kulum 2013 (Sekolah Menengah Atas Keberba-
katan Olahraga) mengembangkan pengalaman
belajar yang memberikan kesempatan luas bagi
peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan
masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap
mengembangkan kemampuan mereka sebagai
pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli
terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa
masa kini.
Peserta didik adalah pewaris budaya
bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi
ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan
di masa lampau adalah sesuatu yang harus ter-
muat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peser-
ta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses
yang memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi
kemampuan berpikir rasional dan kecemerlan-
gan akademik dengan memberikan makna terha-
dap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari
dari warisan budaya berdasarkan makna yang
ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai den-
gan tingkat kematangan psikologis serta kema-
tangan fisik peserta didik. Selain mengembang-
kan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang
dalam akademik, Kurikulum 2013 (Sekolah
Menengah Atas Keberbakatan Olahraga) mem-
posisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari
untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan
dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi,
dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya,
dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
Pendidikan ditujukan untuk mengembang-
kan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan
akademik, melalui pendidikan disiplin ilmu. Fi-
losofi ini menentukan bahwa isi kurikulum ada-
lah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pem-
belajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi
ini mewajibkan kurikulum memiliki nama mata
pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu,
selalu bertujuan untuk mengembangkan kemam-
puan intelektual dan kecemerlangan akademik.
Pendidikan juga ditujukan untuk mengem-
bangkan potensi non akademik peserta didik,
melalui pendidikan pelatihan yang terpola dan
terprogram guna menghasilkan prestasi sesu-
ai bakat yang dimiliki peserta didik. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah serang-
kaian program kegiatan pelatihan. Filosofi ini
mewajibkan kurikulum memiliki program lati-
han sesuai dengan bakat yang mengarah pada
pencapaian prestasi.
Pendidikan untuk membangun kehidupan
masa kini dan masa depan yang lebih baik dari
masa lalu dengan berbagai kemampuan intelek-
tual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial,
kepedulian, dan berpartisipasi untuk memban-
gun kehidupan masyarakat dan bangsa yang
lebih baik (experimentalism and social reconstructi-
vism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 (Se-
kolah Menengah Atas Keberbakatan Olahraga)
bermaksud untuk mengembangkan potensi pe-
serta didik menjadi kemampuan dalam berpikir
reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di ma-
syarakat, dan untuk membangun kehidupan ma-
syarakat demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 (Se-
kolah Menengah Atas Keberbakatan Olahraga)
menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam
mengembangkan kehidupan individu peserta
didik dalam beragama, seni, kreativitas, berko-
munikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi
yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan
diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat ma-
nusia.
Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 (Sekolah Menengah Atas
Keberbakatan Olahraga) dikembangkan atas teo-
ri “pendidikan berdasarkan standar” (standard-
based education), dan teori kurikulum berbasis
kompetensi (competency-based curriculum).
Pendidikan berdasarkan standar menetap-
kan adanya standar nasional sebagai kualitas mi-
nimal warga negara yang dirinci menjadi standar
isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, stan-
dar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pen-
didikan.
Kurikulum berbasis kompetensi dirancang
untuk memberikan pengalaman belajar seluas-
luasnya bagi peserta didik dalam kemampuan
untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampi-
lan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 (Sekolah Menengah Atas
Keberbakatan Olahraga) menganut: (1) pembela-
jaan (pembelajaran) yang dilakukan guru (taught
curriculum) dalam bentuk proses yang dikem-
bangkan berupa kegiatan pembelajaran di seko-
lah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman
belajar langsung peserta didik (learned-curriculum)
sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan
kemampuan awal peserta didik. Pengalaman be-
31
Khoirul Huda, Agus Kristiyanto, Muchsin Doewes - Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum di Sekolah Menen-
lajar langsung individual peserta didik menjadi
hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
Struktur Kurikulum
Dengan diberlakukannya Kurikulum 2013,
maka Struktur Kurikulum Sekolah Keberbakatan
dapat mengadopsi Struktur Kurikulum SMA/
MA sesuai dengan Permendikbud No. 69 Tahun
2013 atau Struktur Kurikulum SMK/MAK se-
suai dengan Permendikbud No. 70 Tahun 2013
dengan beberapa penyesuaian sesuai dengan
keunikan dan layanan khusus bagi anak berbakat
bidang olahraga. Idealnya, Struktur Kurikulum
Sekolah Keberbakatan terdiri atas Kompetensi
inti, Mata Pelajaran, dan Beban Belajar. Adapun
secara rinci adalah sebagai berikut:
Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang berdasarkan
tahapan kompetensi keberbakatan peserta didik.
Melalui kompetensi inti, diharapkan integrasi
vertikal berbagai kompetensi pada peserta didik
dapat diimplementasikan dalam kehidupan seha-
ri-hari.
Rumusan kompetensi inti menggunakan
notasi sebagai berikut: Kompetensi Inti-1 (KI-1)
untuk kompetensi inti sikap spiritual; Kompeten-
si Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti
pengetahuan; dan Kompetensi Inti-4 (KI-4) un-
tuk kompetensi inti keterampilan.
Sebagai bahan perbandingan, berikut
Uraian Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah
Menengah Keberbakatan, dapat dilihat pada Ta-
bel 1.
Struktur Kurikulum Dan Mata Pelajaran
Konsep Struktur Kurikulum Sekolah Ke-
berbakatan mengacu pada konsep kesamaan
muatan antara Sekolah Menengah Atas/Mad-
rasah Aliyah dan Sekolah Menengah Kejuruan/
Madrasah Aliyah Kejuruan. Struktur Kurikulum
Sekolah Keberbakatan, terdiri atas Kelompok
Matapelajaran Wajib dan Matapelajaran Pili-
han.
Struktur Kurikulum Sekolah Keberbaka-
tan seperti pendidikan menengah lainnya disu-
sun dalam tiga kelompok yakni kelompok Dasar
Bidang Keberbakatan (C1), Dasar Program Spe-
sifikasi Keberbakatan (C2), dan Paket Prestasi
(C3). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.
Matapelajaran Pilihan memiliki karakte-
ristik khas yang memberi corak kepada fungsi
satuan pendidikan, yang di didalamnya terdapat
pilihan sesuai dengan minat peserta didik. Struk-
tur ini menerapkan prinsip bahwa peserta didik
merupakan subjek dalam belajar yang memiliki
hak untuk memilih Matapelajaran sesuai dengan
minatnya.
Kurikulum Sekolah Keberbakatan diran-
cang dengan pandangan bahwa Sekolah Keber-
bakatan pada dasarnya adalah pendidikan me-
nengah, pembedanya dari SMA dan SMK hanya
pada pengakomodasian didasarkan pada bakat
istimewa peserta didik. Oleh karena itu, struk-
tur umum Sekolah Keberbakatan sama dengan
struktur umum SMA/SMK, yakni ada tiga ke-
lompok Mata pelajaran: Kelompok A, B, dan C.
Matapelajaran Kelompok A dan C ada-
lah kelompok matapelajaran yang substansinya
dikembangkan oleh pusat. Matapelajaran Ke-
lompok B adalah kelompok matapelajaran yang
substansinya dikembangkan oleh pusat dan da-
pat dilengkapi dengan muatan lokal yang dikem-
bangkan oleh pemerintah daerah.
Kelompok Matapelajaran Wajib
Kelompok Matapelajaran Wajib merupa-
kan bagian dari pendidikan umum yaitu pendidi-
kan bagi semua warganegara bertujuan membe-
rikan pengetahuan tentang bangsa, sikap sebagai
bangsa, dan kemampuan penting untuk mengem-
bangkan kehidupan pribadi peserta didik, masya-
rakat dan bangsa.
Struktur kelompok matapelajaran wajib
dalam kurikulum Sekolah Menengah Atas yaitu
Matapelajaran kelompok A dan B seperti pada
Tabel 2.
Uraian rinci mengenai Matapelajaran Wa-
jib adalah sebagai berikut: Satu jam pelajaran ta-
tap muka 45 menit per minggu dan mapel yang
memiliki alokasi waktu belajar 2 jp/minggu be-
rarti memiliki beban belajar tatap muka 2 X 45
menit per minggu; mapel yang memiliki alokasi
waktu belajar 3jp/minggu berarti memiliki beban
belajar tatap muka 3 X 45 menit per minggu; dan
seterusnya
Satuan pendidikan dapat menambah jam
pelajaran per minggu dari yang telah ditetapkan
dalam struktur di atas
Kegiatan ekstra kurikuler terdiri atas Pra-
muka (wajib), UKS, PMR, dan lainnya sesuai
dengan kebutuhan peserta didik di masing-ma-
sing satuan.
Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran
setiap kelas merupakan jumlah minimal yang
dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta
didik.
Kelompok Matapelajaran Keberbakatan
Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. Volume 6. Nomor 1. Edisi Juni 2016
32
Tabel 1. Kompetensi Inti Sekolah Menengah Keberbakatan
KELAS X KELAS XI KELAS XII
1. Menghayati dan mengamal-
kan ajaran agama yang dianut-
nya
1. Menghayati dan mengamal-
kan ajaran agama yang dianut-
nya
1. Menghayati dan mengamal-
kan ajaran agama yang dianut-
nya
2. Menghayati dan mengamal-
kan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, da-
mai), santun, responsif dan pro-
aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif den-
gan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
2. Menghayati dan mengamal-
kan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan si-
kap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efek-
tif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menem-
patkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
2. Menghayati dan mengamal-
kan perilaku jujur, disiplin, tang-
gungjawab, peduli (gotong roy-
ong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif
dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam men-
empatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan,
dan menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahu-
nya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan
kejadian, dalam bidang sesuai
bakatnya untuk memecahkan
masalah
3. Memahami, menerapkan,
dan menganalisis pengeta-
huan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahun-
ya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena
dan kejadian, dalam bidang
sesuai bakatnya untuk mem-
ecahkan masalah.
3. Memahami, menerapkan,
menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif ber-
dasarkan rasa ingin tahunya ten-
tang ilmu pengetahuan, teknolo-
gi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, , dalam
bidang sesuai bakatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan me-
nyaji, dalam ranah konkrit dan
ranah abstrak, terkait dengan
pengembangan dari yang dipe-
lajarinya di sekolah secara man-
diri dan mampu mengembang-
kan prestasi sesuai bakatnya
4. Mengolah, menalar, dan
menyaji, dalam ranah konkrit
dan ranah abstrak, terkait
dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri bertindak se-
cara efektif dan kreatif serta
mampu mengembangkan
prestasi sesuai bakatnya
4. Mengolah, menalar, meny-
aji, dan mencipta dalam ranah
konkret dan ranah abstrak, ter-
kait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, serta bertindak
secara efektif dan kreatif dan
mampu mengembangkan presta-
si sesuai bakatnya
gan Pengembangan Bakat yang ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kemen-
terian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pemilihan keberbakatan olahraga peserta
didik dilakukan melalui proses assesmen keber-
bakatan oleh ahli dan atau mempertimbangkan
prestasi istimewa yang telah ditunjukkannya. Ke-
lompok pengembangan bakat istimewa dikelom-
pokkan menjadi tiga kelompok.
Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang
Keberbakatan (C1); Kelompok Mata Pelajaran
Dasar Program Spesialisasi Keberbakatan (C2);
Kelompok Mata Pelajaran Paket Prestasi (C3).
Kelompok matapelajaran keberbakatan
disusun sesuai dengan kurikulum SMA untuk
mata pelajaran wajib A dan B dan kelompok
mata pelajaran keberbakatan. Perbedaan ini ter-
kait dengan penamaan sekolah jenis Sekolah me-
nengah keberbakatan (Olahraga) yakni sederajat
dengan SMA. Untuk itu perlu payung hukum be-
rupa Permendiknas tersendiri.
Pilihan Kelompok Keberbakatan
Matapelajaran kelompok Keberbakatan
yang dikembangkan di Sekolah Menengah Ke-
berbakatan, ditentukan dengan mempertimban-
33
Khoirul Huda, Agus Kristiyanto, Muchsin Doewes - Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum di Sekolah Menen-
Matapelajaran serta KD pada kelompok
C2 dan C3 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan untuk menyesuaikan Bakat Isti-
mewa yang dikembangkan.
Matapelajaran keberbakatan, merupakan
kegiatan olahraga dengan komposisi 50 teori dan
50 % praktek.
Ekstrakurikuler (Pengembangan Diri)
Kegiatan Ekstrakurikuler mengacu pada
Pedoman Program Ekstrakurikuler yang dikem-
bangkan di sekolah, diluar ekstrakurikuler ke-
berbakatan (Pramuka, KIR, PASKIBRA, UKS,
PMR, dll). Wajib diikuti peserta didik maksimal
1 kegiatan
Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan ke-
giatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu
minggu, satu semester, dan satu tahun pembela-
jaran. Beban belajar di Sekolah Keberbakatan
dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu.
Beban belajar satu minggu Kelas X adalah
48 jam pembelajaran. Beban belajar satu minggu
Kelas XI dan XII adalah 48 jam pembelajaran.
Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 45
menit.
Beban belajar di Kelas X, XI, dan XII da-
lam satu semester paling sedikit 18 minggu dan
paling banyak 20 minggu. Beban belajar di kelas
XII pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu
dan paling banyak 20 minggu. Beban belajar di
kelas XII pada semester genap paling sedikit 14
minggu dan paling banyak 16 minggu. Beban be-
lajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36
minggu dan paling banyak 40 minggu.
Setiap satuan pendidikan boleh menam-
bah jam belajar per minggu berdasarkan pertim-
bangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau
kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor
lain yang dianggap penting.
Evaluasi Pembelajaran
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendi-
dikan dilakukan untuk menilai pencapaian kom-
petensi peserta didik pada mata pelajaran Wajib
dan Pilihan. Penilaian tersebut meliputi kegiatan
sebagai berikut:
Menyelenggarakan ujian sekolah, Ujian
Nasional dan menentukan kelulusan peserta di-
dik dari ujian sekolah serta Ujian Nasional sesu-
ai dengan POS.
Menyelenggarakan Ujian Sekolah Keber-
bakatan Olahraga dan Ujian Nasional Keberba-
katan Olahraga (meliputi Teori dan Praktik In-
Tabel 2. Matapelajaran Sekolah keberbakatan
MATAPELAJARAN
X
ALOKASI WAKTU
PER MINGGU
XI XII
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4
4 Matematika 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
1 Seni Budaya 2 2 2
2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3
3 Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu 24 24 24
Kelompok C (Pilihan)
C1 Dasar Bidang keberbakatan 6 4 -
C2 Dasar Program Spesialisasi Keberbakatan 10 8 6
C3 Paket Prestasi 8 14 18
JUMLAH JAM PELAJARAN YANG HARUS DITEMPUH PERMING-
GU
48 48 48
Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. Volume 6. Nomor 1. Edisi Juni 2016
34
duk Olahraga).
SIMPULAN
SMA Keberbakatan Olahraga merupakan
salah satu alternatif jalur pendidikan menengah
yang diharapkan dapat memberikan peluang dan
kesempatan bagi peserta didik untuk mengem-
bangkan potensi akademik dan bakat olahraga-
nya secara maksimal. SMA Keberbakatan Olah-
raga sebagai salah satu upaya yang dilakukan
oleh Pemerintah dengan dukungan dari Pemerin-
tah Daerah, serta kalangan akademisi dan Prak-
tisi akan dapat berhasil, apabila seluruh kalangan
dapat bersinergi secara positif mendukung kebi-
jakan dan implementasi kurikulum SMA Keber-
bakatan Olahraga.
Untuk mewujudkan implementasi kuriku-
lum SMA Keberbakatan Olahraga, maka diper-
lukan tindak lanjut sebagai berikut: Menyusun
draf rancangan Permendikbud tentang Impele-
mentasi Kurikulum SMA Keberbakatan Olah-
raga dan Pedoman yang akan digunakan untuk
mendukung implementasi Kurikulum Keberba-
katan Olahraga. Merumuskan Panduan Umum
Sekolah keberbakatan Olahraga sebagai acuan
operasional bagi SMA Keberbakatan Olahraga.
Menyusun Kompetensi Dasar untuk bidang mata
pelajaran Olahraga yang menjadi pilihan sesuai
bakat. Kompetensi Dasar ini merupakan turunan
dari Kompetensi Inti yang telah tertuang dalam
Struktur Kurikulum Menyusun Silabus dan ba-
han ajar bidang mata pelajaran Olahraga yang
menjadi pilihan sesuai bakat. Melakukan koor-
dinasi teknis dengan Ditjen Pendidikan Dasar
dalam pola rekrutmen peserta didik, Melakukan
sinkronisasi dan koordinasi dengan Ditjen Pendi-
dikan Tinggi dan, Kemenpora. KONI, dll
DAFTAR PUSTAKA
Agus Mahendra. 2010. Artikel Pokok-Pokok Pikiran Manaje-
men Kelas Olahraga. Asdep Penerapan Iptek Keo-
lahragaan Deputi Bidang Peningkatan Prestasi
Olahraga Kementerian Pemuda Dan Olahraga Re-
publik Indonesia.
Depdiknas. (2003). Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Dep-
diknas
_______. (2006). Peraturan Menteri Nomor 34 tahun 2006 ten-
tang Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang Memiliki
Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa. Jakarta:
Depdiknas
Direktorat PK dan LK Dikmen. (2013). Permendiknas No
69 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum SMA/MA. Jakarta. Kementerian Pendi-
dikan Nasional.
Direktorat PK dan LK Dikmen. (2013). Permendiknas No.
70 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum SMK/MAK dan diselaraskan untuk kebu-
tuhan Pendidikan Layanan Khusus Bakat Olahraga.
Jakarta. Kementerian Pendidikan Nasional.
Kemenpora. (2005) . Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta: Ke-
menpora.
Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta
Sumaryanto. (2010). Pengelolaan Pendidikan Kelas Khu-
sus Istimewa Olahraga menuju tercapainya Presta-
si Olahraga. Makalah, dipresentasikan dalam acara
program Kelas Khusus Olahraga di SMA N 4 Yo-
gyakarta pada 16 Juli 2010. Yogyakarta: FIK UNY

More Related Content

Similar to Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum di Sekolah Menengah.pdf

05. permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kuri...
05. permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kuri...05. permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kuri...
05. permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kuri...
Pratama Handayani
 
083911004_bab2.pdf
083911004_bab2.pdf083911004_bab2.pdf
083911004_bab2.pdf
erlyn22
 
Pdk 2013-69-kerangka-dasar-kurikulum-kompetensi-sma
Pdk 2013-69-kerangka-dasar-kurikulum-kompetensi-smaPdk 2013-69-kerangka-dasar-kurikulum-kompetensi-sma
Pdk 2013-69-kerangka-dasar-kurikulum-kompetensi-sma
Maz Anyz
 
03 permendikbud nomor 69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
03 permendikbud nomor 69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...03 permendikbud nomor 69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
03 permendikbud nomor 69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
Hj.Dini Indriani,M.Pd
 
Lampiran i permen nomor 57 tahun 2014 a
Lampiran i permen nomor 57 tahun 2014 aLampiran i permen nomor 57 tahun 2014 a
Lampiran i permen nomor 57 tahun 2014 a
KKGPAI KAB. BANGKALAN
 
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
Irma Muthiara Sari
 
Permen tahun2013 nomor67_lampiran
 Permen tahun2013 nomor67_lampiran Permen tahun2013 nomor67_lampiran
Permen tahun2013 nomor67_lampiran
sujiman ae
 
07. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-69-th-2013-ttg-kurikulum-sma-ma
07. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-69-th-2013-ttg-kurikulum-sma-ma07. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-69-th-2013-ttg-kurikulum-sma-ma
07. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-69-th-2013-ttg-kurikulum-sma-ma
dimas hartono
 
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
Irma Muthiara Sari
 
1.4. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
1.4. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts1.4. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
1.4. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
Amrizal Ahmad
 

Similar to Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum di Sekolah Menengah.pdf (20)

Kurikulum 2013 sma
Kurikulum 2013 smaKurikulum 2013 sma
Kurikulum 2013 sma
 
implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada pembelajaran ipa di sd ...
implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada pembelajaran ipa di sd ...implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada pembelajaran ipa di sd ...
implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada pembelajaran ipa di sd ...
 
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
 
01 permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
01 permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...01 permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
01 permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
 
05. permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kuri...
05. permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kuri...05. permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kuri...
05. permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kuri...
 
Sistem penilaian dalam_kurikulum_2013
Sistem penilaian dalam_kurikulum_2013Sistem penilaian dalam_kurikulum_2013
Sistem penilaian dalam_kurikulum_2013
 
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHOPembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
 
Ipa smp 7 guru
Ipa smp 7 guruIpa smp 7 guru
Ipa smp 7 guru
 
083911004_bab2.pdf
083911004_bab2.pdf083911004_bab2.pdf
083911004_bab2.pdf
 
Pdk 2013-69-kerangka-dasar-kurikulum-kompetensi-sma
Pdk 2013-69-kerangka-dasar-kurikulum-kompetensi-smaPdk 2013-69-kerangka-dasar-kurikulum-kompetensi-sma
Pdk 2013-69-kerangka-dasar-kurikulum-kompetensi-sma
 
03 permendikbud nomor 69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
03 permendikbud nomor 69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...03 permendikbud nomor 69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
03 permendikbud nomor 69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
 
Lampiran i permen nomor 57 tahun 2014 a
Lampiran i permen nomor 57 tahun 2014 aLampiran i permen nomor 57 tahun 2014 a
Lampiran i permen nomor 57 tahun 2014 a
 
Buku Guru IPA Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru IPA Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku Guru IPA Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru IPA Kelas VII SMP Kurikulum 2013
 
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
 
Permen tahun2013 nomor67_lampiran
 Permen tahun2013 nomor67_lampiran Permen tahun2013 nomor67_lampiran
Permen tahun2013 nomor67_lampiran
 
Paradigma Baru Alur Pengembangan Kurikulum Merdeka.pptx
Paradigma Baru Alur Pengembangan Kurikulum Merdeka.pptxParadigma Baru Alur Pengembangan Kurikulum Merdeka.pptx
Paradigma Baru Alur Pengembangan Kurikulum Merdeka.pptx
 
04. b. salinan lampiran permendikbud no. 69 th 2013 ttg kurikulum sma ma
04. b. salinan lampiran permendikbud no. 69 th 2013 ttg kurikulum sma ma04. b. salinan lampiran permendikbud no. 69 th 2013 ttg kurikulum sma ma
04. b. salinan lampiran permendikbud no. 69 th 2013 ttg kurikulum sma ma
 
07. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-69-th-2013-ttg-kurikulum-sma-ma
07. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-69-th-2013-ttg-kurikulum-sma-ma07. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-69-th-2013-ttg-kurikulum-sma-ma
07. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-69-th-2013-ttg-kurikulum-sma-ma
 
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
 
1.4. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
1.4. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts1.4. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
1.4. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
 

Recently uploaded

Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
AvivThea
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
putrisari631
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Khiyaroh1
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
aji guru
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptx
Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptxPpt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptx
Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptx
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum di Sekolah Menengah.pdf

  • 1. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Volume 6. Nomor 1. Edisi Juni 2016. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/miki Artikel Penelitian Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum di Sekolah Menengah atas Keberbakatan Olahraga Khoirul Huda, Agus Kristiyanto, Muchsin Doewes Universitas Sebelas Maret, Indonesia Diterima: April 2016. Disetujui: Mei 2016. Dipublikasikan: Juni 2016 © Universitas Negeri Semarang 2016 Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk menemukan kebenaran tentang kerang- ka dasar kurikulum Sekolah Menengah Atas Keberbakatan Olahraga (2) Untuk menemukan kebenaran tentang struktur kurikulum Seko- lah Menengah Atas Keberbakatan Olahraga. Lokasi penelitian di SMA Muhammadiyah 1 Klaten, SMA Negeri 1 Wonogiri, SMA Negeri 1 Slogohimo. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Teknik pengum- pulan data dengan menggunakan teknik pen- gumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada general. Hasil penelitian ada- lah (1) kerangka dasar kurikulum Sekolah Me- nengah Atas Keberbakatan Olahraga, mengacu pada Kurikulum 2013 baik secara filosofis mau- pun teoretis. (2) struktur kurikulum sekolah ke- berbakatan terdiri atas Kompetensi inti, Mata Pelajaran, Beban Belajar dan Evaluasi Pembe- lajaran. Kesimpulan bahwa SMA Keberbakatan Olahraga merupakan salah satu alternatif jalur pendidikan menengah yang diharapkan dapat memberikan peluang dan kesempatan bagi pe- serta didik untuk mengembangkan potensi aka- demik dan bakat olahraganya secara maksimal. SMA Keberbakatan Olahraga sebagai salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dengan dukungan dari Pemerintah Daerah, serta kalan- gan akademisi dan Praktisi akan dapat berhasil, apabila seluruh kalangan dapat bersinergi secara positif mendukung kebijakan dan implementasi kurikulum SMA Keberbakatan Olahraga. Kata Kunci: kerangka dasar kurikulum, struk- tur kurikulum, sekolah keberbakatan PENDAHULUAN Kehadiran Sekolah Keberbakatan, meru- pakan momentum yang sangat penting bagi per- kembangan dunia pendidikan di Indonesia. Jenis sekolah ini diharapkan dapat menampung anak- anak dengan bakat istimewa, khususnya olahra- ga, sehingga bakat yang menonjol tersebut dapat dikembangkan secara optimal yang pada giliran- nya dapat memberi manfaat bagi kehidupan anak yang bersangkutan. Pendidikan khusus bagi anak-anak dengan bakat istimewa tersebut pada dasarnya merupa- kan amanat UU No. 20 tahun 2003 pasal 32 ayat 1 yang menyebutkan pendidikan khusus merupa- kan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Secara lebih rinci, sesuai dengan PP No. 17 Tahun 2010 sebagaimana diubah dalam PP No. 66 Tahun 2010 pasal 135, disebutkan bah- wa Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat is- timewa dapat diselenggarakan pada satuan pen- didikan formal TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat. Jadi sangat memeungkinkan untuk membangun sekolah menengah atas bagi mereka yang memiliki bakat istimewa. Dalam hal ini, Se- kolah menengah Keberbakatan, lebih cenderung berbentuk SMA plus, berupa SMA Keberbakatan Olahraga atau SMA Keberbakatan Seni. Mengingat tahun 2013 yang lalu bertepa- tan dengan implementasi Kurikulum 2013, maka kurikulum yang diterapkan di SMA Keberbaka- tan mengacu pada Kurikulum 2013. Landasan Hukum Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas ke- berbakatan adalah sebagai berikut: Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; p-ISSN 2088-6802 | e-ISSN 2442-6830
  • 2. 29 Khoirul Huda, Agus Kristiyanto, Muchsin Doewes - Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum di Sekolah Menen- Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituang- kan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan seba- gaimana telah diubah dengan Peraturan Peme- rintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2010 tentang Perubahan PP No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendi- dikan; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebu- dayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Nasio- nal; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebu- dayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebu- dayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Proses; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebu- dayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kompe- tensi Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA; Tambahan: 3. UU No 3 th 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati Metode penelitian yang akan digu- nakan adalah metode penelitian kualitatif. meto- de penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah ekspe- rimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan seca- ra triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih me- nekankan makna dari pada general (Sugiyono, 2010) Lokasi penelitian adalah di 3 SMA Kelas Khusus Bakat Istimewa Olahraga di Eks Kare- sidenan Surakarta tahun pelajaran 2016/2017 yaitu SMA Negeri 1 Wonogiri, SMA Negeri 1 Slogohimo dan SMA Muhammadiyah 1 Klaten. Penelitian ini dilakukan selama lima bulan, mu- lai dari perijinan sampai pelaporan, yang dimulai pada bulan November 2016 sampai dengan April 2017. Teknik pengumpulan data melalui observa- si (pengamatan), interview (wawancara), doku- mentasi, kuesioner dan triangulasi (gabungan). Teknik analisis data dilakukan dengan cara data yang diperoleh dari penelitian dianali- sis dengan mereduksi data yang hanya meyajikan pokok-pokok temuan yang penting, kemudian menyusun sajian data yang berupa cerita sisti- matis yang logis. Pada waktu pengumpulan data sudah berakhir, peneliti mulai melakukan usaha untuk menarik kesimpulan dan verifikasinya berdasar semua hal yang terdapat dalam reduksi maupun sajian datanya. HASIL DAN PEMBAHASAN Kerangka Dasar Kerangka Dasar Kurikulum Sekolah Me- nengah Atas Keberbakatan Olahraga, mengacu pada Kurikulum 2013 baik secara filosofis mau- pun teoretis. Secara lebih rinci kerangka dasar Kurikulum Sekolah Menengah Atas Keberbaka- tan Olahraga adalah sebagai berikut: Landasan Filosofis Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang ter- cantum dalam tujuan pendidikan nasional. Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesi- fik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Ber- dasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 (Sekolah Menengah Atas Keberbakatan Olahraga) dikem- bangkan menggunakan filosofi sebagai berikut: Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadi- kan Kurikulum 2013 (Sekolah Menengah Atas Keberbakatan Olahraga) dikembangkan berdas- arkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidu- pan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mem- persiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian (bangsa dan
  • 3. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. Volume 6. Nomor 1. Edisi Juni 2016 30 Negara) kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama sua- tu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kuri- kulum 2013 (Sekolah Menengah Atas Keberba- katan Olahraga) mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus ter- muat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peser- ta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlan- gan akademik dengan memberikan makna terha- dap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai den- gan tingkat kematangan psikologis serta kema- tangan fisik peserta didik. Selain mengembang- kan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 (Sekolah Menengah Atas Keberbakatan Olahraga) mem- posisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini. Pendidikan ditujukan untuk mengembang- kan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik, melalui pendidikan disiplin ilmu. Fi- losofi ini menentukan bahwa isi kurikulum ada- lah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pem- belajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemam- puan intelektual dan kecemerlangan akademik. Pendidikan juga ditujukan untuk mengem- bangkan potensi non akademik peserta didik, melalui pendidikan pelatihan yang terpola dan terprogram guna menghasilkan prestasi sesu- ai bakat yang dimiliki peserta didik. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah serang- kaian program kegiatan pelatihan. Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki program lati- han sesuai dengan bakat yang mengarah pada pencapaian prestasi. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelek- tual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk memban- gun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructi- vism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 (Se- kolah Menengah Atas Keberbakatan Olahraga) bermaksud untuk mengembangkan potensi pe- serta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di ma- syarakat, dan untuk membangun kehidupan ma- syarakat demokratis yang lebih baik. Dengan demikian, Kurikulum 2013 (Se- kolah Menengah Atas Keberbakatan Olahraga) menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berko- munikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat ma- nusia. Landasan Teoritis Kurikulum 2013 (Sekolah Menengah Atas Keberbakatan Olahraga) dikembangkan atas teo- ri “pendidikan berdasarkan standar” (standard- based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetap- kan adanya standar nasional sebagai kualitas mi- nimal warga negara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, stan- dar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pen- didikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas- luasnya bagi peserta didik dalam kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampi- lan, dan bertindak. Kurikulum 2013 (Sekolah Menengah Atas Keberbakatan Olahraga) menganut: (1) pembela- jaan (pembelajaran) yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikem- bangkan berupa kegiatan pembelajaran di seko- lah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman be-
  • 4. 31 Khoirul Huda, Agus Kristiyanto, Muchsin Doewes - Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum di Sekolah Menen- lajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum. Struktur Kurikulum Dengan diberlakukannya Kurikulum 2013, maka Struktur Kurikulum Sekolah Keberbakatan dapat mengadopsi Struktur Kurikulum SMA/ MA sesuai dengan Permendikbud No. 69 Tahun 2013 atau Struktur Kurikulum SMK/MAK se- suai dengan Permendikbud No. 70 Tahun 2013 dengan beberapa penyesuaian sesuai dengan keunikan dan layanan khusus bagi anak berbakat bidang olahraga. Idealnya, Struktur Kurikulum Sekolah Keberbakatan terdiri atas Kompetensi inti, Mata Pelajaran, dan Beban Belajar. Adapun secara rinci adalah sebagai berikut: Kompetensi Inti Kompetensi inti dirancang berdasarkan tahapan kompetensi keberbakatan peserta didik. Melalui kompetensi inti, diharapkan integrasi vertikal berbagai kompetensi pada peserta didik dapat diimplementasikan dalam kehidupan seha- ri-hari. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut: Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual; Kompeten- si Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial; Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan Kompetensi Inti-4 (KI-4) un- tuk kompetensi inti keterampilan. Sebagai bahan perbandingan, berikut Uraian Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah Keberbakatan, dapat dilihat pada Ta- bel 1. Struktur Kurikulum Dan Mata Pelajaran Konsep Struktur Kurikulum Sekolah Ke- berbakatan mengacu pada konsep kesamaan muatan antara Sekolah Menengah Atas/Mad- rasah Aliyah dan Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan. Struktur Kurikulum Sekolah Keberbakatan, terdiri atas Kelompok Matapelajaran Wajib dan Matapelajaran Pili- han. Struktur Kurikulum Sekolah Keberbaka- tan seperti pendidikan menengah lainnya disu- sun dalam tiga kelompok yakni kelompok Dasar Bidang Keberbakatan (C1), Dasar Program Spe- sifikasi Keberbakatan (C2), dan Paket Prestasi (C3). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2. Matapelajaran Pilihan memiliki karakte- ristik khas yang memberi corak kepada fungsi satuan pendidikan, yang di didalamnya terdapat pilihan sesuai dengan minat peserta didik. Struk- tur ini menerapkan prinsip bahwa peserta didik merupakan subjek dalam belajar yang memiliki hak untuk memilih Matapelajaran sesuai dengan minatnya. Kurikulum Sekolah Keberbakatan diran- cang dengan pandangan bahwa Sekolah Keber- bakatan pada dasarnya adalah pendidikan me- nengah, pembedanya dari SMA dan SMK hanya pada pengakomodasian didasarkan pada bakat istimewa peserta didik. Oleh karena itu, struk- tur umum Sekolah Keberbakatan sama dengan struktur umum SMA/SMK, yakni ada tiga ke- lompok Mata pelajaran: Kelompok A, B, dan C. Matapelajaran Kelompok A dan C ada- lah kelompok matapelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat. Matapelajaran Ke- lompok B adalah kelompok matapelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat dan da- pat dilengkapi dengan muatan lokal yang dikem- bangkan oleh pemerintah daerah. Kelompok Matapelajaran Wajib Kelompok Matapelajaran Wajib merupa- kan bagian dari pendidikan umum yaitu pendidi- kan bagi semua warganegara bertujuan membe- rikan pengetahuan tentang bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk mengem- bangkan kehidupan pribadi peserta didik, masya- rakat dan bangsa. Struktur kelompok matapelajaran wajib dalam kurikulum Sekolah Menengah Atas yaitu Matapelajaran kelompok A dan B seperti pada Tabel 2. Uraian rinci mengenai Matapelajaran Wa- jib adalah sebagai berikut: Satu jam pelajaran ta- tap muka 45 menit per minggu dan mapel yang memiliki alokasi waktu belajar 2 jp/minggu be- rarti memiliki beban belajar tatap muka 2 X 45 menit per minggu; mapel yang memiliki alokasi waktu belajar 3jp/minggu berarti memiliki beban belajar tatap muka 3 X 45 menit per minggu; dan seterusnya Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu dari yang telah ditetapkan dalam struktur di atas Kegiatan ekstra kurikuler terdiri atas Pra- muka (wajib), UKS, PMR, dan lainnya sesuai dengan kebutuhan peserta didik di masing-ma- sing satuan. Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah minimal yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Kelompok Matapelajaran Keberbakatan
  • 5. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. Volume 6. Nomor 1. Edisi Juni 2016 32 Tabel 1. Kompetensi Inti Sekolah Menengah Keberbakatan KELAS X KELAS XI KELAS XII 1. Menghayati dan mengamal- kan ajaran agama yang dianut- nya 1. Menghayati dan mengamal- kan ajaran agama yang dianut- nya 1. Menghayati dan mengamal- kan ajaran agama yang dianut- nya 2. Menghayati dan mengamal- kan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, da- mai), santun, responsif dan pro- aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif den- gan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 2. Menghayati dan mengamal- kan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan si- kap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efek- tif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menem- patkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 2. Menghayati dan mengamal- kan perilaku jujur, disiplin, tang- gungjawab, peduli (gotong roy- ong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam men- empatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahu- nya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, dalam bidang sesuai bakatnya untuk memecahkan masalah 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengeta- huan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahun- ya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, dalam bidang sesuai bakatnya untuk mem- ecahkan masalah. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif ber- dasarkan rasa ingin tahunya ten- tang ilmu pengetahuan, teknolo- gi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, , dalam bidang sesuai bakatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan me- nyaji, dalam ranah konkrit dan ranah abstrak, terkait dengan pengembangan dari yang dipe- lajarinya di sekolah secara man- diri dan mampu mengembang- kan prestasi sesuai bakatnya 4. Mengolah, menalar, dan menyaji, dalam ranah konkrit dan ranah abstrak, terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri bertindak se- cara efektif dan kreatif serta mampu mengembangkan prestasi sesuai bakatnya 4. Mengolah, menalar, meny- aji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak, ter- kait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, serta bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu mengembangkan presta- si sesuai bakatnya gan Pengembangan Bakat yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kemen- terian Pendidikan dan Kebudayaan. Pemilihan keberbakatan olahraga peserta didik dilakukan melalui proses assesmen keber- bakatan oleh ahli dan atau mempertimbangkan prestasi istimewa yang telah ditunjukkannya. Ke- lompok pengembangan bakat istimewa dikelom- pokkan menjadi tiga kelompok. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Keberbakatan (C1); Kelompok Mata Pelajaran Dasar Program Spesialisasi Keberbakatan (C2); Kelompok Mata Pelajaran Paket Prestasi (C3). Kelompok matapelajaran keberbakatan disusun sesuai dengan kurikulum SMA untuk mata pelajaran wajib A dan B dan kelompok mata pelajaran keberbakatan. Perbedaan ini ter- kait dengan penamaan sekolah jenis Sekolah me- nengah keberbakatan (Olahraga) yakni sederajat dengan SMA. Untuk itu perlu payung hukum be- rupa Permendiknas tersendiri. Pilihan Kelompok Keberbakatan Matapelajaran kelompok Keberbakatan yang dikembangkan di Sekolah Menengah Ke- berbakatan, ditentukan dengan mempertimban-
  • 6. 33 Khoirul Huda, Agus Kristiyanto, Muchsin Doewes - Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum di Sekolah Menen- Matapelajaran serta KD pada kelompok C2 dan C3 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyesuaikan Bakat Isti- mewa yang dikembangkan. Matapelajaran keberbakatan, merupakan kegiatan olahraga dengan komposisi 50 teori dan 50 % praktek. Ekstrakurikuler (Pengembangan Diri) Kegiatan Ekstrakurikuler mengacu pada Pedoman Program Ekstrakurikuler yang dikem- bangkan di sekolah, diluar ekstrakurikuler ke- berbakatan (Pramuka, KIR, PASKIBRA, UKS, PMR, dll). Wajib diikuti peserta didik maksimal 1 kegiatan Beban Belajar Beban belajar merupakan keseluruhan ke- giatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembela- jaran. Beban belajar di Sekolah Keberbakatan dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu Kelas X adalah 48 jam pembelajaran. Beban belajar satu minggu Kelas XI dan XII adalah 48 jam pembelajaran. Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 45 menit. Beban belajar di Kelas X, XI, dan XII da- lam satu semester paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu. Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu. Beban belajar di kelas XII pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling banyak 16 minggu. Beban be- lajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak 40 minggu. Setiap satuan pendidikan boleh menam- bah jam belajar per minggu berdasarkan pertim- bangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting. Evaluasi Pembelajaran Penilaian hasil belajar oleh satuan pendi- dikan dilakukan untuk menilai pencapaian kom- petensi peserta didik pada mata pelajaran Wajib dan Pilihan. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut: Menyelenggarakan ujian sekolah, Ujian Nasional dan menentukan kelulusan peserta di- dik dari ujian sekolah serta Ujian Nasional sesu- ai dengan POS. Menyelenggarakan Ujian Sekolah Keber- bakatan Olahraga dan Ujian Nasional Keberba- katan Olahraga (meliputi Teori dan Praktik In- Tabel 2. Matapelajaran Sekolah keberbakatan MATAPELAJARAN X ALOKASI WAKTU PER MINGGU XI XII Kelompok A (Wajib) 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 Matematika 4 4 4 5 Sejarah Indonesia 2 2 2 6 Bahasa Inggris 2 2 2 Kelompok B (Wajib) 1 Seni Budaya 2 2 2 2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3 3 Kewirausahaan 2 2 2 Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu 24 24 24 Kelompok C (Pilihan) C1 Dasar Bidang keberbakatan 6 4 - C2 Dasar Program Spesialisasi Keberbakatan 10 8 6 C3 Paket Prestasi 8 14 18 JUMLAH JAM PELAJARAN YANG HARUS DITEMPUH PERMING- GU 48 48 48
  • 7. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. Volume 6. Nomor 1. Edisi Juni 2016 34 duk Olahraga). SIMPULAN SMA Keberbakatan Olahraga merupakan salah satu alternatif jalur pendidikan menengah yang diharapkan dapat memberikan peluang dan kesempatan bagi peserta didik untuk mengem- bangkan potensi akademik dan bakat olahraga- nya secara maksimal. SMA Keberbakatan Olah- raga sebagai salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dengan dukungan dari Pemerin- tah Daerah, serta kalangan akademisi dan Prak- tisi akan dapat berhasil, apabila seluruh kalangan dapat bersinergi secara positif mendukung kebi- jakan dan implementasi kurikulum SMA Keber- bakatan Olahraga. Untuk mewujudkan implementasi kuriku- lum SMA Keberbakatan Olahraga, maka diper- lukan tindak lanjut sebagai berikut: Menyusun draf rancangan Permendikbud tentang Impele- mentasi Kurikulum SMA Keberbakatan Olah- raga dan Pedoman yang akan digunakan untuk mendukung implementasi Kurikulum Keberba- katan Olahraga. Merumuskan Panduan Umum Sekolah keberbakatan Olahraga sebagai acuan operasional bagi SMA Keberbakatan Olahraga. Menyusun Kompetensi Dasar untuk bidang mata pelajaran Olahraga yang menjadi pilihan sesuai bakat. Kompetensi Dasar ini merupakan turunan dari Kompetensi Inti yang telah tertuang dalam Struktur Kurikulum Menyusun Silabus dan ba- han ajar bidang mata pelajaran Olahraga yang menjadi pilihan sesuai bakat. Melakukan koor- dinasi teknis dengan Ditjen Pendidikan Dasar dalam pola rekrutmen peserta didik, Melakukan sinkronisasi dan koordinasi dengan Ditjen Pendi- dikan Tinggi dan, Kemenpora. KONI, dll DAFTAR PUSTAKA Agus Mahendra. 2010. Artikel Pokok-Pokok Pikiran Manaje- men Kelas Olahraga. Asdep Penerapan Iptek Keo- lahragaan Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda Dan Olahraga Re- publik Indonesia. Depdiknas. (2003). Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Dep- diknas _______. (2006). Peraturan Menteri Nomor 34 tahun 2006 ten- tang Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa. Jakarta: Depdiknas Direktorat PK dan LK Dikmen. (2013). Permendiknas No 69 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA. Jakarta. Kementerian Pendi- dikan Nasional. Direktorat PK dan LK Dikmen. (2013). Permendiknas No. 70 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MAK dan diselaraskan untuk kebu- tuhan Pendidikan Layanan Khusus Bakat Olahraga. Jakarta. Kementerian Pendidikan Nasional. Kemenpora. (2005) . Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta: Ke- menpora. Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sumaryanto. (2010). Pengelolaan Pendidikan Kelas Khu- sus Istimewa Olahraga menuju tercapainya Presta- si Olahraga. Makalah, dipresentasikan dalam acara program Kelas Khusus Olahraga di SMA N 4 Yo- gyakarta pada 16 Juli 2010. Yogyakarta: FIK UNY