SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
ANGGOTA KELOMPOK
Jusfaega (022170010)
Muhammad Ilyas (022170011)
Novi Krisanti Rualemba (022170012)
Agus Salim (022170037)
TUGAS KELOMPOK IV
GIZI KESEHATAN MASAYARAKAT
Wasting (BB/TB) Bengkulu
Overview Daerah Bengkulu
Provinsi Bengkulu terletak di bagian Barat
Daya Pulau Sumatera dan berada di pantai
barat bagian Selatan Pulau Sumatera yang
berhadapan langsung dengan garis pantai
Samudera Hindia di sisi barat provinsi
tersebut. Dengan luas wilayah yang hanya
sebesar 19.919,33 km2, Provinsi Bengkulu
merupakan provinsi terkecil urutan pertama di
daratan Pulau Sumatera dan provinsi terkecil
urutan kesepuluh di Indonesia. Namun,
apabila di tambah dengan provinsi yang
berbentuk kepulauan yang terpisah dari
daratan Pulau Sumatera, Provinsi Bengkulu
merupakan provinsi terkecil urutan ketiga dari
sepuluh provinsi yang terdapat di Pulau
Sumatera, setelah Provinsi Kepulauan Riau
dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
 Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui gambaran status gizi kurus (Wasting)
berdasarkan BB ∕ TB pada anak usia 0-59 bulan di Provinsi
Bengkulu.
 Manfaat Penulisan Laporan
Menjadi bahan masukan untuk mengetahui gambaran status gizi
kurus (wasting) berdasarkan BB ∕ TB pada anak yang berumur 0-
59 bulan di Provinsi Bengkulu.
 Defenisi
Wasting merupakan masalah gizi yang sifatnya akut,
sebagai akibat dariperistiwa yang terjadi dalam waktu yang tidak
lama seperti kekurangan asupanmakanan. Dampak wasting
pada balita dapat menurunkan kecerdasan, produktifitas,
kreatifitas, dan sangat berpengaruh pada kualitas SDM
(Kemenkes RI, 2020).
Wasting merupakan gabungan dari istilah kurus (wasted)
dan sangat kurus (severe wasted) yang didasarkan pada indeks
Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan
menurut Tinggi Badan (BB/TB) dengan ambang batas (Z- score)
<-2 SD.
Trend
 Prevalensi sangat kurus secara nasional tahun 2013 masih cukup tinggi
yaitu 5,3 persen, terdapat penurunan dibandingkan tahun 2010 (6,0 %)
dan tahun 2007 (6,2 %). Demikian pula halnya dengan prevalensi kurus
sebesar (6,8%) juga menunjukkan adanya penurunan dari (7,3%) tahun
2010 dan 7,4 persen (tahun 2007). Secara keseluruhan prevalensi anak
balita kurus dan sangat kurus menurun dari 13,6 persen pada tahun
2007 menjadi 12,1 persen pada tahun 2013. Provinsi Bengkulu masuk
salah satu dari 17 propinsi yang masuk revalensi kurus diatas angka
nasional.
 Pada tahun 2013, secara nasional prevalensi kurus pada anak balita
masih 12,1 persen, yang artinya. Masalah kurus di Indonesia masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius.
 Selain itu hasil riskesdas pada tahun 2018 balita kurus berdasarkan
BB/TB yaitu 4,8% dan sangat kurus 3,5% dengan prevalensi 8,5% di
propinsi Bengkulu.
Berdasarkan WHO
 Badan kesehatan dunia WHO, menyatakan
bahwa gizi kurang (wasting) adalah salah satu
masalah kesehatan utama. Sebab kondisi ini
berhubungan langsung dengan angka kejadian suatu
penyakit (morbiditas).
 WHO juga menyatakan bahwa gizi kurang(wasting)
adalah salah satu masalah kesehatan utama. Sebab
kondisi ini berhubungan langsung dengan angka
kejadian suatu penyakit (morbiditas). Itulah mengapa
wasting pada anak adalah suatu hal yang tidak boleh
disepelekan, bahkan membutuhkan perhatian dan
penanganan sesegera mungkin (Upahita, 2019).
Wasting Masuk Indikator
 Prevalensi kurus menurut provinsi dan nasional. Salah satu indikator untuk
menentukan anak yang harus dirawat dalam manajemen gizi buruk adalah
keadaan sangat kurus yaitu anak dengan nilai Zscore <-3,0 SD. Prevalensi
sangat kurus secara nasional tahun 2013 masih cukup tinggi yaitu 5,3 persen,
terdapat penurunan dibandingkan tahun 2010 (6,0 %) dan tahun 2007 (6,2 %).
Demikian pula halnya dengan prevalensi kurus sebesar 6,8 persen juga
menunjukkan adanya penurunan dari 7,3 persen (tahun 2010) dan 7,4 persen
(tahun 2007). Secara keseluruhan prevalensi anak balita kurus dan sangat kurus
menurun dari 13,6 persen pada tahun 2007 menjadi 12,1 persen pada tahun
2013.
 Terdapat 17 provinsi dimana prevalensi kurus diatas angka nasional, propinsi
bengkulu termasuk diataranya.
Analisis Penyebab Masalah
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Olofin et al.
(2013) menyatakan bahwa semua tingkatan
malnutrisi baik itu wasting (gizi kurang) dan stunting
(balita pendek) secara signifikan memiliki hubungan
yang kuat terhadap peningkatan angka kematian
pada balita, dimana wasting memiliki asosiasi yang
lebih kuat terhadap peningkatan angka kematian
balita dari pada stunting. Tingginya prevalensi
kejadian wasting tersebut dipengaruhi oleh banyak
faktor risiko seperti: faktor asupan zat gizi,
pendapatan keluarga, riwayat penyakit infeksi, status
kelengkapan imunisasi, dan pemberian ASI eksklusif,
kebersihan lingkungan yang buruk, dan kurangnya
akses ke fasayankes.
Strategi Penanganan Masalah
Wasting
 Strategi Internal
Memberi anak makanan padat energi untuk membantu meningkatkan berat
badannya, seperti kacang-kacangan dan produk yang berasal dari hewan,
Memberi makanan bergizi seimbang yang terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk,
sayur-mayur, dan buah-buahan, Memberi formula ready to use therapeutic food
(RUTF), yaitu makanan padat bentuk pasta yang diperkaya dengan zat gizi
berupa vitamin dan mineral untuk memulihkan balita wasting, Memberi suplemen
penambah berat badan jika diperlukan, Berkonsultasi pada layanan konseling
gizi, Mengobati penyakit yang mendasari wasting pada anak dan Pantau berat
badan anak.
 Strategi eksternal
Media Massa, Mempublikasikan informasi yang mendukung pembangunan
kesehatan secara terus menerus
Dunia Usaha, Pengembangan produk dan program yang mendukung (Berbagi
informasi distribusi sumber daya, penerapan CSR sesuai dasar hukum)
Pemerintah pusat dan daerah Inisiator, Fasilitator, dan Motivator.
Terima Kasih

More Related Content

Similar to Wasting Bengkulu

Data gizi terbaru rikesdas 2013
Data gizi terbaru rikesdas 2013Data gizi terbaru rikesdas 2013
Data gizi terbaru rikesdas 2013irfiandi irfiandi
 
BAB 2 masalah stunting.docx
BAB 2 masalah stunting.docxBAB 2 masalah stunting.docx
BAB 2 masalah stunting.docxsatriaaja2
 
Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025
Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025
Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025Muh Saleh
 
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...Anisa Imaniar
 
makalah pos gizi 2022 nila.docx
makalah pos gizi 2022 nila.docxmakalah pos gizi 2022 nila.docx
makalah pos gizi 2022 nila.docxElsisRosari
 
Identifikasi masalah gizi kurang dan gizi lebih di Indonesia
Identifikasi masalah gizi kurang dan gizi lebih di IndonesiaIdentifikasi masalah gizi kurang dan gizi lebih di Indonesia
Identifikasi masalah gizi kurang dan gizi lebih di IndonesiaHilma Ahdiah
 
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASii AQyuu
 
3 MATERI PEPPGBM PERTEMUAN 9 TGL 6-4-2022 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PANG...
3 MATERI PEPPGBM  PERTEMUAN 9 TGL 6-4-2022 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PANG...3 MATERI PEPPGBM  PERTEMUAN 9 TGL 6-4-2022 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PANG...
3 MATERI PEPPGBM PERTEMUAN 9 TGL 6-4-2022 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PANG...InkaEndaFebiolaBrKar
 
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...Adil Athilshipate
 
Tumbuh Kembang Anak yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Anak yang BermasalahTumbuh Kembang Anak yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Anak yang BermasalahFakhriyah Elita
 
pptstuntingdes2022-230116154802-1b3c3ab9.pptx
pptstuntingdes2022-230116154802-1b3c3ab9.pptxpptstuntingdes2022-230116154802-1b3c3ab9.pptx
pptstuntingdes2022-230116154802-1b3c3ab9.pptxagriSagala1
 

Similar to Wasting Bengkulu (20)

Data gizi terbaru rikesdas 2013
Data gizi terbaru rikesdas 2013Data gizi terbaru rikesdas 2013
Data gizi terbaru rikesdas 2013
 
BAB 2 masalah stunting.docx
BAB 2 masalah stunting.docxBAB 2 masalah stunting.docx
BAB 2 masalah stunting.docx
 
Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025
Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025
Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025
 
Prakarsa policy oktober rev3-1
Prakarsa policy oktober rev3-1Prakarsa policy oktober rev3-1
Prakarsa policy oktober rev3-1
 
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...
 
Bab Awal AKI
Bab Awal AKIBab Awal AKI
Bab Awal AKI
 
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUANBAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
 
makalah pos gizi 2022 nila.docx
makalah pos gizi 2022 nila.docxmakalah pos gizi 2022 nila.docx
makalah pos gizi 2022 nila.docx
 
BAB I gizi
BAB I giziBAB I gizi
BAB I gizi
 
Paper pak patra
Paper pak patraPaper pak patra
Paper pak patra
 
Identifikasi masalah gizi kurang dan gizi lebih di Indonesia
Identifikasi masalah gizi kurang dan gizi lebih di IndonesiaIdentifikasi masalah gizi kurang dan gizi lebih di Indonesia
Identifikasi masalah gizi kurang dan gizi lebih di Indonesia
 
Rancangan proposal
Rancangan proposalRancangan proposal
Rancangan proposal
 
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
 
3 MATERI PEPPGBM PERTEMUAN 9 TGL 6-4-2022 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PANG...
3 MATERI PEPPGBM  PERTEMUAN 9 TGL 6-4-2022 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PANG...3 MATERI PEPPGBM  PERTEMUAN 9 TGL 6-4-2022 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PANG...
3 MATERI PEPPGBM PERTEMUAN 9 TGL 6-4-2022 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PANG...
 
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
 
PPT STUNTING.pptx
PPT STUNTING.pptxPPT STUNTING.pptx
PPT STUNTING.pptx
 
Tumbuh Kembang Anak yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Anak yang BermasalahTumbuh Kembang Anak yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Anak yang Bermasalah
 
pptstuntingdes2022-230116154802-1b3c3ab9.pptx
pptstuntingdes2022-230116154802-1b3c3ab9.pptxpptstuntingdes2022-230116154802-1b3c3ab9.pptx
pptstuntingdes2022-230116154802-1b3c3ab9.pptx
 
stunting.pptx
stunting.pptxstunting.pptx
stunting.pptx
 
Proposal
Proposal Proposal
Proposal
 

Recently uploaded

Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdfModul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdfAndiAliyah2
 
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.doc
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.docundangan tahlil dan kirim doa pendak 1.doc
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.docLaelaSafitri7
 
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask UpIMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask UpAdePutraTunggali
 
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjdCo-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjdveinlatex
 
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication BingoIMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication BingoAdePutraTunggali
 
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptxPPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptxmuhnurmufid123
 

Recently uploaded (6)

Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdfModul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
 
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.doc
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.docundangan tahlil dan kirim doa pendak 1.doc
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.doc
 
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask UpIMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
 
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjdCo-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
 
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication BingoIMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
 
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptxPPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
 

Wasting Bengkulu

  • 1. ANGGOTA KELOMPOK Jusfaega (022170010) Muhammad Ilyas (022170011) Novi Krisanti Rualemba (022170012) Agus Salim (022170037) TUGAS KELOMPOK IV GIZI KESEHATAN MASAYARAKAT Wasting (BB/TB) Bengkulu
  • 2. Overview Daerah Bengkulu Provinsi Bengkulu terletak di bagian Barat Daya Pulau Sumatera dan berada di pantai barat bagian Selatan Pulau Sumatera yang berhadapan langsung dengan garis pantai Samudera Hindia di sisi barat provinsi tersebut. Dengan luas wilayah yang hanya sebesar 19.919,33 km2, Provinsi Bengkulu merupakan provinsi terkecil urutan pertama di daratan Pulau Sumatera dan provinsi terkecil urutan kesepuluh di Indonesia. Namun, apabila di tambah dengan provinsi yang berbentuk kepulauan yang terpisah dari daratan Pulau Sumatera, Provinsi Bengkulu merupakan provinsi terkecil urutan ketiga dari sepuluh provinsi yang terdapat di Pulau Sumatera, setelah Provinsi Kepulauan Riau dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
  • 3.  Tujuan Penulisan Untuk mengetahui gambaran status gizi kurus (Wasting) berdasarkan BB ∕ TB pada anak usia 0-59 bulan di Provinsi Bengkulu.  Manfaat Penulisan Laporan Menjadi bahan masukan untuk mengetahui gambaran status gizi kurus (wasting) berdasarkan BB ∕ TB pada anak yang berumur 0- 59 bulan di Provinsi Bengkulu.
  • 4.  Defenisi Wasting merupakan masalah gizi yang sifatnya akut, sebagai akibat dariperistiwa yang terjadi dalam waktu yang tidak lama seperti kekurangan asupanmakanan. Dampak wasting pada balita dapat menurunkan kecerdasan, produktifitas, kreatifitas, dan sangat berpengaruh pada kualitas SDM (Kemenkes RI, 2020). Wasting merupakan gabungan dari istilah kurus (wasted) dan sangat kurus (severe wasted) yang didasarkan pada indeks Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) dengan ambang batas (Z- score) <-2 SD.
  • 5. Trend  Prevalensi sangat kurus secara nasional tahun 2013 masih cukup tinggi yaitu 5,3 persen, terdapat penurunan dibandingkan tahun 2010 (6,0 %) dan tahun 2007 (6,2 %). Demikian pula halnya dengan prevalensi kurus sebesar (6,8%) juga menunjukkan adanya penurunan dari (7,3%) tahun 2010 dan 7,4 persen (tahun 2007). Secara keseluruhan prevalensi anak balita kurus dan sangat kurus menurun dari 13,6 persen pada tahun 2007 menjadi 12,1 persen pada tahun 2013. Provinsi Bengkulu masuk salah satu dari 17 propinsi yang masuk revalensi kurus diatas angka nasional.  Pada tahun 2013, secara nasional prevalensi kurus pada anak balita masih 12,1 persen, yang artinya. Masalah kurus di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius.  Selain itu hasil riskesdas pada tahun 2018 balita kurus berdasarkan BB/TB yaitu 4,8% dan sangat kurus 3,5% dengan prevalensi 8,5% di propinsi Bengkulu.
  • 6. Berdasarkan WHO  Badan kesehatan dunia WHO, menyatakan bahwa gizi kurang (wasting) adalah salah satu masalah kesehatan utama. Sebab kondisi ini berhubungan langsung dengan angka kejadian suatu penyakit (morbiditas).  WHO juga menyatakan bahwa gizi kurang(wasting) adalah salah satu masalah kesehatan utama. Sebab kondisi ini berhubungan langsung dengan angka kejadian suatu penyakit (morbiditas). Itulah mengapa wasting pada anak adalah suatu hal yang tidak boleh disepelekan, bahkan membutuhkan perhatian dan penanganan sesegera mungkin (Upahita, 2019).
  • 7. Wasting Masuk Indikator  Prevalensi kurus menurut provinsi dan nasional. Salah satu indikator untuk menentukan anak yang harus dirawat dalam manajemen gizi buruk adalah keadaan sangat kurus yaitu anak dengan nilai Zscore <-3,0 SD. Prevalensi sangat kurus secara nasional tahun 2013 masih cukup tinggi yaitu 5,3 persen, terdapat penurunan dibandingkan tahun 2010 (6,0 %) dan tahun 2007 (6,2 %). Demikian pula halnya dengan prevalensi kurus sebesar 6,8 persen juga menunjukkan adanya penurunan dari 7,3 persen (tahun 2010) dan 7,4 persen (tahun 2007). Secara keseluruhan prevalensi anak balita kurus dan sangat kurus menurun dari 13,6 persen pada tahun 2007 menjadi 12,1 persen pada tahun 2013.  Terdapat 17 provinsi dimana prevalensi kurus diatas angka nasional, propinsi bengkulu termasuk diataranya.
  • 8. Analisis Penyebab Masalah Hasil penelitian yang dilakukan oleh Olofin et al. (2013) menyatakan bahwa semua tingkatan malnutrisi baik itu wasting (gizi kurang) dan stunting (balita pendek) secara signifikan memiliki hubungan yang kuat terhadap peningkatan angka kematian pada balita, dimana wasting memiliki asosiasi yang lebih kuat terhadap peningkatan angka kematian balita dari pada stunting. Tingginya prevalensi kejadian wasting tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor risiko seperti: faktor asupan zat gizi, pendapatan keluarga, riwayat penyakit infeksi, status kelengkapan imunisasi, dan pemberian ASI eksklusif, kebersihan lingkungan yang buruk, dan kurangnya akses ke fasayankes.
  • 9. Strategi Penanganan Masalah Wasting  Strategi Internal Memberi anak makanan padat energi untuk membantu meningkatkan berat badannya, seperti kacang-kacangan dan produk yang berasal dari hewan, Memberi makanan bergizi seimbang yang terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk, sayur-mayur, dan buah-buahan, Memberi formula ready to use therapeutic food (RUTF), yaitu makanan padat bentuk pasta yang diperkaya dengan zat gizi berupa vitamin dan mineral untuk memulihkan balita wasting, Memberi suplemen penambah berat badan jika diperlukan, Berkonsultasi pada layanan konseling gizi, Mengobati penyakit yang mendasari wasting pada anak dan Pantau berat badan anak.  Strategi eksternal Media Massa, Mempublikasikan informasi yang mendukung pembangunan kesehatan secara terus menerus Dunia Usaha, Pengembangan produk dan program yang mendukung (Berbagi informasi distribusi sumber daya, penerapan CSR sesuai dasar hukum) Pemerintah pusat dan daerah Inisiator, Fasilitator, dan Motivator.