Dokumen tersebut membahas metodologi penelitian kuantitatif, kualitatif, dan gabungan (mixed methods). Metode kuantitatif berfokus pada pengujian hipotesis dan teori, sedangkan kualitatif lebih eksploratif untuk menemukan pola baru dari data. Penelitian campuran dapat mengumpulkan data secara paralel atau sekuensial untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.
5. Pohon Penelitian
W.J. Gephardt (1972), mengelompokkan
penelitian menjadi tiga, yaitu: needs to do,
needs to know, dan needs to choose dan
digambarkan dalam pohon penelitian
sebagai berikut:
6.
7. Paradigma
Penelitian
Kualitatif
&
Kuantitatif
“A paradigm may be viewed as a set of basic beliefs
(or metaphysics) that deals with ultimates or first
principles”
Egon G. Guba (1985 : 107)
Penelitian kuantitatif
dibangun
berlandaskan
paradigma positivisme
dari August Comte
(1798-1857)
Penelitian kualitatif
dibangun berlandaskan
paradigma
fenomenologis dari
Edmund Husserl (1859-
1926).
RESEARCH
8. QUANTITATIVE PARADIGM :
•Penelitian kuantitatif meyakini, bahwa
pengetahuan (knowledge) yang valid
adalah ilmu pengetahuan (science), yaitu
pengetahuan yang berawal dan
didasarkan pada pengalaman (experience)
yang tertangkap lewat pancaindera untuk
kemudian diolah oleh nalar (reason).
9. QUANTITATIVE PARADIGM :
•Secara epistemologis, dalam penelitian
kuantitatif diterima suatu paradigma,
bahwa sumber pengetahuan paling
utama adalah fakta yang sudah pernah
terjadi, dan lebih khusus lagi hal-hal yang
dapat ditangkap pancaindera (exposed to
sensory experience).
10. QUANTITATIVE PARADIGM :
• Secara ontologis, obyek studi penelitian kuantitatif
adalah fenomena dan hubungan-hubungan umum
antara fenomena-fenomena (general relations
between phenomena). Yang dimaksud dengan
fenomena di sini adalah sejalan dengan prinsip
sensory experience yang terbatas pada external
appearance given in sense perception saja. Karena
pengetahuan itu bersumber dari fakta yang diperoleh
melalui pancaindera, maka ilmu pengetahuan harus
didasarkan pada eksperimen, induksi dan observasi.
11. QUANTITATIVE PARADIGM :
•Paradigma kuantitatif berpandangan
bahwa sumber ilmu itu terdiri dari dua,
yaitu pemikiran rasional,dan data empiris.
Karena itu, ukuran kebenaran terletak
pada koherensi dan korespondensi.
Koheren berarti sesuai dengan teori-teori
terdahulu, serta korespondens berarti
sesuai dengan kenyataan empiris.
12. QUANTITATIVE PARADIGM :
• Kerangka pengembangan ilmu itu dimulai dari proses
perumusan hipotesis yang deduksi dari teori,
kemudian diuji kebenarannya melalui verifikasi untuk
diproses lebih lanjut secara induktif menuju
perumusan teori baru. Jadi, secara epistemologis,
pengembangan ilmu itu berputar mengikuti siklus;
logico, hypothetico, verifikatif.
13. Dalam metode kuantitatif, dianut suatu paradigma bahwa
dalam setiap event/peristiwa sosial mengandung elemen-
elemen tertentu yang berbeda-beda dan dapat berubah.
Elemen-elemen dimaksud disebut dengan variabel. Variabel
dari setiap even/case, baik yang melekat padanya maupun
yang mempengaruhi/ dipengaruhi- nya, cukup banyak,
karena itu tidak mungkin menangkap seluruh variabel itu
secara keseluruhan. Atas dasar itu, dalam penelitian
kuantitatif ditekankan agar obyek penelitian diarahkan pada
variabel-variabel tertentu saja yang dinilai paling relevan.
Ringkasnya :
Guba (1990: 81), R. Burke Johnson and Anthony.J. Onwuegbuzie (2004; 14).
14. QUALITATIVE PARADIGM :
• Penelitian kualitatif adalah satu model penelitian
humanistik, yang menempatkan manusia sebagai
subyek utama dalam peristiwa sosial/budaya. Jenis
penelitian ini berlandaskan pada filsafat
fenomenologis dari Edmund Husserl (1859-1928) dan
kemudian dikembangkan oleh Max Weber (1864-
1920) ke dalam sosiologi. Sifat humanis dari aliran
pemikiran ini terlihat dari pandangan tentang posisi
manusia sebagai penentu utama perilaku individu dan
gejala sosial.
15. QUALITATIVE PARADIGM :
• Terdapat sejumlah aliran filsafat yang mendasari
penelitian kualitatif, seperti Fenomenologi,
Interaksionisme simbolik, dan Etnometodologi. Aliran-
aliran tersebut memiliki perbedaan-perbedaan, namun
demikian ada satu benang merah yang mempertemukan
mereka, yaitu pandangan yang sama tentang hakikat
manusia sebagai subyek yang mempunyai kebebasan
menentukan pilihan atas dasar sistem makna yang
membudaya dalam diri masing-masing pelaku.
16. QUALITATIVE PARADIGM :
• Bertolak dari proposisi di atas, secara ontologis, paradigma kualitatif
berpandangan bahwa fenomena sosial, budaya dan tingkah laku
manusia tidak cukup dengan merekam hal-hal yang tampak secara
nyata, melainkan juga harus mencermati secara keseluruhan dalam
totalitas konteksnya. Sebab tingkah laku (sebagai fakta) tidak dapat
dilepaskan atau dipisahkan begitu saja dari setiap konteks yang
melatarbelakanginya, serta tidak dapat disederhanakan ke dalam
hukum-hukum tunggal yang deterministik dan bebas konteks.
17. Paradigma kualitatif meyakini bahwa di dalam masyarakat
terdapat keteraturan. Keteraturan itu terbentuk secara
natural, karena itu tugas peneliti adalah menemukan
keteraturan itu, bukan menciptakan atau membuat sendiri
batasan-batasannya berdasarkan teori yang ada. Atas dasar
itu, pada hakikatnya penelitian kualitatif adalah satu kegiatan
sistematis untuk menemukan teori dari kancah – bukan untuk
menguji teori atau hipotesis. Karenanya, secara epistemologis,
paradigma kualitatif tetap mengakui fakta empiris sebagai
sumber pengetahuan tetapi tidak menggunakan teori yang
ada sebagai bahan dasar untuk melakukan verifikasi.
Ringkasnya :
Guba (1990: 81), R. Burke Johnson and Anthony.J. Onwuegbuzie (2004; 14).
18. Quantitative Research Qualitative Research
Scientific method Confirmatory or “top-down” The researcher
tests hypotheses and theory with data
Exploratory or “bottom-up”. The researcher
generates new hypotheses and grounded theory
from data collected during field work
View of human behavior Behavior is regular and predictable Behavior is fluid, dynamic, situasional, social,
contextual, and personal
Most common research objectives Describe, explain, and predict Explore, discover, construct, and describe
Focus Narrow-angle lens, testing specific
hypotheses
Wide angle & "deep angle" lens, examining the
breadth and depth of phenomena to learn more
about them
Interest General laws Local, particular, group, & people
Nature of observation Attempt to study behavior under
controlled conditions.
Attempt to isolate the causal effect of
single variables
Study behavior in natural environments
Study the context in which behavior
occurs
Study multiple factors as they operate
together in natural settings
Nature of reality Objective (different observers agree on what
is observed)
Subjective, personal and sociallly constructed
Emphases of Quantitative, Mixed, and
Qualitative Research
19. Johnson B & Christensen L. B (2008)
Form of data
collected
Collect quantitative data based
on precise measurement using
structured and validated data-
collection instruments
Collect qualitative data such
as in-depth interviews,
participant observation, field
notes, and open ended
questions.
The researcher is the primary
data-collection instrument.
Nature of data Variables Words
Images
Categories
Data analysis Identify statistical relationships Search for pattern, themes, &
holistic features
Results Generalizable findings providing
representation of objective
outsider viewpoint
Particularistic findings
providing representation of
insider viewpoints
Present multiple perspectives
Form of Final Report Statistical report
Examples : with correlations,
comparisons of means, and
reporting of statistical
significance of findings.
Narrative report with contextual
description and direct quotatitions
from research participants
23. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan
Pengembangan instrumen untuk mengukur sikap siswa
terhadap Matematik
Determinan kualitas lulusan Fakultas Psikologi
Faktor-faktor penentu agresivitas siswa: Studi kasus tentang
penyebab munculnya tawuran
dll
25. Health beliefs and folk models of diabetes in British
Bangladeshis: a qualitative study
T Greenhalgh, C Helman, AM Chowdhury - Bmj, 1998 - bmj.com
The qualities of an effective mentor from the student nurse's
perspective: findings from a longitudinal qualitative study
MA Gray, LN Smith - Journal of Advanced Nursing, 2008 - Wiley Online Library
Linkage between researchers and practitioners: A qualitative
study
M Huberman - American Educational Research Journal, 1990 - aer.sagepub.com
Factors Contributing to Academic Achievement and Moral
Development: A Qualitative study
Melati Sumari, Zaharah Hussin, & Saedah Siraj. (2010). International Journal
of Research and Review, 5(2), 18-23.
27. Kematangan karir siswa SMU
Partino, disertasi
Dampak program pengentasan kemiskinan di Kabupaten
Jayapura
Istiana, disertasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi program Kube
dll
29. “A theory is a set of interrelated constructs (variables),
definitions, and propositions that presents a systematic
view of phenomena by specifying relations among
variables”
Kerlinger (Creswell, 2003: 120)
Neuman (2006) lebih melihat wilayah cakupannya (a breadth of coverage).
Menurutnya, ada tiga tingkatan teori, yaitu tingkat mikro (micro-level), tingkat
meso (meso-level), dan tingkat makro (macro-level). Teori tingkat mikro
memberikan penjelasan hanya terbatas pada peristiwa yang berskala kecil,
baik dari sisi waktu, ruang, maupun jumlah orang. Teori tingkat meso
menghubungkan tingkat mikro dan makro. Teori tingkat makro menjelaskan
objek yang lebih luas, seperti lembaga sosial, sistem budaya, dan masyarakat
secara keseluruhan.
30. KUANTITATIF
Pada penelitian kuantitatif teori
berfungsi sebagai dasar penelitian
untuk diuji. Oleh karena itu,
sebelum mulai kegiatan
pengumpulan data, peneliti
menjelaskan teori secara
komprehensif.
Teori menjadi kerangka kerja
(framework) untuk keseluruhan
proses penelitian, mulai bentuk
dan rumusan pertanyaan atau
hipotesis hingga prosedur
pengumpulan data.
KUALITATIF
Penelitian kualitatif
berangkat dari lapangan
dengan melihat
fenomena atau gejala
yang terjadi untuk
selanjutnya
menghasilkan atau
mengembangkan teori.
John W. Creswell (2003)
31. KUANTITATIF
Peneliti menguji atau
memverifikasi teori
dengan cara menjawab
hipotesis atau
pertanyaan penelitian
yang diperoleh dari
teori.
Karena itu, metode
penelitian kuantitatif
berangkat dari teori.
KUALITATIF
Jika dalam metode penelitian
kuantitatif teori berwujud dalam
bentuk hipotesis atau definisi, maka
dalam metode penelitian kualitatif
teori berbentuk pola (pattern) atau
generalisasi naturalistik (naturalistic
generalization).
Karena itu, pola dari suatu fenomena
bisa dianggap sebagai sebuah
teori. Jadi, fungsi teori dalam metode
penelitian kualitatif adalah sebagai
bahan pisau analisis untuk memahami
persoalan yang diteliti.
John W. Creswell (2003)
32.
33. Pengumpulan data
kualitatif dan kuantitatif (Merten, 2010)
• Bentuk Parallel : Desain metode campuran yang
didalamnya ada dua jenis data dikumpulkan dan
dianalisis.
• Bentuk Sekuensial : satu jenis data menjadi dasar
untuk pengumpulan data jenis lain.
34. Gambaran Creswell tentang
Desain Paralel (bersamaan)
• Expalanatory : data kualitatif dikumpulkan setelah
data kuantitatif untuk menjelaskan hasil yang
kuantitatif.
• Exploratory : pengumpulan data kualitatif diikuti
dengan kuantitatif untuk menyelidiki fenomena. dan
desain sekeunsial adalah trianggulasi : menggunakan
kedua jenis data untuk melihat jika ada konvergensi
dalam penelitian.
• Embed : salah satu data berperan dominan
sementara yang lain menjadi pendukung.
35. Gambaran Tedlie Tashakkori
tentang Desain Paralel
• Desain Perubahan :
Perubahan data kualitatif ke bentuk data kuantitatif
atau sebaliknya.
• Desain Multilevel :
Data kuantitatif dikumpulkan pada satu level
pengorganisasian (mis. Level siswa) dan data kualitatif
dikumpulkan pada level lain (mis, level administrasi).
36. Gambaran Tedlie Tashakkori
tentang Desain Paralel
• Desain Dominan dan Pendukung :
salah satu menjadi dominan dan yang lainnya
menjadi pendukung; tergantung pada taraf
keseluruhan penelitian menggunakan pendekatan
kuantitatif atau kualitatif, keduanya pada taraf yang
sama atau salah satunya saja.
37. PRAGMATIC PARALLEL
MIXED METHODS DESIGN
• Data kualitatif dan kuantitatif dikumpulkan dan
dianalisis untuk menjawab pertanyaan penelitian
tunggal (Onwuegbuzie &Tedlie, 2002).
• Kedua jenis data dikumpulkan secara tersendiri pada
waktu yang sama atau pada waktu yang relatif
pendek.
38. PRAGMATIC PARALLEL
MIXED METHODS DESIGN
• Creswell : Desain Embed.
Kesimpulan dibuat berdasarkan untaian data yang dijalin bersama
untuk membentuk meta-inference pada akhir penelitian).
• Onwuegbuzie &Tedlie : Desain Embed.
• Data kualitatif dan data kuantitatif dikumpulkan dan dianalisis untuk
menjawab pertanyaan penelitian tunggal. Kesimpulan akhir
berdasarkan pada kedua hasil data.
39. PRAGMATIC SEQUENTIAL
MIXED METHODS DESIGN
• Satu jenis data mendasari bagi pengumpulan jenis
data lainnya
• Menjawab pertanyaan dengan cara mengumpulkan &
menganalisis dua jenis data.
• Kesimpulan berdasarkan hasil kedua analisis data
40. PRAGMATIC SEQUENTIAL
MIXED METHODS DESIGN
• Terkadang, hasil analisis data kedua bisa menguatkan
atau menjatuhkan kesimpulan pertama atau
menjelaskan lebih lanjut hasil analisis data pertama.
• Digunakan untuk menghasilkan hipotesis untuk
dieksplore lebih mendalam, atau untuk
mengembangkan survei dengan bahasa yang tepat
bagi populasi.
41. PRAGMATIC SEQUENTIAL
MIXED METHODS DESIGN
Merten dalam contoh siswa Drop out :
1. Menggambarkan analisis data awal pada daerah yang diteliti,
2. Melakukan interview untuk mendapatkan klarifikasi, penegasan,
atau menguji hasil penelitian dan untuk mengeksplorasi kebijakan
pusat dan daerah
42. PRAGMATIC SEQUENTIAL
MIXED METHODS DESIGN
1. Mencatat pengaruh pengulangan terhadap siswa
setelah drop out, dan
2. Mencatat pengalaman siswa yang mengulang
kembali setelah drop out.
43. TRANSFORMATIVE PARALLEL
MIXED METHODS DESIGN
• Penggunaan keduanya kuantitatif dan kualitatif
dengan tujuan perubahan sosial pada tingkat range
dari pribadi ke tujuan politis (Mertens, 2010).
• Keunggulannya pada dimensi berdasarkan nilai dan
dimensi orientasi aksi dalam tradisi inquiry khusus
(J.C. Greene, 2007).
47. Populasi dan Sampel
populasi
1
4
6 7
8
9
10
11 sampel mean Std.dev
1 1
x s1
2 2
x s2
3 3
x s3
4 4
x s4
5 5
x s5
6 6
x s6
7 7
x s7
8 8
x s8
9 9
x s9
10 10
x s10
11 11
x s11
12 12
x s12
13 13
x s13
… … …
i i
x si
3
2
5
12
13
49. • Subjek penelitian ditentukan setelah jenis penelitian
ditentukan
• Penentuan subjek penelitian merupakan rangkaian
langkah penetapan rancangan penelitian
• Penetapan subjek mengandung tiga pengertian
1. Penetapan populasi penelitian
2. Penetapan cara memilih sampel
3. Penetapan besar sampel
50. Populasi dan Sampel
Strategi Sampling
•Quantitative Research
•Probability-Base Sampling
•Qualitative Research
•Paurposeful of Theoritical
Sampling
•Convenience Sampling
•Mixed Method Research
Acurate Sampling
51. POPULASI
Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
Keseluruhan unsur yang akan diteliti yang ciri-cirinya akan ditaksir (diestimasi). Ciri-ciri
populasi disebut parameter.
Kumpulan objek penelitian, bisa berupa kumpulan orang (individu, kelompok,
komunitas, masyarakat, dll); benda (jumlah gedung/bangunan, tempat, dll).
Sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal
dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus. Populasi yang akan
diteliti harus didefinisikan dengan jelas sebelum penelitian dilakukan.
52. SAMPEL
Sampel: bagian dari populasi yang dapat mewakili seluruh populasi
Sampel: sebagian unsur populasi yang dijadikan objek penelitian.
Sampel: miniatur (mikrokosmos) populasi
Sampel yang memiliki ciri karakteristik yang sama atau relatif sama dengan
ciri karakteristik populasinya disebut sampel representatif.
Ciri karakteristik sampel disebut statistik
53. Istilah-istilah:
Elements (satuan terkecil) adalah unit (bisa berupa individu, kelompok, organisasi) dimana
data akan diukur (diteliti). Secara umum, unit ini merupakan unit analisis yang disesuaikan
dengan tujuan survey atau penelitian.
Sampling unit (unit sampel) adalah suatu satuan (terdiri dari satu atau lebih elements) dan
digunakan sebagai dasar penarikan sampel.
Populasi adalah keseluruhan unit sampel pada batasan tertentu (universe), dimana
karakteristiknya akan diteliti atau diperkirakan.
Sampling frame (kerangka sampel) adalah daftar dari unit sampel yang berada dalam
populasi yang akan dipakai sebagai dasar penarikan sampel.
Unit observasi adalah unit yang dipergunakan sebagai sumber data, umumnya di dalam
penelitian kuantitatif dinamakan responden dan di dalam penelitian kualitatif disebut
informan.
54. Pertimbangan dalam Sampling
• Seberapa besar keragaman populasi
• Berapa besar tingkat keyakinan yang kita perlukan
• Berapa toleransi tingkat kesalahan dapat diterima
• Apa tujuan penelitian yang akan dilakukan
• Keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti
Mertens, Holmes, Harris, & Brandt (2007)
55. Syarat-syarat Sampel
Akurasi atau ketepatan , yaitu tingkat ketidakadaan “bias” (kekeliruan) dalam
sampel. Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam
sampel, makin akurat sampel tersebut. Tolok ukur adanya“bias” atau
kekeliruan adalah populasi.
Agar sampel dapat memprediksi dengan baik populasi, sampel harus
mempunyai selengkap mungkin karakteristik populasi (Nan Lin, 1976).
Presisi. memiliki tingkat presisi estimasi. Presisi mengacu pada persoalan sedekat
mana estimasi kita dengan karakteristik populasi. Presisi diukur oleh simpangan
baku (standard error). Makin kecil perbedaan di antara simpangan baku yang
diperoleh dari sampel (S) dengan simpangan baku dari populasi (s), makin tinggi
pula tingkat presisinya.
56. Sampel
Random
Sampel
Non Random
Setiap unsur
yang ada dalam
populasi tidak
diberi kesempatan
atau peluang
yang sama untuk
bisa diambil
sebagai sampel
Bentuk pengambilan sampel
Setiap unsur
yang ada dalam
populasi diberi
kesempatan
atau peluang
yang sama untuk
bisa diambil
sebagai sampel
57. Kapan peneliti sebaiknya mengambil
sampel secara acak dan tidak acak?
Ketika peneliti
bermaksud untuk
menggeneralisasikan
hasil penelitiannya
maka ambillah sampel
Secara random dan
representatif
Ketika peneliti
tidak bermaksud untuk
menggeneralisasikan
hasil penelitiannya
atau ketika jumlah
populasi tidak di-
ketahui secara pasti
maka ambilah sampel
secara non random
58. Strategi Sampling dalam
Penelitian Kuantitatif
• Sampel: large, repesentative, precise, control
for extraneous variables, random selection.
• Metode sampling: probability sampling
• Probability sampling, dimana setiap anggota
populasi berpeluang (tidak = 0) terpilih
sebagai sampel.
Pada penelitian kuantitatif
59. Probability-Base Sampling
• Simple Random Sampling
• Systematic Sampling
• Stratified Sampling
• Cluster Sampling
• Multistage Sampling
• Compleks Sampling Design in
Quantitative Research
Probability-Base Sampling
8/20/2023 59
60. Strategi Sampling dalam
Penelitian Kualitatif
• tidak dimaksudkan untuk menarik generalisasi yang berlaku
bagi seluruh populasi,
• melainkan diarahkan pada representasi terhadap suatu
fenomena (sosial).
• bagaimana menemukan informan kunci (key informan)
• sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling
• bersifat tidak random, kurang adil (setiap anggota populasi
berpeluang tidak sama untuk terambil menjadi sampel),
• penerapan statistika terhadap data yang diperoleh bersifat
lemah
Sampel dalam penelitian kualitatif:
61. Strategi Sampling dalam
Penelitian Kualitatif………..(Continued)
• Namun demikian, metode nonprobability sampling juga bisa
diterapkan pada penelitian kuantitatif
• Dalam banyak kasus, cara sampling ini lebih tepat atau praktis:
• Situasi di mana jumlah kasus yang bisa diteliti terlalu sedikit,
misalnya karena biaya terlalu besar untuk menyelidiki banyak kasus
(misalnya unit analisa kota, negara, atau yang lebih beasar),
sementara probability sampling kurang reliabel untuk jumlah kasus
yang terlalu sedikit.
• Peneliti hanya bisa bekerja dengan kasus yang ada saja
• Penelitian pendahuluan, di mana tujuannya baru mengumpulkan
informasi mengenai gejala (tujuan eksploratif), cukuplah
menggunakan nonprobability sampling, belum diperlukan
generalisasi statistik yang akurat.
• Pada populasi jumlah anggotanya kecil (Misalnya di bawah 100)
62. Purposeful of Theoritical Sampling
• Purpose sampling
• Stratified Purposeful Sampling
• Case-study Sampling
• Snowball or Chain Sampling
• Incidental Sampling
Purposeful of Theoritical Sampling
8/20/2023 62
63. Mixed Methods Sampling
Pada metode campuran, peneliti mengidentifikasi beberapa strategi sampling
yang unik untuk penelitian metode campuran (KMT Collins et al, 2007;. B.Johnson
& Christensen, 2008; Teddlie & Tashakkori, 2009; Teddlie & Yu, 2007).
Pada metode campuran desain penelitian dapat paralel (metode yang berbeda
digunakan pada saat yang sama) atau berurutan (metode yang berbeda
digunakan satu demi satu).
Pilihan desain ini, mempengaruhi strategi sampling untuk metode campuran,
yang meliputi:
a. sampling identik (orang yang sama dalam sampel kualitatif dan kuantitatif),
b. sampling paralel (orang yang berbeda dalam sampel kuantitatif dan kualitatif,
tetapi keduanya dari populasi yang sama, misalnya, sekolah anak-anak di
kabupaten),
c. sampling bersarang (subset dari mereka dalam satu metode penelitian yang
dipilih berada pada bagian lain dari penelitian), dan
d. sampling bertingkat (orang yang berbeda dari populasi yang berbeda dipilih
untuk pendekatan yang berbeda dari penelitian).
Onwuegbuzie A. J., John R Slate, Nancy L Leech, Kathleen M T Collins. 2009.
64. Contoh..
Mixed Methods Sampling
Studi metode campuran yang dilakukan oleh tim peneliti tuli dan
saya sendiri (Mertens, Holmes, Harris, & Brandt, 2007), digunakan
sampling bersarang sekuensial/ sampling bertingkat.
Memulai dengan tahap kualitatif, di mana data dikumpulkan dari
subsampel lulusan program menyiapkan guru bagi siswa yang tuli
dan memiliki cacat tambahan.
Setelah pengumpulan data dan analisis, tim peneliti mengirim
survei kuantitatif untuk semua lulusan dari program ini (sampling
bersarang).
Selanjutnya, tim peneliti melakukan wawancara kualitatif dengan
staf dan fakultas dari universitas dan sekolah yang bekerja sama
(sampling bertingkat).
65. Bias Sampling
• Henry (1990) mengidentifikasi tiga sumber bias yang
berhubungan dengan desain sampling:
• Bias nonsampling, meliputi kesalahan sistematis karena
perbedaan antara populasi yang sebenarnya dan populasi
penelitian serta kesalahan pengukuran
• Bias sampling, meliputi kesalahan sistematis dari pendekatan
sampling yang berlebihan mewakili sebagian dari populasi
penelitian
• Variabilitas sampling, berkaitan dengan ukuran sampel dan
homogenitas sampel
67. “The instrument of choice in naturalistic inquiry is the
human. We shall see that other forms of
instrumentation may be used in later phases of the
inquiry, but the human is the initial and continuing
mainstay. But if the human isntrument has been used
extensively in earlier stages of inquiry, so that an
instrument can be constructed that is grounded in the
data that the human instrument has product”.
Loncoln dan Guba, (1985)
68. Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif,
instrumen harus dibuat dan
menjadi perangkat yang
"independent" dari peneliti.
Peneliti harus mampu
membuat instrumen sebagus
mungkin, apapun instrumen
itu
Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif
segala sesuatu yang akan dicari
dari obyek penelitian belum
jelas dan pasti masalahnya,
sumber datanya, hasil yang
diharapkan semuanya belum
jelas. Oleh karena itu dalam
penelitian kualitatif “the
researcher is the key
instrument”. Jadi peneliti
adalah merupakan instrumen
kunci dalam penelitian
kualitatif.
Karena dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah
peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi”
seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke
lapangan.
Loncoln dan Guba, (1985)
69. Syarat utama instrumen yang baik adalah valid dan reliabel.
Validitas suatu alat ukur adalah sejauh mana alat ukur itu mampu
mengukur apa yang seharus-nya diukur.
Syarat utama lainnya adalah instrumen itu harus reliabel. Sebenarnya
reliabilitas itu mengacu pada konsistensi pengukuran, yaitu bagaimana
skor tes atau hasil penilaian yang lain tetap (tidak berubah, sama) dari
satu pengukuran ke pengukuran yang lain.
72. TEKNIK ANALISIS DATA
“Analysis is a process of resolving data into its constituent
components to reveal its characteristic elements and
structure”
Ian Dey (1999: 30)
Analisis data disebut juga pengolahan data dan penafsiran data.
Merupakan rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi,
penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis
dan ilmiah.
Kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokan data berdasarkan variabel dan
jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dan seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab
rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis, langkah
terakhir tidak dilakukan.
Tujuan analisa adalah menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca
dan diinterpretasi.
73. KUANTITATIF
Data yang berupa kualitatif
(kata-kata) dikuantifikasikan
terlebih dahulu kemudian
dianalisis secara statistikan
bertujuan untuk
menjelaskan fenomena,
menguji hipotesis kerja dan
mengangkat sebagai temuan
berupa verifikasi terhadap
teori lama dan teori baru.
KUALITATIF
Sedangkan dalam penelitian
Kualitatif data bisa berupa kata-kata
maupun angka. Data yang bersifat
kuantitatif (angka) tidak perlu
dikualitatifkan terlebih dahulu dan
tidak menguji hipotesis/teori,
melainkan untuk mendukung
pemahaman yang dilakukan oleh
data kualitatif dan menghasilkan
teori baru.
74. Kuantitatif
Analisis data penelitian
kuantitatif dilakukan di akhir
pengumpulan data dengan
menggunakan perhitungan
statistik.
Kualitatif
Penelitian kualitatif
analisis datanya dilakukan
sejak awal turun ke lokasi
melakukan pengumpulan
data, dengan cara
“mengangsur atau
menabung” informasi,
mereduksi,
mengelompokkan dan
seterusnya sampai terakhir
memberi interpretasi.
Johnson, B & Christensen, L (2008)
76. 76
Teknik Analisis
Kompartf Asosiatif
T test
Hotelling’s T
Wilks’Lamda Anava
- Korelasi PM
- Regresi linier
- Regresi log
- Analisis jalur
- Faktor analisis
-SEM
- dll
77. The Qualitative Analytical Process
(Adapted from descriptions of Strauss and Corbin, 1990, Spiggle 1994, Miles and Huberman, 1994)
Components Procedures Outcomes
Data Reductions
Conclusions &
Verification
Coding
Categorisation
Abstraction
Comparison
Dimensionalisation
Integration
Interpretation
Description
Explanation/
Interpretation
Data presentations
Data Classification
78. KESIMPULAN PENELITIAN
Merupakan pernyataan singkat tentang hasil analisis, deskripsi dan
pembahasan tentang hasil pengetesan hipotesis.
Tujuan penulisan kesimpulan adalah untuk memberikan kesempatan dan
informasi kepada para pembaca guna mengetahui secara cepat tentang
apa hasil akhir yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan.
Yang disimpulkan dalam penelitian sesuai dengan jawaban permasalahan
yang dirumuskan, hipotesis yang diajukan, dan tujuanpenelitian.
Kesimpulan merupakan pernyataan atau jawaban pertanyaan dari rumusan
masalah atau pertanyaan penelitian atau pernyataan hasil pembuktian
hipotesis, apakah hipotesis yang diajukan terbukti atau tidak. Dengan kata
lain, kesimpulan penelitian itu merupakan pernyataan pencapaian tujuan,
apakah tujuan yang dirumuskan tercapai atautidak.
79. Kuantitatif
• Kesimpulan penelitian yang
menggunakan teknik statistik, dapat
digenerelisasikan pada populasi
apabila dari sampel dapat diketahui
bahwa populasinya berdistribusi
normal (hal ini dapat dilakukan
pemeriksaannya dengan checking
normalitas). Apabila populasinya tidak
berdistribusi normal maka harus
menggunakan statistik non-
parametrik.
• Di sisi lain, penelitian kuantitatif
“sepenuhnya” dilakukan oleh peneliti,
berdasarkan hasil perhitungan atau
analisis statistik.
Kualitatif
• Pada penelitian kualitatif, interpretasi data oleh
peneliti melalui pengecekan dan kesepakatan
dengan subjek penelitian, sebab merekalah yang
yang lebih tepat untuk memberikan penjelasan
terhadap data atau informasi yang telah
diungkapkan. Peneliti memberikan penjelasan
terhadap interpretasi yang dibuat, mengapa
konsep tertentu dipilih. Bisa saja konsep tersebut
merupakan istilah atau kata yang sering digunakan
oleh para responden.
• Logika dalam penarikan kesimpulan penelitian
kualitatif dilakukan dengan menggunakan logikan
induktif yaitu berangkat dari hal-hal yang bersifat
khusus untuk menuju ke hal-hal yang bersifat
umum berdasarkan informasi-informasi yang
membangunnya kemudian dikelaskan ke dalam
suatu konsep.
Neuman, Lawrence W. 2006
80. The Quantitative Research Report
1. Abstract or Executive Summary
• Abstract 50/75 kata, maksimal 1 halaman
• Executive Summary: lebih detil daripada abstrak (termasuk implikasi dan
arekomendasi); 4 – 5 halaman
• Fungsi: menceritakan isi laporan; mental picture of the report.
2. Presenting the problem
• Pernyataan masalah penelitian
• Rasional apa yang diteliti (signifikansi dan latar belakang pertanyaan
penelitian)
• Bagian pendahuluan: context literature review; menghubungkan masalah
dengan teori
81. 3. Describing the Methods
• Apa jenis penelitiannya ? (eksperimen, survei)
• Bagaimana pengumpulan datanya ? (desain penelitian;jenis survei; waktu
dan tempat; desain eksperimen yang digunakan )
• Bagaimana variabel diukur ? Apakah valid dan reliabel ?
• Apa sampelnya ? Berapa subjek/responden ? Bagaimana pemilihan sampel
?
82. 4. Results and tables
• Penyajian data (tabel informatif)
• Menggunakan teknik analisa data untuk meringkas data dan menguji
hipotesa
• Beberapa peneliti menggabungkan antara “diskusi” dengan “temuan”.
5. Discussion
• Mengorganisasi diskusi sesuai dengan hipotesis, bagaimana data
berhubungan dengan hipotesis.
• Mendiskusikan temuan yang tidak diantisipasi; penjelasan alternatif tentang
hasil, serta kelemahan/ketertbatasan.
83. 6. Drawing Conclusions
• Menyatakan ulang pertanyaan penelitian dan meringkas
temuan dalam kesimpulan
• Tujuannya: meringkas laporan
7. Refences and appendixes
Neuman, Lawrence W. (2006).
84. The Qualitative Research Report
• Diakui sebagai : fewer rules and less stucture
• Organisasi Laporan Penelitian Lapangan (Lofland, 1976):
1. Introduction
a. Most general aspect of situation
b. Main contours of the general situation
c. How materials were collected
d. Details about the setting
e. How the repport is organized
2. The Situation
a. Analytic categories
b. Contrast between situation and other situations
c. Development of situation over time
3. Stretagies
4. Summary and implication
Neuman, Lawrence W. (2006).
85. References :
• Lincoln, Y. S., Guba E. G. 1985. Naturalistic Inquiry : 1st Edition. Sage Publications.
• Guba E. G. 1990. The Paradigm dialog. Sage Publications
• Johnson R. B., Onwuegbuzie A. J. 2004. Mixed Methods Research: A Research Paradigm Whose Time Has
Come. Educational Researcher, Vol. 33, No. 7, pp. 14-26.
• Johnson B & Christensen L. B. 2008. Educational Research: Quantitative, Qualitative, and Mixed
Approaches. Sage Publications, Inc; 3rd edition.
• Neuman, Lawrence W. 2006. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches (6th
Edition). Allyn & Bacon.
• Creswell, J.W. 2003. Research design. Qualitative, quantitative and mixed methods approaches.
Thousand Oaks, CA: Sage.
• Mertens D. M. 2009. Research and Evaluation in Education and Psychology: Integrating Diversity With
Quantitative, Qualitative, and Mixed Methods. Sage Publications, Inc; Third Edition edition.
• Onwuegbuzie A. J., John R Slate, Nancy L Leech, Kathleen M T Collins. 2009. Mixed data analysis: Advanced
integration techniques. International Journal of Multiple Research Approaches. Volume 3 Issue 1 – 2009.
Pg: 13 – 33.
• Henry G. T. 1990. Practical sampling: Volume 21. Sage Publications.
• Nunnally, J. C. (1978). Psychometric theory (2nd ed.). New York: McGraw-Hill.
• NM Webb, RJ Shavelson, EH Haertel. 2006. Reliability Coefficients and Generalizability Theory. Handbook
of statistics. Elsevier B.V. Volume 26, 2006, Pages 81–124.
• Dey, Ian. 1999. Grounding Grounded Theory -- Guidelines for Qualitative Inquiry. Academic Press, pp. 282.