SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Sistem Pemerintahan 
MATERI KELAS XII SEMESTER 1 BAB 2 SISTEM PEMERINTAHAN 
Standar Kompetensi 
2.Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan 
Kompetensi Dasar 
2.1. Menganalisis sistem pemerintahan di berbagai negara 
2.2. Menganalisis pelaksanaan sistem pemerintahan negara Indonesia 
2.3. Membandingkan pelaksanaan sistem pemerintahan yang berlaku di Indonesia 
dengan negara lain 
Indikator Hasil Pencapaian Belajar 
1. Siswa diharapkan dapat mengklasifikasikan sistem pemerintahan Presidensial dan 
Parlementer di berbagai negara 
2. Siswa diharapkan dapat mengidentifikasi ciri sistem pemerintahan Presidensial 
dan Parlementer 
3. Siswa diharapkan dapat menguraikan kelebihan dan kekurangan sistem 
pemerintahan Presidensial dan Parlementer 
4. Siswa diharapkan dapat menguraikan sistem pemerintahan yang digunakan oleh 
negara Indonesia menurut UUD 1945. 
5. Siswa diharapkan dapat membandingkan sistem pemerintahan Indonesia 
berdasarkan UUD 1945 sebelum perubahan dengan sesudah perubahan UUD 1945. 
6. Siswa diharapkan dapat menguraikan kelebihan dan kekurangan pelaksanaan 
sistem pemerintahan Indonesia 
7. Siswa diharapkan dapat membandingkan sistem pemerintahan Indonesia dengan 
negara lain 
Tujuan Pembelajaran 
1. Mengklasifikasikan sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer di 
berbagai negara 
2. Mengidentifikasi ciri sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer 
3. Menguraikan kelebihan dan kekurangan sistem pemerintahan Presidensial dan 
Parlementer 
4. Menguraikan sistem pemerintahan yang digunakan oleh negara Indonesia 
menurut UUD 1945. 
5. Membandingkan sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum 
dengan sesudah perubahan
6. Menguraikan kelebihan dan kelemahan pelaksanaan sistem pemerintahan 
Indonesia 
7. Membandingkan sistem pemerintahan Indonesia dengan negara lain 
Metode Pembelajaran 
1. Metode Ceramah (Preaching Method) 
2. Metode Diskusi (Discussion Method) 
3. Metode Pemberian Tugas 
4. Metode Studi Kasus 
Materi Pembelajaran 
1. Sistem Pemerintahan Parlementer dan Sistem Pemerintahan Presidensial 
Pengertian Sistem Pemerintahan 
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sistem mengandung tiga pengertian 
sebagai berikut: 
a. Seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk 
suatu totalitas. Contoh sistem politik 
b. Susunan pandangan, teori, asas yang teratur. Contoh sistem pemerintahan 
(demokrasi, totaliter, parlementer) 
c. Metode. Contoh sistem menanam padi. 
Kata sistem merupakan terjemahan dari kata system (bahasa Inggris) yang berarti 
susunan, tatanan, jaringan, atau cara. 
Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, dan yang berasal dari 
kata perintah, dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata-kata itu berarti: 
a. Perintah adalah perkataan yang bermakna menyuruh melakukan sesuatu 
b. Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu wilayah, daerah, atau 
negara 
c. Pemerintahan adalah perbuatan, cara, hal, urusan dalam memerintah 
Pemerintahan menurut KBBI berarti: 
a. Proses, cara, perbuatan memerintah 
b. Segala urusan yang dilakukan negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan 
rakyat dan kepentingan negara 
c. Jadi, pemerintahan adalah tindakan atau kegiatan pemerintah dalam 
menyelenggarakan pembuatan dan penegakan hukum guna mewujudkan 
kesejahteraan masyarakat dan kepentingan negara.
d. Pemerintah adalah sekelompok orang dan sejumlah lembaga yang membuat dan 
menegakkan hukum dalam suatu negara. 
Dalam arti yang luas, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan 
oleh badan-badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif di suatu negara dalam rangka 
mencapai tujuan penyelenggaraan negara. 
Dalam arti yang sempit, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan 
oleh badan eksekutif beserta jajarannya dalam rangka mencapai tujuan 
penyelenggaraan negara. 
Sistem pemerintahan adalah susunan yang teratur dari prinsip-prinsip yang 
melandasi berbagai kegiatan atau hubungan kerja antara legislatif, eksekutif, dan 
judikatif dalam menyelenggarakan pemerintahan suatu negara. 
Kekuasaan dalam suatu negara menurut Montesquieu diklasifikasikan menjadi tiga, 
yaitu: 
a. Kekuasaan Eksekutif berarti kekuasaan menjalankan undang-undang atau 
kekuasaan menjalankan pemerintahan 
b. Kekuasaan Legislatif berarti kekuasaan membentuk undang-undang 
c. Kekuasaan Yudikatif berarti kekuasaan mengadili terhadap pelanggaran atas 
undang-undang. 
Sistem pemerintahan negara dibagi menjadi dua klasifikasi besar, yaitu: 
a. Sistem pemerintahan parlementer: intinya parlemen mendominasi pemerintahan 
negara 
b. Sistem pemerintahan presidensial: intinya Presiden memegang peranan kunci 
dalam pemerintahan. 
Selain dua klasifikasi besar di atas, terdapat sistem pemerintahan yang 
disebut sistem kediktatoran proletariat yang intinya kekuasaan negara berada di 
tangan pemimpin partai (komunis), contohnya di negara Republik Rakyat Cina. Selain 
itu dikenal juga sistem pemerintahan campuran yang diterapkan di Republik Kelima 
Perancis dan dSwiss. 
Pengertian bentuk negara, bentuk kenegaraan, bentuk pemerintah, dan bentuk 
pemerintahan 
Bentuk negara adalah pengelompokan negara berdasarkan kriteria distribusi 
kekuasaan (secara resmi) antarberbagai tingkat pemerintahan dalam suatu 
negara.
Ada tiga bentuk negara, yaitu: 
a. Negara Kesatuan, yakni negara yang pemerintah pusatnya berdaulat penuh atas 
semua tingkat pemerintahan yang ada di bawahnya. 
b. Negara Federal/Serikat, yakni negara yang kekuasaannya secara formal dibagi 
menjadidua: kekuasaan pemerintah pusat federal dan kekuasaan pemerintah negara 
bagian. 
c. Negara Konfederasi, yakni bentuk kerjasama negara di mana pemerintah pusat 
tunduk pada kedaulatan masing-masing negara anggotanya. 
Dilihat dari susunannya, ada dua bentuk negara, yaitu negara yang bersusunan 
tunggal atau negara kesatuan (unitaris) dan negara yang bersusunan jamak 
atau negara serikat (federasi,federalis). 
Negara Kesatuan adalah negara yang bersusunan tunggal, artinya negara yang tidak 
tersusun dari beberapa negara, melainkan hanya terdiri atas satu negara. Hanya ada 
satu pemerintah, yaitu pemerintah pusat yang mempunyai kekuasaan tertinggi di 
negara itu. 
Ada dua cara/sistem negara kesatuan, yaitu: 
a. Sentralisasi, artinya semua hal dan urusan diatur oleh pemerintah pusat. Daerah 
tidak memiliki wewenang untuk mengatur sendiri hal yang menjadi urusan 
pemerintahan 
b. Desentralisasi, artinya penyerahan urusan dari pemerintah pusat atau daerah di 
atasnya pada daerah otonom sehingga menjadi urusan rumah tangga daerah otonom. 
Setiap daerah otonom memiliki pemerintah daerah yang berhak dan berwenang 
mengurus sendiri urusan pemerintahan. Contoh, Indonesia merupakan negara 
kesatuan dengan sistem desentralisasi 
Negara Serikat/Negara Federasi/Negara Federalis adalah negara yang bersusun 
jamak atau terdiri dari negara-negara bagian. Artinya, negara tersusun dari 
beberapa negara yang semula telah berdiri sebagai negara yang merdeka dan 
berdaulat. 
Dalam negara federasi terdapat: 
a. Dua macam negara: Negara bagian dan Negara federasi atau gabungan 
b. Dua macam pemerintah: Pemerintah negara bagian dan Pemerintah negara 
federasi 
c. Dua macam UUD: UUD negara bagian dan UUD negara federasi 
d. Dua macam urusan: Urusan negara bagian dan urusan bersama yang diurus oleh 
negara federasi 
e. Negara dalam negara: Negara bagian itu berada di dalam negara federasi
Urusan bersama yang diurus negara federasi adalah urusan-rusan pokok yang 
menentukan hidup matinya negara federasi, misalnya masalah pertahanan, 
hubungan luar negeri, dan keuangan. Contoh negara federasi adalah Amerika 
Serikat, Australia, Malaysia. 
Serikat Negara/Perserikatan Negara/Konfederasi, merupakan gabungan atau 
perserikatan dari beberapa negara berdaulat baik ke dalam maupun ke luar. 
Konfederasi terbentuk untuk maksud tertentu, misalnya hubungan luar negeri atau 
masalah pertahanan. Negara yang tergabung dalam konfederasi tetapsebagai negara 
merdeka dan berdaulat penuh. Konfederasi bukan negara dalam pengertian hukum 
internasional, karena masing-masing negara tetap merupakan subyek hukum 
internasional. 
Bentuk-bentuk Kenegaraan 
Bentuk-bentuk kenegaraan terdiri dari: 
a. Koloni, merupakan wilayah jajahan. Wilayah negara tersebut sepenuhnya berada 
di bawah negara lain secara internasional. Negara koloni adalah negara yang tidak 
berdaulat, sedang yang berdaulat adalah negara yang menjajahnya. Negara koloni 
terakhir adalah Republik Palay yang merdeka pada tahun ... 
b. Perwalian, adalah wilayah yang diurus oleh beberapa negara atau negara lain di 
bawah Dewan Perwalian PBB, dengan tujuan agar wilayah itu dapat mempersiapkan 
diri menuju pemerintahan sendiri dan kemerdekaan sepenuhnya. 
c. Dominion, merupakan negara yang tergabung dalam The British Commonwealth 
of Nations atau Negara Persemakmuran Inggris. Dominion adalah negara yang 
sebelumnya merupakan jajahan Inggris. Tujuan dominion adalah untuk mempererat 
persahabatan, kerjasama, dan mencapai kemakmuran negara-negara anggotanya. 
Anggota Dominion meliputi Australia, Kanada, Selandia Baru, Malaysia, dan Afrika 
Selatan. 
d. Protektorat, adalah negara yang berada di bawah perlindungan negara lain yang 
lebih kuat. Contoh, Hongkong merupakan protektorat Inggris sebelum diserahkan 
kembali kepada Cina. 
e. Uni, bentuk uni terjadi apabila dua negara/lebih yang berdaulat mempunyai 
seorang kepala negara yang sama dengan tujuan untuk menciptakan persatuan di 
antara negara-negara tersebut. Ada dua macam uni: 
i. Uni Riil atau Uni Nyata 
1. Bila kedua negara memiliki alat kelengkapan negara yang sama yang telah 
ditentukan terlebih dulu. 
2. Mengakui adanya satu kepala negara
3. Contoh: Uni Indonesia-Belanda 1949 dengan Ratu Yuliana (Belanda) sebagai 
kepala negara 
ii. Uni Personil 
1. Bila kedua negara mempunyai seorang raja yang sekaligus sebagai kepala negara, 
namun urusan pemerintahan tetap berada pada masing-masing negara tersebut. 
2. Contoh: Uni Belanda-Luxemburg (1839-1890), Uni Swedia-Norwegia (1814- 
1905), Uni Inggris-Hanover (1714-1837) 
f. Mandat, adalah bekas negara jajahan dari negara yang kalah sewaktu Perang 
Dunia I. Wilayah negara yang kalah diletakkan di bawah perlindungan negara yang 
menang perang serta diawasi oleh Dewan Mandat LBB. Tugas negara pemegang 
mandat adalah menyelenggarakan pemerintahan dan mempersiapkan wilayah negara 
itu menuju pemerintah sendiri. Contoh, Kamerun bekas jajahan Jerman dijadikan 
mandat oleh Perancis. 
Bentuk Pemerintah adalah pengelompokan negara berdasarkan cara pengisian 
jabatan kepala negaranya. 
Ada dua bentuk pemerintah, yaitu: 
a. Kerajaan/Monarki, adalah negara yang jabatan kepala negaranya diisi melalui 
sistem pewarisan. Contoh Jepang, Thailand, dan Inggris. 
b. Republik, adalah negara yang kepala negaranya diisi melalui cara-cara di luar 
sistem pewarisan, misalnya melalui proses pemilu langsung oleh rakyat. Contoh 
Indonesia, Amerika Serikat. 
Bentuk Pemerintahan adalah pengelompokan negara berdasarkan letak 
kekuasaan tertinggi dalam suatu negara. 
Bentuk Pemerintahan Secara Tradisional dibedakan menjadi: 
a. Monarki adalah bentuk pemerintahan negara yang kekuasaan tertinggi berada di 
tangan seorang penguasa tunggal, yaitu raja/ratu/kaisar/sultan. 
b. Aristokrasi adalah bentuk pemerintahan negara yang kekuasaan tertingginya 
berada di tangan satu lembaga kecil yang terdiri atas sekelompok orang/elit yang 
memiliki hak istimewa. 
c. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan negara yang kekuasaan tertingginya 
berada di tangan semua warga negara. 
Klasifikasi Mutakhir Tentang Bentuk Pemerintahan: 
a. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan untuk membuat 
keputusan tertinggi dalam suatu negara dikontrol oleh semua warga negara dewasa 
dalam masyarakat yang bersangkutan.
b. Kediktatoran adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan untuk membuat 
keputusan tertinggi dalam suatu negara dikontrol oleh satu orang 
c. Oligarki adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan untuk membuat 
keputusan tertinggi dalam suatu negara dikontrol oleh sekelompok elit. 
Sistem Pemerintahan Parlementer 
Pengertian Sistem Pemerintahan Parlementer 
Adalah sistem atau keseluruhan prinsip penataan hubungan kerja antarlembaga 
negara yang secara formal memberikan peran utama kepada parlemen atau badan 
legislatif dalam menjalankan pemerintahan negara. 
Contoh negara: Kerajaan Inggris, Belanda, India, Australia, Malaysia. 
Induk Sistem Pemerintahan Parlementer 
a. Kepala Negara (raja/ratu) 
Inggris adalah negara kerajaan. Karena itu, kepala negara Inggris selalu 
adalah raja/ratu. Raja menganggap dirinya mempunyai hak suci dari Tuhan untuk 
memerintah dunia. Raja-raja Inggris umumnya juga mempunyai lembaga penasihat 
yang ditentukan sendiri oleh raja, yang anggotanya hanya dari kalangan bangsawan 
dan pemimpin gereja. Mereka umumnya dipanggil bersidang oleh raja apabila negara 
memerlukan pajak. 
b. Parlemen 
Cikal bakal parlemen di Inggris adalah Witanagemot, yaitu dewan penasehat 
raja yang terdiri atas para pangeran, bangsawan, dan pejabat gereja yang dipilih 
dan dihentikan oleh raja. Lembaga ini kemudian dikenal dengan parlemen. Semakin 
sering raja memerlukan tambahan dana semakin sering parlemen bersidang, yang 
akan memperkuat kedudukan parlemen dan mematangkan kelembagaan parlemen itu 
sendiri. 
c. Kabinet 
Cikal bakal kabinet di Inggris adalah sebuah kelompok orang yang 
disebutCABAL yang dijadikan sebagai penasehat inti dan sekaligus penghubung 
dirinya dengan parlemen. Pemerintahan dikendalikan oleh perdana menteri dan 
kabinetnya. Sehingga merekalah yang bisa dipersalahkan atau diminta 
pertanggungjawaban. 
Prinsip-prinsip Sistem Pemerintahan Parlementer 
Ranney, pemusatan kekuasaan negara ke tangan parlemen di negara pengguna 
sistem pemerintahan parlementer dilakukan melalui dua sarana, yaitu:
a. Rangkap jabatan 
• Bahwa mereka yang menduduki jabatan menteri harus merupakan anggota 
parlemen 
• Kabinet dan para menterinya merupakan komisi parlemen yang didudukkan di 
lembaga eksekutif 
• Berbeda dengan ajaran Trias Politica yang menganut pemisahan kekuasaan. 
b. Dominasi resmi parlemen 
• Parlemen sebagai lembaga legislatif negara tertinggi 
• Parlemen membuat undang-undang baru, merevisi atau mencabut undang-undang 
yang berlaku 
• Parlemen dapat menyatakan mosi tidak percaya kepada kabinet/menteri 
• Parlemen, melalui pemimpin partai yang menguasai mayoritas kursi parlemen, 
menyusun kabinet atau dewan menteri 
• PM dan para menteri itu berasal dari kalangan anggota parlemen dan akan tetap 
menjadi anggota parlemen, sehingga hakikat kabinet hanyalah sebuah komisi dari 
parlemen 
• PM dan kabinetnya berkewajiban menjalankan kebijakan pemerintahan yang 
digariskan oleh parlemen, dan karena itu, harus bertanggung jawab kepada parlemen 
• Masa jabatan menteri/kabinet sangat tergantung pada kehendak parlemen 
• Kepala negara/raja berperan sebagai penengah bila terjadi pertentangan 
antara parlemen dan kabinet 
Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Parlementer 
a. Kabinet, yaitu para menteri di bawah pimpinan perdana menteri yang 
bertanggung jawab kepada parlemen (legislatif). Kabinet bertanggung jawab kepada 
parlemen dan dapat bertahan sepanjang mendapat dukungan mayoritas anggota 
parlemen. Hal ini berarti bahwa sewaktu-waktu parlemen dapat menjatuhkan 
kabinet jika mayoritas anggota parlemen menyampaikan mosi tidak percaya kepada 
kabinet. Lama masa jabatan kabinet tidak dapat ditentukan meskipun memiliki masa 
jabatan dalam waktu tertentu. 
b. Presiden adalah kepala negara, sedangkan kepala 
pemerintahan (eksekutif)adalah perdana menteri yang berasal dari partai politik 
yang mempunyai suara mayoritas di Parlemen. Kepala negara tidak sekaligus sebagai 
kepala pemerintahan. Kepala pemerintahan adalah perdana menteri, sedangkan 
kepala negara adalah presiden dalam negara republik atau raja/sultan dalam negara 
monarki. Kepala negara tidak memiliki kekuasaan pemerintahan. Ia hanya berperan 
sebgai symbol kedaulatan dan keutuhan negara.
c. Kepala Negara/Presiden atas saran pemerintah, yaitu Perdana Menteri dapat 
membubarkan parlemen. Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet 
maka presiden atau raja atas saran dari perdana menteri dapat membubarkan 
parlemen. Selanjutnya, diadakan pemilihan umum lagi untuk membentuk parlemen 
baru. 
d. Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya 
dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Parlemen memiliki kekuasaan 
besar sebagai badan perwakilan dan lembaga legislatif. 
e. Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang 
memenangkan pemiihan umum. Partai politik yang menang dalam pemilihan umum 
memiliki peluang besar menjadi mayoritas dan memiliki kekuasaan besar di 
parlemen. 
f. Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana menteri 
sebagai pemimpin kabinet. Perdana menteri dipilih oleh parlemen untuk melaksakan 
kekuasaan eksekutif. Dalam sistem ini, kekuasaan eksekutif berada pada perdana 
menteri sebagai kepala pemerintahan. Anggota kabinet umumnya berasal dari 
parlemen. 
Kelebihan atau Kebaikan Sistem Pemerintahan Parlementer 
a. Sistem/garis pertanggungjawaban dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan 
publik jelas/transparan 
b. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet menjadikan 
kabinet menjadi berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan 
c. Pembuatan kebijakan dapat ditangani secara tuntas karena mudah terjadi 
penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan 
eksekutif dan legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai. 
Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer : 
a. Kabinet cenderung/dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para 
anggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai mayoritas. Karena 
pengaruh mereka yang besar di parlemen dan partai, anggota kabinet dapat 
menguasai parlemen. 
b. Kedudukan badan eksekutif/ kabinet sangat tergantung pada mayoritas 
dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan parlemen.
c. Kelangsungan/masa jabatan eksekutif atau kabinet tidak dapat ditentukan 
berakhir sesuai dengan masa jabatannya, karena sewaktu-waktu kabinet dapat 
bubar. 
d. Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan eksekutif. Pengalaman mereka 
menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan menjadi bekal penting untuk menjadi 
menteri atau jabatan eksekutif lainnya. 
Sistem Pemerintahan Parlementer di Inggris 
a. Negara Inggris dianggap sebagai tipe ideal dari negara yang menganut sistem 
pemerintahan parlemen. Bahkan, Inggris disebut sebagai The Mother of 
Parliaments (induk parlemen). 
b. Menganut sistem pertanggungjawaban menteri. 
Sistem parlementer, terlahir dari adanya pertanggungjawaban menteri. Seperti 
halnya yang terjadi di Inggris, di mana seorang raja tak dapat diganggu gugat (the 
king can do no wrong), maka jika terjadi perselisihan antara raja dengan rakyat, 
menterilah yang bertanggung jawab terhadap segala tindakan raja. Sebagai contoh, 
Thomas Wentworth salah seorang menteri pada masa Raja Karel I dituduh 
melakukan tindak pidana oleh Majelis Rendah. Kemudian karena terbukti, menteri 
tersebut dijatuhi hukuman mati oleh Majelis Tinggi. 
Dari pertanggungjawaban pidana ini, kemudian lahir pertanggung jawaban politik, di 
mana para menteri harus bertanggungjawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah 
terhadap parlemen. 
c. Kekuasaan kepala negara ada pada Raja atau Ratu, sedang kekuasaan kepala 
pemerintahan di tangan Perdana Menteri. 
Sistem parlemen telah terjadi sejak permulaan abad ke-18 di Inggris. Dari sejarah 
ketatanegaraan, dapatlah dikatakan, bahwa sistem parlementer ini adalah 
kelanjutan dari bentuk negara Monarchi Konstitusionil, di mana kekuasaan raja 
dibatasi oleh konstitusi. Karena itu dalam sistem parlementer, raja atau ratu dan 
presiden, kedudukannya adalah sebagai kepala negara. Kepala negara dipegang Raja 
/ Ratu yang bersifat simbolis dan tidak dapat diganggu gugat 
Contoh kedudukan ratu di Inggris, raja di Muangthai dan presiden di India. 
d. Pemisahan kekuasaan dilatarbelakangi oleh ungkapan pada masa lalu “The king do 
not wrong” 
e. Peraturan perundang undangan bersifat konvensi (peraturan tidak tertulis) 
f. PM berasal dari partai mayoritas di parlemen, dan pemimpin partai politik 
Inggris 
g. Parlemen terdiri atas dua badan (bi kameral), yaitu:
House of Lord (Majelis Tinggi), adalah badan oerwakilan dengan anggota para 
bangsawan yang penentuan keanggotaannya didasarkan atas penunjukan raja/ratu. 
Kekuasaannya lebih besar dibandingkan Majelis Rendah 
House of Common (Majelis Rendah), adalah badan perwakilan rakyat yang 
anggota-anggotanya berasal dari parpol di Inggris yang dipilih melalui pemilu 
h. Kabinet/eksekutif 
Adalah dewan pemerintahan yang terdiri atas para menteri dipimpin oleh 
perdana menteri 
Anggotanya berasal dari House of Common, bertanggungjawab kepada parlemen. 
Eksekutif dalam sistem parlementer adalah Kabinet itu sendiri. Kabinet yang 
terdiri dari Perdana Menteri dan menteri-menteri, bertanggung jawab sendiri satau 
bersama-sama kepada parlemen. Kesalahan yang dilakukan oleh Kabinet tidak dapat 
melibatkan kepala negara. Karena itulah di Inggris dikenal istilah “the king can do no 
wrong”. 
Pertanggung jawaban menteri kepada parlemen tersebut dapat berakibat 
Kabinet meletakkan jabatan dan mengembalikan mandat kepada kepala negara 
manakala parlemen tidak lagi mempercayai Kabinet. 
i. Kekuasaan parlemen 
Sangat besar, dengan mosi tidak percaya dapat membubarkan kabinet 
Pemerintahan jarang sekali jatuh karena kabinet berasal dari partai mayoritas 
di parlemendan mendapat dukungan mayoritas di parlemen 
j. Raja atau Ratu sebagai kepala negara mempunyai kekuasaan membubarkan 
parlemen atas usulan perdana menteri 
k. Perdana Menteri juga mempunyai kekuasaan sbb: 
Sebagai pemimpin kabinet yang anggotanya dipilih sendiri 
Memimpin partai mayoritas di parlemen 
Dapat mengendalikan parlemen karena ia memimpin partai 
Menjadi penghubung dengan raja 
Sewaktu-waktu dapat mengadakan pemilihan umum sebelum masa jabatan 5 
tahun berakhir. 
l. Ada dua partai besar yaitu Partai Konservatif dan Partai Buruh. Partai yang 
kalah dalam pemilihan umum menjadi oposisi 
Sistem Pemerintahan Presidensial 
Pengertian Sistem Pemerintahan Presidensial:
Adalah sistem atau keseluruhan prinsip penataan hubungan kerja antarlembaga 
negara melalui pemisahan kekuasaan negara, di mana presiden memainkan peran 
kunci dalam pengelolaan kekuasaan eksekutif. 
Dalam sistem ini, kedudukan eksekutif, seorang presiden menunjuk pembantu-pembantunya 
yang akan memimpin departemennya dan mereka itu bertanggung 
jawab kepada presiden. Pelaksana kekuasaan kehakiman menjadi tanggung jawab MA 
dan kekuasaan legislatif berada ditangan DPR. Contohnya adalah Amerika Serikat 
dengancheck and balance, Indonesia adalah pembagian kekuasaan (distribution of 
power),Pakistan, Argentina, Filipina. 
Negara Filipina menggunakan sistem presidensial karena negara ini pernah 
berada dalam kekuasaan Amerika Serikat. Pemerintah Amerika Serikat bahkan juga 
memfasilitasi penyusunan konstitusi Filipina menjelang kemerdekaan negara ini. 
Negara-negara lain seperti Kolombia, Kostarika, Meksiko, dan Venezuela juga 
menggunakan sistem pemerintahan presidensial, dengan sistem pemerintahan 
Amerika Serikat sebagai modelnya. 
Peran kunci presiden tampak dari hal-hal sebagai berikut: 
a. Presiden adalah kepala negara sekaligus adalah kepala pemerintahan 
b. Presiden adalah pihak yang berwenang menyusun kabinet. (Juga disebut 
sistemnon-parliamentary executive, karena pengangkatan para menteri sepenuhnya 
menjadi kekuasaan presiden) 
c. Para menteri tidak boleh menjadi anggota parlemen, jadi kabinet semata-mata 
pembantu presiden 
d. Para menteri bertanggung jawab kepada presiden, bukan kepada parlemen 
e. Masa jabatan menteri sangat bergantung pada presiden 
f. Peran parlemen dan eksekutif dibuat seimbang melalui sistem check and balances 
Prinsip-prinsip Sistem Pemerintahan Presidensial 
Ranney, di negara yang menganut sistem pemerintahan presidensial, ketiga jenis 
kekuasaan negara (legislatif, eksekutif dan judikatif) secara formal dipisahkan 
melalui dua macam sarana, yaitu: 
a. Pemisahan pejabat/larangan rangkap jabatan 
Berbeda dengan sistem parlementer, dalam sistem presidensial rangkap jabatan 
justru dilarang. Seorang anggota parlemen tidak boleh merangkap menjadi menteri, 
demikian juga sebaliknya. Misalnya,di Amerika Serikat. Disana tidak seorangpun 
diperbolehkan menduduki lebih dari satu jabatan dalam ketiga cabang kekuasaan 
yang ada. Contohnya seorang Jaksa Agung harus mundur dari jabatannya bila ingin 
mencalonkan diri menjadi seorang Senator.
b. Kontrol dan keseimbangan (check and balances) 
Untuk mencegah satu lembaga kekuasaan memperbesar kekuasaannya sendiri, 
masing- masing cabang kekuasaan diberi kekuasaan untuk mengontrol cabang 
kekuasaam lain, sehingga posisi masing-masing cabang kekuasaan tetap dalam 
keseimbangan yang tepat. Contohnya, Kongres mengontrol Presiden dengan menolak 
RUU yang diajukan, menolak memberi persetujuan terhadap calon pejabat bawahan 
langsung Presiden dan mengadili serta memberhentikan Presiden. Presiden diberi 
kekuasaan untuk mengontrol Kongres dengan hak vetoatas UU yang telah disetujui 
Kongres, dan mengontrol MA dengan mengajukan calon MA, serta melakukan judicial 
review. 
Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Presidensial 
a. Presiden memiliki kekuasaan yang luas, yaitu sebagai kepala negara dan sebagai 
kepala pemerintahan (sering disebut sebagai concentration of governing power and 
responsibility upon the president, artinya presiden sebagai satu-satunya lembaga 
negara yang bertanggungjawab atas penyelenggaraan pemerintahan negara) 
b. Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen 
c. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen. Presiden dan parlemen tidak bisa 
saling menjatuhkan. 
d. Presiden dalam melaksanakan pemerintahan dibantu oleh para menteri yang 
ditunjuk dan diangkat oleh Presiden (hak prerogatif/hak istimewa untuk 
mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan 
non-departemen).Para menteri tidak bertanggung jawab kepada parlemen tetapi 
kepada Presiden. 
e. Masa jabatan kabinet, yaitu presiden beserta para menterinya sesuai dengan 
masajabatannya. Presiden tidak dapat diberhentikan dalam masa jabatannya. 
Apabila terjadi pelanggaran hukum Presiden akan 
dikenakan impeachment (pengadilan DPR) yang dilakukan Hakim Tinggi. 
f. Presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih langsung oleh 
mereka atau melalui badan perwakilan rakyat, dan Parlemen dipilih langsung oleh 
rakyat melalui pemilu. 
Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial 
a. Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak bertanggung jawab pada 
parlemen 
b. Lama masa jabatan eksekutif lebih jelas dan dalam jangka waktu tertentu 
c. Penyusunan program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa 
jabatannya
d. Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat 
diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri 
Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial 
a. Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat 
menciptakan kekuasaan mutlak 
b. Pembuatan keputusan atau kebijaksanaan publik umumnya merupakan hasil tawar 
menawar antara eksekutif sehingga dapat terjadi keputusan yang tidak tegas dan 
memerlukan waktu yang lama 
c. Sistem pertanggungjawabannya kurang jelas 
Sistem Pemerintahan Presidensial di Amerika Serikat 
a. Amerika Serikat menganut sistem pemerintahan presidensial murni 
b. Prinsip separation of power (pemisahan kekuasaan) dan mekanisme checks and 
balances (pengawasan dan perimbangan). Dalam checks and balances, Presiden boleh 
memilih menterinya sendiri, tetapi untuk jabatan Hakim Agung dan Duta Besar 
harus disetujui Senat 
c. Kekuasaan eksekutif berada pada presiden, sebagai kepala pemerintahan dan 
kepala negara, dipilih rakyat, masa jabatan 4 tahun dan dapat dipilih kembali untuk 
masa jabatan kedua, dan para menteri. 
d. Kekuasaan legislatif di tangan Congress, terdiri: 
– Senat, adalah perwakilan dari tiap negara bagian yang dipilih melalui pemilu oleh 
rakyat di negara bagian yang bersangkutan, 2 orang wakil 
– House of Representatives, adalah perwakilan dari rakyat AS yang dipilih 
langsung untuk masa jabatan 2 tahun melalui partai politik 
e. Kekuasaan judikatif, berada pada Mahkamah Agung (Supreme Court), merupakan 
kekuasaan yang bebas dari pengaruh eksekutif dan legislatif 
f. Presiden mempunyai veto atas RUU, tetapi jika RUU diterima 2/3 majelis, maka 
veto Presiden batal 
g. Mekanisme kerja: Presiden dan Congress tidak dapat saling menjatuhkan 
h. Presiden hanya dapat dituntut berhenti bila terbukti melanggar hukum, yakni: 
– Pengkhianatan terhadap negara (treason) 
– Penyuapan dan tindak pidana berat (bribery and high crime) 
– Pelanggaran ringan berupa perbuatan tercela (misdemeanor) 
Sistem Pemerintahan Campuran 
Selain dua tipe sistem pemerintahan di atas, terdapat model sistem 
pemerintahan yang memiliki baik segi-segi sistem pemerintahan parlementer maupun
presidensial. Di kalangan para sarjana, ada yang memberikan istilah baru terhadap 
sistem pemerintahan ini, ada juga yang yang tidak. Sri Soemantri memberikan 
istilah sistem pemerintahan campuran atau kombinasi bagi sistem pemerintahan 
tersebut. Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim menyebut sistem pemerintahan ini 
sebagai quasi parlementer atau quasi presidensiil (presidensial) sedangkan Usep 
Ranawijaya menyebutnya dengan istilahbentuk antara atau bentuk peralihan. 
Sementara C.F. Strong tidak memberikan istilah khusus bagi sistem 
pemerintahan tersebut tetapi mengakui sistem-sistem pemerintahan tersebut, 
misalnya sistem semipresidensial pada Republik Kelima Perancis dan eksekutif 
parlementer (parlementarian executive) tetapi pada pelaksanaannya bersifat 
eksekutif tetap dan nonparlementer pada Swiss. 
Kita menggunakan istilah sistem pemerintahan campuran sesuai pendapat 
Sri Soemantri dengan pertimbangan untuk mempermudah pembahasan karakteristik 
sistem pemerintahan tersebut. Karena pada dasarnya, sistem pemerintahan 
campuran tidak dapat dikelompokkan ke dalam dua sistem pemerintahan pada 
umumnya. Akan tetapisistem campuran tetap memperlihatkan ciri-ciri dari kedua 
sistem pemerintahan (parlementer dan presidensial) dengan tingkat dominasi 
yang berbeda-beda. Artinya sistem pemerintahan campuran pada sebuah 
negara memiliki substansi yang berbeda dengan sistem pemerintahan campuran 
di negara lain. 
Menurut Bagir Manan sehubungan dengan sistem pemerintahan 
campuran,bahwa “persamaannya hanya pada bentuk campuran, sedangkan 
substansinya sama sekali berbeda” Selanjutnya terhadap perbedaan-perbedaan 
antar-sistem pemerintahan campuran Bagir Manan berpendapat bahwa: 
“….(i) Bentuk-bentuk sistem campuran berbeda-beda antara negara yang satu 
dengan negara yang lain; (ii) Bentuk campuran dapat menunjukkan ciri-ciri 
presidensiil (presidensial) atau ciri-ciri parlementer yang lebih menonjol…..” 
Negara-negara yang biasanya menjadi prototipe sistem pemerintahan campuran, 
yaitu Perancis (dengan Konstitusi 1958 dan Amendemen 1962) dan Swiss. Perancis 
sejak tahun 1958 (disebut juga masa Republik Kelima) memiliki model sistem 
pemerintahan yang disebut semipresidensial. Sebelumnya Perancis menerapkan 
sistem pemerintahan parlementer dan peralihan pada sistem semipresidensial, tidak 
menghapus ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer. Seperti dikatakan oleh C.F. 
Strong, bahwa: 
• “….Perancis di bawah pemerintahan Republik Kelima mempertahankan sistem 
eksekutif parlementer, namun dengan beberapa variasi pada jenis eksekutif 
terdahulu. Pertama, seperti yang telah dikatakan, Presiden tidak lagi dipilih oleh 
Parlemen saja, melainkan oleh Electoral College yang terdiri dari anggota-anggota
Parlemen beserta anggota-anggota dewan lainnya. Kedua, walaupun para menteri 
bertanggung jawab kepada Parlemen, para menteri tidak diizinkan menjadi anggota 
salah satu majelis Parlemen…..Ketiga, Presiden menjadi Kepala Eksekutif yang aktif 
dengan kekuasaan penuh untuk mengontrol badan legislatif termasuk hak untuk 
membubarkan Parlemen…..Hal ini berarti, apabila terjadi mosi tidak percaya dalam 
Parlemen yang menentang pemerintah, Presiden dapat membubarkan Majelis dan 
mengadakan pemilihan baru. Terakhir, konstitusi memberikan mandat kepada 
Presiden untuk mengambil tindakan darurat jika terjadi ancaman “terhadap institusi 
republik, kemerdekaan bangsa, integritas wilayah, serta pelaksanaan kewajiban luar 
negeri negara. 
Kedudukan Presiden Perancis semakin lebih kuat dengan diadakannya 
referendum yang mengamandemen konstitusi Perancis pada tahun 1962 yang 
mengubah tata cara pemilihan Presiden yang semula dipilih oleh Electoral College 
menjadi dipilih melalui hak pilih universal (secara langsung oleh rakyat). 
Menurut pendapat di atas, terdapat beberapa ciri dalam sistem pemerintahan 
Perancis sejak 1962, yaitu: 
• Presiden dipilih langsung oleh rakyat untuk masa jabatan 5 tahun (segi 
presidensial). 
• Menteri-menteri bertanggung jawab kepada Parlemen tetapi tidak diizinkan 
menjadi anggota Parlemen (segi parlementer). 
• Presiden menjadi eksekutif sesungguhnya selain Kabinet (dual executive), 
bahkan lebih besar pengaruhnya, misalnya Presiden dapat membubarkan Parlemen 
jika bertentangan dengan Pemerintah. 
• Presiden memegang kekuasan untuk mengendalikan keadaan darurat dalam 
masalah-masalah tertentu (segi presidensial). 
Selain itu ada ciri-ciri lain yang tidak dikemukakan pendapat sebelumnya, yaitu 
Perdana Menteri dan Menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden walaupun 
pertanggungjawaban Dewan Menteri tetap kepada Parlemen. 
Negara kedua yang menjadi prototipe sistem pemerintahan campuran adalah 
Swiss. Jika dalam sisitem pemerintahan Perancis Republik Kelima terdapat dua 
macam eksekutif dengan tugas dan wewenang yang berbeda, maka dalam sistem 
pemerintahan Swiss eksekutif dipegang oleh sebuah Dewan yang disebut Dewan 
Federal (Federal Council). 
Sehubungan dengan itu, C.F. Strong mengatakan, bahwa Lembaga eksekutif 
Swiss atau Dewan Federal (Federal Council) adalah suatu kementerian yang dipilih, 
tetapi tidak dapat dibubarkan, oleh tiap-tiap Majelis Federal (Federal Assembly). 
Sekilas sistem pemerintahan Swiss bersifat parlementer karena Dewan Federal 
yang dipilih oleh Majelis Federal seperti Kabinet (Dewan Menteri) yang diangkat
oleh Parlemen di Inggris. Akan tetapi, kedudukan Dewan Federal yang tak dapat 
dibubarkan oleh Majelis Federal selama masa jabatannya ( 4 tahun), lebih 
mencerminkan sifat fixed executive seperti dalam sistem presidensial di mana 
Presiden tidak bertanggung jawab kepada Parlemen. Hanya saja eksekutif di Swis 
tidak bersifat tunggal (single executive) seperti Presiden pada sistem presidensial 
murni, melainkan bersifat collegial. 
Ciri collegial ini dipertegas dengan tidak adanya pemimpin tetap dalam Dewan 
Federal. Walaupun terdapat jabatan Presiden Dewan Federal (Federal President) 
yang dipilih setiap satu tahun sekali dari 7 orang anggota Dewan Federal, tetapi 
jabatan itu tidak bersifat subordinasi terhadap anggota Dewan Federal lainnya. 
Seperti dikatakan oleh C.F. Strong, bahwa 
“Ketua Dewan Federal inilah yang lazimnya dikenal sebagai presiden republik; tetapi 
keutamaannya di atas pejabat yang lain adalah “keutamaan yang formal belaka: 
ketua Dewan Federal sama sekali bukan kepala eksekutif” 
Selain itu, terdapat pula jabatan Wakil Presiden Federal yang juga dipilih dari 
anggota Dewan Federal untuk mendampingi Presiden Federal Seperti halnya 
Presiden Federal, Wakil Presiden Federal juga tidak memiliki keutamaan yang 
substansial dibandingkan anggota Dewan Federal lainnya. Sehubungan dengan itu Sri 
Soemantri mengatakan bahwa: 
“Presiden dan Wakil Presiden Republik Konfederasi Swiss juga dipilih oleh Federal 
Assembly…….Adapun masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden adalah satu tahun. 
Orang yang menjadi Presiden tidak dapat dipilih kembali setelah masa jabatannya 
berakhir. Hal ini tidak berlaku terhadap Wakil Presiden. Dengan perkataan lain, 
Wakil Presiden dapat dipilih menjadi Presiden oleh Federal Assembly, setelah 
jabatannya sebagai Wakil Presiden berakhir”. 
Sistem Pemerintahan di Berbagai Negara 
Sistem Pemerintahan Brasil 
1. Nama resmi: Republica Federativa do Brazil 
2. Bentuk negara federal dengan 26 negara bagian dan satu distrik federal yaitu 
Distrito Federal 
3. Bentuk pemerintahan republik dengan sistem pemerintahan presidensial, di mana 
Presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan Wakil 
Presiden Brasil dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket. 
4. Kabinet diangkat oleh Presiden dan bertanggungjawab kepada Presiden. 
5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), yaitu Senat Federal(Federal 
Senate) dan The Chamber of Deputies or Camara dos Deputados. Kedua badan ini 
disebut Kongres Nasional. Jumlah kursi di Senat Federal berjumlah 81 orang,
anggotanya berasal dari perwakilan tiap negara bagian dan distrik. Setiap distrik 
memiliki wakil tiga orang untuk masa jabatan delapan tahun. Anggota Chamber of 
Deputiesberjumlah 513 orang yang dipilih melalui pemilu untuk masa jabatan 4 
tahun. 
6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Supreme Federal Tribunal, Higher Tribunal 
of Justice, dan Regional Federal Tribunals. 
Sistem Pemerintahan Perancis 
1. Nama resmi: Republique Francaise (France Republic) 
2. Bentuk negara kesatuan terdiri 22 wilayah atau daerah. 
3. Bentuk pemerintahan republik dengan sistem demokrasi presidensial 
4. Presiden adalah kepala negara, sedangkan kepala pemerintahan adalah perdana 
menteri. Tanggung jawab penyelenggaraan negara tertinggi berada di tangan 
presiden. Presiden dipilih langsung oleh rakyat untuk masa jabatan lima tahun. 
Perdana menteri diusulkan oleh mayoritas anggota Majelis Nasional dan diangkat 
oleh Presiden. 
5. Kabinet atau dewan menteri diangkat oleh presiden atas usul perdana menteri. 
6. Sistem parlemen menggunakan sistem bikameral yang terdiri atas Senat dan 
Majelis Nasional. Senat adalah perwakilan dari teritori, daerah, dan wilayah 
administratif. Masa jabatan Senat adalah sembilan tahun, di mana sepertiganya 
dipilih tiap tiga tahun. Majelis Nasional adalah perwakilan rakyat yang dipilih melalui 
pemilu untuk masa jabatan lima tahun. 
7. Badan kehakiman, meliputi Supreme Court of Appeals or Cour de Cassation, 
Constitutional Council or Conseil Constitutionnel, dan Council of State or Conseil 
d’Etat. 
8. Kedudukan eksekutif (Presiden) kuat, karena dipilih langsung oleh rakyat.Presiden 
diberikan wewenang untuk bertindak pada masa darurat dalam menyelesaikan krisis. 
9. Jika terjadi pertentangan antara kabinet dengan legislatif, presiden boleh 
membubarkan legislatif. Jika suatu undang-undang yang telah disetujui legislatif 
namun tidak disetujui Presiden, maka dapat diajukan langsung kepada rakyat melalui 
referendum atau diminta pertimbangan dari Majelis Konstitusional. 
10. Penerimaan mosi dan interpelasi dipersukar, misalnya sebelum sebuah mosi boleh 
diajukan dalam sidang badan legislatif, harus didukung oleh 10% dari jumlah anggota 
badan itu. 
Sistem Pemerintahan India
1. Badan eksekutif terdiri dari seorang presiden sebagai kepala negara 
dan menteri-menteri yang dipimpin oleh seorang perdana menteri (cabinet 
government) 
2. Presiden dipilih untuk masa jabatan lima tahun oleh anggota-anggota 
badan legislatif baik di pusat maupun di negara-negara bagian. 
3. Dalam penyelenggaraan pemerintahan, sangat mirip dengan Inggris 
dengan modelCabinet Government. 
4. Pemerintah dapat menyatakan “keadaan darurat” dan pembatasan-pembatasan 
kegiatan bagi para pelaku politik dan kegiatan media masa agar 
tidak mengganggu usaha pembangunannya. Presiden sebagai kepala negara. 
Sistem Pemerintahan Pakistan (1962 – 1969) 
1. Badan eksekutif terdiri dari Presiden yang beragama Islam dan para menteri. 
2. Para menteri adalah pembantu Presiden, tidak boleh merangkap anggota 
eksekutif 
3. Presiden mempunyai veto atas RUU, tetapi jika RUU diterima 2/3 majelis, maka 
veto Presiden batal 
4. Presiden berwenang membubarkan badan legislatif. Presiden harus mengundurkan 
diri dalam 4 tahun dan mengadakan pemilihan umum baru 
5. Dalam keadaan darurat, Presiden berhak mengeluarkan ordonansi yang diajukan 
kepada legislatif paling lama 6 bulan 
6. Presiden dapat dipecat (impeach) oleh legislatif bila melanggar UU dan 
berkelakuan buruk 
Sistem Pemerintahan Argentina 
1. Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung setiap 4 tahun dan dapat 
dipilih kembali untuk maksimum dua periode. 
2. Menteri pembantu Presiden dan dilantik oleh Presiden. 
3. Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. 
4. Presiden mempunyai hak veto yang terbatas, untuk mengubah UU dengan syarat 
terdesak dan perlu. 
5. Sistem parlemen dwi dewan yaitu Dewan Senat (Senado) dan Kamar 
Perwakilan(Camara de Diputados). 
Sistem Pemerintahan Jepang 
1. Nama resmi: Nippon 
2. Bentuk negara kesatuan dengan pembagian 47 wilayah administratrif atau 
semacam propinsi.
3. Bentuk pemerintahan adalah monarki konstitusional (kekaisaran) dengan sistem 
demokrasi parlementer. 
4. Kepala negara adalah kaisar, sebagai lambang atau simbol kesatuan. Kepala 
pemerintahan adalah perdana menteri. Pemilihan kaisar berdasar keturunan, sedang 
perdana menteri berasal dari pemimpin partai mayoritas yang ada di parlemen 
(House of Representatives). 
5. Parlemen (Diet) menganut sistem bikameral yang terdiri atas House of Councillor 
or Sangi-in (perwakilan dari wilayah, distrik atau propinsi) dan House of 
Representatives or Shugi-in (wakil rakyat yang dipilih melalui pemilu dari partai 
politik. 
6. Badan kehakiman adalah Supreme Court (Mahkamah Agung) sebagai peradilan 
terakhir untuk perkara banding. 
7. Kepala pemerintahan (eksekutif) berada di tangan Perdana Menteri dan 
bertanggung jawab kepada badan legislatif (Diet). Perdana Menteri membentuk 
kabinet yang anggotanya adalah anggota Diet. 
Sistem Pemerintahan Cina 
1. Nama resmi: Zhonghua Renmin Gonghe Guo 
2. Nama lengkap: Republik Rakyat Cina (People’s Republic of China) 
3. Bentuk negara kesatuan terdiri atas 23 propinsi, merupakan negara besar di 
daratan Asia. 
4. Bentuk pemerintahan republik dengan sistem demokrasi komunis. Di bidang 
politik, sistem komunis dengan kontrol ketat terhadap warganya, sedang di bidang 
ekonomi, Cina menerapkan sistem ekonomi pasar, sehingga produk-produk Cina 
banyak membajiri pasaran dunia. 
5. Kepala negara adalah presiden, sedang kepala pemerintahan adalah perdana 
menteri. Presiden dipilih oleh Kongres Rakyat Nasional untuk masa jabatan lima 
tahun. Perdana menteri diusulkan oleh presiden dengan persetujuan Kongres Rakyat 
Nasional. 
6. Menggunakan sistem unikameral, yaitu Kongres Rakyat Nasional (National People’s 
Congress or Quanguo Renmin Daibiao Dahui). Jumlah anggota kongres 2.979 orang. 
Anggotanya merupakan perwakilan dari wilayah, daerah, kota, dan propinsi untuk 
masa jabatan lima tahun. Badan inimemiliki kekuasaan penting di Cina dan 
anggotanya adalah orang-orang partai komunis Cina. 
7. Badan kehakiman terdiri atas Supreme Peoples Court, Local Peoples Courts, dan 
Special Peoples Courts.
2. Pelaksanaan Sistem Pemerintahan oleh Negara Indonesia menurut UUD 
1945. 
Sistem Pemerintahan yang Digunakan oleh Negara Indonesia dalam Berbagai 
UUD/Konstitusi 
Sejak meraih kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia telah 
menggunakan konstitusi yang berbeda hingga sekarang, yaitu UUD 1945, Konstitusi 
RIS 1949, UUDS 1950, serta UUD 1945 setelah perubahan. Seiring dengan 
penerapan konstitusi-konstitusi tersebut, Indonesia juga menerapkan sistem-sistem 
pemerintahan yang berbeda-beda pula. Bahkan berdasarkan satu konstitusi 
yang sama, yaitu UUD 1945, Indonesia pernah menerapkan dua macam sistem 
pemerintahan tanpa mengubah teks asli UUD 1945, yaitu pada tahun 1945 hingga 
tahun 1948 menerapkan sistem pemerintahan parlementer dan pada tahun 1948 
hingga 1949 menerapkan sistem pemerintahan presidensial yang dipimpin oleh Wakil 
Presiden Moh. Hatta. 
Dalam tabel berikut, secara sederhana dapat kita lihat periode pelaksanaan 
dan perkembangan ketatanegaraan Republik Indonesia. 
a. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum 
Diamandemen. 
Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 
sebelum diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci 
pokok sistem pemerintahan negara tersebut sebagai berikut. 
1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat) 
2. Sistem Konstitusional. 
3. Kekuasaan negara tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat. 
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah Negara yang tertinggi dibawah 
Majelis 
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat. 
6. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab 
kepada Dewan Perwakilan Rakyat. 
7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas. 
Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan 
Indonesia menurut UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem 
pemerintahan ini dijalankan semasa pemerintahan Orde Baru di bawah 
kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari sistem pemerintahan masa itu adalah
adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga kepresidenan. Presiden Republik 
Indonesia berdasar UUD 1945 memiliki kekuasaan sebagai berikut: 
1. Pemegang kekuasaan legislatif, yaitu membentuk undang-undang (pasal 5) 
2. Pemegang kekuasaan sebagai kepala pemerintahan (pasal 4) 
3. Pemegang kekuasaan sebagai kepala negara (pasal 10-15) 
4. Panglima tertinggi dalam kemiliteran (pasal 10) 
5. Pemegang kekuasaan untuk mengangkat dan melantik para anggota MPR dari 
utusan daerah dan golongan (pasal 2) 
6. Pemegang kekuasaan untuk mengangkat para menteri dan pejabat negara (pasal 
17) 
7. Pemegang kekuasaan untuk untuk menyatakan perang, membuat perdamaian, dan 
perjanjian dengan negara lain, serta menyatakan keadaan bahaya (pasal 11 dan pasal 
12) 
8. Pemegang kekuasaan untuk mengangkat duta dan menerima duta dari negara lain 
(pasal 13) 
9. Pemegang kekuasaan untuk memberi gelaran, tanda jasa, dan lain-lain tanda 
kehormatan (pasal 15) 
10. Pemegang kekuasaan untuk memberi grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi (pasal 
15) 
Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 sebelum perubahan mengatakan bahwa “Presiden 
Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut undang-undang 
dasar”. Selanjutnya dalam ayat (2) dikatakan bahwa “Dalam melakukan kewajibannya 
Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden” dan pasal 17 ayat (1) yang 
mengatakan bahwa “Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara”. Dari tiga ayat 
tersebut tersebut, dapat disimpulkan bahwa Presiden merupakan eksekutif 
sesungguhnya yang bersifat tunggal (single executive) yang dalam menjalankan 
kewajibannya tersebut dibantu oleh seorang Wakil Presiden dan menteri-menteri. 
Kedudukan Wakil Presiden dan menteri-menteri sangatlah berbeda. Wakil Presiden 
dipilih oleh MPR sedangkan menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh 
Presiden (pasal 17 ayat (2)). Apa yang menjadi tugas dan wewenang Wakil Presiden 
ditentukan oleh Presiden dengan dibantu oleh Wakil Presiden, seperti yang diatur 
dalam pasal 8 ayat (2) Ketetapan MPR No. III/MPR/1978 tentang Kedudukan dan 
Hubungan Tata-Kerja Lembaga Tertinggi Negara Dengan/ Atau Antar Lembaga- 
Lembaga Tinggi Negara. 
Tugas Wakil Presiden di Indonesia berbeda dengan Wakil Presiden di 
Amerika Serikat. dalam hal ini Sri Soemantri berpendapat bahwa : 
“Seperti telah kita ketahui selama Presiden Amerika Serikat masih ada, Wakil 
Presiden mempunyai tugas menjadi Ketua Senat Amerika Serikat (bukan anggota).
Dengan demikian di Amerika Serikat hanya terdapat satu pemimpin eksekutif saja. 
Hal ini sesuai dengan azas dalam kepemimpinan, bahwa antara lain dalam sebuah 
kapal hanya terdapat seorang kapten atau dalam sebuah keluarga hanya terdapat 
seorang kepala keluarga saja. 
Kekuasaan presiden diatur dalam UUD 1945 dalam porsi yang cukup besar, 
yaitu dalam pasal 5 ayat (1) dan (2), 10, 11, 12, 13, 14 dan 15. Dalam pasal 15 UUD 
1945 dikatakan bahwa “Presiden memberi gelaran, tanda jasa dan lain-lain tanda 
kehormatan”. Wewenang ini merupakan wewenang yang biasanya melekat pada 
jabatan Kepala Negara dalam sistem parlementer. Akan tetapi, karena Presiden 
Republik Indonesia merupakan real executive, sekaligus memegang wewenang kepala 
negara, maka hal ini menunjukkan ciri sistem pemerintahan presidensial. Ciri lain 
yang juga mengindikasikan sistem pemerintahan presidensial yaitu adanya 
pembatasan masa jabatan presiden (president tenure), yaitu dalam pasal 7 UUD 
1945 di mana “Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama masa lima 
tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali”. Pada masa demokrasi terpimpin, pasal 
ini diselewengkan dengan mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presiden seumur hidup 
sedangkan pada masa Orde Baru, pasal ini ditafsirkan tidak adanya pembatasan 
waktu jabatan Presiden sehingga Soeharto dapat menjabat sebagai Presiden selama 
32 tahun. 
Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dipilih secara terpisah oleh 
MPR berdasarkan pasal 6 ayat (2) UUD 1945. Adanya eksekutif yang dipilih oleh 
legislatif atau eksekutif yang merupakan bagian dari legislatif, merupakan ciri dari 
sistem pemerintahan parlementer. Konsekuensi dipilihnya Presiden dan Wakil 
Presiden oleh MPR, Presiden dapat diberhentikan jika benar-benar melanggar 
haluan negara, tetapi Presiden tidak dapat membubarkan DPR yang anggotanya 
merangkap menjadi anggora MPR. Seperti yang disebutkan dalam Penjelasan UUD 
1945 bahwa: 
“Kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat adalah kuat. Dewan ini tidak bisa dibubarkan 
oleh Presiden (berlainan dengan sistem parlementer). Kecuali itu anggota-anggota 
Dewan Perwakilan Rakyat semuanya merangkap menjadi anggota Majelis 
Permusyawaratan Rakyat. Oleh karena itu, Dewan Perwakilan Rakyat dapat 
senantiasa mengawasi tindakan-tindakan Presiden dan jika Dewan menganggap 
Presiden telah sungguh melanggar haluan negara yang ditetapkan oleh Undang- 
Undang Dasar atau Majelis Permusyawaratan Rakyat, maka Majelis itu dapat 
diundang untuk persidangan istimewa agar supaya bisa minta pertanggungjawaban 
kepada Presiden”. 
Jika dikaitkan Penjelasan UUD 1945 tersebut dengan masa jabatan Presiden, 
maka masa jabatan Presiden di Indonesia dapat dikatakan tidak tetap karena
presiden dapat sewaktu-waktu diberhentikan oleh MPR jika sungguh-sungguh 
melanggar haluan negara. 
Kedudukan DPR yang tidak dapat dibubarkan Presiden dan jabatan rangkap 
anggota DPR sebagai anggota MPR serta dapat diberhentikannya Presiden jika 
melanggar haluan negara merupakan ciri-ciri yang tidak dapat dijumpai baik dalam 
sistem pemerintahan parlementer maupun presidensial. 
Dalam sistem pemerintahan parlementer, perdana menteri dan kabinet dapat 
dijatuhkan oleh parlemen jika parlemen menarik dukungannya terhadap eksekutif. 
Sebaliknya, perdana menteri dapat membubarkan parlemen atas dukungan Kepala 
Negara seperti di Inggris. Sedangkan dalam sistem pemerintahan presidensial, 
presiden tidak dapat dijatuhkan kecuali lewat prosedur dakwaan tertentu 
seperti impeacment di Amerika Serikat. Sebab-sebab impeacment tidak berkaitan 
dengan kebijakan politik Presiden dalam menjalankan pemerintahan tetapi sebab-sebab 
yang bersifat pidana seperti pengkhianatan negara, menerima suap, 
melakukan kejahatan berat dan pelanggaran lainnya (treason, bribery, or other high 
crimes and misdeameonors).Sehubungan dengan sistem pemerintahan yang 
diterapkan di Indonesia, Sri Soemantri berpendapat bahwa: 
“Artinya dari ciri-ciri yang telah diketahui, tidak dapat dikatakan bahwa sistem 
pemerintahan presidensiil yang dominan atau juga tidak dapat dikatakan bahwa 
sistem pemerintahan parlementer yang dominan. Malah dari ciri-ciri yang 
dikemukakan di atas, perbandingan segi presidensiil dan segi parlementernya 50-50 
(persen). Oleh karena demikian, kita dapat mengatakan bahwa sistem pemerintahan 
yang dianut negara Republik Indonesia adalah sistem pemerintahan campuran atau 
kombinasi murni. Hal ini berbeda berbeda dengan sistem pemerintahan yang berlaku 
di negara Swis yang menurut pendapat penulis menganut juga sistem pemerintahan 
campuran atau kombinasi, akan tetapi di mana yang dominan adalah segi 
presidensiilnya. 
Pendapat di atas menunjukkan bahwa sistem pemerintahan Indonesia 
berdasarkan UUD 1945 sebelum perubahan adalah sistem pemerintahan campuran. 
Akan tetapi segi-segi parlementer maupun presidensialnya tidak memiliki tempat 
yang dominan satu sama lain. Kedua-duanya menempati porsi yang hampir sama 
dalam sistem pemerintahan Indonesia. 
Hampir semua kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut 
dilakukan tanpa melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil 
rakyat. Karena tidak adanya pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, maka 
kekuasaan presiden sangat besar dan cenderung dapat disalahgunakan. 
Akibat-akibat yang terjadi dari kekuasaan Presiden yang besar tersebut 
adalah sebagai berikut.
a. Terjadi pemusatan kekuasaan negara pada satu lembaga, yaitu Presiden. 
b. Peran pengawasan dan perwakilan dari DPR makin lemah. 
c. Pejabat-pejabat negara yang diangkat cenderung dimanfaatkan untuk loyal 
mendukung kelangsungan kekuasaan Presiden. 
d. Kebijakan yang dibuat cenderung menguntungkan orang-orang yang dekat dengan 
Presiden. 
e. Menciptakan perilaku kolusi, korupsi, dan nepotisme di kalangan pejabat dan 
orang-orang yang dekat dengan kekuasaan. 
f. Terjadi personifikasi bahwa Presiden dianggap negara. Sikap menyalahkan 
Presiden dianggap menentang negara. 
g. Rakyat dibuat makin tidak berdaya, tiada kuasa, dan cenderung tunduk pada 
kekuasaan Presiden semata. 
Meskipun adanya kelemahan, kekuasaan yang besar pada presiden juga ada 
dampak positifnya. Dampak positifnya yaitu presiden dapat mengendalikan seluruh 
penyelenggaraan pemerintahan sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang 
kompak dan solid. Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh atau 
berganti. Konflik dan pertentangan antarpejabat negara dapat dihindari. Namun, 
dalam praktik perjalanan sistem pemerintahan di Indonesia ternyata kekuasaan 
yang besar dalam diri presiden lebih banyak merugikan bangsa dan negara daripada 
keuntungan yang didapatkanya. 
Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan 
sistem pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang 
konstitusional atau pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi. Pemerintah 
konstitusional bercirikan bahwa konstitusi negara itu berisi: 
a. Adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif 
b. Jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara. 
Berdasarkan hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan 
perubahan atau amandemen atas UUD 1945. dengan mengamandemen UUD 1945 
menjadi konstitusi yang bersifat konstitusional, diharapkan dapat terbentuk sistem 
pemerintahan yang lebih baik dari yang sebelumnya. Amandemen atas UUD 1945 
telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat tahap, yaitu pada tahun 1999, 2000, 
2001, dan 2002. Berdasarkan UUD 1945 yang telah diamandemen itulah menjadi 
pedoman bagi sistem pemerintahan Indonesia sekarang ini. 
b. Sistem pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah 
Diamandemen 
Sekarang ini diberlakukan sistem pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 
hasil amandemen pertama tahun 1999, kedua tahun 2000, ketiga tahun 2001 dan
amandemen keempat tahun 2002. Sistem pemerintahan Indonesia mendasarkan 
pada UUD 1945 dengan beberapa perubahan. 
Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut. 
1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. 
Wilayah negara terbagi dalam beberapa provinsi. 
2. Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan 
presidensial. 
3. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. 
Presiden dan wakil presiden dipilih untuk masa jabatan lima tahun. Presiden 
dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket. 
4. Kabinet atau memteri-menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung 
jawab kepada presiden. 
5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat 
(DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota DPR dan anggota 
DPD merupakan anggota MPR. DPR terdiri atas para wakil rakyat yang dipilih 
melalui pemilu dengan sistem proporsional terbuka. Anggota DPD adalah wakil 
dari masing-masing propinsi yang berjumlah empat orang tiap propinsi. 
Anggota DPD dipilih oleh rakyat melalui pemilu dengan sistem perwakilan 
banyak. Selain lembaga DPR dan DPD, terdapat DPRD propinsi dan DPRD 
kabupaten/kota yang anggotanya jugadipilih melalui pemilu. DPR memiliki 
kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan atau 
memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. 
6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan 
peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, 
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan 
tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi (pasal 24 ayat 2 
***) 
Sistem pemerintahan negara Indonesia menurut UUD 1945 yang 
diamandemen pada dasarnya masih menganut sistem presidensial. Hal ini dibuktikan 
bahwa Presiden Indonesia adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. 
Presiden juga berada di luar pengawasan langsung DPR dan tidak bertanggungjawab 
kepada parlemen. Tapi, sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari 
sistem pemerintahan parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan 
kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem presidensial. 
Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia adalah 
sebagai berikut.
1. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari 
DPR (pasal 7A***). Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden 
meskipun secara tidak langsung. 
2. Presiden dalam mengangkat pejabat negara perlu pertimbangan atau 
persetujuan dari DPR. Seperti mengangkat duta dan menerima duta negara 
lain (pasal 13 ayat 1* dan ayat 2*). 
3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan 
atau persetujuan dari DPR. Seperti membuat dan menetapkan undang-undang 
(pasal 20 ayat 2*), dalam menyatakan perang, membuat pardamaian dan 
perjanjian dengan negara lain (pasal 11 ayat 1****), dalam memberi amnesti 
dan abolisi (pasal 14 ayat 2*) 
4. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk 
undang-undang (pasal 20 ayat 5**, pasal 21*) dan hak budget /anggaran 
(pasal 23***). 
Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan 
Indonesia. Hal itu diperuntukkan dalam memperbaiki sistem presidensial yang lama. 
Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung, 
sistembikameral, mekanisme cheks and balance, dan pemberian kekuasaan yang 
lebih besar kepada parlemen untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran. 
Setelah perubahan UUD 1945 yang dilakukan sebanyak 4 (empat) kali 
(termasuk dihapusnya Penjelasan UUD 1945), terdapat perubahan yang cukup 
berarti yang mempengaruhi sistem pemerintahan di Indonesia. Dalam perubahan 
ketiga UUD 1945, Presiden dan Wakil Presiden tidak lagi dipilih oleh MPR, melainkan 
dipilih secara langsung secara berpasangan oleh rakyat. Pemilihan Presiden dan 
Wakil Presiden yang sebelumnya diatur dalam pasal 6 ayat (2) yang berbunyi 
“Presiden dan Wakil Presiden dipilih olah Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan 
suara terbanyak”, sekarang diatur dalam pasal 6A yang berbunyi “ Presiden dan 
Wakil Presiden dipilih dalam satu berpasangan secara langsung oleh rakyat”. Tentu 
saja perubahan ini juga berimplikasi pada kewenangan MPR yang sebelumnya 
berwenang memilih Presiden dan Wakil Presiden, kini tidak. 
Dengan adanya perubahan ini, Presiden tidak lagi bertanggung jawab kepada 
MPR dan MPR tidak memiliki kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban 
Presiden apalagi menjatuhkan Presiden. Apalagi perubahan ini diikuti dengan 
perubahan mengenai pemberhentian Presiden dan Wakil Presiden dalam masa 
jabatannya, seperti yang disebutkan dalam pasal 7A UUD 1945 setelah perubahan 
yaitu: 
“Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh 
Majelis Permusyawaratan Rakyat atau usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila
terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap 
negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela 
maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau 
Wakil Presiden” 
Dari pasal di atas, Presiden tidak dapat lagi diberhentikan dalam masa 
jabatannya akibat melanggar haluan negara. Lagi pula, Garis-Garis Besar Haluan 
Negara (GBHN) yang semula ditetapkan oleh MPR kini tidak dikenal lagi 
keberadaannya dalam UUD 1945 setelah perubahan. Presiden dan Wakil Presiden 
hanya dapat diberhentikan jika telah melakukan pelanggaran hukum seperti di atas 
dengan prosedur tertentu. Prosedur tersebut mengingatkan kita 
pada impeachment di Amerika Serikat. Akan tetapi, pelanggaran hukum yang 
menjadi sebab diberhentikannya Presiden di Amerika Serikat dan Indonesia agak 
berbeda. Di Amerika Serikat, tuntutan impeachment yaitu jika Presiden melakukan 
korupsi, penyuapan, kejahatan berat lainnya serta pengkhianatan negara, sedangkan 
di Indonesia, selain korupsi, penyuapan, kejahatan berat lainnya serta 
pengkhianatan terhadap negara, terdapat dua jenis sebab lagi yang dapat dijadikan 
alasan pemberhentian Presiden dan Wakil Presiden, yaitu perbuatan tercela maupun 
apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/ atau Wakil 
Presiden. 
Dipilihnya Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat serta 
kedudukan Presiden yang tidak dapat dijatuhkan oleh MPR kecuali seperti diatur 
dalam pasal 7A, menghilangkan segi-segi parlementer dalam sistem pemerintahan 
Indonesia. 
Seperti yang dikatakan oleh Bagir Manan bahwa: 
“….sistem (pemerintahan) Indonesia secara hakiki adalah sistem presidensiil bukan 
dimaksudkan sebagai suatu bentuk campuran. Karena di masa depan Presiden di satu 
pihak dipilih langsung, dan di pihak lain tidak bertanggung jawab kepada MPR, maka 
sistem presidensil menjadi lebih murni (tidak ada lagi unsur campuran). 
Artinya setelah perubahan UUD 1945, sistem pemerintahan Indonesia merupakan 
sistem pemerintahan presidensial, karena tidak ada lagi ciri-ciri sistem 
pemerintahan parlementer yang melekat. 
Kelebihan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Indonesia 
Adanya kepastian dan supremasi hukum dalam penyelenggara-an pemerintahan 
negara. 
MPR yang terdiri dari anggota DPR, Utusan Daerah dan Utusan golongan, berwenang 
mengubah UUD dan memberhentikan Presiden/Wakil Presiden dalam masa 
jabatannya menurut UUD.
Jabatan Presiden (eksekutif) tidak dapat dijatuhkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat, 
dan sebaliknya Presiden juga tidak dapat membubarkan DPR. Presiden dengan DPR 
bekerja sama dalam pembuatan Undang-Undang. 
Jalannya Pemerintahan cenderung lebih stabil karena program-program relatif 
lancar dan tidak terjadi krisis kabinet. Menteri-menteri adalah pembantu Presiden. 
Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Indonesia 
Masih ada oknum aparat penegak hukum (Polisi, Jaksa dan Hakim) yang belum 
bekerja secara profesional. 
MPR yang terdiri dari anggota DPR, Utusan Daerah dan Utusan golongan, merupakan 
lembaga negara yang sarat dengan muatan politis sehingga keputusan maupun 
ketetapan-ketetapannya sangat bergantung kepada konstelasi politik rezim yang 
berkuasa pada saat itu. 
Pengawasan rakyat terhadap pemerintah kurang berpengaruh, sehingga ada 
kecenderungan eksekutif lebih dominan bahkan dapat mengarah ke otoriter. 
Demikian juga pada masa orde baru, meskipun ada lembaga-lembaga negara lain 
namun kurang berfungsi sebagaimana mestinya. 
Jika para menteri tidak terdiri dari orang-orang yang jujur, bersih dan profesional, 
program-program pemerintah tidak berjalan efektif dan populis (berpihak kepada 
rakyat).

More Related Content

What's hot

Sistem pemerintahan berbagai negara di dunia
Sistem pemerintahan berbagai negara di duniaSistem pemerintahan berbagai negara di dunia
Sistem pemerintahan berbagai negara di duniaEchaEellaa Thrilili
 
Makalah sistem pemerintahan presidensial dan parlementer
Makalah sistem pemerintahan presidensial dan parlementerMakalah sistem pemerintahan presidensial dan parlementer
Makalah sistem pemerintahan presidensial dan parlementerHarlan Hariz
 
Makalah sistem pemerintahan indonesia BAB
Makalah sistem pemerintahan indonesia BABMakalah sistem pemerintahan indonesia BAB
Makalah sistem pemerintahan indonesia BABlingga prasetyo
 
Bentuk negara & sistem pemerintahan
Bentuk negara & sistem pemerintahanBentuk negara & sistem pemerintahan
Bentuk negara & sistem pemerintahanmuhammad_solikhin
 
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahanTeori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahanAdhi Panjie Gumilang
 
Materi pkn bab 2
Materi pkn bab 2Materi pkn bab 2
Materi pkn bab 2DEVY0088
 
Sistem Pemerintahan Indonesia
Sistem Pemerintahan IndonesiaSistem Pemerintahan Indonesia
Sistem Pemerintahan IndonesiaMuhamad Yogi
 
System of Indonesian Government
System of Indonesian GovernmentSystem of Indonesian Government
System of Indonesian GovernmentSoya Odut
 
Pkn sistem pemerintahan
Pkn sistem pemerintahanPkn sistem pemerintahan
Pkn sistem pemerintahanNonik Setyanik
 
Sistem Pemerintahan di Berbagai Negara
Sistem Pemerintahan di Berbagai NegaraSistem Pemerintahan di Berbagai Negara
Sistem Pemerintahan di Berbagai NegaraStikes Yarsis
 
NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN
NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHANNEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN
NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHANArdio San
 
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahanSistem pemerintahan
Sistem pemerintahanskaw87
 
Makalah besok
Makalah besokMakalah besok
Makalah besokNaya Ti
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusiIlham W'ie
 

What's hot (19)

Sistem pemerintahan berbagai negara di dunia
Sistem pemerintahan berbagai negara di duniaSistem pemerintahan berbagai negara di dunia
Sistem pemerintahan berbagai negara di dunia
 
Makalah sistem pemerintahan presidensial dan parlementer
Makalah sistem pemerintahan presidensial dan parlementerMakalah sistem pemerintahan presidensial dan parlementer
Makalah sistem pemerintahan presidensial dan parlementer
 
Makalah sistem pemerintahan indonesia BAB
Makalah sistem pemerintahan indonesia BABMakalah sistem pemerintahan indonesia BAB
Makalah sistem pemerintahan indonesia BAB
 
Makalah sistem pemerintahan campuran
Makalah sistem pemerintahan campuranMakalah sistem pemerintahan campuran
Makalah sistem pemerintahan campuran
 
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jpRpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
 
Bentuk negara & sistem pemerintahan
Bentuk negara & sistem pemerintahanBentuk negara & sistem pemerintahan
Bentuk negara & sistem pemerintahan
 
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahanTeori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
 
materi smk
materi smkmateri smk
materi smk
 
Materi pkn bab 2
Materi pkn bab 2Materi pkn bab 2
Materi pkn bab 2
 
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahanSistem pemerintahan
Sistem pemerintahan
 
Sistem Pemerintahan Indonesia
Sistem Pemerintahan IndonesiaSistem Pemerintahan Indonesia
Sistem Pemerintahan Indonesia
 
System of Indonesian Government
System of Indonesian GovernmentSystem of Indonesian Government
System of Indonesian Government
 
Pkn sistem pemerintahan
Pkn sistem pemerintahanPkn sistem pemerintahan
Pkn sistem pemerintahan
 
Sistem Pemerintahan di Berbagai Negara
Sistem Pemerintahan di Berbagai NegaraSistem Pemerintahan di Berbagai Negara
Sistem Pemerintahan di Berbagai Negara
 
NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN
NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHANNEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN
NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahanSistem pemerintahan
Sistem pemerintahan
 
Makalah besok
Makalah besokMakalah besok
Makalah besok
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Dasar negara & konstitusi
Dasar negara & konstitusiDasar negara & konstitusi
Dasar negara & konstitusi
 

Viewers also liked

SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIASISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIAPhopy Dwi Pratiwi
 
Makalah Sistem Pemerintahan
Makalah Sistem Pemerintahan Makalah Sistem Pemerintahan
Makalah Sistem Pemerintahan Nurul Fajri
 
Sistem pemerintahan indonesia
Sistem pemerintahan indonesiaSistem pemerintahan indonesia
Sistem pemerintahan indonesiaputri eneliz
 
Makalah sistem pemerintahan di indonesia
Makalah sistem pemerintahan di indonesiaMakalah sistem pemerintahan di indonesia
Makalah sistem pemerintahan di indonesiaMohammad Nawawi
 
Perencanaan program-amin-2014
Perencanaan program-amin-2014Perencanaan program-amin-2014
Perencanaan program-amin-2014Salma Van Licht
 
PPT Sistem Pemerintahan Indonesia
PPT Sistem Pemerintahan IndonesiaPPT Sistem Pemerintahan Indonesia
PPT Sistem Pemerintahan Indonesiaworodyah
 
Powerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
Powerpoint Sistem Pemerintahan IndonesiaPowerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
Powerpoint Sistem Pemerintahan IndonesiaDini Audi
 

Viewers also liked (8)

SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIASISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
 
Jadi
JadiJadi
Jadi
 
Makalah Sistem Pemerintahan
Makalah Sistem Pemerintahan Makalah Sistem Pemerintahan
Makalah Sistem Pemerintahan
 
Sistem pemerintahan indonesia
Sistem pemerintahan indonesiaSistem pemerintahan indonesia
Sistem pemerintahan indonesia
 
Makalah sistem pemerintahan di indonesia
Makalah sistem pemerintahan di indonesiaMakalah sistem pemerintahan di indonesia
Makalah sistem pemerintahan di indonesia
 
Perencanaan program-amin-2014
Perencanaan program-amin-2014Perencanaan program-amin-2014
Perencanaan program-amin-2014
 
PPT Sistem Pemerintahan Indonesia
PPT Sistem Pemerintahan IndonesiaPPT Sistem Pemerintahan Indonesia
PPT Sistem Pemerintahan Indonesia
 
Powerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
Powerpoint Sistem Pemerintahan IndonesiaPowerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
Powerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
 

Similar to Bab 2 kelas 3

Similar to Bab 2 kelas 3 (20)

Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jpRpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
 
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jpRpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
 
BAB 2 LAGI
BAB 2 LAGIBAB 2 LAGI
BAB 2 LAGI
 
Kelompok 4 pkn
Kelompok 4 pknKelompok 4 pkn
Kelompok 4 pkn
 
my bab 2 exp
my bab 2 expmy bab 2 exp
my bab 2 exp
 
Tugas project pkn
Tugas project pknTugas project pkn
Tugas project pkn
 
Pptpkntahun2016 smanta sanggau
Pptpkntahun2016 smanta sanggauPptpkntahun2016 smanta sanggau
Pptpkntahun2016 smanta sanggau
 
Bentuk negara (tugas pancasila)
Bentuk negara (tugas pancasila)Bentuk negara (tugas pancasila)
Bentuk negara (tugas pancasila)
 
Pkn bab 3
Pkn bab 3Pkn bab 3
Pkn bab 3
 
Makalah negara dan konstitusi
Makalah negara dan konstitusiMakalah negara dan konstitusi
Makalah negara dan konstitusi
 
Objek Hukum Tata Negara
Objek Hukum Tata NegaraObjek Hukum Tata Negara
Objek Hukum Tata Negara
 
PKN KD. 3.3
PKN KD. 3.3PKN KD. 3.3
PKN KD. 3.3
 
PANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptx
PANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptxPANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptx
PANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptx
 
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahanSistem pemerintahan
Sistem pemerintahan
 
PKNSistem Pemerintahan
PKNSistem PemerintahanPKNSistem Pemerintahan
PKNSistem Pemerintahan
 
Bentuk negara
Bentuk negaraBentuk negara
Bentuk negara
 
Tugas karya ilmiah
Tugas karya ilmiahTugas karya ilmiah
Tugas karya ilmiah
 
Tugas karya ilmiah
Tugas karya ilmiahTugas karya ilmiah
Tugas karya ilmiah
 
Materippknsmaxiibab7
Materippknsmaxiibab7Materippknsmaxiibab7
Materippknsmaxiibab7
 
Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia
Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia
Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia
 

More from fatimaharyenfa

More from fatimaharyenfa (14)

Bab 4 kelas 3
Bab 4 kelas 3Bab 4 kelas 3
Bab 4 kelas 3
 
Bab 4 kelas 3
Bab 4 kelas 3Bab 4 kelas 3
Bab 4 kelas 3
 
Bab 3 kelas 3
Bab 3 kelas 3Bab 3 kelas 3
Bab 3 kelas 3
 
Bab 1 kelas 3
Bab 1 kelas 3Bab 1 kelas 3
Bab 1 kelas 3
 
Kels xi bab5
Kels xi bab5Kels xi bab5
Kels xi bab5
 
Bab 4 kelas xi
Bab 4 kelas xiBab 4 kelas xi
Bab 4 kelas xi
 
Bab 3 kelas xi
Bab 3 kelas xiBab 3 kelas xi
Bab 3 kelas xi
 
Bab 2 kelas xi
Bab 2 kelas xiBab 2 kelas xi
Bab 2 kelas xi
 
Bab 1 kelas xi
Bab 1 kelas xiBab 1 kelas xi
Bab 1 kelas xi
 
Hukum bab 5 kelas x
Hukum bab 5 kelas xHukum bab 5 kelas x
Hukum bab 5 kelas x
 
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas xSecara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
 
Bentuk dan kedaulatan negara pkn bab 3
Bentuk dan kedaulatan negara pkn bab 3Bentuk dan kedaulatan negara pkn bab 3
Bentuk dan kedaulatan negara pkn bab 3
 
Bab 2 kelas x
Bab 2 kelas xBab 2 kelas x
Bab 2 kelas x
 
Pkn kelas 10
Pkn kelas 10Pkn kelas 10
Pkn kelas 10
 

Bab 2 kelas 3

  • 1. Sistem Pemerintahan MATERI KELAS XII SEMESTER 1 BAB 2 SISTEM PEMERINTAHAN Standar Kompetensi 2.Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan Kompetensi Dasar 2.1. Menganalisis sistem pemerintahan di berbagai negara 2.2. Menganalisis pelaksanaan sistem pemerintahan negara Indonesia 2.3. Membandingkan pelaksanaan sistem pemerintahan yang berlaku di Indonesia dengan negara lain Indikator Hasil Pencapaian Belajar 1. Siswa diharapkan dapat mengklasifikasikan sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer di berbagai negara 2. Siswa diharapkan dapat mengidentifikasi ciri sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer 3. Siswa diharapkan dapat menguraikan kelebihan dan kekurangan sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer 4. Siswa diharapkan dapat menguraikan sistem pemerintahan yang digunakan oleh negara Indonesia menurut UUD 1945. 5. Siswa diharapkan dapat membandingkan sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum perubahan dengan sesudah perubahan UUD 1945. 6. Siswa diharapkan dapat menguraikan kelebihan dan kekurangan pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia 7. Siswa diharapkan dapat membandingkan sistem pemerintahan Indonesia dengan negara lain Tujuan Pembelajaran 1. Mengklasifikasikan sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer di berbagai negara 2. Mengidentifikasi ciri sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer 3. Menguraikan kelebihan dan kekurangan sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer 4. Menguraikan sistem pemerintahan yang digunakan oleh negara Indonesia menurut UUD 1945. 5. Membandingkan sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum dengan sesudah perubahan
  • 2. 6. Menguraikan kelebihan dan kelemahan pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia 7. Membandingkan sistem pemerintahan Indonesia dengan negara lain Metode Pembelajaran 1. Metode Ceramah (Preaching Method) 2. Metode Diskusi (Discussion Method) 3. Metode Pemberian Tugas 4. Metode Studi Kasus Materi Pembelajaran 1. Sistem Pemerintahan Parlementer dan Sistem Pemerintahan Presidensial Pengertian Sistem Pemerintahan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sistem mengandung tiga pengertian sebagai berikut: a. Seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Contoh sistem politik b. Susunan pandangan, teori, asas yang teratur. Contoh sistem pemerintahan (demokrasi, totaliter, parlementer) c. Metode. Contoh sistem menanam padi. Kata sistem merupakan terjemahan dari kata system (bahasa Inggris) yang berarti susunan, tatanan, jaringan, atau cara. Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, dan yang berasal dari kata perintah, dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata-kata itu berarti: a. Perintah adalah perkataan yang bermakna menyuruh melakukan sesuatu b. Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu wilayah, daerah, atau negara c. Pemerintahan adalah perbuatan, cara, hal, urusan dalam memerintah Pemerintahan menurut KBBI berarti: a. Proses, cara, perbuatan memerintah b. Segala urusan yang dilakukan negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyat dan kepentingan negara c. Jadi, pemerintahan adalah tindakan atau kegiatan pemerintah dalam menyelenggarakan pembuatan dan penegakan hukum guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan kepentingan negara.
  • 3. d. Pemerintah adalah sekelompok orang dan sejumlah lembaga yang membuat dan menegakkan hukum dalam suatu negara. Dalam arti yang luas, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan-badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif di suatu negara dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara. Dalam arti yang sempit, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan eksekutif beserta jajarannya dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara. Sistem pemerintahan adalah susunan yang teratur dari prinsip-prinsip yang melandasi berbagai kegiatan atau hubungan kerja antara legislatif, eksekutif, dan judikatif dalam menyelenggarakan pemerintahan suatu negara. Kekuasaan dalam suatu negara menurut Montesquieu diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: a. Kekuasaan Eksekutif berarti kekuasaan menjalankan undang-undang atau kekuasaan menjalankan pemerintahan b. Kekuasaan Legislatif berarti kekuasaan membentuk undang-undang c. Kekuasaan Yudikatif berarti kekuasaan mengadili terhadap pelanggaran atas undang-undang. Sistem pemerintahan negara dibagi menjadi dua klasifikasi besar, yaitu: a. Sistem pemerintahan parlementer: intinya parlemen mendominasi pemerintahan negara b. Sistem pemerintahan presidensial: intinya Presiden memegang peranan kunci dalam pemerintahan. Selain dua klasifikasi besar di atas, terdapat sistem pemerintahan yang disebut sistem kediktatoran proletariat yang intinya kekuasaan negara berada di tangan pemimpin partai (komunis), contohnya di negara Republik Rakyat Cina. Selain itu dikenal juga sistem pemerintahan campuran yang diterapkan di Republik Kelima Perancis dan dSwiss. Pengertian bentuk negara, bentuk kenegaraan, bentuk pemerintah, dan bentuk pemerintahan Bentuk negara adalah pengelompokan negara berdasarkan kriteria distribusi kekuasaan (secara resmi) antarberbagai tingkat pemerintahan dalam suatu negara.
  • 4. Ada tiga bentuk negara, yaitu: a. Negara Kesatuan, yakni negara yang pemerintah pusatnya berdaulat penuh atas semua tingkat pemerintahan yang ada di bawahnya. b. Negara Federal/Serikat, yakni negara yang kekuasaannya secara formal dibagi menjadidua: kekuasaan pemerintah pusat federal dan kekuasaan pemerintah negara bagian. c. Negara Konfederasi, yakni bentuk kerjasama negara di mana pemerintah pusat tunduk pada kedaulatan masing-masing negara anggotanya. Dilihat dari susunannya, ada dua bentuk negara, yaitu negara yang bersusunan tunggal atau negara kesatuan (unitaris) dan negara yang bersusunan jamak atau negara serikat (federasi,federalis). Negara Kesatuan adalah negara yang bersusunan tunggal, artinya negara yang tidak tersusun dari beberapa negara, melainkan hanya terdiri atas satu negara. Hanya ada satu pemerintah, yaitu pemerintah pusat yang mempunyai kekuasaan tertinggi di negara itu. Ada dua cara/sistem negara kesatuan, yaitu: a. Sentralisasi, artinya semua hal dan urusan diatur oleh pemerintah pusat. Daerah tidak memiliki wewenang untuk mengatur sendiri hal yang menjadi urusan pemerintahan b. Desentralisasi, artinya penyerahan urusan dari pemerintah pusat atau daerah di atasnya pada daerah otonom sehingga menjadi urusan rumah tangga daerah otonom. Setiap daerah otonom memiliki pemerintah daerah yang berhak dan berwenang mengurus sendiri urusan pemerintahan. Contoh, Indonesia merupakan negara kesatuan dengan sistem desentralisasi Negara Serikat/Negara Federasi/Negara Federalis adalah negara yang bersusun jamak atau terdiri dari negara-negara bagian. Artinya, negara tersusun dari beberapa negara yang semula telah berdiri sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Dalam negara federasi terdapat: a. Dua macam negara: Negara bagian dan Negara federasi atau gabungan b. Dua macam pemerintah: Pemerintah negara bagian dan Pemerintah negara federasi c. Dua macam UUD: UUD negara bagian dan UUD negara federasi d. Dua macam urusan: Urusan negara bagian dan urusan bersama yang diurus oleh negara federasi e. Negara dalam negara: Negara bagian itu berada di dalam negara federasi
  • 5. Urusan bersama yang diurus negara federasi adalah urusan-rusan pokok yang menentukan hidup matinya negara federasi, misalnya masalah pertahanan, hubungan luar negeri, dan keuangan. Contoh negara federasi adalah Amerika Serikat, Australia, Malaysia. Serikat Negara/Perserikatan Negara/Konfederasi, merupakan gabungan atau perserikatan dari beberapa negara berdaulat baik ke dalam maupun ke luar. Konfederasi terbentuk untuk maksud tertentu, misalnya hubungan luar negeri atau masalah pertahanan. Negara yang tergabung dalam konfederasi tetapsebagai negara merdeka dan berdaulat penuh. Konfederasi bukan negara dalam pengertian hukum internasional, karena masing-masing negara tetap merupakan subyek hukum internasional. Bentuk-bentuk Kenegaraan Bentuk-bentuk kenegaraan terdiri dari: a. Koloni, merupakan wilayah jajahan. Wilayah negara tersebut sepenuhnya berada di bawah negara lain secara internasional. Negara koloni adalah negara yang tidak berdaulat, sedang yang berdaulat adalah negara yang menjajahnya. Negara koloni terakhir adalah Republik Palay yang merdeka pada tahun ... b. Perwalian, adalah wilayah yang diurus oleh beberapa negara atau negara lain di bawah Dewan Perwalian PBB, dengan tujuan agar wilayah itu dapat mempersiapkan diri menuju pemerintahan sendiri dan kemerdekaan sepenuhnya. c. Dominion, merupakan negara yang tergabung dalam The British Commonwealth of Nations atau Negara Persemakmuran Inggris. Dominion adalah negara yang sebelumnya merupakan jajahan Inggris. Tujuan dominion adalah untuk mempererat persahabatan, kerjasama, dan mencapai kemakmuran negara-negara anggotanya. Anggota Dominion meliputi Australia, Kanada, Selandia Baru, Malaysia, dan Afrika Selatan. d. Protektorat, adalah negara yang berada di bawah perlindungan negara lain yang lebih kuat. Contoh, Hongkong merupakan protektorat Inggris sebelum diserahkan kembali kepada Cina. e. Uni, bentuk uni terjadi apabila dua negara/lebih yang berdaulat mempunyai seorang kepala negara yang sama dengan tujuan untuk menciptakan persatuan di antara negara-negara tersebut. Ada dua macam uni: i. Uni Riil atau Uni Nyata 1. Bila kedua negara memiliki alat kelengkapan negara yang sama yang telah ditentukan terlebih dulu. 2. Mengakui adanya satu kepala negara
  • 6. 3. Contoh: Uni Indonesia-Belanda 1949 dengan Ratu Yuliana (Belanda) sebagai kepala negara ii. Uni Personil 1. Bila kedua negara mempunyai seorang raja yang sekaligus sebagai kepala negara, namun urusan pemerintahan tetap berada pada masing-masing negara tersebut. 2. Contoh: Uni Belanda-Luxemburg (1839-1890), Uni Swedia-Norwegia (1814- 1905), Uni Inggris-Hanover (1714-1837) f. Mandat, adalah bekas negara jajahan dari negara yang kalah sewaktu Perang Dunia I. Wilayah negara yang kalah diletakkan di bawah perlindungan negara yang menang perang serta diawasi oleh Dewan Mandat LBB. Tugas negara pemegang mandat adalah menyelenggarakan pemerintahan dan mempersiapkan wilayah negara itu menuju pemerintah sendiri. Contoh, Kamerun bekas jajahan Jerman dijadikan mandat oleh Perancis. Bentuk Pemerintah adalah pengelompokan negara berdasarkan cara pengisian jabatan kepala negaranya. Ada dua bentuk pemerintah, yaitu: a. Kerajaan/Monarki, adalah negara yang jabatan kepala negaranya diisi melalui sistem pewarisan. Contoh Jepang, Thailand, dan Inggris. b. Republik, adalah negara yang kepala negaranya diisi melalui cara-cara di luar sistem pewarisan, misalnya melalui proses pemilu langsung oleh rakyat. Contoh Indonesia, Amerika Serikat. Bentuk Pemerintahan adalah pengelompokan negara berdasarkan letak kekuasaan tertinggi dalam suatu negara. Bentuk Pemerintahan Secara Tradisional dibedakan menjadi: a. Monarki adalah bentuk pemerintahan negara yang kekuasaan tertinggi berada di tangan seorang penguasa tunggal, yaitu raja/ratu/kaisar/sultan. b. Aristokrasi adalah bentuk pemerintahan negara yang kekuasaan tertingginya berada di tangan satu lembaga kecil yang terdiri atas sekelompok orang/elit yang memiliki hak istimewa. c. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan negara yang kekuasaan tertingginya berada di tangan semua warga negara. Klasifikasi Mutakhir Tentang Bentuk Pemerintahan: a. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan untuk membuat keputusan tertinggi dalam suatu negara dikontrol oleh semua warga negara dewasa dalam masyarakat yang bersangkutan.
  • 7. b. Kediktatoran adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan untuk membuat keputusan tertinggi dalam suatu negara dikontrol oleh satu orang c. Oligarki adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan untuk membuat keputusan tertinggi dalam suatu negara dikontrol oleh sekelompok elit. Sistem Pemerintahan Parlementer Pengertian Sistem Pemerintahan Parlementer Adalah sistem atau keseluruhan prinsip penataan hubungan kerja antarlembaga negara yang secara formal memberikan peran utama kepada parlemen atau badan legislatif dalam menjalankan pemerintahan negara. Contoh negara: Kerajaan Inggris, Belanda, India, Australia, Malaysia. Induk Sistem Pemerintahan Parlementer a. Kepala Negara (raja/ratu) Inggris adalah negara kerajaan. Karena itu, kepala negara Inggris selalu adalah raja/ratu. Raja menganggap dirinya mempunyai hak suci dari Tuhan untuk memerintah dunia. Raja-raja Inggris umumnya juga mempunyai lembaga penasihat yang ditentukan sendiri oleh raja, yang anggotanya hanya dari kalangan bangsawan dan pemimpin gereja. Mereka umumnya dipanggil bersidang oleh raja apabila negara memerlukan pajak. b. Parlemen Cikal bakal parlemen di Inggris adalah Witanagemot, yaitu dewan penasehat raja yang terdiri atas para pangeran, bangsawan, dan pejabat gereja yang dipilih dan dihentikan oleh raja. Lembaga ini kemudian dikenal dengan parlemen. Semakin sering raja memerlukan tambahan dana semakin sering parlemen bersidang, yang akan memperkuat kedudukan parlemen dan mematangkan kelembagaan parlemen itu sendiri. c. Kabinet Cikal bakal kabinet di Inggris adalah sebuah kelompok orang yang disebutCABAL yang dijadikan sebagai penasehat inti dan sekaligus penghubung dirinya dengan parlemen. Pemerintahan dikendalikan oleh perdana menteri dan kabinetnya. Sehingga merekalah yang bisa dipersalahkan atau diminta pertanggungjawaban. Prinsip-prinsip Sistem Pemerintahan Parlementer Ranney, pemusatan kekuasaan negara ke tangan parlemen di negara pengguna sistem pemerintahan parlementer dilakukan melalui dua sarana, yaitu:
  • 8. a. Rangkap jabatan • Bahwa mereka yang menduduki jabatan menteri harus merupakan anggota parlemen • Kabinet dan para menterinya merupakan komisi parlemen yang didudukkan di lembaga eksekutif • Berbeda dengan ajaran Trias Politica yang menganut pemisahan kekuasaan. b. Dominasi resmi parlemen • Parlemen sebagai lembaga legislatif negara tertinggi • Parlemen membuat undang-undang baru, merevisi atau mencabut undang-undang yang berlaku • Parlemen dapat menyatakan mosi tidak percaya kepada kabinet/menteri • Parlemen, melalui pemimpin partai yang menguasai mayoritas kursi parlemen, menyusun kabinet atau dewan menteri • PM dan para menteri itu berasal dari kalangan anggota parlemen dan akan tetap menjadi anggota parlemen, sehingga hakikat kabinet hanyalah sebuah komisi dari parlemen • PM dan kabinetnya berkewajiban menjalankan kebijakan pemerintahan yang digariskan oleh parlemen, dan karena itu, harus bertanggung jawab kepada parlemen • Masa jabatan menteri/kabinet sangat tergantung pada kehendak parlemen • Kepala negara/raja berperan sebagai penengah bila terjadi pertentangan antara parlemen dan kabinet Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Parlementer a. Kabinet, yaitu para menteri di bawah pimpinan perdana menteri yang bertanggung jawab kepada parlemen (legislatif). Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat bertahan sepanjang mendapat dukungan mayoritas anggota parlemen. Hal ini berarti bahwa sewaktu-waktu parlemen dapat menjatuhkan kabinet jika mayoritas anggota parlemen menyampaikan mosi tidak percaya kepada kabinet. Lama masa jabatan kabinet tidak dapat ditentukan meskipun memiliki masa jabatan dalam waktu tertentu. b. Presiden adalah kepala negara, sedangkan kepala pemerintahan (eksekutif)adalah perdana menteri yang berasal dari partai politik yang mempunyai suara mayoritas di Parlemen. Kepala negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala pemerintahan adalah perdana menteri, sedangkan kepala negara adalah presiden dalam negara republik atau raja/sultan dalam negara monarki. Kepala negara tidak memiliki kekuasaan pemerintahan. Ia hanya berperan sebgai symbol kedaulatan dan keutuhan negara.
  • 9. c. Kepala Negara/Presiden atas saran pemerintah, yaitu Perdana Menteri dapat membubarkan parlemen. Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet maka presiden atau raja atas saran dari perdana menteri dapat membubarkan parlemen. Selanjutnya, diadakan pemilihan umum lagi untuk membentuk parlemen baru. d. Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Parlemen memiliki kekuasaan besar sebagai badan perwakilan dan lembaga legislatif. e. Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang memenangkan pemiihan umum. Partai politik yang menang dalam pemilihan umum memiliki peluang besar menjadi mayoritas dan memiliki kekuasaan besar di parlemen. f. Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana menteri sebagai pemimpin kabinet. Perdana menteri dipilih oleh parlemen untuk melaksakan kekuasaan eksekutif. Dalam sistem ini, kekuasaan eksekutif berada pada perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Anggota kabinet umumnya berasal dari parlemen. Kelebihan atau Kebaikan Sistem Pemerintahan Parlementer a. Sistem/garis pertanggungjawaban dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas/transparan b. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet menjadikan kabinet menjadi berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan c. Pembuatan kebijakan dapat ditangani secara tuntas karena mudah terjadi penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai. Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer : a. Kabinet cenderung/dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai mayoritas. Karena pengaruh mereka yang besar di parlemen dan partai, anggota kabinet dapat menguasai parlemen. b. Kedudukan badan eksekutif/ kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan parlemen.
  • 10. c. Kelangsungan/masa jabatan eksekutif atau kabinet tidak dapat ditentukan berakhir sesuai dengan masa jabatannya, karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar. d. Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan eksekutif. Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan menjadi bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya. Sistem Pemerintahan Parlementer di Inggris a. Negara Inggris dianggap sebagai tipe ideal dari negara yang menganut sistem pemerintahan parlemen. Bahkan, Inggris disebut sebagai The Mother of Parliaments (induk parlemen). b. Menganut sistem pertanggungjawaban menteri. Sistem parlementer, terlahir dari adanya pertanggungjawaban menteri. Seperti halnya yang terjadi di Inggris, di mana seorang raja tak dapat diganggu gugat (the king can do no wrong), maka jika terjadi perselisihan antara raja dengan rakyat, menterilah yang bertanggung jawab terhadap segala tindakan raja. Sebagai contoh, Thomas Wentworth salah seorang menteri pada masa Raja Karel I dituduh melakukan tindak pidana oleh Majelis Rendah. Kemudian karena terbukti, menteri tersebut dijatuhi hukuman mati oleh Majelis Tinggi. Dari pertanggungjawaban pidana ini, kemudian lahir pertanggung jawaban politik, di mana para menteri harus bertanggungjawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah terhadap parlemen. c. Kekuasaan kepala negara ada pada Raja atau Ratu, sedang kekuasaan kepala pemerintahan di tangan Perdana Menteri. Sistem parlemen telah terjadi sejak permulaan abad ke-18 di Inggris. Dari sejarah ketatanegaraan, dapatlah dikatakan, bahwa sistem parlementer ini adalah kelanjutan dari bentuk negara Monarchi Konstitusionil, di mana kekuasaan raja dibatasi oleh konstitusi. Karena itu dalam sistem parlementer, raja atau ratu dan presiden, kedudukannya adalah sebagai kepala negara. Kepala negara dipegang Raja / Ratu yang bersifat simbolis dan tidak dapat diganggu gugat Contoh kedudukan ratu di Inggris, raja di Muangthai dan presiden di India. d. Pemisahan kekuasaan dilatarbelakangi oleh ungkapan pada masa lalu “The king do not wrong” e. Peraturan perundang undangan bersifat konvensi (peraturan tidak tertulis) f. PM berasal dari partai mayoritas di parlemen, dan pemimpin partai politik Inggris g. Parlemen terdiri atas dua badan (bi kameral), yaitu:
  • 11. House of Lord (Majelis Tinggi), adalah badan oerwakilan dengan anggota para bangsawan yang penentuan keanggotaannya didasarkan atas penunjukan raja/ratu. Kekuasaannya lebih besar dibandingkan Majelis Rendah House of Common (Majelis Rendah), adalah badan perwakilan rakyat yang anggota-anggotanya berasal dari parpol di Inggris yang dipilih melalui pemilu h. Kabinet/eksekutif Adalah dewan pemerintahan yang terdiri atas para menteri dipimpin oleh perdana menteri Anggotanya berasal dari House of Common, bertanggungjawab kepada parlemen. Eksekutif dalam sistem parlementer adalah Kabinet itu sendiri. Kabinet yang terdiri dari Perdana Menteri dan menteri-menteri, bertanggung jawab sendiri satau bersama-sama kepada parlemen. Kesalahan yang dilakukan oleh Kabinet tidak dapat melibatkan kepala negara. Karena itulah di Inggris dikenal istilah “the king can do no wrong”. Pertanggung jawaban menteri kepada parlemen tersebut dapat berakibat Kabinet meletakkan jabatan dan mengembalikan mandat kepada kepala negara manakala parlemen tidak lagi mempercayai Kabinet. i. Kekuasaan parlemen Sangat besar, dengan mosi tidak percaya dapat membubarkan kabinet Pemerintahan jarang sekali jatuh karena kabinet berasal dari partai mayoritas di parlemendan mendapat dukungan mayoritas di parlemen j. Raja atau Ratu sebagai kepala negara mempunyai kekuasaan membubarkan parlemen atas usulan perdana menteri k. Perdana Menteri juga mempunyai kekuasaan sbb: Sebagai pemimpin kabinet yang anggotanya dipilih sendiri Memimpin partai mayoritas di parlemen Dapat mengendalikan parlemen karena ia memimpin partai Menjadi penghubung dengan raja Sewaktu-waktu dapat mengadakan pemilihan umum sebelum masa jabatan 5 tahun berakhir. l. Ada dua partai besar yaitu Partai Konservatif dan Partai Buruh. Partai yang kalah dalam pemilihan umum menjadi oposisi Sistem Pemerintahan Presidensial Pengertian Sistem Pemerintahan Presidensial:
  • 12. Adalah sistem atau keseluruhan prinsip penataan hubungan kerja antarlembaga negara melalui pemisahan kekuasaan negara, di mana presiden memainkan peran kunci dalam pengelolaan kekuasaan eksekutif. Dalam sistem ini, kedudukan eksekutif, seorang presiden menunjuk pembantu-pembantunya yang akan memimpin departemennya dan mereka itu bertanggung jawab kepada presiden. Pelaksana kekuasaan kehakiman menjadi tanggung jawab MA dan kekuasaan legislatif berada ditangan DPR. Contohnya adalah Amerika Serikat dengancheck and balance, Indonesia adalah pembagian kekuasaan (distribution of power),Pakistan, Argentina, Filipina. Negara Filipina menggunakan sistem presidensial karena negara ini pernah berada dalam kekuasaan Amerika Serikat. Pemerintah Amerika Serikat bahkan juga memfasilitasi penyusunan konstitusi Filipina menjelang kemerdekaan negara ini. Negara-negara lain seperti Kolombia, Kostarika, Meksiko, dan Venezuela juga menggunakan sistem pemerintahan presidensial, dengan sistem pemerintahan Amerika Serikat sebagai modelnya. Peran kunci presiden tampak dari hal-hal sebagai berikut: a. Presiden adalah kepala negara sekaligus adalah kepala pemerintahan b. Presiden adalah pihak yang berwenang menyusun kabinet. (Juga disebut sistemnon-parliamentary executive, karena pengangkatan para menteri sepenuhnya menjadi kekuasaan presiden) c. Para menteri tidak boleh menjadi anggota parlemen, jadi kabinet semata-mata pembantu presiden d. Para menteri bertanggung jawab kepada presiden, bukan kepada parlemen e. Masa jabatan menteri sangat bergantung pada presiden f. Peran parlemen dan eksekutif dibuat seimbang melalui sistem check and balances Prinsip-prinsip Sistem Pemerintahan Presidensial Ranney, di negara yang menganut sistem pemerintahan presidensial, ketiga jenis kekuasaan negara (legislatif, eksekutif dan judikatif) secara formal dipisahkan melalui dua macam sarana, yaitu: a. Pemisahan pejabat/larangan rangkap jabatan Berbeda dengan sistem parlementer, dalam sistem presidensial rangkap jabatan justru dilarang. Seorang anggota parlemen tidak boleh merangkap menjadi menteri, demikian juga sebaliknya. Misalnya,di Amerika Serikat. Disana tidak seorangpun diperbolehkan menduduki lebih dari satu jabatan dalam ketiga cabang kekuasaan yang ada. Contohnya seorang Jaksa Agung harus mundur dari jabatannya bila ingin mencalonkan diri menjadi seorang Senator.
  • 13. b. Kontrol dan keseimbangan (check and balances) Untuk mencegah satu lembaga kekuasaan memperbesar kekuasaannya sendiri, masing- masing cabang kekuasaan diberi kekuasaan untuk mengontrol cabang kekuasaam lain, sehingga posisi masing-masing cabang kekuasaan tetap dalam keseimbangan yang tepat. Contohnya, Kongres mengontrol Presiden dengan menolak RUU yang diajukan, menolak memberi persetujuan terhadap calon pejabat bawahan langsung Presiden dan mengadili serta memberhentikan Presiden. Presiden diberi kekuasaan untuk mengontrol Kongres dengan hak vetoatas UU yang telah disetujui Kongres, dan mengontrol MA dengan mengajukan calon MA, serta melakukan judicial review. Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Presidensial a. Presiden memiliki kekuasaan yang luas, yaitu sebagai kepala negara dan sebagai kepala pemerintahan (sering disebut sebagai concentration of governing power and responsibility upon the president, artinya presiden sebagai satu-satunya lembaga negara yang bertanggungjawab atas penyelenggaraan pemerintahan negara) b. Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen c. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen. Presiden dan parlemen tidak bisa saling menjatuhkan. d. Presiden dalam melaksanakan pemerintahan dibantu oleh para menteri yang ditunjuk dan diangkat oleh Presiden (hak prerogatif/hak istimewa untuk mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen).Para menteri tidak bertanggung jawab kepada parlemen tetapi kepada Presiden. e. Masa jabatan kabinet, yaitu presiden beserta para menterinya sesuai dengan masajabatannya. Presiden tidak dapat diberhentikan dalam masa jabatannya. Apabila terjadi pelanggaran hukum Presiden akan dikenakan impeachment (pengadilan DPR) yang dilakukan Hakim Tinggi. f. Presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat, dan Parlemen dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu. Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial a. Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak bertanggung jawab pada parlemen b. Lama masa jabatan eksekutif lebih jelas dan dalam jangka waktu tertentu c. Penyusunan program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya
  • 14. d. Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial a. Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan kekuasaan mutlak b. Pembuatan keputusan atau kebijaksanaan publik umumnya merupakan hasil tawar menawar antara eksekutif sehingga dapat terjadi keputusan yang tidak tegas dan memerlukan waktu yang lama c. Sistem pertanggungjawabannya kurang jelas Sistem Pemerintahan Presidensial di Amerika Serikat a. Amerika Serikat menganut sistem pemerintahan presidensial murni b. Prinsip separation of power (pemisahan kekuasaan) dan mekanisme checks and balances (pengawasan dan perimbangan). Dalam checks and balances, Presiden boleh memilih menterinya sendiri, tetapi untuk jabatan Hakim Agung dan Duta Besar harus disetujui Senat c. Kekuasaan eksekutif berada pada presiden, sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara, dipilih rakyat, masa jabatan 4 tahun dan dapat dipilih kembali untuk masa jabatan kedua, dan para menteri. d. Kekuasaan legislatif di tangan Congress, terdiri: – Senat, adalah perwakilan dari tiap negara bagian yang dipilih melalui pemilu oleh rakyat di negara bagian yang bersangkutan, 2 orang wakil – House of Representatives, adalah perwakilan dari rakyat AS yang dipilih langsung untuk masa jabatan 2 tahun melalui partai politik e. Kekuasaan judikatif, berada pada Mahkamah Agung (Supreme Court), merupakan kekuasaan yang bebas dari pengaruh eksekutif dan legislatif f. Presiden mempunyai veto atas RUU, tetapi jika RUU diterima 2/3 majelis, maka veto Presiden batal g. Mekanisme kerja: Presiden dan Congress tidak dapat saling menjatuhkan h. Presiden hanya dapat dituntut berhenti bila terbukti melanggar hukum, yakni: – Pengkhianatan terhadap negara (treason) – Penyuapan dan tindak pidana berat (bribery and high crime) – Pelanggaran ringan berupa perbuatan tercela (misdemeanor) Sistem Pemerintahan Campuran Selain dua tipe sistem pemerintahan di atas, terdapat model sistem pemerintahan yang memiliki baik segi-segi sistem pemerintahan parlementer maupun
  • 15. presidensial. Di kalangan para sarjana, ada yang memberikan istilah baru terhadap sistem pemerintahan ini, ada juga yang yang tidak. Sri Soemantri memberikan istilah sistem pemerintahan campuran atau kombinasi bagi sistem pemerintahan tersebut. Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim menyebut sistem pemerintahan ini sebagai quasi parlementer atau quasi presidensiil (presidensial) sedangkan Usep Ranawijaya menyebutnya dengan istilahbentuk antara atau bentuk peralihan. Sementara C.F. Strong tidak memberikan istilah khusus bagi sistem pemerintahan tersebut tetapi mengakui sistem-sistem pemerintahan tersebut, misalnya sistem semipresidensial pada Republik Kelima Perancis dan eksekutif parlementer (parlementarian executive) tetapi pada pelaksanaannya bersifat eksekutif tetap dan nonparlementer pada Swiss. Kita menggunakan istilah sistem pemerintahan campuran sesuai pendapat Sri Soemantri dengan pertimbangan untuk mempermudah pembahasan karakteristik sistem pemerintahan tersebut. Karena pada dasarnya, sistem pemerintahan campuran tidak dapat dikelompokkan ke dalam dua sistem pemerintahan pada umumnya. Akan tetapisistem campuran tetap memperlihatkan ciri-ciri dari kedua sistem pemerintahan (parlementer dan presidensial) dengan tingkat dominasi yang berbeda-beda. Artinya sistem pemerintahan campuran pada sebuah negara memiliki substansi yang berbeda dengan sistem pemerintahan campuran di negara lain. Menurut Bagir Manan sehubungan dengan sistem pemerintahan campuran,bahwa “persamaannya hanya pada bentuk campuran, sedangkan substansinya sama sekali berbeda” Selanjutnya terhadap perbedaan-perbedaan antar-sistem pemerintahan campuran Bagir Manan berpendapat bahwa: “….(i) Bentuk-bentuk sistem campuran berbeda-beda antara negara yang satu dengan negara yang lain; (ii) Bentuk campuran dapat menunjukkan ciri-ciri presidensiil (presidensial) atau ciri-ciri parlementer yang lebih menonjol…..” Negara-negara yang biasanya menjadi prototipe sistem pemerintahan campuran, yaitu Perancis (dengan Konstitusi 1958 dan Amendemen 1962) dan Swiss. Perancis sejak tahun 1958 (disebut juga masa Republik Kelima) memiliki model sistem pemerintahan yang disebut semipresidensial. Sebelumnya Perancis menerapkan sistem pemerintahan parlementer dan peralihan pada sistem semipresidensial, tidak menghapus ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer. Seperti dikatakan oleh C.F. Strong, bahwa: • “….Perancis di bawah pemerintahan Republik Kelima mempertahankan sistem eksekutif parlementer, namun dengan beberapa variasi pada jenis eksekutif terdahulu. Pertama, seperti yang telah dikatakan, Presiden tidak lagi dipilih oleh Parlemen saja, melainkan oleh Electoral College yang terdiri dari anggota-anggota
  • 16. Parlemen beserta anggota-anggota dewan lainnya. Kedua, walaupun para menteri bertanggung jawab kepada Parlemen, para menteri tidak diizinkan menjadi anggota salah satu majelis Parlemen…..Ketiga, Presiden menjadi Kepala Eksekutif yang aktif dengan kekuasaan penuh untuk mengontrol badan legislatif termasuk hak untuk membubarkan Parlemen…..Hal ini berarti, apabila terjadi mosi tidak percaya dalam Parlemen yang menentang pemerintah, Presiden dapat membubarkan Majelis dan mengadakan pemilihan baru. Terakhir, konstitusi memberikan mandat kepada Presiden untuk mengambil tindakan darurat jika terjadi ancaman “terhadap institusi republik, kemerdekaan bangsa, integritas wilayah, serta pelaksanaan kewajiban luar negeri negara. Kedudukan Presiden Perancis semakin lebih kuat dengan diadakannya referendum yang mengamandemen konstitusi Perancis pada tahun 1962 yang mengubah tata cara pemilihan Presiden yang semula dipilih oleh Electoral College menjadi dipilih melalui hak pilih universal (secara langsung oleh rakyat). Menurut pendapat di atas, terdapat beberapa ciri dalam sistem pemerintahan Perancis sejak 1962, yaitu: • Presiden dipilih langsung oleh rakyat untuk masa jabatan 5 tahun (segi presidensial). • Menteri-menteri bertanggung jawab kepada Parlemen tetapi tidak diizinkan menjadi anggota Parlemen (segi parlementer). • Presiden menjadi eksekutif sesungguhnya selain Kabinet (dual executive), bahkan lebih besar pengaruhnya, misalnya Presiden dapat membubarkan Parlemen jika bertentangan dengan Pemerintah. • Presiden memegang kekuasan untuk mengendalikan keadaan darurat dalam masalah-masalah tertentu (segi presidensial). Selain itu ada ciri-ciri lain yang tidak dikemukakan pendapat sebelumnya, yaitu Perdana Menteri dan Menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden walaupun pertanggungjawaban Dewan Menteri tetap kepada Parlemen. Negara kedua yang menjadi prototipe sistem pemerintahan campuran adalah Swiss. Jika dalam sisitem pemerintahan Perancis Republik Kelima terdapat dua macam eksekutif dengan tugas dan wewenang yang berbeda, maka dalam sistem pemerintahan Swiss eksekutif dipegang oleh sebuah Dewan yang disebut Dewan Federal (Federal Council). Sehubungan dengan itu, C.F. Strong mengatakan, bahwa Lembaga eksekutif Swiss atau Dewan Federal (Federal Council) adalah suatu kementerian yang dipilih, tetapi tidak dapat dibubarkan, oleh tiap-tiap Majelis Federal (Federal Assembly). Sekilas sistem pemerintahan Swiss bersifat parlementer karena Dewan Federal yang dipilih oleh Majelis Federal seperti Kabinet (Dewan Menteri) yang diangkat
  • 17. oleh Parlemen di Inggris. Akan tetapi, kedudukan Dewan Federal yang tak dapat dibubarkan oleh Majelis Federal selama masa jabatannya ( 4 tahun), lebih mencerminkan sifat fixed executive seperti dalam sistem presidensial di mana Presiden tidak bertanggung jawab kepada Parlemen. Hanya saja eksekutif di Swis tidak bersifat tunggal (single executive) seperti Presiden pada sistem presidensial murni, melainkan bersifat collegial. Ciri collegial ini dipertegas dengan tidak adanya pemimpin tetap dalam Dewan Federal. Walaupun terdapat jabatan Presiden Dewan Federal (Federal President) yang dipilih setiap satu tahun sekali dari 7 orang anggota Dewan Federal, tetapi jabatan itu tidak bersifat subordinasi terhadap anggota Dewan Federal lainnya. Seperti dikatakan oleh C.F. Strong, bahwa “Ketua Dewan Federal inilah yang lazimnya dikenal sebagai presiden republik; tetapi keutamaannya di atas pejabat yang lain adalah “keutamaan yang formal belaka: ketua Dewan Federal sama sekali bukan kepala eksekutif” Selain itu, terdapat pula jabatan Wakil Presiden Federal yang juga dipilih dari anggota Dewan Federal untuk mendampingi Presiden Federal Seperti halnya Presiden Federal, Wakil Presiden Federal juga tidak memiliki keutamaan yang substansial dibandingkan anggota Dewan Federal lainnya. Sehubungan dengan itu Sri Soemantri mengatakan bahwa: “Presiden dan Wakil Presiden Republik Konfederasi Swiss juga dipilih oleh Federal Assembly…….Adapun masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden adalah satu tahun. Orang yang menjadi Presiden tidak dapat dipilih kembali setelah masa jabatannya berakhir. Hal ini tidak berlaku terhadap Wakil Presiden. Dengan perkataan lain, Wakil Presiden dapat dipilih menjadi Presiden oleh Federal Assembly, setelah jabatannya sebagai Wakil Presiden berakhir”. Sistem Pemerintahan di Berbagai Negara Sistem Pemerintahan Brasil 1. Nama resmi: Republica Federativa do Brazil 2. Bentuk negara federal dengan 26 negara bagian dan satu distrik federal yaitu Distrito Federal 3. Bentuk pemerintahan republik dengan sistem pemerintahan presidensial, di mana Presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan Wakil Presiden Brasil dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket. 4. Kabinet diangkat oleh Presiden dan bertanggungjawab kepada Presiden. 5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), yaitu Senat Federal(Federal Senate) dan The Chamber of Deputies or Camara dos Deputados. Kedua badan ini disebut Kongres Nasional. Jumlah kursi di Senat Federal berjumlah 81 orang,
  • 18. anggotanya berasal dari perwakilan tiap negara bagian dan distrik. Setiap distrik memiliki wakil tiga orang untuk masa jabatan delapan tahun. Anggota Chamber of Deputiesberjumlah 513 orang yang dipilih melalui pemilu untuk masa jabatan 4 tahun. 6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Supreme Federal Tribunal, Higher Tribunal of Justice, dan Regional Federal Tribunals. Sistem Pemerintahan Perancis 1. Nama resmi: Republique Francaise (France Republic) 2. Bentuk negara kesatuan terdiri 22 wilayah atau daerah. 3. Bentuk pemerintahan republik dengan sistem demokrasi presidensial 4. Presiden adalah kepala negara, sedangkan kepala pemerintahan adalah perdana menteri. Tanggung jawab penyelenggaraan negara tertinggi berada di tangan presiden. Presiden dipilih langsung oleh rakyat untuk masa jabatan lima tahun. Perdana menteri diusulkan oleh mayoritas anggota Majelis Nasional dan diangkat oleh Presiden. 5. Kabinet atau dewan menteri diangkat oleh presiden atas usul perdana menteri. 6. Sistem parlemen menggunakan sistem bikameral yang terdiri atas Senat dan Majelis Nasional. Senat adalah perwakilan dari teritori, daerah, dan wilayah administratif. Masa jabatan Senat adalah sembilan tahun, di mana sepertiganya dipilih tiap tiga tahun. Majelis Nasional adalah perwakilan rakyat yang dipilih melalui pemilu untuk masa jabatan lima tahun. 7. Badan kehakiman, meliputi Supreme Court of Appeals or Cour de Cassation, Constitutional Council or Conseil Constitutionnel, dan Council of State or Conseil d’Etat. 8. Kedudukan eksekutif (Presiden) kuat, karena dipilih langsung oleh rakyat.Presiden diberikan wewenang untuk bertindak pada masa darurat dalam menyelesaikan krisis. 9. Jika terjadi pertentangan antara kabinet dengan legislatif, presiden boleh membubarkan legislatif. Jika suatu undang-undang yang telah disetujui legislatif namun tidak disetujui Presiden, maka dapat diajukan langsung kepada rakyat melalui referendum atau diminta pertimbangan dari Majelis Konstitusional. 10. Penerimaan mosi dan interpelasi dipersukar, misalnya sebelum sebuah mosi boleh diajukan dalam sidang badan legislatif, harus didukung oleh 10% dari jumlah anggota badan itu. Sistem Pemerintahan India
  • 19. 1. Badan eksekutif terdiri dari seorang presiden sebagai kepala negara dan menteri-menteri yang dipimpin oleh seorang perdana menteri (cabinet government) 2. Presiden dipilih untuk masa jabatan lima tahun oleh anggota-anggota badan legislatif baik di pusat maupun di negara-negara bagian. 3. Dalam penyelenggaraan pemerintahan, sangat mirip dengan Inggris dengan modelCabinet Government. 4. Pemerintah dapat menyatakan “keadaan darurat” dan pembatasan-pembatasan kegiatan bagi para pelaku politik dan kegiatan media masa agar tidak mengganggu usaha pembangunannya. Presiden sebagai kepala negara. Sistem Pemerintahan Pakistan (1962 – 1969) 1. Badan eksekutif terdiri dari Presiden yang beragama Islam dan para menteri. 2. Para menteri adalah pembantu Presiden, tidak boleh merangkap anggota eksekutif 3. Presiden mempunyai veto atas RUU, tetapi jika RUU diterima 2/3 majelis, maka veto Presiden batal 4. Presiden berwenang membubarkan badan legislatif. Presiden harus mengundurkan diri dalam 4 tahun dan mengadakan pemilihan umum baru 5. Dalam keadaan darurat, Presiden berhak mengeluarkan ordonansi yang diajukan kepada legislatif paling lama 6 bulan 6. Presiden dapat dipecat (impeach) oleh legislatif bila melanggar UU dan berkelakuan buruk Sistem Pemerintahan Argentina 1. Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung setiap 4 tahun dan dapat dipilih kembali untuk maksimum dua periode. 2. Menteri pembantu Presiden dan dilantik oleh Presiden. 3. Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. 4. Presiden mempunyai hak veto yang terbatas, untuk mengubah UU dengan syarat terdesak dan perlu. 5. Sistem parlemen dwi dewan yaitu Dewan Senat (Senado) dan Kamar Perwakilan(Camara de Diputados). Sistem Pemerintahan Jepang 1. Nama resmi: Nippon 2. Bentuk negara kesatuan dengan pembagian 47 wilayah administratrif atau semacam propinsi.
  • 20. 3. Bentuk pemerintahan adalah monarki konstitusional (kekaisaran) dengan sistem demokrasi parlementer. 4. Kepala negara adalah kaisar, sebagai lambang atau simbol kesatuan. Kepala pemerintahan adalah perdana menteri. Pemilihan kaisar berdasar keturunan, sedang perdana menteri berasal dari pemimpin partai mayoritas yang ada di parlemen (House of Representatives). 5. Parlemen (Diet) menganut sistem bikameral yang terdiri atas House of Councillor or Sangi-in (perwakilan dari wilayah, distrik atau propinsi) dan House of Representatives or Shugi-in (wakil rakyat yang dipilih melalui pemilu dari partai politik. 6. Badan kehakiman adalah Supreme Court (Mahkamah Agung) sebagai peradilan terakhir untuk perkara banding. 7. Kepala pemerintahan (eksekutif) berada di tangan Perdana Menteri dan bertanggung jawab kepada badan legislatif (Diet). Perdana Menteri membentuk kabinet yang anggotanya adalah anggota Diet. Sistem Pemerintahan Cina 1. Nama resmi: Zhonghua Renmin Gonghe Guo 2. Nama lengkap: Republik Rakyat Cina (People’s Republic of China) 3. Bentuk negara kesatuan terdiri atas 23 propinsi, merupakan negara besar di daratan Asia. 4. Bentuk pemerintahan republik dengan sistem demokrasi komunis. Di bidang politik, sistem komunis dengan kontrol ketat terhadap warganya, sedang di bidang ekonomi, Cina menerapkan sistem ekonomi pasar, sehingga produk-produk Cina banyak membajiri pasaran dunia. 5. Kepala negara adalah presiden, sedang kepala pemerintahan adalah perdana menteri. Presiden dipilih oleh Kongres Rakyat Nasional untuk masa jabatan lima tahun. Perdana menteri diusulkan oleh presiden dengan persetujuan Kongres Rakyat Nasional. 6. Menggunakan sistem unikameral, yaitu Kongres Rakyat Nasional (National People’s Congress or Quanguo Renmin Daibiao Dahui). Jumlah anggota kongres 2.979 orang. Anggotanya merupakan perwakilan dari wilayah, daerah, kota, dan propinsi untuk masa jabatan lima tahun. Badan inimemiliki kekuasaan penting di Cina dan anggotanya adalah orang-orang partai komunis Cina. 7. Badan kehakiman terdiri atas Supreme Peoples Court, Local Peoples Courts, dan Special Peoples Courts.
  • 21. 2. Pelaksanaan Sistem Pemerintahan oleh Negara Indonesia menurut UUD 1945. Sistem Pemerintahan yang Digunakan oleh Negara Indonesia dalam Berbagai UUD/Konstitusi Sejak meraih kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia telah menggunakan konstitusi yang berbeda hingga sekarang, yaitu UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUDS 1950, serta UUD 1945 setelah perubahan. Seiring dengan penerapan konstitusi-konstitusi tersebut, Indonesia juga menerapkan sistem-sistem pemerintahan yang berbeda-beda pula. Bahkan berdasarkan satu konstitusi yang sama, yaitu UUD 1945, Indonesia pernah menerapkan dua macam sistem pemerintahan tanpa mengubah teks asli UUD 1945, yaitu pada tahun 1945 hingga tahun 1948 menerapkan sistem pemerintahan parlementer dan pada tahun 1948 hingga 1949 menerapkan sistem pemerintahan presidensial yang dipimpin oleh Wakil Presiden Moh. Hatta. Dalam tabel berikut, secara sederhana dapat kita lihat periode pelaksanaan dan perkembangan ketatanegaraan Republik Indonesia. a. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum Diamandemen. Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara tersebut sebagai berikut. 1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat) 2. Sistem Konstitusional. 3. Kekuasaan negara tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat. 4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah Negara yang tertinggi dibawah Majelis 5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat. 6. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat. 7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas. Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia menurut UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari sistem pemerintahan masa itu adalah
  • 22. adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga kepresidenan. Presiden Republik Indonesia berdasar UUD 1945 memiliki kekuasaan sebagai berikut: 1. Pemegang kekuasaan legislatif, yaitu membentuk undang-undang (pasal 5) 2. Pemegang kekuasaan sebagai kepala pemerintahan (pasal 4) 3. Pemegang kekuasaan sebagai kepala negara (pasal 10-15) 4. Panglima tertinggi dalam kemiliteran (pasal 10) 5. Pemegang kekuasaan untuk mengangkat dan melantik para anggota MPR dari utusan daerah dan golongan (pasal 2) 6. Pemegang kekuasaan untuk mengangkat para menteri dan pejabat negara (pasal 17) 7. Pemegang kekuasaan untuk untuk menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain, serta menyatakan keadaan bahaya (pasal 11 dan pasal 12) 8. Pemegang kekuasaan untuk mengangkat duta dan menerima duta dari negara lain (pasal 13) 9. Pemegang kekuasaan untuk memberi gelaran, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan (pasal 15) 10. Pemegang kekuasaan untuk memberi grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi (pasal 15) Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 sebelum perubahan mengatakan bahwa “Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut undang-undang dasar”. Selanjutnya dalam ayat (2) dikatakan bahwa “Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden” dan pasal 17 ayat (1) yang mengatakan bahwa “Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara”. Dari tiga ayat tersebut tersebut, dapat disimpulkan bahwa Presiden merupakan eksekutif sesungguhnya yang bersifat tunggal (single executive) yang dalam menjalankan kewajibannya tersebut dibantu oleh seorang Wakil Presiden dan menteri-menteri. Kedudukan Wakil Presiden dan menteri-menteri sangatlah berbeda. Wakil Presiden dipilih oleh MPR sedangkan menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden (pasal 17 ayat (2)). Apa yang menjadi tugas dan wewenang Wakil Presiden ditentukan oleh Presiden dengan dibantu oleh Wakil Presiden, seperti yang diatur dalam pasal 8 ayat (2) Ketetapan MPR No. III/MPR/1978 tentang Kedudukan dan Hubungan Tata-Kerja Lembaga Tertinggi Negara Dengan/ Atau Antar Lembaga- Lembaga Tinggi Negara. Tugas Wakil Presiden di Indonesia berbeda dengan Wakil Presiden di Amerika Serikat. dalam hal ini Sri Soemantri berpendapat bahwa : “Seperti telah kita ketahui selama Presiden Amerika Serikat masih ada, Wakil Presiden mempunyai tugas menjadi Ketua Senat Amerika Serikat (bukan anggota).
  • 23. Dengan demikian di Amerika Serikat hanya terdapat satu pemimpin eksekutif saja. Hal ini sesuai dengan azas dalam kepemimpinan, bahwa antara lain dalam sebuah kapal hanya terdapat seorang kapten atau dalam sebuah keluarga hanya terdapat seorang kepala keluarga saja. Kekuasaan presiden diatur dalam UUD 1945 dalam porsi yang cukup besar, yaitu dalam pasal 5 ayat (1) dan (2), 10, 11, 12, 13, 14 dan 15. Dalam pasal 15 UUD 1945 dikatakan bahwa “Presiden memberi gelaran, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan”. Wewenang ini merupakan wewenang yang biasanya melekat pada jabatan Kepala Negara dalam sistem parlementer. Akan tetapi, karena Presiden Republik Indonesia merupakan real executive, sekaligus memegang wewenang kepala negara, maka hal ini menunjukkan ciri sistem pemerintahan presidensial. Ciri lain yang juga mengindikasikan sistem pemerintahan presidensial yaitu adanya pembatasan masa jabatan presiden (president tenure), yaitu dalam pasal 7 UUD 1945 di mana “Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama masa lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali”. Pada masa demokrasi terpimpin, pasal ini diselewengkan dengan mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presiden seumur hidup sedangkan pada masa Orde Baru, pasal ini ditafsirkan tidak adanya pembatasan waktu jabatan Presiden sehingga Soeharto dapat menjabat sebagai Presiden selama 32 tahun. Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dipilih secara terpisah oleh MPR berdasarkan pasal 6 ayat (2) UUD 1945. Adanya eksekutif yang dipilih oleh legislatif atau eksekutif yang merupakan bagian dari legislatif, merupakan ciri dari sistem pemerintahan parlementer. Konsekuensi dipilihnya Presiden dan Wakil Presiden oleh MPR, Presiden dapat diberhentikan jika benar-benar melanggar haluan negara, tetapi Presiden tidak dapat membubarkan DPR yang anggotanya merangkap menjadi anggora MPR. Seperti yang disebutkan dalam Penjelasan UUD 1945 bahwa: “Kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat adalah kuat. Dewan ini tidak bisa dibubarkan oleh Presiden (berlainan dengan sistem parlementer). Kecuali itu anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat semuanya merangkap menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat. Oleh karena itu, Dewan Perwakilan Rakyat dapat senantiasa mengawasi tindakan-tindakan Presiden dan jika Dewan menganggap Presiden telah sungguh melanggar haluan negara yang ditetapkan oleh Undang- Undang Dasar atau Majelis Permusyawaratan Rakyat, maka Majelis itu dapat diundang untuk persidangan istimewa agar supaya bisa minta pertanggungjawaban kepada Presiden”. Jika dikaitkan Penjelasan UUD 1945 tersebut dengan masa jabatan Presiden, maka masa jabatan Presiden di Indonesia dapat dikatakan tidak tetap karena
  • 24. presiden dapat sewaktu-waktu diberhentikan oleh MPR jika sungguh-sungguh melanggar haluan negara. Kedudukan DPR yang tidak dapat dibubarkan Presiden dan jabatan rangkap anggota DPR sebagai anggota MPR serta dapat diberhentikannya Presiden jika melanggar haluan negara merupakan ciri-ciri yang tidak dapat dijumpai baik dalam sistem pemerintahan parlementer maupun presidensial. Dalam sistem pemerintahan parlementer, perdana menteri dan kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen jika parlemen menarik dukungannya terhadap eksekutif. Sebaliknya, perdana menteri dapat membubarkan parlemen atas dukungan Kepala Negara seperti di Inggris. Sedangkan dalam sistem pemerintahan presidensial, presiden tidak dapat dijatuhkan kecuali lewat prosedur dakwaan tertentu seperti impeacment di Amerika Serikat. Sebab-sebab impeacment tidak berkaitan dengan kebijakan politik Presiden dalam menjalankan pemerintahan tetapi sebab-sebab yang bersifat pidana seperti pengkhianatan negara, menerima suap, melakukan kejahatan berat dan pelanggaran lainnya (treason, bribery, or other high crimes and misdeameonors).Sehubungan dengan sistem pemerintahan yang diterapkan di Indonesia, Sri Soemantri berpendapat bahwa: “Artinya dari ciri-ciri yang telah diketahui, tidak dapat dikatakan bahwa sistem pemerintahan presidensiil yang dominan atau juga tidak dapat dikatakan bahwa sistem pemerintahan parlementer yang dominan. Malah dari ciri-ciri yang dikemukakan di atas, perbandingan segi presidensiil dan segi parlementernya 50-50 (persen). Oleh karena demikian, kita dapat mengatakan bahwa sistem pemerintahan yang dianut negara Republik Indonesia adalah sistem pemerintahan campuran atau kombinasi murni. Hal ini berbeda berbeda dengan sistem pemerintahan yang berlaku di negara Swis yang menurut pendapat penulis menganut juga sistem pemerintahan campuran atau kombinasi, akan tetapi di mana yang dominan adalah segi presidensiilnya. Pendapat di atas menunjukkan bahwa sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum perubahan adalah sistem pemerintahan campuran. Akan tetapi segi-segi parlementer maupun presidensialnya tidak memiliki tempat yang dominan satu sama lain. Kedua-duanya menempati porsi yang hampir sama dalam sistem pemerintahan Indonesia. Hampir semua kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut dilakukan tanpa melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil rakyat. Karena tidak adanya pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, maka kekuasaan presiden sangat besar dan cenderung dapat disalahgunakan. Akibat-akibat yang terjadi dari kekuasaan Presiden yang besar tersebut adalah sebagai berikut.
  • 25. a. Terjadi pemusatan kekuasaan negara pada satu lembaga, yaitu Presiden. b. Peran pengawasan dan perwakilan dari DPR makin lemah. c. Pejabat-pejabat negara yang diangkat cenderung dimanfaatkan untuk loyal mendukung kelangsungan kekuasaan Presiden. d. Kebijakan yang dibuat cenderung menguntungkan orang-orang yang dekat dengan Presiden. e. Menciptakan perilaku kolusi, korupsi, dan nepotisme di kalangan pejabat dan orang-orang yang dekat dengan kekuasaan. f. Terjadi personifikasi bahwa Presiden dianggap negara. Sikap menyalahkan Presiden dianggap menentang negara. g. Rakyat dibuat makin tidak berdaya, tiada kuasa, dan cenderung tunduk pada kekuasaan Presiden semata. Meskipun adanya kelemahan, kekuasaan yang besar pada presiden juga ada dampak positifnya. Dampak positifnya yaitu presiden dapat mengendalikan seluruh penyelenggaraan pemerintahan sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang kompak dan solid. Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh atau berganti. Konflik dan pertentangan antarpejabat negara dapat dihindari. Namun, dalam praktik perjalanan sistem pemerintahan di Indonesia ternyata kekuasaan yang besar dalam diri presiden lebih banyak merugikan bangsa dan negara daripada keuntungan yang didapatkanya. Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang konstitusional atau pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi. Pemerintah konstitusional bercirikan bahwa konstitusi negara itu berisi: a. Adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif b. Jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara. Berdasarkan hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan perubahan atau amandemen atas UUD 1945. dengan mengamandemen UUD 1945 menjadi konstitusi yang bersifat konstitusional, diharapkan dapat terbentuk sistem pemerintahan yang lebih baik dari yang sebelumnya. Amandemen atas UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat tahap, yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. Berdasarkan UUD 1945 yang telah diamandemen itulah menjadi pedoman bagi sistem pemerintahan Indonesia sekarang ini. b. Sistem pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah Diamandemen Sekarang ini diberlakukan sistem pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen pertama tahun 1999, kedua tahun 2000, ketiga tahun 2001 dan
  • 26. amandemen keempat tahun 2002. Sistem pemerintahan Indonesia mendasarkan pada UUD 1945 dengan beberapa perubahan. Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut. 1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara terbagi dalam beberapa provinsi. 2. Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial. 3. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil presiden dipilih untuk masa jabatan lima tahun. Presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket. 4. Kabinet atau memteri-menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden. 5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota DPR dan anggota DPD merupakan anggota MPR. DPR terdiri atas para wakil rakyat yang dipilih melalui pemilu dengan sistem proporsional terbuka. Anggota DPD adalah wakil dari masing-masing propinsi yang berjumlah empat orang tiap propinsi. Anggota DPD dipilih oleh rakyat melalui pemilu dengan sistem perwakilan banyak. Selain lembaga DPR dan DPD, terdapat DPRD propinsi dan DPRD kabupaten/kota yang anggotanya jugadipilih melalui pemilu. DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan atau memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. 6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi (pasal 24 ayat 2 ***) Sistem pemerintahan negara Indonesia menurut UUD 1945 yang diamandemen pada dasarnya masih menganut sistem presidensial. Hal ini dibuktikan bahwa Presiden Indonesia adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden juga berada di luar pengawasan langsung DPR dan tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Tapi, sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia adalah sebagai berikut.
  • 27. 1. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR (pasal 7A***). Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung. 2. Presiden dalam mengangkat pejabat negara perlu pertimbangan atau persetujuan dari DPR. Seperti mengangkat duta dan menerima duta negara lain (pasal 13 ayat 1* dan ayat 2*). 3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan dari DPR. Seperti membuat dan menetapkan undang-undang (pasal 20 ayat 2*), dalam menyatakan perang, membuat pardamaian dan perjanjian dengan negara lain (pasal 11 ayat 1****), dalam memberi amnesti dan abolisi (pasal 14 ayat 2*) 4. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang (pasal 20 ayat 5**, pasal 21*) dan hak budget /anggaran (pasal 23***). Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan Indonesia. Hal itu diperuntukkan dalam memperbaiki sistem presidensial yang lama. Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistembikameral, mekanisme cheks and balance, dan pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran. Setelah perubahan UUD 1945 yang dilakukan sebanyak 4 (empat) kali (termasuk dihapusnya Penjelasan UUD 1945), terdapat perubahan yang cukup berarti yang mempengaruhi sistem pemerintahan di Indonesia. Dalam perubahan ketiga UUD 1945, Presiden dan Wakil Presiden tidak lagi dipilih oleh MPR, melainkan dipilih secara langsung secara berpasangan oleh rakyat. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang sebelumnya diatur dalam pasal 6 ayat (2) yang berbunyi “Presiden dan Wakil Presiden dipilih olah Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan suara terbanyak”, sekarang diatur dalam pasal 6A yang berbunyi “ Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu berpasangan secara langsung oleh rakyat”. Tentu saja perubahan ini juga berimplikasi pada kewenangan MPR yang sebelumnya berwenang memilih Presiden dan Wakil Presiden, kini tidak. Dengan adanya perubahan ini, Presiden tidak lagi bertanggung jawab kepada MPR dan MPR tidak memiliki kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban Presiden apalagi menjatuhkan Presiden. Apalagi perubahan ini diikuti dengan perubahan mengenai pemberhentian Presiden dan Wakil Presiden dalam masa jabatannya, seperti yang disebutkan dalam pasal 7A UUD 1945 setelah perubahan yaitu: “Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat atau usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila
  • 28. terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden” Dari pasal di atas, Presiden tidak dapat lagi diberhentikan dalam masa jabatannya akibat melanggar haluan negara. Lagi pula, Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang semula ditetapkan oleh MPR kini tidak dikenal lagi keberadaannya dalam UUD 1945 setelah perubahan. Presiden dan Wakil Presiden hanya dapat diberhentikan jika telah melakukan pelanggaran hukum seperti di atas dengan prosedur tertentu. Prosedur tersebut mengingatkan kita pada impeachment di Amerika Serikat. Akan tetapi, pelanggaran hukum yang menjadi sebab diberhentikannya Presiden di Amerika Serikat dan Indonesia agak berbeda. Di Amerika Serikat, tuntutan impeachment yaitu jika Presiden melakukan korupsi, penyuapan, kejahatan berat lainnya serta pengkhianatan negara, sedangkan di Indonesia, selain korupsi, penyuapan, kejahatan berat lainnya serta pengkhianatan terhadap negara, terdapat dua jenis sebab lagi yang dapat dijadikan alasan pemberhentian Presiden dan Wakil Presiden, yaitu perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/ atau Wakil Presiden. Dipilihnya Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat serta kedudukan Presiden yang tidak dapat dijatuhkan oleh MPR kecuali seperti diatur dalam pasal 7A, menghilangkan segi-segi parlementer dalam sistem pemerintahan Indonesia. Seperti yang dikatakan oleh Bagir Manan bahwa: “….sistem (pemerintahan) Indonesia secara hakiki adalah sistem presidensiil bukan dimaksudkan sebagai suatu bentuk campuran. Karena di masa depan Presiden di satu pihak dipilih langsung, dan di pihak lain tidak bertanggung jawab kepada MPR, maka sistem presidensil menjadi lebih murni (tidak ada lagi unsur campuran). Artinya setelah perubahan UUD 1945, sistem pemerintahan Indonesia merupakan sistem pemerintahan presidensial, karena tidak ada lagi ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer yang melekat. Kelebihan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Indonesia Adanya kepastian dan supremasi hukum dalam penyelenggara-an pemerintahan negara. MPR yang terdiri dari anggota DPR, Utusan Daerah dan Utusan golongan, berwenang mengubah UUD dan memberhentikan Presiden/Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD.
  • 29. Jabatan Presiden (eksekutif) tidak dapat dijatuhkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan sebaliknya Presiden juga tidak dapat membubarkan DPR. Presiden dengan DPR bekerja sama dalam pembuatan Undang-Undang. Jalannya Pemerintahan cenderung lebih stabil karena program-program relatif lancar dan tidak terjadi krisis kabinet. Menteri-menteri adalah pembantu Presiden. Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Indonesia Masih ada oknum aparat penegak hukum (Polisi, Jaksa dan Hakim) yang belum bekerja secara profesional. MPR yang terdiri dari anggota DPR, Utusan Daerah dan Utusan golongan, merupakan lembaga negara yang sarat dengan muatan politis sehingga keputusan maupun ketetapan-ketetapannya sangat bergantung kepada konstelasi politik rezim yang berkuasa pada saat itu. Pengawasan rakyat terhadap pemerintah kurang berpengaruh, sehingga ada kecenderungan eksekutif lebih dominan bahkan dapat mengarah ke otoriter. Demikian juga pada masa orde baru, meskipun ada lembaga-lembaga negara lain namun kurang berfungsi sebagaimana mestinya. Jika para menteri tidak terdiri dari orang-orang yang jujur, bersih dan profesional, program-program pemerintah tidak berjalan efektif dan populis (berpihak kepada rakyat).