SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Hakim Wanita dan
Pendapat Para
Ulama Tentang
Hakim Wanita
KEL 5
Dosen Pengampu : Dr. Moh. Ali, S.H., S.Ag., M.Ag
Disusun Oleh
Risa elpina
11200440000064
Siti Masyitoh
11200440000067
Ahmad Ilham Jiddan
11200440000075
Kedudukan Perempuan
Didalam Islam
Hakikat perempuan dalam pandangan
Islam dapat kita cermati dari beberapa
firman Allah swt.
Pendapat Ulama Tentang
Kedudukan Hakim
Perempuan
Peran perempuan di wilayah publik selalu
menjadi kontroversi. Karena wilayah publik
menjadi hal yang terlarang bagi
perempuan, terlebih jabatan di bidang
politik.
01 02
...
Kedudukan Perempuan
Didalam Islam
Hakikat perempuan dalam pandangan Islam dapat kita cermati dari beberapa firman Allah swt.
َّ‫و‬ ‫ًا‬‫ب‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ُ‫ش‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ٰ‫ن‬ْ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ َ‫و‬ ‫ى‬ٰ‫ث‬ْ‫ن‬ُ‫ا‬ َّ‫و‬ ٍ
‫ر‬َ‫ك‬َ‫ذ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ٰ‫ن‬ْ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِ‫ا‬ ُ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫ا‬ٰٰٓ‫ي‬
َّ‫ِن‬‫ا‬ ۚ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ف‬ َ‫ار‬َ‫ع‬َ‫ت‬ِ‫ل‬ َ‫ل‬ِٕ‫ى‬ۤ‫ا‬َ‫ب‬َ‫ق‬
‫ى‬ٰ‫ق‬ْ‫ت‬َ‫ا‬ ِ ‫ه‬
‫ّٰللا‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫م‬َ‫ر‬ْ‫ك‬َ‫ا‬
ٌ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ َ ‫ه‬
‫ّٰللا‬ َّ‫ِن‬‫ا‬ۗ ْ‫م‬ُ‫ك‬
ٌ‫ْر‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫خ‬
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan,
kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah
Maha Mengetahui, Mahateliti.” (Q.S Al-Hujurat: 13)
ٰ
‫ى‬َ‫ث‬‫ن‬ُ ْ
‫ٱْل‬ َ‫و‬ َ‫ر‬َ‫ك‬َّ‫ذ‬‫ٱل‬ ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫ج‬ ْ‫و‬َّ‫ٱلز‬ َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ُۥ‬‫ه‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫و‬
"Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita.” (Q.S An-Najm: 45)
“
Ayat-ayat sebelumnya menginformasikan bahwa betapa dekatnya hubungan antara laki-laki
dan perempuan berdasar asal kejadian, bahwa perempuan dan laki-laki berasal dari asal yang
sama, bahkan diri yang sama. Karena itu adanya rasa saling membutuhkan antara laki-laki
dan perempuan dan adanya kecenderungan untuk hidup bersama, hal ini merupakan fitrah
yang telah ada sejak awal penciptaan manusia.
Bahwa Islam mengangkat derajat seorang wanita dan memberinya kebebasan, kehormatan,
serta kepribadian yang independen. Bahkan dalam Al-Qur‟an tidak ditemukan ayat yang
menunjukkan keutamaan seseorang karena faktor jenis kelamin atau karena keturunan suku
bangsa tertentu.
Pendapat Ulama Tentang
Kedudukan Hakim
Perempuan
Diskursus mengenai kiprah perempuan sebagai
hakim di pengadilan agama, acap kali memuai
kontroversi di berbagai Negara muslim, seperti
di Sudan, Malaysia, Pakistan, dan Indonesia.
Perempuan dinilai tidak pantas untuk terjun
di wilayah publik, terutama dalam jabatan
pemerintahan.
Di Indonesia, peradilan agama sendiri
merupakan perwujudan perjuangan
umat Islam dalam memegang teguh
keyakinannya, sehingga diperlukan
lembaga peradilan sendiri untuk
menyelesaikan kasus-kasus
muamalah. Sebab itu, boleh tidaknya
perempuan menjadi hakim di peradilan
agama tidak terlepas dari keyakinan
umat Islam Indonesia.
Perdebatan di kalangan ulama fikih tentang
kedudukan hakim perempuan mengacu
pada surah An-Nisa ayat 34, ayat itu kerap
dijadikan dasar perempuan tidak
diperkenankan berperan dalam wilayah
publik, terlebih ada hadis Nabi SAW yang
melarang perempuan menjadi imam salat
bagi laki-laki.
Sedangkan dalam sejarah Islam, sejumlah
sahabat perempuan dikenal pernah
memerankan fungsi sebagai rujukan dalam
hukum, layaknya seorang hakim. Di
antaranya adalah Aisyah R.A, Ummu
Salamah, Shafiyah, dan juga Ummu
Habibah.
Menurut kalangan jumhur Malikiyah,
Syafi‟iyah, Hanabilah, dan Zafar dari
Hanafiyah
1. Seorang perempuan tidak diperbolehkan menjadi hakim untuk memimpin sebuah pengadilan walaupun
dia (perempuan) hanya mewakili pekerjaan tersebut.
2. Jika dia menerima pekerjaan tersebut maka dia akan berdosa karena menerima sebuah urusan yang
sudah jelas tidak diperbolehkan.
3. Sedangkan laki-laki dalam pandangan jumhur ulama merupakan syarat yang dibolehkan dan juga
merupakan syarat yang sah.
4. Dalil yang digunakan para jumhur sebagai hujah bahwasanya laki-laki merupakan salah satu syarat yang
harus dipenuhi untuk menjadi seorang hakim dan merupakan salah satu syarat yang sah ialah surat An-
Nisa ayat 34.
ٰ
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ُ َّ
‫ٱَّلل‬ َ‫ل‬َّ‫ض‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ ِ‫ء‬ٰٓ‫ا‬َ‫س‬ِ‫ٱلن‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ون‬ُ‫م‬ َّٰ‫و‬َ‫ق‬ ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ج‬ ِ
‫ٱلر‬
ۚ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ل‬ َٰ‫و‬ْ‫م‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ۟‫وا‬ُ‫ق‬َ‫ف‬‫ن‬َ‫أ‬ ٰٓ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ َ‫و‬ ٍ
‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬
َّٰ‫ص‬‫ٱل‬َ‫ف‬
ٌ‫ت‬َٰ‫ت‬ِ‫ن‬َٰ‫ق‬ ُ‫ت‬ َٰ‫ح‬ِ‫ل‬
ُ‫ه‬ َ‫وز‬ُ‫ش‬ُ‫ن‬ َ‫ون‬ُ‫ف‬‫َا‬‫خ‬َ‫ت‬ ‫ى‬ِ‫ت‬
َّٰ‫ٱل‬ َ‫و‬ ۚ ُ َّ
‫ٱَّلل‬ َ‫ظ‬ِ‫ف‬َ‫ح‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ ِ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ ٌ‫ت‬َٰ‫ظ‬ِ‫ف‬ َٰ‫ح‬
َ‫و‬ ِ‫ع‬ ِ‫اج‬َ‫ض‬َ‫م‬ْ‫ٱل‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ر‬ُ‫ج‬ْ‫ه‬‫ٱ‬ َ‫و‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ظ‬ِ‫ع‬َ‫ف‬ َّ‫ن‬
ُ‫ب‬ ِ
‫ْر‬‫ض‬‫ٱ‬
ۖ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬
َ‫ع‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ َ َّ
‫ٱَّلل‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ۗ ً
‫يَل‬ِ‫ب‬َ‫س‬ َّ‫ن‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ۟‫وا‬ُ‫غ‬ْ‫ب‬َ‫ت‬ َ
‫َل‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ْ‫ع‬َ‫ط‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬
‫ا‬ً‫ير‬ِ‫ب‬َ‫ك‬ ‫ًّا‬‫ي‬ِ‫ل‬
“ Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah
melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan),dan
karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka
perempuan-perempuan salihah, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan
menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka).
Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu
beri nasihat kepada mereka, tinggalkan mereka di tempat tidur (pisah ranjang),
dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah
kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya.”
(Q.S An-Nisa: 34)
Menurut kalangan Hanafiyah kecuali
Zaffar
1. Perempuan tidak boleh menjabat sebagai hakim, kecuali menjadi hakim dalam urusan muamalat
(perdata) dan tidak pada kasus yang lain.
2. Imam Hanafi berpendapat sama dengan para jumhur fuqoha bahwasanya hakim perempuan dalam
masalah hudud dan qishas (pidana) maka tidak boleh, walaupun apa yang di putuskan sesuai dengan
kebenarannya.
3. Larangan perempuan menjadi hakim dalam perkara pidana diqiyaskan dengan larangan perempuan
menjadi saksi kasus perkara pidana.
4. Pendapat dari kalangan Hanafiyah mengenai kebolehan perempuan Menjadi hakim itu pada nash al-
Qur’an surah at-Taubah ayat 71 yang disebut Tentang kesetaraan laki-laki dan perempuan.
ُ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫أ‬َ‫ي‬ ۚ ٍ
‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ُ‫ء‬ٰٓ‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ُ‫ت‬َٰ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ٱل‬ َ‫و‬ َ‫ون‬ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ٱل‬ َ‫و‬
ِ‫ق‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ ِ
‫ر‬َ‫ك‬‫ن‬ُ‫م‬ْ‫ٱل‬ ِ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬َ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ َ‫و‬ ِ‫وف‬ُ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ٱل‬ِ‫ب‬ َ‫ون‬
َ‫ون‬ُ‫م‬‫ي‬
۟
‫و‬ُ‫أ‬ ۚ ٰٓ‫ۥ‬ُ‫ه‬َ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫و‬ َ َّ
‫ٱَّلل‬ َ‫ون‬ُ‫ع‬‫ي‬ِ‫ُط‬‫ي‬ َ‫و‬ َ‫ة‬ ٰ
‫و‬َ‫ك‬َّ‫ٱلز‬ َ‫ون‬ُ‫ت‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ َ‫ة‬ ٰ
‫و‬َ‫ل‬َّ‫ص‬‫ٱل‬
ِ
‫ز‬َ‫ع‬ َ َّ
‫ٱَّلل‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ۗ ُ َّ
‫ٱَّلل‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫م‬َ‫ح‬ ْ‫ر‬َ‫ي‬َ‫س‬ َ‫ك‬ِ‫ئ‬
َٰٰٓ‫ل‬
ٌ‫يز‬
ٌ‫م‬‫ي‬ِ‫ك‬َ‫ح‬
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian
mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain.
Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang
munkar, mendirikan salat, menunaikan zakat dan mereka taat pada
Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(Q.S At-Taubah: 71)
Menurut Muhammad Ibn Jarir at-Thabari, Hasan al-Basri salah satu dari kalangan
ulama besar pada masa tabi’in, Ibnu Hazm Az-zhahri dan Ibnu al-Qaasim dari
kalangan Mazhab Malikiyah
1. Seorang perempuan boleh menjadi hakim dalam sebuah pengadilan dan memperbolehkan menduduki
jabatan sebagai hakim dalam setiap perkara yang memperolehkan perempuan menjadi saksi.
2. Namun mereka berbeda pendapat dalam urusan yang memperbolehkan perempuan menjadi saksi.
Maka Ibnu Jarir dan Ibnu Hazam berependapat bahwa perempuan boleh menjadi saksi dalam kasus
apapun.
3. al-Hasan, Ibn Jarir at-Thabary dan Ibn Hazm menghilangkan laki-laki sebagai salah satu syarat menjadi
hakim dan membolehkan perempuan menjabat sebagai hakim secara mutlak, dan bahwasanya laki-laki
bukanlah salah satu syarat dan bukan juga sayat yang sah.
4. Dalil yang mereka gunakan adalah surah al-Baqarah ayat 228 dan Segala sesuatu hukum asalnya
adalah mubah kecuali ada dalilnya yang melarangnya dan barang siapa yang mampu menyelesaikan
perselisihan dalam wilayah peradilan walaupun ketika seorang perempuan yang salihah yang mampu
menyelesaikan perselisihan dan tidak ada larangan untuk itu maka boleh saja di memimpin di
pengadilan, karena keperempuanannya tidak menghalangi pemahamannya untuk berargumen dalam
masalah hukum
ِ‫وف‬ُ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ٱل‬ِ‫ب‬ َّ‫ن‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ِى‬‫ذ‬َّ‫ٱل‬ ُ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫و‬
“Dan mereka mempunyai hak yang seimbang
dengan kewajibannya menurut cara yang patut”
(Q.S al-Baqarah: 228)
Dasar kebolehan perempuan menjadi hakim
secara mutlak menurut Imam al- Baji
1
Hadis Rasulullah SAW yang
diriwayatkan oleh Ibnu Umar
yang menyebutkan bahwa
setiap orang adalah
pemimpin, tanpa perbedaan
jenis kelaminnya.
2
Hukum kebolehan
perempuan menjadi
mufti maka
perempuan boleh
menjadi hakim
3
Kelamin laki-laki bukan
merupakan hal yang
penting, sehingga
Keabsahan sebagai hakim
tidak harus berjenis
kelamin laki-laki
Imam Ibnu Jarir at-Thabari dan Imam Ibnu Hazam
menambahkan alasan lainnya
Tidak satupun ayat al-Qur’an maupun hadis
yang secara terang –terangan melarang
perempuan menjadi hakim, adapun alasan
dalam surah an-Nisa ayat 34 adalah dalam
hal kewajiban nafkah dan usaha pasangan
suami istri, bukan dalam hal kepemimpinan
secara luas.
Secara historis pernah terjadi
pengangkatan auditor pasar pada
masa khalifah Umar bin Khattab
yang bernama as-Syifa daru suku
as-Shuq. Namun hadis tersebut
lemah
Kondisi sosial budaya pada masa sekarang jika
kita lihat, maka perempuan dan laki-laki
mempunyai kedudukan dan hak yang sama.
Sehingga kiprah perempuan dalam kancah
politik tidak hanya sebatas emansipasi atau
keikutsertaan, tetapi memiliki kapasitas
sebagai pribadi yang memiliki hak, kewajiban
dan tanggung jawab bersama-sama kaum
laki-laki.
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to PPT PERADILAN ISLAM

Pengertian Shalat dan Pensyariatannya
Pengertian Shalat dan PensyariatannyaPengertian Shalat dan Pensyariatannya
Pengertian Shalat dan PensyariatannyaAnas Sa'dullah
 
Kriteria Pemimpin dalam Timbangan Al-Quran dan As-Sunnah.pptx
Kriteria Pemimpin dalam Timbangan Al-Quran dan As-Sunnah.pptxKriteria Pemimpin dalam Timbangan Al-Quran dan As-Sunnah.pptx
Kriteria Pemimpin dalam Timbangan Al-Quran dan As-Sunnah.pptxFajarRachmadhani1
 
Wajibkah mengangkat penguasa di negara sekular
Wajibkah mengangkat penguasa di negara sekular Wajibkah mengangkat penguasa di negara sekular
Wajibkah mengangkat penguasa di negara sekular FlamencoRizky
 
Pandangan islam tentang nikah beda agama
Pandangan islam tentang nikah beda agamaPandangan islam tentang nikah beda agama
Pandangan islam tentang nikah beda agamadharma negara (DNBS)
 
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptxRijal61
 
Risalah aswaja
Risalah aswajaRisalah aswaja
Risalah aswajaMas Mito
 
Kitab Risalah Ahlusunnah Waljamaah
Kitab Risalah Ahlusunnah WaljamaahKitab Risalah Ahlusunnah Waljamaah
Kitab Risalah Ahlusunnah WaljamaahRoni Setyawan
 
Kesatuan Umat Islam Part 1.pptx
Kesatuan Umat Islam Part 1.pptxKesatuan Umat Islam Part 1.pptx
Kesatuan Umat Islam Part 1.pptxMuhammad Billah
 
Pertemuan 5- SHI-Ijma dan Qiyas.pptx
Pertemuan 5- SHI-Ijma dan Qiyas.pptxPertemuan 5- SHI-Ijma dan Qiyas.pptx
Pertemuan 5- SHI-Ijma dan Qiyas.pptxFauziahNurHutauruk
 
Sumber Hukum Islam
Sumber Hukum IslamSumber Hukum Islam
Sumber Hukum Islamheckaathaya
 
KEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptx
KEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptxKEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptx
KEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptxMiftah Iqtishoduna
 
Wanita dan kepemimpinan politik dalam islam
Wanita dan kepemimpinan politik dalam islamWanita dan kepemimpinan politik dalam islam
Wanita dan kepemimpinan politik dalam islamAndi Mutmainnah Salam
 
Tafsir ayat tentang Allah SWT: QS Al Baqarah ayat 164
Tafsir ayat tentang Allah SWT: QS Al Baqarah ayat 164Tafsir ayat tentang Allah SWT: QS Al Baqarah ayat 164
Tafsir ayat tentang Allah SWT: QS Al Baqarah ayat 164Rendra Fahrurrozie
 
Beberapa persoalan perempuan dalam islam
Beberapa persoalan perempuan dalam islamBeberapa persoalan perempuan dalam islam
Beberapa persoalan perempuan dalam islamAgus Muqtafiy
 

Similar to PPT PERADILAN ISLAM (20)

ijma dan qiyas
ijma dan qiyas ijma dan qiyas
ijma dan qiyas
 
Pengertian Shalat dan Pensyariatannya
Pengertian Shalat dan PensyariatannyaPengertian Shalat dan Pensyariatannya
Pengertian Shalat dan Pensyariatannya
 
Kriteria Pemimpin dalam Timbangan Al-Quran dan As-Sunnah.pptx
Kriteria Pemimpin dalam Timbangan Al-Quran dan As-Sunnah.pptxKriteria Pemimpin dalam Timbangan Al-Quran dan As-Sunnah.pptx
Kriteria Pemimpin dalam Timbangan Al-Quran dan As-Sunnah.pptx
 
Wajibkah mengangkat penguasa di negara sekular
Wajibkah mengangkat penguasa di negara sekular Wajibkah mengangkat penguasa di negara sekular
Wajibkah mengangkat penguasa di negara sekular
 
Pandangan islam tentang nikah beda agama
Pandangan islam tentang nikah beda agamaPandangan islam tentang nikah beda agama
Pandangan islam tentang nikah beda agama
 
Khitbah
KhitbahKhitbah
Khitbah
 
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptx
 
Tahlilan madzhab syafi'i rmi project syndication - www.rmi-nu.or.id
Tahlilan madzhab syafi'i    rmi project syndication - www.rmi-nu.or.idTahlilan madzhab syafi'i    rmi project syndication - www.rmi-nu.or.id
Tahlilan madzhab syafi'i rmi project syndication - www.rmi-nu.or.id
 
Risalah aswaja
Risalah aswajaRisalah aswaja
Risalah aswaja
 
Kitab Risalah Ahlusunnah Waljamaah
Kitab Risalah Ahlusunnah WaljamaahKitab Risalah Ahlusunnah Waljamaah
Kitab Risalah Ahlusunnah Waljamaah
 
Ktbw
KtbwKtbw
Ktbw
 
Kesatuan Umat Islam Part 1.pptx
Kesatuan Umat Islam Part 1.pptxKesatuan Umat Islam Part 1.pptx
Kesatuan Umat Islam Part 1.pptx
 
Pertemuan 5- SHI-Ijma dan Qiyas.pptx
Pertemuan 5- SHI-Ijma dan Qiyas.pptxPertemuan 5- SHI-Ijma dan Qiyas.pptx
Pertemuan 5- SHI-Ijma dan Qiyas.pptx
 
ushul fiqh
ushul fiqhushul fiqh
ushul fiqh
 
Ta'wil dan nasakh
Ta'wil dan nasakh Ta'wil dan nasakh
Ta'wil dan nasakh
 
Sumber Hukum Islam
Sumber Hukum IslamSumber Hukum Islam
Sumber Hukum Islam
 
KEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptx
KEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptxKEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptx
KEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptx
 
Wanita dan kepemimpinan politik dalam islam
Wanita dan kepemimpinan politik dalam islamWanita dan kepemimpinan politik dalam islam
Wanita dan kepemimpinan politik dalam islam
 
Tafsir ayat tentang Allah SWT: QS Al Baqarah ayat 164
Tafsir ayat tentang Allah SWT: QS Al Baqarah ayat 164Tafsir ayat tentang Allah SWT: QS Al Baqarah ayat 164
Tafsir ayat tentang Allah SWT: QS Al Baqarah ayat 164
 
Beberapa persoalan perempuan dalam islam
Beberapa persoalan perempuan dalam islamBeberapa persoalan perempuan dalam islam
Beberapa persoalan perempuan dalam islam
 

PPT PERADILAN ISLAM

  • 1. Hakim Wanita dan Pendapat Para Ulama Tentang Hakim Wanita KEL 5 Dosen Pengampu : Dr. Moh. Ali, S.H., S.Ag., M.Ag
  • 2. Disusun Oleh Risa elpina 11200440000064 Siti Masyitoh 11200440000067 Ahmad Ilham Jiddan 11200440000075
  • 3. Kedudukan Perempuan Didalam Islam Hakikat perempuan dalam pandangan Islam dapat kita cermati dari beberapa firman Allah swt. Pendapat Ulama Tentang Kedudukan Hakim Perempuan Peran perempuan di wilayah publik selalu menjadi kontroversi. Karena wilayah publik menjadi hal yang terlarang bagi perempuan, terlebih jabatan di bidang politik. 01 02 ...
  • 4. Kedudukan Perempuan Didalam Islam Hakikat perempuan dalam pandangan Islam dapat kita cermati dari beberapa firman Allah swt. َّ‫و‬ ‫ًا‬‫ب‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ُ‫ش‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ٰ‫ن‬ْ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ َ‫و‬ ‫ى‬ٰ‫ث‬ْ‫ن‬ُ‫ا‬ َّ‫و‬ ٍ ‫ر‬َ‫ك‬َ‫ذ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ٰ‫ن‬ْ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِ‫ا‬ ُ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫ا‬ٰٰٓ‫ي‬ َّ‫ِن‬‫ا‬ ۚ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ف‬ َ‫ار‬َ‫ع‬َ‫ت‬ِ‫ل‬ َ‫ل‬ِٕ‫ى‬ۤ‫ا‬َ‫ب‬َ‫ق‬ ‫ى‬ٰ‫ق‬ْ‫ت‬َ‫ا‬ ِ ‫ه‬ ‫ّٰللا‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫م‬َ‫ر‬ْ‫ك‬َ‫ا‬ ٌ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ َ ‫ه‬ ‫ّٰللا‬ َّ‫ِن‬‫ا‬ۗ ْ‫م‬ُ‫ك‬ ٌ‫ْر‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫خ‬ “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” (Q.S Al-Hujurat: 13) ٰ ‫ى‬َ‫ث‬‫ن‬ُ ْ ‫ٱْل‬ َ‫و‬ َ‫ر‬َ‫ك‬َّ‫ذ‬‫ٱل‬ ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫ج‬ ْ‫و‬َّ‫ٱلز‬ َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ُۥ‬‫ه‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫و‬ "Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita.” (Q.S An-Najm: 45)
  • 5. “ Ayat-ayat sebelumnya menginformasikan bahwa betapa dekatnya hubungan antara laki-laki dan perempuan berdasar asal kejadian, bahwa perempuan dan laki-laki berasal dari asal yang sama, bahkan diri yang sama. Karena itu adanya rasa saling membutuhkan antara laki-laki dan perempuan dan adanya kecenderungan untuk hidup bersama, hal ini merupakan fitrah yang telah ada sejak awal penciptaan manusia. Bahwa Islam mengangkat derajat seorang wanita dan memberinya kebebasan, kehormatan, serta kepribadian yang independen. Bahkan dalam Al-Qur‟an tidak ditemukan ayat yang menunjukkan keutamaan seseorang karena faktor jenis kelamin atau karena keturunan suku bangsa tertentu.
  • 6. Pendapat Ulama Tentang Kedudukan Hakim Perempuan Diskursus mengenai kiprah perempuan sebagai hakim di pengadilan agama, acap kali memuai kontroversi di berbagai Negara muslim, seperti di Sudan, Malaysia, Pakistan, dan Indonesia. Perempuan dinilai tidak pantas untuk terjun di wilayah publik, terutama dalam jabatan pemerintahan.
  • 7. Di Indonesia, peradilan agama sendiri merupakan perwujudan perjuangan umat Islam dalam memegang teguh keyakinannya, sehingga diperlukan lembaga peradilan sendiri untuk menyelesaikan kasus-kasus muamalah. Sebab itu, boleh tidaknya perempuan menjadi hakim di peradilan agama tidak terlepas dari keyakinan umat Islam Indonesia.
  • 8. Perdebatan di kalangan ulama fikih tentang kedudukan hakim perempuan mengacu pada surah An-Nisa ayat 34, ayat itu kerap dijadikan dasar perempuan tidak diperkenankan berperan dalam wilayah publik, terlebih ada hadis Nabi SAW yang melarang perempuan menjadi imam salat bagi laki-laki. Sedangkan dalam sejarah Islam, sejumlah sahabat perempuan dikenal pernah memerankan fungsi sebagai rujukan dalam hukum, layaknya seorang hakim. Di antaranya adalah Aisyah R.A, Ummu Salamah, Shafiyah, dan juga Ummu Habibah.
  • 9. Menurut kalangan jumhur Malikiyah, Syafi‟iyah, Hanabilah, dan Zafar dari Hanafiyah 1. Seorang perempuan tidak diperbolehkan menjadi hakim untuk memimpin sebuah pengadilan walaupun dia (perempuan) hanya mewakili pekerjaan tersebut. 2. Jika dia menerima pekerjaan tersebut maka dia akan berdosa karena menerima sebuah urusan yang sudah jelas tidak diperbolehkan. 3. Sedangkan laki-laki dalam pandangan jumhur ulama merupakan syarat yang dibolehkan dan juga merupakan syarat yang sah. 4. Dalil yang digunakan para jumhur sebagai hujah bahwasanya laki-laki merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang hakim dan merupakan salah satu syarat yang sah ialah surat An- Nisa ayat 34.
  • 10. ٰ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ُ َّ ‫ٱَّلل‬ َ‫ل‬َّ‫ض‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ ِ‫ء‬ٰٓ‫ا‬َ‫س‬ِ‫ٱلن‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ون‬ُ‫م‬ َّٰ‫و‬َ‫ق‬ ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ج‬ ِ ‫ٱلر‬ ۚ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ل‬ َٰ‫و‬ْ‫م‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ۟‫وا‬ُ‫ق‬َ‫ف‬‫ن‬َ‫أ‬ ٰٓ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ َ‫و‬ ٍ ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ َّٰ‫ص‬‫ٱل‬َ‫ف‬ ٌ‫ت‬َٰ‫ت‬ِ‫ن‬َٰ‫ق‬ ُ‫ت‬ َٰ‫ح‬ِ‫ل‬ ُ‫ه‬ َ‫وز‬ُ‫ش‬ُ‫ن‬ َ‫ون‬ُ‫ف‬‫َا‬‫خ‬َ‫ت‬ ‫ى‬ِ‫ت‬ َّٰ‫ٱل‬ َ‫و‬ ۚ ُ َّ ‫ٱَّلل‬ َ‫ظ‬ِ‫ف‬َ‫ح‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ ِ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ ٌ‫ت‬َٰ‫ظ‬ِ‫ف‬ َٰ‫ح‬ َ‫و‬ ِ‫ع‬ ِ‫اج‬َ‫ض‬َ‫م‬ْ‫ٱل‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ر‬ُ‫ج‬ْ‫ه‬‫ٱ‬ َ‫و‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ظ‬ِ‫ع‬َ‫ف‬ َّ‫ن‬ ُ‫ب‬ ِ ‫ْر‬‫ض‬‫ٱ‬ ۖ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬ َ‫ع‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ َ َّ ‫ٱَّلل‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ۗ ً ‫يَل‬ِ‫ب‬َ‫س‬ َّ‫ن‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ۟‫وا‬ُ‫غ‬ْ‫ب‬َ‫ت‬ َ ‫َل‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ْ‫ع‬َ‫ط‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ‫ا‬ً‫ير‬ِ‫ب‬َ‫ك‬ ‫ًّا‬‫ي‬ِ‫ل‬ “ Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan),dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan salihah, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkan mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya.” (Q.S An-Nisa: 34)
  • 11. Menurut kalangan Hanafiyah kecuali Zaffar 1. Perempuan tidak boleh menjabat sebagai hakim, kecuali menjadi hakim dalam urusan muamalat (perdata) dan tidak pada kasus yang lain. 2. Imam Hanafi berpendapat sama dengan para jumhur fuqoha bahwasanya hakim perempuan dalam masalah hudud dan qishas (pidana) maka tidak boleh, walaupun apa yang di putuskan sesuai dengan kebenarannya. 3. Larangan perempuan menjadi hakim dalam perkara pidana diqiyaskan dengan larangan perempuan menjadi saksi kasus perkara pidana. 4. Pendapat dari kalangan Hanafiyah mengenai kebolehan perempuan Menjadi hakim itu pada nash al- Qur’an surah at-Taubah ayat 71 yang disebut Tentang kesetaraan laki-laki dan perempuan.
  • 12. ُ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫أ‬َ‫ي‬ ۚ ٍ ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ُ‫ء‬ٰٓ‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ُ‫ت‬َٰ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ٱل‬ َ‫و‬ َ‫ون‬ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ٱل‬ َ‫و‬ ِ‫ق‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ ِ ‫ر‬َ‫ك‬‫ن‬ُ‫م‬ْ‫ٱل‬ ِ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬َ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ َ‫و‬ ِ‫وف‬ُ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ٱل‬ِ‫ب‬ َ‫ون‬ َ‫ون‬ُ‫م‬‫ي‬ ۟ ‫و‬ُ‫أ‬ ۚ ٰٓ‫ۥ‬ُ‫ه‬َ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫و‬ َ َّ ‫ٱَّلل‬ َ‫ون‬ُ‫ع‬‫ي‬ِ‫ُط‬‫ي‬ َ‫و‬ َ‫ة‬ ٰ ‫و‬َ‫ك‬َّ‫ٱلز‬ َ‫ون‬ُ‫ت‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ َ‫ة‬ ٰ ‫و‬َ‫ل‬َّ‫ص‬‫ٱل‬ ِ ‫ز‬َ‫ع‬ َ َّ ‫ٱَّلل‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ۗ ُ َّ ‫ٱَّلل‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫م‬َ‫ح‬ ْ‫ر‬َ‫ي‬َ‫س‬ َ‫ك‬ِ‫ئ‬ َٰٰٓ‫ل‬ ٌ‫يز‬ ٌ‫م‬‫ي‬ِ‫ك‬َ‫ح‬ Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan salat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S At-Taubah: 71)
  • 13. Menurut Muhammad Ibn Jarir at-Thabari, Hasan al-Basri salah satu dari kalangan ulama besar pada masa tabi’in, Ibnu Hazm Az-zhahri dan Ibnu al-Qaasim dari kalangan Mazhab Malikiyah 1. Seorang perempuan boleh menjadi hakim dalam sebuah pengadilan dan memperbolehkan menduduki jabatan sebagai hakim dalam setiap perkara yang memperolehkan perempuan menjadi saksi. 2. Namun mereka berbeda pendapat dalam urusan yang memperbolehkan perempuan menjadi saksi. Maka Ibnu Jarir dan Ibnu Hazam berependapat bahwa perempuan boleh menjadi saksi dalam kasus apapun. 3. al-Hasan, Ibn Jarir at-Thabary dan Ibn Hazm menghilangkan laki-laki sebagai salah satu syarat menjadi hakim dan membolehkan perempuan menjabat sebagai hakim secara mutlak, dan bahwasanya laki-laki bukanlah salah satu syarat dan bukan juga sayat yang sah. 4. Dalil yang mereka gunakan adalah surah al-Baqarah ayat 228 dan Segala sesuatu hukum asalnya adalah mubah kecuali ada dalilnya yang melarangnya dan barang siapa yang mampu menyelesaikan perselisihan dalam wilayah peradilan walaupun ketika seorang perempuan yang salihah yang mampu menyelesaikan perselisihan dan tidak ada larangan untuk itu maka boleh saja di memimpin di pengadilan, karena keperempuanannya tidak menghalangi pemahamannya untuk berargumen dalam masalah hukum
  • 14. ِ‫وف‬ُ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ٱل‬ِ‫ب‬ َّ‫ن‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ِى‬‫ذ‬َّ‫ٱل‬ ُ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫و‬ “Dan mereka mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang patut” (Q.S al-Baqarah: 228)
  • 15. Dasar kebolehan perempuan menjadi hakim secara mutlak menurut Imam al- Baji 1 Hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar yang menyebutkan bahwa setiap orang adalah pemimpin, tanpa perbedaan jenis kelaminnya. 2 Hukum kebolehan perempuan menjadi mufti maka perempuan boleh menjadi hakim 3 Kelamin laki-laki bukan merupakan hal yang penting, sehingga Keabsahan sebagai hakim tidak harus berjenis kelamin laki-laki
  • 16. Imam Ibnu Jarir at-Thabari dan Imam Ibnu Hazam menambahkan alasan lainnya Tidak satupun ayat al-Qur’an maupun hadis yang secara terang –terangan melarang perempuan menjadi hakim, adapun alasan dalam surah an-Nisa ayat 34 adalah dalam hal kewajiban nafkah dan usaha pasangan suami istri, bukan dalam hal kepemimpinan secara luas. Secara historis pernah terjadi pengangkatan auditor pasar pada masa khalifah Umar bin Khattab yang bernama as-Syifa daru suku as-Shuq. Namun hadis tersebut lemah
  • 17. Kondisi sosial budaya pada masa sekarang jika kita lihat, maka perempuan dan laki-laki mempunyai kedudukan dan hak yang sama. Sehingga kiprah perempuan dalam kancah politik tidak hanya sebatas emansipasi atau keikutsertaan, tetapi memiliki kapasitas sebagai pribadi yang memiliki hak, kewajiban dan tanggung jawab bersama-sama kaum laki-laki.