Dokumen ini membahas tentang kultur jaringan sebagai teknik perbanyakan tanaman dengan menumbuhkan jaringan tanaman di media steril. Teknik ini didasarkan pada sifat totipotensial tanaman dimana setiap bagian tanaman dapat tumbuh menjadi individu baru. Tahapannya meliputi pembuatan media, intisiasi, sterilisasi, multiplikasi, pengakaran, dan aklimatisasi. Zat pengatur tumbuh seperti auksin dan sitokinin me
4. Pengertian Kultur Jaringan
• Adalah Teknik untuk memperoleh bibit
tanaman dengan cara menumbuhkan
sebagian jaringan tumbuhan dalam media
khusus dengan kondisi yang steril sehinggga
menjadi tanaman yang lengkap.
• Tujuan untuk menghasilkan tanaman yang
sangat berkualitas dan berkuantitas.
• Teori yang melandasi teknik ini adalah teori
totipotensial.
5. Sifat Totipotensial Tanaman
• Artinya setiap bagian tanaman apabila
dikulturkan secara in vitro akan dapat
membentuk individu baru bila ditempatkan
pada lingkungan yang sesuai.
• Sifat TOTIPOTENSIAL tanaman, dapat
diterapkan untuk kultur jaringan.
7. Tahapan Pembuatan Kultur Jaringan
1. Pembuatan media
2. Intisiasi
3. Sterilisasi
4. Multiplikasi
5. Pengakaran
6. Aklimatisasi
8.
9. ZAT PENGATUR TUMBUH TANAMAN
• Dua golongan zat pengatur tumbuh yang
sangat penting adalah sitokinin dan auksin.
• Zat pengatur tumbuh mempengaruhi
pertumbuhan dan morfogenesis dalam kultur
sel, jaringan dan organ.
• Penambahan auksin atau sitokinin eksogen,
mengubah level zat pengatur tumbuh
endogen sel.
10. KEUNGGULAN
1. Mempunyai sifat yang identik dengan induknya
2. Tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas
3. Mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar
dalam waktu singkat
4. Kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin
5. Kecepatan tumbuh bibit lebih cepat di bandingkan
dengan perbanyakan konvensional
6. Pengadaan bibit tidak tergantung musim
7. Hemat tempat dan waktu
8. Dapat diekspor tanpa melalui proses karantina, karena
tanaman hasil kultur in vitro bebas penyakit
11. KELEMAHAN
1. Bibit hasil kultur jaringan sangat rentan
terhadap hama penyakit dan udara luar.
2. Bagi orang tertentu, cara kultur jaringan dinilai
mahal dan sulit.
3. Membutuhkan modal ivestasi awal yang tinggi
untuk bangunan (laboratorium khusus),
peralatan dan perlengkapan.
4. Diperlukan persiapan SDM yang handal untuk
mengerjakan perbanyakan kultur jaringan agar
dapat memperoleh hasil yg memuaskan
5. Produk kultur jaringan pd akarnya kurang kokoh