1. BAB I
LATAR BELAKANG
Dari waktu ke waktu pembelajaran selalu mengalami perkembangan.
Berbagai model, metode, media serta hal-hal lain yang baru muncul dan
dipergunakan dalam pembelajaran. Perkembangan multimedia juga termasuk
digunakan dalam pembelajaran. Penggunaan multimedia dalam
pembelajaran dapat menggantikan metode pembelajaran secara
konvensional menjadi lebih menarik.
Penggunaan dan perpaduan gambar, video dan suara dalam multimedia
banyak menarik maupun menggugah minat belajar peserta didik ataus siswa.
Multimedia juga mampu memudahkan penyampaian materi-materi tertentu
kepada siswa dibandingkan dengan cara penyampaian materi lainnya.
Namun untuk membuat penggunaan dan materi multimedia yang tepat pada
pembelajaran perlu pengembangan khusus, mengingat untuk produksi
multimedia diperlukan pengetahuan dan keterampilan dalam menyusun dan
membangun materi berbasis multimedia yang baik.
Pengembangan multimedia agar dapat dimasukkan dalam pembelajaran
harus melalui tahapan-tahapan yang terancang dengan baik dan runtut agar
produk multimedia yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan tepat
digunakan dalam pembelajaran. Pengembangan multimedia dapat dilakukan
dengan metodeMultimedia Development Life Cycle (MDLC) yang terdiri dari 6
tahap. Tahapan pengembangan dalamMultimedia Development Life Cycle
(MDLC) ini yaitu:
1. Concept (Konsep). Merumuskan dasar-dasar dari proyek multimedia yang akan
dibuat dan dikembangkan. Terutama pada tujuan dan jenis proyek yang akan
dibuat.
2. Design (Desain / Rancangan). Tahap dimana pembuat atau pengembang proyek
multimedia menjabarkan secara rinci apa yang akan dilakukan dan bagaimana
proyek multimedia tersebut akan dibuat. Pembuatan naskah ataupun navigasi
serta proses desain lain harus secara lengkap dilakukan.Pada tahap ini akan
harus mengetahui bagaimana hasil akhir dari proyek yang akan dikerjakan.
3. Obtaining Content Material (Pengumpulan Materi). Merupakan proses untuk
pengumpulan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam proyek. Mengenai materi
yang akan disampaikan, kemudian file-file multimedia seperti audia, video, dan
gambar yang akan dimasukkan dalam penyajian proyek multimedia tersebut.
2. 4. Assembly (Penyusunan dan Pembuatan). Waktunya proyek multimedia
diproduksi. Materi-materi sefta file-file multimedia yang sudah didapat
kemudian dirangkai dan disusun sesuai desain. Pada proses ini sangat
dibutuhkan kemampuan dari ahli agar mendapatkan hasil yang baik.
5. Testing (Uji Coba). Setelah hasil dari proyek multimedia jadi, perlu dilakukan
uji coba. Uji coba dilakukan dengan menerapkan hasil dari proyek multimedia
tersebut pada pembelajaran secara minor. Hal ini dimaksudkan agar apa yang
telah dibuat sebelumnya memang tepat sebelum dapat diterapkan dalam
pembelajaran secara massal.
6. Distribution (Menyebar Luaskan). Tahap penggandaan dan penyebaran hasil
kepada pengguna. Multimedia perlu dikemas dengan baik sesuai dengan media
penyebar luasannya, apakah melalui CD/DVD, download, ataupun media yang
lain.
Selain menggunakan metode Multimedia Development Life Cycle (MDLC),
terdapat juga metode pengembangan multimedia untuk pembelajaran lain.
Vaughan dalam Sutopo (2012) mengidentifikasi bahwa juga terdapat 6 tahap
yang sesuai untuk pengembangan multimedia yaitu:
1. Analisis. Dalam tahap ini dilakukan identifikasi perkiraan kebutuhan yang
dihasilkan dari penelitian awal. Disamping itu dilakukan analisis mengeniai
teknologi, macam multimedia, dan media yang digunakan.
2. Pretesting. Dalam tahap ini, diidentifikasi kebutuhan skill untuk pengembangan
model, membuat outline konten, serta membuat prototype pada kertas.
3. Prototype Development. Dalam tahap ini dilakukan pembuatan screen mock-up
atau desain visual tampilan, peta konten, interface, dan script atau cerita.
4. Alpha Development. Dalam tahap ini dilakukan pembuatan storyboard, ilustrasi,
audiao, video, serta pemecahan masalah teknis yang dapat menghambat
pengembangan model.
5. Beta Development. Dalam tahap ini dilakukan pembuatan dokumen manual dan
kemasan, master file, serta pemberitahuan kepada media.
6. Delivery. Dalam tahap ini dilakukan penyiapan pendukung teknis, peluncuran
produk, penggandaan produk, dan penyelesaian pembayaran kepada semua
pihak.
Referensi:
Sutopo, Ariesto Hadi. 2012. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu
3. Teknologi Informasi dan Pendidikan
Saling Membutuhkan
OPINI | 25 May 2014 | 20:21 Dibaca: 142 Komentar: 0 1
Teknologi informasi (Information Technology, IT) adalah sama dengan
teknologi lainnya, hanya informasi merupakan komoditas yang diolah dengan
teknologi tersebut. Dalam hal ini, teknologi mengandung konotasi memiliki nilai
ekonomi. Bentuk dari teknologi adalah kurnpulan pengetahuan (knowledge) yang
diimplementasikan dalam tumpukan kertas (stacked of papers), atau sekarang dalam
bentuk CD-ROM. Tumpukan kertas inilah yang didapatkan, jika seseorang membeli
sebuah teknologi dalam bentuk patent atau bentuk Hak atas Kekayaan Intelektual atau
HaKI (Intellectual Property Rights) lainnya.
Teknologi informasi adalah sarana dan prasarana (hardware, software,
useware) sistem dan metode untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah,
menafsirkan, menyimpan, mengorganisasikan dan menggunakan data secara
bermakna. Oleh karena itu, teknologi informasi menyediakan begitu banyak
kemudahan dalam mengelola informasi dalam arti menyimpan, mengambil kembali,
dan pemutahiran informasi.
Selain itu, teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk
mengolah, memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data
dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas (Wardiana,
2002). Artinya informasi yang relevan, akurat dan tepat Waktu, yang digunakan
untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan, Serta merupakan informasi yang
strategis untuk pengambilan keputusan.
Revolusi informasi global telah berhasil menyatukan kemampuan komputasi,
televisi, radio dan telefoni secara terintegrasi. Hal ini juga merupakan hasil dari suatu
kombinasi revolusi di bidang komputer personal, transmisi data dan kompresi, lebar
pita (bandwidth), teknologi penyimpanan data (data storage) dan penyampai data
(access) integrasi multimedia dan jaringan komputer. Konvergensi dari revolusi
teknologi tersebut telah menyatukan berbagai media, yaitu suara (voice, audio),
video, citra (image) grafik dan teks (Adi Sasono, 2000).
Teknologi informasi dan internet sudah merasuk ke dalam kehidupan kita
sehari-hari, termasuk dalam bidang pendidikan. Maksudnya, saat ini internet bukan
lagi menjadi barang “lux”, bahkan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dalam aktivitas kita sehari-hari baik sebagai pelajar, mahasiswa, maupun bagi para
pebisnis. Pelajar dan mahasiswa memanfaatkan internet sebagai salah satu sumber
belajar (learning resources). Sedangkan bagi para pebisnis internet sebagai ujung
4. tombak promosi dan berinteraksi dengan klien atau rekan bisnisnya (Sudarma, 2008:
2).
Adapun fungsi teknologi informasi dalam pendidikan dapat dibagi menjadi
tujuh fungsi, yaitu:
1) sebagai gudang ilmu;
2) sebagai alat bantu pembelajaran;
3) sebagai fasilitas pendidikan;
4) sebagai standar kompetensi;
5) sebagai penunjang administrasi;
6) sebagai alat bantu manajemen sekolah; dan
7) sebagai infrastruktur pendidikan (Indrajit, 2004).
Dengan semakin besar penerapan teknologi jaringan (networking) dengan cakupan
dunia atau Wide Area Network (WAN) dan pemanfaatan media internet untuk
kegiatan pembelajaran (cyber education/ virtual university) tanpa adanya kendala
waktu, tempat, geografis, dan fasilitas. Demikian halnya dengan adanyapembelajaran
berbasis internet dapat dengan mudah diterapkan secara efektif dan biaya yang
efisien. Dengan kata lain, teknologi informasi merupakan kunci dalam dua hal, yaitu
a) efisiensi proses dan b) memenangkan kompetisi.
Dengan adanya kemudahan berkomunikasi menggunakan teknologi multimedia,
teleconference/video conference, memungkinkan adanya proses pembelajaran jarak
jauh melalui internet atau dikenal dengan istilah cyber education/virtual university.
Hal itu rnemungkinkan peserta didik/mahasiiswa dapat kuliah dimana saja di seluruh
penjuru dunia dan kapan saja karena jarak geografis dan waktu bukan merupakan
kendala utama.
Teknologi informasi yang dimaksudkan di sini adalah segala bentuk
penggunaan atau pemanfaatan kornputer (beserta seluruh asesoris dan peripheralnya)
dan internet untuk pembelajaran.[1]
A. ICT dan Pendidikan
UNESCO bermaksud untuk memastikan bahwa semua Negara, baik yang
telah maju maupun yang sedang berkembnag, telah memiliki akses kepada fasilitas-
fasilitas pendidikan yang penting untuk mempersiapkan anak-anak muda agar bisa
5. memainkan perannya yang utuh dalam masyarakat modern dan memberikan
sumbangsih bagi bangsa yang berpengetahuan. Karena pentingnya ICT dalam tugas
sekolah saat ini, maka UNESCO sebelumnya telah menerbitkan berbagai buku dalam
bidang ini sebagai media praktis untuk membantu Negara-negara anggota,
misalnya: Informatics for Secondary Education: A Curiculum for school (1994) dan
Informatic for Primary Education (2000). Perkembangan-perkembangan yang pesat
dalam ICT saat ini menuntut satu dokumen yang sepenuhnya baru sebagai pengganti
atas terbitan-terbitan yang pertama ini.
Semua pemerintah bertujuan menyediakan pendidikan komprehensif yang
mungkin bagi para warganya dalam batasan-batasan keuangan yang tersedia. Karena
posisi ICT dalam masyarakat-masyarakat modern begitu penting, maka
pengenalannya ke dalam sekolah-sekolah menengah pada agenda politik akan
menjadi sangat penting.
Pada saat yang sama, ICT menambah nilai kepada proses-proses
pembelajaran, dan kepada pengaturan dan manajemen lembaga-lembaga pendidikan.
Internet merupakan kekuatan pendorong bagi perkembangan dan inovasi tersebut di
Negara-negara yang telah maju dan sedang berkembang.
Negara-negara seharusnya bisa mengambil manfaat dari berbagai
perkembangan teknologi. Untuk bisa melakukan hal itu, para kader professional mesti
didik dengan latar belakang yang bagus, terlepas dari platform-platform khusus
computer atau sistem-sistem pengoperasian software.
Perkembangan-perkembangan teknologi menciptakan perubahan-perubahan
dalam pekerjaan dan dalam pengaturan kerja, dan kompetensi-kompetensi yang
dibutuhkan pun berubah. Yang terpenting untuk dimiliki adalah kompetensi-
kompetensi berikut ini:[2]
Pemikiran yang kritis
Kompetensi yang generalis (luas
Kompetensi-kompetensi ICT yang memungkinkan pekerjaan
seorang ahli
Pembuatan keputusan
Penanganan situasi-situasi yang dinamis
Bekerja sebgai anggota sebuah tim, dan
Komunikasi yang efektif
6. Model pengembangan ICT
1. Pengembangan ICT sebagai kontinum yang didalamnya system
pendidikan atau sekolah bisa menunjuk dengan tepat suatu
pendekatan yang berhubungan dengan pertumbuhan ICT untuk
konteks khususnya. Model ini disebut kontinum pendekatan terhadap
pengembangan ICT.
2. Menggambarkan tahap-tahapan yang berbeda dalam cara di mana
orang-orang yang paling sering terlibat dalam penggunaan ICT di
sekolah-sekolah,guru-guru dan siswa-siswa, menemukan,
mempelajari, memahami dan mengkhususkan diri pada penggunaan
alat-alat ICT. Model ini disebut tahapan-tahapan pengajaran dan
pembelajaran dengan dan melalui ICT.[3]
A. Pembelajaran Berbasis Internet
Internet adalah gabungan dari jarlngan-jaringan computer (LAN) di
seluruh dunia yang saling terhubung. Sedangkan di sisi lain internet juga merupakan
sumber informasi global yang memanfaatkan kumpulan jaringan-jaringan komputer
tersebut sebagai medianya. Dengan demikian, internet adalah jaringan global yang
menghubungkan beribu-ribu bahkan berjuta-juta jaringan komputer (local/wide areal
network) dan computer pribadi (stand alone), memungkinkan setiap komputer yang
terhubung kepadanya dapat menghubungi banyak kolnputer kapan saja, dan dari
mana saja di belahan bumiini untuk mengirim berita, memperoleh informasi ataupun
mentransfer data (Murni, 2008: 5). Jaringan ini bukan merupakan suatu organisasi
atau institusi karena tidak satu pihak pun yang mengatur dan memilikinya.
Penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran yang semakin meluas terutama di
negara-negara maju merupakan fakta yang menunjukkan bahwa dengan media ini
dimungkinkan diselenggarakannya proses pembelajaran yang lebih efektif. Hal itu
terjadi karena dengan sifat dan karakteristik internet yang cukup khas Sehingga
diharapkan bisa digunakan sebagai media pembelajaran sebagaimana media lain telah
dipergunakan sebelumnya seperti radio, televisi, CD-ROM interaktif dan lain-lain.
Di antara keseluruhan fasilitas Internet tersebut terdapat lima aplikasi standar
internet yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran (Purbo, 1996), yaitu E-
mail, Mailing List (milis), Newsgroup, File Transfer Protocol (FTP), dan World Wide
Web (WWW).
Internet sebagai media pembelajaran yang diharapkan akan menjadi bagian
dari suatu proses pembelajaran di sekolah, ada beberapa kondisi yang harus dimiliki
oleh internet agar bisa dimanfaatkan secara optimal dalam kegiatan pernbelajaran.
7. Kondisi yang harus mampu didukung oleh internet tersebut terutama berkaitan
dengan strategi pembelajaran yang akan dikembangkan, yang kalau dijabarkan secara
sederhana, bisa diartikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk
mengajak peserta didik mengerjakan tugas-tugas dan membantu peserta didik dalam
memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka mengerjakan tugas-tugas
tersebut (Boettcher,1999).
Strategi pembelajaran ini meliputi pembelajaran, diskusi, membaca,
penugasan, presentasi, dan evaluasi, secara umum pelaksanaannya tergantung dari
satu atau lebih dari tiga mode dasar dialog/komunikasi sebagai berikut: a)
dialog/komunikasi antara guru dengan peserta didik; b) dialog/komunikasi antara
peserta didik dengan sumber belajarj dan C) dialog/kornunikasi di antara peserta
didik (Boettcher, 1999).
Apabila ketiga aspek tersebut bisa diselenggarakan dengan komposisi yang
serasi, maka, diharapkan akan terjadi proses pembelajaran yang efektif. Para pakar
pendidikan menyatakan bahwa keberhasilan dalam pencapaian tujuan/kompetensi
dari pembelajaran sangat ditentukan oleh keseimbangan antara ketiga aspek
komunikasi tersebut (Pelikan, 1992). Kemudian dinyatakan pula bahwa perancangan
suatu kegiatan pembelajaran dengan mengutamakan keseimbangan antara ketiga
dialog/komunikasi tersebut sangat penting pada lingkungan pembelajaran berbasis
Web (Bottcher, 1995).
Program pembelajaran berbasis web atau portal pembelajaran ini ditujukan
untuk menyediakan fasilitas berbasis Web yang memungkinkan pembelajaran lebih
mandiri tanpa dibatasi oleh waktu dan jarak. Fasilitas-fasilitas standar yang dapat
disediakan untuk program pembelajaran ini adalah: 1) direktori pengelolaan modul-
modul pembelajaran online; 2) kelas virtual; 3) manajemen komunikasi dan
kolaborasi: bulletin board, chat, forum diskusi; 4) manajemen informasi; dan 5)
perpustakaan digital. Fasilitas-fasilitas standar ini mempunyai fleksibilitas untuk
menampung content pembelajaran dalam jumlah besar dan memungkinkan unltuk di-
sharing sebagai aset bersama komunitas pendidikan.
Internet merupakan media yang bersifat multirupa, pada satu sisi intemet bisa
digunakan untuk berkomunikasi secara interpersonal misalnya dengan menggunakan
e-inail dan chat sebagai sarana berkoimunikasi antarpribadi (one-to-one
communications), di sisi lain dengan e-mail pun peserta didik bisa melakukan
komunikiasi dengan lebih dari satu orang atau sekelompok peserta didik yang lain
(one-to-many communications). Bahkan, internet juga memiliki kemampuan sebagai
media untuk melakukan diskusi dan kolaborasi oleh sekelompok orang. Di samping
itui dengan kemampuannya untuk menyelenggarakan komunikasi tatap muka
(teleconference), memungkinkan pengguna internet untuk berkomunikasi secara
8. audio visual sehingga dimungkinkan terselenggaranya komunikasi verbal maupun
nonverbal secara real-time.
Dengan demikian, secara nyata internet bisa digunakan dalam pembelajaran di
Sekolah karena memiliki karakteristik yang khas, yaitu: ( 1) sebagai media
interpersonal dan juga sebagai media massa yang memungkinkan terjadinya
komunikasi one-to-one maupun one-to-money (2) memiliki sifat interaktif; dan (3)
memungkinkan terjadinya komunikasi secara sinkron (real-time) maupun tertunda
(asyncronous) sehingga memungkinkan terselenggaranya ketiga jenis
dialog/komunikasi yang merupakan syarat terjadinya Suatu proses pembelajaran.
Dengan karakteristiknya yang khas ini dimungkinkan pada suatu saat nanti internet
bisa menjadi media pembelajaran yang paling terkemuka dan paling banyak
digunakan secara luas. [4]
A. Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pendidikan
Teknologi informasi harus mengambil peran sentral dalam upaya
mengembangkan pendidikan, bail: itu proses pendidikan formal maupun pelatihan.
Teknologi informasi dapat berperan dalam pendidikan terbuka jarak jauh. Seperti di
Universitas Terbuka, pemanfaatan teknologi informasi rnampu meningkatkan kualitas
pembelajaran dan memperluas jangkauan akses layanan pendidikan. Selain itu,
penerapan teknologi informasi dapat digunakan untuk peningkatan kualitas
pendidikan melalui pelatihan guru dan dosen secara nasional. Demikian pula
pendidikan jarak jauh yang memanfaatkan teknologi informasi untuk pelatihan bagi
berbagai kelompok masyarakat, misalnya usaha kecil dan menengah, birokrasi pada
pemerintah daerah, guru dan dosen dan lain-lain.
Teknologi informasi dapat digunakan untuk rnemudahkan kerja sama antara
pakar dengan mahasiswa yang letaknya berjauhan secara fisik. Dahulu, seseorang
harus berjalan jauh untuk menemui seorang pakar guna mendiskusikan sebuah
masalah. Saat ini hal itu dapat dilakukan dari rumah dengan mengirimkan e-mail.
Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar-menukar data melalui
internet, e-mail, ataupun dengan menggunakan mekanisme file sharing. Bayangkan
apabila seorang mahasiswa di Papua dapat berdiskusi masalah kedokteran dengan
seorang pakar di universitas terkemuka di pulau Jawa. Mahasiswa di manapun di
Indonesia dapat mengakses pakar atau dosen yang terbaik di Indonesia dan bahkan di
dunia. Batasan geografis bukan menjadi masalah lagi.
Sharing information juga sangat dibutuhkan dalam bidang penelitian agar
penelitian tidak berulang (reinvent the wheel). Hasil-hasil penelitian di perguruan
tinggi dan lembaga penelitian dapat digunakan bersama-sama sehingga mempercepat
proses pengembangan ilmu dan teknologi. Jadi manfaat teknologi informasi bagi
9. bidang pendidikan dan pembelajaran di Indonesia, antara lain akses ke perpustakaan,
akses ke pakar, menyediakan fasilitas kerja sama, dan berbagai sumber belajar lain.[5]
Secara umum ada tiga pendekatan penggunaan atau pemanfaatan teknologi
informasi atau instruksional computer dan internet untuk pendidikan dan
pembelajaran, yaitu:
a. Lenrning about computers and the internet, di mana technological literacy
menjadi tujuan akhir. Komputer dapat dijadikan sebagai objek pembelajaran,
misalnya ilmu komputer (computer science). Artinya menjadikan teknologi informasi
sebagai Salah satu mata pelajaran yang diberikan di sekolah.
b. Learning with computers and the internet, di mana teknologi informasi
memfasilitasi pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah.
Misalnya Pustekkom, Depdiknas mengembangkan program CD multimedia interaktif
untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Biologi, Fisika, Kimia dan lain-lain sebagai
salah satu alternatif media pembelajaran di SMA dan SMK.
c. Learning through computers and the internet, yaitu mengintegrasikan
pengembangan keterampilan-keterampilan berbasis teknologi informasi dengan
aplikasi-aplikasi dalam kurikulum. Misahnya di perguruan tinggi, sebagai contoh
mahasiswa melakukan riset online, menggunakan spreadsheet dan program database
untuk membantu mengorganisasikan dan menganalisis data yang telah dikumpulkan
atau menggunakan word processing untuk menyusun laporan penelitian. Oleh karena
itu, computer dapat juga dlunakan sebagai alat bantu untuk melakukan proses
tertentu, misalnya penghitungan atau kalkulasi dan penyimpanan data serta
pemrosesan kata dan data (word and data processing).
A. Dampak Internet Bagi masyarakat dan Dunia Pendidikan
Sebagai suatu teknologi, internet telah memberikan perubahan yang besar
bagi kehidupan masyarakat di berbagai bidang seperti bisnis dan industri,
pemerintahan dan politik, pendidikan dan riset, dan lain-lain.
Dalam dunia bisnis dan industri, intemet telah digunakan untuk berbagai
Keperluan seperti pemasaran dan promosi, tender global, hubungan bisnis, perekrutan
pegawai, pertemuan dan konferensi, pelatihan, dan penelitian
serta pengembangan bisnis.
Di bidang pemerintahan dan politik, intemet telah digunakan untuk
menyebarluaskan infonnasi dan program-program pemerintah. Banyak
10. departemen maupun pemerintahan daerah telah membuat perubahan dalam
sistem pelayanan dengan membuat situs atau web site yang mereka namakan
dengan e-government;
Di dunia pendidikan dan penelitian, penggunaan internet dirasakan
semakin penting. Berbagai sumber-sumber pembelajaran dan penelitian telah
banyak tersedia di intemet, Para mahasiswa, dosen, dan peneliti dapat
mengakses katalog-katalog online dari perpustakaan-perpustakaan besar di
dunia. Tidak hanya itu, beberapa perpustakaan hybrid atau perpustakaan
maya di internet juga banyak tersedia di internet di mana kita dapat
mengakses informasi secara full text. Jurnal-jurnal elektronik, .dan database
online yang menyajikan informasi untuk kepentingan akademis juga dapat
dilanggan dan diakses melalui internet. Buku-buku elektronik juga telah
banyak diterbitkan di intemet. Mengenai hal ini akan kita bahas lebih lanjut
pada modul berikutnya.
Intemet juga dapat dijadikan sarana untuk memublikasikan hasil-hasil
penelitian dan berbagai karya akademis lainnya yang telah dihasilkan.
Melalui web atau situs-situs resmi lembaga pendidikan atau lembaga kajian,
mereka memublikasikan hasil-hasil penelitian, artikel, makalah seminar, dan
bahan-bahan lairmya.[6]
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Masalah
Di Indonesia, Media Sosial Belum Digunakan secara Produktif
11. Penulis : Ihsanuddin
Selasa, 12 November 2013 | 16:54 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Tumbuh kembangnya media sosial belakangan ini
dinilai belum mampu digunakan dengan baik dan produktif oleh pengguna internet di
Indonesia. Pengguna masih banyak menggunakan media sosial untuk ajang hiburan
dibandingkan menggunakannya sebagai sarana mendapatkan informasi dan
pembelajaran.
Hal ini disampaikan Ketua Forum Telematika KTI Hidayat Nahwi Rasul dalam
diskusi bertajuk “Peran Media Sosial dalam Meningkatkan Kualitas Demokrasi
Indonesia” di Jakarta, Selasa (12/11/2013). Untuk mengatasi masalah tersebut,
Hidayat berpendapat, harus ada agen-agen pembaruan yang yang dapat memproduksi
konten-konten produktif di media sosial.
“Ini sebenarnya hanya masalah aksi reaksi saja. Karena di media sosial kita sejak
awal banyak konten yang tidak produktif, maka akhirnya semuanya jadi ikut-ikutan
tidak produktif juga,” kata Hidayat.
Menurutnya, pemerintah melalui bidang pendidikan juga harus ikut bekerja
mengatasi masalah ini. Pendidikan, ujar dia, selama ini hanya mengajarkan anak
didiknya untuk menggunakan teknologi ICT, tapi tidak memproduksi sehingga pada
akhirnya pengguna internet hanya menjadi masyarakat konsumtif.
“Harusnya anak sekolah itu diajarkan menggunakan teknologi ICT, dengan produktif.
Misalnya mereka bisa diajarkan membuat blog. Mem-posting sesuatu yang informatif
dan bermanfaat di sana,” ujar dia.
12. Jika media sosial sudah berhasil digunakan secara produktif oleh masyarakat,
lanjutnya, maka hasilnya akan sangat bermanfaat, tidak hanya bagi media sosial itu
sendiri, tetapi juga bagi masyarakat. Misalnya, ujar dia, media sosial nantinya bisa
dijadikan ajang berdemokrasi dengan adanya ajang saling tukar informasi yang
bersifat positif.
“Bahkan media sosial nantinya bisa menjadi alternatif untuk menggantikan media-
media mainstream yang saat ini sudah dikuasai oleh para politisi,” pungkas Hidayat.
Editor : Caroline Damanik
A. Analisis Penyelesaian Masalah
Dari permasalahan yang telah dipaparkan dalam media masa kompas,
megenai penggunaan media sosial yang belum digunakan secara baik dan
produktif oleh pengguna internet. Maka penyelesaian masalah yang sesuai
dengan kajian pustaka pada makalah ini, yaitu dimana para masyarakat
khususnya dalam dunia pendidikan untuk bisa mengakses internet atau
teknologi sebagai fasilitas-fasilitas pendidikan. Untuk mempersiapkan anak-
anak muda agar bisa memainkan perannya yang utuh dalam masyarakat
modern dan memberikan sumbangsih bagi bangsa yang berpengetahuan.
Adapun fungsi teknologi informasi dalam pendidikan dapat dibagi
menjadi tujuh fungsi, yaitu:
1) sebagai gudang ilmu;
2) sebagai alat bantu pembelajaran;
3) sebagai fasilitas pendidikan;
4) sebagai standar kompetensi;
5) sebagai penunjang administrasi;
6) sebagai alat bantu manajemen sekolah; dan
7) sebagai infrastruktur pendidikan
Agar teknologi dapat digunakan secara baik dan produktif oleh
masyarakat, khususnya dalam dunia pendidikan maka masyarakat, guru, serta
13. peserta didik dapat melakukan beberapa model pengembangan ICT di dalam
sekolah.
1. Pengembangan ICT sebagai kontinum yang didalamnya system
pendidikan atau sekolah bisa menunjuk dengan tepat suatu
pendekatan yang berhubungan dengan pertumbuhan ICT
untuk konteks khususnya. Model ini disebut kontinum
pendekatan terhadap pengembangan ICT.
2. Menggambarkan tahap-tahapan yang berbeda dalam cara di mana
orang-orang yang paling sering terlibat dalam penggunaan
ICT di sekolah-sekolah, guru-guru dan siswa-siswa,
menemukan, mempelajari, memahami dan mengkhususkan
diri pada penggunaan alat-alat ICT. Model ini disebut
tahapan-tahapan pengajaran dan pembelajaran dengan dan
melalui ICT.
Internet sebagai media pembelajaran yang diharapkan akan menjadi
bagian dari suatu proses pembelajaran di sekolah, ada beberapa kondisi yang
harus dimiliki oleh internet agar bisa dimanfaatkan secara optimal dalam
kegiatan pernbelajaran. Kondisi yang harus mampu didukung oleh internet
tersebut terutama berkaitan dengan strategi pembelajaran yang akan
dikembangkan, yang kalau dijabarkan secara sederhana, bisa diartikan sebagai
kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk mengajak peserta didik
mengerjakan tugas-tugas dan membantu peserta didik dalam memperoleh
pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka mengerjakan tugas-tugas
tersebut.
[1] Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan
Aplikasinya.Jakarta: PT Rineka Cipta. (Hal 134-137)
[2] Rusli. 2009. Teknologi Komunikasi & Informasi dalam
Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada (GP Press. (Hal 1-3)
[3] Rusli. 2009. Teknologi Komunikasi & Informasi dalam Pendidikan.
Jakarta: Gaung Persada (GP Press. (Hal 8)
[4] Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan
Aplikasinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. (Hal 143-149)
[5] Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan
Aplikasinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. (Hal 149-151)
14. [6] Rifai, Agus. 2012. Media Teknologi. Tanggerang: Universitas
Terbuka. (Hal 7.22-7.33)