Dokumen tersebut membahas mengenai andong, alat transportasi tradisional Yogyakarta yang sedang terancam punah. Andong dulunya merupakan alat transportasi kerajaan, namun kini jumlahnya terus menurun setiap tahunnya akibat berkurangnya permintaan dan kurangnya dukungan pemerintah untuk melestarikannya. Jika tidak ada tindakan, diprediksi pada tahun 2031 andong akan sepenuhnya
18. Nama : Harjono
Usia : 40 thn
Alamat : Bantul
Lama : 25 thn
Pengalaman
Tempat Kerja : Jl. Malioboro
Observasi Pertama
19. Beliau berkata "Dalam sehari andong bisa mendapatkan
3-4 pelanggan di hari libur dan 1-2 pelanggan di hari biasa. "
20. Hasil Observasi Pertama
• Biaya perawatan kuda dalam sehari kurang
lebih 40rb.
• Sebelum kuda dijadikan penarik andong,
kuda harus berusia 2 tahun dan dilatih
selama 3 bulan.
• Jenis kuda betina lebih diutamakan dalam
menarik andong daripada jantan. Karena
selain harganya murah, celana kuda lebih pas
dengan kuda jenis betina.
27. Nama : Sumardi
Usia : 50 thn
Alamat : Desa Jetis
Lama : 40 thn
pengalaman
Observasi Kedua
28. Ketika kami bertanya "Apakah pemesanan andong semakin meningkat atau
semakin sedikit?" Beliau menjawab "Semakin sedikit.".
29. Lalu bagaimana dengan pemerintah? Beliau menjelaskan " Hanya sekali pemerintah
datang ketempat ini, itupun hanya lihat-lihat. Setelah itu tidak pernah lagi.”
34. Hasil Observasi Kedua
• Permintaan pembuatan maupun perbaikan
andong semakin berkurang dari tahun ke
tahun.
• Pemerintah masih kurang peduli dengan
pelestarian andong meskipun telah
mengeluarkan peraturan daerah bahwa
andong dilindungi pihak kesultanan.
35. Aneh?!?
• Pemerintah Jogja menjadikan andong
sebagai ikon kota Jogja.
• Pihak kesultanan menyatakan akan
melindungi dan menjaga andong-andong
di kota Jogja.
36. Jumlah Andong Di Yogyakarta
2006
1000
2012
380
2015
320
2006
2012
2015
2006 - 2012
620 (62%)
2012 - 2015
60 (15.79%)
Tiap tahun jumlah andong di Yogyakarta berkurang 20 buah.
*Dinas Perhubungan Kota Jogja