1. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan menjadi tugas dan tanggung jawab guru.
Karena gurulah yang langsung membina para siswa disekolah melalui proses kegiatan belajar
mengajar. Namun mengupayakan peningkatan kualitas pendidikan ini bukanlah hal yang
mudah, sehingga perlu adanya beberapa strategi yang perlu di gunakan dalam proses belajar
mengajar. Salah satu yang termasuk dalam strategi belajar mengajar yang pernah di terapkan
adalah point counterpoint. Dalam makalah ini kami akan membahas strategi belajar mengajar
point counterpoint yang pada dasarnya membantu siswa untuk lebih mudah menemukan hasil
yang lebih tepat mengenai sesuatu masalah, dan semoga makalah ini dapat memberikan
pemahaman yang baik kepada para pembaca.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan strategi belajar point counterpoint?
2. Apa tujuan dari strategi pembelajaran point counterpoint?
3. Apa keunggulan dari strategi belajar point counterpoint?
4. Apa keLemahan dari strategi belajar point counterpoint?
3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui maksud dari strategi point counterpoint
2. Untuk mengetahui tujuan strategi pembelajaran point counterpoint
3. Untuk mengetahui keunggulan strategi belajar point counterpoint
4. Untuk mengetahui kelemahan strategi belajar point counterpoint
PEMBAHASAN
1. SEKILAS TENTANG POINT COUNTER POINT
Strategi pembelajaran Point Counterpoint adalah suatu cara
dalam proses pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa
untuk aktif berargumen (mengajukan ide-ide, gagasan) dari persoalan yang
muncul atau sengaja dimunculkan dalam pembelajaran sesuai dengan
aturan-aturan yang ada.[1] Strategi ini merupakan sebuah tekhnik hebat untuk merangsang
diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu yang kompleks.
Format tersebut mirip dengan sebuah perdebatan, namun tidak terlalu formal dan berjalan
dengan lebih cepat. [2]
Strategi ini sangat baik dipakai untuk melibatkan siswa / mahasiswa dalam mendiskusikan isu
– isu kmplek secara mendalam.
2. Strategi ini dapat di terapkan jika guru hendak menyajikan topic atau permasalahan yang
menimbulkan berbagai pandangan yang berbeda.[3]
2. TUJUAN
Tujuan Penerapan Strategi pembelajaran Point Counterpoint adalah untuk melatih peserta
didik agar mencari argumentasi yang kuat dalam memecahkan suatu masalah yang aktual di
masyarakat sesuai posisi yang diperankan. [4]
3. LANGKAH – LANGKAH
1. Pilihlah isu-isu yang mempunyai banyak perspektif,
2. Bagi siswa / mahasiswa ke dalam kelompok-kelompok sesuai dengan yang telah anda
tentukan,
3. Minta masing-masing kelmpok untuk menyiapkan argument-argumen sesuai dengan
pandangan kelompok yang diwakili. Dalam aktivitas ini, pisahlah tempat duduk
masing-masing kelompok,
4. Kumpulkan kembali semua siswa/mahasiswa dengan catatan, siswa/mahasiswa duduk
berdekatan dengan teman-teman satu kelompok,
5. Mulai debat dengan mempersilahkan kelompok mana saja yang akan memulai,
6. Setelah salah seorang siswa/mahasiswa menyampaikan satu argument sesuai dengan
pandangan yang diwakili oleh kelompoknya, mintalah tanggapan, bantahan atau
koreksi dari kelompok yang lain perihal isu yang sama,
7. Lanjutkan proses ini sampai waktu yang memungkunkan,
8. Rangkum debat yang baru saja dilaksanakan dengan menggarisbawahi atau mungkin
mencari titik temu dari argument-argumen yang muncul.[5]
4. KEUNGGULAN
a) Dengan perdebatan yang sengit akan mempertajam hasil pembicaraan.
b) Kedua segi permasalahan dapat disajikan, yang memiliki ide dan yang mendebat
/menyanggah sama_sama berdebat untuk menemukan hasil yang lebih tepat mengenai
sesuatu masalah.
c) Siswa dapat terangsang untuk menganalisa masalah di dalam kelompok, asal terpimpin
sehingga analisa itu terarah pada pokok permasalahan yang dikehendaki bersama.
d) Dalam pertemuan debat itu siswa dapat menyampaikan fakta dari kedua sisi masalah;
kemudian di teliti fakta mana yang benar / valid dan bisa di pertanggung jawabkan.
e) Karena terjadi pembicaraan aktif antara pemrasaran dan penyanggah maka akan
membangkitkan daya tarik untuk turut berbicara; turut berpartisipasi mengeluarkan pendapat.
f) Bila masalah yang di perdebatkan menarik, maka pembicaraan itu mampu
mempertahankan minat anak untuk terus mengikuti pendapat itu.
g) Untungnya pula tekhnik ini dapat di pergunakan pada kelompok besar.
3. 5. KELEMAHAN
1. Di dalam pertemuan ini kadang-kadang keinginan untuk menang mungkin terlalu
besar, sehingga tidak memperhatikan pendapat orang lain.
2. Kemungkinan lain di antara anggota mendapat kesan yang salah tentang orang yang
berdebat.
3. Dengan tekhnik berdebat membatasi partisipasi kelompok, kecuali kalau di ikuti
dengan diskusi.
4. Karena sengitnya perdebatan bisa terjadi terlalu banyak emosi yang terlibat, sehingga
debat itu semakin gencar dan ramai.
5. Agar bisa melaksanakan dengan baik maka perlu persiapan yang teliti sebelumnya.[6]
KESIMPULAN
1. Strategi pembelajaran Point Counterpoint adalah suatu cara
dalam proses pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa
untuk aktif berargumen (mengajukan ide-ide, gagasan) dari persoalan yang
muncul atau sengaja dimunculkan dalam pembelajaran sesuai dengan
aturan-aturan yang ada.
2. 2. Tujuan Penerapan Strategi pembelajaran Point Counterpoint adalah
untuk melatih peserta didik agar mencari argumentasi yang kuat dalam
memecahkan suatu masalah yang aktual di masyarakat sesuai posisi yang
diperankan.
3. Keunggulan:
a) Dengan perdebatan yang sengit akan mempertajam hasil pembicaraan.
4. b) Kedua segi permasalahan dapat disajikan, yang memiliki ide dan yang mendebat
/menyanggah sama_sama berdebat untuk menemukan hasil yang lebih tepat mengenai
sesuatu masalah.
c) Siswa dapat terangsang untuk menganalisa masalah di dalam kelompok, asal terpimpin
sehingga analisa itu terarah pada pokok permasalahan yang dikehendaki bersama.
d) Dalam pertemuan debat itu siswa dapat menyampaikan fakta dari kedua sisi masalah;
kemudian di teliti fakta mana yang benar / valid dan bisa di pertanggung jawabkan.
e) Karena terjadi pembicaraan aktif antara pemrasaran dan penyanggah maka akan
membangkitkan daya tarik untuk turut berbicara; turut berpartisipasi mengeluarkan pendapat.
f) Bila masalah yang di perdebatkan menarik, maka pembicaraan itu mampu
mempertahankan minat anak untuk terus mengikuti pendapat itu.
g) Untungnya pula tekhnik ini dapat di pergunakan pada kelompok besar.
1. Kelemahan:
2. Di dalam pertemuan ini kadang-kadang keinginan untuk menang mungkin terlalu
besar, sehingga tidak memperhatikan pendapat orang lain.
3. Kemungkinan lain di antara anggota mendapat kesan yang salah tentang orang yang
berdebat.
4. Dengan tekhnik berdebat membatasi partisipasi kelompok, kecuali kalau di ikuti
dengan diskusi.
5. Karena sengitnya perdebatan bisa terjadi terlalu banyak emosi yang terlibat, sehingga
debat itu semakin gencar dan ramai.
6. Agar bisa melaksanakan dengan baik maka perlu persiapan yang teliti sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif,
Yogyakarta: CTSD, 2007.
HamrunI. Strategi Dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan. Yogyakarta:
Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga. 2009
Marno, M. Idris. Strategi Dan Metode Pengajaran. Jogjakarta: Ar-Ruz Media, 2008.
Roestijah, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2139640-tujuan-penerapan-strategi-
pembelajaran-point/#ixzz1NhxbgKKg
5. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah :SMA NEGERI JEMBER
Kelas/semester : VIII/2
Mata pelajaran :PAI
Alokasi waktu :2X40
1. STANDAR KOMPETENSI
Memahami materi poligami
2. KOMPETENSI DASAR
a) Menjelaskan poligami
b) Menjelaskan masalah yang muncul terkait dengan poligami
3. INDIKATOR
a) Mampu memahami makna dari poligami itu sendiri.
b) Mengetahui faktor-faktor yang mendukung poligami.
c) Memahami poligami dalam berbagai aspek agama.
4. ALOKASI WAKTU : 2X40.
5. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Siswa mampu memahami materi poligami.
Ceramah
Point counter point
Penugasan
o Poligami.
6. METODE PEMBELAJARAN
7. MATERI POKOK PEMBELAJARAN:
8. MEDIA PEMBELAJARAN:
a) Spidol
b) Papan tulis
c) Lembar kertas materi
6. d) Penghapus
9. SUMBER BELAJAR:
a) Buku paket.
b) Lks.
10. SRTATEGI PEMBELAJARAN:
a) Kegiatan pembuka:
Salam
Membaca doa
Motivasi
b) kegiatan inti:
bagi siswa/mahasiswa ke dalam kelompok-kelompok sesuai dengan jumlah yang telah
di tentukan.
Minta masing-masing kelompok untuk menyiapkan argument-argument sesuai
dengan pandangan kelompk yang di wakili. Dalam aktivitas ini, pisahah tempat duduk
masing-masing kelompok.
Kumpulkan kembali semua siswa/mahasiswa dengan catatan, siswa/mahasiswa duduk
berdekatan dengan teman-teman satu kelompok.
Mulai debat dengan mempersilahkan kelompok mana saja yang akan memulai.
Setelah salah seorang siswa/mahasiswa menyampaikan satu argument sesuai dengan
pandangan yang di wakili oleh kelompok, mintalah tanggapan, bantahan, atau koreksi
dari kelmpok yang lain perihal isu yang sama.
c) kegiatan penutup:
Merangkum debat yang baru saja di laksanakan dengan menggaris bawahi atau
mungkin mencari titik temu dari argument-argument yang muncul.
Membaca doa.
Salam.
Memberi tugas untuk meresum keterangan yang telah di bahas.
11. EVALUASI
7. POLIGAMI
1. Poligami bisa dikatakan sebagai mempunyai istri lebih dari satu orang secara
bersamaan dan melakukan poligami berdasarkan jumlah istri yang dimilikinya pada
saat yang bersamaan, dan bukan jumlah perkawinan yang pernah dilakukan.
2. beberapa hukum yang berkaitan dengan poligami, antara lain:
1. Lebih utama bagi laki-laki yang berpoligami untuk menyiapakan satu tempat
tinggal untuk setiap istri-istrinya.
2. Apabila seseorang memiliki dua orang istri pada dua temapt yang berjauhan,
maka dia wajib untuk berlaku adil di antara keduanya.
3. Apabila seorang suami memberikan bagian kepada salah seorang diantara
keduanya kemudian menceraikan yang lainnya sebelum memberikan hak
bagiannya maka dia berdosa.
4. Seorang istri boleh memberikan haknya kepada suaminya (untuk memberikan
kepada yang lain) atau kepada sebagian diantara mereka atau mereka semua,
tapi itu tidak boleh kecuali dengan seizing suami.
5. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui hikmah dari segala ucapan dan
perbuatan, karena dibolehkannya poligami bukan berarti menghina kaum
wanita atau merendahkan derajat dan kemuliaan mereka, akan tetapi semata
demi kemaslahatan bagi wanita, laki-laki dan masyarakat banyak.
6. Faktor-faktor pendiukung Poligami dan manfaat-manfaatnya:
1. Mengatasi Problema Keluarga
2. Berbuat baik kepada wanita shaleha yang terlantar
3. Memenuhi hajat suami yang mendesak
4. Kebutuhan sosial
5. Poligami adalah sistem moral dan kemanusiaan
6. Poligami harus didasari keadilan dan kemampuan memberi nafkah
7. Kesalahan dalam poligami bukanlah terdapat didalam konsep akan
tetapi terdapat dalam praktek itu sendiri.