2. Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau
memberi contoh oleh pemimpin
kepadapengikutnya dalam upaya mencapai tujuan
organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan
adalah “melakukanya dalam kerja” dengan praktik
seperti pemagangan pada seorang senima ahli,
pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli
diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan
pengajaran/instruksi.
3. Terdapat beberapa Teori dalam kepemimpinan yaitu :
1. Teori Sifat
2. Teori Prilaku
3. Teori Situasional
4. Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas
dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin
yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan
kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai
sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-
76) adalah: – pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas,
obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan; –
sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi,
keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi
pendengar yang baik, kapasitas integratif; – kemampuan untuk bertumbuh dan
berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan
yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat
deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan
efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun
apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya
mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat
diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan
5. Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang
individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian
tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
– Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri
ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima
usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat
dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih
mementingkan tugas organisasi.
– Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi
kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan,
perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima
perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku
pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada
segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta
pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership
continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan
bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap
pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap
hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku
pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya
kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)
6. Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional
ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu
yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan
situasi organisasional yang dihadapi dengan
memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor
situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan
tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah
* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi
7. Tipologi kepemimpinan disusun dengan titik tolak
interaksi personal yang ada dalam kelompok . Tipe-
tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat
dikelompokkan dalam kelompok tipe berdasarkan
jenis-jenisnya
8. 1.Tipe Otokratis.
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin
yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut:
Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi,
Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan
organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat
semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran
dan pendapat, Terlalu tergantung kepada
kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-
rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang
mengandung unsur paksaan dan bersifat
menghukum.
9. 2.Tipe Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang
dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme
berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer.
Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah
seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut :
Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang
lebih sering dipergunakan, Dalam menggerakkan
bawahan senang bergantung kepada pangkat dan
jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-
lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari
bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya,
Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
10. 3.Tipe Paternalistis.
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin
yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri
sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai
manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi
(overly protective), jarang memberikan kesempatan
kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan
kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi
dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
11. 4.Tipe Karismatik.
Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-
sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya
diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik
yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai
pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu
sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi
pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang
sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik,
maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian
diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan,
umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria
untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar
Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy
adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya
masih muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika
Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai
orang yang ‘ganteng”.
12. 5.Tipe Demokratis.
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa
tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk
organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini
memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses
penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa
manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu
berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi
dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya,
senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari
bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan
teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas memberikan
kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat
kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi
berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat
kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan
bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha
mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
13. Dalam melaksanakan tugas kepemimpinan
mempengaruhi orang atau kelompok menuju tujuan
tertentu, kita pemimpin, dipengaruhi oleh beberapa
factor. Factor-faktor itu berasal dari diri kita sendiri,
pandangan kita terhadap manusia, keadaan kelompok
dan situasi waktu kepemimpina kita laksanakan.
Orang yang memandang kepemimpinan sebagai
status dan hak untuk mendapatkan fasilitas, uang,
barang, jelas akan menunjukkan praktek
kepemimpinan yang tidak sama dengan orang yang
mengartikan kepemimpinan sebagai pelayanan
kesejahteraan orang yang dipimpinnya.
14. Sebab yang terjadi bila implikasi manajerial
kepemimpinan dalam organisasi adalah akan
menciptakan kepemimpinan yang baik karna adanya
proses manajemen yang direncakan, karena induk
dari sebuah perusahaan adalah pemimpin jadi bila
pemimpin nya berkualitas maka perusahaan
tersebut akan menjukukan kualitasnya.