4. LATAR BELAKANG
• Kebiasaan masyarakat di Kabupaten Banyuwangi mengelola
sampah sembarangan, yaitu misalnya dibakar atau dibuang ke
sungai/ danau
• Cakupan layanan persampahan di Kabupaten Banyuwangi
masih rendah
• Kurang memadainya transportasi, peralatan, dan SDM
pengelola sampah di Banyuwangi,
• Perda mengenai pengelolaan persampahan yang belum
optimal,
• TPA Bulusan di Banyuwangi yang sudah melebihi kapasitas juga
menjadi permasalahan lingkungan yang harus ditangani oleh
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dengan dukungan
partisipasi aktif dari masyarakat Kabupaten Banyuwangi.
• Pertumbuhan penduduk menyebabkan bertambahnya volume
sampah, serta karakteristik sampah menjadi semakin beragam
yang dihasilkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat sendiri
4
5. MAKA,
Diperlukan rencana penahapan pengelolaan sampah setiap 5
tahun selama 6 periode yaitu tahun 2019-2048, sehingga pada
setiap tahap akan dilakukan penambahan cakupan daerah
pelayanan, penambahan kendaraan pengangkut, serta upaya
pengurangan timbulan sampah di TPA dengan proses MRF.
Diharapkan dengan adanya penahapan ini dapat meningkatkan
pengelolaan sampah di Kabupaten Banyuwangi.
5
7. KONDISI GEOGRAFIS
Kecamatan di kota Banyuwangi :
Batas Wilayah
Sebelah utara : Kabupaten Situbondo
Sebelah timur : Selat Bali
Sebelah selatan : Samudera
Indonesia
Sebelah barat : Kab. Jember dan
Bondowoso
Luas
5.782,50
km2
7
8. KONDISI KLIMATOLOGI
IKLIM
SUHU UDARA DAN
KELEMBABAN
TEKANAN UDARA DAN
KECEPATAN ANGIN
CURAH HUJAN
Musim penghujan dimulai pada bulan
Oktober hingga April dan musim kemarau
terjadi pada bulan Oktober hingga April.
• Pada tahun 2016 rata-rata suhu selama satu
tahun yaitu 28,3o C
• Kelembaban udara di Banyuwangi rata-rata
dalam satu tahun yaitu sebesar 77,17 %
Rata-rata tekanan udara pada daerah Kabupaten
Banyuwangi pada kurun waktu satu tahun pada
tahun 2016 yaitu 1009,75 mb dengan kecepatan
angin rata-rata 2,4 knot
8
11. KONDISI HIDROLOGI DAN
HIDROGEOLOGI
Kabupaten Banyuwangi memiliki kemiringan lereng lebih dari
40% meliputi kurang lebih 29,25% dari luas daerah yang
memiiliki tinggi tempat lebih dari 500 meter diatas permukaan
laut. Beberapa sungai besar maupun kecil yang melintas
Kabupaten Banyuwangi mulai bagian Utara ke Selatan, dengan
35 D.A.S
11
14. ORGANISASI, LEMBAGA/INSTITUSI
Kepala Dinas
Bidang Kebersihan
Seksi Kebersihan
Seksi Normalisasi Saluran dan
Pembuangan Air Kotor
Bidang Pertamanan
Seksi Pertamanan
Seksi Pemakaman
Bidang Penerangan Jalan
Seksi Pemeliharaan LPJU
Seksi Pembangunan LPJU
UPTD/PMK
Sekertaris
Sub. Bagian Umum dan
Perlengkapan
Sub. Bagian Penyusun
Program
Dinas kebersihan dan
pertamanan (DKP)
Kabupaten Banyuwangi
baru terbentuk pada
tanggal 5 September
2011, sebelumnya
masalah persampahan
menjadi tugas dari
bidang Kebersihan di
DInas Pekerjaaan Umum
Kabupaten Banyuwangi.
14
15. TEKNIK OPERASIONAL
Sumber Timbulan Limbah
Padat.
Penanganan dan
Pemisahan Limbah Padat,
Pewadahan dan
Pemrosesan Pada Sumber
Pengumpulan dari Masing-
Masing Sumber
Pemisahan, Prosesing,
dan Transformasi Limbah
Padat
Pembuangan
Akhir/Pemrosesan Akhir
Transfer dan Transport
15
17. TEKNIK OPERASIONAL
SUMBER TIMBULAN LIMBAH PADAT
Jumlah timbulan sampah pada Kabupaten Banyuwangi dengan 24
kecamatan, per harinya sebanyak 3314,4 m3.
Tiap hari, sampah dikelola mandiri di sumber sebanyak 1661,2 m3 atau
50,12% dari total timbulan per harinya,
Sampah diangkut ke TPA sebanyak 741,3 m3 atau 22,37% dari total
timbulan per harinya, dan sampah tidak terproses sebanyak 838 m3 atau
25,28% dari total timbulan per harinya.
Sampah terproses 3R sebanyak 73,9 m3 atau 2,23% dari total timbulan per
harinya
No Komponen Komposisi (%)
1 Organik 77.4
2 Anorganik 22.6
a. Kertas/Karton 4.1
b. Plastik 14
c. Logam/Kaleng 0.3
d. Karet 0
e. Tekstil/Kain 2
f. Kaca 0.3
g. Lainnya 1.9
Total 100
Sumber: Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kabupaten Banyuwangi,
2016
17
19. Sampah dari sumber sampah biasanya ditampung menggunakan bak
sampah, kemudian dikumpulkan dengan sarana gerobak untuk dibuang ke
TPS. Pengumpulan dikoordinir oleh organisasi masyarakat setempat misal
RT/RW, maupun hanya mengangkut sampah dipinggir jalan untuk
langsung dibuang ke TPA (Pokja Sanitasi Kabupaten Banyuwangi, 2016)
TEKNIK OPERASIONAL
PENGUMPULAN DARI MASING-MASING SUMBER
19
20. Frekuensi Pengangkutan Sampah
Berdasarkan Responden Survey
EHRA (Sumber : EHRA, 2012)
TEKNIK OPERASIONAL
PENGUMPULAN DARI MASING-MASING SUMBER
69.21
19.9
0.6 0.09 0
3.26 4.8
2.14
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Setiap hari Beberapa kali
dalam
seminggu
Sekali dalam
seminggu
Beberapa kali
dalam
sebulan
Sekali dalam
sebulan
Tidak pernah lainnya Tidak tahu
Jumlah
Responden
(%)
Frekuensi Pengangkutan
Frekuensi Pengangkutan Sampah
20
21. • Jumlah Kompos yang Dihasilkan Tahun 2013 di Semua Rumah Kompos
TEKNIK OPERASIONAL
PEMISAHAN, PROSESING, DAN TRANSFORMASI LIMBAH PADAT
Bulan Kompos/m3
Januari 17,150
Februari 47,435
Maret 30,090
April 30,090
Mei 30,024
Juni 17,996
Juli 14,234
Agustus 17,150
September 21,850
Oktober 17,345
November 13,162
Desember 15,710
21
23. TEKNIK OPERASIONAL
TRANSFER DAN TRANSPORT
PENIMBUL
SAMPAH
TPS TPA
Fasilitas untuk transport dari sumber ke TPS sampai ke TPA seperti motor sampah, gerobak
sampah, dump truck, container, dan arm roll
23
25. TEKNIK OPERASIONAL
PEMBUANGAN AKHIR/ PEMROSESAN AKHR
Nama : TPA Bulusan
Lokasi
Kelurahan : Bulusan
Kecamatan : Kalipuro
Kabupaten : Banyuwangi
Instansi Pengelolaan : Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kab.
Banyuwangi
Status Lahan : Aset Pemerintah Kota Banyuwangi
Luas Lahan : 1,5 Ha
Jarak Puat Kota : 8 km
Batas-batas Lokasi
Sebelah Utara : Lahan kosong
Sebelaah Selatan : Lahan kosong
Sebelah Timur : Pemukiman warga
Sebelah Barat : Pemukiman warga
Metode Operasional : Controlled Landfill
Volume Sampah : ±125-130 m3 /hari 25
26. • Menurut hasil studi EHRA 2016 Cara pengelolaan sampah di Kabupaten
Banyuwangi yang tidak memadai sebesar 76% (dibakar 57%, dibuang ke
sungai/kali 13%, dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup tanah 6%),
sedangkan yang memadai sebesar 24% (dikumpulkan/dibuang ke TPS 13%,
dibuang ke lahan kosong/dibiarkan membusuk 6%, dibuang ke dalam lubang
dan ditutup tanah 3%, sisanya dikumpulkan kolektor informal yang mendaur
ulang sebanyak 2%.) Dari total timbulan sampah di Banyuwangi, timbulan yang
terangkut ke TPA sebesar 741,4 m3/ hari. Dari total timbulan sampah di
Bnayuwangi, timbulan yang terangkut ke TPA sebesar 741,4 m3/ hari.
TEKNIK OPERASIONAL
PEMBUANGAN AKHIR/ PEMROSESAN AKHR
26
28. TEKNIK OPERASIONAL
PEMBUANGAN AKHIR/ PEMROSESAN AKHR
FASILITAS : RUMAH KOMPOS
Rumah Kompos dan Penambangan
Sampah berfungsi sebagai tempat
pengelolaan sampah dan pengayakan
sampah Organik dan Anorganik yang terdiri
dari 1(satu) alat mesin pencacah dan 1
(satu) alat pengayakan manual
Rumah kompos tidak hanya berda di TPA
tapi juga di beberapa kecamatan lainnya.
Rumah kompos pada Maret 2014 dapat
menghasilkan hingga 11,87 kg.
28
29. Pada pengelolaan sampah Bnayuwagi sumber
dana berasal dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) dan retribusi dari
masyarakat. Penetapan retribusi ini
disesuaikan dengan keadaan ekonomi dari
masyarakat.
PEMBIAYAAN DAN PENDANAAN
29
30. • Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 9 Tahun 2013 Tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga pada Bagian Ketiga mengenai Penanganan Sampah pada Pasal 8
• Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
• Perturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan
dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan
• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 tahun 2010 tentang Pedoman
Pengelolaan Sampah
• Undang – undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
• Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);
• Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan PEngelolaan
Lingkaran Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
140
HUKUM DAN PERATURAN
30
31. PERAN SERTA MASYARAKAT
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi
Nomor 9 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga Bagian
kedua mengurangi timbulan sampah sebagaimana dimaksud
dalam pasal 7:
• mengelola sampah berwawasan lingkungan;
• mengelola sampah secara mandiri dengan cara
pengurangan dan pemisahan sesuai sifat dan jenis
sampah;
• berperan serta dalam pengelolaan sampah;
• turut mengawasi pelaksanaan pengelolaan sampah;
• menyampaikan laporan kepada Bupati melalui Dinas yang
menangani pengelolaan sampah apabila mengetahui,
menduga dan/atau menderita kerugian akibat terjadinya
pembuangan sampah liar.
31
35. Daerah Pelayanan
• Daerah pelayanan untuk pengelolaan
persampahan di Kabupaten Banyuwangi
direncanakan berjumlah 10 kecamatan, yaitu
Cluring, Banyuwangi, Glagah, Giri, Licin, Kabat,
Rogojampi, Singojuruh, Srono, dan Kalipuro
dari total 24 kecamatan yang ada di Kabupaten
Banyuwangi.
• Pertimbangan : Kepadatan penduduk , Jarak
serta Akses ke TPA di Kecamatan Kalipuro
35
36. Periode Pelayanan
- Persentase Pelayanan pada akhir tahun 2016
sebesar : 80%
- Dilakukan optimalisasi sistem eksisting yang
ada untuk tahun 2017-2018 hingga pada akhir
2018 persentase pelayanan : 82%
Tahun
2019-
2023
2024-
2028
2029-
2033
2034-
2038
2039-
2043
2044-
2048
Tingkat
Pelayanan
82% 84% 86% 88% 90% 92%
36
40. Perhitungan Jumlah Timbulan
dan Proyeksi Timbulan
Timbulan Kota
(L/Hari) Tahun
2016
Jumlah
Penduduk
Tahun 2016
Timbulan
(L/O/H)
3314400 1684985 1.96 ≈ 2.0
Timbulan (L/O/H) = Timbulan Kota (L/Hari) / Jumlah Penduduk
Proyeksi Timbulan (L/H) = Jumlah Proyeksi Penduduk (Orang) x Jumlah Timbulan (L/O/H)
40
43. SUMBER, JENIS, DAN
KOMPOSISI LIMBAH
PADAT
Sumber
Limbah
Padat
Residensial
Komersial
Institusional
Konstruksi
dan
Penghancuran
Fasilitas
Umum
Industri
Agrikultur
Treatment Plant
Sites
43
44. SUMBER, JENIS, DAN
KOMPOSISI LIMBAH
PADAT
• Berdasarkan zat kimia yang terkandung di
dalamnya :
Organik : sisa makanan, organik
Anorganik : Logam, kaca
• Berdasarkan mudah atau tidaknya
terbakar :
Mudah terbakar : kertas, plastik, dan
daun
Tidak mudah terbakar : logam, kaca
• Berdasarkan mudah atau tidaknya
membusuk :
Mudah membusuk : sisa makanan dan
daun-daunan
Tidak mudah membusuk : plastik, kaleng,
logam 44
45. SUMBER, JENIS, DAN
KOMPOSISI LIMBAH
PADAT
SPECIALWASTE
Bulky Items : furniture, lampu, rak buku dan
sebagainya
Consumer Electronic : radio,TV, computer dan alat
elektronik lainnya
White Goods : kompor, kulkas, pencuci piring,
mesin cuci, pengering baju, microwave, rice cooker
dan sebagainya
45
46. SUMBER, JENIS, DAN
KOMPOSISI LIMBAH
PADAT
No. Sumber Sampah Komposisi Sampah
1. Kantor Kertas, karton, plastik, cartridge printer
bekas, sampah makanan
2. Rumah Sakit Kertas, kapas bekas, plastik
(pembungkus spuit, spuit bekas)
Kaca (botol obat, pecahan kaca), logam
(jarum spuit), perban bekas, potongan
jaringan tubuh, sisa-sisa obat, sampah
makanan
3. Pasar Sampah organik, plastik, kertas/karton,
kayu pengemas, karet, kain
4. Rumah Makan Sampah makanan, kertas pembungkus,
plastik pembungkus
5. Lapangan olah raga Kertas, plastik, sampah makanan,
potongan rumput
6. Lapangan terbuka Ranting/daun kering, potong rumput
7. Jalan & lapangan parker Kertas, plastik, daun kering
8. Rumah Tangga Sampah makanan, kertas/karton,
plastik, logam, kain, daun, ranting
9. Pembangunan Gedung Pecahan bata, pecahan beton,
pecahan genting, kayu, kertas,
plastik
46
47. SUMBER, JENIS, DAN
KOMPOSISI LIMBAH
PADAT
KARAKTERISTIK FISIK
Berat jenis/ Specific weight, Kelembaban/
Moisture content, Ukuran dan distribusi
partikel, Field Capacity, Permeabilitas
limbah padat.
KARAKTERISTIK KIMIA
Proximate analysis, Fusing Point of Ash,
Ultimate Analysis, Energy Content
47
48. SUMBER, JENIS, DAN
KOMPOSISI LIMBAH
PADAT
• Parameter yang larut dalam air terdiri
atas gula, zat tepung, asam amino,
dan lain-lain;
• Hemiselulosa yaitu hasil kondensasi
gula dan karbon;
• Selulosa yaitu hasil kondensasi gula
dan karbon;
• Lemak, minyak, lilin;
• Lignin yaitu senyawa polimer dengan
cincin aromatik;
• Lignoselulosa merupakan kombinasi
lignin dengan selulosa; dan
• Protein terdiri atas rantai asam
amino.
KARAKTERISTIK BIOLOGI
1. Biodegrability of
Organic Waste
Components
2. Production of
Odors
3. Breeding of Flies
48
49. TIMBULAN LIMBAH
PADAT DAN LAJU
PENGUMPULAN
Materials Balance Analysis yang Digunakan
untuk Menentukan Laju Timbulan Sampah
49
50. PENANGANAN
LIMBAH PADAT DI
SUMBER
Pertokoan Petugas khusus, petugas Kereta sampah, service elevator,
cleaning service conveyor, pneumatic convey
Industri Petugas khusus, petugas Kereta sampah, service elevator,
cleaning service conveyor, pneumatic convey
Daerah terbuka, Pemilik, petugas taman, Kontainer anti vandalisme
Taman petugas Dinas
Kebersihan
Fasilitas Operator Berbagai jenis conveyor, peralatan
pengolahan limbah manual (sekop, pacul)
Pertanian Pemilik lahan/petani, Bervariasi menurut kemampuan petani
buruh
Sumber sampah Penanggung-jawab Peralatan yang dibutuhkan
Permukiman
- rumah tunggal Penghuni rumah Kompaktor rumah tangga
- rusun rendah Penghuni rumah Kompaktor rumah tangga, tempat
sampah beroda, kereta ukuran kecil
- rusun medium Penghuni rumah, Cerobong gravitasi, service elevator,
petugas pengelola kereta sampah, pneumatic conveyor
gedung, petugas
cleaning service
- rusun tinggi Penghuni rumah, Cerobong gravitasi, service elevator,
petugas pengelola kereta sampah, pneumatic conveyor
gedung, petugas
cleaning service
50
51. PENGUMPULAN
LIMBAH PADAT
Pengumpulan dikoordinir oleh organisasi
masyarakat setempat misal RT/RW,
maupun hanya mengangkut sampah
dipinggir jalan untuk langsung dibuang ke
TPA. Pengomposan dilakukan untuk
mengurangi volume sampah organik yang
masuk ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir)
di TPS dan DEPO.
Sarana dan prasarana yang layak dan
memadai, mulai dari tingkat pengumpulan
(gerobak/motor sampah), pengangkutan
(armada truk sampah), pengolahan (TPS
3R sampai TPA).
51
52. PEMINDAHAN DAN
PENGANGKUTAN
1. POLA PENGANGKUTAN SAMPAH INDIVIDU
Sumber : SNI 19-2425-2002
2. SISTEM PEMINDAHAN / TRANSFER DEPO
Sumber : SNI 19-2425-2002
52
53. PENGUMPULAN
LIMBAH PADAT
Proses Pemilahan Alat Pengangkut Sampah
Pola
Pengumpulan
Sampah
Kondisi Jalan Alat Angkut
Individu
Langsung
Jalan seempit
atau gang
Compactor Truck (CV)/Armroll
truck (ART)/Dump truck (DT)
Individu Tidak
Langsung
Komunal
Langsung
Jalan Sempit
atau gang
Gerobak (GS0/ Becak (BS)/
Motor (MS) untuk mengangkut
sampah dari sumber ke TPS
pengangkut dari TPS ke TPA
menggunakan CT/ART/DT
Komunal
Langsung
Jalan Sempit
atau gang
Komunal Tidak
Langsung
Jalan sempit
atau gang
Sumber :
SNI 19-
2425-2002
53
64. PEMROSESAN/
PEMBUANGAN AKHIR
Metode landfilling
Kelebihan Kekurangan
Open Dumping
Tekis pelaksanaan mudah
Personil lapangan relatif sedikit
Biaya operasi dan perawatan relatif
rendah
Terjadi pencemaran udara oleh gas,
bau, dan debu.
Pencemaran terhadap air tanah oleh
terbentuknya leachate.
Resiko kebakaran cukup besar.
Mudah terjadi kabut asap.
Mendorong tumbuhnya sarang
vektor penyakit (tikus, lalat, nyamuk)
Mengurangi estetika lingkungan.
Lahan tidak dapat digunakan
kembali dalam waktu yang cukup
lama
Controlled Landill
Dampak terhadap lingkungan
dapat diperkecil.
Lahan dapat digunakan kembali
setelah selesai dipakai.
Estetika lingkungan cukup baik.
Operasi lapangan relative lebih
sulit.
Biaya investasi, operasi,
perawatan cukup besar.
Memerlukan personalia
lapangan yang cukup terlatih
Sanitary Landfill
Biaya investasi lebih rendah
dibanding metode pengolahan
lain
Merupakan metode pembuangan
akhir yang lengkap, tanpa
memerlukan pengolahan
dibandingkan insinerasi dan
komposting
Dapat menerima berbagai tipe
sampah.
Metode yang fleksibel terhadap
fluktuasi kuantitas sampah.
Setelah selesai pemakaiannya,
dapat digunakan untuk berbagai
keperluan seperti areal parkir ,
lapangan golf, dan kebutuhan
lain.
Pada daerah dengan populasi yang
tinggi, ketersediaan lahan menjadi
sulit.
Jika operasi tidak berjalan
semestinya dapat menghasilkan
akibat seperti metode open
dumping
64
75. Kebutuhan Unit Pengumpul untuk Sampah
Organik
TAHUN Ts (lt)
Kapasitas Wadah
(L)
Fp Ritasi Jumlah Alat Pengumpul
2019-2023 827551,771 6000 3 10 5
2024-2028 849831,2051 6000 3 10 5
2029-2033 872210,4128 6000 3 10 5
2034-2038 894689,3941 6000 3 10 5
2039-2043 917268,1488 6000 3 10 5
2044-2048 939946,6772 6000 3 10 5
75
76. Kebutuhan Unit Pengumpul untuk Sampah
Anorganik di 10 Kecamatan
TAHUN Ts (lt)
Kapasitas Wadah
(L)
Fp Ritasi Jumlah Alat Pengumpul
2019-2023 616173,2373 6000 1,2 10 10
2024-2028 625317,6589 6000 1,2 10 10
2029-2033 634144,2994 6000 1,2 10 11
2034-2038 642650,5368 6000 1,2 10 11
2039-2043 650833,7493 6000 1,2 10 11
2044-2048 658691,3149 6000 1,2 10 11
76
77. PEMINDAHAN
• Pemindahan sampah adalah kegiatan memindahkan sampah hasil
pengumpulan ke dalam alat pengangkut untuk dibawa ke tempat
pembuangan akhir.
• Tinggi tumpukan sampah yang berada pada TPS 3R diperkirakan adalah
setinggi 1 meter. Untuk ukuran TPS 3R dipilih transfer depo tipe I dan II
sesuai dengan banyaknya timbulan setiap kecamatan.
• Untuk 10 Kecamatan Banyuwangi cara pemindahan yang dilakukan adalah
gabungan manual dan mekanis. Pengisian container dilakukan manual oleh
petugas pengumpul, dan untuk pengangkutan container ke atas truk
dilakukan secara mekanis (load haul).
77
80. “Timbulan di Kabupaten Banyuwangi pada daerah pelayanan yang akan dilayani dibagi menjadi
sampah organik dan anorganik lalu kemudian akan diolah dengan proses 3R MRF dengan
komposter dan reaktor biogas untuk sampah organik, serta bank sampah dan TPST 3R untuk
sampah anorganik.”
80
81. Proyeksi Timbulan Kabupaten Banyuwangi
Tahun Timbulan Organik
Timbulan Non
Organik
Timbulan Total
2018-2022 297918638 86989163 384907800
2023-2027 305939234 89331094 395270328
2028-2032 313995749 91683513 405679262
2033-2037 322088182 94046420 416134602
2038-2042 330216534 96419815 426636348
2042-2048 338380804 98803697 437184501
Timbulan Sampah di Kabupaten Banyuwangi untuk
Seluruh Daerah Pelayanan
Sumber: Analisa Penulis,
2017
81
82. Tahun Komposer Reaktor Limbah TPA
2019-2023 20% 15% 65%
2024-2028 22% 17% 61%
2029-2033 24% 19% 57%
2034-2038 26% 21% 53%
2039-2043 28% 23% 49%
2044-2048 30% 25% 45%
Persentase Sampah Organik yang Memasuki Proses 3R
MRF dengan Komposter dan Reaktor untuk Semua
Kecamatan pada Daerah Pelayanan
Sumber: Anallisa Penulis,
2017
82
83. “Proses pengolahan sampah organik dengan komposter dan reactor direncanakan naik sebanyak
2% setiap tahap pengelolaan sampah.”
“Sehingga jumlah sampah organik yang dibuang ke TPA dapat berkurang sebesar 4% setiap
tahapnnya.”
83
84. Tahun Bank Sampah TPST 3R
Produksi
60% Sisa 40% Limbah TPA
2019-2023 45% 5% 60% 40% 50%
2024-2028 48% 12% 60% 40% 40%
2029-2033 51% 19% 60% 40% 30%
2034-2038 54% 26% 60% 40% 20%
2039-2043 57% 33% 60% 40% 10%
2044-2048 60% 40% 60% 40% 0%
Persentase Sampah Anorganik yang Memasuki Proses 3R
MRF dengan Bank Sampah dan TPST 3R untuk Semua
Kecamatan pada Daerah Pelayanan
Sumber: Anallisa Penulis,
2017
84
85. “Proses pengolahan sampah anorganik dengan bank sampah direncanakan naik
sebanyak 3% pada setiap tahap sedangkan untuk TPST 3R direncanakan naik
sebanyak 7% pada setiap tahap.”
“Sehingga jumlah sampah anorganik yang dibuang ke TPA dapat berkurang
sebesar 10% setiap tahapnya.”
85
94. Transfer dan Transport
– Truk biasa
– Kapasitas : 6 m3
– Kecepatan Kosong : 80 km/jam
– Kecepatan Penuh : 60 km/jam
– Dump truck
– Kapasitas : 14 m3
– Kecepatan Kosong : 60 km/jam
– Kecepatan Penuh : 40 km/jam
– Truck container
– Kapasitas : 16 m3
– Kecepatan kosong : 50 km/jam
– Kecepatan penuh : 35 km/jam
94
95. – Jalur Glagah : 15 km
– Jalur Banyuwangi : 8,9 km
– Jalur Giri : 9,22 km
– Jalur Kalipuro : 5,3 km
– Jalur Rogojampi : 23,7 km
– Jalur Srono : 29,8 km
– Jalur Cluring : 34,8 km
– Jalur Kabat : 41,3 km
– Jalur Singojuruh : 38,7 km
– Jalur Licin : 35,8 km
95
100. Kelonggaran (T)
No kelonggaran untuk Waktu (menit)
1
Istirahat
Duduk 5
Merokok 5
Makan dan minum 20
2
Kebutuhan Pribadi
Bercakap-cakap 5
Buang air kecil 5
Shalat 20
3
Hambatan Tak terhindarkan (hanya salah satu)
Ban kempes
45
Mobil Mogok
Alat Rusak
Total 105
100
108. Perencanaan TPA dan
Pemrosesan Akhir
Tahun Timbulan (m3/tahun) Kebutuhan Lahan (ha/tahapan) Kebutuhan Lahan (ha/tahapan)
2019-2023 126499.4657 0.814656559 0.814656559
2024-2028 122118.1219 0.786440705 1.601097264
2029-2033 117341.9096 0.755681898 2.356779162
2034-2038 112168.0861 0.722362474 3.079141636
2039-2043 106593.9088 0.686464772 3.765606408
2044-2048 100616.6349 0.647971129 4.413577537
L =
𝑉 𝑥 365 𝑥 0,70 𝑥 1,15
𝑇
H = L x I x J
108
109. Perencanaan TPA dan
Pemrosesan Akhir
TPA Bulusan
Bawah
EKSISTING DITAMBAHKAN
1.Rumah kompos
2.Sumur Pantau
3.Kolam Lindi
4. Tempat Pencucian
kendaraan
pengangkut
1. Sistem kontrolling yang
diketatkan ada fasilitas
yang sudah ada
2. Membangun tembok
penghalang (barrier) di
sekeliling landfill
3. Kolam stabilisasi aerobic
4. Pos Edukasi Pengolahan
Sampah
5. Pembangunan sarana
rekreasi dan olahraga
109
114. HUKUM DAN
PERATURAN
•Ditambahkan pasal mengenai pemilahan yaitu terdapat sanksi bagi
masyarakat yang tidak menggunakan wadah terpisah minimal untuk
sampah organik dan non organik. Hal ini diterapkan dikarenakan
pengumpulan anorganik yang dilakukan setiap 3 (tiga) hari, sehingga
akan menimbulkan wadah penyakit jika digabungkan.
•Ditambahkan keterangan mengenai penambahan badan yang
bertugas untuk mengawasi pewadahan masyarkat dan badan yang
mengatur pemrosesan limbah di sumber.
•Pada bab hak dan kewajiban pemerintah daerah terdapat badan
yang mengawasi pewadahan.
114
115. ORGANISASI
DAN INSTITUSI Kepala Dinas
Bidang Kebersihan
Seksi Kebersihan
Seksi Normalisasi Saluran dan
Pembuangan Air Kotor
Seksi Pewadahan Sumber
Sampah
Bidang Pertamanan
Seksi Pertamanan
Seksi Pemakaman
Bidang Penerangan Jalan
Seksi Pemeliharaan LPJU
Seksi Pembangunan LPJU
UPTD/PMK
Sekertaris
Sub. Bagian Umum dan
Perlengkapan
Sub. Bagian Penyusun
Program
115
116. ORGANISASI
DAN INSTITUSI
Masyarakat direncanakan akan terlibat secara aktif dalam dua aspek.
Aspek pertama adalah aspek pendanaan atau retribusi kepada
pemerintah sebagai penyedia fasilitas pengelolaan sampah, kedua
aspek teknis yaitu masyarakat terlibat secara langsung dalam
pengelolaan sampah.
116
118. Masyarakat direncanakan akan terlibat secara aktif dalam dua aspek. Aspek
pertama adalah aspek pendanaan atau retribusi kepada pemerintah sebagai
penyedia fasilitas pengelolaan sampah, kedua aspek teknis yaitu masyarakat
terlibat secara langsung dalam pengelolaan sampah.
118
119. – Untuk aspek retribusi, masyarakat akan membayar retribusi sebesar nominal yang telah
ditentukan oleh DPK Kab. Banyuwangi.
– Sedangkan untuk aspek teknis, masyarakat akan dilibatkan secara langsung pada pengelolaan
sampah, seperti
– Menjaga kebersihan lingkungan sekitar
– Melakukan pemilahan sampah di sumber sampah
– Melakukan pengelolaan sampah dengan cara 3R
– Berperan aktif dalam sosialisasi terkait pengelolaan sampah
– Mematuhi segala peraturan yang berlaku
119
120. Pengelolaan Sampah Berbasis
Masyarakat Secara Komunal
Dilakukan pada sampah organik, terutama yang berasal dari sampah organik rumah tangga dan hasil
penyapuan jalan akan diolah dengan menngolahnya dengan menjadikannya kompos dengan
melibatkan masyarakat ikut dalam setiap proses pembuatan kompos.
120
122. RETRIBUSI
Retribusi
Objek Retribusi Klasifikasi Tarif/bulan
Rumah Tangga
Lingkungan Kampung Perkotaan
(non-perumahan) Rp 5,000.00
Lingkungan Pedesaan Rp 4,000.00
Kompleks Perumahan Rp 8,000.00
Kompleks Perumahan Elit Rp 10,000.00
Komersial
Hotel Rp 100,000.00
Losmen Rp 80,000.00
Pertokoan Besar Rp 30,000.00
Sedang Rp 20,000.00
Kecil Rp 10,000.00
122
123. RETRIBUSI
Rumah Makan Besar Rp 65,000.00
Sedang Rp 40,000.00
Kecil Rp 25,000.00
Pedagang Kaki Lima Rp 15,000.00
Industri Besar Rp 200,000.00
Sedang Rp 135,000.00
Kecil Rp 35,000.00
Bengkel Mobil Rp 45,000.00
Motor Rp 20,000.00
Sepeda Rp 5,000.00
Non Komersial
Rumah Sakit Rp 200,000.00
Puskesmas Rp 50,000.00
Sarana Pendidikan Rp 40,000.00
Perkantoran Rp 75,000.00
123
124. INVESTASI
Investasi
Pewadahan Biaya
Wadah Jumlah (unit)
organik 223 Rp 850,000.00
anorganik 222 Rp 850,000.00
Pengumpulan
Truk (6 m³)
organik 5 Rp 400,000,000.00
anorganik 9 Rp 400,000,000.00
TPS
Mesin
Reaktor 20 Rp 100,000,000.00
Mesin Pencacah 20 Rp 100,000,000.00
124
125. INVESTASI
Mesin
Penyaring 20 Rp 100,000,000.00 Rp 2,000,000,000.00
Pengangkutan
Truk (16 m³)
organik 14 Rp 644,000,000.00 Rp 9,016,000,000.00
anorganik 1 Rp 644,000,000.00 Rp 644,000,000.00
TPA
Instalasi
Pengolahan
Lindi 1 Rp 400,500,000.00 Rp 400,500,000.00
Pengolahan Gas
Metana 5 Rp 49,800,000.00 Rp 249,000,000.00
Buldozer 1 Rp 250,000,000.00 Rp 250,000,000.00
Excavator 1 Rp 285,000,000.00 Rp 285,000,000.00
Wheel Loader 1 Rp 225,000,000.00 Rp 225,000,000.00
Total Investasi Rp 23,047,750,000.00
125
126. KEGIATAN
OPERASIONAL
DAN PEMELIHARAAN
Pengolahan Air Lindi
Pekerja Rp 20,250,000.00
Bak Anaerobik Rp 115,550,000.00
Bak Kontrol Rp 9,700,000.00
Bak Fakultatif Rp 74,000,000.00
Bak Maturasi Rp 33,000,000.00
wetland Rp 148,000,000.00
Total Rp 400,500,000.00
126
127. KEGIATAN
OPERASIONAL
DAN PEMELIHARAAN
Pengolahan Gas Metana
Bak penampung
sementara Rp 500,000.00 10buah Rp 5,000,000.00
Digester Rp 1,000,000.00 10buah Rp 10,000,000.00
Plastik
Penampung Gas Rp 100,000.00 10buah Rp 1,000,000.00
Pipa 1/2 Rp 50,000.00 100meter Rp 5,000,000.00
Kompor Gas Rp 50,000.00 20buah Rp 1,000,000.00
Bak Penampung
Kompos Rp 70,000.00 40buah Rp 2,800,000.00
Mesin Giling Rp 2,500,000.00 10buah Rp 25,000,000.00
Jumlah Rp 49,800,000.00
127
128. KEGIATAN
OPERASIONAL
DAN PEMELIHARAAN
Upah Petugas
Jenis Jumlah Upah Petugas Total
Petugas Pengumpul
organik 15 Rp 3,000,000.00 Rp 45,000,000.00
Petugas Pengumpul
anorganik 27 Rp 1,000,000.00 Rp 27,000,000.00
Petugas TPS 140 Rp 3,000,000.00 Rp 420,000,000.00
Petugas Pengangkut 30 Rp 3,000,000.00 Rp 90,000,000.00
Petugas TPA 10 Rp 3,000,000.00 Rp 30,000,000.00
Upah Petugas per bulan Rp 612,000,000.00
Upah Petugas per tahun Rp 7,344,000,000.00
128
129. KEGIATAN
OPERASIONAL
DAN PEMELIHARAAN
Perawatan Peralatan Per5 tahun
Nama Program Satuan Indikasi Biaya
Operasional Pengelolaan
Persampahan di TPA 1 Paket Rp 60,000,000.00
Pemeliharaan bangunan
Perkantor di TPA 1 Paket Rp 50,000,000.00
Pemeliharaan Transfer Depo 1 Paket Rp 100,000,000.00
Perawatan Alat-Alat Berat
(Buldozer, Excavator, dan
Wheel Loader) 1 Paket Rp 100,000,000.00
Perawatan Dump Truck dan
Truck Kontainer 1 Paket Rp 75,000,000.00
Total Biaya Rp 385,000,000.00
129
130. KEGIATAN
OPERASIONAL
DAN PEMELIHARAAN
Estimasi Biaya BBM per hari (1liter=10km)
Armada
Jarak
(±km) Ritasi
Truk
(unit)
Harga BBM
Solar Total
Pengumpul 30 15 5 Rp 5,150.00 Rp 1,158,750.00
Pengumpul 30 15 9 Rp 5,150.00 Rp 2,085,750.00
Pengangkut 38 11 15 Rp 5,150.00 Rp 3,229,050.00
Total Rp 6,473,550.00
130
132. KESIMPULAN
•Total volume timbulan yang diaangkut ke TPS tahun 2048 sebesar 2373682408
L/tahun
•Jumlah wadah sampah organik sampai tahun 2048 sebanyak 87 buah.
•Jumlah wadah anorganik dampai 2048 sebanyak 88 buah.
•Total TPS sampai tahun 2048 adalah 10 unit dengan TPS 3R 10 unit.
•Total unit pengumpul dari perumahan sampai tahun 2048 untuk sampah organik
sebanyak 5 unit.
•Total unit pengumpul dari perumahan sampai tahun 2048 untuk sampah
anorganik sebnayak 11 unit.
•Luas TPA yang baru di bangun seluas 3 Ha.
•Biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan pengelolaan limbah padat terpadu
Kabupaten Banyuwangi adalah Rp 23,047,750,000.00 dengan biaya operasional Rp
385,000,000.0
132
133. SARAN
•Meningkatkan kesadaran masyarakat Kabupaten Banyuwangi untuk
dapat memilah sampah terlebih dahulu sebelum membuangnya,
atau menerapkan daur ulang sampah.
•Menambahkan fasilitas waste to energy pada TPA dengan
memanfaatkan gas methana.
•Ditambahkan badan pengawasan yang mengawasi secara khusus
pemilahan dari sumber.
•Dilakukan pengawasan yang lebih ketat mengenai pemilahan dari
sumber dengan menambahkannya di hukum yang terkait.
•Menambahkan pasal mengenai pengawasan pemilahan dari
sumber minimal pemilahan sampah organik dan anorganik.
133
134. REFERENSI
• Artiningsih, N. K. (2008). Peran Serta Masyarakat Dalam Pengeolaan Sampah Rumah
Tangga. Semarang: Universitas Diponegoro.
• Banyuwangi, B. (2014). Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 26 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tanga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga. Banyuwangi:
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
• Banyuwangi, B. P. (2012). Studi Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (Environment
Health Risk Assasement/EHRA) Kabupaten Banyuwangi. Banyuwangi: Pemerintah
Kabupaten Banyuwangi.
• Banyuwangi, B. P. (2017). Kabupaten Banyuwangi dalam Angka 2017. Banyuwangi: BPS
Kab. Banyuwangi.
• Banyuwangi, P. K. (2016). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Banyuwangi Tahun 2016-2021. Banyuwangi: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
• Banyuwangi, P. S. (2016). Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Tahun 2016. Kabupaten
Banyuwangi: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
• Devri, A. (2003). Pengelolaan Leachate Di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) 134
135. REFERENSI
• Artiningsih, N. K. (2008). Peran Serta Masyarakat Dalam Pengeolaan Sampah Rumah Tangga. Semarang: Universitas Diponegoro.
• Banyuwangi, B. (2014). Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 26 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tanga dan Sampah
Sejenis Rumah Tangga. Banyuwangi: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
• Banyuwangi, B. P. (2012). Studi Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (Environment Health Risk Assasement/EHRA) Kabupaten
Banyuwangi. Banyuwangi: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
• Banyuwangi, B. P. (2017). Kabupaten Banyuwangi dalam Angka 2017. Banyuwangi: BPS Kab. Banyuwangi.
• Banyuwangi, P. K. (2016). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016-2021. Banyuwangi:
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
• Banyuwangi, P. S. (2016). Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Tahun 2016. Kabupaten Banyuwangi: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
• Devri, A. (2003). Pengelolaan Leachate Di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tompogunung. Semarang.
• Herlambang, A. (2010). Produksi Gas Metana Dari Pengolahan Sampah Perkotaan dengan Sistem Sel. Jurnal Teknik Lingkungan, 389-
399.
• Indonesia, B. S. (1995). Spesifikasi Timbulan Sampah Untuk Kota Kecil dan Kota Sedang di Indonesia (SNI 19-3983-1995). Republik
Indonesia: Badan Standarisasi Nasional Indonesia.
• Indonesia, B. S. (2002). Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan (SNI 19-2454-2002). Pemerintah Republik
Indonesia.
• Indonesia, M. P. (2013). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 03/PRT/M/2013. Indonesia: Menteri Pekerjaan
Umum Republik Indonesia.
• Mulyati, M. (2010, September 10). Academia.edu. Diambil kembali dari Desain Alat Biogas dari Kotoran Sapi Skala Rumah Tangga:
https://www.academia.edu/12269686/DESAIN_ALAT_BIOGAS_DARI_KOTORAN_SAPI_SKALA_RUMAH_TANGGA
• Shaleh, C. (2012). Studi Perencanaan Instalasi Pengolahan Limbah Lindi Sebagai Kontrol Pemenuhan Baku Mutu. Media Teknik Sipil, 87-
94.
• Tchobanoglous, T. V. (1993). Separation and Processing and Transformation of Solid Waste. Dalam T. V. Tchobanoglous, Integrated Solid
Waste Management (hal. 304). New York: McGraw Hill.
135