2. Presiden Joko Widodo
bersama Wapres Jusuf
Kalla pada Ahad (26/10)
mengumumkan susunan
“Kabinet Kerja” yang
terdiri dari 34 menteri dan
dilantik pada Senin
(27/10).
3. Selama 5 tahun ke depan
Kabinet Kerja menghadapi
tantangan besar :
TERPURUK
6. Misalnya, membangun :
e-government, e-budgeting, e-procurement, e-catalog dan e-audit
dijanjikan terwujud kurang dari dua minggu.
7. Jokowi pernah berjanji…
Tidak akan bagi-bagi kursi
menteri ke partai pendukungnya
dan tidak akan berada di bawah
bayang-bayang Megawati.
8. Faktanya…
Dari 34 menteri dalam Kabinet Kerja, 14 menteri berasal dari
orang-orang berlatar belakang parpol (PDIP 4 menteri, PKB 4
menteri, Nasdem 3 menteri, Hanura 2 menteri dan PPP 1 menteri).
11. “Karena di ujungnya nanti kalau ada apa-apa,
yang dukung, yang bela itu parpol
juga, maka konsul dengan pimpinan parpol
penting itu, apalagi parpol usulkan calon
bagian koalisi partai itu,”
-Jusuf Kalla, Wapres RI
12. “Kalau PDI Perjuangan, itu keluar
dari Ibu Ketum,”
-BambangWuryanto, Sekretaris Fraksi PDIP
15. …akan dihadapkan pada
masalah baru yang muncul dari
lahirnya delapan
kementerian baru.
16. Kabinet Kerja diisi oleh banyak menteri
pebisnis, baik berlatar belakang
pengusaha atau direktur/komisaris
perusahaan.
17. Ada kekhawatiran bahwa
“kabinet pengusaha” seperti itu
nantinya akan lebih pro bisnis
dan pragmatis; kepentingan
penguasa dan pemilik modal akan
lebih banyak diutamakan
daripada kepentingan rakyat.
18.
19. Kerangka sistem yang dibentuk oleh berbagai
UU yang ada adalah kerangka neo-liberal.
20.
21.
22. Dalam hal ini semua pihak perlu mengingat pesan Rasulullah saw., bahwa
kepemimpinan dan jabatan itu adalah amanah yang akan dimintai
pertanggungjawaban, sebagaimana sabdanya:
وَإِنَّهَا أَمَانَةٌ وَإِنَّهَا يَوْمَ الْقِيَامَ ةِ خِزْىٌ وَنَدَامَةٌ إِلاَّ مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِ هَا «
» وَأَدَّى الَّذِى عَلَيْهِ فِيهَا
Sesungguhnya jabatan itu adalah amanah. Sesungguhnya jabatan itu pada
Hari Kiamat akan menjadi kerugian dan penyesalan, kecuali bagi orang yang
mengambil jabatan itu dengan benar dan menunaikan kewajiban di
dalamnya (HR Muslim, Ibn Khuzaimah dan al-Hakim).
23. WalLâh a’lam bi ash-shawâb.
[Sumber : http://hizbut-tahrir.or.id ]