Perencanaan Jaringan Mobile membahas tahapan perencanaan jaringan mulai dari perencanaan kasar, menengah, hingga detail. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur umum perencanaan jaringan seperti penentuan spesifikasi desain, prediksi kebutuhan trafik, perencanaan jaringan akses dan inti, serta analisis hasil perancangan secara kualitas dan teknologi ekonomi.
2. OUTLINE
• Tahapan Perencanaan Jaringan
• Prosedur Umum Perencanaan Jaringan
• Tujuan Perencanaan Jaringan
– Penentuan Spesifikasi Desain
– Prediksi Kebutuhan Trafik
– Perencanaan Jaringan Akses
• Berdasarkan coverage
• Berdasarkan capacity
– Perencanaan Jaringan Inti
– Analisa Hasil Perancangan
• Secara Kualitas
• Tekno Ekonomi
21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile2
3. Tahapan Perencanaan Jaringan
Perencanaan Kasar
Perencanaan Kasar (
biasanya dipakai untuk
mendesain area
setingkat propinsi )
untuk menentukan
jumlah BTS yang harus
disediakan untuk tujuan
coverage dan capacity.
Perencanaan pada tahap
kasar sangat penting
untuk melihat feasibility
study dari sisi bisnis.
21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile3
Perencanaan Menengah
Sedangkan perencanaan
tahap menengah
dilakukan setelah
diperoleh justifikasi bahwa
secara bisnis layak,
sehingga diperlukan
perencanaan yang lebih
mendalam untuk
menentukan time frame
yang diperlukan dalam
persiapan deployment.
Perencanaan Detail
Tahap terakhir yaitu
perencanaan detil,
digunakan untuk simulasi
coverage pada area yang
lebih kecil, dimana BTS
terpasang. Pada tahap
ini, bisa ditentukan tinggi
antena yang diperlukan
BTS, berapa kelas daya
pancar yang dipakai oleh
BTS, konfigurasi sektor,
perencanaan frekuensi,
dan distribusi kanal
untuk tujuan
pemenuhan kapasitas
dengan GoS tertentu.
5. 1. Penentuan Spesifikasi Desain
• Penentuan spesifikasi desain sangat diperlukan, karena hal ini
merupakan tujuan atau parameter utama yang ingin dicapai
dalam mendesain jaringan mobile tersebut.
Coverage : area cakupan layanan
Reliability : ketersedian layanan
C/I : carrier to noise interference ratio
BEP : break event point (titik balik modal)
NPV : net present value (keuntungan bersih)
IRR : Internal Rate of Return (indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi)
21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile5
6. 2. Predeksi Kebutuhan Trafik
Predeksi kebutuhan trafik ini diperlukan, untuk memenuhi tujuan agar
pelanggan dapat terlayani dengan baik dan merasa nyaman ketika
menggunakan layanan mobile
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perhitungan trafik :
• Populasi pengguna
• Pertumbuhan populasi pengguna
• Potensi banyaknya pengguna atau target pengguna dari suatu daerah
• Target minimum kecepatan tiap pengguna atau kebutuhan bandwith per bulan per
user (data)
• Overbooking factor (data)
• Busy hour average loading (voice)
• Voice codec yang digunakan (voice)
• GoS yang diinginkan (voice)
• Persentase pengguna pada jam sibuk (voice dan data)
21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile6
7. 2.1 Predeksi Kebutuhan Trafik cont’d.
Shared Bandwith
21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile7
• Perhitungan bandwith harus menggunakan/mempertimbangkan
shared bandwith untuk membedakan bandwith setiap kategori user
dan daerah tertentu (karena kebutuhannya berbeda – beda)
8. 2.1 Traffic Volume Based Approach
• Dimensioning dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu rata – rata
dari penggunaan paket data suatu pelanggan pada satu bulan di suatu area.
Selanjutnya hal tersebut digunakan untuk menentukan kapasitas yang akan
ditawarkan untuk memenuhi penggunaan data pelanggan tersebut.
21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile8
9. 2.2 Data Rate Based Approach
• Dimensioning dilakukan dengan menentukan target data rate yang ingin
ditawarkan oleh operator, selain itu juga menentukan nilai dari
overbooking factor jika BTS dalam keadaan ramai.
21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile9
10. 2.3 Bandwith Voice
• Perhitungan bandwidth untuk voice didekati dengan teori trafik
erlang
21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile10
11. 3. Jaringan Akses
• Perhitungan jaringan akses ini bertujuan untuk mengetahui jumlah
BTS yang dibutuhkan untuk mencapai coverage 100% dan
memenuhi syarat dari perhitungan kebutuhan bandwith (ambil
jumlah BTS terbanyak)
21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile11
12. 3.1 Perhitungan Berdasarkan Coverage
Yang harus diperhatikan adalah persamaan model propagasi link
budget yang digunakan untuk menentukan jari - jari sel (masing
- masing mempunyai batasan tersendiri), Contoh :
• Okumura Hatta
• SUI Model
• COST-231
• Walfisch-Ikegami Model
• Erceg Model
• Ericsson, etc
Selain itu parameter seperti daya pancar antena, gain antena, tinggi BTS,
sensitivitas penerima, tinggi penerima, frekuensi juga merupakan parameter
kunci dalam perhitungan menggunakan model propagasi.Melalui persamaan
yang disediakan tersebut dapat ditentukan jari - jari sel, untuk selanjutnya
dapat dihitung luas cakupan area dari BTS tersebut untuk menentukan banyak
BTS yang dibutuhkan
21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile12
13. 3.1.1 Contoh Model Propagasi
• Okumura Hatta
– Frekuensi carrier yang dipakai berada pada selang 150 ≤ 𝑓𝑐 ≤ 1500 𝑀𝐻𝑧
– Tinggi antenna pemancar berada pada selang 30 ≤ ℎ𝑏 ≤ 200 𝑚
– Tinggi antenna penerima berada pada selang 1 ≤ ℎ𝑚 ≤ 10 𝑚
– Jangkauan pemancar berada pada selang 1 ≤ 𝑑 ≤ 20 𝑘𝑚
Secara umum, bentuk persamaan Okumura-Hatta adalah:
21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile13
14. 3.1.1 Contoh Model Propagasi cont’d. 1
• SUI Model
– Paling cocok digunakan untuk frekuensi carrier 2.5 - 2.7 GHz
– Syaratnya radius sel harus lebih besar dari 100m
Secara umum, bentuk persamaan SUI adalah:
21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile14
15. 3.1.1 Contoh Model Propagasi cont’d. 2
• Erceg Model
– Mudah digunakan untuk frekuensi 2 GHz dan tinggi antena
penerima 2m
– Dapat digunakan untuk frekuensi selain kedua parameter di
atas, dengan tambahan faktor koreksi
• Ericsson
– Modifikasi dari model Hatta untuk frekuensi sampai dengan
1900MHz
• COST-231 Walfisch-Ikegami Model
– Ekstensi dari model COST Hatta yang dapat digunakan pada
frekuensi di atas 2000MHz
21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile15
16. 3.1 Perhitungan Berdasarkan Coverage
cont.d
21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile16
Pembagian daerah berdasarkan
okomura hatta (urban dan suburban)
RadiusUrban = 551,4 m
Suburban = 943,9 m
17. 3.2 Perhitungan Berdasarkan Kapasitas
Yang harus diperhatikan adalah teknologi jaringan akses, vendor yang
digunakan, ketentuan regulator tentang alokasi frekuensi, karena hal ini
mempengaruhi kapasitas dan bandwith dari setiap BTS, Contoh :
21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile17
18. 4. Jaringan Inti
Jaringan inti (core network) dibutuhkan sebagai penyedia content dan
pemberian layanan/services kepada user.
Hal yang harus diperhatikan dalam mendesain suatu core network
adalah:
• Perancangan backbone/backhaul
– pemilihan topologi
– bandwith dari masing - masing ring
– pemilihan teknologi transport
• Banyak core network yang dibutuhkan (bergantung kapasitas core
network)
• Penempatan core network
– lokasi strategis secara fisik
– lokasi dengan konsentrasi trafik terbesar
21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile18
19. 4.1 Topologi Jaringan
21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile19
• Sederhana, murah,
dengan tingkat
kehandalan cukup
tinggi
• Delay yang cukup
tinggi, karena butuh
beberapa hop untuk
mencapai suatu
tujuan
• Centralized, murah
dan sederhana
• Delay yang sangat
rendah (maksimum 2
hop)
• Membutuhkan
perangkat central
yang sangat handal
(sangat bergantung
switching pada HUB
pusat)
• Tingkat kehandalan
yang sangat
tinggiImplementasi
membutukan biaya
mahal
21. 4.3 Penempatan EPC (Core Network)
21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile21
1. Ring merah: menangani 152 base station di Jakarta Barat dan
sebagian Jakarta Utara. Link backhaul ini memiliki bandwidth
sebesar 5,73 Gbps.
2. Ring biru: menangani 151 base station urban di Jakarta Tengah,
sebagian Jakarta Utara, Selatan dan Timur. Link backhaul ini
memiliki bandwidth sebesar 5,67 Gbps
3. Ring hijau: menangani 152 base station di sebagian Jakarta Timur
dan Utara. Link backhaul ini memiliki bandwidth sebesar 5,77 Gbps.
4. Ring Hitam: menangani di sebagian Jakarta Selatan dan TImur. Link
backhaul ini memiliki bandwidth sebesar 5,72 Gbps.
5. Link ungu: merupakan pertemuan antara ring biru dan merah,
memiliki bandwidth sebesar 11,4 Gbps.
6. Link kuning, merupakan pertemuan antara ring biru dan hijau,
memiliki bandwidth sebesar 11,44 Gbps.
7. Link cokelat, merupakan pertemuan antara ring biru dan hitam,
memiliki bandwidth sebesar 11,39 Gbps.
22. 5. Analisis Jaringan dan Tekno Ekonomi
• Reliability
Pada dasarnya jika jaringan mengikuti kebutuhan coverage, reliability adalah
50%
Jika tidak reliability dapat dihitung dengan persamaan sbb
Dengan melihat tabel Gaussian, reliability dapat diketahui
Contoh :
21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile22
24. 5.2 C/I (Carrier/Interference)
Salah satu yang menimbulkan interferensi pada sistem seluler adalah
sel cochannel. Karena interferensi sangat dipengaruhi sel co-channel,
maka dibuat teknik untuk menentukan posisi sel co-channel. Berikut
ini persamaan yang digunakan dalam menentukan sel co-channel:
21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile24
Dimana I dan J adalah adalah bilangan bulat positif,
sedangkan K adalah jumlah seldalam 1 cluster.
Berikut ini cara penentuan sel co-channel:
1. Pilih salah satu sel, misalkan sel A
2. Tarik garis lurus sejauh I sel melalui salah satu
sisi sel A
3. Berhenti di pusat sel lalu putar 60
4. Tarik lagi garis tersebut sejauh J sel dan
berhenti di pusat sel
5. Namai sel tersebut dengan sel A (sel co-
channel)
6. Lakukan cara diatas melalui sisi lain sel A
25. 5.2 C/I (Carrier/Interference) cont’d.
21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile25
Contoh :
Bandingkan nilai C/I dengan syarat minimal :
64 QAM dibutuhkan C/I sebesar ~14dB
16 QAM dibutuhkan C/I sebesar ~9dB
26. Tekno Ekonomi
• Secara umum investasi dipengaruhi oleh
besarnya investasi awal yang dikeluarkan
oleh provider untuk membangun suatu
jaringan, hal yang perlu diperhatikan
pertama kali adalah tentang penentuan
biaya CAPEX dan OPEX
21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile26
27. 5.3 CAPEX
• CAPEX terdiri dari biaya yang dikeluarkan untuk perangkat,
instalasi, property dan lainnya yang diperlukan untuk mendirikan
jaringan mobile serta mempunya manfaat yang lebih dari satu
periode akutansi.
• Saat ini vendor pun sudah mulai menawarkan penyewaan
perangkat atau pembelian services kepada operator, hal ini
merupakan hal yang harus diperhatikan dan sangat berpengaruh
terhadap nilai CAPEX
21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile27
28. 5.4 OPEX
• OPEX adalah biaya yang dikeluarkan
rutin dalam satu periode
21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile28
29. 5.5 Revenue
• Revenue adalah pendapatan yang diterima
oleh perusahaan dari pengguna layanan
21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile29
30. 5.6 CashFlow
• Cashflow adalah perhitungan pemasukan
dan pengeluaran pada setiap tahunnya
berdasarkan CAPEX, OPEX, dan
Revenue yang telah dihitung
21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile30
31. 5.7 Kelayakan Investasi
• Kelayakan investasi dapat diukur dari 2 parameter yaitu NPV (Net
Present Value)dan IRR (Internal Return Rate)
21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile31
Semakin besar nilai
IRR maka
investasinya semakin
baik untuk dilakukan
32. REFERENSI
• Dr. Ir. Joko Suryana, “Perencanaan Akses dan Core Jaringan
Evdo,” Bandung.
• Bagus Facsi Aginsa, ”Perancangan Jaringan LTE di DKI Jakarta
dengn Menggunakan Dual Band: 2,6ghz & 700mhz,” Bandung,
2013.
• M. Lazhar Belhouchet, M. Hakim Ebdelli Ebdelli, ”ITU/BDT Arab
Regional Regional Workshop Workshop on “4G Wireless Systems”
LTE Technology,” Tunisia, 2010.
21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile32