2. Analisis Strategi Pemasaran
Segmentasi
Dalam kompetisi memperoleh pasar,Bird melakukan segmentasi
pasar,alih alih menggunakan mass production Blue Bird taxi membagi
pasar dari layanan yang diberikan.misalkan untuk masyrakat umum Blue
Bird group menawarkan Taxi Blue Bird.sedangkan untuk kalangan
eksekutif PT Blue Bird menawarkan Taxi Silver Bird dan untuk VIP,Blue
Bird memiliki taxi Golden Bird,ditambah dengan penawaran untuk
penumpang skala besar maka ditawarkanlah Big Bird.dari pembagian
tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa Blue Bird bergerak di segment
market.
Namun,segment market ini tidak fleksible,karena Blue Bird memilih
untuk mendiffrensiasi armadanya bukan mendeferensiasi layanan yang
diberikan.dalam hal ini tentu saja kita tidak dapat menyalahkan Blue
Bird,mengingat resiko yang mungkin akan timbul apabila Blue Bird
mendeferensiasi layanan,yaitu market confusetion
Dalam segmentasi Blue Bird ini kami juga melihat Blue Bird
mencoba untuk mempertahankan Brand image yang dimiliki dan
mempertahankan Brand loyalty.walaupun tidak mendeferensiasi
layanan,Blue Bird mencoba memaksimalkan layanan yang diberikan,hal
ini dengan kebijakan kebijakan perusahaan seperti mentraining para
driver agar terlihat ramah,rapi dan sopan.
Pemilihan Pasar Sasaran (Targetting)
Secara demografi kota kota yang menjadi pasar Blue Bird adalah
kota kota besar di Indonesia semisal : Jakarta,Bali,Bandung,Surabaya dan
Semarang.hal ini tidak terlalu mengherankan,karena logikanya kota kota
3. besar memiliki tingkat mobilitas yang tinggi sehingga merupakan sasaran
tepat untuk perkembangan jasa transportasi di Indonesia.
fakta yang menarik ketika mengamati cara Blue Bird mengekspansi
pasarnya.seperti yang kita tahu,bahwa Blue Bird pertama kali ada di
Jakarta,logika kita akan mengatakan jika Blue Bird akan berekpansi maka
kota terdekat yang paling potensial adalah Bandung,namun asumsi kami
salah,kota kedua yang dituju oleh Blue Bird adalah Bali.terdapat beberapa
kemungkinan yang mungkin mendasari kenapa bali menjadi kota yang
lebih dahulu dituju oleh Blue Bird dibandingkan Bandung,kemungkinan
pertama Blue Bird ingin memaksimalkan keuntungan dengan mencari
kostumer yang ingin membeli jasa Blue Bird dengan harga
premium,kemungkinan kami ini didasari fakta bahwa Bali merupakan
tourist centre yang telah lama dikenal,dan banyak turis asing yang rela
membayar dengan harga premium.
Dengan memilih Bali,Blue Bird juga memperoleh keuntungan
melalui kerjasama dengan hotel hotel setempat.afiliasi ini nampaknya
merupakan salah satu opportunity yang dikejar oleh Blue Bird,terbukti
dengan pembangunan holiday resort di Lombok yang dimiliki oleh Blue
Bird atau dengan kata lain Blue Bird melihat hotel atau resort sebagai
sumber yang menguntungkan dalam memperoleh kostumer.
Segmentasi Pasar dan Pemilihan pasar sasaran
Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini
menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang
ketat.Hal ini menuntut para pengambil kebijakan untuk
mengembangkan suatu strategi yang mampu mancapai sasaran
pertumbuhan penjualan.Adapun menurut Buku Terbitan penulis Kotler,
bahwa salah satu strategi jitu perusahaan dalam memasarkan
produknya perusahaan harus melakukan tiga langkah yaitu :
1). Segmentasi pasar yaitu mengidentifikasi dan membentuk
kelompok pelanggan yang berbeda yang mungkin meminta
4. produk(Segmentasi). 2). Penerapan pasar sasaran (Targetting )yaitu
memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki(Pemilihan Pasar
Sasaran) dan 3). Penepatan posisi pasar yaitu membedakan,
mengkomunikasikan manfaat utama yang membedakan produk dalam
pasar(Positioning).
Dan sebagai sebuah perusahaan yang bergerak diantara iklim
persaingan usaha yang ketat.Blue Bird Group telah menjalani 3
langkah yang di sarankan oleh Kotler. Berikut adalah penjelasan
mengenai bagaimana PT Blue Bird Pusaka melakukan Segmentasi,
Pemilihan Pasar sasaran dan positioning produk-produknya di pangsa
pasar indonesia, khususnya kota-kota besar.
Jika dilihat secara seksama, Blue Bird Pusaka telah melakukan
segmentasi geografi, karena pada saat ini, perusahaan yang bergerak
di dalam bidang jasa pelayanan taksi ini hanya melayani beberapa
daerah yang “mungkin” dianggap memiliki pangsa pasar yang baik dan
bagus. Adapun beberapa kota yang di layani oleh Blue Bird Pusaka
adalah :Jakarta, Bali, Bandung, Banten, Manado , Medan,
Lombok, Semarang, Surabaya and Yogyakarta.
SEGMENTASI PRODUK
Sedangkan untuk Segmentasi Produk yang dilakukan oleh Blue Bird
Pusaka adalah membagi jenis armadanya menjadi 3 jenis produk yaitu :
Jika di lihat dari segi ketiga produk yang disediakan oleh PT Blue Bird
Group maka Blue Bird / Pusaka taksi berada pada tingkatan
segmentasi terendah di antara dua produk lainnya.Maka dapat
dikatakan bahwa Blue Bird/Pusaka Taksi memiliki pangsa pasar untuk
penumpang yang memiliki budget menengah dan ke atas.Jika dilihat
secara seksama dari ketiga produk tesebut, PT Blue Bird Group telah
menentukan jenis pangsa pasar tersendiri bagi ketiga Produk
tersebut.tersebut adalah sebagai berikut :
5. Blue Bird /
Pusaka Transport
• Menengah Ke
Atas
Silver Bird
• Eksekutif
Sebagai sedikit tambahan penjelesanan bagaimana Blue Bird Pusaka
mengatur segmentasi sasaran pasarnya adalah tarif dari masing-masing
produknya:
1. Blue Bird / Pusaka transport
Tarif awal/buka pintu/flag fall Rp 7.000,-
Berjalan: Rp 3.600,- per kilometer
2. Silver Bird
Tarif awal/buka pintu/Flag fall: Rp 15.000,-
Berjalan: Rp 6.000,- per kilometer
3. Golden Bird
Sesuai dengan kesepakatan dan deal yang ditentukan oleh pihak
Peminjam dan Blue Bird Pusaka.
Dari ketiga penjelasan diatas, didapatkan bahwa Blue Bird / Pusaka
Transport taksi merupakan produk dari Blue Bird Pusaka yang memiliki
segmentasi harga untuk penumpang dengan budget menengah.
Jika perbandingan segmentasi harga yang diterapkan Blue Bird Pusaka
dibandingkan dengan pesaing usaha taksi yang sejenis terdapat sedikit
perbedaan harga antara Blue Bird dengan taksi-taksi lainnya. Adapun 3
perbedaan mendasar dari tarif persaingan antar usaha taksi adalah
sebagai berikut:
1. Tarif Atas
Tarif awal/buka pintu/flag fall Rp 7.000,-
Golden Bird
• Menengah Ke
Atas dan
Eksekutif
6. Berjalan: Rp 3.600,- per kilometer
Menunggu: Rp 42.000,- per jam
Blue Bird Group : Blue Bird, Morante, Cendrawasih, Pusaka, Pusaka
Prima, Pusaka Sentra, Pusaka Satria, Pusaka Biru, Pusaka Lintas.
2. Tarif Bawah
Tarif awal/buka pintu/flag fall Rp 6.000,-
Berjalan: Rp 3.000,- per kilometer
Menunggu: Rp 30.000,- per jam
Express, Taxiku
3. Premium Cab
Tarif awal/buka pintu/Flag fall: Rp 7.500,-
Berjalan: Rp 4.400,- per kilometer
White Horse
Penjelasan di atas menggambarkan bahwa Taksi Blue Bird / Pusaka
Transport memiliki segmentasi pasar bagi penumpang yang memiliki
budget sedikit lebih jika dibandingkan dengan taksi taksi yang lain, dan
sebagai tambahan bahwa terdapat dua jenis tarif yang diterapkan oleh
perusahaan taksi yang ada di Indonesia, yaitu Tarif Atas dan Tarif
Bawah. Perbedaan antara kedua tarif tersebut sebenarnya adalah
penentuan harga yang di campuri oleh kebijakan kebijakan dari
pemerintah setempat, perbedaannya terletak di harga yang ditentukan
oleh masing-masing perusahaan taksi, yaitu tarif atas ditentukan
secara mandiri oleh perusahaan dengan cara mengambil harga batas
atas dari kebijakan pemerintah daerah dan begitu juga sebaliknya.
Dengan segmentasi yang diterapkan seperti yang dijelaskan diatas,
diharapkan bahwa Angkutan Blue Bird / Pusaka Transport dapat
menjadi Taksi utama yang digunakan masyarakat, walau terkadang
Blue Bird tersandung dengan perbedaan penggunaan tarif dasar yang
diterapkan, yangmana tarif yang digunakan oleh Blue Bird dan Pusaka
7. dapat dikatakan “memberatkan” penumpang jika dibanding dengan
taksi taksi lainnya yang menggunakan tarif bawah. Walau demikian,
dengan tarif atas yang diterapkan blue bird dan pusaka, kami
merasakan bahwa tarif atas yang digunakan blue bird dan pusaka
sangat worth it dengan apa yang mereka sediakan, karena selama ini
blue bird dan pusaka menyuguhkan fitur fitur yang baik dan seimbang
untuk para penumpangnya.
Ketika di pertanyakan seberapa efektifnya segmentasi target yang
di tetapkan oleh Blue Bird terhadap produknya, maka didapatkan
bahwa tingkat efektifitas dari produk Taksi Regulernya a.k.a Blue Bird
dan pusaka sudah sangat sesuai, karena mencapai target sasaran yang
mana sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Karena sesuai dengan
pemilihan pasar sasaran yang ditentukan oleh Blue Bird yang mana
target dari Blue Bird / Pusaka transport akan digunakan oleh seluruh
kalangan dan silver bird untuk kalangan dengan kelas eksekutif.
Setelah melihat bagaimana sistem pemberian harga dan penetapan
pasar sasaran yang diterapkan oleh Blue Bird Pusaka dapat diambil
kesimpulan bagaimana segmentasi yang digunakan oleh Blue Bird
Pusaka, yaitu Blue Bird Pusaka menargetkan pangsa pasar kelas
menengah untuk produk Blue Bird / Pusaka Transport yang merupakan
taksi regulernya.
POSITIONING
Sebagai perusahaan taxi yang telah lama ada di Indonesia,Blue
selalu berusaha menanamkan pencitraan yang baik pada
masyarakat.Kami melihat bahwa Blue Bird ingin menempatkan dirinya
sebagai sebuah Brand yang berkelas, aman, nyaman dan dapat
diandalkan. hal ini dapat terlihat dari visi Blue Bird yaitu
menyelenggarakan jasa tranportasi yang berkualitas serta dari motto blue
Blue Bird yaitu ANDAL (aman,nyaman,mudah dan personalize)
8. Blue Bird Taksi menyadari benar arti pentingnya kualitas layanan yang
diberikan.Secara garis besar menurut Wirasasmita et al (1999) ada empat
unsur dalam
konsep ini, yaitu:
1. Kecepatan
2. Ketepatan
3. Keramahan
4. Kenyamanan
Keempat komponen tersebut merupakan satu pelayanan yang
terintegrasi,
maksudnya pelayanan atau jasa menjadi tidak unggul, bila ada komponen
yang
kurang. Untuk itu karyawan Blue Bird Taksi Diharuskan berpakaian rapi
dan bersikap ramah kepada konsumen.Dengan teknologi GPS yang
sekarang dipakai maka diharapkan dapat memberikan pelayanan dengan
cepat dan tepat.
Sebagai market leader, mempertahankan reputasi sebagai “Partner
Transportasi yang Handal” memang tidak mudah.Oleh sebab itu, untuk
membentuk brand loyalty para konsumen, Blue Bird menerapkan quality
control terhadap seluruh lini usahanya, dari technical support hingga
customer service.
Basis usaha Blue Bird terletak pada jasa transportasi, khusus nya
adalah taksi dan alatangkutan / kendaraan. Secara langsung yang
menjadi penggerak utama usaha ini adalah para pengemudi-nya. Selain
berfungsi utama sebagai driver, pengemudi juga menjalankan fungsi
sebagai customer service dan sales force, karena mau tidak mau, para
pengemudi inilah yang akan berhadapan langsung dengan penumpang
/ customer. Para pengemudi di Blue Bird dilatih secara khusus dalam
berbagai tahapan training. Dari para pengemudi inilah image Blue Bird
dibangun. Sehingga tidak heran bila masyarakat mengenal Blue Bird
karena para pengemudinya yang baik dan jujur.
9. Selain pengemudi, ada pula Call Center yang harus bekerja keras
merespon setiap permintaan pelanggan.Beruntung dengan adanya
teknologi radio, GPS, MDT, Internet, dan kini dengan SMS, order dari
pelanggan dapat ditangani dengan cepat dan mudah.
Keistimewaanlainnyadaripelayanantransportasi Blue Bird taksi ini adalah
ketersediaan 24 jam sehari, 7 hari seminggu, sehingga jalanan tidak
pernah sepi dari armada taksi. Dengan model kerja shift karyawan, taksi –
taksi yang beredar di jalanan ibukota ini diharapkan akan ada baik siang
maupun malam hari, dari hari kerja biasa hingga hari libur sekalipun.
Dari segi pricing, Blue Bird bukanlahperusahaan yang bermain-main di
strategi ini.Tarif yang dikenakanoleh Blue Bird mengikuti standar yang
telah ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat.Bahkan untuk
menjaga image-nya, setiap kali ada perubahan tarif, Blue Bird langsung
aktif merespon.Berbeda dengan operator taksi lainnya yang argometernya
dikenakan tariff sesuai kehendak pengemudi-nya.
Mungkin kebijakan mengenai tariff ini akan mengurangi jumlah konsumen
yang menggunakan Blue Bird. Namun justru dengan menerapkan tarif
yang berlaku, Blue Bird menjadi teladan dalam urusan pricing, dan
tentunya tidak akan kebingungan dengan biaya operasional. Bahkan,
penerapan pricing ini bagikonsumen Blue Bird akan menjadikannya
sebagai operator taksi yang konsisten sehingga positioning Blue Bird tetap
terjaga. Apa jadinya bila Blue Bird menempelkan tulisanTarif Lama di kaca
depan mobilnya? Pasti yang terkesan adalah Blue Bird sebagai taksi
murahan yang rela menurunkan tarifnya untuk menggaet para
penumpangnya
Positioningnyasegmen costumernya untuk kalangan menengah.Kenapa?
Karena blue bird taksi menjaga eksklusiifitas armadanya agar imagenya di
mata customer tidak terlihat murahan.Dengan dia mengambil segmen
menengah, blue bird dapat mencangkup segmen atas dan segmenbawah
yang menginginkan eksklusifitas tetapi tidak mengeluarkan uang yang
terlalu mahal.Dan untuk pricingnya, selain mengikuti standar yang
ditetapkan pemerintah, blue bird sendiri menggunakan uangnya tersebut
10. untuk melakukan maintenance berkala armada dan training supir
armadanya. Berbeda dengan group taksi lain yang menggunakan tariff
lama, blue bird group melakukan maintenance armadanya setiap 6 bulan
sekali, dan spare part yang rusak bukan di perbaiki, melainkan di ganti.
Sehingga kemungkinan untuk rusak kembali pun kecil.Training supirnya
pun tidak setengah-setengah, blue bird group memberikan training dari
mengemudi hingga customer care pengemudinya, karena supirnya
merupakan front-linernya bisnis taksi ini.
Analisis Bauran Pemasaran
Price
Pengaturan tarif argo hanya oleh team teknisi Bluebird group yang
besaranya tarif ditentukan oleh pemerintah daerah yakni yakni tarif batas
atas Rp7.000 dengan setiap per 100 meter naik Rp275 dan masa tunggu
selama satu jam Rp27.500. Sementara tarif batas bawah yakni Rp6.000
dengan setiap per 100 meter Rp250 dan masa tunggu selama satu jam
Rp25.000 dengan argo selalu tersegel dan ditera setiap setahun sekali.
Seperti yang kita ketahui bahwa penetapan tarif taksi blue bird sangat
menyesuaikan dengan tarif yang ditentukan pemerintah daerah
setempat.
Selain itu ada juga tariff tunggu yang di bandara-bandara lokasi taksi
blue bird. Untuk taksi resmi Bandara Soekarno Hatta, penumpang
dikenakan biaya tunggu (surcharge) yang besarnya sesuai zona
tujuan.Semakin jauh tujuan, biaya tunggunya semakin murah.
1. Zona I (Rp 10.500): Tangerang, Kalideres, Teluk Naga, Cipondoh,
Pantai Indah Kapuk, Cengkareng, Grogol, Kebon Jeruk.
2. Zona II (Rp 9.000): Penjaringan, Pademangan, Tanjung Priok,
Kemayoran, Cempaka Putih, Tambora, Tanah Abang, Jatinegara,
Tebet, Mampang, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Ciledug, Pondok
Aren, Bumi Serpong Damai.
11. 3. Zona III (Rp 7.500): Koja, Kelapa Gading, Cilincing, Pulogadung,
Cakung, Duren Sawit, Pondok Gede, Kampung Makasar, Kodya Bekasi,
Kramat Jati, Pasar Minggu, Pasar Rebo, Ciracas, Cipayung, Limo, Jati
Sampurna, Cilandak, Jagakarsa, Ciputat, Pamulang, Sawangan, Kodya
Bogor, Kab. Bogor, Kodya Depok.
Promotion
Ada hal yang unik dari promsi pada Blue Bird Taksi.Blue Bird ini t idak
menggunakan konvensional advertising untuk promosi.Mereka
menggunakan kekuatan market of mind yang dilakukan dengan
meningkatkan kualitas dan melekatkan “Blue Bird” sebagai satu-satunya
taksi dengan kualitas yang sangat baik.Dua cara utama yang
digunakan sebagai proses dari market of mind adalah :
1. No-Lower Price
Mungkin kita akan mengerutkan dahi dengan no-low price
yang diterapkan oleh blue bird. Blue Bird mengetahui
bahwa hal utama yang harus dijaga dari jasa transportasi
adalah keamanan dan kenyamanan. Dengan tidak
mengurangi harga tetapi meningkatkan keamanan dan
kenyamana pada penumpang akan memberi mind set pada
penumpang bahwa taksi bluebird merupakan taksi yang
tidak murahan dan bersifat eksklusif.
2. High Quality
Dengan tidak menerapkan low price maka blue bird dapat
meningkatkan kualitasnya. Peningkatan kualitas (terutama
dalam bentuk savety) akan membuat Blue Bird eksklusif
dan menjadi leader dalam marketnya. Orang-orang
memiliki kepercayaan dan mind set yang kuat terhadap
kualitas blue bird yang eksklusif.
Dengan adanya dua hal tersebut dapat kita simpulkan bahwa dengan
konsep market of mind secara tidak langsung member pengaruh promosi
yang kuat terhadap eksistensi Blue Bird taksi. Apalagi dengan maraknya
kasus-kasus yang dilakukan oleh supir taksi kepada penumpang
12. memberikan kekuatan promosi yang besar terhadap Blue Bird dengan
konsep pelayanan eksklusif dan harga yang wajar.
Placement
OUTLET OUTLET TERSEBAR DIBERBAGAI WILAYAH STRATEGIS SPT ; MALL,
TEMPAT TEMPAT HIBURAN ,BANDARA, HOTEL
●58 POOL TERSEBAR DIWILAYAH JAKARTA , BALI, BANDUNG , BANTEN
MANADO,MEDAN,LOMBOK,SEMARANG,SURABAYA,PADANG,
PALEMBANG,PEKANBARU DST
Physical Evidence
Armada taksi yang disediakan dalam keadaan baik,bersih, tidak rusak
desain kursi dibuat nyaman dan para supir memakai seragam yg bersih dan
wangi , serta radio dan taksi meternyapun berjalan baik dan adanya Bengkel
milik sendiri memudahkan dalam perbaiakan mobil yang rusak.
Product
Jenis taksi yang digunakan Blue Bird adalah:
Blue Bird
Silver Bird
Golden Bird
13. People
- Supir yang tidak sakit tekanan darah tinggi dan tidak bertato
- Supir-supir yang ramah , menguasai jalan, mengendarai mobil
dengan sangat hati-hati dan tidak ugal-ugalan
Adanya Diklat sebelum menjadi supir dan Tes kesehatan selalu diadakan
Usaha taksi di Indonesia kini semakin berkembang , usaha-usaha di
bidang transportasi kini dilihat memiliki potensi yang besar utamanya
dilingkungan perkotaaan. Hal ini menyebabkan tingginya animo pesaing
blue Bird di Indonesia.Beberapa pesaing di Blue Bird taksi adalah Ekspress
,Taxiku. Namun nampaknya , Blue Bird memiliki strategi yang sangat baik
dalam menghadapi persaingan bisnis taksi di Indonesia. Terbukti dengan
hasil survey yang dilakukan oleh TOP Brand pada tahun 2011 yang
menyatakan bahwa kepuasan pelanggan terhadap taksi Blue Bird masih
sangat mendominasi dengan angka 56.2 % diikuti Ekspress, Taxiku , dan
dengan angka yg cukup jauh yaitu 8.7% dan 4.1%. Melihat jauhnya
pilihan customer kepada blue bird Taksi, kita dapat melihat bahwa taksi
blue Bird memiliki strategi yang baik dalam menyikapi persaingan di Pasar
Indonesia. Beberapa hal yang sangat menonjol dalam strategy yang
dilakukan oleh blue bird Taksi adalah :
1. Mobil yang digunakan sebagai fasilitas pelayanan.
Armada Bluebird taxi menggunakan sedan limo dengan usia pemakaian
maksimal 8 tahun, bahkan dalam 5 tahun sudah dilakukan peremajaan
armada.
2. Kebersihan Mobil.
Armada Bluebird mewajibkan kepada sopir agar menjaga kebersihan
armada dengan cara melakukan pengecekan kebersihan didalam kabin
sebelum ataupun sesudah mendapat penumpang (SOP). Didalam pool
juga tersedia bengkel cuci yang dapat digunakan untuk pencucian armada
yang kotor.
3. Penampilan sopir / karyawan.
Seluruh sopir dan karyawan Bluebird diwajibkan memakai seragam
karyawan pada saat bekerja antara lain; Memakai sepatu, celana bahan
14. gelap, baju khusus bertuliskan Bluebird dan dimasukan kedalam celana.
4. Fasilitas didalam mobil sebagai fasilitas pelayanan.
Disetiap armada taksi Bluebird dilengkapi dengan heat unit standar toyota
limo yang dapat dinyalakan sesuai dengan permintaan penumpang.