zakat fitrah dan zakat mal,zakat fitrah anak dalam kandungan,zakat fitrah anak perempuan bekerja,zakat fitrah akad,zakat fitrah amil,zakat fitrah berupa uang,zakat fitrah calculator,zakat fitrah ceramah,zakat fitrah eramuslim,zakat fitrah emas
2. Pengertian Zakat Fitrah
Zakat Fitrah, adalah zakat yang berkaitan dengan bulan Ramadhan, ketika kaum muslimin telah mengakhiri
masa-masa puasa mereka di bulan tersebut, hingga akhir bulan yang disusul dengan datangnya bulan Syawal.
Oleh karenanya ia disebut Fitr, yang artinya berbuka dan tidak lagi diwajibkan berpuasa. Dari sini kita
mengetahui bahwa zakat fitr adalah zakat yang disyariatkan sebagai pertanda berakhirnya bulan Ramadhan
dan memasuki bulan Syawal.
Hukum Zakat Fitrah
Zakat fitrah hukumnya wajib bagi setiap muslim yang memiliki sisa bahan makanan sebanyak satu sha’ (sekitar
2,5 kg) untuk dirinya dan keluarganya selama sehari semalam ketika hari raya.
Dalilnya adalah :
1. Dari Ibn Umar radliallahu ‘anhuma, beliau berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah dengan satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum,
kepada setiap budak atau orang merdeka, laki-laki atau wanita, anak maupun dewasa, dari kalangan kaum
muslimin. Beliau memerintahkan untuk ditunaikan sebelum masyarakat berangkat shalat id. (HR. Bukhari)
2. Dari Ibn Abbas radliallahu ‘anhuma, beliau mengatakan:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah, sebagai pembersih bari orang yang puasa dari
segala perbuatan sia-sia dan ucapan jorok serta sebagai makanan bagi orang miskin. Siapa yang
menunaikannya sebelum shalat id maka zakatnya diterima, dan siapa yang menunaikannya setelah shalat id
maka hanya menjadi sedekah biasa. (HR. Abu Daud, Ad Daruquthni dan dishahihkan Al Albani)
3. Niat Zakat Fitrah
Niat adalah amalan hati, karena itu, ulama sepakat
tidak boleh melafalkan niat. melafalkan niat, sama
sekali tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam maupun para sahabat.
Inti niat adalah keinginan untuk melakukan ibadah
tersebut karena Allah. Seseorang dianggap telah
memiliki niat zakat fitrah, ketika dia sudah memiliki
keinginan untuk menyerahkan sejumlah beras
sebagai zakat fitrah, ikhlas karena Allah.
4. Syarat wajib zakat fitrah
Syarat wajib zakat fitrah ada tiga:
• Pertama, islam. Zakat ini wajib bagi setiap kaum
muslimin: orang merdeka maupun budak, laki-
laki maupun wanita, anak maupun dewasa.
Berdasarkan hadis Ibn Umar: Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat
fitrah…. kepada setiap budak atau orang
merdeka, laki-laki atau wanita, anak maupun
dewasa, dari kalangan kaum muslimin(HR.
Bukhari)
5. Syarat wajib zakat fitrah
• Kedua, memiliki bahan makanan lebih dari
satu sha’ untuk kebutuhan dirinya dan
keluarganya, selama sehari semalam ketika
hari raya
6. Syarat wajib zakat fitrah
• Ketiga, telah masuk waktu wajibnya pembayaran zakat,
yaitu ketika terbenamnya matahari di hari puasa terakhir,
menjelang tanggal satu syawal. Berdasarkan hadis Ibn
Umar, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan
zakat fitri setelah ramadhan…(HR. Bukhari). Makna: “…fitri
setelah ramadhan…” waktu fitrah Ramadhan terjadi ketika
matahari terbenam di hari terakhir bulan Ramadhan.
Barangsiapa yang menjumpai waktu ini maka dia wajib
membayar zakat fitrah. Sehingga orang yang meninggal
sebelum terbenamnnya matahari di hari terakhir
Ramadhan, dia tidak wajib zakat. Demikian pula bayi yang
dilahirkan setelah terbenamnya matahari di hari terakhir
ramadhan, juga tidak wajib zakat.
7. Siapa Yang Diwajibkan Menunaikan
Zakat Fitrah?
Zakat fitr diwajibkan kepada siapa saja dari kaum muslimin yang hidup di dunia pada saat terbenamnya
matahari pertanda masuknya satu Syawal di malam Idul Fitri. Dimana seorang muslim mengeluarkan zakat atas
dirinya dan siapa saja yang wajib dinafkahinya seperti anak, isteri atau budaknya. Jika seseorang memiliki harta
sendiri, maka dia mengeluarkan zakat dari hartanya, jika tidak ada maka yang membayarkan zakatnya adalah
yang menafkahinya.Berdasarkan hadis Ibn Umar,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah…. kepada setiap budak atau orang merdeka,
laki-laki atau wanita, anak maupun dewasa, dari kalangan kaum muslimin…(HR. Bukhari)
Orang yang wajib membayar zakat fitr adalah seseorang yang memiliki kelebihan harta dalam tempo waktu
sehari semalam di hari itu. Jika seseorang telah memiliki kecukupan untuk memenuhi kebutuhan nafkah dirinya
dan keluarganya di hari dan malamnya, kemudian masih ada kelebihan yang cukup untuk membayar zakat fitr,
maka ia wajib untuk membayar zakat fitr untuk dirinya dan keluarganya, meskipun dia tidak termasuk orang
yang kaya. Namun jika tidak memiliki kelebihan dari nafkah wajibnya, maka tidak ada kewajiban baginya
membayar zakat fitrah.
Dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, memerintahkan untuk membayar sedekah fitr
untuk anak kecil, orang dewasa, merdeka dan budak, dari orang- orang yang wajib kalian nafkahi.” (HR.Baihaqi
dan Ad-Daruquthi, dihasankan Al-Albani dalam Al-Irwa:835)
Apabila ada seorang anak yang lahir di hari terakhir bulan Ramadhan sebelum terbenamnya matahari yang
menunjukkan masuknya satu Syawal, maka wajib dibayarkan zakat fitr untuknya. Demikian pula yang masuk
Islam di hari terakhir Ramadhan sebelum terbenamnya matahari, wajib baginya membayar zakat fitr. Namun
jika bayi tersebut lahir atau seseorang masuk Islam setelah terbenamnya matahari di malam satu syawal, maka
tidak ada kewajiban zakat fitr baginya.
8. Apakah Janin Wajib Dizakati?
Adapun janin yang masih berada di dalam perut ibunya, tidak
ada kewajiban zakat fitr baginya, sebagaimana yang dikuatkan
oleh mayoritas para Fuqaha. Namun jika ia ingin
mengeluarkan zakat untuk janin, maka hal itu disukai,
sebagaimana yang diamalkan oleh Utsman bin Affan
Radiyallohu ‘anhu, bahwa beliau mengeluarkan zakat untuk
anak kecil, orang dewasa dan janin dalam kandungan.
(Diriwayatkan oleh Abdullah bin Ahmad dalam Masaail-nya
(9/170) dari Humaid bin Bakr dan Qatadah)
Abdurrazzaq meriwayatkan dalam Mushannaf-nya, dan Ibnu
Abi Syaibah dalam mushannafnya dari Abu Qilabah berkata:
“mereka (para sahabat Nabi) menunaikan zakat Fitrah hingga
mereka membayar zakat untuk janin dalam kandungan.”
9. Kapan Zakat Fitrah Dikeluarkan?
Mengeluarkan zakat Fitrah, ada tiga waktu:
Waktu yang utama, ditunaikan di pagi hari raya, sebelum berangkat menuju shalat Ied. Berdasarkan
hadits Ibnu Umar, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, memerintahkan untuk membayar zakat
fitr sebelum manusia keluar menuju shalat.” (Muttafaq alaihi)
Waktu wajib, yaitu di saat terbenamnya matahari pada hari akhir di bulan Ramadhan, yang
menunjukkan masuknya satu syawal.
Waktu diperbolehkan, yaitu mengeluarkan zakat fitr sebelum hari raya sehari, dua hari, atau tiga hari
sebelumnya.Hal ini berdasarkan hadits Ibnu Umar bahwa mereka (para sahabat Nabi) mengeluarkan
zakat fitr sehari atau dua hari (sebelum hari raya).”
(HR.Bukhari)
Juga diriwayatkan Imam Bukhari dari hadits Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu, tatkala Abu Hurairah
menjaga zakat fitr selama tiga malam, lalu setan datang mencuri selama tiga malam tersebut.
Adapun mengeluarkan zakat fitr setelah shalat Idul Fitri, maka itu sudah tidak termasuk zakat fitr,
namun hanya sebagai sedekah biasa. Sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radiyallahu
‘anhu, bahwa ia berkata: “Barangsiapa yang menunaikannya sebelum shalat (Ied), maka itu zakat yang
diterima, dan siapa yang menunaikannya setelah shalat, maka itu hanya sedekah diantara sedekah-
sedekah yang ada.”(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, dihasankan Al-Albani dalam sahih Abu Dawud)
Namun para ulama mengecualikan orang yang memiliki udzur sehingga dia membayar zakat fitr setelah
shalat Idul Fitr. Seperti halnya orang yang tertidur hingga ia terbangun setelah kaum muslimin
melaksanakan shalat Ied, maka diperbolehkan baginya membayarnya setelah shalat Ied. Wallahu A’lam.
10. Apa Yang Dikeluarkan Sebagai Zakat
Fitrah?
Yang dikeluarkan sebagai zakat fitr adalah yang menjadi makanan pokok manusia yang ada di negeri tersebut. Adapun makanan
pokok yang ada di negeri kita (Indonesia) adalah beras, sehingga beraslah yang dikeluarkan sebagai zakat fitrah.
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Abu Said Al-Khudri Radiyallahu anhu, berkata: “Kami
mengeluarkan (zakat) hari fitr di jaman Rasulullah satu sha’ dari makanan.” Lalu berkata Abu Said: “makanan kami ketika itu
adalah gandum, kismis, susu beku (semisal keju), dan kurma.” (HR.Bukhari:1439)
Adapun mengeluarkan zakat fitr dengan uang, hal ini tidak diperbolehkan menurut pendapat yang lebih kuat dari para ulama,
dengan beberapa alasan:
Hadits- hadits yang datang dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, menunjukkan bahwa yang dikeluarkan adalah makanan
pokok,bukan makanan yang lain, bukan barang, dan bukan pula uang.
Tidak dinukilkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau menganjurkan mengeluarkan zakat fitr dengan dinar atau
dirham , tidak seperti halnya Beliau memerintahkan mengeluarkan zakat harta (bukan zakat fitr) dengan dinar dan dirham. Kalau
seandainya membayar dengan dirham diperbolehkan pada zakat fitr, tentu Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam, telah
menerangkannya.
Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah: “Tidak halal bagi seseorang mengeluarkan zakat fitr dengan dirham (uang
maksudnya,pen), atau pakaian, atau kasur. Namun yang wajib adalah mengeluarkannya dengan apa yang diwajibkan oleh
Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam,, dan tidak teranggap apa yang dianggap baik oleh manusia, sebab syariat ini tidaklah
mengikuti pendapat orang, namun ia berasal dari yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui, dan Allah Subhaanahu wata’aala,
Maha Mengetahui dan Maha Bijak, sehingga apabila telah diwajibkan melalui lisan Muhammad Shallallohu ‘alaihi wasallam, satu
sha’ dari makanan, maka tidak boleh melanggar hal itu meskipun akal- akal kita menganggapnya baik, namun yang wajib bagi
seseorang jika ia menganggap baik sesuatu yang menyelisihi syariatnya, agar hendaknya ia menuduh akal dan pendapatnya.”
(Majmu’ fatawa Ibnu Utsaimin: 18/280)
Pendapat yang tidak membolehkan membayar zakat fitr dengan uang adalah pendapat Imam Ahmad, Imam Syafi’i, dan yang
lainnya.
11. Ukuran Zakat Fitrah
Adapun ukuran zakat fitr yang dikeluarkan, sebanyak satu sha’. Berkata Abu Said Al-Khudri Radiyallahu ‘anhu: “Kami
mengeluarkannya pada jaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, satu sha’ dari makanan.”(Muttafaq alaihi)
Satu sha’ itu seukuran 4 mud, 1 mud seukuran dengan dua telapak tangan laki-laki dewasa yang tidak terlalu besar dan
tidak pula terlalu kecil. Para ulama memperkirakan ukurannya sekitar 2,3 kg dari beras. Wallahu A’lam.
Siapa Mustahiq (yang berhak) Mendapatkan Zakat Fitrah?
Zakat fitrah hanya diberikan kepada fakir miskin menurut pendapat yang lebih kuat, dan tidak diberikan kepada muallaf,
ibnu sabil, dan yang lainnya dari 8 golongan yang disebut dalam surah at-Taubah (60). Sebab ayat tersebut berkenaan
tentang mustahiq dalam zakat maal, bukan zakat fitr. Hal ini berdasarkan hadits Ibnu Abbas Radiyallohu anhu, berkata:
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, mewajibkan zakat fitr untuk menyucikan orang yang berpuasa dari perbuatan
sia-sia dan kesalahan, dan memberi makan kepada orang- orang miskin.” (HR.Bukhari)
Adapun yang ditugaskan mengumpulkan zakat fitr, jika dia termasuk fakir miskin, maka dia boleh mengambil zakat fitr,
namun jika tidak, maka dia tidak boleh mengambilnya.
Bagaimana Cara Membagikan Zakat Fitrah?
Dalam membagikan zakat fitr, bisa dilakukan dengan dua cara:
1. Membagikan secara langsung kepada fakir miskin, tanpa melalui perantara. Cara ini lebih menenangkan orang yang
membayar zakat, sebab dia dapat mengetahui secara langsung bahwa zakatnya telah diterima oleh yang berhak
menerimanya.
2. Menyerahkan zakat tersebut kepada yang diberi tanggung jawab untuk mengumpulkan zakat fitr, seperti halnya Abu
Hurairah Radiyallohu anhu, yang ditugaskan untuk menjaga zakat Ramadhan (fitr). Sebagai tuntunan ringkas , tulisan
tentang zakat fitr ini mudah-mudahan dapat difahami dengan baik dan diamalkan, dan semoga Allah Azza wa Jalla,
menyempurnakan amalan ibadah kita di bulan Ramadhan, sehingga kita termasuk diantara hamba-hamba-Nya yang
meraih ampunan-Nya.