SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
Informatika Mulawarman : Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer Vol. 13, No. 1 Februari 2018 7
e-ISSN 2597-4963 dan p-ISSN 1858-4853
OPTIMASI RUTE UNTUK SOFTWARE DEFINED NETWORKING-
WIDE AREA NETWORK (SDN-WAN) DENGAN OPENFLOW
PROTOCOL
Estu Rizky Huddiniah1), Eristya Maya Safitri2), Satrio Adi Priyambada3),
Muhammad Nasrullah4), Nisa Dwi Angresti5)
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 60111, Indonesia
E-Mail : esturizky@gmail.com1
, eristyamaya@gmail.com2
, satrio.priyambada@gmail.com3
,
em.nashrul@gmail.com4
, nisa.dwi.angresti@gmail.com5
ABSTRAK
Semakin berkembangnya teknologi saat ini berbanding lurus dengan kebutuhan akan proses mengelola dan
monitoring jaringan yang lebih efektif dan efisien. TE (Traffic Engineering) dikembangkan untuk
mengoptimalkan arus data dalam jaringan untuk memenuhi tingkat QoS (Quality of Services) dalam penggunaan
jaringan. Namun, TE memiliki tantangan dalam hal kompleksitas komunikasi dan algoritma yang dapat
meningkatkan kebutuhan akan sumber daya jaringan. SDN (Software Defined Networking) merupakan suatu
teknologi jaringan terbaru untuk mengatasi tantangan yang ada pada TE. Dengan pengaturan secara terpusat
(centralized control) dan lebih fleksible, SDN secara signifikan dapat memangkas penggunaan sumber daya
jaringan komunikasi yang dibutuhkan untuk kebermanfaatan sumber daya jaringan secara keseluruhan. Makalah
ini akan mengulas beberapa literatur terkait metode optimasi routing pada jaringan dengan menggunakan
teknologi SDN yang berfokus pada SDN-WAN (Software Defined Networking – Wide Area Network).
Kata Kunci : Optimasi Rute, Wide Area Network (WAN), Software Defined Networking (SDN)
1. PENDAHULUAN
Jaringan Konvensional memiliki mekanisme
control pendistribusian yang sangat rumit, dimana
setiap protokol dan algoritma routing perlu
dieksekusi pada masing-masing node. Hal tersebut
dilakukan untuk mencari rute terbaik dari hulu ke
hilir dan menyeimbangkan dari penggunaan sumber
daya jaringan [1].
Perkembangan teknologi jaringan yang pesat
membuat proses mengelola dan monitoring jaringan
menjadi semakin kompleks. TE (Traffic
Engineering) dikembangkan untuk mengatasi
permasalahan tersebut, dimana TE bertugas untuk
mengoptimalkan dan monitoring arus data dalam
jaringan. TE berfungsi untuk memenuhi tingkat
QoS (Quality of Services) dan menyediakan sumber
daya yang lebih efisien dalam penggunaan jaringan
[2]. Namun, dalam pelaksanaannya TE
menghadapai dua tantangan utama dalam hal
komunikasi dan sumber daya jaringan.
Pada TE teknik flow-base yang digunakan
menyebabkan adanya penambahan komunikasi
untuk dijadikan mereservasi jalur (path) resource.
Selain itu, algoritma routing yang diterapkan
membuat proses mengelola sumber daya yang
tersedia dan pemanfaatannya menjadi lebih berat
[3]. Hal tersebut mengakibatkan adanya
peningkatan kebutuhan untuk membangun
komunikasi dan memperbarui database yang mana
juga akan mengakibatkan peningkatan jumlah
penggunaan sumber daya dalam komunikasi pada
jaringan.
TE menggunakan algoritma yang memiliki
kompleksitas komputasi yang cukup tinggi baik
diukur dari segi ruang dan waktu. Tingkat
kompleksitas komputasi tersebut mengonsumsi
sumber daya jaringan cukup besar pada jaringan
yang mengakibatkan sulitnya memenuhi kebutuhan
untuk tiap-tiap node dalam jaringan [2].
SDN (Software Defined Networking)
merupakan suatu paradigma pembangunan jaringan
teknologi terbaru untuk mengatasi tantangan yang
ada pada mekanisme jaringan pada TE. SDN
memisahkan unsur-unsur abstrak pada
telekomunikasi dalam sebuah infrastruktur yang
terukur dan terpusat, dimana kontrol jaringan
(control-plane) berfungsi untuk menangani
penentuan forwarding traffic terpisah dari data-
plane sehingga memudahkan dalam proses
mengatur, mengelola dan memonitoring jaringan
[4].
Keunggulan utama dalam penerapan SDN
pada jaringan adalah SDN dapat secara signifikan
meminimalisasi sumber daya jaringan komunikasi
yang dibutuhkan untuk kebermanfaatan sumber
daya jaringan secara keseluruhan [3]. SDN
memiliki kemampuan untuk melakukan pengaturan
secara terpusat (centralized control) untuk
mengurangi jumlah permintaan otoritas akses
informasi pada jaringan. SDN mengurangi biaya
yang dibutuhkan dalam komunikasi pada jaringan
dengan menggunakan interface antara node jaringan
dan protokol yang berfungsi untuk memungkinkan
adanya komunikasi antara control-plane dengan
data-plane [3] [5]. Protokol yang paling sering
8 Vol. 13, No. 1 Februari 2018 Informatika Mulawarman : Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer
e-ISSN 2597-4963 dan p-ISSN 1858-4853
digunakan adalah OpenFlow. OpenFlow terdiri atas
counter yang menunjukkan keadaan lintasan,
konektivitas, dan arus yang ada pada jaringan dari
hulu ke hilir [3].
SDN juga dapat meningkatkan fleksibilitas
dalam penggunaan algoritma routing pada jaringan
dengan mengubah mekanisme, lokasi ataupun
frekuensi dari algoritma routing yang
diimplementasikan [6]. Secara logis, fungsi
centralized control yaitu mulai dari melakukan
reservasi jalur (path) dari titik awal hingga titik
tujuan untuk masing-masing arus data dapat
tercapai tanpa menggunakan mekanisme flow-base.
Namun, mekanisme flow-base pada SDN hanya
tersedia ketika benar-benar dibutuhkan. Selain itu,
algoritma routing hanya dapat beroperasi pada
controller dan hanya satu arus data per setiap waktu
pada skenario normal. Oleh Karena itu, dengan
adanya penerapan SDN dapat meningkatkan
ketersediaan jalur yang lebih tepat dengan delay
waktu yang rendah.
Pada makalah ini, penulis akan berfokus pada
literatur review yang mengulas terkait teknologi
SDN-WAN dengan menggunakan protokol
OpenFlow untuk mengoptimalkan routing pada
jaringan. Pada makalah ini juga akan dijelaskan
beberapa metode optimasi yang dapat digunakan
sebagai alternatif optimasi routing pada jaringan
WAN.
Makalah ini terbagi atas Pedahuluan pada
bagian 1. Bagian 2 berisikan Tinjauan Pustaka dan
penelitian terkait optimasi routing pada SDN-WAN
dengan protokol OpenFlow. Bagian 3 menjelaskan
hasil dan pembahasan dalam pengerjaan makalah
ini. Kesimpulan dari penulisan makalah ini terdapat
pada bagian 4 dan daftar pustaka pada bagian 5.
2. TINJAUAN PUSTAKA
A. SDN-WAN
Software Defined Networking – Wide Area
Network (SDN-WAN) adalah aplikasi spesifikasi
teknologi yang diterapkan pada jaringan WAN.
Jaringan WAN digunakan untuk menghubungkan
jaringan antar cabang kantor dengan jarak geografis
yang luas. WAN juga berperan menghubungkan
pusat data dengan jarak yang terpisah.
Implementasi SDN-WAN membantu melakukan
kontrol perpindahan jalur jaringan pada pengiriman
paket data dengan pendekatan berbasis software [7].
Kebutuhan pengguna dalam implementasi
WAN adalah implementasi yang bersifat fleksibel,
terbuka dan berbasis cloud-technology [8]. Hal ini
dikarenakan dibandingkan dengan menginstal
teknologi baru eksklusif WAN, aplikasi yang
berbasis cloud-technology mengeluarkan biaya
yang relatif efisien. Oleh karenanya pengembangan
SDN-WAN diterapkan karena memberikan nilai
peningkatan konektivitas dan keamanan jaringan.
Pada beberapa kasus, teknologi SDN-WAN
menggunakan koneksi broadband-internet untuk
memberikan solusi alternatif efisiensi biaya dan
meningkatkan keamanan jaringan dengan jalur
optimal yang dipilih [9]. SDN-WAN juga mampu
menghapus jalur routing yang berpotensi
menyediakan konektivitas yang mahal melalui
cloud [9]. Teknologi SDN-WAN juga memiliki
nilai fleksibilitas [10]. Hal ini dikarenakan SDN-
WAN berbasis software, maka pengguna dapat
melakukan kontrol dengan mudah sesuai
kebutuhan. Salah satu kasus yang sering terjadi
adalah peningkatan permintaan pada suatu event
tertentu. Dengan adanya sistem kontrol berbasis
software maka dapat memungkinkan pengguna
untuk melakukan pengaturan sesuai kebutuhan
jaringan secara fleksibel. Dari studi kasus
penggunaan SDN-WAN tersebut, keunggulan
SDN-WAN adalah [11]:
a. Virtualisasi dan Cloud, komponen dan entitas
jaringan hybrid - antara fisik bare metal
dengan virtual
b. Orchestration dan Scalability, kemampuan
untuk mengatur dan mengelola ribuan
perangkat melalui sebuah point of management
c. Programmability dan Automation,
kemampuan untuk mengubah behaviour
(perilaku) jaringan serta dapat melakukan
perubahan tersebut secara otomatis (sebagai
contoh adalah kemampuan troubleshooting,
perubahan policy dan lain-lain)
d. Visibility, kemampuan untuk dapat memonitor
jaringan, baik dari sisi sumber daya,
konektivitas dan lain-lain.
e. Kinerja, kemampuan untuk memaksimalkan
penggunaan perangkat jaringan, misalnya
optimasi bandwidth, load balancing, traffic
engineering dan lain-lain (berhubungan dengan
Programmability dan Scalability)
B. Routing
Routing adalah proses pada pemilihan jalur
yang dilalui oleh paket data [12]. Jalur terbaik
sesuai dengan beban jaringan, panjang datagram,
tipe layanan yang diminta dan pola lintasan. Pada
umumnya skema routing hanya mempertimbangkan
jalur terpendek untuk minimalisir biaya. Terdapat 2
bentuk routing, yaitu [13]:
a. Direct Routing (direct delivery), paket
dikirimkan dari satu mesin ke mesin lain secara
langsung (host berada pada jaringan fisik yang
sama) sehingga tidak perlu melalui mesin lain
atau gateway.
b. Indirect Routing (indirect delivery), paket
dikirimkan dari suatu mesin ke mesin yang lain
yang tidak terhubung langsung (berbeda
jaringan) sehingga paket akan melewati satu
atau lebih gateway atau network yang lain
sebelum sampai ke mesin yang dituju.
Terdapat beberapa jenis routing yaitu
minimal-routing, static-routing dan dynamic
routing [12]. Minimal-routing adalah informasi
minimum yang harus ada untuk host yang
tersambung pada suatu network [12]. Minimal-
Informatika Mulawarman : Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer Vol. 13, No. 1 Februari 2018 9
e-ISSN 2597-4963 dan p-ISSN 1858-4853
routing terbentuk pada saat konfigurasi interface.
Pada Static-routing, router meneruskan paket dari
sebuah network ke network yang lainnya
berdasarkan yang sudah ditentukan oleh
administrator. Rute pada static-routing tidak
berubah kecuali jika diubah secara manual oleh
administrator. Berikut ini adalah karakteristik dari
static-routing [14]:
a. Tidak akan mentolerir jika terjadi kesalahan
pada konfigurasi yang ada. Jika terjadi
perubahan pada jaringan atau terjadi kegagalan
sambungan antara dua atau lebih titik yang
terhubung secara langsung, arus lalu lintas
tidak akan disambungkan oleh router.
b. Konfigurasi routing jenis ini biasanya
dibangun dalam jaringan yang hanya
mempunyai beberapa router, umumnya tidak
lebih dari 2 atau 3.
c. Informasi routing diberikan oleh administrator
jaringan) secara manual.
d. satu router memiliki satu table routing
e. Jenis ini biasanya digunakan untuk jaringan
kecil dan stabil
Pada dynamic-routing, router mempelajari
sendiri rute terbaik yang akan ditempuh untuk
meneruskan paket dari sebuah network ke network
lainnya [15]. Administrator tidak menentukan rute
yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut.
Administrator hanya menentukan bagaimana cara
router mempelajari paket. Rute pada dynamic-
routing berubah sesuai dengan pelajaran yang
didapatkan oleh router. Karakteristik dynamic-
routing adalah sebagai berikut [16] :
a. Informasi routing tidak lagi diberikan oleh
administrator jaringan, melainkan diberikan
oleh software.
b. Apabila salah satu jalur mengalami gangguan
atau kerusakan peralatan, maka router akan
secara otomatis mencari jalur lain sebagai
pengganti jalur yang tidak bisa dipakai lagi.
c. Menangani jaringan yang lebih kompleks dan
luas, atau jaringan yang konfigurasinya sering
berubah ubah (koneksi putus-nyambung)
d. Memerlukan routing protokol untuk membuat
table-routing dan routing protokol ini dapat
memakan sumber daya komputer.
C. OpenFlow
OpenFlow merupakan protokol yang
digunakan oleh SDN untuk berkomunikasi dengan
infrastuktur jaringannya [10]. Seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 1, sebuah controller
melakukan komunikasi dengan perangkat-perangkat
jaringan yang ada dibawahnya dengan
menggunakan protokol OpenFlow [17]. OpenFlow
merupakan protokol standar terbuka yang
menggunakan port 6633. Versi terakhir OpenFlow
saat ini adalah 1.3.
OpenFlow memungkinkan server untuk
memberitahu jaringan ke switch mana paket di
kirimkan. Dalam jaringan konvensional setiap
switch memiliki software yang memberitahu apa
yang harus dilakukan [18]. Dengan OpenFlow,
paket bergerak secara terpusat, sehingga jaringan
dapat diprogram secara independen dari switch
individu dan data center [8].
Gambar 1. Traditional Network vs SDN
Architecture
Controller merupakan bagian yang sangat vital
pada arsitektur SDN [10]. Hal ini dikarenakan
kontroler berperan mendefinisikan jaringan,
mengatur masalah availability, laju traffic data,
routing & forwarding dan lain-lain [5]. Controller
berperan menangani seluruh infrastuktur jaringan
yang ada dibawahnya. Controller merupakan
sebuah perangkat lunak yang dapat dikembangkan
sesuai kebutuhan jaringan. Banyak vendor-vendor
yang telah menciptakan controller antara lain yaitu
sebagai berikut [18]:
1. POX
2. NOX
3. Floodlight
4. Pyretic
5. Beacon
6. Ryu
7. OpenDay Light, dan lain-lain
D. Penelitian Sebelumnya
Penggunaan teknologi SDN pada WAN
hingga saat ini terus berkembang dan menjadi salah
satu bidang yang menarik bagi pada peneliti.
Terdapat berbagai pendekatan penelitian yang telah
dilakukan oleh para peneliti untuk lebih mendalami
terkait penggunaan teknologi SDN pada WAN
dengan menggunakan berbagai protokol salah
satunya adalah OpenFlow [7]. Penelitian-penelitian
tersebut meliputi berbagai topik permasalahan,
salah satunya yang dibahas dalam makalah ini yaitu
penggunaan teknologi SDN dengan menggunakan
protokol OpenFlow untuk mengoptimasikan routing
pada jaringan WAN.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Weidong
Lin dkk. [19], mengusulkan pendekatan path label
routing dalam WAN berbasis SDN dan
menggabungkannya dengan routing konvensional
10 Vol. 13, No. 1 Februari 2018 Informatika Mulawarman : Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer
e-ISSN 2597-4963 dan p-ISSN 1858-4853
menggunakan OpenFlow. Peneliti membuat suatu
desain arsitektur jaringan dengan menggabungkan
conventional routing dengan path label routing
menggunakan OpenFlow. Desain arsitektur
jaringan tersebut diukur sesuai dengan performa
jaringan dalam menggunakan state distribution,
sensitifitas peletakan controller dan kualitas
layanan. Lalu mensimulasikannya dengan
memasukkan variabel-variabel berpengaruh seperti
jumlah aliran keseluruhan, time-out interval dan
controller placement. Dari hasil analisis dan
eksperimen tersebut adalah dengan kondisi
memiliki label resource yang cukup didapatkan
bahwa rata-rata network latency (jumlah waktu
yang diperlukan oleh paket untuk berpindah antar
koneksi jaringan) dan state distribution berkurang
secara signifikan. Dengan kata lain semakin besar
persentase dari path label routing maka semakin
baik performa dari jaringan.
Penelitian selanjutnya oleh Niels L. M dkk.
[16] menggunakan software opensource
OpenNetMon untuk monitoring penggunaan aktual
dari bandwidth, delay dan packet loss pada jaringan
SDN-WAN OpenFlow [20]. Pada penelitian ini
OpenFlow menyediakan interface untuk
pengimplementasian Traffic Engineering (TE) yang
lebih terkontrol, dan OpenNetMon bertugas
melakukan monitoring untuk menentukan
parameter dari Quality of Service (QoS) sehingga
dapat mengoptimalkan jalur yang tepat pada
jaringan. Dengan penggunaan OpenNetMon dapat
mengurangi penggunaan jaringan dan CPU yang
mana hal tersebut dapat mengoptimalakan
keakuratan dari pengukuran.
Ameer Mosa, dkk. [15], mengemukakan
sebuah pendekatan baru optimasi routing jaringan
WAN melalui algoritma yang diberi nama Shortest-
Feasible OpenFlow Path (SFOP). Algoritma ini
dirancang untuk mengidentifikasi rute optimal dari
sumber ke tujuan suatu jaringan, memberikan
pemanfaatan yang efisien dari sumber daya
Software Defined Network pada Wide Area
Network (SDN-WAN). Penelitian ini
membandingkan 3 algoritma lain selain SFOP,
diantaranya: QoS routing algorithm [21] [22],
Traffic Engineering (TE) [23] dan Multi-
Constrained Multipath (MCMP) [24]. Untuk
mendapatkan data statistik jaringan dari obyek
penelitian digunakan OpenFlow interface serta
software open source yang efisien untuk mengolah
data jaringan, misalnya: software Open Traffic
matrix (Open TM) [25] dan Open Network
Monitoring (OpenNetMon) [10].
Metode yang digunakan adalah dengan
melakukan implementasi simulasi dari hasil
algoritma [15]. Dua tes yang berbeda
diimplementasi untuk membandingkan lantency
algoritma SFOP dengan jalur terpendek (shortest),
terluas (widest) serta terpendek-terluas (shortest-
widest) untuk menentukan algoritma yang memiliki
kinerja terbaik. Perbandingan yang kedua adalah
algoritma SFOP diterapkan di beberapa negara
untuk mengevaluasi kinerja algoritma dengan
perubahan yang dinamis. Kedua tes berlaku untuk 3
ukuran paket, yaitu: 1 KB, 10 KB dan 64 KB untuk
mengevaluasi kinerja dari algoritma routing dengan
beban yang berbeda. Selain itu, keduanya
menggunakan simpul masuk tunggal dan simpul
jalan keluar [15]
Uji pertama menunjukkan jalan yang berbeda
dari algoritma routing. Hasil ini menunjukkan
bahwa jalur terpendek dan algoritma SFOP
memiliki rata-rata terbaik dari latency untuk paket-
paket kecil. Untuk paket besar algoritma jalur
terpendek, sangat buruk, dan tiga lainnya memiliki
hasil yang sama yang berarti bandwidth shortest-
feasible lebih baik daripada yang lain di semua
beban. Uji kedua menunjukkan jalan yang berbeda
dari algoritma SFOP ketika link jaringan memiliki
bandwidth residual yang berbeda (IncBW) dan
bandwidth yang layak (FBW) adalah tetap lebih
besar dari 100 Mbit /s [19].
Algoritma SFOP menunjukkan latency yang
sama untuk semua kasus jika jalur alternatif
bandwidth yang sama tersedia. Maka dapat
disimpulkan algoritma memberikan stabilitas yang
baik untuk jalur aliran di SDN-WAN [6]. Algoritma
SFOP bekerja lebih baik daripada yang lain dalam
hal latency dan sumber daya pemanfaatan SDN-
WAN tanpa peningkatan kompleksitas perhitungan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada implementasi SDN-WAN berbasis
OpenFlow, terdapat pendekatan path label routing
untuk mengoptimalkan proses routing. Pendekatan
tersebut merupakan penggabungan path label
routing pada WAN berbasis SDN-WAN dengan
routing konvensional menggunakan interface dari
OpenFlow. Penggabungan kedua proses routing ini
adalah untuk menghindari perubahan pada protokol
OpenFlow yang sudah ada dan alokasi path label ke
setiap path dalam jaringan berskala besar yang tidak
mungkin dilakukan jika murni menggunakan path
label routing.
Pada pendekatan ini, untuk menghindari
modifikasi yang terjadi pada OpenFlow, maka
dilakukan penyimpanan panjang label yang tepat
pada OpenFlow di dalam header fields. VLAN
adalah alternatif header fields yang merupakan
tempat penyimpanan paling sederhana
dibandingkan dengan MPLS dan PBB. Controller
dapat menentukan interval idle timeout dari path
label. Untuk optimisasi atau alasan lain, controller
dapat menghilangkan path label dengan menghapus
flow table entries yang berhubungan, namun
controller harus terlebih dahulu membuat path
alternative sebagi path pengganti. Jika terdapat dua
path yang memiliki sumber dan tujuan yang sama,
paket dapat dipindahkan pada traffic satu ke yang
lain dengan lancar. Untuk melakukan hal tersebut,
controller melakukan push label entry dalam switch
untuk menggantikan label yang di-push tadi dengan
Informatika Mulawarman : Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer Vol. 13, No. 1 Februari 2018 11
e-ISSN 2597-4963 dan p-ISSN 1858-4853
label lain. Fitur ini dapat mengatasi traffic load dan
failure recovery. Failure Recovery merupakan
metode cara mengganti jalur traffic pada path yang
gagal ke path alternative. Teknik yang digunakan
adalah fast-failure type of the group entry.
Untuk mengoptimalkan proses routing,
penggunaan path label routing pada state
information yang baru akan di-push ke switch satu-
satunya. Jika diasumsikan terdapat 5 switch, maka
controller hanya mendistribusikan 1/5 dari jumlah
state yang terdistribusi. Dari pengurangan state
yang signifikan ini secara langsung akan
mengimprofisasi rata-rata network latency dan
mengurangi sensitifitas peletakan controller.
Sedangkan untuk mengoptimasi peletakan
controller pada jaringan WAN pada path label
routing adalah dengan mengurangi sensitifitas dari
peletakan controller. Jika persentase dari penerapan
path label routing cukup besar, maka pengurangan
state yang signifikan akan mengatur sensitifitas
peletakan controller. Hybrid routing berperan
mengoptimalkan QoS menjadi lebih praktis dan
mudah dengan membangun path label yang
dibutuhkan dan alternative path untuk memudahkan
menemukan permintaan QoS.
Optimalisasi proses routing dapat dilihat dari
indikator performa pada pencampuran rasio yang
berbeda, dampak perbedaan interval dari batas
waktu flow table dan performa ketika terjadi
penempatan controller yang berbeda. Pendekatan
dengan penggabungan path label routing pada
WAN berbasis SDN-WAN dengan routing
konvensional menggunakan interface dari
OpenFlow telah disimulasikan menggunakan
aplikasi bernama OPNET simulator v.14.5. Hasil
simulasi menggunakan pendekatan ini adalah
dengan kondisi memiliki label resource yang cukup
didapatkan bahwa rata-rata network latency dan
state yang di distribusikan berkurang secara
signifikan. Dengan kata lain semakin besar
persentase dari path label routing maka semakin
baik performa dari jaringan. Semakin besar
persentase path label routing dalam hybrid routing
ini akan membuat performa jaringan akan menjadi
lebih baik.
Metode optimasi routing SDN-WAN -
OpenFlow juga dapat menggunakan pendekatan
algoritma Shortest-Feasible OpenFlow Path
(SFOP). Algoritma ini dirancang untuk
mengidentifikasi rute optimal dari hulu ke hilir dan
memberikan efisiensi penggunaan sumber daya
SDN-WAN. Algoritma SFOP bekerja lebih baik
daripada beberapa algoritma lainnya dalam hal
latency dan efisiensi penggunaan SDN-WAN tanpa
peningkatan kompleksitas perhitungan. Hal
tersebut dibuktikan dengan hasil simulasi
perbandingan tiga jenis algoritma yaitu QoS routing
algorithm, Traffic Engineering (TE) dan Multi-
Constrained Multipath (MCMP) dengan tiga jenis
ukuran paket data yaitu 1KB, 10 KB dan 64 KB.
Simulasi tersebut menguji path yang berbeda dari
setiap algoritma routing dan bandwitch residual
serta bandwitch yang layak untuk pengiriman paket
pada setiap algoritma routing. Hasil pengujian
menyatakan bahwa algoritma SFOP menunjukkan
latency yang sama untuk semua kasus jika jalur
alternatif bandwidth yang sama tersedia. Maka
dapat disimpulkan bahwa algoritma SFOP
memberikan stabilitas yang baik untuk jalur aliran
di SDN-WAN.
Selain dengan menggunakan berbagai pilihan
algoritma optimasi, terdapat berbagai alternatif
pilihan software open source yang dapat digunakan
untuk melakukan monitoring pada jaringan yaitu
antara lain Open Traffic matrix (Open TM) dan
Open Network Monitoring (OpenNetMon).
Kombinasi penggunaan antara software monitoring
tersebut dengan protokol OpenFlow pada SDN-
WAN dapat memberikan hasil perhitungan flow
pada jaringan secara lebih akurat sehingga dapat
meminimalisasi penggunaan jaringan secara
berlebih.
4. KESIMPULAN
Seiring dengan perkembangan teknologi
jaringan yang semakin kompleks dan peningkatan
kebutuhan pasar akan jaringan. Software Defined
Networking – Wide Area Network (SDN-WAN)
diperkenalkan untuk mengatasi kompleksitas pada
jaringan dengan biaya lebih rendah dan fleksibilitas
yang lebih tinggi. Terdapat berbagai metode untuk
lebih mengoptimalkan penggunaan SDN pada
WAN, salah satunya adalah dengan melakukan
optimasi pada jalur routing jaringan.
Pada makalah ini telah dilakukan studi
literatur beberapa penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya dengan fokus optimasi routing SDN-
WAN dengan menggunakan protokol OpenFlow.
Pada penelitian pertama, berfokus pada penggunaan
path label routing untuk mengurangi latency
(jumlah waktu yang diperlukan oleh paket untuk
berpindah antar koneksi jaringan) dan state
distribution. Dengan menggunakan pendekatan path
label routing diperoleh hasil yang cukup signifikan,
dan menunjukkan bahwa semakin besar persentase
dari path label routing maka semakin baik performa
dari jaringan.
Metode optimasi pada penelitian selanjutnya
berfokus pada perbandingan penggunaan berbagai
algoritma dalam optimasi routing. Pada penelitian
ini membandingkan algoritma Shortest-Feasible
OpenFlow Path (SFOP) dengan tiga algoritma
optimasi yaitu QoS routing algorithm, Traffic
Engineering (TE) dan Multi-Constrained Multipath
(MCMP). Proses perbandingan tersebut dilakukan
dengan melakukan simulasi dengan jalur terpendek
(shortest), terluas (widest) serta terpendek-terluas
(shortest-widest). Dalam uji coba tersebut diperoleh
bahwa algoritma SFOP memiliki kinerja terbaik
dengan memberikan tingkat stabilitas pada jaringan
tanpa adanya kompleksitas dalam perhitungan.
12 Vol. 13, No. 1 Februari 2018 Informatika Mulawarman : Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer
e-ISSN 2597-4963 dan p-ISSN 1858-4853
Selain menggunakan metode path label
distribution dan algoritma routing dalam optimasi
rute pada jaringan WAN, salah satu alternatif yang
dapat digunakan adalah dengan menggunakan
software open source. Software tersebut akan
membantu dalam proses monitoring jaringan, yang
mana apabila tools tersebut dikombinasikan dengan
teknologi SDN OpenFlow dapat memberikan hasil
perhitungan yang lebih akurat dalam pengukuran
penggunaan jaringan. Hal tersebut dapat dijadikan
dasar dalam proses optimalisasi jaringan pada
WAN. Software tersbut antara lain adalah Open
Traffic matrix (Open TM) dan Open Network
Monitoring (OpenNetMon), dll.
5. DAFTAR PUSTAKA
[1] H. E. Egilmez, B. Gorkemli, A. M. Tekalp and
S. Civanlar, "Scalable video streaming over
OpenFlow networks: An optimization
framework for QoS routing,," IEEE
International Conference on Image
Processing, vol. 18, p. 2241–2244, 2011.
[2] P. Trimintzios, G. Pavlou and I.
Andrikopoulos, "Providing Traffic
Engineering Capabilities in IP Networks Using
Logical Paths," in Eighth IFIP Work. Perform.
Model. Eval. ATM IP Networks, UK, 2000.
[3] V. Adrichem, N. L. M., C. Doerr and F. A.
Kuipers, "OpenNetMon: Network monitoring
in OpenFlow Software-Defined Networks,,"
IEEE Network Operations and Management
Symposium, p. 1–8, 2014.
[4] S. Sharma, D. Staessens, D. Colle, M. Pickavet
and P. Demeester, "Enabling Fast Failure
Recovery in OpenFlow Networks," in 8th
Internasional Workshop on the DRCN, 2011.
[5] H. Jin, D. Pan, J. Liu and N. Pissinou,
"OpenFlow-Based Flow-Level Bandwidth
Provisioning for CICQ Switches," IEEE Trans.
Comput, vol. 62, p. 1799–1812, 2013.
[6] K. G. Yalda, D. J. Hamad and I. T. Okumus,
"Design and Implementation of an Intra-
domain routing module for an SDN controller
for Traffic Engineering in SDN environment,"
in 2015 International Conference on Advances
in Software, Control and Mechanical
Engineering (ICSCME-2015), Antalya
(Turkey), 2015.
[7] N. McKeown, T. Anderson, H. Balakrishnan,
G. Parulkar, L. Peterson, J. Rexford, S.
Shenker and J. Turner, "OpenFlow White
Paper: Enabling Innovation in Campus
Networks," ACM SIGCOMM Computer
Communication Review , vol. 38, pp. 69-74,
2008.
[8] U. Izzatul, "Perancangan simulasi jaringan
virtual berbasis software-define networking,"
Indonesian Journal of Computing, vol. 1, p.
10, 2016.
[9] N. Feamster, J. Rexford and E. Zegura, "The
road to SDN: an intellectual history of
programmable networks," ACM SIGCOMM
Computer Communication Review , vol. 44,
pp. 87-98, 2014.
[10] V. Adrichem, N. L. M, C. Doerr and F. A.
Kuipers, "OpenNetMon: Network monitoring
in OpenFlow Software-Defined Networks," in
IEEE Network Operations and Management
Symposium (NOMS), 2014.
[11] W. H. Dutton, "The Internet Of Things,"
SSRN, 20 June 2013. [Online]. Available:
https://ssrn.com/abstract=2324902 or
http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.2324902.
[12] E. Alba, G. Luque and J. M. Troya, "Parallel
LAN/WAN heuristics for optimization,"
Parallel Computing, vol. 30, p. 611–628,
2004.
[13] S. R. Smoot and N. K. Tan, "Chapter 4 –
Branch Consolidation and WAN
Optimization," in Private Cloud Computing:
Consolidation, Virtualization, and Service-
Oriented Infrastructure, USA, Elsevier, Inc.,
2012, p. 99–125.
[14] S. R. Smoot and N. K. Tan, "Chapter 6 –
WAN Optimization in the Private Cloud," in
Private Cloud Computing: Consolidation,
Virtualization, and Service-Oriented
Infrastructure, USA, Elsevier, Inc., 2012, p.
167–217.
[15] A. Ameer Mosa, A. Ali, J. Xue and S. Turner,
"Routing Algorithm Optimization for Software
Defined Network WAN," in Al-Sadeq
International Conference on Multidisciplinary
in IT and Communication Science and
Applications, Iraq, 2016.
[16] N. L. M, D. Christian and K. Fernando A,
"OpenNetMon: Network Monitoring in
OpenFlow Software-Defined Networks," in
Network Operations and Management
Symposium, 2014.
[17] R. B. Prayudha, "Desain dan implementasi
scada (supervisory control and data
acquisition) pada sistem boiler drum
menggunakan PLC omron," Indonesian
Journal of Computing, vol. 2, p. 2, 2013.
[18] K. Kaur, J. Singh and N. S. Ghumman,
"Mininet as software defined networking
testing platform," in International Conference
on Communication, Computing & Systems
(ICCCS), 2014.
[19] L. Weidong, N. Yukun, Z. Xia, W. Lingbo and
Z. Chi, "Using Path Label Routing in Wide
Area Software-Defined Networks with
OpenFlow," in International Conference on
Networking and Network Applications, 2016.
[20] M. McCauley, "About pox.," Aug 2013.
[Online]. Available:
Informatika Mulawarman : Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer Vol. 13, No. 1 Februari 2018 13
e-ISSN 2597-4963 dan p-ISSN 1858-4853
http://www.noxrepo.org/pox/about-pox/.
[21] S. K. Sheshadri, "Multi-constrained node-
disjoint multipath QoS routing algorithms for
status dissemination networks," Washington
State University, US, 2004.
[22] T. Korkmaz and M. Krunz, "Bandwidth-delay
constrained path selection under inaccurate
state information," IEEE/ACM Trans. Netw,
vol. 11, p. 384–398, 2003.
[23] Q. Ma and P. Steenkiste, "Routing Traffic with
Quality-of-Service Guarantees in Integrated
Services Networks," in Proc. NOSSDAV ’98,
Cambridge, UK, 1998.
[24] P. Steenkiste and Q. Ma, "On path selection
for traffic with bandwidth guarantees," in
Proceedings 1997 International Conference on
Network Protocols, 1997.
[25] A. Tootoonchian, M. Ghobadi and Y. Ganjali,
"OpenTM: Traffic Matrix Estimator for
OpenFlow Networks," in 11th Int. Conf.
Passive Active Meas, 2010.

More Related Content

What's hot

Latihan dan tugas mandiri 9
Latihan dan tugas mandiri 9Latihan dan tugas mandiri 9
Latihan dan tugas mandiri 9rantinty
 
Teori dasar komunikasi data
Teori dasar komunikasi dataTeori dasar komunikasi data
Teori dasar komunikasi datakhoerul umam
 
El32359432
El32359432El32359432
El32359432jonisten
 
11 jaringan-komputer
11 jaringan-komputer11 jaringan-komputer
11 jaringan-komputerSinath Sabado
 
Bab iii Landasan Teori Freeradius2
Bab iii Landasan Teori  Freeradius2Bab iii Landasan Teori  Freeradius2
Bab iii Landasan Teori Freeradius2Maulani Legowo
 
Tugas1 di adisty padmasari_on wide area network optimization
Tugas1 di adisty padmasari_on wide area network optimizationTugas1 di adisty padmasari_on wide area network optimization
Tugas1 di adisty padmasari_on wide area network optimizationAdisty Padmasari
 
Routing dan-internetworking
Routing dan-internetworkingRouting dan-internetworking
Routing dan-internetworkingMr. FM
 
Perencanaan jaringan nirkabel_ilfiyantri_intyas
Perencanaan jaringan nirkabel_ilfiyantri_intyasPerencanaan jaringan nirkabel_ilfiyantri_intyas
Perencanaan jaringan nirkabel_ilfiyantri_intyasIlfiyantri Intyas
 
Modul 2 kb 1 teknologi jaringan berbasis wan
Modul 2 kb 1 teknologi jaringan berbasis wanModul 2 kb 1 teknologi jaringan berbasis wan
Modul 2 kb 1 teknologi jaringan berbasis wanSuroso Kom
 

What's hot (18)

Latihan dan tugas mandiri 9
Latihan dan tugas mandiri 9Latihan dan tugas mandiri 9
Latihan dan tugas mandiri 9
 
KOMUNIKASI DATA
KOMUNIKASI DATAKOMUNIKASI DATA
KOMUNIKASI DATA
 
Teori dasar komunikasi data
Teori dasar komunikasi dataTeori dasar komunikasi data
Teori dasar komunikasi data
 
El32359432
El32359432El32359432
El32359432
 
Jurnal Skripsi
Jurnal SkripsiJurnal Skripsi
Jurnal Skripsi
 
11 jaringan-komputer
11 jaringan-komputer11 jaringan-komputer
11 jaringan-komputer
 
Bab iii Landasan Teori Freeradius2
Bab iii Landasan Teori  Freeradius2Bab iii Landasan Teori  Freeradius2
Bab iii Landasan Teori Freeradius2
 
Standart Komunikasi Data
Standart Komunikasi DataStandart Komunikasi Data
Standart Komunikasi Data
 
Tugas1 di adisty padmasari_on wide area network optimization
Tugas1 di adisty padmasari_on wide area network optimizationTugas1 di adisty padmasari_on wide area network optimization
Tugas1 di adisty padmasari_on wide area network optimization
 
Jaringan komputer 8
Jaringan komputer 8Jaringan komputer 8
Jaringan komputer 8
 
Routing dan-internetworking
Routing dan-internetworkingRouting dan-internetworking
Routing dan-internetworking
 
Jaringan nirkabel
Jaringan nirkabelJaringan nirkabel
Jaringan nirkabel
 
Bab9 wan
Bab9 wanBab9 wan
Bab9 wan
 
Hierarchy Network Model
Hierarchy Network ModelHierarchy Network Model
Hierarchy Network Model
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Perencanaan jaringan nirkabel_ilfiyantri_intyas
Perencanaan jaringan nirkabel_ilfiyantri_intyasPerencanaan jaringan nirkabel_ilfiyantri_intyas
Perencanaan jaringan nirkabel_ilfiyantri_intyas
 
Jaringan komputer 8b
Jaringan komputer 8bJaringan komputer 8b
Jaringan komputer 8b
 
Modul 2 kb 1 teknologi jaringan berbasis wan
Modul 2 kb 1 teknologi jaringan berbasis wanModul 2 kb 1 teknologi jaringan berbasis wan
Modul 2 kb 1 teknologi jaringan berbasis wan
 

Similar to Optimasi rute untuk_software_defined_networking-wi

Konfigurasi metro ethernet pada jaringan speedy
Konfigurasi metro ethernet pada jaringan speedyKonfigurasi metro ethernet pada jaringan speedy
Konfigurasi metro ethernet pada jaringan speedyPutut Brahmasutha-Return
 
presentasi koneksi internet
presentasi koneksi internetpresentasi koneksi internet
presentasi koneksi internetcarloshutabarat
 
Proposal Tugas Akhir Teknik Elektro Telekomunikasi
Proposal Tugas Akhir Teknik Elektro TelekomunikasiProposal Tugas Akhir Teknik Elektro Telekomunikasi
Proposal Tugas Akhir Teknik Elektro TelekomunikasiAfif Efendi
 
Konsep dasar management bandwidth-AIJTKJGNC
Konsep dasar management bandwidth-AIJTKJGNCKonsep dasar management bandwidth-AIJTKJGNC
Konsep dasar management bandwidth-AIJTKJGNCAsepSukarya2
 
334 1151-1-sm
334 1151-1-sm334 1151-1-sm
334 1151-1-smDefri Hfr
 
[Files.indowebster.com] bab9-wan
[Files.indowebster.com] bab9-wan[Files.indowebster.com] bab9-wan
[Files.indowebster.com] bab9-wanSur yadi
 
TEKNOLOGI JARINGAN WAN ok.pptx
TEKNOLOGI JARINGAN WAN ok.pptxTEKNOLOGI JARINGAN WAN ok.pptx
TEKNOLOGI JARINGAN WAN ok.pptxAbdulKodir73
 
261-Article Text-736-1-10-20160609.pdf
261-Article Text-736-1-10-20160609.pdf261-Article Text-736-1-10-20160609.pdf
261-Article Text-736-1-10-20160609.pdfTriFadilla2
 
2 evolusi sistem terdistribusi
2 evolusi sistem terdistribusi2 evolusi sistem terdistribusi
2 evolusi sistem terdistribusiCoretan Rissa
 
Jurnal manajemen bandwidth internet dengan router mikrotik di sma negeri sari...
Jurnal manajemen bandwidth internet dengan router mikrotik di sma negeri sari...Jurnal manajemen bandwidth internet dengan router mikrotik di sma negeri sari...
Jurnal manajemen bandwidth internet dengan router mikrotik di sma negeri sari...Rudy Hendrawan
 
Local Area Network
Local Area NetworkLocal Area Network
Local Area NetworkMrirfan
 
Laporan win xi
Laporan win xiLaporan win xi
Laporan win xiwinna fana
 
Kajian penggunaan mikrotik os sebagai router
Kajian penggunaan mikrotik os sebagai routerKajian penggunaan mikrotik os sebagai router
Kajian penggunaan mikrotik os sebagai routerMu Is
 
Arsitektur Jaringan dan Distribusi System
Arsitektur Jaringan dan Distribusi SystemArsitektur Jaringan dan Distribusi System
Arsitektur Jaringan dan Distribusi SystemRezky Maulana
 
Sister pertemuan 2
Sister pertemuan 2Sister pertemuan 2
Sister pertemuan 2ira_06
 

Similar to Optimasi rute untuk_software_defined_networking-wi (20)

Konfigurasi metro ethernet pada jaringan speedy
Konfigurasi metro ethernet pada jaringan speedyKonfigurasi metro ethernet pada jaringan speedy
Konfigurasi metro ethernet pada jaringan speedy
 
presentasi koneksi internet
presentasi koneksi internetpresentasi koneksi internet
presentasi koneksi internet
 
Proposal Tugas Akhir Teknik Elektro Telekomunikasi
Proposal Tugas Akhir Teknik Elektro TelekomunikasiProposal Tugas Akhir Teknik Elektro Telekomunikasi
Proposal Tugas Akhir Teknik Elektro Telekomunikasi
 
Konsep dasar management bandwidth-AIJTKJGNC
Konsep dasar management bandwidth-AIJTKJGNCKonsep dasar management bandwidth-AIJTKJGNC
Konsep dasar management bandwidth-AIJTKJGNC
 
334 1151-1-sm
334 1151-1-sm334 1151-1-sm
334 1151-1-sm
 
[Files.indowebster.com] bab9-wan
[Files.indowebster.com] bab9-wan[Files.indowebster.com] bab9-wan
[Files.indowebster.com] bab9-wan
 
etak
etaketak
etak
 
TEKNOLOGI JARINGAN WAN ok.pptx
TEKNOLOGI JARINGAN WAN ok.pptxTEKNOLOGI JARINGAN WAN ok.pptx
TEKNOLOGI JARINGAN WAN ok.pptx
 
261-Article Text-736-1-10-20160609.pdf
261-Article Text-736-1-10-20160609.pdf261-Article Text-736-1-10-20160609.pdf
261-Article Text-736-1-10-20160609.pdf
 
2 evolusi sistem terdistribusi
2 evolusi sistem terdistribusi2 evolusi sistem terdistribusi
2 evolusi sistem terdistribusi
 
Jaringan sistem kontrol
Jaringan sistem kontrolJaringan sistem kontrol
Jaringan sistem kontrol
 
Jurnal manajemen bandwidth internet dengan router mikrotik di sma negeri sari...
Jurnal manajemen bandwidth internet dengan router mikrotik di sma negeri sari...Jurnal manajemen bandwidth internet dengan router mikrotik di sma negeri sari...
Jurnal manajemen bandwidth internet dengan router mikrotik di sma negeri sari...
 
1
11
1
 
Local Area Network
Local Area NetworkLocal Area Network
Local Area Network
 
Materi 1
Materi 1Materi 1
Materi 1
 
jaringan-komputer
jaringan-komputerjaringan-komputer
jaringan-komputer
 
Laporan win xi
Laporan win xiLaporan win xi
Laporan win xi
 
Kajian penggunaan mikrotik os sebagai router
Kajian penggunaan mikrotik os sebagai routerKajian penggunaan mikrotik os sebagai router
Kajian penggunaan mikrotik os sebagai router
 
Arsitektur Jaringan dan Distribusi System
Arsitektur Jaringan dan Distribusi SystemArsitektur Jaringan dan Distribusi System
Arsitektur Jaringan dan Distribusi System
 
Sister pertemuan 2
Sister pertemuan 2Sister pertemuan 2
Sister pertemuan 2
 

More from EM Nasrul

Teks Lomba Pidato - Gemar Membaca
Teks Lomba Pidato - Gemar MembacaTeks Lomba Pidato - Gemar Membaca
Teks Lomba Pidato - Gemar MembacaEM Nasrul
 
Cara melestarikan hewan langka
Cara melestarikan hewan langkaCara melestarikan hewan langka
Cara melestarikan hewan langkaEM Nasrul
 
Update Microsoft Word 2016
Update Microsoft Word 2016Update Microsoft Word 2016
Update Microsoft Word 2016EM Nasrul
 
IT BSC and Strategic Alignment Model (SAM)
IT BSC and Strategic Alignment Model (SAM)IT BSC and Strategic Alignment Model (SAM)
IT BSC and Strategic Alignment Model (SAM)EM Nasrul
 
Analisis Jurnal Strategi Sistem Informasi
Analisis Jurnal Strategi Sistem InformasiAnalisis Jurnal Strategi Sistem Informasi
Analisis Jurnal Strategi Sistem InformasiEM Nasrul
 
[SKI] PERADABAN BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM
[SKI] PERADABAN BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM[SKI] PERADABAN BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM
[SKI] PERADABAN BANGSA ARAB SEBELUM ISLAMEM Nasrul
 
Workshop KOPMA (Koperasi Mahasiswa)
Workshop KOPMA (Koperasi Mahasiswa)Workshop KOPMA (Koperasi Mahasiswa)
Workshop KOPMA (Koperasi Mahasiswa)EM Nasrul
 
UTS TIK Kelas XI IPA
UTS TIK Kelas XI IPAUTS TIK Kelas XI IPA
UTS TIK Kelas XI IPAEM Nasrul
 
Proposal kp mujahid nasrul
Proposal kp mujahid nasrulProposal kp mujahid nasrul
Proposal kp mujahid nasrulEM Nasrul
 
Chapter 5 - Contract Review
Chapter 5 - Contract ReviewChapter 5 - Contract Review
Chapter 5 - Contract ReviewEM Nasrul
 
Chapter 1 - Software Quality Challenge
Chapter 1 - Software Quality ChallengeChapter 1 - Software Quality Challenge
Chapter 1 - Software Quality ChallengeEM Nasrul
 
Final paper mkti_kelompok12
Final paper mkti_kelompok12Final paper mkti_kelompok12
Final paper mkti_kelompok12EM Nasrul
 
Draft2 paper kelompok12
Draft2 paper kelompok12Draft2 paper kelompok12
Draft2 paper kelompok12EM Nasrul
 
Laporan Final
Laporan Final Laporan Final
Laporan Final EM Nasrul
 
Dokumen Test Plan
Dokumen Test Plan Dokumen Test Plan
Dokumen Test Plan EM Nasrul
 
Software Testing Design
Software Testing DesignSoftware Testing Design
Software Testing DesignEM Nasrul
 
Software Quality Assurance-Concepts and misconceptions
Software Quality Assurance-Concepts and misconceptionsSoftware Quality Assurance-Concepts and misconceptions
Software Quality Assurance-Concepts and misconceptionsEM Nasrul
 
SQA - Concepts and Misconceptions
SQA - Concepts and MisconceptionsSQA - Concepts and Misconceptions
SQA - Concepts and MisconceptionsEM Nasrul
 
11 Software Quality Factor
11 Software Quality Factor11 Software Quality Factor
11 Software Quality FactorEM Nasrul
 
11 Software Quality Factor
11 Software Quality Factor11 Software Quality Factor
11 Software Quality FactorEM Nasrul
 

More from EM Nasrul (20)

Teks Lomba Pidato - Gemar Membaca
Teks Lomba Pidato - Gemar MembacaTeks Lomba Pidato - Gemar Membaca
Teks Lomba Pidato - Gemar Membaca
 
Cara melestarikan hewan langka
Cara melestarikan hewan langkaCara melestarikan hewan langka
Cara melestarikan hewan langka
 
Update Microsoft Word 2016
Update Microsoft Word 2016Update Microsoft Word 2016
Update Microsoft Word 2016
 
IT BSC and Strategic Alignment Model (SAM)
IT BSC and Strategic Alignment Model (SAM)IT BSC and Strategic Alignment Model (SAM)
IT BSC and Strategic Alignment Model (SAM)
 
Analisis Jurnal Strategi Sistem Informasi
Analisis Jurnal Strategi Sistem InformasiAnalisis Jurnal Strategi Sistem Informasi
Analisis Jurnal Strategi Sistem Informasi
 
[SKI] PERADABAN BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM
[SKI] PERADABAN BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM[SKI] PERADABAN BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM
[SKI] PERADABAN BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM
 
Workshop KOPMA (Koperasi Mahasiswa)
Workshop KOPMA (Koperasi Mahasiswa)Workshop KOPMA (Koperasi Mahasiswa)
Workshop KOPMA (Koperasi Mahasiswa)
 
UTS TIK Kelas XI IPA
UTS TIK Kelas XI IPAUTS TIK Kelas XI IPA
UTS TIK Kelas XI IPA
 
Proposal kp mujahid nasrul
Proposal kp mujahid nasrulProposal kp mujahid nasrul
Proposal kp mujahid nasrul
 
Chapter 5 - Contract Review
Chapter 5 - Contract ReviewChapter 5 - Contract Review
Chapter 5 - Contract Review
 
Chapter 1 - Software Quality Challenge
Chapter 1 - Software Quality ChallengeChapter 1 - Software Quality Challenge
Chapter 1 - Software Quality Challenge
 
Final paper mkti_kelompok12
Final paper mkti_kelompok12Final paper mkti_kelompok12
Final paper mkti_kelompok12
 
Draft2 paper kelompok12
Draft2 paper kelompok12Draft2 paper kelompok12
Draft2 paper kelompok12
 
Laporan Final
Laporan Final Laporan Final
Laporan Final
 
Dokumen Test Plan
Dokumen Test Plan Dokumen Test Plan
Dokumen Test Plan
 
Software Testing Design
Software Testing DesignSoftware Testing Design
Software Testing Design
 
Software Quality Assurance-Concepts and misconceptions
Software Quality Assurance-Concepts and misconceptionsSoftware Quality Assurance-Concepts and misconceptions
Software Quality Assurance-Concepts and misconceptions
 
SQA - Concepts and Misconceptions
SQA - Concepts and MisconceptionsSQA - Concepts and Misconceptions
SQA - Concepts and Misconceptions
 
11 Software Quality Factor
11 Software Quality Factor11 Software Quality Factor
11 Software Quality Factor
 
11 Software Quality Factor
11 Software Quality Factor11 Software Quality Factor
11 Software Quality Factor
 

Optimasi rute untuk_software_defined_networking-wi

  • 1. Informatika Mulawarman : Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer Vol. 13, No. 1 Februari 2018 7 e-ISSN 2597-4963 dan p-ISSN 1858-4853 OPTIMASI RUTE UNTUK SOFTWARE DEFINED NETWORKING- WIDE AREA NETWORK (SDN-WAN) DENGAN OPENFLOW PROTOCOL Estu Rizky Huddiniah1), Eristya Maya Safitri2), Satrio Adi Priyambada3), Muhammad Nasrullah4), Nisa Dwi Angresti5) Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 60111, Indonesia E-Mail : esturizky@gmail.com1 , eristyamaya@gmail.com2 , satrio.priyambada@gmail.com3 , em.nashrul@gmail.com4 , nisa.dwi.angresti@gmail.com5 ABSTRAK Semakin berkembangnya teknologi saat ini berbanding lurus dengan kebutuhan akan proses mengelola dan monitoring jaringan yang lebih efektif dan efisien. TE (Traffic Engineering) dikembangkan untuk mengoptimalkan arus data dalam jaringan untuk memenuhi tingkat QoS (Quality of Services) dalam penggunaan jaringan. Namun, TE memiliki tantangan dalam hal kompleksitas komunikasi dan algoritma yang dapat meningkatkan kebutuhan akan sumber daya jaringan. SDN (Software Defined Networking) merupakan suatu teknologi jaringan terbaru untuk mengatasi tantangan yang ada pada TE. Dengan pengaturan secara terpusat (centralized control) dan lebih fleksible, SDN secara signifikan dapat memangkas penggunaan sumber daya jaringan komunikasi yang dibutuhkan untuk kebermanfaatan sumber daya jaringan secara keseluruhan. Makalah ini akan mengulas beberapa literatur terkait metode optimasi routing pada jaringan dengan menggunakan teknologi SDN yang berfokus pada SDN-WAN (Software Defined Networking – Wide Area Network). Kata Kunci : Optimasi Rute, Wide Area Network (WAN), Software Defined Networking (SDN) 1. PENDAHULUAN Jaringan Konvensional memiliki mekanisme control pendistribusian yang sangat rumit, dimana setiap protokol dan algoritma routing perlu dieksekusi pada masing-masing node. Hal tersebut dilakukan untuk mencari rute terbaik dari hulu ke hilir dan menyeimbangkan dari penggunaan sumber daya jaringan [1]. Perkembangan teknologi jaringan yang pesat membuat proses mengelola dan monitoring jaringan menjadi semakin kompleks. TE (Traffic Engineering) dikembangkan untuk mengatasi permasalahan tersebut, dimana TE bertugas untuk mengoptimalkan dan monitoring arus data dalam jaringan. TE berfungsi untuk memenuhi tingkat QoS (Quality of Services) dan menyediakan sumber daya yang lebih efisien dalam penggunaan jaringan [2]. Namun, dalam pelaksanaannya TE menghadapai dua tantangan utama dalam hal komunikasi dan sumber daya jaringan. Pada TE teknik flow-base yang digunakan menyebabkan adanya penambahan komunikasi untuk dijadikan mereservasi jalur (path) resource. Selain itu, algoritma routing yang diterapkan membuat proses mengelola sumber daya yang tersedia dan pemanfaatannya menjadi lebih berat [3]. Hal tersebut mengakibatkan adanya peningkatan kebutuhan untuk membangun komunikasi dan memperbarui database yang mana juga akan mengakibatkan peningkatan jumlah penggunaan sumber daya dalam komunikasi pada jaringan. TE menggunakan algoritma yang memiliki kompleksitas komputasi yang cukup tinggi baik diukur dari segi ruang dan waktu. Tingkat kompleksitas komputasi tersebut mengonsumsi sumber daya jaringan cukup besar pada jaringan yang mengakibatkan sulitnya memenuhi kebutuhan untuk tiap-tiap node dalam jaringan [2]. SDN (Software Defined Networking) merupakan suatu paradigma pembangunan jaringan teknologi terbaru untuk mengatasi tantangan yang ada pada mekanisme jaringan pada TE. SDN memisahkan unsur-unsur abstrak pada telekomunikasi dalam sebuah infrastruktur yang terukur dan terpusat, dimana kontrol jaringan (control-plane) berfungsi untuk menangani penentuan forwarding traffic terpisah dari data- plane sehingga memudahkan dalam proses mengatur, mengelola dan memonitoring jaringan [4]. Keunggulan utama dalam penerapan SDN pada jaringan adalah SDN dapat secara signifikan meminimalisasi sumber daya jaringan komunikasi yang dibutuhkan untuk kebermanfaatan sumber daya jaringan secara keseluruhan [3]. SDN memiliki kemampuan untuk melakukan pengaturan secara terpusat (centralized control) untuk mengurangi jumlah permintaan otoritas akses informasi pada jaringan. SDN mengurangi biaya yang dibutuhkan dalam komunikasi pada jaringan dengan menggunakan interface antara node jaringan dan protokol yang berfungsi untuk memungkinkan adanya komunikasi antara control-plane dengan data-plane [3] [5]. Protokol yang paling sering
  • 2. 8 Vol. 13, No. 1 Februari 2018 Informatika Mulawarman : Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer e-ISSN 2597-4963 dan p-ISSN 1858-4853 digunakan adalah OpenFlow. OpenFlow terdiri atas counter yang menunjukkan keadaan lintasan, konektivitas, dan arus yang ada pada jaringan dari hulu ke hilir [3]. SDN juga dapat meningkatkan fleksibilitas dalam penggunaan algoritma routing pada jaringan dengan mengubah mekanisme, lokasi ataupun frekuensi dari algoritma routing yang diimplementasikan [6]. Secara logis, fungsi centralized control yaitu mulai dari melakukan reservasi jalur (path) dari titik awal hingga titik tujuan untuk masing-masing arus data dapat tercapai tanpa menggunakan mekanisme flow-base. Namun, mekanisme flow-base pada SDN hanya tersedia ketika benar-benar dibutuhkan. Selain itu, algoritma routing hanya dapat beroperasi pada controller dan hanya satu arus data per setiap waktu pada skenario normal. Oleh Karena itu, dengan adanya penerapan SDN dapat meningkatkan ketersediaan jalur yang lebih tepat dengan delay waktu yang rendah. Pada makalah ini, penulis akan berfokus pada literatur review yang mengulas terkait teknologi SDN-WAN dengan menggunakan protokol OpenFlow untuk mengoptimalkan routing pada jaringan. Pada makalah ini juga akan dijelaskan beberapa metode optimasi yang dapat digunakan sebagai alternatif optimasi routing pada jaringan WAN. Makalah ini terbagi atas Pedahuluan pada bagian 1. Bagian 2 berisikan Tinjauan Pustaka dan penelitian terkait optimasi routing pada SDN-WAN dengan protokol OpenFlow. Bagian 3 menjelaskan hasil dan pembahasan dalam pengerjaan makalah ini. Kesimpulan dari penulisan makalah ini terdapat pada bagian 4 dan daftar pustaka pada bagian 5. 2. TINJAUAN PUSTAKA A. SDN-WAN Software Defined Networking – Wide Area Network (SDN-WAN) adalah aplikasi spesifikasi teknologi yang diterapkan pada jaringan WAN. Jaringan WAN digunakan untuk menghubungkan jaringan antar cabang kantor dengan jarak geografis yang luas. WAN juga berperan menghubungkan pusat data dengan jarak yang terpisah. Implementasi SDN-WAN membantu melakukan kontrol perpindahan jalur jaringan pada pengiriman paket data dengan pendekatan berbasis software [7]. Kebutuhan pengguna dalam implementasi WAN adalah implementasi yang bersifat fleksibel, terbuka dan berbasis cloud-technology [8]. Hal ini dikarenakan dibandingkan dengan menginstal teknologi baru eksklusif WAN, aplikasi yang berbasis cloud-technology mengeluarkan biaya yang relatif efisien. Oleh karenanya pengembangan SDN-WAN diterapkan karena memberikan nilai peningkatan konektivitas dan keamanan jaringan. Pada beberapa kasus, teknologi SDN-WAN menggunakan koneksi broadband-internet untuk memberikan solusi alternatif efisiensi biaya dan meningkatkan keamanan jaringan dengan jalur optimal yang dipilih [9]. SDN-WAN juga mampu menghapus jalur routing yang berpotensi menyediakan konektivitas yang mahal melalui cloud [9]. Teknologi SDN-WAN juga memiliki nilai fleksibilitas [10]. Hal ini dikarenakan SDN- WAN berbasis software, maka pengguna dapat melakukan kontrol dengan mudah sesuai kebutuhan. Salah satu kasus yang sering terjadi adalah peningkatan permintaan pada suatu event tertentu. Dengan adanya sistem kontrol berbasis software maka dapat memungkinkan pengguna untuk melakukan pengaturan sesuai kebutuhan jaringan secara fleksibel. Dari studi kasus penggunaan SDN-WAN tersebut, keunggulan SDN-WAN adalah [11]: a. Virtualisasi dan Cloud, komponen dan entitas jaringan hybrid - antara fisik bare metal dengan virtual b. Orchestration dan Scalability, kemampuan untuk mengatur dan mengelola ribuan perangkat melalui sebuah point of management c. Programmability dan Automation, kemampuan untuk mengubah behaviour (perilaku) jaringan serta dapat melakukan perubahan tersebut secara otomatis (sebagai contoh adalah kemampuan troubleshooting, perubahan policy dan lain-lain) d. Visibility, kemampuan untuk dapat memonitor jaringan, baik dari sisi sumber daya, konektivitas dan lain-lain. e. Kinerja, kemampuan untuk memaksimalkan penggunaan perangkat jaringan, misalnya optimasi bandwidth, load balancing, traffic engineering dan lain-lain (berhubungan dengan Programmability dan Scalability) B. Routing Routing adalah proses pada pemilihan jalur yang dilalui oleh paket data [12]. Jalur terbaik sesuai dengan beban jaringan, panjang datagram, tipe layanan yang diminta dan pola lintasan. Pada umumnya skema routing hanya mempertimbangkan jalur terpendek untuk minimalisir biaya. Terdapat 2 bentuk routing, yaitu [13]: a. Direct Routing (direct delivery), paket dikirimkan dari satu mesin ke mesin lain secara langsung (host berada pada jaringan fisik yang sama) sehingga tidak perlu melalui mesin lain atau gateway. b. Indirect Routing (indirect delivery), paket dikirimkan dari suatu mesin ke mesin yang lain yang tidak terhubung langsung (berbeda jaringan) sehingga paket akan melewati satu atau lebih gateway atau network yang lain sebelum sampai ke mesin yang dituju. Terdapat beberapa jenis routing yaitu minimal-routing, static-routing dan dynamic routing [12]. Minimal-routing adalah informasi minimum yang harus ada untuk host yang tersambung pada suatu network [12]. Minimal-
  • 3. Informatika Mulawarman : Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer Vol. 13, No. 1 Februari 2018 9 e-ISSN 2597-4963 dan p-ISSN 1858-4853 routing terbentuk pada saat konfigurasi interface. Pada Static-routing, router meneruskan paket dari sebuah network ke network yang lainnya berdasarkan yang sudah ditentukan oleh administrator. Rute pada static-routing tidak berubah kecuali jika diubah secara manual oleh administrator. Berikut ini adalah karakteristik dari static-routing [14]: a. Tidak akan mentolerir jika terjadi kesalahan pada konfigurasi yang ada. Jika terjadi perubahan pada jaringan atau terjadi kegagalan sambungan antara dua atau lebih titik yang terhubung secara langsung, arus lalu lintas tidak akan disambungkan oleh router. b. Konfigurasi routing jenis ini biasanya dibangun dalam jaringan yang hanya mempunyai beberapa router, umumnya tidak lebih dari 2 atau 3. c. Informasi routing diberikan oleh administrator jaringan) secara manual. d. satu router memiliki satu table routing e. Jenis ini biasanya digunakan untuk jaringan kecil dan stabil Pada dynamic-routing, router mempelajari sendiri rute terbaik yang akan ditempuh untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya [15]. Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket. Rute pada dynamic- routing berubah sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router. Karakteristik dynamic- routing adalah sebagai berikut [16] : a. Informasi routing tidak lagi diberikan oleh administrator jaringan, melainkan diberikan oleh software. b. Apabila salah satu jalur mengalami gangguan atau kerusakan peralatan, maka router akan secara otomatis mencari jalur lain sebagai pengganti jalur yang tidak bisa dipakai lagi. c. Menangani jaringan yang lebih kompleks dan luas, atau jaringan yang konfigurasinya sering berubah ubah (koneksi putus-nyambung) d. Memerlukan routing protokol untuk membuat table-routing dan routing protokol ini dapat memakan sumber daya komputer. C. OpenFlow OpenFlow merupakan protokol yang digunakan oleh SDN untuk berkomunikasi dengan infrastuktur jaringannya [10]. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1, sebuah controller melakukan komunikasi dengan perangkat-perangkat jaringan yang ada dibawahnya dengan menggunakan protokol OpenFlow [17]. OpenFlow merupakan protokol standar terbuka yang menggunakan port 6633. Versi terakhir OpenFlow saat ini adalah 1.3. OpenFlow memungkinkan server untuk memberitahu jaringan ke switch mana paket di kirimkan. Dalam jaringan konvensional setiap switch memiliki software yang memberitahu apa yang harus dilakukan [18]. Dengan OpenFlow, paket bergerak secara terpusat, sehingga jaringan dapat diprogram secara independen dari switch individu dan data center [8]. Gambar 1. Traditional Network vs SDN Architecture Controller merupakan bagian yang sangat vital pada arsitektur SDN [10]. Hal ini dikarenakan kontroler berperan mendefinisikan jaringan, mengatur masalah availability, laju traffic data, routing & forwarding dan lain-lain [5]. Controller berperan menangani seluruh infrastuktur jaringan yang ada dibawahnya. Controller merupakan sebuah perangkat lunak yang dapat dikembangkan sesuai kebutuhan jaringan. Banyak vendor-vendor yang telah menciptakan controller antara lain yaitu sebagai berikut [18]: 1. POX 2. NOX 3. Floodlight 4. Pyretic 5. Beacon 6. Ryu 7. OpenDay Light, dan lain-lain D. Penelitian Sebelumnya Penggunaan teknologi SDN pada WAN hingga saat ini terus berkembang dan menjadi salah satu bidang yang menarik bagi pada peneliti. Terdapat berbagai pendekatan penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti untuk lebih mendalami terkait penggunaan teknologi SDN pada WAN dengan menggunakan berbagai protokol salah satunya adalah OpenFlow [7]. Penelitian-penelitian tersebut meliputi berbagai topik permasalahan, salah satunya yang dibahas dalam makalah ini yaitu penggunaan teknologi SDN dengan menggunakan protokol OpenFlow untuk mengoptimasikan routing pada jaringan WAN. Pada penelitian yang dilakukan oleh Weidong Lin dkk. [19], mengusulkan pendekatan path label routing dalam WAN berbasis SDN dan menggabungkannya dengan routing konvensional
  • 4. 10 Vol. 13, No. 1 Februari 2018 Informatika Mulawarman : Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer e-ISSN 2597-4963 dan p-ISSN 1858-4853 menggunakan OpenFlow. Peneliti membuat suatu desain arsitektur jaringan dengan menggabungkan conventional routing dengan path label routing menggunakan OpenFlow. Desain arsitektur jaringan tersebut diukur sesuai dengan performa jaringan dalam menggunakan state distribution, sensitifitas peletakan controller dan kualitas layanan. Lalu mensimulasikannya dengan memasukkan variabel-variabel berpengaruh seperti jumlah aliran keseluruhan, time-out interval dan controller placement. Dari hasil analisis dan eksperimen tersebut adalah dengan kondisi memiliki label resource yang cukup didapatkan bahwa rata-rata network latency (jumlah waktu yang diperlukan oleh paket untuk berpindah antar koneksi jaringan) dan state distribution berkurang secara signifikan. Dengan kata lain semakin besar persentase dari path label routing maka semakin baik performa dari jaringan. Penelitian selanjutnya oleh Niels L. M dkk. [16] menggunakan software opensource OpenNetMon untuk monitoring penggunaan aktual dari bandwidth, delay dan packet loss pada jaringan SDN-WAN OpenFlow [20]. Pada penelitian ini OpenFlow menyediakan interface untuk pengimplementasian Traffic Engineering (TE) yang lebih terkontrol, dan OpenNetMon bertugas melakukan monitoring untuk menentukan parameter dari Quality of Service (QoS) sehingga dapat mengoptimalkan jalur yang tepat pada jaringan. Dengan penggunaan OpenNetMon dapat mengurangi penggunaan jaringan dan CPU yang mana hal tersebut dapat mengoptimalakan keakuratan dari pengukuran. Ameer Mosa, dkk. [15], mengemukakan sebuah pendekatan baru optimasi routing jaringan WAN melalui algoritma yang diberi nama Shortest- Feasible OpenFlow Path (SFOP). Algoritma ini dirancang untuk mengidentifikasi rute optimal dari sumber ke tujuan suatu jaringan, memberikan pemanfaatan yang efisien dari sumber daya Software Defined Network pada Wide Area Network (SDN-WAN). Penelitian ini membandingkan 3 algoritma lain selain SFOP, diantaranya: QoS routing algorithm [21] [22], Traffic Engineering (TE) [23] dan Multi- Constrained Multipath (MCMP) [24]. Untuk mendapatkan data statistik jaringan dari obyek penelitian digunakan OpenFlow interface serta software open source yang efisien untuk mengolah data jaringan, misalnya: software Open Traffic matrix (Open TM) [25] dan Open Network Monitoring (OpenNetMon) [10]. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan implementasi simulasi dari hasil algoritma [15]. Dua tes yang berbeda diimplementasi untuk membandingkan lantency algoritma SFOP dengan jalur terpendek (shortest), terluas (widest) serta terpendek-terluas (shortest- widest) untuk menentukan algoritma yang memiliki kinerja terbaik. Perbandingan yang kedua adalah algoritma SFOP diterapkan di beberapa negara untuk mengevaluasi kinerja algoritma dengan perubahan yang dinamis. Kedua tes berlaku untuk 3 ukuran paket, yaitu: 1 KB, 10 KB dan 64 KB untuk mengevaluasi kinerja dari algoritma routing dengan beban yang berbeda. Selain itu, keduanya menggunakan simpul masuk tunggal dan simpul jalan keluar [15] Uji pertama menunjukkan jalan yang berbeda dari algoritma routing. Hasil ini menunjukkan bahwa jalur terpendek dan algoritma SFOP memiliki rata-rata terbaik dari latency untuk paket- paket kecil. Untuk paket besar algoritma jalur terpendek, sangat buruk, dan tiga lainnya memiliki hasil yang sama yang berarti bandwidth shortest- feasible lebih baik daripada yang lain di semua beban. Uji kedua menunjukkan jalan yang berbeda dari algoritma SFOP ketika link jaringan memiliki bandwidth residual yang berbeda (IncBW) dan bandwidth yang layak (FBW) adalah tetap lebih besar dari 100 Mbit /s [19]. Algoritma SFOP menunjukkan latency yang sama untuk semua kasus jika jalur alternatif bandwidth yang sama tersedia. Maka dapat disimpulkan algoritma memberikan stabilitas yang baik untuk jalur aliran di SDN-WAN [6]. Algoritma SFOP bekerja lebih baik daripada yang lain dalam hal latency dan sumber daya pemanfaatan SDN- WAN tanpa peningkatan kompleksitas perhitungan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada implementasi SDN-WAN berbasis OpenFlow, terdapat pendekatan path label routing untuk mengoptimalkan proses routing. Pendekatan tersebut merupakan penggabungan path label routing pada WAN berbasis SDN-WAN dengan routing konvensional menggunakan interface dari OpenFlow. Penggabungan kedua proses routing ini adalah untuk menghindari perubahan pada protokol OpenFlow yang sudah ada dan alokasi path label ke setiap path dalam jaringan berskala besar yang tidak mungkin dilakukan jika murni menggunakan path label routing. Pada pendekatan ini, untuk menghindari modifikasi yang terjadi pada OpenFlow, maka dilakukan penyimpanan panjang label yang tepat pada OpenFlow di dalam header fields. VLAN adalah alternatif header fields yang merupakan tempat penyimpanan paling sederhana dibandingkan dengan MPLS dan PBB. Controller dapat menentukan interval idle timeout dari path label. Untuk optimisasi atau alasan lain, controller dapat menghilangkan path label dengan menghapus flow table entries yang berhubungan, namun controller harus terlebih dahulu membuat path alternative sebagi path pengganti. Jika terdapat dua path yang memiliki sumber dan tujuan yang sama, paket dapat dipindahkan pada traffic satu ke yang lain dengan lancar. Untuk melakukan hal tersebut, controller melakukan push label entry dalam switch untuk menggantikan label yang di-push tadi dengan
  • 5. Informatika Mulawarman : Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer Vol. 13, No. 1 Februari 2018 11 e-ISSN 2597-4963 dan p-ISSN 1858-4853 label lain. Fitur ini dapat mengatasi traffic load dan failure recovery. Failure Recovery merupakan metode cara mengganti jalur traffic pada path yang gagal ke path alternative. Teknik yang digunakan adalah fast-failure type of the group entry. Untuk mengoptimalkan proses routing, penggunaan path label routing pada state information yang baru akan di-push ke switch satu- satunya. Jika diasumsikan terdapat 5 switch, maka controller hanya mendistribusikan 1/5 dari jumlah state yang terdistribusi. Dari pengurangan state yang signifikan ini secara langsung akan mengimprofisasi rata-rata network latency dan mengurangi sensitifitas peletakan controller. Sedangkan untuk mengoptimasi peletakan controller pada jaringan WAN pada path label routing adalah dengan mengurangi sensitifitas dari peletakan controller. Jika persentase dari penerapan path label routing cukup besar, maka pengurangan state yang signifikan akan mengatur sensitifitas peletakan controller. Hybrid routing berperan mengoptimalkan QoS menjadi lebih praktis dan mudah dengan membangun path label yang dibutuhkan dan alternative path untuk memudahkan menemukan permintaan QoS. Optimalisasi proses routing dapat dilihat dari indikator performa pada pencampuran rasio yang berbeda, dampak perbedaan interval dari batas waktu flow table dan performa ketika terjadi penempatan controller yang berbeda. Pendekatan dengan penggabungan path label routing pada WAN berbasis SDN-WAN dengan routing konvensional menggunakan interface dari OpenFlow telah disimulasikan menggunakan aplikasi bernama OPNET simulator v.14.5. Hasil simulasi menggunakan pendekatan ini adalah dengan kondisi memiliki label resource yang cukup didapatkan bahwa rata-rata network latency dan state yang di distribusikan berkurang secara signifikan. Dengan kata lain semakin besar persentase dari path label routing maka semakin baik performa dari jaringan. Semakin besar persentase path label routing dalam hybrid routing ini akan membuat performa jaringan akan menjadi lebih baik. Metode optimasi routing SDN-WAN - OpenFlow juga dapat menggunakan pendekatan algoritma Shortest-Feasible OpenFlow Path (SFOP). Algoritma ini dirancang untuk mengidentifikasi rute optimal dari hulu ke hilir dan memberikan efisiensi penggunaan sumber daya SDN-WAN. Algoritma SFOP bekerja lebih baik daripada beberapa algoritma lainnya dalam hal latency dan efisiensi penggunaan SDN-WAN tanpa peningkatan kompleksitas perhitungan. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil simulasi perbandingan tiga jenis algoritma yaitu QoS routing algorithm, Traffic Engineering (TE) dan Multi- Constrained Multipath (MCMP) dengan tiga jenis ukuran paket data yaitu 1KB, 10 KB dan 64 KB. Simulasi tersebut menguji path yang berbeda dari setiap algoritma routing dan bandwitch residual serta bandwitch yang layak untuk pengiriman paket pada setiap algoritma routing. Hasil pengujian menyatakan bahwa algoritma SFOP menunjukkan latency yang sama untuk semua kasus jika jalur alternatif bandwidth yang sama tersedia. Maka dapat disimpulkan bahwa algoritma SFOP memberikan stabilitas yang baik untuk jalur aliran di SDN-WAN. Selain dengan menggunakan berbagai pilihan algoritma optimasi, terdapat berbagai alternatif pilihan software open source yang dapat digunakan untuk melakukan monitoring pada jaringan yaitu antara lain Open Traffic matrix (Open TM) dan Open Network Monitoring (OpenNetMon). Kombinasi penggunaan antara software monitoring tersebut dengan protokol OpenFlow pada SDN- WAN dapat memberikan hasil perhitungan flow pada jaringan secara lebih akurat sehingga dapat meminimalisasi penggunaan jaringan secara berlebih. 4. KESIMPULAN Seiring dengan perkembangan teknologi jaringan yang semakin kompleks dan peningkatan kebutuhan pasar akan jaringan. Software Defined Networking – Wide Area Network (SDN-WAN) diperkenalkan untuk mengatasi kompleksitas pada jaringan dengan biaya lebih rendah dan fleksibilitas yang lebih tinggi. Terdapat berbagai metode untuk lebih mengoptimalkan penggunaan SDN pada WAN, salah satunya adalah dengan melakukan optimasi pada jalur routing jaringan. Pada makalah ini telah dilakukan studi literatur beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan fokus optimasi routing SDN- WAN dengan menggunakan protokol OpenFlow. Pada penelitian pertama, berfokus pada penggunaan path label routing untuk mengurangi latency (jumlah waktu yang diperlukan oleh paket untuk berpindah antar koneksi jaringan) dan state distribution. Dengan menggunakan pendekatan path label routing diperoleh hasil yang cukup signifikan, dan menunjukkan bahwa semakin besar persentase dari path label routing maka semakin baik performa dari jaringan. Metode optimasi pada penelitian selanjutnya berfokus pada perbandingan penggunaan berbagai algoritma dalam optimasi routing. Pada penelitian ini membandingkan algoritma Shortest-Feasible OpenFlow Path (SFOP) dengan tiga algoritma optimasi yaitu QoS routing algorithm, Traffic Engineering (TE) dan Multi-Constrained Multipath (MCMP). Proses perbandingan tersebut dilakukan dengan melakukan simulasi dengan jalur terpendek (shortest), terluas (widest) serta terpendek-terluas (shortest-widest). Dalam uji coba tersebut diperoleh bahwa algoritma SFOP memiliki kinerja terbaik dengan memberikan tingkat stabilitas pada jaringan tanpa adanya kompleksitas dalam perhitungan.
  • 6. 12 Vol. 13, No. 1 Februari 2018 Informatika Mulawarman : Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer e-ISSN 2597-4963 dan p-ISSN 1858-4853 Selain menggunakan metode path label distribution dan algoritma routing dalam optimasi rute pada jaringan WAN, salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan software open source. Software tersebut akan membantu dalam proses monitoring jaringan, yang mana apabila tools tersebut dikombinasikan dengan teknologi SDN OpenFlow dapat memberikan hasil perhitungan yang lebih akurat dalam pengukuran penggunaan jaringan. Hal tersebut dapat dijadikan dasar dalam proses optimalisasi jaringan pada WAN. Software tersbut antara lain adalah Open Traffic matrix (Open TM) dan Open Network Monitoring (OpenNetMon), dll. 5. DAFTAR PUSTAKA [1] H. E. Egilmez, B. Gorkemli, A. M. Tekalp and S. Civanlar, "Scalable video streaming over OpenFlow networks: An optimization framework for QoS routing,," IEEE International Conference on Image Processing, vol. 18, p. 2241–2244, 2011. [2] P. Trimintzios, G. Pavlou and I. Andrikopoulos, "Providing Traffic Engineering Capabilities in IP Networks Using Logical Paths," in Eighth IFIP Work. Perform. Model. Eval. ATM IP Networks, UK, 2000. [3] V. Adrichem, N. L. M., C. Doerr and F. A. Kuipers, "OpenNetMon: Network monitoring in OpenFlow Software-Defined Networks,," IEEE Network Operations and Management Symposium, p. 1–8, 2014. [4] S. Sharma, D. Staessens, D. Colle, M. Pickavet and P. Demeester, "Enabling Fast Failure Recovery in OpenFlow Networks," in 8th Internasional Workshop on the DRCN, 2011. [5] H. Jin, D. Pan, J. Liu and N. Pissinou, "OpenFlow-Based Flow-Level Bandwidth Provisioning for CICQ Switches," IEEE Trans. Comput, vol. 62, p. 1799–1812, 2013. [6] K. G. Yalda, D. J. Hamad and I. T. Okumus, "Design and Implementation of an Intra- domain routing module for an SDN controller for Traffic Engineering in SDN environment," in 2015 International Conference on Advances in Software, Control and Mechanical Engineering (ICSCME-2015), Antalya (Turkey), 2015. [7] N. McKeown, T. Anderson, H. Balakrishnan, G. Parulkar, L. Peterson, J. Rexford, S. Shenker and J. Turner, "OpenFlow White Paper: Enabling Innovation in Campus Networks," ACM SIGCOMM Computer Communication Review , vol. 38, pp. 69-74, 2008. [8] U. Izzatul, "Perancangan simulasi jaringan virtual berbasis software-define networking," Indonesian Journal of Computing, vol. 1, p. 10, 2016. [9] N. Feamster, J. Rexford and E. Zegura, "The road to SDN: an intellectual history of programmable networks," ACM SIGCOMM Computer Communication Review , vol. 44, pp. 87-98, 2014. [10] V. Adrichem, N. L. M, C. Doerr and F. A. Kuipers, "OpenNetMon: Network monitoring in OpenFlow Software-Defined Networks," in IEEE Network Operations and Management Symposium (NOMS), 2014. [11] W. H. Dutton, "The Internet Of Things," SSRN, 20 June 2013. [Online]. Available: https://ssrn.com/abstract=2324902 or http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.2324902. [12] E. Alba, G. Luque and J. M. Troya, "Parallel LAN/WAN heuristics for optimization," Parallel Computing, vol. 30, p. 611–628, 2004. [13] S. R. Smoot and N. K. Tan, "Chapter 4 – Branch Consolidation and WAN Optimization," in Private Cloud Computing: Consolidation, Virtualization, and Service- Oriented Infrastructure, USA, Elsevier, Inc., 2012, p. 99–125. [14] S. R. Smoot and N. K. Tan, "Chapter 6 – WAN Optimization in the Private Cloud," in Private Cloud Computing: Consolidation, Virtualization, and Service-Oriented Infrastructure, USA, Elsevier, Inc., 2012, p. 167–217. [15] A. Ameer Mosa, A. Ali, J. Xue and S. Turner, "Routing Algorithm Optimization for Software Defined Network WAN," in Al-Sadeq International Conference on Multidisciplinary in IT and Communication Science and Applications, Iraq, 2016. [16] N. L. M, D. Christian and K. Fernando A, "OpenNetMon: Network Monitoring in OpenFlow Software-Defined Networks," in Network Operations and Management Symposium, 2014. [17] R. B. Prayudha, "Desain dan implementasi scada (supervisory control and data acquisition) pada sistem boiler drum menggunakan PLC omron," Indonesian Journal of Computing, vol. 2, p. 2, 2013. [18] K. Kaur, J. Singh and N. S. Ghumman, "Mininet as software defined networking testing platform," in International Conference on Communication, Computing & Systems (ICCCS), 2014. [19] L. Weidong, N. Yukun, Z. Xia, W. Lingbo and Z. Chi, "Using Path Label Routing in Wide Area Software-Defined Networks with OpenFlow," in International Conference on Networking and Network Applications, 2016. [20] M. McCauley, "About pox.," Aug 2013. [Online]. Available:
  • 7. Informatika Mulawarman : Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer Vol. 13, No. 1 Februari 2018 13 e-ISSN 2597-4963 dan p-ISSN 1858-4853 http://www.noxrepo.org/pox/about-pox/. [21] S. K. Sheshadri, "Multi-constrained node- disjoint multipath QoS routing algorithms for status dissemination networks," Washington State University, US, 2004. [22] T. Korkmaz and M. Krunz, "Bandwidth-delay constrained path selection under inaccurate state information," IEEE/ACM Trans. Netw, vol. 11, p. 384–398, 2003. [23] Q. Ma and P. Steenkiste, "Routing Traffic with Quality-of-Service Guarantees in Integrated Services Networks," in Proc. NOSSDAV ’98, Cambridge, UK, 1998. [24] P. Steenkiste and Q. Ma, "On path selection for traffic with bandwidth guarantees," in Proceedings 1997 International Conference on Network Protocols, 1997. [25] A. Tootoonchian, M. Ghobadi and Y. Ganjali, "OpenTM: Traffic Matrix Estimator for OpenFlow Networks," in 11th Int. Conf. Passive Active Meas, 2010.