SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian kecelakaan
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan.
Tidak terduga oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan,
lebih-lebih dalam bentuk perencanaan.7
Kecelakaan menurut M. Sulaksmono (1997) adalah suatu kejadian tidak
diduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah
diatur.8
Kecelakaan akibat kerja adalah berhubungan dengan hubungan kerja pada
perusahaan. Hubungan kerja disini dapat berarti bahwa kecelakaan terjadi
dikarenakan pekerjaan atau pada waktu pekerjaan berlangsung.9
Oleh karena itu, kecelakaan akibat kerja ini mencakup dua permasalahan
pokok, yakni: a). kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan, b). kecelakaan terjadi
pada saat pekerjaan sedang dilakukan.10
Bennett Silalahi dan Rumondang Silalahi menyatakan bahwa kecelakaan
kerja adalah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan
kecelakaan.11
Adapun pengertian kecelakaan kerja menurut yang lazim berlaku di
perusahaan-perusahaan Indonesia diartikan sebagai suatu peristiwa atau kejadian
yang tidak direncanakan, tidak diharapkan terjadi diperusahaan yang dapat
menimbulkan penderitaan bagi pekerja.
2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Kecelakaan Kerja
Menurut Suma’mur (1989) menyatakan bahwa kecelakaan kerja yang
terjadi dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu :11
a. Faktor manusia meliputi aturan kerja, kemampuan pekerja (usia, masa
kerja/pengalaman, kurangnya kecakapan dan lambatnya mengambil keputusan),
disiplin kerja, perbuatan-perbuatan yang mendatangkan kecelakaan,
ketidakcocokan fisik dan mental. Kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh
pekerja dan karena sikap yang tidak wajar seperti terlalu berani, sembrono, tidak
mengindahkan instruksi, kelalaian, melamun, tidak mau bekerja sama, dan kurang
sabar. Kekurangan kecakapan untuk mengerjakan sesuatu karena tidak mendapat
pelajaran mengenai pekerjaan. Kurang sehat fisik dan mental seperti adanya
cacat, kelelahan dan penyakit.
b. Faktor mekanik dan lingkungan.
Keadaan dan alat-alat kerja dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Kesalahan letak
mesin, tidak dilengkapi dengan alat pelindung, alat pelindung tidak pakai, alat-
alat kerja yang telah rusak. Lingkungan kerja berpengaruh besar terhadap moral
pekerja. Faktor-faktor keadaan lingkungan kerja yang penting dalam kecelakaan
kerja terdiri dari pemeliharaan rumah tangga (house keeping), kesalahan disini
terletak pada rencana tempat kerja, cara menyimpan bahan baku dan alat kerja
tidak pada tempatnya, lantai yang kotor dan licin. Ventilasi yang tidak sempurna
sehingga ruangan kerja terdapat debu, keadaan lembab yang tinggi sehingga
orang merasa tidak enak kerja. Pencahayaan yang tidak sempurna misalnya
ruangan gelap, terdapat kesilauan dan tidak ada pencahayaan setempat.
Menurut Benny dan Achmadi (1991) mengelompokkannya sebagai
berikut2
:
1. Faktor Lingkungan Kerja (Work Environment)
a. Faktor Kimia
Disebabkan oleh bahan baku produksi, proses produksi dan hasil produksi
suatu kegiatan usaha. Untuk golongan kimia dapat digolongkan kepada
benda-benda mudah terbakar, mudah meledak dan lainnya.
b. Faktor Fisik
Misalnya penerangan yang cukup baik di luar ruangan maupun di dalam
ruangan, panas kebisingan dan lainnya.
c. Faktor Biologi
Dapat berupa bakteri, jamur, mikroorganisme lain yang dihasilkan dari bahan
baku proses produksi dan proses penyimpanan produksi, dapat juga berupa
binatang-binatang pengganggu lainnya pada saat berada di lapangan atau
kebun.
d. Faktor Ergonomi
Pemakaian atau penyediaan alat-alat kerja, apakah sudah sesuai dengan
keselamatan kerja sehingga pekerja dapat merasakan kenyamanan saat
bekerja. Ergonomi terutama dikhususkan sebagai perencanaan dari cara kerja
yang baik meliputi tata cara bekerja dan peralatan.
e. Faktor Psikologi
Perlunya dibina hubungan yang baik antara sesama pekerja dalam lingkungan
kerja, misalnya antara pimpinan dan bawahan.
2. Faktor Pekerjaan
a. Jam Kerja
Yang dimaksud jam kerja adalah jam waktu bekerja termasuk waktu istirahat
dan lamanya bekerja sehingga dengan adanya waktu istirahat ini dapat
mengurangi kecelakaan kerja.
b. Pergeseran Waktu
Pergeseran waktu dari pagi, siang dan malam dapat mempengaruhi terjadinya
peningkatan kecelakaan akibat kerja.
3. Faktor Manusia (human Factor)
a. Umur Pekerja
Penelitian dalam test refleks memberikan kesimpulan bahwa umur
mempunyai pengaruh penting dalam menimbulkan kecelakaan akibat kerja.
Ternyata golongan umur muda mempunyai kecenderungan untuk
mendapatkan kecelakaan lebih rendah dibandingkan usia tua, karena
mempunyai kecepatan reaksi lebih tinggi. Akan tetapi untuk jenis pekerjaan
tertentu sering merupakan golongan pekerja dengan kasus kecelakaan kerja
tinggi, mungkin hal ini disebabkan oleh karena kecerobohan atau kelalaian
mereka terhadap pekerjaan yang dihadapinya.
b. Pengalaman Bekerja
Pengalaman bekerja sangat ditentukan oleh lamanya seseorang bekerja.
Semakin lama dia bekerja maka semakin banyak pengalaman dalam bekerja.
Pengalaman kerja juga mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja.
Pengalaman kerja yang sedikit terutama di perusahaan yang mempunyai
resiko tinggi terhadap terjadinya kecelakaan kerja akan mengakibatkan
besarnya kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
c. Tingkat Pendidikan dan Keterampilan
Pendidikan seseorang mempengaruhi cara berpikir dalam menghadapi
pekerjaan, demikian juga dalam menerima latihan kerja baik praktek maupun
teori termasuk diantaranya cara pencegahan ataupun cara menghindari
terjadinya kecelakaan kerja.
d. Lama Bekerja
Lama bekerja juga mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Hal ini
didasarkan pada lamanya seseorang bekerja akan mempengaruhi pengalaman
kerjanya.
e. Kelelahan
Faktor kelelahan dapat mengakibatkan kecelakaan kerja atau turunnya
produktifitas kerja. Kelelahan adalah fenomena kompleks fisiologis maupun
psikologis dimana ditandai dengan adanya gejala perasaan lelah dan
perubahan fisiologis dalam tubuh. Kelelahan kan berakibat menurunnya
kemampuan kerja dan kemampuan tubuh para pekerja.
Kecelakaan kerja umumnya disebabkan oleh berbagai penyebab, teori
tentang terjadinya suatu kecelakaan adalah :3
1. Teori kebetulan Murni (Pure Chance Theory), yang menyimpulkan bahwa
kecelakaan terjadi atas kehendak Tuhan, sehingga tidak ada pola yang jelas dalam
rangkaian peristiwanya, karena itu kecelakaan terjadi secara kebetulan saja.
2. Teori Kecenderungan Kecelakaan (Accident prone Theory), pada pekerja tertentu
lebih sering tertimpa kecelakaan, karena sifat-sifat pribadinya yang memang
cenderung untuk mengalami kecelakaan kerja.
3. Teori Tiga Faktor (Three Main Factor), menyebutkan bahwa penyebab
kecelakaan peralatan, lingkungan dan faktor manusia pekerja itu sendiri.
4. Teori Dua Faktor (Two main Factor), kecelakaan disebabkan oleh kondisi
berbahaya (unsafe condition) dan tindakan berbahaya (unsafe action).
5. Teori Faktor Manusia (Human Factor Theory), menekankan bahwa pada akhirnya
seluruh kecelakaan kerja tidak langsung disebabkan karena kesalahan manusia.
2.3 Klasifikasi Kecelakaan Kerja
Klasifikasi kecelakaan kerja menurut Organisasi perburuhan Internasional
tahun 1962 adalah sebagai berikut 7
:
1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan
a. terjatuh
b. tertimpa benda jatuh
c. tertumbuk atau terkena benda-benda, terkecuali benda jatuh
d. terjepit oleh benda
e. gerakan-gerakan melebihi kemampuan
f. pengaruh suhu tinggi
g. terkena arus listrik
h. kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi
i. jenis-jenis lain, termasuk kecelakaan yang dayanya tidak cukup atau
kecelakaan lain yang belum masuk klasifikasi tersebut.
2. Klasifikasi menurut penyebab
a. Mesin
1. pembangkit tenaga, terkecuali motor-motor listrik
2. mesin penyalur (transmisi)
3. mesin untuk mengerjakan logam
4. mesin pengolah kayu
5. mesin pertanian
6. mesin pertambangan
7. mesin lain yang tidak termasuk klasifikasi tersebut
b. alat angkut dan alat angkat
1. mesin angkat dan peralatannya
2. alat angkutan di atas rel
3. alat angkutan lain yang beroda, terkecuali kereta api
4. alat angkutan udara
5. alat angkutan air
6. alat angkutan lain
c. peralatan lain
1. bejana bertekanan
2. dapur pembakar dan pemanas
3. instalasi pendingin
4. instalasi listrik, termasuk motor listrik, tidak dikecualikan alat-alat listrik
(tangan)
5. alat-alat listrik (tangan)
6. alat-alat kerja dan perlengkapannya, kecuali alat-alat listrik
7. tangga
8. perancah (steger)
9. peralatan lain yang belum termasuk klasifikasi tersebut
d. bahan-bahan, zat-zat dan radisai
1. bahan peledak
2. debu, gas, cairan dan zat-zat kimia, terkecuali bahan peledak
3. benda-benda melayan
4. radiasi
5. bahan-bahan dan zat-zat yang belum termasuk golongan tersebut
e. lingkungan kerja
1. di luar bangunan
2. di dalam bangunan
3. di bawah tanah
f. penyebab-penyebab lain yang belum termasuk golongan tersebut
1. hewan
2. penyebab lain
g. penyebab-penyebab lain yang belum termasuk golongan tersebut atau data
tidak memadai
3. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan
a. patah tulang
b. dislokasi/keseleo
c. regang otot/urat
d. memar dan luka dalam yang lain
e. amputasi
f. luka-luka lain
g. luka dipermukaan
h. geger dan remuk
i. luka bakar
j. keracunan-keracunan mendadak (akut)
k. akibat cuaca
l. mati lemas
m. pengaruh arus listrik
n. pengaruh radiasi
o. luka-luka yang banyak dan berlainan sifatnya
p. lain-lain
4. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh
a. kepala
b. leher
c. badan
d. anggota atas
e. anggota bawah
f. banyak tempat
g. kelainan umum
h. letak lainnya yang tidak dapat dimasukkan klasifikasi tersebut
2.4 Kecelakaan Kerja di Perkebunan
Bentuk kecelakaan kerja di perkebunan, khususnya perkebunan sawit dan
karet adalah tertimpa pelepah dan buah, mata terkena kotoran dan tatal (getah) bagi
buruh bagian panen dan pembersihan lahan.Terkena tetesan gromoxone, roun-dup
dan terhirup racun pestisida, fungisida dan insektisida terutama pekerjaan yang
berhubungan dengan penyemprotan. Bentuk kecelakaan kerja tersebut berdampak
pada resiko cacat anggota tubuh seperti mata buta bagi pemanen buah sawit dan
penderes karet, cacat kelahiran terutama bagi wanita penyemprot, bahkan menemui
ajal ketika tertimpa tandan buah segar (TBS).
Umumnya penyebab kecelakaan kerja adalah tempat kerja yang tidak aman
seperti lokasi yang tidak rata menyulitkan memanen, lokasi kerja bersemak tempat
bersemainya binatang berbisa jalan licin dan berlobang terpeleset. Serta budaya kerja
kurang beradap seperti alat pelindung kerja tidak cukup atau tidak memenuhi standar
keselamatan kerja dan perilaku tidak mengindahkan kerja yang benar terutama akibat
minimnya sosialisasi dan pelatihan kerja bagi buruh perkebunan. Dengan demikian di
sektor perkebunan, potensi kecelakaan kerja cukup tinggi.6
Sedangkan penyebab kecelakaan kerja di perkebunan umumnya
disebabkan oleh :
1. Lingkungan kerja fisik oleh pemakaian alat/mesin (suar, panas, sinar, dan
lain-lain)
2. Lingkungan kerja kimia oleh pemakaian bahan kimia (pupuk, pestisida, dan
lain-lain)
3. Lingkungan kerja biologis oleh makhluk hidup (babi, tikus, landak, lalat
anclylostoma, dan lain-lain)
4. Lingkungan kerja ergonomi oleh pemakaian alat yang tidak sesuai dengan
keterbatasan kemampuan anatomi dan fisiologis tenaga kerja.
5. Lingkungan kerja umumnya disebabkan oleh suasana kerja, lokasi
pemukiman jauh dari kota.
6. Human Error (sikap kerja (Sumber daya manusia) yang salah).
Kecelakaan kerja yang mungkin terjadi pada sektor kerja perkebunan
adalah sebagai berikut :1
1. Pembukaan Lahan
Luka akibat pemakaian alat pertanian untuk pembukaan lahan seperti
parang, babat, kampak, cidera akibat tertimpa pohon yang tumbang, serangan
binatang buas dapat juga menimbulkan cidera sedangkan digigit ular dapat
menimbulkan kondisi yang fatal akibat racun ular.
2. Pemeliharaan Tanaman
Pemakaian alat babat, cangkul, dodos, dan lain-lain dapat mengancam
terjadinya kecelakaan kerja bila tidak dilaksanakan dengan sikap kerja yang kurang
hati-hati, luka oleh duri sawit juga merupakan ancaman bagi pekerja pemeliharaan
tanaman sedangkan iritasi kulit dan keracunan bahan kimia dapat terjadi akibat
pemakaian pestisida dan pupuk, malahan terjadi nekrose jaringan tubuh akibat kena
tetesan pestisida yang pekat.
3. Panen
Kecelakaan akibat menggunakan alat panen yang tidak ergonomis
terutama untuk lokasi yang dipanen cukup tinggi seperti penggunaan egrek dapat
menyebabkan pemanen kena timpa buah yang dipanen.
4. Pengolahan
Kecelakaan kerja dapat terjadi akibat pemakaian boiler, luka oleh cutting
machine, jari terpotong oleh proses machine dan ancaman kecelakaan kerja oleh
house keeping yang jelek seperti susunan barang hasil panen yang tidak teratur,
tangga yang curam, lantai yang licin yang dapat menimbulkan tertimpa barang,
terjatuh dari tangga dan terpeleset.
5. Gudang
Dapat juga terjadi kecelakaan kerja di gudang yang merupakan lokasi
penyimpanan pupuk, bahan kimia dan lain-lain akibat house keeping yang jelek.
Penyimpanan Bahan Bakar Minyak (BBM) harus diawasi dengan ketat untuk
mencegah terjadinya kecelakaan untuk kebakaran.
6. Kabel Listrik
Kurang terpeliharanya kabel listrik (tegangan listrik) terutama dibangunan
perusahaan dapat mengundang terjadinya kebakaran.
2.5 Pencegahan Kecelakaan Akibat Kerja
1. Menurut Bennett NBS (1995) bahwa teknik pencegahan kecelakaan harus
didekati dengan dua aspek, yakni :8
a. Aspek perangkat keras (peralatan, perlengkapan, mesin, letak, dan
sebagainya)
b. Aspek perangkat lunak (manusia dan segala unsur yang berkaitan)
2. Menurut Julian B. Olishifski (1985) bahwa aktivitas pencegahan kecelakaan
dalam keselamatan kerja professional dapat dilakukan dengan beberapa hal
berikut :
a. Memperkecil (menekan) kejadian yang membahayakan dari mesin, cara
kerja, material dan struktur perencanaan
b. Memberikan alat pengaman agar tidak membahayakan sumber daya yang
ada dalam perusahaan tersebut
c. Memberikan pendidikan (training) kepada tenaga kerja atau karyawan
tentang kecelakaan dan keselamatan kerja
d. Memberikan alat pelindung diri tertentu terhadap tenaga kerja yang berada
pada area yang membahayakan.
3. Menurut Suma’mur (1996), kecelakaan-kecelakaan akibat kerja dapat dicegah
dengan 12 hal berikut :
a. Peraturan perundangan, yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkan
mengenai kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi,
perawatan dan pemeliharaan , pengawasan, pengujian dan cara kerja
peralatan industri, tugas-tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervisi
medis, P3K dan pemeriksaan kesehatan.
b. Standarnisasi yang ditetapkan secara resmi, setengah resmi atau tidak
resmi mengenai misalnya syarat-syarat keselamatan sesuai instruksi
peralatan industri dan alat pelindung diri (APD)
c. Pengawasan, agar ketentuan UU wajib dipatuhi
d. Penelitian bersifat teknik, misalnya tentang bahan-bahan yang berbahaya,
pagar pengaman, pengujian APD, pencegahan ledakan dan peralatan
lainnya.
e. Riset medis, terutama meliputi efek fisiologis dan patalogis, faktor
lingkungan dan teknologi dan keadaan yang mengakibatkan kecelakaan.
f. Penelitian psikologis, meliputi penelitian tentang pola-pola kewajiban
yang mengakibatkan kecelakaan.
g. Penelitian secara statistik, untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang
terjadi.
h. Pendidikan
i. Latihan-latihan
j. Penggairahan, pendekatan lain agar bersikap yang selamat
k. Asuransi, yaitu insentif financial untuk meningkatkan pencegahan
kecelakaan
l. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan
2.6 Kerangka Konsep
Penyebab Kecelakaan
Jenis Kecelakaan Kerja
Sifat Luka
Letak Kelainan
PT. Socfindo
Kebun Seunagan
Kasus Kecelakaan Kerja
Pekerja

More Related Content

Similar to KECELAKAAN KERJA

Makalah keselamatan kerja
Makalah keselamatan kerja Makalah keselamatan kerja
Makalah keselamatan kerja Irjan Kusuma Ian
 
Prinsip Pencegahan KK dan PAK.ppt
Prinsip Pencegahan KK dan PAK.pptPrinsip Pencegahan KK dan PAK.ppt
Prinsip Pencegahan KK dan PAK.pptandrekesuma1
 
makalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerjamakalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerjairvankhoirul
 
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan KerjaMakalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan KerjaDewi Izza
 
Teknik Otomotif Alat Berat safety & methode
Teknik Otomotif Alat Berat safety & methodeTeknik Otomotif Alat Berat safety & methode
Teknik Otomotif Alat Berat safety & methodeOemar Bakrie
 
Kecelakaan Kerja.pptx
Kecelakaan Kerja.pptxKecelakaan Kerja.pptx
Kecelakaan Kerja.pptxMichailJibran
 
K3konstruksi 140102012015-phpapp02
K3konstruksi 140102012015-phpapp02K3konstruksi 140102012015-phpapp02
K3konstruksi 140102012015-phpapp02hanu suwardi
 
K3 dan Kebakaran.pdf
K3 dan Kebakaran.pdfK3 dan Kebakaran.pdf
K3 dan Kebakaran.pdfVicqeenWidi
 
X_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.ppt
X_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.pptX_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.ppt
X_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.pptNurrahma448559
 
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan KerjaKesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan KerjaAhmad Faozi
 
Keselamatandankesehatankerja 121203091436-phpapp01
Keselamatandankesehatankerja 121203091436-phpapp01Keselamatandankesehatankerja 121203091436-phpapp01
Keselamatandankesehatankerja 121203091436-phpapp01Erdin van Outsiders
 
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PERSONEL SAFETY PROJECT.pptx
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PERSONEL SAFETY PROJECT.pptxPERAN DAN TANGGUNG JAWAB PERSONEL SAFETY PROJECT.pptx
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PERSONEL SAFETY PROJECT.pptxhsegsbclub
 
Power Point Dasar - Dasar Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja...
Power Point Dasar - Dasar Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja...Power Point Dasar - Dasar Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja...
Power Point Dasar - Dasar Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja...JuntanTampubolon
 
Slide-PRO205-PRO205-Slide-11-program.pdf
Slide-PRO205-PRO205-Slide-11-program.pdfSlide-PRO205-PRO205-Slide-11-program.pdf
Slide-PRO205-PRO205-Slide-11-program.pdfDimasBayuAdiPutra1
 
Presentation keselamatan kerja kel 10
Presentation keselamatan kerja kel 10Presentation keselamatan kerja kel 10
Presentation keselamatan kerja kel 10Yuda Wardiana
 

Similar to KECELAKAAN KERJA (20)

Makalah keselamatan kerja
Makalah keselamatan kerja Makalah keselamatan kerja
Makalah keselamatan kerja
 
Prinsip Pencegahan KK dan PAK.ppt
Prinsip Pencegahan KK dan PAK.pptPrinsip Pencegahan KK dan PAK.ppt
Prinsip Pencegahan KK dan PAK.ppt
 
PERTEMUAN 2-4 EPROF.pptx
PERTEMUAN 2-4 EPROF.pptxPERTEMUAN 2-4 EPROF.pptx
PERTEMUAN 2-4 EPROF.pptx
 
makalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerjamakalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerja
 
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan KerjaMakalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
 
Teknik Otomotif Alat Berat safety & methode
Teknik Otomotif Alat Berat safety & methodeTeknik Otomotif Alat Berat safety & methode
Teknik Otomotif Alat Berat safety & methode
 
Kecelakaan Kerja.pptx
Kecelakaan Kerja.pptxKecelakaan Kerja.pptx
Kecelakaan Kerja.pptx
 
K3konstruksi 140102012015-phpapp02
K3konstruksi 140102012015-phpapp02K3konstruksi 140102012015-phpapp02
K3konstruksi 140102012015-phpapp02
 
K3 dan Kebakaran.pdf
K3 dan Kebakaran.pdfK3 dan Kebakaran.pdf
K3 dan Kebakaran.pdf
 
X_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.ppt
X_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.pptX_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.ppt
X_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.ppt
 
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan KerjaKesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
 
Keselamatan dan kesehatan kerja
Keselamatan dan kesehatan kerjaKeselamatan dan kesehatan kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja
 
Keselamatandankesehatankerja 121203091436-phpapp01
Keselamatandankesehatankerja 121203091436-phpapp01Keselamatandankesehatankerja 121203091436-phpapp01
Keselamatandankesehatankerja 121203091436-phpapp01
 
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PERSONEL SAFETY PROJECT.pptx
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PERSONEL SAFETY PROJECT.pptxPERAN DAN TANGGUNG JAWAB PERSONEL SAFETY PROJECT.pptx
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PERSONEL SAFETY PROJECT.pptx
 
Bab5 penyiasatan
Bab5 penyiasatanBab5 penyiasatan
Bab5 penyiasatan
 
PPT K3.pptx
PPT K3.pptxPPT K3.pptx
PPT K3.pptx
 
Power Point Dasar - Dasar Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja...
Power Point Dasar - Dasar Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja...Power Point Dasar - Dasar Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja...
Power Point Dasar - Dasar Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja...
 
Slide-PRO205-PRO205-Slide-11-program.pdf
Slide-PRO205-PRO205-Slide-11-program.pdfSlide-PRO205-PRO205-Slide-11-program.pdf
Slide-PRO205-PRO205-Slide-11-program.pdf
 
Presentation keselamatan kerja kel 10
Presentation keselamatan kerja kel 10Presentation keselamatan kerja kel 10
Presentation keselamatan kerja kel 10
 
Bab I K3 Pendahuluan
Bab I K3 PendahuluanBab I K3 Pendahuluan
Bab I K3 Pendahuluan
 

KECELAKAAN KERJA

  • 1. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian kecelakaan Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Tidak terduga oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan.7 Kecelakaan menurut M. Sulaksmono (1997) adalah suatu kejadian tidak diduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah diatur.8 Kecelakaan akibat kerja adalah berhubungan dengan hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja disini dapat berarti bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan pekerjaan atau pada waktu pekerjaan berlangsung.9 Oleh karena itu, kecelakaan akibat kerja ini mencakup dua permasalahan pokok, yakni: a). kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan, b). kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan.10 Bennett Silalahi dan Rumondang Silalahi menyatakan bahwa kecelakaan kerja adalah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan.11 Adapun pengertian kecelakaan kerja menurut yang lazim berlaku di perusahaan-perusahaan Indonesia diartikan sebagai suatu peristiwa atau kejadian yang tidak direncanakan, tidak diharapkan terjadi diperusahaan yang dapat menimbulkan penderitaan bagi pekerja.
  • 2. 2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Kecelakaan Kerja Menurut Suma’mur (1989) menyatakan bahwa kecelakaan kerja yang terjadi dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu :11 a. Faktor manusia meliputi aturan kerja, kemampuan pekerja (usia, masa kerja/pengalaman, kurangnya kecakapan dan lambatnya mengambil keputusan), disiplin kerja, perbuatan-perbuatan yang mendatangkan kecelakaan, ketidakcocokan fisik dan mental. Kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh pekerja dan karena sikap yang tidak wajar seperti terlalu berani, sembrono, tidak mengindahkan instruksi, kelalaian, melamun, tidak mau bekerja sama, dan kurang sabar. Kekurangan kecakapan untuk mengerjakan sesuatu karena tidak mendapat pelajaran mengenai pekerjaan. Kurang sehat fisik dan mental seperti adanya cacat, kelelahan dan penyakit. b. Faktor mekanik dan lingkungan. Keadaan dan alat-alat kerja dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Kesalahan letak mesin, tidak dilengkapi dengan alat pelindung, alat pelindung tidak pakai, alat- alat kerja yang telah rusak. Lingkungan kerja berpengaruh besar terhadap moral pekerja. Faktor-faktor keadaan lingkungan kerja yang penting dalam kecelakaan kerja terdiri dari pemeliharaan rumah tangga (house keeping), kesalahan disini terletak pada rencana tempat kerja, cara menyimpan bahan baku dan alat kerja tidak pada tempatnya, lantai yang kotor dan licin. Ventilasi yang tidak sempurna sehingga ruangan kerja terdapat debu, keadaan lembab yang tinggi sehingga orang merasa tidak enak kerja. Pencahayaan yang tidak sempurna misalnya ruangan gelap, terdapat kesilauan dan tidak ada pencahayaan setempat.
  • 3. Menurut Benny dan Achmadi (1991) mengelompokkannya sebagai berikut2 : 1. Faktor Lingkungan Kerja (Work Environment) a. Faktor Kimia Disebabkan oleh bahan baku produksi, proses produksi dan hasil produksi suatu kegiatan usaha. Untuk golongan kimia dapat digolongkan kepada benda-benda mudah terbakar, mudah meledak dan lainnya. b. Faktor Fisik Misalnya penerangan yang cukup baik di luar ruangan maupun di dalam ruangan, panas kebisingan dan lainnya. c. Faktor Biologi Dapat berupa bakteri, jamur, mikroorganisme lain yang dihasilkan dari bahan baku proses produksi dan proses penyimpanan produksi, dapat juga berupa binatang-binatang pengganggu lainnya pada saat berada di lapangan atau kebun. d. Faktor Ergonomi Pemakaian atau penyediaan alat-alat kerja, apakah sudah sesuai dengan keselamatan kerja sehingga pekerja dapat merasakan kenyamanan saat bekerja. Ergonomi terutama dikhususkan sebagai perencanaan dari cara kerja yang baik meliputi tata cara bekerja dan peralatan. e. Faktor Psikologi Perlunya dibina hubungan yang baik antara sesama pekerja dalam lingkungan kerja, misalnya antara pimpinan dan bawahan.
  • 4. 2. Faktor Pekerjaan a. Jam Kerja Yang dimaksud jam kerja adalah jam waktu bekerja termasuk waktu istirahat dan lamanya bekerja sehingga dengan adanya waktu istirahat ini dapat mengurangi kecelakaan kerja. b. Pergeseran Waktu Pergeseran waktu dari pagi, siang dan malam dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan kecelakaan akibat kerja. 3. Faktor Manusia (human Factor) a. Umur Pekerja Penelitian dalam test refleks memberikan kesimpulan bahwa umur mempunyai pengaruh penting dalam menimbulkan kecelakaan akibat kerja. Ternyata golongan umur muda mempunyai kecenderungan untuk mendapatkan kecelakaan lebih rendah dibandingkan usia tua, karena mempunyai kecepatan reaksi lebih tinggi. Akan tetapi untuk jenis pekerjaan tertentu sering merupakan golongan pekerja dengan kasus kecelakaan kerja tinggi, mungkin hal ini disebabkan oleh karena kecerobohan atau kelalaian mereka terhadap pekerjaan yang dihadapinya. b. Pengalaman Bekerja Pengalaman bekerja sangat ditentukan oleh lamanya seseorang bekerja. Semakin lama dia bekerja maka semakin banyak pengalaman dalam bekerja. Pengalaman kerja juga mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Pengalaman kerja yang sedikit terutama di perusahaan yang mempunyai
  • 5. resiko tinggi terhadap terjadinya kecelakaan kerja akan mengakibatkan besarnya kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. c. Tingkat Pendidikan dan Keterampilan Pendidikan seseorang mempengaruhi cara berpikir dalam menghadapi pekerjaan, demikian juga dalam menerima latihan kerja baik praktek maupun teori termasuk diantaranya cara pencegahan ataupun cara menghindari terjadinya kecelakaan kerja. d. Lama Bekerja Lama bekerja juga mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Hal ini didasarkan pada lamanya seseorang bekerja akan mempengaruhi pengalaman kerjanya. e. Kelelahan Faktor kelelahan dapat mengakibatkan kecelakaan kerja atau turunnya produktifitas kerja. Kelelahan adalah fenomena kompleks fisiologis maupun psikologis dimana ditandai dengan adanya gejala perasaan lelah dan perubahan fisiologis dalam tubuh. Kelelahan kan berakibat menurunnya kemampuan kerja dan kemampuan tubuh para pekerja. Kecelakaan kerja umumnya disebabkan oleh berbagai penyebab, teori tentang terjadinya suatu kecelakaan adalah :3 1. Teori kebetulan Murni (Pure Chance Theory), yang menyimpulkan bahwa kecelakaan terjadi atas kehendak Tuhan, sehingga tidak ada pola yang jelas dalam rangkaian peristiwanya, karena itu kecelakaan terjadi secara kebetulan saja.
  • 6. 2. Teori Kecenderungan Kecelakaan (Accident prone Theory), pada pekerja tertentu lebih sering tertimpa kecelakaan, karena sifat-sifat pribadinya yang memang cenderung untuk mengalami kecelakaan kerja. 3. Teori Tiga Faktor (Three Main Factor), menyebutkan bahwa penyebab kecelakaan peralatan, lingkungan dan faktor manusia pekerja itu sendiri. 4. Teori Dua Faktor (Two main Factor), kecelakaan disebabkan oleh kondisi berbahaya (unsafe condition) dan tindakan berbahaya (unsafe action). 5. Teori Faktor Manusia (Human Factor Theory), menekankan bahwa pada akhirnya seluruh kecelakaan kerja tidak langsung disebabkan karena kesalahan manusia. 2.3 Klasifikasi Kecelakaan Kerja Klasifikasi kecelakaan kerja menurut Organisasi perburuhan Internasional tahun 1962 adalah sebagai berikut 7 : 1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan a. terjatuh b. tertimpa benda jatuh c. tertumbuk atau terkena benda-benda, terkecuali benda jatuh d. terjepit oleh benda e. gerakan-gerakan melebihi kemampuan f. pengaruh suhu tinggi g. terkena arus listrik h. kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi
  • 7. i. jenis-jenis lain, termasuk kecelakaan yang dayanya tidak cukup atau kecelakaan lain yang belum masuk klasifikasi tersebut. 2. Klasifikasi menurut penyebab a. Mesin 1. pembangkit tenaga, terkecuali motor-motor listrik 2. mesin penyalur (transmisi) 3. mesin untuk mengerjakan logam 4. mesin pengolah kayu 5. mesin pertanian 6. mesin pertambangan 7. mesin lain yang tidak termasuk klasifikasi tersebut b. alat angkut dan alat angkat 1. mesin angkat dan peralatannya 2. alat angkutan di atas rel 3. alat angkutan lain yang beroda, terkecuali kereta api 4. alat angkutan udara 5. alat angkutan air 6. alat angkutan lain c. peralatan lain 1. bejana bertekanan 2. dapur pembakar dan pemanas 3. instalasi pendingin
  • 8. 4. instalasi listrik, termasuk motor listrik, tidak dikecualikan alat-alat listrik (tangan) 5. alat-alat listrik (tangan) 6. alat-alat kerja dan perlengkapannya, kecuali alat-alat listrik 7. tangga 8. perancah (steger) 9. peralatan lain yang belum termasuk klasifikasi tersebut d. bahan-bahan, zat-zat dan radisai 1. bahan peledak 2. debu, gas, cairan dan zat-zat kimia, terkecuali bahan peledak 3. benda-benda melayan 4. radiasi 5. bahan-bahan dan zat-zat yang belum termasuk golongan tersebut e. lingkungan kerja 1. di luar bangunan 2. di dalam bangunan 3. di bawah tanah f. penyebab-penyebab lain yang belum termasuk golongan tersebut 1. hewan 2. penyebab lain g. penyebab-penyebab lain yang belum termasuk golongan tersebut atau data tidak memadai
  • 9. 3. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan a. patah tulang b. dislokasi/keseleo c. regang otot/urat d. memar dan luka dalam yang lain e. amputasi f. luka-luka lain g. luka dipermukaan h. geger dan remuk i. luka bakar j. keracunan-keracunan mendadak (akut) k. akibat cuaca l. mati lemas m. pengaruh arus listrik n. pengaruh radiasi o. luka-luka yang banyak dan berlainan sifatnya p. lain-lain 4. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh a. kepala b. leher c. badan d. anggota atas e. anggota bawah
  • 10. f. banyak tempat g. kelainan umum h. letak lainnya yang tidak dapat dimasukkan klasifikasi tersebut 2.4 Kecelakaan Kerja di Perkebunan Bentuk kecelakaan kerja di perkebunan, khususnya perkebunan sawit dan karet adalah tertimpa pelepah dan buah, mata terkena kotoran dan tatal (getah) bagi buruh bagian panen dan pembersihan lahan.Terkena tetesan gromoxone, roun-dup dan terhirup racun pestisida, fungisida dan insektisida terutama pekerjaan yang berhubungan dengan penyemprotan. Bentuk kecelakaan kerja tersebut berdampak pada resiko cacat anggota tubuh seperti mata buta bagi pemanen buah sawit dan penderes karet, cacat kelahiran terutama bagi wanita penyemprot, bahkan menemui ajal ketika tertimpa tandan buah segar (TBS). Umumnya penyebab kecelakaan kerja adalah tempat kerja yang tidak aman seperti lokasi yang tidak rata menyulitkan memanen, lokasi kerja bersemak tempat bersemainya binatang berbisa jalan licin dan berlobang terpeleset. Serta budaya kerja kurang beradap seperti alat pelindung kerja tidak cukup atau tidak memenuhi standar keselamatan kerja dan perilaku tidak mengindahkan kerja yang benar terutama akibat minimnya sosialisasi dan pelatihan kerja bagi buruh perkebunan. Dengan demikian di sektor perkebunan, potensi kecelakaan kerja cukup tinggi.6
  • 11. Sedangkan penyebab kecelakaan kerja di perkebunan umumnya disebabkan oleh : 1. Lingkungan kerja fisik oleh pemakaian alat/mesin (suar, panas, sinar, dan lain-lain) 2. Lingkungan kerja kimia oleh pemakaian bahan kimia (pupuk, pestisida, dan lain-lain) 3. Lingkungan kerja biologis oleh makhluk hidup (babi, tikus, landak, lalat anclylostoma, dan lain-lain) 4. Lingkungan kerja ergonomi oleh pemakaian alat yang tidak sesuai dengan keterbatasan kemampuan anatomi dan fisiologis tenaga kerja. 5. Lingkungan kerja umumnya disebabkan oleh suasana kerja, lokasi pemukiman jauh dari kota. 6. Human Error (sikap kerja (Sumber daya manusia) yang salah). Kecelakaan kerja yang mungkin terjadi pada sektor kerja perkebunan adalah sebagai berikut :1 1. Pembukaan Lahan Luka akibat pemakaian alat pertanian untuk pembukaan lahan seperti parang, babat, kampak, cidera akibat tertimpa pohon yang tumbang, serangan binatang buas dapat juga menimbulkan cidera sedangkan digigit ular dapat menimbulkan kondisi yang fatal akibat racun ular. 2. Pemeliharaan Tanaman Pemakaian alat babat, cangkul, dodos, dan lain-lain dapat mengancam terjadinya kecelakaan kerja bila tidak dilaksanakan dengan sikap kerja yang kurang
  • 12. hati-hati, luka oleh duri sawit juga merupakan ancaman bagi pekerja pemeliharaan tanaman sedangkan iritasi kulit dan keracunan bahan kimia dapat terjadi akibat pemakaian pestisida dan pupuk, malahan terjadi nekrose jaringan tubuh akibat kena tetesan pestisida yang pekat. 3. Panen Kecelakaan akibat menggunakan alat panen yang tidak ergonomis terutama untuk lokasi yang dipanen cukup tinggi seperti penggunaan egrek dapat menyebabkan pemanen kena timpa buah yang dipanen. 4. Pengolahan Kecelakaan kerja dapat terjadi akibat pemakaian boiler, luka oleh cutting machine, jari terpotong oleh proses machine dan ancaman kecelakaan kerja oleh house keeping yang jelek seperti susunan barang hasil panen yang tidak teratur, tangga yang curam, lantai yang licin yang dapat menimbulkan tertimpa barang, terjatuh dari tangga dan terpeleset. 5. Gudang Dapat juga terjadi kecelakaan kerja di gudang yang merupakan lokasi penyimpanan pupuk, bahan kimia dan lain-lain akibat house keeping yang jelek. Penyimpanan Bahan Bakar Minyak (BBM) harus diawasi dengan ketat untuk mencegah terjadinya kecelakaan untuk kebakaran. 6. Kabel Listrik Kurang terpeliharanya kabel listrik (tegangan listrik) terutama dibangunan perusahaan dapat mengundang terjadinya kebakaran.
  • 13. 2.5 Pencegahan Kecelakaan Akibat Kerja 1. Menurut Bennett NBS (1995) bahwa teknik pencegahan kecelakaan harus didekati dengan dua aspek, yakni :8 a. Aspek perangkat keras (peralatan, perlengkapan, mesin, letak, dan sebagainya) b. Aspek perangkat lunak (manusia dan segala unsur yang berkaitan) 2. Menurut Julian B. Olishifski (1985) bahwa aktivitas pencegahan kecelakaan dalam keselamatan kerja professional dapat dilakukan dengan beberapa hal berikut : a. Memperkecil (menekan) kejadian yang membahayakan dari mesin, cara kerja, material dan struktur perencanaan b. Memberikan alat pengaman agar tidak membahayakan sumber daya yang ada dalam perusahaan tersebut c. Memberikan pendidikan (training) kepada tenaga kerja atau karyawan tentang kecelakaan dan keselamatan kerja d. Memberikan alat pelindung diri tertentu terhadap tenaga kerja yang berada pada area yang membahayakan. 3. Menurut Suma’mur (1996), kecelakaan-kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan 12 hal berikut : a. Peraturan perundangan, yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan dan pemeliharaan , pengawasan, pengujian dan cara kerja
  • 14. peralatan industri, tugas-tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervisi medis, P3K dan pemeriksaan kesehatan. b. Standarnisasi yang ditetapkan secara resmi, setengah resmi atau tidak resmi mengenai misalnya syarat-syarat keselamatan sesuai instruksi peralatan industri dan alat pelindung diri (APD) c. Pengawasan, agar ketentuan UU wajib dipatuhi d. Penelitian bersifat teknik, misalnya tentang bahan-bahan yang berbahaya, pagar pengaman, pengujian APD, pencegahan ledakan dan peralatan lainnya. e. Riset medis, terutama meliputi efek fisiologis dan patalogis, faktor lingkungan dan teknologi dan keadaan yang mengakibatkan kecelakaan. f. Penelitian psikologis, meliputi penelitian tentang pola-pola kewajiban yang mengakibatkan kecelakaan. g. Penelitian secara statistik, untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang terjadi. h. Pendidikan i. Latihan-latihan j. Penggairahan, pendekatan lain agar bersikap yang selamat k. Asuransi, yaitu insentif financial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan l. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan
  • 15. 2.6 Kerangka Konsep Penyebab Kecelakaan Jenis Kecelakaan Kerja Sifat Luka Letak Kelainan PT. Socfindo Kebun Seunagan Kasus Kecelakaan Kerja Pekerja