Masa nifas adalah periode setelah kelahiran plasenta yang berlangsung sekitar 6 minggu, dimana organ reproduksi kembali ke kondisi semula sebelum kehamilan. Beberapa faktor yang mempengaruhi lama proses involusi uterus selama masa nifas adalah mobilisasi dini, status gizi ibu, menyusui, usia, paritas, bekuan darah, sisa plasenta, dan kemungkinan infeksi.
1. Pengertian Nifas
1. Masa nifas (peurperium) adalah masa setelah
plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6
minggu.(Saleha, 2007).
2. Masa peurperium atau masa nifas dimulai setelah
partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6
minggu. (Wiknjosastro, 2006).
3. Masa nifas (peurperium) dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas berlangsung kira-kira 6 minggu. (Saifuddin,
2002).
2. 4. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas berlangsung lama kira-kira 6
minggu.( Prawirohardjo, 2000)
Dari banyaknya uraian yang menjelaskan
tentang masa nifas dapat disimpulkan bahwa
masa nifas adalah dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil yang lamanya 6 minggu.
3. Faktor-faktor fisik yang mempengaruhi
masa nifas dan menyusui
1. Mobilisasi dini
Aktivitas otot-otot ialah kontraksi dan retraksi
dari otot-otot setelah anak lahir, yang diperlukan
untuk menjepit pembuluh darah yang pecah karena
adanya pelepasan plasenta dan berguna untuk
mengeluarkan isi uterus yang tidak diperlukan,
dengan adanya kontraksi dan retraksi yang terus
menerus ini menyebabkan terganggunya peredaran
darah dalam uterus yang mengakibatkan jaringan
otot kekurangan zat-zat yang diperlukan, sehingga
ukuran jaringan otot-otot tersebut menjadi kecil.
4. 2. Status gizi
Status gizi adalah tingkat kecukupan gizi
seseorang yang sesuai dengan jenis kelamin
dan usia. Status gizi yang kurang pada ibu post
partum maka pertahanan pada dasar
ligamentum latum yang terdiri dari kelompok
infiltrasi sel-sel bulat yang disamping
mengadakan pertahanan terhadap
penyembuhan kuman bermanfaat pula untuk
menghilangkan jaringan nefrotik, pada ibu post
partum dengan status gizi yang baik akan
mampu menghindari serangan kuman sehingga
tidak terjadi infeksi dalam masa nifas dan
mempercepat proses involusi uterus.
5. 3. Menyusui
Pada proses menyusui ada reflek let down dari isapan
bayi merangsang hipofise posterior mengeluarkan hormon
oxytosin yang oleh darah hormon ini diangkat menuju uterus
dan membantu uterus berkontraksi sehingga proses involusi
uterus terjadi.
4. Usia
Pada ibu yang usianya lebih tua banyak dipengaruhi
oleh proses penuaan, dimana proses penuaan terjadi
peningkatan jumlah lemak. Penurunan elastisitas otot dan
penurunan penyerapan lemak, protein, serta karbohidrat.
Bila proses ini dihubungkan dengan penurunan protein pada
proses penuaan, maka hal ini akan menghambat involusi
uterus.
6. 5. Parietas
• Parietas mempengaruhi involusi uterus, otot-otot
yang terlalu sering tereggang memerlukan waktu
yang lama. (Sarwono, 2002)
• Pengukuran involusi uterus.
• Pengukuran involusi dapat dilakukan dengan
mengukur tinggi fundus uteri, kontraksi uterus dan
juga dengan pengeluaran lokia. (Manuaba, 1998)
• Involusi uterus melibatkan reorganisasi dan
penanggalan desidua dan pengelupasan kulit pada
situs plasenta sebagai tanda penurunan ukuran
dan berat, perubahan lokasi uterus, warna dan
jumlah lochea. (Varney, 2004: 594)
7. Faktor lain :
1. Terdapat bekuan darah yang tidak keluar
2. Terdapat sisa plasenta dan selaput plasenta
dalamuterus
3. Tidak ada kontraksi
4. infeksi