3.
Aspek fisiologis.
Kondisi umum jasmani dan tonus
(tegangan otot) yang menandai tingkat
kebugaran organ – organ tubuh dan
sendi – sendinya, dapat mempengaruhi
semangat dan intensitas siswa dalam
mengikuti pelajaran. Kondisi organ
tubuh yang lemah, apalagi jika disertai
pusing kepala berat misalnya, dapat
menurunkan kualitas ranah cipta
(kognitif) sehingga materi yang
dipelajarinya pun kurang atau tidak
berbekas. Untuk mempertahankan
tonus jasmani agar tetap bugar, siswa
sangat dianjurkan mengkonsumsi
makanan dan minuman yang bergizi.
Selain itu, siswa juga dianjurkan memilih
pola istirahat dan olah raga ringan yang
sedapat mungkin terjadwal secara tetap
dan berkesinambungan.
Aspek psikologis
Yang termasuk aspek psikologi yang
dapat mempengaruhi kuantitas dan
kualitas perolehan pembelajaran siswa.
Namun, diantara faktor – faktor
rohaniah siswa yang pada umumnya
dipandang lebih esensial itu adalah
sebagai berikut: 1) tingkat kecerdasan /
inteligensi siswa; 2) sikap siswa; 3) bakat
siswa; 4) minat siswa; 5) perhatian; 6)
pengamatan; 7) berfikir; 8) ingatan; 9)
motif.
4. Inteligensi siswa
diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereksi rangsangan atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi,
Intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga
kualitas organ- organ tubuh lainnyain. Tingkat kecerdasan atau intelegensi
siswa tak dapat diragukan lagi sangat menentukan tingkat keberhasilan
belajar siswa.
5. Bakat siswa
adalah kemampuan potensial yang dimiiki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang. dalam a rti berpotensi untuk
mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas
masing- masing.
6. Perhatian
subjek didik yang memberikan perhatian intensif dalam belajar akan
memetik hasil yang lebih baik. Perhatian intensif ditandai oleh besarnya
kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. Perhatian intensif subjek didik
ini dapat dieksloatasi sedemikian rupa melalui strategi pembelajaran
tertentu, seperti menyediakan material pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan subjek didik.
7. Ingatan
Secara teoritis, ada 3 aspek yang berkaitan dengan berfungsinya ingatan,
yakni (1) menerima kesan, (2) menyimpan kesan, dan (3) memproduksi
kesan. istilah “ingatan” selalu didefinisikan sebagai kecakapan untuk
menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan. Kecakapan merima kesan
sangat sentral peranannya dalam belajar. Melalui kecakapan inilah, subjek
didik mampu mengingat hal-hal yang dipelajarinya.
8.
9.
a) Lingkungan Sosial
Lingkungan social sekolah seperti para guru, para staf
administrasi, dan teman – teman sekelas dapat
mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. yang
termasuk lingkungan siswa adalah masyarakat dan
tetangga juga teman – teman sepermainan disekitar
perkampungan siswa tersebut. Lingkungan social yang
lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang
tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat – sifat orang tua,
praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan
demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat
memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan
belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
10.
(1) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar,
tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu
silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang
sejuk dan tenang.
(2) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat
digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti
gedung sekolah, alat-alat belajar,fasilitas belajar, lapangan
olah raga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti
kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku
panduan, silabus dan lain sebagainya.
(3) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor
ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa
begitu juga denganmetode mengajar guru,
disesuaikandengan kondisi perkembangan siswa.