SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152789973534217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&type=3&theater
KEJAHATAN PETA
(MAP CRIME)
Pembelajaran dari konflik regulasi kehutanan dan penataan ruang (1986-2015)
Fungsi Kawasan Hutan Vs Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Oleh: Raflis
Disampaikan pada:
Diskusi terbatas dengan Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Siti Nurbaya)
Pada Tanggal 31 Desember 2015 di Gedung Manggala Wanabakti Jakarta
Berawal dari Ketidak
Jelasan
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152748038954217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&type=3&theater
• Ketidak Jelasan:
• Definisi tidak dijelaskan dalam peraturan perundangan bidang
kehutanan
• Kriteria tidak diatur dengan tegas dalam peraturan perundangan
bidang kehutanan
• Ketidak jelasan bentuk pengelolaan yang diperbolehkan pada
kawasan ini
• Praktek:
• Praktek dilapangan, perlakuannya sama dengan Hutan Produksi
Tetap (HP)
• Terjadi perubahan fungsi menjadi: Hutan Produksi Tetap (HP),
Hutan Lindung (HL), Hutan Produksi Konversi (HPK)
• Terjadi Perubahan peruntukan menjadi Area Pemanfaatan Lain
(APL)
• Peraturan perundangan yang mengatur:
• Surat Keputusan Mentri Pertanian Nomor: 683/Kpts/Um/8/1981 Tentang Kriteria dan Tata Cara
Penetapan Hutan Produksi
• PP No 47 Tahun 1997 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
• PP No 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
• Permenhut Nomor : P. 50/Menhut-II/2009 Tentang Penegasan Status dan Fungsi Kawasan Hutan
• PP No 10 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan
Hutan Produksi Terbatas
• Yang dimaksud dengan hutan produksi dengan penebangan terbatas ialah hutan
produksi yang hanya dapat dieksploitasi dengan cara tebang pilih ...... (Pengertian point 1.3
Surat Keputusan Mentri Pertanian Nomor: 683/Kpts/Um/8/1981 Tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan
Produksi)........ Apakah “Hutan Produksi dengan Penebangan Terbatas” sama
dengan “Hutan Produksi Terbatas”?
• Hutan Produksi Terbatas yang selanjutnya disebut HPT adalah kawasan hutan dengan
faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan setelah masing-masing
dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai antara 125-174 ....... (Pasal 1
point 4 Permenhut Nomor : P. 50/Menhut-II/2009 Tentang Penegasan Status dan Fungsi Kawasan Hutan, dan
Pasal 1 Point 10 PP No 10 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan)
• ..Kriteria kawasan budi daya untuk kawasan hutan produksi terbatas...a. kawasan
hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hutan, setelah
masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai skor 125-
174 ....(Pasal 45 ayat 1 point a PP No 47 Tahun 1997 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional)
• hutan produksi terbatas ditetapkan dengan kriteria memiliki faktor kemiringan lereng,
jenis tanah, dan intensitas hujan dengan jumlah skor 125 (seratus dua puluh lima)
sampai dengan 174 (pasal 46 ayat 2 PP No 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional)
Apakah Skoring 125 sampai 174
merupakan Kriteria atau Definisi?
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152753225614217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&type=3&theater
SK.173/Kpts-II/1986
1.954.384 ha*)
SK 7651/Menhut-VII/KUH/2011
1.031.600 ha
*) dihitung ulang setelah
dikurangi provinsi
kepulauan riau
SK.173/Kpts-II/1986
1.954.384 ha*)
Skor 125-174
................. ha
• Bagaimana mekanisme penunjukan/ penetapan hutan produksi Terbatas?
• Apakah kriteria Scoring 125-174 digunakan?
• Kenapa ada perbedaan luas pada masing masing SK?
• Apakah perubahan fungsi ini didasarkan scientific analisis?
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152615663469217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&type=3&theater
Studi Kasus
Hutan Produksi Terbatas Batu Gajah
Sudah selesai di tata batas
• Panjang : 14. 085,00 meter dengan
Skala 1 : 25.000 Disahkan : Jakarta,
8 Mei 2000 an. Menteri kehutanan
dan perkebunan kepala badan
Planologi kehutanan dan
perkebunan Ir. Moch. Toh M.B
• Panjang : 45.000 Km dengan Skala 1
: 25.000 Disahkan : Jakarta, 12
Oktober 1998 an. Menteri
Kehutanan dan Perkebunan direktu
jendral inventarisasi tata guna hutan
dan kebun Ir. Soebagjo
Hadisepoetro
• Panjang : 39. 739,48 Km dengan
Skala 1 : 25.000 Disahkan : Jakarta,
14 Maret 1996 an. Menteri
Kehutanan Direktur Jenderal
inventarisasi dan tata guna hutan Ir.
Sumahadi,
• Kenapa terjadi perubahan fungsi?
• Apakah ada perubahan skoring kawasan sehingga fungsinya berubah?
• Perubahan Fungsi HPT ke HP, HPK dan APL hanya mungkin terjadi jika terjadi perubahan skoring
• Perubahan skoring hanya mungkin terjadi apa bila faktor pembentuk skoring (Curah hujan, jenis tanah
dan kemiringan) berubah
• Tidak mungkin terjadi perubahan curah hujan, jenis tanah dan curah hujan
Kondisi Eksisting
HPT Batu Gajah
Perubahan Fungsi dan Peruntukan
Kawasan Hutan dipicu oleh
Perizinan
Studi Kasus Kota Pekanbaru
1986 2011
2012 2014
Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan di Kota
Pekanbaru diusulkan dalam Perubahan Fungsi dan
Peruntukan Kawasan Hutan dalam rangka revisi
rencana tata ruang
Usulan Pemerintah Provinsi disetujui dan
direkomendasikan oleh tim terpadu pada
tahun 2012
Tidak semua kawasan yang direkomendasikan
oleh tim terpadu ditetapkan oleh mentri pada
tahun 2014
Telah ada perubahan Peruntukan kawasan
hutan pada tahun 2011 untuk konsesi
perkebunan
Artinya Pelepasan Kawasan Hutan Untuk Kota
Pekanbaru baru dilakukan pada tahun 2014
Pemberian hak atas tanah oleh BPN sebelum tahun 2014
merupakan perbuatan melawan hukum
Sebelum tahun 2014, warga kota pekanbaru dapat dipidana dengan
tuduhan menguasai kawasan hutan secara tidak syah (Jika
mengikuti logika berfikir Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan)
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10153154829869217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&type=3&theater
Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau
ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai
hutan tetap.
• Pada tahun 2015 Luas hutan tetap di provinsi riau adalah 4.230.926 ha atau 49,20% dari luas provinsi riau.
• Terjadi pengurangan hutan tetap seluas 89.868 ha atau 1,05% dari luas provinsi pada SK 878 terhadap SK 173
(Bukan merupakan perubahan yang significant)
• HPK bukanlah merupakan kawasan hutan, kenapa masih dipertahankan seluas 1.268.767 ha, apakah kondisinya
masih berhutan atau sudah dikelola?
• Kawasan Hutan seluas 4.230.926 ha masih dalam tahap penunjukan (bukanlah merupakan kawasan hutan yang
dimaksud oleh UU 41 tahun 1999)
Kawasan Hutan di Provinsi Riau
Kawasan di Provinsi Riau
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152565043049217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&type=3&theater
Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau
ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai
hutan tetap.
Penunjukan kawasan hutan
dapat dimaknai sebagai
kawasan hutan yang
diusulkan oleh mentri
Kawasan hutan yang
dimaksud oleh UU 41/1999
di provinsi riau adalah
596.145 ha
• Kenapa semenjak tahun 1986-2014 (28 tahun) baru 596.145 ha atau
13,08% yang ditetapkan?
• Proses penyusunan RTRWP selama 15 tahun (2000 -2015) terkendala
karena belum adanya kesepakatan antara pemerintah provinsi dengan
kementrian lingkungan hidup dan kehutanan
Dapat dikatakan bahwa objek
hukum UU 41 hanyalah seluas
596.145 ha
Draft Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi (Versi 2007)
Best Practice Yang Terabaikan
Skenario Hijau 2060
Pada tahun 2006 masyarakat sipil
berhasil mendorong BKPRD (Badan
Koordinasi Penataan Ruang Daerah)
untuk menyusun rencana tata ruang
berdasarkan kriteria kawasan sesuai
dengan peraturan perundangan yang
berlaku
Kesepakatan yang dibuat
diantaranya:
• Karena sudah terlanjur
banyak izin yang diberikan
yang tidak sesuai dengan
ketentuan perundangan maka
kondisi ideal baru bisa
tercapai pada tahun 2060
• Izin yang sudah terlanjur
diberikan akan dihapus secara
bertahap dan tidak ada
pemberian izin baru pada
kawasan yang berkategori
lindung.
• Langkah langkah yang akan
dilakukan ditulis dalam buku
rencana
Riau telah mencanangkan moratorium
perizinan semenjak adanya skenario hijau ini.
Karena lamanya proses persetujuan substansi
di kementrian lingkungan hidup dan
kehutanan, sampai tahun 2015 kebijakan ini
belum diperdakan dan tidak bisa di eksekusi
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152648743274217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&type=3&theater
Usulan Perubahan
Fungsi akawasan
Hutan
Tim Terpadu
Memberikan
Rekomendasi Perubahan
Fungsi dan Peruntukan
Mentri Menetapkan
Perubahan Fungsi dan
Peruntukan berdasarkan
hasil rekomendasi Tim
Terpadu
TimTerpaduBekerja
Kenapa Keluar SK Kawasan
Hutan yang baru Pada Saat
Usulan Perubahan Fungsi dan
Peruntukan yang sedang
diverifikasi Tim terpadu tengah
dilaksanakan?
Rekomendasi Timdu yang
dipakai hanya sebagian, apa
pertimbangannya?
Penyesuaian Fungsi Kawasan Hutan
Terhadap Rencana Tata Ruang
Tidak ada instrumen
untuk menguji hasil
Timdu
Kawasan Hutan Dephut Tidak Ada Ijin
Ijin NK
Ijin IUPHHK
Ijin IUPHHK dan NK
Skor > 175
HL
TGHK
TGHK
TGHK
Tidak Ada Ijin
Ijin NK
Ijin IUPHHK
Ijin IUPHHK dan NK
Skor 125- 175
HPT
TGHK
TGHK
TGHK
Tidak Ada Ijin
Ijin NK
Ijin IUPHHK
Ijin IUPHHK dan NK
Skor <125
HP
TGHK
TGHK
TGHK
Pemutihan
Pelanggaran
Hasil GIS
Sumber Data
???
Distorsi Kajian Timdu
Cacat Metodologi?
Izin yang dikeluarkan
oleh mentri dilindungi
Izin yang dikeluarkan
oleh daerah
dipersoalkan
Sumber yang digunakan
TGHK Update (tidak
memiliki dasar hukum)
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152629672989217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&type=3&theater
Praktek Perubahan Fungsi dan Peruntukan
Kawasan Hutan
Kriteria Fungsi Kawasan
Hutan berdasarkan Scoring
• Skor > 175 Hutan Lindung
• Skor 125-174 Hutan Produksi
Terbatas
• Skor < 124 Hutan Produksi Tetap,
Hutan Produksi Konversi dan Area
Pemanfaatan Lain
Perubahan Fungsi yang
diperbolehkan antara HP, HPK
Perubahan Peruntukan yang
diperbolehkan adalah dari HP, HPK
menjadi APL atau sebaliknya Dalam Prakteknya terjadi Perubahan
pada semua fungsi
• Apakah terjadi perubahan scoring?
• Bukankah praktek ini merupakan
pelanggaran?
Pola Ruang dan Fungsi Kawasan
Hutan memiliki Kriteria yang sama,
kenapa muncul perbedaan antara
Draft RTRWP dengan Kawasan
Hutan?
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152690186779217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&type=3&theater
Peta Sebagai Alat Bukti Kejahatan
Salah satu alat bukti yang
digunakan adalah Peta
Sudah banyak pejabat daerah
yang dihukum, tetapi belum
ada pejabat kementrian
Dalam kasus korupsi, yang
menerima suap dan memberi
sama sama mendapat
hukuman, kecuali untuk kasus
riau (Penerima dihukum,
pemberi tidak diproses hukum)
Izin yang diperoleh melalui
praktek korupsi masih berjalan
dan dilegalkan oleh
kementrian
Tidak adanya persamaan di depan hukum menjadi kan pejabat daerah berhati hati dalam
dalam penetapan rencana tata ruang, karena ada sangsi pidana terhadap pemberi izin
apabila tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
PEMUKIMAN DI DALAM DAN SEKITAR
KAWASAN HUTAN
PEMUKIMAN DI DALAM DAN SEKITAR
KAWASAN HUTAN
PEMUKIMAN DI DALAM DAN SEKITAR
KAWASAN HUTAN
FUNGSI KAWASAN HUTAN
PROVINSI RIAU
1985-2014
http://www.hutanriau.org
TGHK 1985
• Merupakan sebuah kesepakatan diantara pejabat di
tingkat provinsi
• Tidak ada penjelasan tentang metode pengambilan
keputusan
• Tidak ada penjelasan apakah skoring kawasan
digunakan dalam kesepakatan ini
SK.173/KPTS-II/1986
• Provinsi Riau 100% Kawasan Hutan
• Merupakan penetapan TGHK 1985 oleh
mentri sebagai Penunjukan kawasan
Hutan
Perubahan Fungsi dan Peruntukan
Perubahan Fungsi
Perubahan Peruntukan
Penelitian
Tim Terpadu
Ditetapkan Oleh
Pemerintah
Berdampak penting dan
cakupan yang luas serta
bernilai strategis
Persetujuan DPR
Tata Cara diatur
oleh Peraturan
Pemerintah (PP)
UU 41/1999 1999 - 2010 PP 10/2010
Apa yang terjadi
selama 11 tahun?
N
O
NAMA PERUSAHAAN NO TANGGAL LUAS
1 PT. Adel Plantation &
Industry
027/Kpts-II/90 13/01/1990 15526
2 PT. Adel Plantations 692/Kpts-II/95 26/12/1995 12500
3 PT. Adi Mulia Agrolestari 339/Kpts-II/1992 31/03/1992 7726
5 PT. Agrita Sari Prima 161/Kpts-II/1993 27/03/1993 9000
7 PT. Agro Jaya Gema
Trans
151/Kpts-II/98 27/02/1998 53476
10 PT. Arindo Tri Sejahtera 921/Kpts-II/91 30/01/1991 7540
12 PT. Bumi Palma Lestari
Persada
89/Kpts-II/90 25/06/1990 11562
13 PT. Bumi Raksa Nusa
Sejati
98/Kpts-II/1993 20/02/1993 93021
15 PT. Cibaliung Tunggal
Plantation
787/Kpts-II/1996 20/12/1996 4914
16 PT. Ciliandra Perkasa 590/Kpts-II/1990 6/10/1990
17 PT. Cipta Daya Sejati 256/Kpts-II/1991 8/5/1991 6520
19 PT. Duta Swakarsa Indah 17/Kpts-II/98 6/6/1998 13532
21 PT. Ekadura Indonesia 1999/Kpts-II/88 13/061988 12277
22 PT. Flora Wahana Tirta 642/Kpts-II.3/91 24/04/1991 3899
23 PT. Gandaerah Hendana 806/Kpts-II/1993 30/11/1993 14000
24 PT. Gunung Mas Jaya 892/Kpts-
II/95,HK,350/187/BUD.5
/III/2001
26/12/1995,
16/03/1989
12088
8.
12826
25 PT. Hutahean 723/Kpts-II/1989 25/11/1989 5065
26 PT. Indri Plant 079/Kpts-II/88 27/02/1988 6011
27 PT. Inecda Plantations 93/Kpts-II/1989,
195/M/XI/1989
15/05/1989,
18/09/1989
12702,
1785
29 PT. Inti Indo Sawit Subur 664/Kpts-II.3/89,
664/Kpts-II.3/89
31/10/1989,
31/10/1989
2572,
97750
31 PT. Ivomas Tunggal 369/Kpts-II/1990 20/01/1990 28095
32 PT. Ivomas Tunggal 369/Kpts-II/90 20/01/1990 28099
33 PT. Jatim Jaya Perkasa 135/Kpts-II/1998 24/02/1998 20300
34 PT. Kebun Pantai Raja No.112/Kpts-II/1994 10/5/1994 3556
35 PT. Kimia Tirta Utama (PIR/KKPA) 152/Kpts-II/94 18/04/1994 6560
36 PT. Lahan Tani Sakti 720/Kpts-II/1988 3/10/1988 15300
39 PT. Langgam Inti Hibrido 256/Kpts-II/1995 16/05/1995 15038
40 PT. Mega Nusa Inti Sawit HPL.Mentrans
No.Kep.49/Men/1996
19/04/1996 6000
41 PT. Meridan Sejati Surya Plantation 772/Kpts-II/1993,
264/Kpts-II/1997
18/11/1993,
19/05/1997
5158
42 PT. Mitra Unggul Pusaka 713/Kpts-II/1989 22-11-1990 1557
43 PT. Murini Wood Indah Industri (First
Resources)
331/Kpts-II/1995 3/7/1995 9903
44 PT. Musim Mas 98/Kpts-VII.3/90 20-05-1990 30360
45 PT. Mustika Agro Sari 435/Kpts-II/1995 22/08/1995 3330
46 PT. Mustika Agro Sari HK. 350/ES.719/11.94 4/1/1994 2700
47 PT. Panca Surya Agrindo 027/Kpts-II/1990 13/01/1990 15526
49 PT. Pusaka Megah Bumi Nusantara 41/IV-/1992 17-02-1992 7
50 PT. Raja Garuda Mas Sejati 791/Kpts-II/1991 24-09-1991 11795
51 PT. Ramajava Pramukti 248/Kpts-8/1991,
437/Kpts-II/1993
08/05/1991,
09/09/1993
4942, 8356
52 PT. Riau Makmur Sentosa / PT. Surya
Dumai Agrindo 2
328/Kpts-II/1997 20/06/1997 10400
53 PT. Riau Sakti United Plantations 1490/Ktps-II/88 10/10/1988 20157
54 PT. Rigunas Agri Utama 690/Kpts-II/1992 9/7/1992 28171
55 PT. Salim Ivomas Pratama 35/Kpts-II/1990, 785/Kpts-
II/1996
20/01/1990,
20/12/1996
20373,
2703
56 PT. Sari Lembah Subur 126/Kpts-II/1990 27-02-1990 25000
57 PT. Sawit Asahan Indah 182/Kpts-II/1990 16/04/1990 7376
58 PT. Sekar Bumi Alam Lestari 692/Kpts-II/1991 5/8/1991 6500
59 PT. Serikat Putera 919/Kpts-II/1991 17-12-1991 9330
60 PT. Sewangi Sejati Luhur 132/Kpts-V/1990, 79/Kpts-
V/1996
26/03/1990,
04/03/1996
7500
62 PT. Sindora Seraya 157/Kpts-II/98 26-02-1998 11284
64 PT. Surya Agrolika Reksa 725/Kpts-II/1989 27/11/1989
65 PT. Surya Dumai Agrindo 230/Kpts-II 11506
66 PT. Surya Inti Sari Raya 1698/Menhut 28/11/1996 5557
68 PT. Teguh Karsa Wana Lestari 583/Kpts-II/1995 26/12/1995 7525
69 PT. TH Indo Plantations 831/Kpts-II/1993,
611/kpts-II/1995
21-12-1993, 15-
11-1995
55872,
27750
70 PT. Triomas FDI 05/Menhut-II/06 4/1/2006 10713
71 PT. Tunggal Mitra Plantation 794/Kpts-II/96 20/12/1996 2790
72 PT. Tunggal Mitra Plantation 793/Kpts-II/1996 20/12/1996 2091
73 PT. Tunggal Perkasa Plantations 809/Kpts-VII.3/91 26/07/1991 5000
74 PT. Tunggal Yunus Estale 103/Kpts-II/1997 2/12/1997 5242
SK Pelepasan Kawasan Hutan Sebelum 1999
Sumber: Kajian DPRD Provinsi Riau 2015
• Ada Berapa SK Perubahan Fungsi?
• Ada Berapa SK Perubahan Peruntukan?
• Berapa SK yang dikeluarkan dari tahun 1999 sampai 2011?
• Kenapa tidak dimunculkan No SK nya
SK 7651/MENHUT-VII/KUH/2011
(30 DESEMBER 2011)
0718
0717
0818
0817 0917
08160716 0916 1016
0815 0915 1015
0914
SK 7651/MENHUT-VII/KUH/2011
(30 DESEMBER 2011)
• Apa Sumber data yang merubah peta ini
dari SK.173/Kpts-II/1986
• Bagaimana Melacak tidak terjadi
pemutihan pelanggaran dalam SK ini?
REKOMENDASI TIM TERPADU
(18 OKTOBER 2012)
REKOMENDASI TIM TERPADU
(18 OKTOBER 2012)
Sumber data sebagai
alat verifikasi tidak
memadai
Bagaimana
memastikan tidak
terjadi pemutihan
pelanggaran dalam
rekomendasi ini?
0718
0717
0818
0817 0917
08160716 0916 1016
0815 0915 1015
0914
SK 673/MENHUT-II/2014
(8 AGUSTUS 2014)
• Tidak Seluruh hasil Kajian Timdu yang disetujui
• Tidak ada penjelasan kenapa sebagian tidak
disetujui
• Bagaimana memastikan perubahan ini tidak terjadi
pemutihan pelanggaran
(23 SEPTEMBER 2014)
0718
0717
0818
0817 0917
08160716
0916
(no data)
1016
0815 0915 1015
0914
0718
0717
0818
0817 0917
08160716 0916 1016
0815 0915 1015
0914
SK 878/MENHUT-II/2014
(29 SEPTEMBER 2014)
• Ada Dua Versi Peta
• Kenapa ada perbedaan
dengan SK 673
• Bagaimana Memastikan
Tidak Terjadi
PemutihanPelanggaran?
Terdapat gap yang besar antara hasil kajian
Timdu dengan SK 878/Menhut-II/2014
Kesimpulan
1. Fungsi kawasan hutan yang ditunjuk atau ditetapkan lebih hanya merupakan
sebuah kesepakatan, dan tidak taat pada kriteria fungsi kawasan yang telah
diatur dalam peraturan perundangan.
2. Penunjukan/penetapan Fungsi Kawasan lebih didominasi oleh politik
penguasaan lahan daripada scientific analisis yang bisa
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
3. Dalam Perubahan Fungsi dan Peruntukan kawasan Hutan rentan terjadi
pemutihan pelanggaran (Kejahatan Peta)
4. Pemukiman dan wilayah masyarakat yang telah ada semenjak ratusan tahun
yang lalu banyak yang masih merupakan kawasan hutan (Rentan
dikriminalisasi)
5. Rencana Tata Ruang yang disusun tunduk terhadap politik penguasaan ruang
dengan mengakomodir keterlanjuran izin dan mengabaikan kriteria pola
ruang yang diatur dalam peraturan perundangan (Kejahatan Peta)
6. Baik Pemerintah Provinsi maupun Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan telah sama sama melanggar peraturan perundangan.
7. Walaupun Fungsi kawasan hutan telah ditetapkan, tetapi karena RTRWP
belum ditetapkan rentan terjadi saling lempar tanggungjawab antara
kementerian dengan pemerintah provinsi dan kabupaten (Contohnya
kebakaran Hutan yang berulang setiap tahun selama 18 tahun)
Rekomendasi
• Diharapkan kepada pemerintah Provinsi dan Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Segera menemukan solusi awal sehingga RTRWP Riau segera
ditetapkan sebagai peraturan daerah yang bersifat sementara untuk mengisi
kekosongan hukum.
• Setelah peraturan daerah tentang RTRWP Riau ditetapkan, Pemerintah Provinsi
Riau agar segera menyiapkan revisi rencana tata ruang yang baru berdasarkan
kriteria yang ditetapkan dalam peraturan perundangan.
• Setelah keluarnya revisi SK 878, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
agar segera menetapkan kawasan hutan yang baru berdasarkan kriteria yang
ditetapkan peraturan perundangan.
• Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan segera melakukan singronisasi
vertikal dan horizontal terhadap kriteria fungsi kawasan hutan dalam berbagai
peraturan perundangan.
• Agar Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menetapkan metode untuk
menguji akuntabilitas dari setiap peta yang pernah di keluarkan.
• Agar kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menetapkan setiap SK
beserta lampiran peta yang menyertainya (termasuk diantaranya data yang
digunakan untuk membuat peta) menjadi dokumen publik yang tersedia setiap
saat, sehingga publik bisa ikut serta menguji setiap produk peta yang dihasilkan
http://www.hutanriau.org
@hutanriau2015
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Tebang pilih tanam indonesia (TPTI)
Tebang pilih tanam indonesia (TPTI)Tebang pilih tanam indonesia (TPTI)
Tebang pilih tanam indonesia (TPTI)npgkuja
 
Trend perubahan rencana tata ruang riau
Trend perubahan rencana tata ruang riauTrend perubahan rencana tata ruang riau
Trend perubahan rencana tata ruang riauRaflis Ssi
 
Fenomena land grabbing dalam perencanaan kehutanan
Fenomena land grabbing dalam perencanaan kehutananFenomena land grabbing dalam perencanaan kehutanan
Fenomena land grabbing dalam perencanaan kehutananRaflis Ssi
 
Kawasan hutan dan rencana tata ruang
Kawasan hutan dan rencana tata ruangKawasan hutan dan rencana tata ruang
Kawasan hutan dan rencana tata ruangRaflis Ssi
 
Rezim politik perizinan berbasis lahan di indonesia
Rezim politik perizinan berbasis lahan di indonesiaRezim politik perizinan berbasis lahan di indonesia
Rezim politik perizinan berbasis lahan di indonesiaRaflis Ssi
 
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman pemanfaatan hutan
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman  pemanfaatan hutanPermen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman  pemanfaatan hutan
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman pemanfaatan hutanwalhiaceh
 
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...Dini Isrinayanti
 
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...Rizki Darmawan
 
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)Raflis Ssi
 
Lampiran 2 penyelarasan teknik dan prosedur
Lampiran 2   penyelarasan teknik dan prosedurLampiran 2   penyelarasan teknik dan prosedur
Lampiran 2 penyelarasan teknik dan prosedurAji Sahdi Sutisna
 
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutanPermen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutanwalhiaceh
 
Kejahatanan Kehutanan
Kejahatanan KehutananKejahatanan Kehutanan
Kejahatanan KehutananPeople Power
 
Kejahatanan Kehutanan
Kejahatanan KehutananKejahatanan Kehutanan
Kejahatanan Kehutananguestc9bf97
 
Wajah korupsi hutan riau
Wajah korupsi hutan riauWajah korupsi hutan riau
Wajah korupsi hutan riauRaflis Ssi
 
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...People Power
 
Permen LHK no.71 tahun 2016
Permen LHK no.71 tahun 2016Permen LHK no.71 tahun 2016
Permen LHK no.71 tahun 2016Rizki Darmawan
 

What's hot (19)

Tebang pilih tanam indonesia (TPTI)
Tebang pilih tanam indonesia (TPTI)Tebang pilih tanam indonesia (TPTI)
Tebang pilih tanam indonesia (TPTI)
 
Trend perubahan rencana tata ruang riau
Trend perubahan rencana tata ruang riauTrend perubahan rencana tata ruang riau
Trend perubahan rencana tata ruang riau
 
Fenomena land grabbing dalam perencanaan kehutanan
Fenomena land grabbing dalam perencanaan kehutananFenomena land grabbing dalam perencanaan kehutanan
Fenomena land grabbing dalam perencanaan kehutanan
 
Kawasan hutan dan rencana tata ruang
Kawasan hutan dan rencana tata ruangKawasan hutan dan rencana tata ruang
Kawasan hutan dan rencana tata ruang
 
Rezim politik perizinan berbasis lahan di indonesia
Rezim politik perizinan berbasis lahan di indonesiaRezim politik perizinan berbasis lahan di indonesia
Rezim politik perizinan berbasis lahan di indonesia
 
Permenhut 11 09
Permenhut 11 09Permenhut 11 09
Permenhut 11 09
 
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman pemanfaatan hutan
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman  pemanfaatan hutanPermen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman  pemanfaatan hutan
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman pemanfaatan hutan
 
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...
 
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...
 
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)
 
Lampiran 2 penyelarasan teknik dan prosedur
Lampiran 2   penyelarasan teknik dan prosedurLampiran 2   penyelarasan teknik dan prosedur
Lampiran 2 penyelarasan teknik dan prosedur
 
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutanPermen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
 
P.62#2015 ipk
P.62#2015 ipkP.62#2015 ipk
P.62#2015 ipk
 
presentasi TPTI
presentasi TPTIpresentasi TPTI
presentasi TPTI
 
Kejahatanan Kehutanan
Kejahatanan KehutananKejahatanan Kehutanan
Kejahatanan Kehutanan
 
Kejahatanan Kehutanan
Kejahatanan KehutananKejahatanan Kehutanan
Kejahatanan Kehutanan
 
Wajah korupsi hutan riau
Wajah korupsi hutan riauWajah korupsi hutan riau
Wajah korupsi hutan riau
 
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
 
Permen LHK no.71 tahun 2016
Permen LHK no.71 tahun 2016Permen LHK no.71 tahun 2016
Permen LHK no.71 tahun 2016
 

Viewers also liked

Media Umat edisi 114
Media Umat edisi 114Media Umat edisi 114
Media Umat edisi 114Rizky Faisal
 
Legalitas Perizinan HTI Provinsi Riau
Legalitas Perizinan HTI Provinsi RiauLegalitas Perizinan HTI Provinsi Riau
Legalitas Perizinan HTI Provinsi Riauhutanriau
 
Hizbut Tahrir dari A-Z
Hizbut Tahrir dari A-ZHizbut Tahrir dari A-Z
Hizbut Tahrir dari A-Znahdalife
 
Modul Panduan Pemetaan Pemetaan Partisipatif Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil
Modul Panduan Pemetaan Pemetaan Partisipatif Pesisir, Laut dan Pulau-pulau KecilModul Panduan Pemetaan Pemetaan Partisipatif Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil
Modul Panduan Pemetaan Pemetaan Partisipatif Pesisir, Laut dan Pulau-pulau KecilAji Sahdi Sutisna
 
Panduan pemetaan partisipatif
Panduan pemetaan partisipatifPanduan pemetaan partisipatif
Panduan pemetaan partisipatifhabybie
 
SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...
SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...
SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...septianm
 

Viewers also liked (10)

Media Umat edisi 114
Media Umat edisi 114Media Umat edisi 114
Media Umat edisi 114
 
Kabar jkpp 21
Kabar jkpp 21Kabar jkpp 21
Kabar jkpp 21
 
Legalitas Perizinan HTI Provinsi Riau
Legalitas Perizinan HTI Provinsi RiauLegalitas Perizinan HTI Provinsi Riau
Legalitas Perizinan HTI Provinsi Riau
 
Kabar jkpp 20
Kabar jkpp 20Kabar jkpp 20
Kabar jkpp 20
 
Hizbut Tahrir dari A-Z
Hizbut Tahrir dari A-ZHizbut Tahrir dari A-Z
Hizbut Tahrir dari A-Z
 
Modul Panduan Pemetaan Pemetaan Partisipatif Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil
Modul Panduan Pemetaan Pemetaan Partisipatif Pesisir, Laut dan Pulau-pulau KecilModul Panduan Pemetaan Pemetaan Partisipatif Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil
Modul Panduan Pemetaan Pemetaan Partisipatif Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil
 
Digitasi
DigitasiDigitasi
Digitasi
 
Panduan pemetaan partisipatif
Panduan pemetaan partisipatifPanduan pemetaan partisipatif
Panduan pemetaan partisipatif
 
Legalitas hizbut tahrir indonesia
Legalitas hizbut  tahrir indonesiaLegalitas hizbut  tahrir indonesia
Legalitas hizbut tahrir indonesia
 
SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...
SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...
SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...
 

Similar to Kejahatan Peta

Presentasi sesrawungan konservasi 31 okt 2014
Presentasi sesrawungan konservasi 31 okt 2014Presentasi sesrawungan konservasi 31 okt 2014
Presentasi sesrawungan konservasi 31 okt 2014Danang Anggoro
 
Talkshow KLHS - Materi Dirjen Planologi - Kementerian Kehutanan
Talkshow KLHS - Materi Dirjen Planologi - Kementerian KehutananTalkshow KLHS - Materi Dirjen Planologi - Kementerian Kehutanan
Talkshow KLHS - Materi Dirjen Planologi - Kementerian KehutananRio Prastia
 
PPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdf
PPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdfPPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdf
PPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdfsabaruddinsabar2
 
Kontroversi Perizinan Hti Di Provinsi Riau
Kontroversi  Perizinan Hti Di Provinsi RiauKontroversi  Perizinan Hti Di Provinsi Riau
Kontroversi Perizinan Hti Di Provinsi RiauRaflis Ssi
 
Pelanggaran regulasi teory vs fakta studi kasus pulau padang
Pelanggaran regulasi teory vs fakta studi kasus pulau padangPelanggaran regulasi teory vs fakta studi kasus pulau padang
Pelanggaran regulasi teory vs fakta studi kasus pulau padangRaflis Ssi
 
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayuP14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayuJhon Blora
 
Analisis Rtrwp Riau 2007
Analisis Rtrwp Riau 2007Analisis Rtrwp Riau 2007
Analisis Rtrwp Riau 2007Raflis Ssi
 
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.50/Menlhk/Setjen/Kum.1...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.50/Menlhk/Setjen/Kum.1...Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.50/Menlhk/Setjen/Kum.1...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.50/Menlhk/Setjen/Kum.1...Dini Isrinayanti
 
P 42 menhut ii 2014
P 42 menhut ii 2014P 42 menhut ii 2014
P 42 menhut ii 2014Jhon Blora
 
Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)
Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)
Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)npgkuja
 
Perencanaan kehutanan dan rencana tata ruang di provinsi riau
Perencanaan kehutanan dan rencana tata ruang di provinsi riauPerencanaan kehutanan dan rencana tata ruang di provinsi riau
Perencanaan kehutanan dan rencana tata ruang di provinsi riauRaflis Ssi
 
Buku Panduan Perizinan HKm
Buku Panduan Perizinan HKmBuku Panduan Perizinan HKm
Buku Panduan Perizinan HKmAmien Saliwu
 
Peluang Perhutanan Sosial dan Hutan Adat dalam Mendukung Moratorium
Peluang Perhutanan Sosial dan Hutan Adat dalam Mendukung Moratorium Peluang Perhutanan Sosial dan Hutan Adat dalam Mendukung Moratorium
Peluang Perhutanan Sosial dan Hutan Adat dalam Mendukung Moratorium septianm
 

Similar to Kejahatan Peta (16)

Presentasi sesrawungan konservasi 31 okt 2014
Presentasi sesrawungan konservasi 31 okt 2014Presentasi sesrawungan konservasi 31 okt 2014
Presentasi sesrawungan konservasi 31 okt 2014
 
Talkshow KLHS - Materi Dirjen Planologi - Kementerian Kehutanan
Talkshow KLHS - Materi Dirjen Planologi - Kementerian KehutananTalkshow KLHS - Materi Dirjen Planologi - Kementerian Kehutanan
Talkshow KLHS - Materi Dirjen Planologi - Kementerian Kehutanan
 
PPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdf
PPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdfPPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdf
PPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdf
 
Kontroversi Perizinan Hti Di Provinsi Riau
Kontroversi  Perizinan Hti Di Provinsi RiauKontroversi  Perizinan Hti Di Provinsi Riau
Kontroversi Perizinan Hti Di Provinsi Riau
 
Pelanggaran regulasi teory vs fakta studi kasus pulau padang
Pelanggaran regulasi teory vs fakta studi kasus pulau padangPelanggaran regulasi teory vs fakta studi kasus pulau padang
Pelanggaran regulasi teory vs fakta studi kasus pulau padang
 
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayuP14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
 
Analisis Rtrwp Riau 2007
Analisis Rtrwp Riau 2007Analisis Rtrwp Riau 2007
Analisis Rtrwp Riau 2007
 
Lhk
LhkLhk
Lhk
 
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.50/Menlhk/Setjen/Kum.1...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.50/Menlhk/Setjen/Kum.1...Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.50/Menlhk/Setjen/Kum.1...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.50/Menlhk/Setjen/Kum.1...
 
Lhk
LhkLhk
Lhk
 
P 42 menhut ii 2014
P 42 menhut ii 2014P 42 menhut ii 2014
P 42 menhut ii 2014
 
Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)
Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)
Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)
 
Perencanaan kehutanan dan rencana tata ruang di provinsi riau
Perencanaan kehutanan dan rencana tata ruang di provinsi riauPerencanaan kehutanan dan rencana tata ruang di provinsi riau
Perencanaan kehutanan dan rencana tata ruang di provinsi riau
 
Buku Panduan Perizinan HKm
Buku Panduan Perizinan HKmBuku Panduan Perizinan HKm
Buku Panduan Perizinan HKm
 
presentasi TPTI SHA
presentasi TPTI SHApresentasi TPTI SHA
presentasi TPTI SHA
 
Peluang Perhutanan Sosial dan Hutan Adat dalam Mendukung Moratorium
Peluang Perhutanan Sosial dan Hutan Adat dalam Mendukung Moratorium Peluang Perhutanan Sosial dan Hutan Adat dalam Mendukung Moratorium
Peluang Perhutanan Sosial dan Hutan Adat dalam Mendukung Moratorium
 

Recently uploaded

PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxssuser8905b3
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxBudyHermawan3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (14)

PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 

Kejahatan Peta

  • 1. https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152789973534217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&type=3&theater KEJAHATAN PETA (MAP CRIME) Pembelajaran dari konflik regulasi kehutanan dan penataan ruang (1986-2015) Fungsi Kawasan Hutan Vs Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Oleh: Raflis Disampaikan pada: Diskusi terbatas dengan Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Siti Nurbaya) Pada Tanggal 31 Desember 2015 di Gedung Manggala Wanabakti Jakarta
  • 2. Berawal dari Ketidak Jelasan https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152748038954217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&type=3&theater • Ketidak Jelasan: • Definisi tidak dijelaskan dalam peraturan perundangan bidang kehutanan • Kriteria tidak diatur dengan tegas dalam peraturan perundangan bidang kehutanan • Ketidak jelasan bentuk pengelolaan yang diperbolehkan pada kawasan ini • Praktek: • Praktek dilapangan, perlakuannya sama dengan Hutan Produksi Tetap (HP) • Terjadi perubahan fungsi menjadi: Hutan Produksi Tetap (HP), Hutan Lindung (HL), Hutan Produksi Konversi (HPK) • Terjadi Perubahan peruntukan menjadi Area Pemanfaatan Lain (APL) • Peraturan perundangan yang mengatur: • Surat Keputusan Mentri Pertanian Nomor: 683/Kpts/Um/8/1981 Tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan Produksi • PP No 47 Tahun 1997 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional • PP No 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional • Permenhut Nomor : P. 50/Menhut-II/2009 Tentang Penegasan Status dan Fungsi Kawasan Hutan • PP No 10 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan
  • 3. Hutan Produksi Terbatas • Yang dimaksud dengan hutan produksi dengan penebangan terbatas ialah hutan produksi yang hanya dapat dieksploitasi dengan cara tebang pilih ...... (Pengertian point 1.3 Surat Keputusan Mentri Pertanian Nomor: 683/Kpts/Um/8/1981 Tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan Produksi)........ Apakah “Hutan Produksi dengan Penebangan Terbatas” sama dengan “Hutan Produksi Terbatas”? • Hutan Produksi Terbatas yang selanjutnya disebut HPT adalah kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai antara 125-174 ....... (Pasal 1 point 4 Permenhut Nomor : P. 50/Menhut-II/2009 Tentang Penegasan Status dan Fungsi Kawasan Hutan, dan Pasal 1 Point 10 PP No 10 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan) • ..Kriteria kawasan budi daya untuk kawasan hutan produksi terbatas...a. kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hutan, setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai skor 125- 174 ....(Pasal 45 ayat 1 point a PP No 47 Tahun 1997 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional) • hutan produksi terbatas ditetapkan dengan kriteria memiliki faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan dengan jumlah skor 125 (seratus dua puluh lima) sampai dengan 174 (pasal 46 ayat 2 PP No 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional) Apakah Skoring 125 sampai 174 merupakan Kriteria atau Definisi?
  • 4. https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152753225614217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&type=3&theater SK.173/Kpts-II/1986 1.954.384 ha*) SK 7651/Menhut-VII/KUH/2011 1.031.600 ha *) dihitung ulang setelah dikurangi provinsi kepulauan riau SK.173/Kpts-II/1986 1.954.384 ha*) Skor 125-174 ................. ha • Bagaimana mekanisme penunjukan/ penetapan hutan produksi Terbatas? • Apakah kriteria Scoring 125-174 digunakan? • Kenapa ada perbedaan luas pada masing masing SK? • Apakah perubahan fungsi ini didasarkan scientific analisis?
  • 5. https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152615663469217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&type=3&theater Studi Kasus Hutan Produksi Terbatas Batu Gajah Sudah selesai di tata batas • Panjang : 14. 085,00 meter dengan Skala 1 : 25.000 Disahkan : Jakarta, 8 Mei 2000 an. Menteri kehutanan dan perkebunan kepala badan Planologi kehutanan dan perkebunan Ir. Moch. Toh M.B • Panjang : 45.000 Km dengan Skala 1 : 25.000 Disahkan : Jakarta, 12 Oktober 1998 an. Menteri Kehutanan dan Perkebunan direktu jendral inventarisasi tata guna hutan dan kebun Ir. Soebagjo Hadisepoetro • Panjang : 39. 739,48 Km dengan Skala 1 : 25.000 Disahkan : Jakarta, 14 Maret 1996 an. Menteri Kehutanan Direktur Jenderal inventarisasi dan tata guna hutan Ir. Sumahadi, • Kenapa terjadi perubahan fungsi? • Apakah ada perubahan skoring kawasan sehingga fungsinya berubah? • Perubahan Fungsi HPT ke HP, HPK dan APL hanya mungkin terjadi jika terjadi perubahan skoring • Perubahan skoring hanya mungkin terjadi apa bila faktor pembentuk skoring (Curah hujan, jenis tanah dan kemiringan) berubah • Tidak mungkin terjadi perubahan curah hujan, jenis tanah dan curah hujan
  • 6. Kondisi Eksisting HPT Batu Gajah Perubahan Fungsi dan Peruntukan Kawasan Hutan dipicu oleh Perizinan
  • 7. Studi Kasus Kota Pekanbaru 1986 2011 2012 2014 Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan di Kota Pekanbaru diusulkan dalam Perubahan Fungsi dan Peruntukan Kawasan Hutan dalam rangka revisi rencana tata ruang Usulan Pemerintah Provinsi disetujui dan direkomendasikan oleh tim terpadu pada tahun 2012 Tidak semua kawasan yang direkomendasikan oleh tim terpadu ditetapkan oleh mentri pada tahun 2014 Telah ada perubahan Peruntukan kawasan hutan pada tahun 2011 untuk konsesi perkebunan Artinya Pelepasan Kawasan Hutan Untuk Kota Pekanbaru baru dilakukan pada tahun 2014 Pemberian hak atas tanah oleh BPN sebelum tahun 2014 merupakan perbuatan melawan hukum Sebelum tahun 2014, warga kota pekanbaru dapat dipidana dengan tuduhan menguasai kawasan hutan secara tidak syah (Jika mengikuti logika berfikir Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan)
  • 8. https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10153154829869217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&type=3&theater Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. • Pada tahun 2015 Luas hutan tetap di provinsi riau adalah 4.230.926 ha atau 49,20% dari luas provinsi riau. • Terjadi pengurangan hutan tetap seluas 89.868 ha atau 1,05% dari luas provinsi pada SK 878 terhadap SK 173 (Bukan merupakan perubahan yang significant) • HPK bukanlah merupakan kawasan hutan, kenapa masih dipertahankan seluas 1.268.767 ha, apakah kondisinya masih berhutan atau sudah dikelola? • Kawasan Hutan seluas 4.230.926 ha masih dalam tahap penunjukan (bukanlah merupakan kawasan hutan yang dimaksud oleh UU 41 tahun 1999) Kawasan Hutan di Provinsi Riau
  • 9. Kawasan di Provinsi Riau https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152565043049217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&type=3&theater Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Penunjukan kawasan hutan dapat dimaknai sebagai kawasan hutan yang diusulkan oleh mentri Kawasan hutan yang dimaksud oleh UU 41/1999 di provinsi riau adalah 596.145 ha • Kenapa semenjak tahun 1986-2014 (28 tahun) baru 596.145 ha atau 13,08% yang ditetapkan? • Proses penyusunan RTRWP selama 15 tahun (2000 -2015) terkendala karena belum adanya kesepakatan antara pemerintah provinsi dengan kementrian lingkungan hidup dan kehutanan Dapat dikatakan bahwa objek hukum UU 41 hanyalah seluas 596.145 ha
  • 10. Draft Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (Versi 2007)
  • 11. Best Practice Yang Terabaikan Skenario Hijau 2060 Pada tahun 2006 masyarakat sipil berhasil mendorong BKPRD (Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah) untuk menyusun rencana tata ruang berdasarkan kriteria kawasan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku Kesepakatan yang dibuat diantaranya: • Karena sudah terlanjur banyak izin yang diberikan yang tidak sesuai dengan ketentuan perundangan maka kondisi ideal baru bisa tercapai pada tahun 2060 • Izin yang sudah terlanjur diberikan akan dihapus secara bertahap dan tidak ada pemberian izin baru pada kawasan yang berkategori lindung. • Langkah langkah yang akan dilakukan ditulis dalam buku rencana Riau telah mencanangkan moratorium perizinan semenjak adanya skenario hijau ini. Karena lamanya proses persetujuan substansi di kementrian lingkungan hidup dan kehutanan, sampai tahun 2015 kebijakan ini belum diperdakan dan tidak bisa di eksekusi
  • 12. https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152648743274217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&type=3&theater Usulan Perubahan Fungsi akawasan Hutan Tim Terpadu Memberikan Rekomendasi Perubahan Fungsi dan Peruntukan Mentri Menetapkan Perubahan Fungsi dan Peruntukan berdasarkan hasil rekomendasi Tim Terpadu TimTerpaduBekerja Kenapa Keluar SK Kawasan Hutan yang baru Pada Saat Usulan Perubahan Fungsi dan Peruntukan yang sedang diverifikasi Tim terpadu tengah dilaksanakan? Rekomendasi Timdu yang dipakai hanya sebagian, apa pertimbangannya? Penyesuaian Fungsi Kawasan Hutan Terhadap Rencana Tata Ruang Tidak ada instrumen untuk menguji hasil Timdu
  • 13. Kawasan Hutan Dephut Tidak Ada Ijin Ijin NK Ijin IUPHHK Ijin IUPHHK dan NK Skor > 175 HL TGHK TGHK TGHK Tidak Ada Ijin Ijin NK Ijin IUPHHK Ijin IUPHHK dan NK Skor 125- 175 HPT TGHK TGHK TGHK Tidak Ada Ijin Ijin NK Ijin IUPHHK Ijin IUPHHK dan NK Skor <125 HP TGHK TGHK TGHK Pemutihan Pelanggaran Hasil GIS Sumber Data ??? Distorsi Kajian Timdu Cacat Metodologi? Izin yang dikeluarkan oleh mentri dilindungi Izin yang dikeluarkan oleh daerah dipersoalkan Sumber yang digunakan TGHK Update (tidak memiliki dasar hukum)
  • 14. https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152629672989217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&type=3&theater Praktek Perubahan Fungsi dan Peruntukan Kawasan Hutan Kriteria Fungsi Kawasan Hutan berdasarkan Scoring • Skor > 175 Hutan Lindung • Skor 125-174 Hutan Produksi Terbatas • Skor < 124 Hutan Produksi Tetap, Hutan Produksi Konversi dan Area Pemanfaatan Lain Perubahan Fungsi yang diperbolehkan antara HP, HPK Perubahan Peruntukan yang diperbolehkan adalah dari HP, HPK menjadi APL atau sebaliknya Dalam Prakteknya terjadi Perubahan pada semua fungsi • Apakah terjadi perubahan scoring? • Bukankah praktek ini merupakan pelanggaran? Pola Ruang dan Fungsi Kawasan Hutan memiliki Kriteria yang sama, kenapa muncul perbedaan antara Draft RTRWP dengan Kawasan Hutan?
  • 15. https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152690186779217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&type=3&theater Peta Sebagai Alat Bukti Kejahatan Salah satu alat bukti yang digunakan adalah Peta Sudah banyak pejabat daerah yang dihukum, tetapi belum ada pejabat kementrian Dalam kasus korupsi, yang menerima suap dan memberi sama sama mendapat hukuman, kecuali untuk kasus riau (Penerima dihukum, pemberi tidak diproses hukum) Izin yang diperoleh melalui praktek korupsi masih berjalan dan dilegalkan oleh kementrian Tidak adanya persamaan di depan hukum menjadi kan pejabat daerah berhati hati dalam dalam penetapan rencana tata ruang, karena ada sangsi pidana terhadap pemberi izin apabila tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
  • 16. PEMUKIMAN DI DALAM DAN SEKITAR KAWASAN HUTAN
  • 17. PEMUKIMAN DI DALAM DAN SEKITAR KAWASAN HUTAN
  • 18. PEMUKIMAN DI DALAM DAN SEKITAR KAWASAN HUTAN
  • 19. FUNGSI KAWASAN HUTAN PROVINSI RIAU 1985-2014 http://www.hutanriau.org
  • 20. TGHK 1985 • Merupakan sebuah kesepakatan diantara pejabat di tingkat provinsi • Tidak ada penjelasan tentang metode pengambilan keputusan • Tidak ada penjelasan apakah skoring kawasan digunakan dalam kesepakatan ini
  • 21. SK.173/KPTS-II/1986 • Provinsi Riau 100% Kawasan Hutan • Merupakan penetapan TGHK 1985 oleh mentri sebagai Penunjukan kawasan Hutan
  • 22. Perubahan Fungsi dan Peruntukan Perubahan Fungsi Perubahan Peruntukan Penelitian Tim Terpadu Ditetapkan Oleh Pemerintah Berdampak penting dan cakupan yang luas serta bernilai strategis Persetujuan DPR Tata Cara diatur oleh Peraturan Pemerintah (PP) UU 41/1999 1999 - 2010 PP 10/2010 Apa yang terjadi selama 11 tahun?
  • 23. N O NAMA PERUSAHAAN NO TANGGAL LUAS 1 PT. Adel Plantation & Industry 027/Kpts-II/90 13/01/1990 15526 2 PT. Adel Plantations 692/Kpts-II/95 26/12/1995 12500 3 PT. Adi Mulia Agrolestari 339/Kpts-II/1992 31/03/1992 7726 5 PT. Agrita Sari Prima 161/Kpts-II/1993 27/03/1993 9000 7 PT. Agro Jaya Gema Trans 151/Kpts-II/98 27/02/1998 53476 10 PT. Arindo Tri Sejahtera 921/Kpts-II/91 30/01/1991 7540 12 PT. Bumi Palma Lestari Persada 89/Kpts-II/90 25/06/1990 11562 13 PT. Bumi Raksa Nusa Sejati 98/Kpts-II/1993 20/02/1993 93021 15 PT. Cibaliung Tunggal Plantation 787/Kpts-II/1996 20/12/1996 4914 16 PT. Ciliandra Perkasa 590/Kpts-II/1990 6/10/1990 17 PT. Cipta Daya Sejati 256/Kpts-II/1991 8/5/1991 6520 19 PT. Duta Swakarsa Indah 17/Kpts-II/98 6/6/1998 13532 21 PT. Ekadura Indonesia 1999/Kpts-II/88 13/061988 12277 22 PT. Flora Wahana Tirta 642/Kpts-II.3/91 24/04/1991 3899 23 PT. Gandaerah Hendana 806/Kpts-II/1993 30/11/1993 14000 24 PT. Gunung Mas Jaya 892/Kpts- II/95,HK,350/187/BUD.5 /III/2001 26/12/1995, 16/03/1989 12088 8. 12826 25 PT. Hutahean 723/Kpts-II/1989 25/11/1989 5065 26 PT. Indri Plant 079/Kpts-II/88 27/02/1988 6011 27 PT. Inecda Plantations 93/Kpts-II/1989, 195/M/XI/1989 15/05/1989, 18/09/1989 12702, 1785 29 PT. Inti Indo Sawit Subur 664/Kpts-II.3/89, 664/Kpts-II.3/89 31/10/1989, 31/10/1989 2572, 97750 31 PT. Ivomas Tunggal 369/Kpts-II/1990 20/01/1990 28095 32 PT. Ivomas Tunggal 369/Kpts-II/90 20/01/1990 28099 33 PT. Jatim Jaya Perkasa 135/Kpts-II/1998 24/02/1998 20300 34 PT. Kebun Pantai Raja No.112/Kpts-II/1994 10/5/1994 3556 35 PT. Kimia Tirta Utama (PIR/KKPA) 152/Kpts-II/94 18/04/1994 6560 36 PT. Lahan Tani Sakti 720/Kpts-II/1988 3/10/1988 15300 39 PT. Langgam Inti Hibrido 256/Kpts-II/1995 16/05/1995 15038 40 PT. Mega Nusa Inti Sawit HPL.Mentrans No.Kep.49/Men/1996 19/04/1996 6000 41 PT. Meridan Sejati Surya Plantation 772/Kpts-II/1993, 264/Kpts-II/1997 18/11/1993, 19/05/1997 5158 42 PT. Mitra Unggul Pusaka 713/Kpts-II/1989 22-11-1990 1557 43 PT. Murini Wood Indah Industri (First Resources) 331/Kpts-II/1995 3/7/1995 9903 44 PT. Musim Mas 98/Kpts-VII.3/90 20-05-1990 30360 45 PT. Mustika Agro Sari 435/Kpts-II/1995 22/08/1995 3330 46 PT. Mustika Agro Sari HK. 350/ES.719/11.94 4/1/1994 2700 47 PT. Panca Surya Agrindo 027/Kpts-II/1990 13/01/1990 15526 49 PT. Pusaka Megah Bumi Nusantara 41/IV-/1992 17-02-1992 7 50 PT. Raja Garuda Mas Sejati 791/Kpts-II/1991 24-09-1991 11795 51 PT. Ramajava Pramukti 248/Kpts-8/1991, 437/Kpts-II/1993 08/05/1991, 09/09/1993 4942, 8356 52 PT. Riau Makmur Sentosa / PT. Surya Dumai Agrindo 2 328/Kpts-II/1997 20/06/1997 10400 53 PT. Riau Sakti United Plantations 1490/Ktps-II/88 10/10/1988 20157 54 PT. Rigunas Agri Utama 690/Kpts-II/1992 9/7/1992 28171 55 PT. Salim Ivomas Pratama 35/Kpts-II/1990, 785/Kpts- II/1996 20/01/1990, 20/12/1996 20373, 2703 56 PT. Sari Lembah Subur 126/Kpts-II/1990 27-02-1990 25000 57 PT. Sawit Asahan Indah 182/Kpts-II/1990 16/04/1990 7376 58 PT. Sekar Bumi Alam Lestari 692/Kpts-II/1991 5/8/1991 6500 59 PT. Serikat Putera 919/Kpts-II/1991 17-12-1991 9330 60 PT. Sewangi Sejati Luhur 132/Kpts-V/1990, 79/Kpts- V/1996 26/03/1990, 04/03/1996 7500 62 PT. Sindora Seraya 157/Kpts-II/98 26-02-1998 11284 64 PT. Surya Agrolika Reksa 725/Kpts-II/1989 27/11/1989 65 PT. Surya Dumai Agrindo 230/Kpts-II 11506 66 PT. Surya Inti Sari Raya 1698/Menhut 28/11/1996 5557 68 PT. Teguh Karsa Wana Lestari 583/Kpts-II/1995 26/12/1995 7525 69 PT. TH Indo Plantations 831/Kpts-II/1993, 611/kpts-II/1995 21-12-1993, 15- 11-1995 55872, 27750 70 PT. Triomas FDI 05/Menhut-II/06 4/1/2006 10713 71 PT. Tunggal Mitra Plantation 794/Kpts-II/96 20/12/1996 2790 72 PT. Tunggal Mitra Plantation 793/Kpts-II/1996 20/12/1996 2091 73 PT. Tunggal Perkasa Plantations 809/Kpts-VII.3/91 26/07/1991 5000 74 PT. Tunggal Yunus Estale 103/Kpts-II/1997 2/12/1997 5242 SK Pelepasan Kawasan Hutan Sebelum 1999 Sumber: Kajian DPRD Provinsi Riau 2015
  • 24. • Ada Berapa SK Perubahan Fungsi? • Ada Berapa SK Perubahan Peruntukan? • Berapa SK yang dikeluarkan dari tahun 1999 sampai 2011? • Kenapa tidak dimunculkan No SK nya SK 7651/MENHUT-VII/KUH/2011 (30 DESEMBER 2011)
  • 25. 0718 0717 0818 0817 0917 08160716 0916 1016 0815 0915 1015 0914 SK 7651/MENHUT-VII/KUH/2011 (30 DESEMBER 2011) • Apa Sumber data yang merubah peta ini dari SK.173/Kpts-II/1986 • Bagaimana Melacak tidak terjadi pemutihan pelanggaran dalam SK ini?
  • 27. REKOMENDASI TIM TERPADU (18 OKTOBER 2012) Sumber data sebagai alat verifikasi tidak memadai Bagaimana memastikan tidak terjadi pemutihan pelanggaran dalam rekomendasi ini?
  • 28. 0718 0717 0818 0817 0917 08160716 0916 1016 0815 0915 1015 0914 SK 673/MENHUT-II/2014 (8 AGUSTUS 2014) • Tidak Seluruh hasil Kajian Timdu yang disetujui • Tidak ada penjelasan kenapa sebagian tidak disetujui • Bagaimana memastikan perubahan ini tidak terjadi pemutihan pelanggaran
  • 29. (23 SEPTEMBER 2014) 0718 0717 0818 0817 0917 08160716 0916 (no data) 1016 0815 0915 1015 0914
  • 30. 0718 0717 0818 0817 0917 08160716 0916 1016 0815 0915 1015 0914 SK 878/MENHUT-II/2014 (29 SEPTEMBER 2014) • Ada Dua Versi Peta • Kenapa ada perbedaan dengan SK 673 • Bagaimana Memastikan Tidak Terjadi PemutihanPelanggaran?
  • 31. Terdapat gap yang besar antara hasil kajian Timdu dengan SK 878/Menhut-II/2014
  • 32. Kesimpulan 1. Fungsi kawasan hutan yang ditunjuk atau ditetapkan lebih hanya merupakan sebuah kesepakatan, dan tidak taat pada kriteria fungsi kawasan yang telah diatur dalam peraturan perundangan. 2. Penunjukan/penetapan Fungsi Kawasan lebih didominasi oleh politik penguasaan lahan daripada scientific analisis yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 3. Dalam Perubahan Fungsi dan Peruntukan kawasan Hutan rentan terjadi pemutihan pelanggaran (Kejahatan Peta) 4. Pemukiman dan wilayah masyarakat yang telah ada semenjak ratusan tahun yang lalu banyak yang masih merupakan kawasan hutan (Rentan dikriminalisasi) 5. Rencana Tata Ruang yang disusun tunduk terhadap politik penguasaan ruang dengan mengakomodir keterlanjuran izin dan mengabaikan kriteria pola ruang yang diatur dalam peraturan perundangan (Kejahatan Peta) 6. Baik Pemerintah Provinsi maupun Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah sama sama melanggar peraturan perundangan. 7. Walaupun Fungsi kawasan hutan telah ditetapkan, tetapi karena RTRWP belum ditetapkan rentan terjadi saling lempar tanggungjawab antara kementerian dengan pemerintah provinsi dan kabupaten (Contohnya kebakaran Hutan yang berulang setiap tahun selama 18 tahun)
  • 33. Rekomendasi • Diharapkan kepada pemerintah Provinsi dan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Segera menemukan solusi awal sehingga RTRWP Riau segera ditetapkan sebagai peraturan daerah yang bersifat sementara untuk mengisi kekosongan hukum. • Setelah peraturan daerah tentang RTRWP Riau ditetapkan, Pemerintah Provinsi Riau agar segera menyiapkan revisi rencana tata ruang yang baru berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam peraturan perundangan. • Setelah keluarnya revisi SK 878, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan agar segera menetapkan kawasan hutan yang baru berdasarkan kriteria yang ditetapkan peraturan perundangan. • Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan segera melakukan singronisasi vertikal dan horizontal terhadap kriteria fungsi kawasan hutan dalam berbagai peraturan perundangan. • Agar Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menetapkan metode untuk menguji akuntabilitas dari setiap peta yang pernah di keluarkan. • Agar kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menetapkan setiap SK beserta lampiran peta yang menyertainya (termasuk diantaranya data yang digunakan untuk membuat peta) menjadi dokumen publik yang tersedia setiap saat, sehingga publik bisa ikut serta menguji setiap produk peta yang dihasilkan