2. Latar Belakang Peperangan
• Djoened Poesponegoro dan kawan-kawan dalam Sejarah Nasional Ind
onesia VI (2008) menuliskan bahwa peristiwa Bandung Lautan Api dia
wali dengan datangnya pasukan Sekutu/Inggris pada 12 Oktober 1945.
• Beberapa pekan setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, pasukan Sekutu
yang tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies)
datang ke Indonesia usai memenangkan Perang Dunia II melawan Jepa
ng. Mohamad Ully Purwasatria dalam penelitian bertajuk "Peranan Su
kanda Bratamanggala dan Sewaka di Bandung Utara dalam Memperta
hankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948" (2014), menyampaikan, awal
nya kedatangan mereka hanya untuk membebaskan tentara Sekutu dari
tahanan Jepang. Namun, ternyata Belanda atau NICA membonceng pas
ukan Sekutu dan ingin menguasai Indonesia lagi. Bergolaklah perlawa
nan dari prajurit dan rakyat Indonesia atas kehadiran Belanda.
3. Penyebab
Ultimatum Tentara Sekutu agar Tentara Republik Indonesia (TRI,
sebutan bagi TNI pada saat itu) meninggalkan kota Bandung me
ndorong TRI untuk melakukan operasi "bumi-hangus". Para peju
ang pihak Republik Indonesia tidak rela bila Kota Bandung dima
nfaatkan oleh pihak Sekutu dan NICA.
Keputusan untuk membumi-hanguskan Bandung diambil melalui
musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan (MP3)
di hadapan semua kekuatan perjuangan pihak Republik Indonesi
a, pada tanggal 23 Maret 1946.
Kolonel Abdoel Haris Nasoetion selaku Komandan Divisi III TRI
mengumumkan hasil musyawarah tersebut dan memerintahkan
evakuasi Kota Bandung.[butuh rujukan] Hari itu juga, rombongan
besar penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan kota
Bandung dan malam itu pembakaran kota berlangsung.
4. ULTIMATUM
Peringatan dari Sekutu untuk Warga bandung
Seluruh penduduk diharuskan untuk menyerahkan semua senjata kepada Belanda dan
mengosongkan wilayah Bandung Selatan
“
“
Contents
5. Pasukan Sekutu mulai melancarkan propaganda. Rakyat Indonesia
diperingatkan agar meletakkan senjata dan menyerahkannya
kepada Sekutu. Pihak Indonesia tidak menggubris ultimatum terse
but. Angkatan perang RI merespons dengan melakukan
penyerangan terhadap markas–markas Sekutu di Bandung bagian
utara, termasuk Hotel Homan dan Hotel Preanger yang menjadi m
arkas besar Sekutu, pada malam tanggal 24 November 1945. Pada
27 November 1945, Kolonel MacDonald selaku panglima perang
Sekutu sekali lagi menyampaikan ultimatum kepada Gubernur
Jawa Barat, Mr. Datuk Djamin, agar rakyat dan tentara segera
mengosongkan wilayah Bandung Utara. Peringatan yang berlaku
sampai tanggal 29 November 1945 pukul 12.00 harus dipenuhi. Ji
ka tidak, maka Sekutu akan bertindak keras. Ultimatum kedua itu
pun tidak digubris sama sekali. Beberapa pertempuran terjadi di B
andung Utara. Pos-pos Sekutu di Bandung menjadi sasaran penyer
buan
6. Rangkuman Singkat Perisiwa
12 oktober 1945
Pasukan sekutu tiba di
Indonesia namun belanda/
NICA membonceng
pasukan sekutu dan ingin
menguasai Indonesia lagi
24 November 1945
Angkatan perang RI
merespons dengan
melakukan penyerangan
terhadap markas markas
sekutu di bagian bandung
utara
27 November 1945
Kolonel MacDonald
menyampaikan ultimatum
kepada gubernur Jawa
barat Datuk Djamin agar
rakyat dan tantara segera
mengosongkan wilayah
bandung utara
24 Maret 1946
Tentara Republik
Indonesia (TRI) dibawah
kepemimpinan kolonel A.H
Nasution memutuskan
untuk membumi
hanguskan bandung
7. Tokoh
Bandung
lautan
api
Kolonel Abdul Haris Nasution merupakan komandan divisi III dari Tentara Rakyat
Indonesia (TRI) atau yang saat ini disebut sebagai TNI. Ia berperan besar dalam
pengambilan keputusan peristiwa Bandung Lautan Api, setelah sekutu
memberikan ultimatum.
Kolonel A.H. Nasution bersama para pejuang lainnya tidak rela jika Bandung
dimanfaatkan oleh pihak sekutu. Melalui musyawarah Madjelis Persatoean
Perdjoeangan Priangan (MP3), dihadapan semua kekuatan perjuangan pihak
Republik Indonesia, Kolonel A.H. Nasution mengumumkan hasil musyawarah dan
memerintahkan evakuasi kota Bandung. Hari itu juga, penduduk Bandung
membakar rumah mereka dan meninggalkan kota Bandung.
Kolonel Abdul Haris Nasution
8. Tokoh
Bandung
lautan
api
Merupakan komandan Polisi Militer Bandung, Mayor Rukana adalah sosok dibalik
ide peristiwa Bandung Lautan Api. Saat musyawarah bersama Kolonel A.H
Nasution dan para pejuang lainnya, awalnya Rukana berpendapat untuk
melawan dengan meledakkan terowongan Sungai Citarum yang ada di
Rajamandala agar sungai meluap dan membuat Bandung menjadi lautan air.
Namun karena Mayor Rukana mengatakannya dengan emosi yang meluap-luap,
ia malah salah menyebut lautan air dan menjadi lautan api.
Mayor Rukana
9. Tokoh
Bandung
lautan
api
Merupakan salah satu anggota Barisan Rakyat Indonesia (BRI), Mohammad
Toha adalah salah satu komandan pejuang yang ditugaskan dalam misi
menghancurkan gudang senjata dan amunisi milik pasukan sekutu.
Tokoh pahlawan yang merupakan warga asli Bandung ini berhasil melaksanakan
misinya, meski harus mengorbankan nyawanya bersama seorang pejuang
lainnya yang bernama Mohammad Ramdan. Pengorbanannya tidak sia-sia,
karena setelah peledakan ini, sekutu mengalami kerugian besar dan kehilangan
pasokan senjatanya.
Muhammad Toha
10. Tokoh
Bandung
lautan
api
Sepulangnya dari menjumpai Sjahrir, Residen Ardiwinangun melanjutkan pesan
Sjahrir pada 22 Maret 1946. Bersamaan dengan pesan tersebut datang pula
telegram dari MBT atau Markas Besar Tentara di Yogyakarta yang isinya perintah
untuk mempertahankan Kota Bandung.
Sebelum pukul 24.00, 24 Maret 1946, Jenderal A.H Nasution sebagai Panglima
Divisi I Siliwangi, memerintahkan semua pegawai dan warga sipil untuk
mengungsi dan menjauh dari titik yang sudah ditentukan. Setelah itu ia
memerintahkan tentara untuk membumi hanguskan gedung-gedung yang ada di
kota Bandung.
Tidak hanya tentara, alih-alih mengungsi dari keadaan yang mencekam, warga
juga melancarkan aksi dengan membumi hanguskan rumahnya masing-masing.
Hal ini membuat sekutu tak berdaya dan tak punya harapan lagi untuk menduduki
Kota Bandung.
Membumi hanguskan seluruh kota adalah teknik geriliya yang diusung Nasution,
kelak teknik ini akan digunakan juga untuk menghadapi Agresi Belanda pada
1948.
Sutan Sjahrir