Dokumen tersebut membahas latar belakang pemilihan judul skripsi tentang perawatan dan perbaikan sistem rem cakram. Dibahas pula rumusan masalah, tujuan, dan batasan masalah yang akan dibahas dalam skripsi tersebut.
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki era global yang serba praktis, perkembangan ilmu sangat
pesat terutama dibidang IPTEK. Perkembangan ini berdampak juga pada
perkembangan teknologi transportasi. Inivasi dibidang otomotif saat ini
sangat memanjakan pemakai, dan terobosan teknologi terbaru harus
memenuhi tuntutan konsumen yang lebih mudah, aman, dan nyaman.
Kepuasan konsumen akan tercapai dari segi artistic kendaraan baik dari segi
eksterior yang bagus dan beberapa peralatan tambahan yang akan
memudahkan pemakai. Selain itu juga mesin memiliki performa yang tinggi,
serta perangkat keamanan dan kenyamanan lengkap yang berfungsi optimal.
Suatu kendaraan dapat dikatakan baik apabila dapat memberikan rasa
aman dan nyaman bagi pengendara. Semua kendaraan baik roda dua maupun
roda empat dilengkapi dengan berbagai system. Salah satu dari system itu
adalah system pengereman. Untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan, hendaknya system tersebut dalam kondisi atau keadaan yang baik,
oleh karena itu dibutuhkan penanganan atau perawatan dan pemeliharaan
yang baik pula.
Rem berfungsi untuk mengurangi laju kendaraan dan menghentikan laju
kendaraan. System ini sangat penting karena memiliki fungsi sebagai alat
keselamatan dan menjamin untuk pengendara yang aman. Kendaraan tidak
dapat berhenti apabila hanya dilakukan dengenan pengereman mesin,
kelemahan ini harus dikurangi agar dapat menurunkan kecepatan kendaraan
hingga berhenti. Kerja rem disebabkan karena adanya gaya gesek kampas rem
(brake pad) melawan gerak putar piringan (disc rotor).
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk memilih judul “Perawatan dan
Perbaikan Sistem Rem Cakram” dengan harapan penulis dapat mempelajari
dan memahami topic tersebut. Adapun yang melatar belakangi penulis
membahas hal tersebut adalah sebagi berikut:
1
2. 1.
System pengereman merupakan salah satu system yang sangat vital,
tanpa adanya system pengereman, kendaraan tidak dapat memberikan
rasa aman bagi pengendara.
2.
Untuk mengetahui lebih banyak tentang perawatan dan perbaikan pada
system rem cakram.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat diambil beberapa masalah pokok yaitu
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan rem cakram?
2. Apa saja komponen yang terdapat di rem cakram?
3. Apa saja indikasi kerusakan pada rem cakram?
4. Langkah apa yang diambil untuk memperbaiki kerusakan rem cakram?
C. Rumusan Masalah
Perawatan rem merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan
agar dapat mengembalikan komponen-komponen rem yang berubah (tidak
standar lagi) ke posisi semula (standar). Bentuk dari kegiatan ini dapat berupa
pemeriksaan, penyetelan serta penggantian komponen. Dari latar belakang
yang telah dipaparkan diatas, terdapat permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana cara kerja rem cakram?
2. Bagaimana cara merawat rem cakram?
3. Bagaimana kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada rem cakram?
4. Bagaimana cara memperbaiki kerusakan pada rem cakram?
2
3. D. Batasan Masalah
Mengingat system pendukung pada mobil sangat banyak dan waktu
maupun dana yang terbatas serta pengetahuan penulis yang terbatas pula,
sehingga tidak memungkinkan untuk pembhasan secara keseluruhan, maka
dalam laporan ini penulis hanya membatasi pada pembahasan tentang fungsi
dan cara kerja rem cakram, komponen-komponen serta data kelayakan rem
cakram, bongkar pasang rem cakram, serta diagnose kerusakan pada rem
cakram tipe floating caliper.
E. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam laporan ini adalah sebagai
berikut:
1.
Mengkaji tentang rangkaian rem cakram
2.
Mengetahui komponen-komponen rem cakram
3.
Mengetahui touble shooting rem cakram
4.
Mengetahui cara memperbaiki rem cakram
3
4. BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian
Perawatan yaitu suatu tindakan yang dilakukan oleh pemilik kendaraan
supaya kendaraan tersebut dalam kondisi baik atau standar.
Perbaikan yaitu suatu kondisi yang harus dilakukan sewaktu kendaraan
tersebut mengalami gangguan dan harus dilakukan perbaikan supaya
kendaraan tersebut dapat beroperasi kembalidengan baik.
System yaitu bagian dari komponen yang dapat berfungsi bersamasama dan mempunyai tugas sendiri-sendiri, tidak bias dipisahkan satu sama
lain.
Rem yaitu suatu mekanisme yang dirancang untuk mengurangi
kecepatan (memperlambat) kendaraan dan menghentikan kendaraan atau
untuk memungkinkan kendaraan parker ditempat menurun.
Cakram yaitu salah satu konstruksi rem yang cara pengereman
kendaraan dengan menggunakan piringan (Disc), Pad Rem, dan Caliper.
B. Prinsip Kerja
Prinsip kerja rem cakram adalah mengubah energy kinetic menjadi
energy panas dengan cara menggesekan dua buah logam kepada system gerak
putar, sehingga putarannya akan melambat. Oleh karena itu, komponen rem
yang bergesekan ini harus tahan terhadap gesekan (tidak mudah aus), tahan
pnas, dan tidak mudah berubah bentuk saat bekerja pada suhu tinggi.
Gb.2.1 prinsip kerja rem cakram
4
5. C. Klasifikasi
Rem
Mekanik
Rem
Hidroulik
Mekanisme
Rem Udara
Rem Vakum
Rem
Booster
Rem
Propeller
Letak
Rem Roda
Leading
Trailing
Two
Leading
REM
Rem Tromol
Dual Two
Leading
Uni Servo
Konstruksi
Duo Servo
Rem
Cakram
Fixed
Caliper
Floating
Caliper
Stick
Rem Tangan
Pelayanan
Rem Kaki
Gb. 2.2 Klasifikasi Rem
5
Tuas
Dorong
6. a. Rem Menurut Mekanismenya
1. Rem mekanik
Rem mekanik yaitu mekanisme rem yang menggunakan kawat
sebagai pemindah tenaganya, biasanya rem jenis ini dipada pada rotor
propeller.
Gb.2.3 Rem mekanik
2. Rem Hidrolik
Rem hidrolik yaitu jenis mekanisme rem yang menggunakan
minyak sebagai peindah tenaganya, jenis re mini menggunakan
hokum pascal yaitu meneruskan tekanan ke segala arah sama besar.
Jenis ini banyak digunakan karena efektif dan efisien.
Gb.2.4 Rem hidrolik
3. Rem udara
Rem udara juga bias disebut dengan rem angin, karena
menggunakan udara dalam menghantarkan tenaga. Jenis ini biasanya
6
7. dipakai pada kendaraan besar seperti bus, truk dan kendaraan –
kendaraan besar lainnya.
4. Rem vakum
5. Rem booster
b. Rem Menurut Letaknya
1. Rem roda
Rem roda yaitu rem yang terletak di roda, biasanya berupa rem
cakram atau rem tromol.
2. Rem propeller
Rem propeller yaitu rem yang berada di propeller, biasanya re
mini membantu pengendara dalam memarkirkan kendaraannya.
c. Rem Menurut Pelayanannya
1. Rem tangan
Yaitu rem yang dilayani oleh tangan, biasanya digunakan untuk
rem parker, rem tangan juga terbagi menjadi 2 yaitu jenis stick dan
tuas dorong.
Gb.2.5 Rem tangan
2. Rem kaki
Yaitu rem yang pelayanannya untuk kaki.
Gb.2.6 Rem kaki
7
8. d. Rem Menurut Konstruksinya
1. Rem tromol
Rem tromol adalah salah satu konstruksi rem yang cara
pengeremannya menggunakan tromol rem (brake drum), sepatu rem
(braking shoe), dan silinder roda (wheel cylinder). Rem tromol pada
dasarnya terbagi dalam 5 model, tiap model prinsipnya berada satu
sama lain.
a. Model leading trailing
Konstruksi – konstruksi sepatu primer dan sekunder dijamin
oleh silinder yang mempunyai dua buah piston dan bagian
bawahnya dijamin oleh pin. Pada saat tromol berputar, sepatu rem
trailing cenderung menahan putaran tromol. Pada sepatu leading
mengerem dengan baik, sedangkan sepatu trailing cendrung
menahan putaran tromo. Sepatu kiri disebut leading, dan sepatu
kanan disebut trailing. Keda leading menahan pengereman yang
sama dimana saat tromol berputar kearah berlawanan, maka
leading shoe menjadi trailing shoe dan sebaliknya.
Gb. 2.7 Tipe Leading Trailing
b. Model Two Leading
Kontruksi model ini pada bagian atas sepatu primer dan
sekunder dipasang sebuah silinder roda dengan sebuah penyetel
rem. Pada saat tromol berputar, kedua sepatu rem menjadi leading
jika berputrar sebaliknya, maka keduanya akan menjadi trailing.
8
9. Gb. 2.8 Tipe Two Leading
c. Model dual two leading
Konstruksi model ini dilengkapi dengan dua buah silinder
roda yang dipasang di atas dan di bawah sepatu primer dan
sekunder. Pada model ini baik maju maupun mundur kedua sepatu
rem menjadi trailing.
Gb. 2.9 Tipe Dual Two Leading
d. Model uni servo
Konstruksi model ini dilengkapi dengan dua buah silinder
diabagian atas sepatu primer dan sekunder. Bila pedal rem ditekan,
maka piston bergerak mendorong sepatu rem searah putaran
tromol. Akibatnya timbul gesekan dan diteruskan ke sepatu
sekunder. Gerakan sepatu trailing dijaga silinder roda dan tenaga
yang dihasilkan besar. Bila putaran tromol terbalik, maka kedua
sepatu rem akan menjadi trailing, maka kedua sepatu rem akan
menjadi trailing dan efek pengereman jelek.
9
10. Gb. 2.10 Tipe Uni Servo
e. Model duo servo
Konstruksi model ini dilengkapi sebuah silinder roda
dengan dua buah piston. Tekanan dari silinder rem di
seimbangkan oleh penyetel sepatu rem sehingga distribusi tekanan
merata dan sepatu rem berfungsi sebagai leading walaupun
gerakan tromol maju mundur.
Gb. 2.11 Tipe Duo Servo
2. Rem cakram
Rem cakram digunakan sebagai pengganti rem tromol, dimana
pada dasarnya piringan cakram, terdiri dari cakram yang berputar
dengan rotor dan bahan gesek yang mendorong dan menjepit cakram.
Daya pengereman dihasilkan oleh adanya gesekan antara pada dan
cakram.
10
11. Gb. 2.12 Rem Cakram
a. Komponen-komponen Cakram
1. Piringan cakram
Pada umumnya cakram terbuat dari besi tuang dang
diberi lubang-lubang yang fungsinya untuk ventilasi serta
pendingin, dengan adanya ventilasi umur pad lebih panjang
dan tahan lama.
Gb. 2.13 Piringan Cakram
2. Pad Rem
Pad rem terbuat dari campuran metallic fiber dan sedikit
serbuk besi. Pada pad rem diberi garis celah untuk
menunjukan tebal pad. Dengan demikian dapat mempermudah
dalam pengecekan keausan pad. Pada beberapa pad,
pengguanaan metallic plate dipasangkan pada sisi piston dari
pad yang fungsinya untuk mencegah bunyi saat pengereman.
11
12. Gb. 2.14 Pad Rem
3. Caliper juga disebut dengan cylinder body, memegang pistonpiston dan dilengkapi saluran saat minyak rem yang disalurkan
ke silinder. Pada disc brake terdapat beberapa jenis caliper
yang diantaranya adalah :
1) Tipe Fixed Caliper (double piston)
Pada tipe ini piston ditempatkan pada dua sisi
caliper. Radiasi panas fixed caliper terbatas karena silinder
rem berada pada cakram dan velg, menyebabkan sulit
tercapainya
pendinginan.
Untuk
itu
membutuhkan
penambahan komponen yang banyak guna mengatasi hal
tersebut. Jenis fixed caliper ini sudah jarang digunakan.
Gb. 2.15 Tipe Fixed Caliper
2) Floating Caliper (single Piston)
Pada tipe ini piston ditempatkan pada satu sisi
caliper, system kerjanya adalah tekanan hidrolis dari
master
silinder,
12
kemudian
mendorong
piston
dan
13. selanjutnya menekan pada rotor disc (cakram). Pada saat
yangsama tekanan hidrolis menekan sisi pad sehingga
menjepit cakram dan terjadilah usaha tenaga pengereman.
Dalam tipe ini kemampuan pengeremannya dibangkitkan
oleh kedua pad sehingga daya pengereman lebih baik. Tipe
ini sering digunakan pada kendaraan penumpang saat ini.
Gb. 2.16 Tipe Floating Caliper
Caliper tipe floating dapat dibedakan menjadi
Tipe semi floating
Tipe FS
Tipe full floating
Tipe F
Tipe AD
Tipe FS
Tipe PD
Caliper
tipe
semi
floating
menerima
tenaga
pengereman yang dibangkitkan dari pad bagian luar. Pada
caliper tipe full floating, kemampuan pengeremannya
dibangkitkan oleh kedua pad dengan torque plate. Caliper
tipe
floating
banyak
digunakan
pada
kendaraan
penumpang modern.
1. Tipe semi floating (PS)
Caliper dipasang dengan bantuan dua buah pen
pada torque plate. Apabila rem bekerja, maka body
bergerak masuk dengan adanya gerakan piston.
Tekanan pengereman yang berlaku pada pad bagian
13
14. luar diterima oleh caliper dan meneruskan momen ke
pin pada arah putaran. Kekuatan reaksi pad pada
bagian dalam diterima langsung oleh plate.
Mekanisme tipe ini sangat sederhana, tipe caliper tipe
ini cenderung tidak berfungsi sangat kecil, dan
memenuhi syarat mudah perawatan dan memiliki
kemampuan pengereman. Tipe ini sering digunakan
pada rem cakram belakang yang rem parkirnya
dipasang di dalamnya.
Gb. 2.17 Tipe PS
2. Tipe full floating
a. Tipe F
Tipe f mempunyai caliper yang ditunjang
oleh torque plate sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dapat meluncur. Arm akan maju
dari caliper untuk memindahkan gerak piston untuk
menekan pad bagian luar.
Tipe ini membutuhkan tempat yang sedikit
tapi cenderung lebih banyak teseret dari tipe
lainnya karena permukaan luncur dari caliper dan
torque plate tersembunyi. Tipe ini digunakan pada
disc brake bagian belakang untuk beberapa model
kendaraan.
14
15. Gb. 2.18 Tipe F
b. Tipe FS
Caliper
tipe
ini
dipasang
dengan
menggunakan dua pin (main pin dan sub pin) pada
torque plate yang dibautkan pada caliper itu
sendiri. Caliper dan dua pin digerakan sebagai satu
unit oleh piston. Reaksi tenaga (reaction force) dari
inner dan outer pad diterima oleh torque plate dan
dengan demikian (torque) tidak diteruskan ke pin.
Selanjutnya, bagian yang meluncur (sliding
section) pada caliper (main pin dan sub pin)
disembunyikan seluruhnya. Hal ini merupakan
design yang dapat menambah keandalan pada
bagian ini. Tipe FS agak kurang terseretnya
dibandingkan tipe F dan sering digunakan pada
rem-rem depan kendaraan luxury (mewah).
Gb. 2.19 Tipe FS
15
16. c. Tipe AD
Main pin pada tipe AD adalah press-fitted
pada torque plate kesamaan pada sub-pin yang
dibautkan. Stainless shep plate (suatu shim untuk
mengurangi bunyi, anti sequel shim) dipasang pada
pad dan bagian torque plate yang besentuhan untuk
mencegah suara yang kurang enak dan untuk
keausan pad. Tipe ini digunakan pada rem depan
kendaraan penumpang ukuran menengah.
Gb. 2.20 Tipe AD
d. Tipe PD
Tipe PD dasarnya sama dengan tipe AD
kecuali pada main dan sub-pin saja yang dibaut
pada torque plate. Tipe PD ini digunakan pada
rem-rem kendaraan penumpang yang kecil.
Gb.2.21 Tipe PD
16
17. BAB III
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Bengkel
Bengkel berdiri tahun 1981 yang berlokasi di Adipala. Mula – mula
berdirinya bengkel mobil Lacar ini karena semakin banyaknya kendaraan
roda empat di daerah Adipala ini serta kurangnya bengkel didaerah tersebut.
Bengkel ini didirikan oleh Bapak Suyadi. Awalnya beliau bekerja sambil
belajar di bengkel – bengkel dan akhirnya beliau memiliki keinginan untuk
membuka bengkel sendiri mulai merintisnya pada tahun 1975. Bengkel ini
mengalami perkembangan yang cukup pesat dan jayanya bengkel tersebut
pada tahyun 1989-2000 dan setelah itu mengalami pasang surut, kemudian
mulai ramai lagi pada tahun 2010 sampai saat ini.
B. Struktur Organisasi Persuahaan
Pimpinan Bengkel
SUYADI
Mekanik I
ADMAN
Mekanik II
KASIRUN
Mekanik III
SUYADI
Gb. 3.1 Struktur organisasi
C. Tata Tertib Perusahaan / Bengkel
Perusahaan / industry yang baik, tentunya memiliki aturan-aturan
tertentu agar peraturan tersebut ditaati oleh karyawan / mekanik dari peserta
PSG. Dalam bengkel “LANCAR” tata tertib sebagai berikut :
1. Semua siswa yang mengikuti Prakerin wajib memakai wearpack.
2. Siswa dilarang merokok
3. Saat praktek berlangsung, siswa dilarang bersenda gurau
17
18. 4. Siswa dilarang membawa senjata tajam
5. Siswa disarankan menyambut alat sesuai dengan fungsinya
6. Menjaga nama baik perusahaan / bengkel
7. Saling menghormati satu sama lain.
D. Jam Kerja
No.
Hari
Berangkat
Istirahat
Pulang
1.
Senin
08.00 WIB
12.00-13.00 WIB
16.30 WIB
2.
Selasa
08.00 WIB
12.00-13.00 WIB
16.30 WIB
3.
Rabu
08.00 WIB
12.00-13.00 WIB
16.30 WIB
4.
Kamis
08.00 WIB
12.00-13.00 WIB
16.30 WIB
5.
Jum’at
08.00 WIB
11.30-13.00 WIB
16.30 WIB
6.
Sabtu
08.00 WIB
12.00-13.00 WIB
16.30 WIB
7.
Minggu
Libur
Libur
Libur
E. Denah Lokasi
DARI MAOS
DARI KROYA
DARI SRANDIL
L
LOKASI
SD
DARI PANTAI BUTON
DARI CILACAP
PASAR ADIPALA
Gb. 3.2 Denah lokasi
18
19. BAB IV
PEMBAHASAN
A. Fungsi
Fungsi rem yaitu :
1. Untuk mengurangi kecepatan kendaraan
2. Untuk menghentikan laju kendaraan
3. Memungkinkan kendaraan parker ditempat menurun
4. Sebagai alat pengaman dan menjamin pengendaraan yang aman.
B. Prinsip Kerja Rem Cakram
System rem piringan bekerja dengan adanya suatu gerak gesek antara
pad rem yang diam dengan piringan yang berputar. Pada kendaraan berjalan
mesin berfungsi mengubah energy panas menjadi energy kinetic maka
sebaliknya dari prinsip kerja rem yaitu mengubah energy kinetic menjadi
energy panas dimana pada saat pengereman akan terjadi gesekan antar pad
rem dengan piringan yang akan menghasilkan panas yang selanjutnya panas
dilepas ke udara bebas.
Penggunaan rem selanjutnya berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan,
maka akan timbul panas karena adanya gesekan antar pad dan cakram.
Selama proses pengereman berlangsung, temperature pad dan cakram akan
naik sehingga akan menyebabkan cakram memuai. Cakram yang panas akan
mengurangi daya pengereman.
Rem cakram mempunyai batas pembuatan pada bentuk dan ukurannya.
Karena berkaitan dengan aksi self enegizing limited. Sehingga perlu
tambahan tekanan hidrolik yang lebih besar untuk mendapatkan daya
pengereman yang efisien. Komponen tersebut dinamakan boster rem. Boster
rem mampu melipat gandakan daya penekanan pedal, waktu penekanan pedal
lemah mampu diteruskan menjadi daya pengereman yang besar.
19
20. C. Pembongkaran, Perawatan, serta Pemasangan Komponen Rem Cakram
1. Komponen Bagian Atas
a. Pedal rem
Pedal rem yaitu komponen pada system rem yang berfungsi
untuk melakukan pengereman dengan jalan mendorong booster rem
kemudian ke silinder master. Penggunaan pedal rem biasanya dengan
cara di injak.
1. Data kelayakan
Tinggi pedal dari lantai : 154,7 – 164,7 mm (6,091 – 6,484
inci)
Gerak bebas : 3-6 mm(0,12 – 0,24)
2. Penyetelan pedal rem
a. Ukur tinggi pedal
Gb. 4.1 Mengukur Tinggi Pedal
b. Ukur brake pedal free play
Gb. 4.2 Mengukur Pedal Free Play
20
21. c. Ukur jarak pedal ke toe board ketika pedal ditekan (D)
Gb. 4.3 Mengukur Clearance Pedal Dengan Toe Board
b. Master silinder
Master silinder merupakan suatu bagian dari konstruksi rem
hidrolis yang berfungsi meneruskan tekanan pedal pengemudi menjadi
tekanan minyak dalam suatu silinder melalui mekanisme gerakan
torak dalam silinder master. Master silinder terbagi menjadi dua yaitu
jenis tunggal dan jenis ganda, prinsip kerja keduanya sama, hanya saja
konstruksinya yang berbeda. Pada laporan ini hanya akan dibahan
mengenai master silinder jenis ganda saja. Cara kerja master silinder
ganda yaitu saat rem kembali ke tangki dan katup inlet menutup
saluran masuk. Saat piston bergerak lagi, timbul tekanan dan juga
pada piston 2 juga timbul tekanan sehingga tekanan fluida timbul
pada system rem.
Gb.4.4 Master silinder
21
22. Pembongkaran
Gb. 4.5 pembongkaran master silinder
Keluarkan brake fluid dari bleeder screw
Lepaskan brake tube dari master silinder
Gb. 4.6 Melepas Hose dan Tube
Lepaskan master silinder dari brake booster
Gb. 4.7 Melepas Master Silinder
Lepaskan fluid reservoir
Lepaskan stopper bolt
Lepaskan stopper ring
Keluarka piston assembly dari master silinder body
22
23. Gb. 4.8 Melepas Piston Assembly Dan Periksa Check Valve
Pemeriksaan
Gb. 4.9 Pemeriksaan Master Silinder
Ukur master silinder diameter dalam dan pistonnya dengan
sliding caliper
Jika kelonggarannya melebihi limit, maka ganti master atau
pistonya.
Gb. 4.10 Mengukur Piston Clearance
Pemasangan
Berikan anti rust pada permukaan bagian dalam dari master
silinder
Pasang fluid reservoir dari bands.
23
24. Pasang kembali komponen-komponen master silinder sesuai
dengan urutan.
Gb. 4.11 Memberi Anti Rust
c. Brake rem
Brake booster berfungsi untuk menambah daya penekanan pedal
shingga daya pengereman yang besar atau baik dapat dicapai. Booster
terpasang pada master silinder, akan tetapi ada pula yan terpisah dari
master silinder.
Komponen-komponen booster rem diantaranya adalah :
Rumah booster
Piston booster
Diafragma
Reaction mechanism
Mekanisme katup
Cara keraja booster rem yaitu apabila pedal diinjak, katup
terbuka. Karena terjadi perbedaan tekanan, udara menekan diafragma,
push rod menekan piston pada master silinder. Selanjutnya minyak
rem ditekan untuk diteruskan ke silinder roda, lalu terjadilah
pengereman.
24
25. Gb. 4.12 Booster Rem
a. Melepas booster rem
Gb. 4.13 Pembongkaran Booster Rem
Keluarkan brake fluida
Lepaskan master silinder
Lepaskan vacuum hose pada sisi booster
Lepaskan sambungan operatif rod pada brake pedal
Lepaskan brake booster
Gb. 4.14 Melepas Master Silinder
25
26. b. Membongkar
Bersihkan booster body sebelum memulai pembongkaran
Lepaskan rear sheel
Gb. 4.15 Melepas Booster Assembly
Lepaskan retainer lalu keluarkan bearing dan valve body seal
dari rear shell
Lepaskan retainer, keluarkan plater, seal assembly, dan push
rod dari front shell
Gb. 4.16 Melepas Retainer
Tarik diafragma dari diafragma plate
Lepaskan silinder retainer dari diafragma plate
Lepaskan valve plunger stop key
Tarik valve roda dan plunger assembly
Gb. 4.17 Melepas Silender Retainer
26
27. c. Pemeriksaan
Gb. 4.18 Urutan Pemeriksaan
Tiup check valve dari arah engine
Tiup check valve dari arah brake booster
Periksa clearance antara booster push rod dengan master
silinder piston
Gb. 4.19 Meniup Check Valve
Ukur kedalam piston
Gb. 4.20 Mengukur Kedalaman Piston
Periksa clearance antara booster push rod dengan master
silinder
Lapisi komponen – komponen dengan gemuk
d. Pemasangan
Pasang kembali komponen- komponen sesuai dengan urutan
pembongkaran.
27
28. d. Brake line
Brake line yaitu saluran yang berfungsi untuk menyalurkan
minyak rem kesilinder roda atau caliper. Brake line dapat berupa
selang ataupun pipa-pipa.
a. Pemeriksaan
Periksa brake tube dari retak, pecah atau berkarat
Periksa brake hose dari retak, bocor, atau berkarat
Periksa brake tube flare nut dari rusak atau bocor
b. Pemasangan
Pasang brake hose
Pasang brake tube pada posisi yang baik, pasang kliper
2. Komponen Bagian Bawah
a. Caliper
Bagian yang tidak bergerak dari rem cakram adalah caliper,
dimana terdapat silinder-silinder rem, berikut sepatu rem beserta
pistonya. Apabila pedal rem diinjak, maka silinder – silinder rem akan
bekerja secara hidrolik sehingga sepatu – sepatu rem atau pad akan
menjepit, menahan, dan menghentikan carkram rem yang sedang
berputar.
b. Cakram atau piringan
Cakram atau piringan yaitu bagian yang berupa cakram atau
piringan yang ikut berputar bersama roda, bagian inilah yang akan
dijepit atau ditahan oleh pad.
a) Pemeriksaan
Angkat kendaraan dan lepas semua roda
Melepas baut sub pen
Bersihkan caliper dengan udara kompresor, mengamankan
kepala sub pen dengan kunci dan buka baut caliper.
28
29. Gb. 4.21 Melepas Baut Sub Pen
Membuka caliper, tarik caliper dan balikan ke atas, kemudian
masukan baut yang telah dilepas kedalam plat penahan agar
caliper tidak terjatuh.
Catatan : Slang rem tidak boleh dilepas, caliper tidak boleh
dilepas dari plat penahan dan jangan mengerem saat caliper
tidak terpasang.
Gb. 4.22 Menahan Caliper Dengan Baut
Melepas pad rem, lepaskan pad dalam terlebih dahulu,
kemudian baru pad luar serta shimnya.
Gb. 4.23 Melepas Pad Luar Dan Pad Dalam
29
30. Membongkar caliper
Lepas baut nepel agar minyak rem dalam silinder dapt
keluar.
Pembongkaran piston rem sebaiknya dilakukan dalam bak
air yang dicuci diterjen
Melepas karet penutup dan klip ring (ring pengunci
tersebut)
Membongkar piston rem menggunakan tekanan udara
kompresor apabila sulit, gunakan minyak rem untuk
mempermudah
proses
pelepasan
atau
menggunakan
minyak anti karat sebagai pelican.
b) Pemeriksaan
Memeriksa caliper dan piston
Setelah
piston
rem
terlepas,
bersihkan
dengan
menggunakan amplas halus hingga bersih, dan juga bersihkan
silinder. Pada saat pengamplasan, digunakan amplas halus (no.
1) dan dengan air agar tidak terjadi kecacatan atau goresan
pada piston maupun silinder. Setelah bersih, kemudian
keringkan dengan kompresor.
Proses
selanjutnya
setelah
caliper
bersih
adalah
melakukan pemeriksaan seluruh komponen-komponen caliper.
Hal ini idmaksudkan agar dapat diketahui komponenkomponen mana yang masih baik sehingga bias digunakan
kembali. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan adalah :
1.
Memeriksa komponen-komponen silinder, apabila piston
telah menglami korosi, maka harus ganti
2.
Memeriksa keadaan karet penutup, apabila telah mengeras
atau rusak maka harus ganti.
3.
Memeriksa keadaan karet penutup, apabila sobek atau
rusak, maka harus diganti agar kotoran dan air dari luar
30
31. tidak masuk kedalam silinder sehingga tidak menyebabkan
korosi dan rem macet.
Memeriksa keausan pad
Untuk memeriksa pad, gunakan penggaris, ukuran tebal
pad tidak boleh kurang dari 1,00 mm, bila kurang harus diganti
(tidak boleh kurang dari spesifikasi pabrik)
Gb. 4.24 Memeriksa Keausan Pad
Memeriksa cakram
hal yang dilakukan dalam memeriksa cakram yaitu :
1.
Mengukur tebal piringan, dilakukan dengan micrometer,
ganti piringan bila tebal minimum atau krang, bila tebal
piringan tidak rata atau aus, harus diratakan dengan bubut
atau ganti.
Gb. 4.25 Mengukur Tebal Piringan
2.
Ukur run out disc, digunakan dial indicator, ukur run out
disc pada posisi 10 mm dari ujung luar, run out disc
maksimal 0,06 mm. bila run out lebih besar dari
maksimum, ganti disc atau bubut disc. Perlu diperhatikan
31
32. sebelum mengukur run out, konfirmasi bahwa gerak bebas
bearing dalam spesifikasi.
Gb. 4.26 Mengukur Run Out Disc
Proses perataan komponen biasanya dilakukan
dibengkel bubut. Kondisi permukaan yang tidak rata
disebabkan oleh kondisi pad yang sudah habis sehingga
piringan akan bergesekan terus dengan besi pad. Gesekan
tersebut akan menyebabkan panas pada piringan dan besi
pad sehingga menurunkan kualitas dari piringan. Selain
menjadikan permukaan piringan menjadi tidak rata,
gesekan pada piringan akan menjadikan piringan menjadi
tipis.
c) Pemasangan
Pemasangan pad rem
Bersihkan plat penahan dimana pad akan dipasang.
Pasang plat penunjang 1, plat pengantar pad 2 dan pegas 3
pada plat momen 4 secara benar. Bersihkan pad rem dengan
ampelas pelan – pelan.
Gb. 4.27 Memasang Plat Penunjang Dan Plat Penghantar
32
33. Pemasangan pad dalam dan luar dengan shimnya.
Sambil mendorong pegas 3 keatas, pasang pad luar
bersama shimnya 5 pada plat penhan.
Gb. 4.28 Memasang Pad Luar Dan Pad Dalam Beserta
Shimnya.
Memaang caliper
Bila pad rem baru, maka minyak rem pada reservoir
harus dikurangi, karena dapat meluap saat piston didorong.
Dengan menggunakan palu doronglah piston. Masuk caliper
pelan-pelan supaya boots piston tidak terjepit.
Gb. 4.29 Memasang Kaliper
Memasang baut caliper
Pegang kepala sub-pen dengan kunci,
kemudian
kencangkan baut-baut caliper pada momen sepesifikasi.
33
34. Gb. 4.30 Memasang Baut Caliper Sesuai Dengan Torsinya.
d) Penggantian minyak rem
Pada perawatan berkala pada kilo meter tertentu minyak
rem dapat diganti, minyak rem memiliki masa pakai tertentu yang
harus diganti dengan yang baru, penggantian minyak rem kurang
lebih untuk pemakaian 20.000 KM dan apabila masih cukup
bagus tetapi dalam reservoir (pada master silinder) menunjukkan
batas minimal atau kurang dari F maka perlu untuk ditambah.
Minyak rem yang digunakan tipe DOT 3. Minyak rem ada dua
macam netral dan biasa. Untuk mobil-mobil saat ini biasanya
menggunakan jenis netral karena dapat menghasilkan daya
pengereman yang bagus.
Gb. 4.31 Macam-Macam Minyak Rem
e) Pemeriksaan pipa dan saluran minyak rem
Pemeriksaan system rem dari kebocoran dan masuknya
udara. Jika system rem diperbaiki atau ada udara di system rem,
buanglah udara tersebut. Jika saluran rem kemasukan udara
keluarkan udara dengan jalan tekan pedal rem berulang kali
34
35. kemudian kendorkan nepel buang udara dengan cara pedal rem
masih ditekan. Ulangi sampai tidak ada lagi gelembung udara.
Langkah-langkah membleending :
Angkat kendaraan
Tambahkan minyak pada reservoir sampai dibawah garis
MAX, Buka nipel pembuangan udara dari silinder roda yang
terjauh dari master silinder.
Masukan selang plastic pada ujung sumbat, dan ujung yang
lain masukan pada penampung oli.
Pembuangan udara dari sumbat terjauh, sampai terakhir yang
terdekat dengan master silinder.
Pedal ditekan beberapa kali, sambil member aba pada teknisi
saat pedal ditekan.
Teknisi
membuka sumbat
pembuang udara, kemudian
mengeraskan kembali sambil member aba pemompa pedal
rem.
Gb. 4.32 Penekanan Pedal Dan Pembuangan Udara
Ulangi prosedur F dan G sampai udara bersih
Atur tinggi minyak pada batas MAX.
Gb. 4.33 Titik-titik Sumbat Pembuangan Udara
35
36. f)
Pembersihan pad rem
Setiap kelipatan 10.000 KM pada kendaraan perlu ada
pembersihan dan penyetelan rem (clean and adjusting) perlakuan
pada disc brake adalah dengan membersihkan pad rem dan disc
dengan jalan mengendorkan baut caliper kemudian melepas pad
rem dan diamplas, pada disc juga dilakukan pengamplasan apa
bila perlu
D. Diagnose Ganggguan Pada Rem Cakram
No. Gangguan
1.
Penyebab
Cara Mengatasi
Pedal terlalu dalam
Batang
atau tidak kembali
silinder bengkok
penekan
Batang / setelan sudah
Ganti
Ganti
maksimal
Kampas rem aus
Ganti
Fluida rem macet
Bleeding
Terdapat udara pada
Bleeding
saluran hidrolik
Silinder master rusak
Injakan pedal empuk
Ada
dalam
Bleeding
(ngempos)
saluran
Sepatu rem di luar
2.
Ganti
Setel rem
udara
jangkauan
Silinder master rusak
Ganti
Sambungan longgar /
Kencangkan/ganti
saluran rem rusak
Fluida rem berkurang
3.
Pad rem basah karena
Pengereman
memerlukan
tenaga
Tambah fluida
Biarkan kering
air
yang berlebihan
36
37. Kampas rem panas
Piston macet
Tambah fluida
Pegas terlalu keras
Perbaiki / ganti
Booster
Rem keras
Ganti
Fluida kurang
4.
Biarkan dingin
Perbaiki / ganti
rem
tidak
kerja
Pedal tidak menyetel
5.
Pedal
rem
tidak
Setel
Pegas pedal lemah
Ganti
Pegas lemah
Ganti
kembali
6.
Rem mengerem terus
System
hidrolik
Periksa bleeding
tersumbat
Pad rem tidak kembali
7.
Jarak
rem
bekerja
rem terlalu jauh
Ganti / perbaiki
Terdapat udara pada
Bleeding
system
Fluida berkurang
Pad aus
9.
Pipa fleksibel retak
Terdapat fluida pada
Ganti
Sudah lama
Ganti
Terkena fluida rem
8.
Tambah fluida
Ganti
Caliper bocor
Perbaiki/ganti
caliper
Kebocoran
pada
Perbaiki /ganti
Pelumas kurang/ habis
Tambah fluida
Kebocoran system
Perbaiki/ganti
Minyak fluida cepat
Kebocoran
Perbaiki/tambah
habis
system rem
fluida
Rem tidak pakem
Basah karena oli
Bersihkan
Pad rem habis
Ganti
system
10.
11.
12.
Piston caliper macet
37
pada
38. Minyak fluida kuran
tidak
Ganti
Perbaiki
Aki/baterai habis
rem
Ganti
Arus tidak mengalir
Lampu
Switch rem rusak
Lampu putus
13.
Tambah fluida
Perbaiki/ganti
Saklar rusak
Perbaiki/ganti
menyala
14.
Lampu rem menyala
terus
15.
Rem tidak menyetel
Pemasangan salah
Perbaiki
16.
Fluida berkurang
Sambungan longgar
Perbaiki
Kebocoran
Perbaiki/ganti
pada
system
17.
Pengereman bersuara
Rem berbunyi
angin
Ganti/perbaiki
perbaiki
Pad habis
Ganti
Bersihkan
Tambah fluida
Cakram oleng
Pres cakram
Pad aus
20.
ban tidak sama
Fluida habis
Rem blong
Tambah/kurangi
Cakram licin
19.
Tekanan udara pada
Fluida mampet
kesalah satu sisi
Kencangkan
Caliper rusak
menarik
Perbaiki/ganti
Komponen longgar
Rem
Ganti
Cakram aus/kasar
18.
Pad aus
Ganti
21.
Pedal terlalu dangkal
Setelan pedal salah
Setel
22.
Rem selip
Injakan terlalu dalam
Setel
38
39. BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penulisan laporan ini, penulis dapat menarik kesimpulan,
diantaranya yaitu :
1.
Rem cakram merupakan Janis rem yang paling banyak digunakan pada
kendaraan-kendaraan modern berpenumpang. Karena konstruksinya yang
sederhana serta mudah dalam perawatan
2.
Pada rangkaian rem cakram, terdapat 4 komponen utama yaitu : master
silinder, booster rem, caliper, dan piringan (disc brake).
3.
Mekanisme rem cakram yaitu saat pedal ditekan, maka minyak fluida
mengalir dari master silinder menuju caliper melalui saluran minyak,
kemudian oleh caliper digunakan untuk menekan pad dengan bantuan
piston, sehingga pad dapat menjepit cakram kendaraan.
4.
Kerusakan yang sering terjadi pada system rem cakram tidak akan terjadi
jika dilakukan perawatan secara teratur dan berkala. Perawatan dan
pemeriksaan secara berkala akan dapat mendeteksi gangguan pada rem
cakram.
39
40. DAFTAR PUSTAKA
Sugiharto, arif.2007. “Cara Kerja dan Perbaikan Rem Disc Brake”. Universitas
Negeri Semarang, Semarang
Suzuki. Brake Sistem. PT. Indomobil Suzuki Internasional
Suzuki. Transmisi dan Transfer. Indomobil Suzuki Internasional
40