SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080
SEMINAR NASIONAL PENELITIAN 2020
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA, 7 OKTOBER 2020 97 – UMJ - ST
Pengaruh Bahan Material Dinding Triplek pada Bangunan
Rumah Tinggal pada Permukiman Padat Penduduk di Jakarta
Jundi Jundullah Afgani1,*
Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jl. Cempaka Putih Tengah 27, 10510
*E-mail : Jundi.Jundullah@ftumj.ac.id
ABSTRAK
Tingginya suhu udara pada iklim tropis lembab berdampak pada rumah-rumah tersebut. Penggunaan
bahan material triplek pada selubung bangunan masih sering digunakan pada rumah-rumah
dipermukiman padat prenduduk. Tujuan dari penelitian ini, untuk mengetahui apakah bahan material
triplek pada rumah tinggal dipermukiman padat penduduk dapat berpengaruh terhadap standar
kenyamanan termal mom and wiesebron. Metode penelitian ini yaitu kuantitatif dengan pengukuran
langsung di lapangan selama 9 jam dari pukul 08.00 – 19.00, data yang didapat dari hasil pengukuran
yaitu temperature kering, temperature basah, kelembaban dan pergerakan udara, dari data yang
didapat tersebut diolah menggunakan diagram temperatur efektif untuk mendapatkan temperatur
efektif pada tiap jam pengukuran dari masing-masing ruang yang diukur dan hasilnya nanti akan
dimasukkan kedalam standart kenyamanan termal mom and wiesebron. Hasil dari penelitian ini
didapatkan bahwa rumah dengan bahan material dinding triplek di permukiman padat penduduk
berada pada tingkatan “panas” menurut standart kenyamanan termal mom and wiesebron.
Kata kunci: Material, triplek, rumah, permukiman padat
ABSTRACT
High air temperatures in humid tropical climates impact these houses. The use of plywood material
on building sheaths is still often used in densely populated residential houses. The purpose of this
study, to determine whether plywood materials in densely populated residential homes can affect the
standard of thermal comfort mom and wiesebron. This research method is quantitative with direct
measurement in the field for 9 hours from 08.00 - 19.00, data obtained from the measurement
results namely dry temperature, wet temperature, humidity and air movement, from the data
obtained is processed using effective temperature diagram to obtain temperature effective at every
hour of measurement of each room measured and the result will later be incorporated into the
standard of thermal comfort mom and wiesebron. The results of this study found that houses with
plywood wall materials in densely populated areas are at a "hot" level according to the standard of
thermal comfort mom and wiesebron.
Keywords: Material, plywood, house, dense settlement
1. PENDAHULUAN
Tingginya tingkat kepadatan
penduduk pada suatu kota akan
memberikan dampak terhadap
permukiman di kota tersebut, hal ini
menyebabkan lahirnya permukiman-
permukiman dengan tingkat kepadatan
yang tinggi, Selain itu tingginya suhu
udara pada iklim tropis lembab
memberikan dampak bagi rumah-rumah
yang ada dipermukiman padat penduduk,
dengan jarak antar bangunan yang sangat
berdekatan dan juga penggunaan dari
bahan material hal ini akan menyebabkan
efek terhadap kenyamanan termal pada
wilayah permukiman padat tersebut. hal
ini didasari karena bahan material
selubung bangunan menjadi media
penghantar panas dari matahari menuju
ruang-ruang yang ada didalamnya.
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080
2
Menurut (karyono,2016), kawasan
perkotaan atau wilayah urban dapat di
lihat atau dicirikan dengan tingkat
kerapatan jarak antar bangunan, tingkat
kerapatan bangunan pada wilayah kota
jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan
wilayah rural yang masih didominasi
dengan area terbuka dan daerah hijau,
tingkat kepadatan suatu wilayah yang
tinggi akan menyebabkan dampak ruang
terbuka menjadi lebih kecil, dan juga akan
berdampak pada kecepatan angin menjadi
lebih kecil dan juga berkurang secara rata-
rata jika dibandingkan dengan kawasan
rural yang masih sangat terbuka.
Menurut (karyono, 2010)
meningkatnya kebutuhan bangunan
hunian bagi warga di kota-kota besar
sangat sulit dihindari bagi kota-kota
dengan negara berkembang yang
umumnya berada dikawasan iklim tropis.
Untuk saat ini penggunaan bahan
material triplek sebagai penutup dinding
pada rumah-rumah dipermukiman padat
penduduk masih sering dijumpai. Bahan
material dinding triplek yang tipis akan
memberikan dampak terhadap ruang-
ruang didalamnya.
Menurut (Karyono, 2016) arsitektur
tropis sangat perlu mempertahankan
dalam rancangan dinding massif terutama
jika dinding tersebut berada pada sisi
barat yang berhadapan langsung dengan
sinar matahari, pada kasus ini
pembayangan perlu diberikan pada
dinding untuk mengurangi pemanasan
yang terjadi pada dinding bangunan
tersebut efek dari radiasi langsung sinar
matahari.
Iklim tropis lembab biasanya
digambarkan dengan hujan dan tingkat
kelembaban yang tinggi serta suhu yang
hampir tinggi, angin yang sedikit bertiup
dengan arah yang berlawanan pada musim
hujan dan juga musim kemarau,
sedangkan radiasi matahari sedang dan
pertukaran panas yang kecil karena
tingginya tingkat kelembaban (Frick,
2006)
Menurut penyelidikan, batas-batas
kenyamanan untuk kondisi khatulistiwa
26⁰ C TE (didaerah kering agak lebih
tinggi), dan batas – bawahnya sekitar 19⁰
C TE. Pada temperature 26⁰ C TE, banyak
manusia mulai berkeringat. Daya tahan
dan kemampuan kerja manusia mulai
menurun pada temperature 26,5⁰ – 30⁰ C
TE, kondisi lingkungan yang sukar mulai
dari 33,5⁰C sampai 35,5⁰C TE, kondisi
lingkungan mulai tidak memungkinkan
lagi pada 35⁰ – 36⁰C TE (Lippsmeier,
1994).
Batas kenyamanan termal termal
menurut mom and wiesebron yaitu pada
tingkatan dingin tidak nyaman mulai dari
20⁰C – 20.5⁰C, pada tingkatan sejuk
nyaman mulai dari 20.5⁰C – 22.8⁰C, pada
tingkatan nyaman optimal mulai dari
22.8⁰C – 25.8⁰C, pada tingkatan hangat
nyaman 25.8⁰C – 27.1⁰C, dan pada
tingkatan panas yaitu >27.1⁰C
(Lippsmeier, 1994).
2. METODE PELAKSANAAN
Metode Pengumpulan data dalam
penelitian ini yaitu pengukuran langsung
dilapangan, dengan lokasi berada di
permukiman pada daerah pademangan
timur, Jakarta utara.
Teknik pengumpulan data dilakukan
selama pengukuran 8 jam dari pukul
08.00 – 19.00 menggunakan alat Heat
stress meter digunakan untuk mengukur
temperature kering, temperature basah
dan kelembaban udara pada ruang-ruang
pada rumah tersebut, dan juga hot wire
anemometer, gunakan untuk mengukur
pergerakan udara pada ruang-ruang yang
dijadikan sampel pada rumah tersebut.
Gambar 1. Hot Wire Anemometer &
Heat Stress Meter
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080
3
Setelah mendapatkan data
pengukuran dilapangan selama rentang
waktu 8 jam dari pukul 08.00 – 19.00
selanjutnya proses analisis data
menggunakan diagram temperature
efektif, data yang telah didapat yaitu
temperature kering, kelembaban dan
pergerakan udara dari masing-masing
ruang akan di analisis setiap jam nya
selama 8 jam sehingga menghasilkan
temperature efektif yang nantinya akan
menjadi acuan dalam standart
kenyamanan dari mom and wiesebron
Gambar 2. Diagram Temperature Efektif
Sumber : Lippsmeier (1994)
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini mengambil objek yang
berada di permukiman padat penduduk di
daerah Pademangan Timur, Jakarta Utara.
Gambar 2. Lokasi penelitian.
Sumber : Google Maps
Gambar 3. Kondisi lingkungan di sekitar
objek penelitian
U
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080
4
Gambar 4. Kondisi lingkungan di sekitar
objek penelitian
Dengan bangunan rumah tinggal
dua lantai, ruangan yang diambil sebagai
objek penelitian yaitu ruang
keluarga/ruang duduk di lantai satu dan
kamar tidur pada lantai dua.
Gambar 5. Denah lantai 1 bahan material
triplek
Gambar 6. Denah lantai 2 bahan
material triplek
Gambar 7. Objek rumah dengan bahan
material triplek
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080
5
- Ruang Keluarga lantai satu
Pada ruang keluarga, pengukuran
suhu udara dilakukan pada tengah ruang
dimulai dari pukul 08.00 sampai pukul
19.00.
Gambar 8. Diagram temperature efektif
ruang keluarga.
Selama waktu pengukuran, data
yang didapat yaitu temperature kering,
temperature basah dan kelembaban udara
digabungkan dengan pergerakan udara
yang ada didalam ruang keluarga tersebut
sehingga data yang dihasilkan menjadi
data temperature efektif ”TE” dengan
menggunakan diagram temperature
efektif.
Dari hasil analisis temperature
efektif yang dihasilkan pada pukul 08.00
pagi suhu yang terdapat pada ruang
tersebut sebesar 29.3⁰C, dan terus
meningkat sampai puncaknya di pukul
14.00 dengan suhu 30.9⁰C TE setelah
melewati pukul 14.00 temperature efektif
pada ruang keluarga rumah tersebut mulai
berangsur-angsur turun sampai pukul
19.00 pada angka 29.2⁰C, selama
pengukuran berlangsung temperature
efektif pada ruang keluarga dengan rumah
berbahan material triplek ini mengalami
pengingkatan temperature efektif sebesar
1.6⁰C selama rentang waktu 6 jam dan
mengalami penurunan temperature efektif
sebesar 1.7⁰C.
- Kamar Tidur Lantai dua
Pada kamar tidur, pengukuran suhu
udara dilakukan pada tengah ruang
dimulai dari pukul 08.00 sampai dengan
pukul 19.00
Gambar 9. Diagram temperature efektif
kamar tidur.
Selama pengukuran pada kamar
tidur ini, data yang didapat yaitu
temperature kering, temperature basah,
kelembaban udara dan pergerakan udara
yang ada didalam kamar tersebut.
Untuk kamar tidur ini, pengukuran
dilakukan mulai dari pukul 08.00 – 19.00.
Dari hasil analisis temperarature
efektif yang dihasilkan pada pukul 08.00
pagi temperature efektif pada kamar tidur
tersebut yaitu 29.1 C dan mengalami
pengingkatan temperature efektif sampai
puncaknya untuk kamar tidur yaitu pada
pukul 13.00 yaitu 30.7 C dan kemudian
berangsur-angsur turun pada 29.6 C pada
pukul 19.00. selama pengukuran
berlangsung temperature efektif pada
kamar tidur rumah dengan bahan material
dinding triplek ini mengalami peningkatan
temperature efektif sebesar 1.6⁰C dengan
rentang waktu peningkatan temperature
efektif sampai titik puncak yaitu 5 jam,
setelah mencapai titik puncak temperature
efektif berangsung-angsur turun sebesar
1.1⁰C.
Gambar 10. Diagram temperature efektif
ruang keluarga dan kamar tidur dalam
standart mom and wiesebron.
Dari kedua ruang yang telah di
analisis ini, selanjutnya dimasukan
kedalam standart kenyamanan termal
mom and wiesebron, Berdasarkan hasil
pengukuran dilapangan selama rentang
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080
6
waktu dari pukul 08.00 – 19.00
didapatkan hasil pada masing-masing
ruang memiliki temperature efektif diatas
>27.1⁰C dalam tingkatan standart
kenyamanan termal mom and wiesebron,
kedua ruang ini masuk kedalam ”tingkatan
panas”
4. KESIMPULAN
Bahan material triplek triplek yang
tipis membuat temperature udara pada
ruang-ruang yang ada didalamnya
menjadi peningkat, karena efek dari
perpindahan panas secara konveksi pada
bahan material triplek tersebut.
Ruang-ruang yang dianalisis pada
rumah dengan bahan material dinding
triplek pada permukiman padat penduduk
cenderung memberikan efek peningkatan
temperature efektif sebesar 1.6-1.7⁰C.
Orientasi bangunan yang
menghadap ke arah barat juga
memberikan dampak peningkatan
temperature udara pada ruang-ruang di
rumah tersebut.
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih ditujukan
kepada ketua RT.17 Pademangan Timur
yang telah membantu dalam hal
kebutuhan dokumen izin survey pada
rumah di permukiman padat. Dan juga
ucapan terima kasih kepada jurusan
arsitektur FT-UMJ sebagai penyandang
dana dalam publikasi artikel ilmiah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Frick, H. (2006). Arsitektur ekologis
(Penerbit K). Yogyakarta.
Karyono, T. H. (2016). Arsitektur Tropis:
Bentuk, Teknologi, Kenyamanan &
Penggunaan Energi. Erlangga.
Karyono, T. H. (2010). GREEN
ARCHITECTURE, Pengantar
Pemahaman Arsitektur Hijau di
Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Lippsmeier, G. (1994). Bangunan Tropis.
Erlangga.

More Related Content

Similar to 7806-19103-1-SM (1).pdf

Fisika Bangunan Arsitektur universitas Indraprasta
Fisika Bangunan Arsitektur universitas IndraprastaFisika Bangunan Arsitektur universitas Indraprasta
Fisika Bangunan Arsitektur universitas Indraprastahuhuto
 
Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologi Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologi Febrina Tentaka
 
Sukawi undip unwahas jurnal
Sukawi undip unwahas jurnalSukawi undip unwahas jurnal
Sukawi undip unwahas jurnalIndriati Dewi
 
PENGATURAN SUHU RWAH TANAMAN DENGAN KONTROL LOGIKA FUZZY .>. Temperature Cont...
PENGATURAN SUHU RWAH TANAMAN DENGAN KONTROL LOGIKA FUZZY .>. Temperature Cont...PENGATURAN SUHU RWAH TANAMAN DENGAN KONTROL LOGIKA FUZZY .>. Temperature Cont...
PENGATURAN SUHU RWAH TANAMAN DENGAN KONTROL LOGIKA FUZZY .>. Temperature Cont...Repository Ipb
 
Jipi des08 vol.13.no 03 hlm.204 212
Jipi des08 vol.13.no 03 hlm.204 212Jipi des08 vol.13.no 03 hlm.204 212
Jipi des08 vol.13.no 03 hlm.204 212Indriati Dewi
 
Termodinamika (4) b konsep_temperatur
Termodinamika (4) b konsep_temperaturTermodinamika (4) b konsep_temperatur
Termodinamika (4) b konsep_temperaturjayamartha
 
Prediksi dan Studi Parameter Udara Termal Berdasarkan Model Prediksi Suhu Jar...
Prediksi dan Studi Parameter Udara Termal Berdasarkan Model Prediksi Suhu Jar...Prediksi dan Studi Parameter Udara Termal Berdasarkan Model Prediksi Suhu Jar...
Prediksi dan Studi Parameter Udara Termal Berdasarkan Model Prediksi Suhu Jar...Fathur Rozaq
 
Kenyamanan termal pada bangunan
Kenyamanan  termal pada bangunanKenyamanan  termal pada bangunan
Kenyamanan termal pada bangunanAgus Hendrowibowo
 
minggu 4 - rekayasa thermal.pdf
minggu 4 - rekayasa thermal.pdfminggu 4 - rekayasa thermal.pdf
minggu 4 - rekayasa thermal.pdfIyanRangga
 
laporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologilaporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologiedhie noegroho
 
Rancang bangun kolektor surya
 Rancang bangun kolektor surya Rancang bangun kolektor surya
Rancang bangun kolektor suryaHelmas Tanjung
 
S6 Topik 2 Kawalan Termal
S6 Topik 2 Kawalan TermalS6 Topik 2 Kawalan Termal
S6 Topik 2 Kawalan Termalno suhaila
 
Laporan 3
Laporan 3Laporan 3
Laporan 3isanuri
 
Pages from prosiding_avoer_2011-17
Pages from prosiding_avoer_2011-17Pages from prosiding_avoer_2011-17
Pages from prosiding_avoer_2011-17Indriati Dewi
 
1 pengaruh debit terhadap unjuk kerja alat penukar kalor dan penurunan suhu r...
1 pengaruh debit terhadap unjuk kerja alat penukar kalor dan penurunan suhu r...1 pengaruh debit terhadap unjuk kerja alat penukar kalor dan penurunan suhu r...
1 pengaruh debit terhadap unjuk kerja alat penukar kalor dan penurunan suhu r...Mirmanto
 
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiunAgroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiunRiski Lubis
 

Similar to 7806-19103-1-SM (1).pdf (20)

Fisika Bangunan Arsitektur universitas Indraprasta
Fisika Bangunan Arsitektur universitas IndraprastaFisika Bangunan Arsitektur universitas Indraprasta
Fisika Bangunan Arsitektur universitas Indraprasta
 
Fisika Lingkungan
Fisika LingkunganFisika Lingkungan
Fisika Lingkungan
 
Fisika Lingkungan
Fisika LingkunganFisika Lingkungan
Fisika Lingkungan
 
Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologi Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologi
 
Sukawi undip unwahas jurnal
Sukawi undip unwahas jurnalSukawi undip unwahas jurnal
Sukawi undip unwahas jurnal
 
PENGATURAN SUHU RWAH TANAMAN DENGAN KONTROL LOGIKA FUZZY .>. Temperature Cont...
PENGATURAN SUHU RWAH TANAMAN DENGAN KONTROL LOGIKA FUZZY .>. Temperature Cont...PENGATURAN SUHU RWAH TANAMAN DENGAN KONTROL LOGIKA FUZZY .>. Temperature Cont...
PENGATURAN SUHU RWAH TANAMAN DENGAN KONTROL LOGIKA FUZZY .>. Temperature Cont...
 
Jipi des08 vol.13.no 03 hlm.204 212
Jipi des08 vol.13.no 03 hlm.204 212Jipi des08 vol.13.no 03 hlm.204 212
Jipi des08 vol.13.no 03 hlm.204 212
 
LST
LSTLST
LST
 
Termodinamika (4) b konsep_temperatur
Termodinamika (4) b konsep_temperaturTermodinamika (4) b konsep_temperatur
Termodinamika (4) b konsep_temperatur
 
Prediksi dan Studi Parameter Udara Termal Berdasarkan Model Prediksi Suhu Jar...
Prediksi dan Studi Parameter Udara Termal Berdasarkan Model Prediksi Suhu Jar...Prediksi dan Studi Parameter Udara Termal Berdasarkan Model Prediksi Suhu Jar...
Prediksi dan Studi Parameter Udara Termal Berdasarkan Model Prediksi Suhu Jar...
 
Kenyamanan termal pada bangunan
Kenyamanan  termal pada bangunanKenyamanan  termal pada bangunan
Kenyamanan termal pada bangunan
 
Laporan kunjungan bmkg
Laporan kunjungan bmkgLaporan kunjungan bmkg
Laporan kunjungan bmkg
 
minggu 4 - rekayasa thermal.pdf
minggu 4 - rekayasa thermal.pdfminggu 4 - rekayasa thermal.pdf
minggu 4 - rekayasa thermal.pdf
 
laporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologilaporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologi
 
Rancang bangun kolektor surya
 Rancang bangun kolektor surya Rancang bangun kolektor surya
Rancang bangun kolektor surya
 
S6 Topik 2 Kawalan Termal
S6 Topik 2 Kawalan TermalS6 Topik 2 Kawalan Termal
S6 Topik 2 Kawalan Termal
 
Laporan 3
Laporan 3Laporan 3
Laporan 3
 
Pages from prosiding_avoer_2011-17
Pages from prosiding_avoer_2011-17Pages from prosiding_avoer_2011-17
Pages from prosiding_avoer_2011-17
 
1 pengaruh debit terhadap unjuk kerja alat penukar kalor dan penurunan suhu r...
1 pengaruh debit terhadap unjuk kerja alat penukar kalor dan penurunan suhu r...1 pengaruh debit terhadap unjuk kerja alat penukar kalor dan penurunan suhu r...
1 pengaruh debit terhadap unjuk kerja alat penukar kalor dan penurunan suhu r...
 
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiunAgroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
 

Recently uploaded

Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 

Recently uploaded (6)

Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 

7806-19103-1-SM (1).pdf

  • 1. Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080 SEMINAR NASIONAL PENELITIAN 2020 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA, 7 OKTOBER 2020 97 – UMJ - ST Pengaruh Bahan Material Dinding Triplek pada Bangunan Rumah Tinggal pada Permukiman Padat Penduduk di Jakarta Jundi Jundullah Afgani1,* Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jl. Cempaka Putih Tengah 27, 10510 *E-mail : Jundi.Jundullah@ftumj.ac.id ABSTRAK Tingginya suhu udara pada iklim tropis lembab berdampak pada rumah-rumah tersebut. Penggunaan bahan material triplek pada selubung bangunan masih sering digunakan pada rumah-rumah dipermukiman padat prenduduk. Tujuan dari penelitian ini, untuk mengetahui apakah bahan material triplek pada rumah tinggal dipermukiman padat penduduk dapat berpengaruh terhadap standar kenyamanan termal mom and wiesebron. Metode penelitian ini yaitu kuantitatif dengan pengukuran langsung di lapangan selama 9 jam dari pukul 08.00 – 19.00, data yang didapat dari hasil pengukuran yaitu temperature kering, temperature basah, kelembaban dan pergerakan udara, dari data yang didapat tersebut diolah menggunakan diagram temperatur efektif untuk mendapatkan temperatur efektif pada tiap jam pengukuran dari masing-masing ruang yang diukur dan hasilnya nanti akan dimasukkan kedalam standart kenyamanan termal mom and wiesebron. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa rumah dengan bahan material dinding triplek di permukiman padat penduduk berada pada tingkatan “panas” menurut standart kenyamanan termal mom and wiesebron. Kata kunci: Material, triplek, rumah, permukiman padat ABSTRACT High air temperatures in humid tropical climates impact these houses. The use of plywood material on building sheaths is still often used in densely populated residential houses. The purpose of this study, to determine whether plywood materials in densely populated residential homes can affect the standard of thermal comfort mom and wiesebron. This research method is quantitative with direct measurement in the field for 9 hours from 08.00 - 19.00, data obtained from the measurement results namely dry temperature, wet temperature, humidity and air movement, from the data obtained is processed using effective temperature diagram to obtain temperature effective at every hour of measurement of each room measured and the result will later be incorporated into the standard of thermal comfort mom and wiesebron. The results of this study found that houses with plywood wall materials in densely populated areas are at a "hot" level according to the standard of thermal comfort mom and wiesebron. Keywords: Material, plywood, house, dense settlement 1. PENDAHULUAN Tingginya tingkat kepadatan penduduk pada suatu kota akan memberikan dampak terhadap permukiman di kota tersebut, hal ini menyebabkan lahirnya permukiman- permukiman dengan tingkat kepadatan yang tinggi, Selain itu tingginya suhu udara pada iklim tropis lembab memberikan dampak bagi rumah-rumah yang ada dipermukiman padat penduduk, dengan jarak antar bangunan yang sangat berdekatan dan juga penggunaan dari bahan material hal ini akan menyebabkan efek terhadap kenyamanan termal pada wilayah permukiman padat tersebut. hal ini didasari karena bahan material selubung bangunan menjadi media penghantar panas dari matahari menuju ruang-ruang yang ada didalamnya.
  • 2. Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080 2 Menurut (karyono,2016), kawasan perkotaan atau wilayah urban dapat di lihat atau dicirikan dengan tingkat kerapatan jarak antar bangunan, tingkat kerapatan bangunan pada wilayah kota jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan wilayah rural yang masih didominasi dengan area terbuka dan daerah hijau, tingkat kepadatan suatu wilayah yang tinggi akan menyebabkan dampak ruang terbuka menjadi lebih kecil, dan juga akan berdampak pada kecepatan angin menjadi lebih kecil dan juga berkurang secara rata- rata jika dibandingkan dengan kawasan rural yang masih sangat terbuka. Menurut (karyono, 2010) meningkatnya kebutuhan bangunan hunian bagi warga di kota-kota besar sangat sulit dihindari bagi kota-kota dengan negara berkembang yang umumnya berada dikawasan iklim tropis. Untuk saat ini penggunaan bahan material triplek sebagai penutup dinding pada rumah-rumah dipermukiman padat penduduk masih sering dijumpai. Bahan material dinding triplek yang tipis akan memberikan dampak terhadap ruang- ruang didalamnya. Menurut (Karyono, 2016) arsitektur tropis sangat perlu mempertahankan dalam rancangan dinding massif terutama jika dinding tersebut berada pada sisi barat yang berhadapan langsung dengan sinar matahari, pada kasus ini pembayangan perlu diberikan pada dinding untuk mengurangi pemanasan yang terjadi pada dinding bangunan tersebut efek dari radiasi langsung sinar matahari. Iklim tropis lembab biasanya digambarkan dengan hujan dan tingkat kelembaban yang tinggi serta suhu yang hampir tinggi, angin yang sedikit bertiup dengan arah yang berlawanan pada musim hujan dan juga musim kemarau, sedangkan radiasi matahari sedang dan pertukaran panas yang kecil karena tingginya tingkat kelembaban (Frick, 2006) Menurut penyelidikan, batas-batas kenyamanan untuk kondisi khatulistiwa 26⁰ C TE (didaerah kering agak lebih tinggi), dan batas – bawahnya sekitar 19⁰ C TE. Pada temperature 26⁰ C TE, banyak manusia mulai berkeringat. Daya tahan dan kemampuan kerja manusia mulai menurun pada temperature 26,5⁰ – 30⁰ C TE, kondisi lingkungan yang sukar mulai dari 33,5⁰C sampai 35,5⁰C TE, kondisi lingkungan mulai tidak memungkinkan lagi pada 35⁰ – 36⁰C TE (Lippsmeier, 1994). Batas kenyamanan termal termal menurut mom and wiesebron yaitu pada tingkatan dingin tidak nyaman mulai dari 20⁰C – 20.5⁰C, pada tingkatan sejuk nyaman mulai dari 20.5⁰C – 22.8⁰C, pada tingkatan nyaman optimal mulai dari 22.8⁰C – 25.8⁰C, pada tingkatan hangat nyaman 25.8⁰C – 27.1⁰C, dan pada tingkatan panas yaitu >27.1⁰C (Lippsmeier, 1994). 2. METODE PELAKSANAAN Metode Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu pengukuran langsung dilapangan, dengan lokasi berada di permukiman pada daerah pademangan timur, Jakarta utara. Teknik pengumpulan data dilakukan selama pengukuran 8 jam dari pukul 08.00 – 19.00 menggunakan alat Heat stress meter digunakan untuk mengukur temperature kering, temperature basah dan kelembaban udara pada ruang-ruang pada rumah tersebut, dan juga hot wire anemometer, gunakan untuk mengukur pergerakan udara pada ruang-ruang yang dijadikan sampel pada rumah tersebut. Gambar 1. Hot Wire Anemometer & Heat Stress Meter
  • 3. Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080 3 Setelah mendapatkan data pengukuran dilapangan selama rentang waktu 8 jam dari pukul 08.00 – 19.00 selanjutnya proses analisis data menggunakan diagram temperature efektif, data yang telah didapat yaitu temperature kering, kelembaban dan pergerakan udara dari masing-masing ruang akan di analisis setiap jam nya selama 8 jam sehingga menghasilkan temperature efektif yang nantinya akan menjadi acuan dalam standart kenyamanan dari mom and wiesebron Gambar 2. Diagram Temperature Efektif Sumber : Lippsmeier (1994) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mengambil objek yang berada di permukiman padat penduduk di daerah Pademangan Timur, Jakarta Utara. Gambar 2. Lokasi penelitian. Sumber : Google Maps Gambar 3. Kondisi lingkungan di sekitar objek penelitian U
  • 4. Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080 4 Gambar 4. Kondisi lingkungan di sekitar objek penelitian Dengan bangunan rumah tinggal dua lantai, ruangan yang diambil sebagai objek penelitian yaitu ruang keluarga/ruang duduk di lantai satu dan kamar tidur pada lantai dua. Gambar 5. Denah lantai 1 bahan material triplek Gambar 6. Denah lantai 2 bahan material triplek Gambar 7. Objek rumah dengan bahan material triplek
  • 5. Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080 5 - Ruang Keluarga lantai satu Pada ruang keluarga, pengukuran suhu udara dilakukan pada tengah ruang dimulai dari pukul 08.00 sampai pukul 19.00. Gambar 8. Diagram temperature efektif ruang keluarga. Selama waktu pengukuran, data yang didapat yaitu temperature kering, temperature basah dan kelembaban udara digabungkan dengan pergerakan udara yang ada didalam ruang keluarga tersebut sehingga data yang dihasilkan menjadi data temperature efektif ”TE” dengan menggunakan diagram temperature efektif. Dari hasil analisis temperature efektif yang dihasilkan pada pukul 08.00 pagi suhu yang terdapat pada ruang tersebut sebesar 29.3⁰C, dan terus meningkat sampai puncaknya di pukul 14.00 dengan suhu 30.9⁰C TE setelah melewati pukul 14.00 temperature efektif pada ruang keluarga rumah tersebut mulai berangsur-angsur turun sampai pukul 19.00 pada angka 29.2⁰C, selama pengukuran berlangsung temperature efektif pada ruang keluarga dengan rumah berbahan material triplek ini mengalami pengingkatan temperature efektif sebesar 1.6⁰C selama rentang waktu 6 jam dan mengalami penurunan temperature efektif sebesar 1.7⁰C. - Kamar Tidur Lantai dua Pada kamar tidur, pengukuran suhu udara dilakukan pada tengah ruang dimulai dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 19.00 Gambar 9. Diagram temperature efektif kamar tidur. Selama pengukuran pada kamar tidur ini, data yang didapat yaitu temperature kering, temperature basah, kelembaban udara dan pergerakan udara yang ada didalam kamar tersebut. Untuk kamar tidur ini, pengukuran dilakukan mulai dari pukul 08.00 – 19.00. Dari hasil analisis temperarature efektif yang dihasilkan pada pukul 08.00 pagi temperature efektif pada kamar tidur tersebut yaitu 29.1 C dan mengalami pengingkatan temperature efektif sampai puncaknya untuk kamar tidur yaitu pada pukul 13.00 yaitu 30.7 C dan kemudian berangsur-angsur turun pada 29.6 C pada pukul 19.00. selama pengukuran berlangsung temperature efektif pada kamar tidur rumah dengan bahan material dinding triplek ini mengalami peningkatan temperature efektif sebesar 1.6⁰C dengan rentang waktu peningkatan temperature efektif sampai titik puncak yaitu 5 jam, setelah mencapai titik puncak temperature efektif berangsung-angsur turun sebesar 1.1⁰C. Gambar 10. Diagram temperature efektif ruang keluarga dan kamar tidur dalam standart mom and wiesebron. Dari kedua ruang yang telah di analisis ini, selanjutnya dimasukan kedalam standart kenyamanan termal mom and wiesebron, Berdasarkan hasil pengukuran dilapangan selama rentang
  • 6. Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080 6 waktu dari pukul 08.00 – 19.00 didapatkan hasil pada masing-masing ruang memiliki temperature efektif diatas >27.1⁰C dalam tingkatan standart kenyamanan termal mom and wiesebron, kedua ruang ini masuk kedalam ”tingkatan panas” 4. KESIMPULAN Bahan material triplek triplek yang tipis membuat temperature udara pada ruang-ruang yang ada didalamnya menjadi peningkat, karena efek dari perpindahan panas secara konveksi pada bahan material triplek tersebut. Ruang-ruang yang dianalisis pada rumah dengan bahan material dinding triplek pada permukiman padat penduduk cenderung memberikan efek peningkatan temperature efektif sebesar 1.6-1.7⁰C. Orientasi bangunan yang menghadap ke arah barat juga memberikan dampak peningkatan temperature udara pada ruang-ruang di rumah tersebut. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih ditujukan kepada ketua RT.17 Pademangan Timur yang telah membantu dalam hal kebutuhan dokumen izin survey pada rumah di permukiman padat. Dan juga ucapan terima kasih kepada jurusan arsitektur FT-UMJ sebagai penyandang dana dalam publikasi artikel ilmiah ini. DAFTAR PUSTAKA Frick, H. (2006). Arsitektur ekologis (Penerbit K). Yogyakarta. Karyono, T. H. (2016). Arsitektur Tropis: Bentuk, Teknologi, Kenyamanan & Penggunaan Energi. Erlangga. Karyono, T. H. (2010). GREEN ARCHITECTURE, Pengantar Pemahaman Arsitektur Hijau di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Lippsmeier, G. (1994). Bangunan Tropis. Erlangga.