SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
BAB I
                                PENDAHULUAN


        Walaupun beberapa penelitian, teori-teori dan metode yang ada
dalam     ilmu-ilmu   sosial    memilki       langkah   yang    menggembirakan(
mangalami kemajuan), namun dalam beberapa dekade tarakhir, studi
terhadap budaya hanya mengalami sedikit kamjuan. Secara umum teori-
teori yang dihasilkan didasarkan pada hasil kerja empirik. Sejak perang
dunia kedua ilmu-ilmu sosial condong untuk memberikan sedikit perhatian
terhadap faktor kebudayaan. Dalam tradisi Marxist yang terkenal
cenderung mengabaikan alam budaya. Neo-marxis di Amerika dan Inggris
juga diusahakan dihilangkan dengan alasan hal itu adalah ideologis bukan
budaya.     Pandangan     Struktural-Fungsional         terutama     oleh     Parson
mengidentifikasi budaya sebagai suatu sistem autonomous, tetapi
penelitian pengembangan terhadap                 sistem ini sangatlah sedikit.
Sedangkan simbolic interactionism menekankan pada simbol dan arti,
pengembagannya sekitarnya persepsi individu dalam lingkungan terkecil
dari pada dengan contoh/pola budayanya itu sendiri. Pandangan lain
adalah    psikologi   sosial,   yang      didalamnya     mengamati      fenomena
kebudayaan      antara   lain   tentang       kepercayaan      dan   sikap,    tetapi
penekanannya lebih kepada jiwa individu dari pada mencurahkan teorinya
untuk penyelidikan tentang budaya. Dalam psikologi sosial, dimana
hubungan antara ‘budaya dan kepribadian’ menempati posisi formal yang
cukup penting, penelitiannya yang memfokuskan pada tiap kehidupan
juga kurang mengarah kepada budaya itu sendiri.
        Mengapa studi tentang kebudayaan itu terhenti untuk dilanjutkan ?
beberapa waktu yang lalu, menurut interpretasi ini, para ilmuwan dibidang
sosial menemukan bahwa kebudayaan itu benar-benar sedikit berbeda
dalam urusan manusia. Mereka menganggap segalanya sebagai fakta
dari kehidupan sosial.



                                          1
BAB II
                                   ISI BUKU


A. Empat Pandangan Tentang Budaya
       Dalam buku dikemukakan mengenai empat pendekatan dalam
mempelajari kebudayaan. Secara garis besar mainstreamnya ada diluar
ilmu sosial. Keempat Pendekatan ini berorientasi terhadp kenyataan dari
pikiran, simbolism, bahasa dan percakapan. Dalam tradisi filosofi ada
yang   disebut   positivistik   dari    ilmu    sosial   kontemporer.   Keempat
pendekatan itu yaitu, pertama Fenomenologi, kedua, antropologi budaya,
ketiga strukturalime dan keempat adalah teori kritik.
       Pendekatan-pendekatan ini merupakan yang terbesar di wilayah
Eropa, karena itu sebagian mungkin tidak cukup dikenal oleh bangsa
Amerika. Dalam buku ini yang memberikan kontribusi penulisan yaitu :
1. Peter L Berger yang mengemukakan pendekatan fenomenologi pada
   pertengahan tahun 1960-an. Fenomenologi ini diilhami dari pendapat
   Hegel dan merupakan refleksi dari filsafat teori tentang manusia.
2. Mary Douglas yang mengemukakan tentang antropologi budaya dari
   tradisi British. Douglas mengemukakan pandangannya tentang ritual,
   simbol-simbol, tata kehidupan sosial dan perbandingan kosmologis.
   Pandangan Dougla ini merupakan inspirasi dari Manowski dan
   Durkheim tentang sistem klasifikasi dalam masyarakat.
3. Michel Foucault, yang memberikan pandangan tentang tradisi
   strukturalisme dari analisis budaya perancis.
4. Jurgen Habermas, orang jerman yang mengemukan tentang teori kritik
   terhadap ilmu-ilmu sosial.Seperti halnya dengan penganut Madzhab
   Frankfurt lainnya, ia memberi tafsiran baru pada ide Marx untuk
   disesuaikan dengan keadaaan zaman modern. Konsep materialistik
   sejarah Marx dianggap terlalu terikat pada falsafah Hagel., kaena itu
   andaian Marx tentang metafisik harus diganti dengan teori kritik (critical
   theory). Habermas mengenalkan alternatif model baru yaitu Logika


                                         2
interaksi dan logika hermenutik, yang cenderung menuju kepada
   praksis dengan logika dijadikan dasar herneutik. Dalam model ini hal
   yang ditekankan adalah komunikasi, inti modelnya ialah dialog yang
   berlangsung itu haruslah berdasarkan atas pengakuan diantara orang-
   orang yang mengambil bagian dalam dialog tersebut dalam mencari
   kemungkinan manusia menguasai teknologi. Melalui logika interaksi
   dan hermeneutik, politik mewujudkan suatu ruang lingkup yang bebas
   dari penguasaan dari semua orang dalam upaya mencapai bersama
   serta kemanusiaan. Dari uraian itu tampak bahwa Habermas mencoba
   untuk memindahkan pernanan kaum proletariat kepada para ilmuwan
   yang melibatkan diri dari proses ilmiah., karena kini ilmu merupakan
   daya kratifitas penting dalam masyarakat. Adapaun faktor utama yang
   menentukan keadaan dan perkembangan masyarakat adalah ilmu,
   serta cara-cara bagimanakah ilmuwan memahami tugas mereka, teori
   kritik memberikan arahan dan pedoman bagi para ilmuwan itu. Model
   yang ketiga yang diajukan Habermas adalah Praksis kritik atau
   emansipatori, yang bertujuan untuk menjamin terjadinya perubahan
   dalam struktur penguasaan dalam masyarakat (apabila model kedua
   dianggap gagal). Dalam mengembangkan masyarakat perlu dicari cara
   baru tentang struktur masyarakat dengan cara menghilangkan represif,
   seperti menumbuh-kembangkan kaidah dalam menemukan unsur tak
   sadar (psikoanalisis Frued) akibat tekanan, sehingga memungkinkan
   para individu menerimanya secara sadar. Kritik terhadapHabermas
   dalam memberikan konsep dialektik baru ialah ketiga model yang
   tampak seperti lapisan itu berkaitan satu sama lainnya dianggap tidak
   jelas.
      Kontribusi dari Peter berger, Mary Douglas, Michel Foucault dan
Jurgen Heberrmas memberikan gambran yang jelas sebagai alternatif
dalam melakukan penyelidikan tentang budaya. Berger menekankan pada
interpretasi personal mengenai seseorang dalam menyesuaikan dengan
realitas kehidupan sehari-hari. Sedangkan Douglas menekankan pada


                                   3
aturan ritual dan benda-benda artifact dalam mendefinisikan konsep;
Kalau    Foucault    kekuatan   masalah–penguatannya         pada   kategori
pengetahuan         dan Habermas asumsi utamanya adalah tindakan
komunikatif sebagai dasar epistimologi.


B. Analisis Budaya
        Kesimpulannya, kerangka yang jelas muncul dari Berger, Douglas,
Foucault dan Habermas yang mengidentifikasi budaya sebagai aspek
nyata dari realitas sosial. Pola-pola yang muncul merupakan subyek untuk
diobservasi dan diinterpretasi secara teoritis. Analisis budaya dapat
didefinisikan sebagai studi terhadap dimensi simbolic expresive dari
kehidupan sosial. Subjek dari analisis budaya adalah apa yang nampak
dalam tindakan objektif, peristiwa-peristiwa, ungkapan-ungkapan dan
obyke dari interaksi sosial. Level yang tepat dari analisis adalah pola
antara interaksi dengan benda dari pada usaha untuk mereduksi budaya
lain sebagai bagian dari internal individu atau kondisi jasmaniah dari
masyarakat. Untuk itu analisis budaya berbeda dari disiplin ilmu yang lain
seperti psikologi sosial atau sosiologi dalam aspek unik dari tingkah laku
manusia.
        Pertanyaan yang timbul apakah analisis budaya dapat produktif
dan apakah strateginya cukup berhasil untuk melakukan penyelidikan ?
Jawaban dari pertanyaan ini masih jauh dari kejelasan, tetapi beberapa
petunjuk dapat diidentifikasikan. Sebagai contoh: metode difokuskan pada
penyimpangan yang biasanya terlihat jelas pada strategi nilai dari
kerangka yang dikemukakanoleh Foucault dan Douglas. Kegilaan,
penyakit, siksaan, hukuman penjara, penyimpangan seksual semuanya
itu memberikan sumber pengetahuan tentang budaya. Penyimpangan
cenderung mendorong pembicaraan yang dapat dianalisis. Hal itu juga
merupakan     merupakan    tutjuan   secara   teoritis,   sebagimana   yang
diungkapkan Douglasdalam tindakan penyimpangan dramatis dari batas
budaya dan sebaliknya. Tindakan yang menyimpang batas budaya


                                     4
menjadi didefinisikan sebagai penyimpangan. Karena itu penyimpangan
adalah sebuah kategori khusus untuk memahami sifat umum dari makna
budaya.
        Tugas dasar dari anlisis budaya seharusnya menjadi studi dari
batas-batas simbolis untuk konstitusi pokok dari urusan perintah budaya.
Batas-batas simbolis memisahkan bidang, menciptakan kontek dalam
pikiran yang berarti dapat menggantikan tindakan. Selain itu yang
dipisahkan oleh batas-batas simbolis dapat juga join dengan mereka.
Sebagaimana yang diamati oleh Douglas dan Berger bahwa salah satu
yang mampu untuk mendorong (secara fisik dan mengandung ibarat) dari
satu bidang untuk lainnya umumnya ungkapan, konstitusi juga merupakan
dasar untuk menguji perbedaan budaya (khususnya dalam teori
Habermas mengenai evolusi budaya).
        Berkenaan dengan budaya sebagai aspek yang dapat diobservasi
dari tingkah laku manusia biasa mengeaskan pada realitas batas-batas
simbolis. Sumber yang dikeluarkan dan pemeliharaan aktivitas sosial
dapat     dipahami   sebagai   usaha       untuk   mepertajam   batas   untuk
mendefinisikan ulang perbedaan budaya.
        Pelajarn lain dari teoritis adalah perspektif metateoritis pada alam
dari kultur modern yang penting untuk menjadi pedoman seleksi dari
problem konkrit dari penyelidikan. Namun dalam perspektifnya seringkali
terjadi dan bersandar pada asumsi-asumsi tentang pelajaran sejarah
bukan subjek diri mereka untu penyelidikan empiris. Analisis budaya dapat
diikuti dengan satu refrensi eksplisit atau lainnya dari kerangka
metateoritical. Pada kasus lain proses selektif akan menjadi timbul .
Sebagai petunjuk praktis analisis budaya memerlukan diskusi tentang
manfaat konsep alternatif dari sejarah.
        Pada beberapa kasus hal tersebut merupakan fakta batas budaya
yang termasuk isu – antara alternatif konsep absolut, antara diri dan
masyarakat, antara keadaan dan diri, antara keadaan dan ekonomi dan
yang lainnya. Kemudian analisis praktis dari problem budaya kontemporer


                                       5
dapat diperluas dengan mengeksplorasi cara pada batas-batas yang
didefinisikan dan menjadi gejala mendefinisikan budaya kembali.
       Permulaan ini terlihat produktif dari wawasan selanjutnya dalam
studi tentang budaya. Sebagai contoh sepasang struktur bahasa yang
secara penuh dieksploitasi oleh Levi-Strauss meskipun tidak secara
universal Levi Strauss percaya. Contoh : bagus jahat, gelap terang. Batas-
batas simbolis sebagai keseimbangan antara tiap pasangan yang
mewakili benda signifikan untuk diselidiki.




                                      6
BAB III
                              KESIMPULAN


      Untuk melakukan penyelidikan tentang budaya perlu dilakukan
anlisis budaya. Sehingga analisis budaya ini dianggap sebagai studi
terhadap dimensi simbolic expresive dari kehidupan sosial. Subjek dari
analisis budaya adalah apa yang nampak dalam tindakan objektif,
peristiwa-peristiwa, ungkapan-ungkapan dan obyek dari interaksi sosial.
Level yang tepat dari analisis adalah pola antara interaksi dengan benda
dari pada usaha untuk mereduksi budaya lain sebagai bagian dari internal
individu atau kondisi jasmaniah dari masyarakat. Untuk itu analisis budaya
berbeda dari disiplin ilmu yang lain seperti psikologi sosial atau sosiologi
dalam aspek unik dari tingkah laku
      Kerangka yang jelas dari analisis budaya ini muncul dari Peter L.
Berger, Mary Douglas, Michel Foucault dan Jurgen Habermas yang
mengidentifikasi budaya sebagai aspek nyata dari realitas sosial. Pola-
pola yang muncul merupakan subyek untuk diobservasi dan diinterpretasi
secara teoritis. Mereka adalah tokoh-tokoh dalam ilmu sosial yang berasal
dari daratan Eropa.
      Ada empat pendekatan dalam menganalisis budaya yang terbesar
di wilayah Eropa, karena itu sebagian mungkin tidak cukup dikenal oleh
bangsa Amerika. Empat pendekatan itu sebagai berikut :
1. pendekatan fenomenologi yang dikemukakan oleh Peter L Berger
   pada pertengahan tahun 1960-an. Fenomenologi ini diilhami dari
   pendapat Hegel dan merupakan refleksi dari filsafat teori tentang
   manusia.
2. Pendekatan antropologi budaya yang dikemukakan oleh Mary Douglas
   tentang dari tradisi British. Douglas mengemukakan pandangannya
   tentang ritual, simbol-simbol, tata kehidupan sosial dan perbandingan
   kosmologis. Pandangan Dougla ini merupakan inspirasi dari Manowski
   dan Durkheim tentang sistem klasifikasi dalam masyarakat.


                                     7
3. Pendekatan Strukturalisme yang dikemukakan oleh Michel Foucault,
   yang memberikan pandangan tentang tradisi strukturalisme dari
   analisis budaya perancis.
4. Pendekatan Teori kritik yang dikemukakan oleh Jurgen Habermas.
   Pendekatan ini merupakan upaya untuk menjamin adanya perubahan-
   perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat.




                                 8
DAFTAR PUSTAKA


Judistira Garna, 1996, Ilmu-ilmu Sosial Dasar konsep Posisi, Program
          Pasca Sarjana Universitas Padjajaran, Bandung

Wuthnow, Robert, James Davison, Albert Bergesen and Edith Kurzweil,
       1984, Cultural Analysis, Boston, London




                                 9

More Related Content

What's hot

Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah Publik
Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah PublikJurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah Publik
Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah PublikSatrio Arismunandar
 
KAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS JÜRGEN HABERMAS
KAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS  JÜRGEN HABERMASKAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS  JÜRGEN HABERMAS
KAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS JÜRGEN HABERMASDavid Jones
 
Jelaskan & beri contoh ciri ciri sosiologi
Jelaskan & beri contoh ciri ciri sosiologiJelaskan & beri contoh ciri ciri sosiologi
Jelaskan & beri contoh ciri ciri sosiologiAyu Aliyatun
 
Asumsi dasar teori kritis habermas
Asumsi dasar teori kritis habermasAsumsi dasar teori kritis habermas
Asumsi dasar teori kritis habermasdindadimana
 
Fatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
Fatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sosFatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
Fatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sosFatyaKamila
 
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuanSosiologi sebagai ilmu pengetahuan
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuanVJ Asenk
 
Sosiologi sebagai Ilmu dan Metode
Sosiologi sebagai Ilmu dan MetodeSosiologi sebagai Ilmu dan Metode
Sosiologi sebagai Ilmu dan Metodeadelitameidyanti
 
Sosiologi sebagai ilmu masyarakat
Sosiologi sebagai ilmu masyarakatSosiologi sebagai ilmu masyarakat
Sosiologi sebagai ilmu masyarakatAnisa Fitri
 
Ringkasan Definisi sosiologi
Ringkasan Definisi sosiologiRingkasan Definisi sosiologi
Ringkasan Definisi sosiologiNaiya Naiya
 
Ppt sosiologi x sem.1 bab 1
Ppt sosiologi x sem.1 bab 1Ppt sosiologi x sem.1 bab 1
Ppt sosiologi x sem.1 bab 1sri ani
 
Sosiologi sebagai ilmu dan metode
Sosiologi sebagai ilmu dan metodeSosiologi sebagai ilmu dan metode
Sosiologi sebagai ilmu dan metodeSMAN 2 Genteng
 
Paper lengkap sosiologi pendidikan sebagai ilmu murni&ilmu ;terapan
Paper  lengkap sosiologi  pendidikan sebagai ilmu  murni&ilmu ;terapanPaper  lengkap sosiologi  pendidikan sebagai ilmu  murni&ilmu ;terapan
Paper lengkap sosiologi pendidikan sebagai ilmu murni&ilmu ;terapanDadang DjokoKaryanto
 
1. teori kritis
1. teori kritis1. teori kritis
1. teori kritisevinurleni
 
sosiologi-sebagai-ilmu-pengetahuan
sosiologi-sebagai-ilmu-pengetahuansosiologi-sebagai-ilmu-pengetahuan
sosiologi-sebagai-ilmu-pengetahuanRohadi19
 
Critical Approach Based on Karl Marx Theory
Critical Approach Based on Karl Marx TheoryCritical Approach Based on Karl Marx Theory
Critical Approach Based on Karl Marx TheoryAhmed Latif II
 

What's hot (20)

Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah Publik
Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah PublikJurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah Publik
Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah Publik
 
KAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS JÜRGEN HABERMAS
KAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS  JÜRGEN HABERMASKAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS  JÜRGEN HABERMAS
KAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS JÜRGEN HABERMAS
 
Jelaskan & beri contoh ciri ciri sosiologi
Jelaskan & beri contoh ciri ciri sosiologiJelaskan & beri contoh ciri ciri sosiologi
Jelaskan & beri contoh ciri ciri sosiologi
 
Asumsi dasar teori kritis habermas
Asumsi dasar teori kritis habermasAsumsi dasar teori kritis habermas
Asumsi dasar teori kritis habermas
 
Fatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
Fatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sosFatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
Fatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuanSosiologi sebagai ilmu pengetahuan
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
 
SOSIOLOGI - PM
SOSIOLOGI - PMSOSIOLOGI - PM
SOSIOLOGI - PM
 
Kuliah 1 sosiologi
Kuliah 1 sosiologiKuliah 1 sosiologi
Kuliah 1 sosiologi
 
Sosiologi sebagai Ilmu dan Metode
Sosiologi sebagai Ilmu dan MetodeSosiologi sebagai Ilmu dan Metode
Sosiologi sebagai Ilmu dan Metode
 
Sosiologi sebagai ilmu masyarakat
Sosiologi sebagai ilmu masyarakatSosiologi sebagai ilmu masyarakat
Sosiologi sebagai ilmu masyarakat
 
Ringkasan Definisi sosiologi
Ringkasan Definisi sosiologiRingkasan Definisi sosiologi
Ringkasan Definisi sosiologi
 
Ppt sosiologi x sem.1 bab 1
Ppt sosiologi x sem.1 bab 1Ppt sosiologi x sem.1 bab 1
Ppt sosiologi x sem.1 bab 1
 
7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi
 
Sosiologi sebagai ilmu dan metode
Sosiologi sebagai ilmu dan metodeSosiologi sebagai ilmu dan metode
Sosiologi sebagai ilmu dan metode
 
Paper lengkap sosiologi pendidikan sebagai ilmu murni&ilmu ;terapan
Paper  lengkap sosiologi  pendidikan sebagai ilmu  murni&ilmu ;terapanPaper  lengkap sosiologi  pendidikan sebagai ilmu  murni&ilmu ;terapan
Paper lengkap sosiologi pendidikan sebagai ilmu murni&ilmu ;terapan
 
1. teori kritis
1. teori kritis1. teori kritis
1. teori kritis
 
Ilmu Sosiologi
Ilmu SosiologiIlmu Sosiologi
Ilmu Sosiologi
 
sosiologi-sebagai-ilmu-pengetahuan
sosiologi-sebagai-ilmu-pengetahuansosiologi-sebagai-ilmu-pengetahuan
sosiologi-sebagai-ilmu-pengetahuan
 
Critical Approach Based on Karl Marx Theory
Critical Approach Based on Karl Marx TheoryCritical Approach Based on Karl Marx Theory
Critical Approach Based on Karl Marx Theory
 

Similar to Analisis Budaya Dalam Perspektif Teori

Kritik Ideologi dan Kritik Ilmu pengetahuan_Teori Kritis.pptx
Kritik Ideologi dan Kritik Ilmu pengetahuan_Teori Kritis.pptxKritik Ideologi dan Kritik Ilmu pengetahuan_Teori Kritis.pptx
Kritik Ideologi dan Kritik Ilmu pengetahuan_Teori Kritis.pptxSosiologiFISIPUWKS
 
Sejarah perkembangan sosiologi
Sejarah perkembangan sosiologiSejarah perkembangan sosiologi
Sejarah perkembangan sosiologiNovira Chaniago II
 
Fenomena pendidikan persekolahan
Fenomena pendidikan persekolahanFenomena pendidikan persekolahan
Fenomena pendidikan persekolahanbarokah hilmi
 
Sejarah perkembangan sosiologi
Sejarah perkembangan sosiologiSejarah perkembangan sosiologi
Sejarah perkembangan sosiologiYasirecin Yasir
 
Kebudayaan Materi dan Materialisme Budaya
Kebudayaan Materi dan Materialisme BudayaKebudayaan Materi dan Materialisme Budaya
Kebudayaan Materi dan Materialisme BudayaSatrio Arismunandar
 
TUGAS BESAR 1_ SOSIOLOGI KOMUNIKASI_ AMBARWATI _44321120002.pdf
TUGAS BESAR 1_ SOSIOLOGI KOMUNIKASI_ AMBARWATI _44321120002.pdfTUGAS BESAR 1_ SOSIOLOGI KOMUNIKASI_ AMBARWATI _44321120002.pdf
TUGAS BESAR 1_ SOSIOLOGI KOMUNIKASI_ AMBARWATI _44321120002.pdfAmbarwati7620
 
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...Baiq Rilda Erliana Zahara
 
Teori teori kebudayaan
Teori teori kebudayaanTeori teori kebudayaan
Teori teori kebudayaanKalaiSelvan235
 
Jurnal teori-teori-tentang-budaya
Jurnal teori-teori-tentang-budayaJurnal teori-teori-tentang-budaya
Jurnal teori-teori-tentang-budayaSella Ewinda P
 
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - Word
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - WordPresentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - Word
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - WordKaer Bikers
 
bahanklasikal soio.docx
bahanklasikal soio.docxbahanklasikal soio.docx
bahanklasikal soio.docxChorong Park
 
kelompok-4-teori-teori-sosial keluarga.pptx
kelompok-4-teori-teori-sosial keluarga.pptxkelompok-4-teori-teori-sosial keluarga.pptx
kelompok-4-teori-teori-sosial keluarga.pptxipgm0722
 
Delvira Husaeni_44221120004_TB1_Sosiologi Komunikasi.pptx
Delvira Husaeni_44221120004_TB1_Sosiologi Komunikasi.pptxDelvira Husaeni_44221120004_TB1_Sosiologi Komunikasi.pptx
Delvira Husaeni_44221120004_TB1_Sosiologi Komunikasi.pptxViraDelvira
 
teori nalar kritis.ppt
teori nalar kritis.pptteori nalar kritis.ppt
teori nalar kritis.ppthendriunduh1
 
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...Diyah Perwitosari
 
metodologi-antropologi (1).ppt
metodologi-antropologi (1).pptmetodologi-antropologi (1).ppt
metodologi-antropologi (1).pptBerynImtihan1
 
Teori dan praxis
Teori dan praxisTeori dan praxis
Teori dan praxisDavid Jones
 
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politikYusuf Abror
 

Similar to Analisis Budaya Dalam Perspektif Teori (20)

Kritik Ideologi dan Kritik Ilmu pengetahuan_Teori Kritis.pptx
Kritik Ideologi dan Kritik Ilmu pengetahuan_Teori Kritis.pptxKritik Ideologi dan Kritik Ilmu pengetahuan_Teori Kritis.pptx
Kritik Ideologi dan Kritik Ilmu pengetahuan_Teori Kritis.pptx
 
Sejarah perkembangan sosiologi
Sejarah perkembangan sosiologiSejarah perkembangan sosiologi
Sejarah perkembangan sosiologi
 
Fenomena pendidikan persekolahan
Fenomena pendidikan persekolahanFenomena pendidikan persekolahan
Fenomena pendidikan persekolahan
 
Sejarah perkembangan sosiologi
Sejarah perkembangan sosiologiSejarah perkembangan sosiologi
Sejarah perkembangan sosiologi
 
Kebudayaan Materi dan Materialisme Budaya
Kebudayaan Materi dan Materialisme BudayaKebudayaan Materi dan Materialisme Budaya
Kebudayaan Materi dan Materialisme Budaya
 
TUGAS BESAR 1_ SOSIOLOGI KOMUNIKASI_ AMBARWATI _44321120002.pdf
TUGAS BESAR 1_ SOSIOLOGI KOMUNIKASI_ AMBARWATI _44321120002.pdfTUGAS BESAR 1_ SOSIOLOGI KOMUNIKASI_ AMBARWATI _44321120002.pdf
TUGAS BESAR 1_ SOSIOLOGI KOMUNIKASI_ AMBARWATI _44321120002.pdf
 
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3
 
Teori teori kebudayaan
Teori teori kebudayaanTeori teori kebudayaan
Teori teori kebudayaan
 
Jurnal teori-teori-tentang-budaya
Jurnal teori-teori-tentang-budayaJurnal teori-teori-tentang-budaya
Jurnal teori-teori-tentang-budaya
 
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - Word
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - WordPresentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - Word
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - Word
 
bahanklasikal soio.docx
bahanklasikal soio.docxbahanklasikal soio.docx
bahanklasikal soio.docx
 
kelompok-4-teori-teori-sosial keluarga.pptx
kelompok-4-teori-teori-sosial keluarga.pptxkelompok-4-teori-teori-sosial keluarga.pptx
kelompok-4-teori-teori-sosial keluarga.pptx
 
Delvira Husaeni_44221120004_TB1_Sosiologi Komunikasi.pptx
Delvira Husaeni_44221120004_TB1_Sosiologi Komunikasi.pptxDelvira Husaeni_44221120004_TB1_Sosiologi Komunikasi.pptx
Delvira Husaeni_44221120004_TB1_Sosiologi Komunikasi.pptx
 
teori nalar kritis.ppt
teori nalar kritis.pptteori nalar kritis.ppt
teori nalar kritis.ppt
 
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...
 
metodologi-antropologi (1).ppt
metodologi-antropologi (1).pptmetodologi-antropologi (1).ppt
metodologi-antropologi (1).ppt
 
Tutorial marxisme
Tutorial marxismeTutorial marxisme
Tutorial marxisme
 
Teori dan praxis
Teori dan praxisTeori dan praxis
Teori dan praxis
 
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
 

Analisis Budaya Dalam Perspektif Teori

  • 1. BAB I PENDAHULUAN Walaupun beberapa penelitian, teori-teori dan metode yang ada dalam ilmu-ilmu sosial memilki langkah yang menggembirakan( mangalami kemajuan), namun dalam beberapa dekade tarakhir, studi terhadap budaya hanya mengalami sedikit kamjuan. Secara umum teori- teori yang dihasilkan didasarkan pada hasil kerja empirik. Sejak perang dunia kedua ilmu-ilmu sosial condong untuk memberikan sedikit perhatian terhadap faktor kebudayaan. Dalam tradisi Marxist yang terkenal cenderung mengabaikan alam budaya. Neo-marxis di Amerika dan Inggris juga diusahakan dihilangkan dengan alasan hal itu adalah ideologis bukan budaya. Pandangan Struktural-Fungsional terutama oleh Parson mengidentifikasi budaya sebagai suatu sistem autonomous, tetapi penelitian pengembangan terhadap sistem ini sangatlah sedikit. Sedangkan simbolic interactionism menekankan pada simbol dan arti, pengembagannya sekitarnya persepsi individu dalam lingkungan terkecil dari pada dengan contoh/pola budayanya itu sendiri. Pandangan lain adalah psikologi sosial, yang didalamnya mengamati fenomena kebudayaan antara lain tentang kepercayaan dan sikap, tetapi penekanannya lebih kepada jiwa individu dari pada mencurahkan teorinya untuk penyelidikan tentang budaya. Dalam psikologi sosial, dimana hubungan antara ‘budaya dan kepribadian’ menempati posisi formal yang cukup penting, penelitiannya yang memfokuskan pada tiap kehidupan juga kurang mengarah kepada budaya itu sendiri. Mengapa studi tentang kebudayaan itu terhenti untuk dilanjutkan ? beberapa waktu yang lalu, menurut interpretasi ini, para ilmuwan dibidang sosial menemukan bahwa kebudayaan itu benar-benar sedikit berbeda dalam urusan manusia. Mereka menganggap segalanya sebagai fakta dari kehidupan sosial. 1
  • 2. BAB II ISI BUKU A. Empat Pandangan Tentang Budaya Dalam buku dikemukakan mengenai empat pendekatan dalam mempelajari kebudayaan. Secara garis besar mainstreamnya ada diluar ilmu sosial. Keempat Pendekatan ini berorientasi terhadp kenyataan dari pikiran, simbolism, bahasa dan percakapan. Dalam tradisi filosofi ada yang disebut positivistik dari ilmu sosial kontemporer. Keempat pendekatan itu yaitu, pertama Fenomenologi, kedua, antropologi budaya, ketiga strukturalime dan keempat adalah teori kritik. Pendekatan-pendekatan ini merupakan yang terbesar di wilayah Eropa, karena itu sebagian mungkin tidak cukup dikenal oleh bangsa Amerika. Dalam buku ini yang memberikan kontribusi penulisan yaitu : 1. Peter L Berger yang mengemukakan pendekatan fenomenologi pada pertengahan tahun 1960-an. Fenomenologi ini diilhami dari pendapat Hegel dan merupakan refleksi dari filsafat teori tentang manusia. 2. Mary Douglas yang mengemukakan tentang antropologi budaya dari tradisi British. Douglas mengemukakan pandangannya tentang ritual, simbol-simbol, tata kehidupan sosial dan perbandingan kosmologis. Pandangan Dougla ini merupakan inspirasi dari Manowski dan Durkheim tentang sistem klasifikasi dalam masyarakat. 3. Michel Foucault, yang memberikan pandangan tentang tradisi strukturalisme dari analisis budaya perancis. 4. Jurgen Habermas, orang jerman yang mengemukan tentang teori kritik terhadap ilmu-ilmu sosial.Seperti halnya dengan penganut Madzhab Frankfurt lainnya, ia memberi tafsiran baru pada ide Marx untuk disesuaikan dengan keadaaan zaman modern. Konsep materialistik sejarah Marx dianggap terlalu terikat pada falsafah Hagel., kaena itu andaian Marx tentang metafisik harus diganti dengan teori kritik (critical theory). Habermas mengenalkan alternatif model baru yaitu Logika 2
  • 3. interaksi dan logika hermenutik, yang cenderung menuju kepada praksis dengan logika dijadikan dasar herneutik. Dalam model ini hal yang ditekankan adalah komunikasi, inti modelnya ialah dialog yang berlangsung itu haruslah berdasarkan atas pengakuan diantara orang- orang yang mengambil bagian dalam dialog tersebut dalam mencari kemungkinan manusia menguasai teknologi. Melalui logika interaksi dan hermeneutik, politik mewujudkan suatu ruang lingkup yang bebas dari penguasaan dari semua orang dalam upaya mencapai bersama serta kemanusiaan. Dari uraian itu tampak bahwa Habermas mencoba untuk memindahkan pernanan kaum proletariat kepada para ilmuwan yang melibatkan diri dari proses ilmiah., karena kini ilmu merupakan daya kratifitas penting dalam masyarakat. Adapaun faktor utama yang menentukan keadaan dan perkembangan masyarakat adalah ilmu, serta cara-cara bagimanakah ilmuwan memahami tugas mereka, teori kritik memberikan arahan dan pedoman bagi para ilmuwan itu. Model yang ketiga yang diajukan Habermas adalah Praksis kritik atau emansipatori, yang bertujuan untuk menjamin terjadinya perubahan dalam struktur penguasaan dalam masyarakat (apabila model kedua dianggap gagal). Dalam mengembangkan masyarakat perlu dicari cara baru tentang struktur masyarakat dengan cara menghilangkan represif, seperti menumbuh-kembangkan kaidah dalam menemukan unsur tak sadar (psikoanalisis Frued) akibat tekanan, sehingga memungkinkan para individu menerimanya secara sadar. Kritik terhadapHabermas dalam memberikan konsep dialektik baru ialah ketiga model yang tampak seperti lapisan itu berkaitan satu sama lainnya dianggap tidak jelas. Kontribusi dari Peter berger, Mary Douglas, Michel Foucault dan Jurgen Heberrmas memberikan gambran yang jelas sebagai alternatif dalam melakukan penyelidikan tentang budaya. Berger menekankan pada interpretasi personal mengenai seseorang dalam menyesuaikan dengan realitas kehidupan sehari-hari. Sedangkan Douglas menekankan pada 3
  • 4. aturan ritual dan benda-benda artifact dalam mendefinisikan konsep; Kalau Foucault kekuatan masalah–penguatannya pada kategori pengetahuan dan Habermas asumsi utamanya adalah tindakan komunikatif sebagai dasar epistimologi. B. Analisis Budaya Kesimpulannya, kerangka yang jelas muncul dari Berger, Douglas, Foucault dan Habermas yang mengidentifikasi budaya sebagai aspek nyata dari realitas sosial. Pola-pola yang muncul merupakan subyek untuk diobservasi dan diinterpretasi secara teoritis. Analisis budaya dapat didefinisikan sebagai studi terhadap dimensi simbolic expresive dari kehidupan sosial. Subjek dari analisis budaya adalah apa yang nampak dalam tindakan objektif, peristiwa-peristiwa, ungkapan-ungkapan dan obyke dari interaksi sosial. Level yang tepat dari analisis adalah pola antara interaksi dengan benda dari pada usaha untuk mereduksi budaya lain sebagai bagian dari internal individu atau kondisi jasmaniah dari masyarakat. Untuk itu analisis budaya berbeda dari disiplin ilmu yang lain seperti psikologi sosial atau sosiologi dalam aspek unik dari tingkah laku manusia. Pertanyaan yang timbul apakah analisis budaya dapat produktif dan apakah strateginya cukup berhasil untuk melakukan penyelidikan ? Jawaban dari pertanyaan ini masih jauh dari kejelasan, tetapi beberapa petunjuk dapat diidentifikasikan. Sebagai contoh: metode difokuskan pada penyimpangan yang biasanya terlihat jelas pada strategi nilai dari kerangka yang dikemukakanoleh Foucault dan Douglas. Kegilaan, penyakit, siksaan, hukuman penjara, penyimpangan seksual semuanya itu memberikan sumber pengetahuan tentang budaya. Penyimpangan cenderung mendorong pembicaraan yang dapat dianalisis. Hal itu juga merupakan merupakan tutjuan secara teoritis, sebagimana yang diungkapkan Douglasdalam tindakan penyimpangan dramatis dari batas budaya dan sebaliknya. Tindakan yang menyimpang batas budaya 4
  • 5. menjadi didefinisikan sebagai penyimpangan. Karena itu penyimpangan adalah sebuah kategori khusus untuk memahami sifat umum dari makna budaya. Tugas dasar dari anlisis budaya seharusnya menjadi studi dari batas-batas simbolis untuk konstitusi pokok dari urusan perintah budaya. Batas-batas simbolis memisahkan bidang, menciptakan kontek dalam pikiran yang berarti dapat menggantikan tindakan. Selain itu yang dipisahkan oleh batas-batas simbolis dapat juga join dengan mereka. Sebagaimana yang diamati oleh Douglas dan Berger bahwa salah satu yang mampu untuk mendorong (secara fisik dan mengandung ibarat) dari satu bidang untuk lainnya umumnya ungkapan, konstitusi juga merupakan dasar untuk menguji perbedaan budaya (khususnya dalam teori Habermas mengenai evolusi budaya). Berkenaan dengan budaya sebagai aspek yang dapat diobservasi dari tingkah laku manusia biasa mengeaskan pada realitas batas-batas simbolis. Sumber yang dikeluarkan dan pemeliharaan aktivitas sosial dapat dipahami sebagai usaha untuk mepertajam batas untuk mendefinisikan ulang perbedaan budaya. Pelajarn lain dari teoritis adalah perspektif metateoritis pada alam dari kultur modern yang penting untuk menjadi pedoman seleksi dari problem konkrit dari penyelidikan. Namun dalam perspektifnya seringkali terjadi dan bersandar pada asumsi-asumsi tentang pelajaran sejarah bukan subjek diri mereka untu penyelidikan empiris. Analisis budaya dapat diikuti dengan satu refrensi eksplisit atau lainnya dari kerangka metateoritical. Pada kasus lain proses selektif akan menjadi timbul . Sebagai petunjuk praktis analisis budaya memerlukan diskusi tentang manfaat konsep alternatif dari sejarah. Pada beberapa kasus hal tersebut merupakan fakta batas budaya yang termasuk isu – antara alternatif konsep absolut, antara diri dan masyarakat, antara keadaan dan diri, antara keadaan dan ekonomi dan yang lainnya. Kemudian analisis praktis dari problem budaya kontemporer 5
  • 6. dapat diperluas dengan mengeksplorasi cara pada batas-batas yang didefinisikan dan menjadi gejala mendefinisikan budaya kembali. Permulaan ini terlihat produktif dari wawasan selanjutnya dalam studi tentang budaya. Sebagai contoh sepasang struktur bahasa yang secara penuh dieksploitasi oleh Levi-Strauss meskipun tidak secara universal Levi Strauss percaya. Contoh : bagus jahat, gelap terang. Batas- batas simbolis sebagai keseimbangan antara tiap pasangan yang mewakili benda signifikan untuk diselidiki. 6
  • 7. BAB III KESIMPULAN Untuk melakukan penyelidikan tentang budaya perlu dilakukan anlisis budaya. Sehingga analisis budaya ini dianggap sebagai studi terhadap dimensi simbolic expresive dari kehidupan sosial. Subjek dari analisis budaya adalah apa yang nampak dalam tindakan objektif, peristiwa-peristiwa, ungkapan-ungkapan dan obyek dari interaksi sosial. Level yang tepat dari analisis adalah pola antara interaksi dengan benda dari pada usaha untuk mereduksi budaya lain sebagai bagian dari internal individu atau kondisi jasmaniah dari masyarakat. Untuk itu analisis budaya berbeda dari disiplin ilmu yang lain seperti psikologi sosial atau sosiologi dalam aspek unik dari tingkah laku Kerangka yang jelas dari analisis budaya ini muncul dari Peter L. Berger, Mary Douglas, Michel Foucault dan Jurgen Habermas yang mengidentifikasi budaya sebagai aspek nyata dari realitas sosial. Pola- pola yang muncul merupakan subyek untuk diobservasi dan diinterpretasi secara teoritis. Mereka adalah tokoh-tokoh dalam ilmu sosial yang berasal dari daratan Eropa. Ada empat pendekatan dalam menganalisis budaya yang terbesar di wilayah Eropa, karena itu sebagian mungkin tidak cukup dikenal oleh bangsa Amerika. Empat pendekatan itu sebagai berikut : 1. pendekatan fenomenologi yang dikemukakan oleh Peter L Berger pada pertengahan tahun 1960-an. Fenomenologi ini diilhami dari pendapat Hegel dan merupakan refleksi dari filsafat teori tentang manusia. 2. Pendekatan antropologi budaya yang dikemukakan oleh Mary Douglas tentang dari tradisi British. Douglas mengemukakan pandangannya tentang ritual, simbol-simbol, tata kehidupan sosial dan perbandingan kosmologis. Pandangan Dougla ini merupakan inspirasi dari Manowski dan Durkheim tentang sistem klasifikasi dalam masyarakat. 7
  • 8. 3. Pendekatan Strukturalisme yang dikemukakan oleh Michel Foucault, yang memberikan pandangan tentang tradisi strukturalisme dari analisis budaya perancis. 4. Pendekatan Teori kritik yang dikemukakan oleh Jurgen Habermas. Pendekatan ini merupakan upaya untuk menjamin adanya perubahan- perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat. 8
  • 9. DAFTAR PUSTAKA Judistira Garna, 1996, Ilmu-ilmu Sosial Dasar konsep Posisi, Program Pasca Sarjana Universitas Padjajaran, Bandung Wuthnow, Robert, James Davison, Albert Bergesen and Edith Kurzweil, 1984, Cultural Analysis, Boston, London 9