SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
PERLINDUNGAN AD HOC TERHADAP BURUH
MIGRAN INDONESIA
Anis Hidayah
Executive Director of Migrant CARE
Background: Migrasi Terpaksa BUKAN Sukarela
• Kemiskinan struktural di Indonesia: hak atas
pendidikan rakyat belum terpenuhi, lapangan
pekerjaan bagi rakyat miskin (perempuan) terbatas
• Upah buruh dalam negeri rendah yang tidak layak
untuk memenuhi kebutuhan pokok
• Rakyat tidak memiliki tanah atau kalau yang memiliki
tanah tidak mampu mengelola tanahnya karena
politik harga produk pertanian yang tidak berpihak
• Migrasi terpaksa ke luar negeri dilakukan karena
keterpaksaan
Landasan Perlindungan, Ratifikasi 8 Konvensi ILO
ILO Convention Indonesia
Freedom of Association and Protection of the Rights to
Organize (C. 87)
06/09/1998
Rights to Organize and Collective Bargaining (C. 98) 15/07/1957
Forced Labor (C.29) 12/06/1950
Abolition of Forced Labor (C. 105) 07/06/1999
Equal Remuneration (C. 100) 11/08/1958
Discrimination (Employment and Occupation, C.111) 07/06/1999
Minimum Age (C.138) 07/06/1999
Elimination of the Worst Form of Child Labor (C. 182) 28/03/2000
Landasan Perlindungan, Ratifikasi Konvensi HAM
UN Treaty Indonesia
ICESCR 23/02/2006
ICCPR 23/02/2006
ICERD 25/06/1999
CEDAW 13/09/1984
CAT 28/10/1998
CRC 05/09/1990
MCW 12/04/2012
ICC
Grand Design Policy tentang Migrasi ~
Eksploitatif
• Payung hukum kebijakan migrasi tenaga kerja
di Indonesia (UU No 39 tahun 2004) terbukti
tidak efektif melindungi, namun sebaliknya
eksploitatif
• UU TKI menghasilkan skema migrasi berbiaya
tinggi dan monopoli oleh swasta
• Skema migrasi yang dihasilkan mendekati
praktek trafficking dan perbudakan
Salah Kelola Migrasi
Adanya ketidakjelasan kebijakan dan lemahnya
sistem penempatan dan perlindungan TKI
memberikan peluang terjadinya penyimpangan
sejak proses rekrutmen, pelatihan dan pengujian
kesehatan, pengurusan dokumen, proses
penempatan di negara tujuan sampai dengan
pemulangan TKI ke tanah air
(Hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan RI tahun 2010)
Buruh migran Indonesia tidak mendapatkan
kedaulatnnya karena kebijakan yang ada terbukti tidak
efektif melindungi, tetapi sebaliknya eksploitatif (MoU,
UU, Perda, Kepmen, dll)  Melegitimasi industrialisasi
buruh migran
Lemahnya koordinasi dan sibergi antar kelembagaan
Adanya disintegrasi dan diskoneksi dalam kebijakan
perlindungan, antara di dalam dan di luar negeri
Paradigma perlindungan (pra, selama bekerja, dan purna
kerja) belum terinstitusionalisasi dalam lembaga-
lembaga yang ada
PRT migran peluang besar dalam migrasi sekaligus
peluang besar dalam masalah, tetapi tidak dijawab
dengan proporsional
Status Quo Masalah Buruh Migran
Menuju MITOS : 80%-20%
 Terjebak dalam tesis 80% masalah di dalam
negeri dan 20% sebagai dampak di luar negeri
Tetapi upaya untuk membongkar 80%-20%
selalu ad hoc
80%-20% masalah hanya terhenti pada
pemahaman bersama, belum ada langkah
maju untuk mengurai dan menuntaskan
Bahkan 80%-20% mendekati MITOS
Misleading tentang PERLINDUNGAN
• Perlindungan dimaknai secara parsial dan ad
hoc, yakni PENANGANAN KASUS
• Pendekatan yang digunakan “case by case
approach”
• Seringkali juga REAKTIF, bahkan terlambat.
Misalnya memulnagkan overstayers dari Arab
ketika didesak masyarakat dengan Aksi 1000
rupiah. Respon Ruyati dilakukan setelah
Ruyati di eksekusi mati.
Pembiaran terhadap Kompleksitas Masalah
Rekruitmen (1)
Rekrutmen TKI tidak dimulai
dengan pemetaan kondisi dan dasar
hukum ketenagakerjaan negara
tujuan penempatan TKIsehingga
tidak menjamin aspek perlindungan
dan rasa aman bagi TKI
TKI harus menanggung biaya
penempatan yang lebih tinggi dari
seharusnya, mengalami pemotongan
gaji lebih lama, dan memperoleh gaji
lebih sedikit
Rekruitmen didominasi oleh calo
dan masih ditemukan juga
perekrutan TKI tanpa job order atau
menggunakan job order yang telah
kedaluwarsa
1. Rekrutmen TKI belum
didukung proses yang valid
dan transparan sehingga
tidak ada jaminan kepastian,
keadilan, dan perlindungan
TKI
1. Rekrutmen TKI belum
didukung proses yang valid
dan transparan sehingga
tidak ada jaminan kepastian,
keadilan, dan perlindungan
TKI
Pembiaran terhadap Kompleksitas Masalah
Rekruitmen (2)
Peraturan tentang rekrutmen calon
TKI belum tegas mengatur mekanisme
pengendalian operasional sarana
kesehatan dan infrastruktur
penunjangnya secara efektif
Masih adanya sarana kesehatan
yang beroperasi tanpa izin operasional
atau dengan izin operasional tetapi
telah kedaluwarsa
Standar pengujian kesehatan dan
biaya pengujian kesehatan
juga tidak baku dan seragam bagi
semua sarana kesehatan
Akreditasi Balai Latihan Kerja Luar
Negeri tidak dilakukan secara tidak
terprogram, terencana, dan terukur
2. Penyiapan tenaga kerja
yang sehat, mampu, dan
teruji kurang didukung
kebijakan yang tegas,
sistem pelatihan dan
pemeriksaan kesehatan
yang terintegrasi, serta
pengawasan yang periodik
dan konsisten
2. Penyiapan tenaga kerja
yang sehat, mampu, dan
teruji kurang didukung
kebijakan yang tegas,
sistem pelatihan dan
pemeriksaan kesehatan
yang terintegrasi, serta
pengawasan yang periodik
dan konsisten
Pembiaran terhadap Kompleksitas Masalah
Rekruitmen (3)
Dualisme kewenangan antara
Kemenakertrans dengan BNP2TKI
dalam penerbitan dokumen
keberangkatan TKI yang belum
dituntaskan
Fungsi dan kegunaan KTKLN
(Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri)
yang wajib sifatnya menjadi
mubadzir
Dualisme penyelenggaraan PAP
(Pendidikan Akhir
Pemberangkatan) oleh
Kemenakertrans/Asosiasi PPTKIS
dan BP3TKI menjadikan kegiatan
PAP tidak terarah dan terprogram
3. Penyiapan tenaga kerja
yang legal dan prosedural
kurang didukung kebijakan
yang tegas, sistem yang
terintegrasi, serta
penegakan aturan yang
tegas dan konsisten
3. Penyiapan tenaga kerja
yang legal dan prosedural
kurang didukung kebijakan
yang tegas, sistem yang
terintegrasi, serta
penegakan aturan yang
tegas dan konsisten
Pembiaran terhadap Kompleksitas Masalah
Rekruitmen (4)
Asuransi belum dikelola dengan baik
oleh Kemenakertrans.
Penunjukan sembilan konsorsium
asuransi melalui keputusan
Menakertrans pada Tahun 2006 -2009
yang melibatkan 48 perusahaan
asuransi dan 8 broker asuransi,
menciptakan persaingan tidak sehat
adanya unsur kesengajaan PPTKIS
yang tidak mengikutkan TKI-nya dalam
program asuransi, khususnya asuransi
pra penempatan
kewajiban konsorsium asuransi
dalam menangani kasus-kasus
TKI di luar negeri sering kali tidak jelas
statusnya
4. Penyelenggaraan
asuransi TKI belum
memberikan perlindungan
secara adil, pasti, dan
transparan
4. Penyelenggaraan
asuransi TKI belum
memberikan perlindungan
secara adil, pasti, dan
transparan
Pembiaran terhadap Kompleksitas Masalah
Rekruitmen (5)
Masih banyak ditemukan calon TKI
yang tidak di training sebelum
berangkat ke luar negeri
Training pra pemberangkat selama
ini masih bersifat formalitas dan
mahal
Kurikulum training pra
pemberangkatan masih terfokus
pada skill, bukan penyadaran
terhadap hak-hak TKI
Penampungan TKI sudah
memenuhi unsur-unsur rumah
tahanan dengan membatasi akses
calon TKI untuk keluar dan
komunikasi. Tempat penampungan
tertutup seperti penjara.
Selama di penampungan, calon TKI
juga ada yang dipekerjakan dengan
dalih training
5. Pendidikan pra
pemberangkatan bagi TKI
belum didukung kurikulum
dan metodologi
pembejalaran yang
komprehensif sehingga tidak
ada jaminan kualitas TKI
5. Pendidikan pra
pemberangkatan bagi TKI
belum didukung kurikulum
dan metodologi
pembejalaran yang
komprehensif sehingga tidak
ada jaminan kualitas TKI
Biaya Penempatan Resmi Berdasarkan Negara Tujuan
Akibat Biaya Penempatan Selangit
 terjebak dalam perbudakan hutang selama berbulan-bulan
 dikenakan biaya agen setiap kali memperpanjang kontraknya
 diteror agen/Bank ketika telat atau gagal membayar
 tidak bisa kirim uang ke keluarganya
 selama berbulan-bulan hidup dengan sisa potongan yang tidak
memadai
 tidak berani komplain meski menjadi korban penganiayaan,
pemerkosaan dan perlakuan tidak manusiawi lainnya
 tunduk kepada apapun instruksi agen sampai terjebak
kriminalisasi (dijadikan overstay, dsb)
Masalah di Luar Negeri, TIDAK PERNAH TUNTAS
1. Data penempatan TKI tidak akurat, sehingga
tidak membantu upaya perlindungan TKI di
luar negeri
2. Masalah hukum dan Masalah
ketenagakerjaan terjadi berulang dalam
kasus yang sama
3. Penanganan dan Penyelesaian TKI
bermasalah di luar negeri bersifat parsial
Kerentanan PRT migran
Masalah di Luar Negeri, Sebuah dampak
Sistem informasi TKI pada
Perwakilan RI di luar negeri
belum di support oleh
mekanisme yang baku
Data yang ada di imigrasi
dan ke
Hanya berbentuk data
kisaran, belum data yang
valid
Data yang ada pada
perjanjian kerja hanya berisi
data tentang majikan
1. Data penempatan TKI
tidak akurat, sehingga tidak
membantu upaya
perlindungan TKI di luar
negeri
Masalah di Luar Negeri, Sebuah dampak
Berbagai usaha untuk menyelesaikan kasus TKI
bermasalah telah dilakukan
Perwakilan RI di luar negeri. Namun penanganan
kasus TKI oleh Perwakilan RI selama ini hanya fokus
pada masalah yang dihadapi TKI secara parsial,
bukan pada penyelesaian kasus secara komprehensif
pada akar permasalahan
Evaluasi atas kondisi sebab akibat kasus TKI belum
dilakukan Perwakilan RI untuk menemukan akar
permasalahan secara jelas.
 Permasalahan gaji tidak dibayar, PHK sepihak, TKI
overstayers, dan masalah ketenagakerjaan
lainnya akan selalu timbul jika penanganan kasus
dilakukan secara parsial
menghadapi kasus serupa berulang-ulang tanpa
penyelesaian kasus secara
komprehensif
3. Penanganan dan
Penyelesaian TKI
bermasalah di luar
negeri bersifat
parsial
Data Kasus buruh migran tahun 2011
Kasus Jumlah
Menghadapi hukuman mati 417
Eksekusi mati di Arab Saudi 1
Over stayers in Saudi Arabia 27.348
Kekerasan 3.070
Sexual Violence 1.234
Meninggal dunia 1.203
Bekerja tidak layak 9.023
Unpaid 14.074
Menghadapi deportasi di Malaysia 150.000
Di berbagai shelter KBRI 21.823
Total 228.193
Grand Design Perlindungan?
Belum nampak adanya grand design tentang upaya
meminimalisasi pelanggaran HAM terhadap buruh
migran:
Inisiatif untuk mengamandemen UU No 39/2004 tentang
PPTKILN yang terbukti tidak melindungi buruh
migran berjalan sangat lamban  PAYUNG HUKUM
YANG CACAT HUKUM
14 tahun institusionalisasi pemerasan dalam Terminal
TKI tetap dilanggengkan
PRT migran yang menjadi sektor utama dalam
penempatan buruh migran, belum masuk dalam skema
kebijakan ketenagakerjaan
Belum ada reformasi dalam penegakan hukum bagi
pelaku pelanggaran hak buruh migran
Pembiaran terhadap mekanisme penempatan yang
eksploiatif, monopoli oleh PPTKIS
Celah praktek korupsi terbuka lebar dari
kebijakan yang ada, bahkan dari pembuat
kebijakan. Mis: pembentukan lembaga ad hoc,
legislasi di DPR, penunjukan asuransi tanpa
tender
Tidak ada transparansi dan akuntabilitas dalam
keseluruhan proses migrasi baik menyangkut data
penempatan, data kasus, biaya (penempatan,
asuransi, dana perlindungan, asuransi, terminal
TKI), penanganan kasus, dll
Presiden tidak pernah melakukan evaluasi kinerja
berdasarkan indikator-indikator korupsi yang
dilakukan oleh para menterinya
KPK lebih sibuk dengan penanganan korupsi-
korupsi yang memiliki nilai politik besar
Birokrasi Yang Koruptif
Kolusi antara pemerintah dan swasta. Antara lain:
membiarkan biaya penempatan yang tidak rasional,
penunjukan asuransi tunggal tanpa tender, KTKLN
Beberapa indikator menunjukkan keterlibatan langsung dan
tidak langsung para pejabat dengan swasta
Membuka ruang kekuasaan yang nyaris absolut bagi swasta
menyangkut perlindungan warga negara
Pemborosan anggaran untuk hasil perlindungan yang tidak
signifikan (Pembentukan satgas BMI bermasalah tahun 2004,
Satgas untuk penanganan TKI terancam hukuman mati, dll)
Penujukan pejabat publik yang tidak memiliki kapasitas dalam
hal perlindungan buruh migran. Bahkan kepala BNP2TKI
hingga kini masa jabatannya tidak ada kejelasan yang
mestinya berakhir pada 11 Januari 2012
Lanjutan
Kemana Dana Perlindungan $15?
Tahun Jumlah
Penempatan
Dana Perlindungan
2006 680.000 orang Rp. 102 Milyar
2007 696.746 orang Rp. 104,5 Milyar
2008 644.731 orang Rp. 96,7 Milyar
2009 632.172 orang Rp. 94,8 Milyar
2010 575.804 orang Rp. 86,3 Milyar
2011 438.474 orang Rp. 65,7 Milyar
Total Rp. 550 Milyar
Kemana Dana Asuransi Mengalir?
Tahun Jumlah
Penempatan
Asuransi
(Rp 400.000/orang)
2006 680.000 orang Rp. 272 Milyar
2007 696.746 orang Rp. 278,6 Milyar
2008 644.731 orang Rp. 257,8 Milyar
2009 632.172 orang Rp. 252,8 Milyar
2010 575.804 orang Rp. 230,3 Milyar
2011 438.474 orang Rp. 438,4 Milyar
Total 3.667.927
orang
Rp. 1, 729,9 Trilyun
Kebijakan yang eksploitatif
Kekuasaan absolut PPTKIS yang membangun
industri buruh migran
Birokrasi yang koruptif
Masalah Hukum & Ketenagakaerjaan di Luar
Negeri
Masalah di Luar Negeri ~ Dampak Sistematis
• Masalah Hukum Buruh migran yang
terancam hukuman mati terus meningkat,
penjara-penjara semakin dipadati oleh buruh
migran, eskalasi kekerasan telah menjadi kisah
harian, meninggal dunia, pemerkosaan,
terlantar, trafficking, deportasi , dll
• Masalah Ketenagakerjaan : PHK sepihak tak
mengenal musim, underpayment, gaji tidak
dibayar& pelanggaran hak-hak normatif
Mendekati, bahkan praktek perbudakan
Masalah Tak Bisa Dibendung
Bantuan hukum yang tersistem (lawyer,
monitoring proses hukum, penterjemah,
konseling) ~ Standar Minimal Pelayanan
Distribusi informasi, dari perwakilan RI 
Kemenlu  Kementrian terkait  Keluarga
korban
Transparansi dan akuntabilitas dalam
penanganan kasus
Fasilitasi komunikasi korban dengan keluarga
Database yang integratif dan accesable bagi
publik
Kerjasama internasional (konteks evakuasi di
negara konflik)
Aspek-Aspek Perlindungan
• Pembentukan badan ad hoc ~ SATGAS-
SATGAS
• Pengadaan HP
• KUR TKI
Reaktif Tak SOLUTIF
• Reformasi kebijakan : eksploitatif  protektif
• Reformasi birokrasi : koruptif  Pelayan
• Minimalisir peran swasta : bisnis oriented 
Pelayanan publik
Pemerintah Indonesia 12 April 2012 telah
meratifikasi konvensi buruh migran. Ini langkah
awal untuk memperbaiki perlindungan buruh
migran
Masalah Buruh Migran BAK BANJIR JAKARTA
Menyelesaikan dari AKARNYA

More Related Content

Similar to Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

Persentasi Permasalahan Tenaga Kerja.pptx
Persentasi Permasalahan Tenaga Kerja.pptxPersentasi Permasalahan Tenaga Kerja.pptx
Persentasi Permasalahan Tenaga Kerja.pptxAndriHantoro3
 
aktiviti pemerdagangan orang
aktiviti pemerdagangan orangaktiviti pemerdagangan orang
aktiviti pemerdagangan orangChun Yong Chin
 
Hubungan industrial kelompok 9
Hubungan industrial kelompok 9Hubungan industrial kelompok 9
Hubungan industrial kelompok 9Farah Abidah
 
Permasalahan di Balik Harapan Buruh Migran di Nusa Tenggara Barat
Permasalahan di Balik Harapan Buruh Migran di Nusa Tenggara BaratPermasalahan di Balik Harapan Buruh Migran di Nusa Tenggara Barat
Permasalahan di Balik Harapan Buruh Migran di Nusa Tenggara BaratAbdul Kasim
 
Konvensi hak anak dan implementasinya di aceh
Konvensi hak anak dan implementasinya di acehKonvensi hak anak dan implementasinya di aceh
Konvensi hak anak dan implementasinya di acehSulaiman Zuhdi Manik
 
Pencegahan Perdagangan Orang dan Pemulihan Korban di masyarakat
Pencegahan Perdagangan Orang dan Pemulihan Korban di masyarakatPencegahan Perdagangan Orang dan Pemulihan Korban di masyarakat
Pencegahan Perdagangan Orang dan Pemulihan Korban di masyarakatmusniumar
 
Pencegahan Perdagangan Orang dan Pemulihan Korban Kekerasan di Masyarakat
Pencegahan Perdagangan Orang dan Pemulihan Korban Kekerasan di MasyarakatPencegahan Perdagangan Orang dan Pemulihan Korban Kekerasan di Masyarakat
Pencegahan Perdagangan Orang dan Pemulihan Korban Kekerasan di Masyarakatmusniumar
 
GISC1082 ISU SEMASA DAN CABARAN MASA DEPAN - CABARAN GLOBALISASI
GISC1082 ISU SEMASA DAN CABARAN MASA DEPAN - CABARAN GLOBALISASIGISC1082 ISU SEMASA DAN CABARAN MASA DEPAN - CABARAN GLOBALISASI
GISC1082 ISU SEMASA DAN CABARAN MASA DEPAN - CABARAN GLOBALISASIEbby EF
 
[Full] kelemahan sistem perlindungan hukum terhadap buruh migran implikasinya...
[Full] kelemahan sistem perlindungan hukum terhadap buruh migran implikasinya...[Full] kelemahan sistem perlindungan hukum terhadap buruh migran implikasinya...
[Full] kelemahan sistem perlindungan hukum terhadap buruh migran implikasinya...Wahyu Wicaksono
 
Perdagangan Orang dan Cara Migrasi Aman.pptx
Perdagangan Orang dan Cara Migrasi Aman.pptxPerdagangan Orang dan Cara Migrasi Aman.pptx
Perdagangan Orang dan Cara Migrasi Aman.pptxRossean94
 
GISC1082_Tuto 4_Kumpulan 7.pdf
GISC1082_Tuto 4_Kumpulan 7.pdfGISC1082_Tuto 4_Kumpulan 7.pdf
GISC1082_Tuto 4_Kumpulan 7.pdfNurfarahAin18
 
Tugas uas pki 2017 inas mufidatul insyiroh
Tugas uas pki 2017 inas mufidatul insyirohTugas uas pki 2017 inas mufidatul insyiroh
Tugas uas pki 2017 inas mufidatul insyirohInas Mufidatul
 
Makalah pengangguran
Makalah pengangguranMakalah pengangguran
Makalah pengangguranNeo Fakhlur
 
Paper Keuangan Negara_Musawal Majid Mustafa.pdf
Paper Keuangan Negara_Musawal Majid Mustafa.pdfPaper Keuangan Negara_Musawal Majid Mustafa.pdf
Paper Keuangan Negara_Musawal Majid Mustafa.pdfMUSAWAL MAJID
 
1 kebijakan KLA 1.pptx
1 kebijakan KLA 1.pptx1 kebijakan KLA 1.pptx
1 kebijakan KLA 1.pptxChoirunnisa93
 
Hak pekerja, bisnis dan perlindungan konsumen
Hak pekerja, bisnis dan perlindungan konsumenHak pekerja, bisnis dan perlindungan konsumen
Hak pekerja, bisnis dan perlindungan konsumenSarina Hongland
 

Similar to Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia (20)

Persentasi Permasalahan Tenaga Kerja.pptx
Persentasi Permasalahan Tenaga Kerja.pptxPersentasi Permasalahan Tenaga Kerja.pptx
Persentasi Permasalahan Tenaga Kerja.pptx
 
aktiviti pemerdagangan orang
aktiviti pemerdagangan orangaktiviti pemerdagangan orang
aktiviti pemerdagangan orang
 
Hubungan industrial kelompok 9
Hubungan industrial kelompok 9Hubungan industrial kelompok 9
Hubungan industrial kelompok 9
 
Permasalahan di Balik Harapan Buruh Migran di Nusa Tenggara Barat
Permasalahan di Balik Harapan Buruh Migran di Nusa Tenggara BaratPermasalahan di Balik Harapan Buruh Migran di Nusa Tenggara Barat
Permasalahan di Balik Harapan Buruh Migran di Nusa Tenggara Barat
 
Konvensi hak anak dan implementasinya di aceh
Konvensi hak anak dan implementasinya di acehKonvensi hak anak dan implementasinya di aceh
Konvensi hak anak dan implementasinya di aceh
 
Pencegahan Perdagangan Orang dan Pemulihan Korban di masyarakat
Pencegahan Perdagangan Orang dan Pemulihan Korban di masyarakatPencegahan Perdagangan Orang dan Pemulihan Korban di masyarakat
Pencegahan Perdagangan Orang dan Pemulihan Korban di masyarakat
 
Pencegahan Perdagangan Orang dan Pemulihan Korban Kekerasan di Masyarakat
Pencegahan Perdagangan Orang dan Pemulihan Korban Kekerasan di MasyarakatPencegahan Perdagangan Orang dan Pemulihan Korban Kekerasan di Masyarakat
Pencegahan Perdagangan Orang dan Pemulihan Korban Kekerasan di Masyarakat
 
GISC1082 ISU SEMASA DAN CABARAN MASA DEPAN - CABARAN GLOBALISASI
GISC1082 ISU SEMASA DAN CABARAN MASA DEPAN - CABARAN GLOBALISASIGISC1082 ISU SEMASA DAN CABARAN MASA DEPAN - CABARAN GLOBALISASI
GISC1082 ISU SEMASA DAN CABARAN MASA DEPAN - CABARAN GLOBALISASI
 
[Full] kelemahan sistem perlindungan hukum terhadap buruh migran implikasinya...
[Full] kelemahan sistem perlindungan hukum terhadap buruh migran implikasinya...[Full] kelemahan sistem perlindungan hukum terhadap buruh migran implikasinya...
[Full] kelemahan sistem perlindungan hukum terhadap buruh migran implikasinya...
 
Perdagangan Orang dan Cara Migrasi Aman.pptx
Perdagangan Orang dan Cara Migrasi Aman.pptxPerdagangan Orang dan Cara Migrasi Aman.pptx
Perdagangan Orang dan Cara Migrasi Aman.pptx
 
GISC1082_Tuto 4_Kumpulan 7.pdf
GISC1082_Tuto 4_Kumpulan 7.pdfGISC1082_Tuto 4_Kumpulan 7.pdf
GISC1082_Tuto 4_Kumpulan 7.pdf
 
Tugas uas pki 2017 inas mufidatul insyiroh
Tugas uas pki 2017 inas mufidatul insyirohTugas uas pki 2017 inas mufidatul insyiroh
Tugas uas pki 2017 inas mufidatul insyiroh
 
Makalah pengangguran
Makalah pengangguranMakalah pengangguran
Makalah pengangguran
 
KetenagaKerjaan.pptx
KetenagaKerjaan.pptxKetenagaKerjaan.pptx
KetenagaKerjaan.pptx
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Paper Keuangan Negara_Musawal Majid Mustafa.pdf
Paper Keuangan Negara_Musawal Majid Mustafa.pdfPaper Keuangan Negara_Musawal Majid Mustafa.pdf
Paper Keuangan Negara_Musawal Majid Mustafa.pdf
 
1 kebijakan KLA 1.pptx
1 kebijakan KLA 1.pptx1 kebijakan KLA 1.pptx
1 kebijakan KLA 1.pptx
 
Materi Dari BP3TKI oleh Bapak Siwe, SE
Materi Dari BP3TKI oleh Bapak Siwe, SEMateri Dari BP3TKI oleh Bapak Siwe, SE
Materi Dari BP3TKI oleh Bapak Siwe, SE
 
Ekonomi Pembangunan
Ekonomi PembangunanEkonomi Pembangunan
Ekonomi Pembangunan
 
Hak pekerja, bisnis dan perlindungan konsumen
Hak pekerja, bisnis dan perlindungan konsumenHak pekerja, bisnis dan perlindungan konsumen
Hak pekerja, bisnis dan perlindungan konsumen
 

Recently uploaded

BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...Indra Wardhana
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxekahariansyah96
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum ViktimologiSaktaPrwt
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxINTANAMALINURAWALIA
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfSumardi Arahbani
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANharri34
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahayunitahatmayantihafi
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptxmohamadhafiz651
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIdillaayuna
 

Recently uploaded (10)

BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 

Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

  • 1. PERLINDUNGAN AD HOC TERHADAP BURUH MIGRAN INDONESIA Anis Hidayah Executive Director of Migrant CARE
  • 2. Background: Migrasi Terpaksa BUKAN Sukarela • Kemiskinan struktural di Indonesia: hak atas pendidikan rakyat belum terpenuhi, lapangan pekerjaan bagi rakyat miskin (perempuan) terbatas • Upah buruh dalam negeri rendah yang tidak layak untuk memenuhi kebutuhan pokok • Rakyat tidak memiliki tanah atau kalau yang memiliki tanah tidak mampu mengelola tanahnya karena politik harga produk pertanian yang tidak berpihak • Migrasi terpaksa ke luar negeri dilakukan karena keterpaksaan
  • 3. Landasan Perlindungan, Ratifikasi 8 Konvensi ILO ILO Convention Indonesia Freedom of Association and Protection of the Rights to Organize (C. 87) 06/09/1998 Rights to Organize and Collective Bargaining (C. 98) 15/07/1957 Forced Labor (C.29) 12/06/1950 Abolition of Forced Labor (C. 105) 07/06/1999 Equal Remuneration (C. 100) 11/08/1958 Discrimination (Employment and Occupation, C.111) 07/06/1999 Minimum Age (C.138) 07/06/1999 Elimination of the Worst Form of Child Labor (C. 182) 28/03/2000
  • 4. Landasan Perlindungan, Ratifikasi Konvensi HAM UN Treaty Indonesia ICESCR 23/02/2006 ICCPR 23/02/2006 ICERD 25/06/1999 CEDAW 13/09/1984 CAT 28/10/1998 CRC 05/09/1990 MCW 12/04/2012 ICC
  • 5. Grand Design Policy tentang Migrasi ~ Eksploitatif • Payung hukum kebijakan migrasi tenaga kerja di Indonesia (UU No 39 tahun 2004) terbukti tidak efektif melindungi, namun sebaliknya eksploitatif • UU TKI menghasilkan skema migrasi berbiaya tinggi dan monopoli oleh swasta • Skema migrasi yang dihasilkan mendekati praktek trafficking dan perbudakan
  • 6. Salah Kelola Migrasi Adanya ketidakjelasan kebijakan dan lemahnya sistem penempatan dan perlindungan TKI memberikan peluang terjadinya penyimpangan sejak proses rekrutmen, pelatihan dan pengujian kesehatan, pengurusan dokumen, proses penempatan di negara tujuan sampai dengan pemulangan TKI ke tanah air (Hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan RI tahun 2010)
  • 7. Buruh migran Indonesia tidak mendapatkan kedaulatnnya karena kebijakan yang ada terbukti tidak efektif melindungi, tetapi sebaliknya eksploitatif (MoU, UU, Perda, Kepmen, dll)  Melegitimasi industrialisasi buruh migran Lemahnya koordinasi dan sibergi antar kelembagaan Adanya disintegrasi dan diskoneksi dalam kebijakan perlindungan, antara di dalam dan di luar negeri Paradigma perlindungan (pra, selama bekerja, dan purna kerja) belum terinstitusionalisasi dalam lembaga- lembaga yang ada PRT migran peluang besar dalam migrasi sekaligus peluang besar dalam masalah, tetapi tidak dijawab dengan proporsional Status Quo Masalah Buruh Migran
  • 8. Menuju MITOS : 80%-20%  Terjebak dalam tesis 80% masalah di dalam negeri dan 20% sebagai dampak di luar negeri Tetapi upaya untuk membongkar 80%-20% selalu ad hoc 80%-20% masalah hanya terhenti pada pemahaman bersama, belum ada langkah maju untuk mengurai dan menuntaskan Bahkan 80%-20% mendekati MITOS
  • 9. Misleading tentang PERLINDUNGAN • Perlindungan dimaknai secara parsial dan ad hoc, yakni PENANGANAN KASUS • Pendekatan yang digunakan “case by case approach” • Seringkali juga REAKTIF, bahkan terlambat. Misalnya memulnagkan overstayers dari Arab ketika didesak masyarakat dengan Aksi 1000 rupiah. Respon Ruyati dilakukan setelah Ruyati di eksekusi mati.
  • 10. Pembiaran terhadap Kompleksitas Masalah Rekruitmen (1) Rekrutmen TKI tidak dimulai dengan pemetaan kondisi dan dasar hukum ketenagakerjaan negara tujuan penempatan TKIsehingga tidak menjamin aspek perlindungan dan rasa aman bagi TKI TKI harus menanggung biaya penempatan yang lebih tinggi dari seharusnya, mengalami pemotongan gaji lebih lama, dan memperoleh gaji lebih sedikit Rekruitmen didominasi oleh calo dan masih ditemukan juga perekrutan TKI tanpa job order atau menggunakan job order yang telah kedaluwarsa 1. Rekrutmen TKI belum didukung proses yang valid dan transparan sehingga tidak ada jaminan kepastian, keadilan, dan perlindungan TKI 1. Rekrutmen TKI belum didukung proses yang valid dan transparan sehingga tidak ada jaminan kepastian, keadilan, dan perlindungan TKI
  • 11. Pembiaran terhadap Kompleksitas Masalah Rekruitmen (2) Peraturan tentang rekrutmen calon TKI belum tegas mengatur mekanisme pengendalian operasional sarana kesehatan dan infrastruktur penunjangnya secara efektif Masih adanya sarana kesehatan yang beroperasi tanpa izin operasional atau dengan izin operasional tetapi telah kedaluwarsa Standar pengujian kesehatan dan biaya pengujian kesehatan juga tidak baku dan seragam bagi semua sarana kesehatan Akreditasi Balai Latihan Kerja Luar Negeri tidak dilakukan secara tidak terprogram, terencana, dan terukur 2. Penyiapan tenaga kerja yang sehat, mampu, dan teruji kurang didukung kebijakan yang tegas, sistem pelatihan dan pemeriksaan kesehatan yang terintegrasi, serta pengawasan yang periodik dan konsisten 2. Penyiapan tenaga kerja yang sehat, mampu, dan teruji kurang didukung kebijakan yang tegas, sistem pelatihan dan pemeriksaan kesehatan yang terintegrasi, serta pengawasan yang periodik dan konsisten
  • 12. Pembiaran terhadap Kompleksitas Masalah Rekruitmen (3) Dualisme kewenangan antara Kemenakertrans dengan BNP2TKI dalam penerbitan dokumen keberangkatan TKI yang belum dituntaskan Fungsi dan kegunaan KTKLN (Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri) yang wajib sifatnya menjadi mubadzir Dualisme penyelenggaraan PAP (Pendidikan Akhir Pemberangkatan) oleh Kemenakertrans/Asosiasi PPTKIS dan BP3TKI menjadikan kegiatan PAP tidak terarah dan terprogram 3. Penyiapan tenaga kerja yang legal dan prosedural kurang didukung kebijakan yang tegas, sistem yang terintegrasi, serta penegakan aturan yang tegas dan konsisten 3. Penyiapan tenaga kerja yang legal dan prosedural kurang didukung kebijakan yang tegas, sistem yang terintegrasi, serta penegakan aturan yang tegas dan konsisten
  • 13. Pembiaran terhadap Kompleksitas Masalah Rekruitmen (4) Asuransi belum dikelola dengan baik oleh Kemenakertrans. Penunjukan sembilan konsorsium asuransi melalui keputusan Menakertrans pada Tahun 2006 -2009 yang melibatkan 48 perusahaan asuransi dan 8 broker asuransi, menciptakan persaingan tidak sehat adanya unsur kesengajaan PPTKIS yang tidak mengikutkan TKI-nya dalam program asuransi, khususnya asuransi pra penempatan kewajiban konsorsium asuransi dalam menangani kasus-kasus TKI di luar negeri sering kali tidak jelas statusnya 4. Penyelenggaraan asuransi TKI belum memberikan perlindungan secara adil, pasti, dan transparan 4. Penyelenggaraan asuransi TKI belum memberikan perlindungan secara adil, pasti, dan transparan
  • 14. Pembiaran terhadap Kompleksitas Masalah Rekruitmen (5) Masih banyak ditemukan calon TKI yang tidak di training sebelum berangkat ke luar negeri Training pra pemberangkat selama ini masih bersifat formalitas dan mahal Kurikulum training pra pemberangkatan masih terfokus pada skill, bukan penyadaran terhadap hak-hak TKI Penampungan TKI sudah memenuhi unsur-unsur rumah tahanan dengan membatasi akses calon TKI untuk keluar dan komunikasi. Tempat penampungan tertutup seperti penjara. Selama di penampungan, calon TKI juga ada yang dipekerjakan dengan dalih training 5. Pendidikan pra pemberangkatan bagi TKI belum didukung kurikulum dan metodologi pembejalaran yang komprehensif sehingga tidak ada jaminan kualitas TKI 5. Pendidikan pra pemberangkatan bagi TKI belum didukung kurikulum dan metodologi pembejalaran yang komprehensif sehingga tidak ada jaminan kualitas TKI
  • 15. Biaya Penempatan Resmi Berdasarkan Negara Tujuan
  • 16. Akibat Biaya Penempatan Selangit  terjebak dalam perbudakan hutang selama berbulan-bulan  dikenakan biaya agen setiap kali memperpanjang kontraknya  diteror agen/Bank ketika telat atau gagal membayar  tidak bisa kirim uang ke keluarganya  selama berbulan-bulan hidup dengan sisa potongan yang tidak memadai  tidak berani komplain meski menjadi korban penganiayaan, pemerkosaan dan perlakuan tidak manusiawi lainnya  tunduk kepada apapun instruksi agen sampai terjebak kriminalisasi (dijadikan overstay, dsb)
  • 17. Masalah di Luar Negeri, TIDAK PERNAH TUNTAS 1. Data penempatan TKI tidak akurat, sehingga tidak membantu upaya perlindungan TKI di luar negeri 2. Masalah hukum dan Masalah ketenagakerjaan terjadi berulang dalam kasus yang sama 3. Penanganan dan Penyelesaian TKI bermasalah di luar negeri bersifat parsial
  • 19. Masalah di Luar Negeri, Sebuah dampak Sistem informasi TKI pada Perwakilan RI di luar negeri belum di support oleh mekanisme yang baku Data yang ada di imigrasi dan ke Hanya berbentuk data kisaran, belum data yang valid Data yang ada pada perjanjian kerja hanya berisi data tentang majikan 1. Data penempatan TKI tidak akurat, sehingga tidak membantu upaya perlindungan TKI di luar negeri
  • 20. Masalah di Luar Negeri, Sebuah dampak Berbagai usaha untuk menyelesaikan kasus TKI bermasalah telah dilakukan Perwakilan RI di luar negeri. Namun penanganan kasus TKI oleh Perwakilan RI selama ini hanya fokus pada masalah yang dihadapi TKI secara parsial, bukan pada penyelesaian kasus secara komprehensif pada akar permasalahan Evaluasi atas kondisi sebab akibat kasus TKI belum dilakukan Perwakilan RI untuk menemukan akar permasalahan secara jelas.  Permasalahan gaji tidak dibayar, PHK sepihak, TKI overstayers, dan masalah ketenagakerjaan lainnya akan selalu timbul jika penanganan kasus dilakukan secara parsial menghadapi kasus serupa berulang-ulang tanpa penyelesaian kasus secara komprehensif 3. Penanganan dan Penyelesaian TKI bermasalah di luar negeri bersifat parsial
  • 21. Data Kasus buruh migran tahun 2011 Kasus Jumlah Menghadapi hukuman mati 417 Eksekusi mati di Arab Saudi 1 Over stayers in Saudi Arabia 27.348 Kekerasan 3.070 Sexual Violence 1.234 Meninggal dunia 1.203 Bekerja tidak layak 9.023 Unpaid 14.074 Menghadapi deportasi di Malaysia 150.000 Di berbagai shelter KBRI 21.823 Total 228.193
  • 22. Grand Design Perlindungan? Belum nampak adanya grand design tentang upaya meminimalisasi pelanggaran HAM terhadap buruh migran: Inisiatif untuk mengamandemen UU No 39/2004 tentang PPTKILN yang terbukti tidak melindungi buruh migran berjalan sangat lamban  PAYUNG HUKUM YANG CACAT HUKUM 14 tahun institusionalisasi pemerasan dalam Terminal TKI tetap dilanggengkan PRT migran yang menjadi sektor utama dalam penempatan buruh migran, belum masuk dalam skema kebijakan ketenagakerjaan Belum ada reformasi dalam penegakan hukum bagi pelaku pelanggaran hak buruh migran Pembiaran terhadap mekanisme penempatan yang eksploiatif, monopoli oleh PPTKIS
  • 23. Celah praktek korupsi terbuka lebar dari kebijakan yang ada, bahkan dari pembuat kebijakan. Mis: pembentukan lembaga ad hoc, legislasi di DPR, penunjukan asuransi tanpa tender Tidak ada transparansi dan akuntabilitas dalam keseluruhan proses migrasi baik menyangkut data penempatan, data kasus, biaya (penempatan, asuransi, dana perlindungan, asuransi, terminal TKI), penanganan kasus, dll Presiden tidak pernah melakukan evaluasi kinerja berdasarkan indikator-indikator korupsi yang dilakukan oleh para menterinya KPK lebih sibuk dengan penanganan korupsi- korupsi yang memiliki nilai politik besar Birokrasi Yang Koruptif
  • 24. Kolusi antara pemerintah dan swasta. Antara lain: membiarkan biaya penempatan yang tidak rasional, penunjukan asuransi tunggal tanpa tender, KTKLN Beberapa indikator menunjukkan keterlibatan langsung dan tidak langsung para pejabat dengan swasta Membuka ruang kekuasaan yang nyaris absolut bagi swasta menyangkut perlindungan warga negara Pemborosan anggaran untuk hasil perlindungan yang tidak signifikan (Pembentukan satgas BMI bermasalah tahun 2004, Satgas untuk penanganan TKI terancam hukuman mati, dll) Penujukan pejabat publik yang tidak memiliki kapasitas dalam hal perlindungan buruh migran. Bahkan kepala BNP2TKI hingga kini masa jabatannya tidak ada kejelasan yang mestinya berakhir pada 11 Januari 2012 Lanjutan
  • 25. Kemana Dana Perlindungan $15? Tahun Jumlah Penempatan Dana Perlindungan 2006 680.000 orang Rp. 102 Milyar 2007 696.746 orang Rp. 104,5 Milyar 2008 644.731 orang Rp. 96,7 Milyar 2009 632.172 orang Rp. 94,8 Milyar 2010 575.804 orang Rp. 86,3 Milyar 2011 438.474 orang Rp. 65,7 Milyar Total Rp. 550 Milyar
  • 26. Kemana Dana Asuransi Mengalir? Tahun Jumlah Penempatan Asuransi (Rp 400.000/orang) 2006 680.000 orang Rp. 272 Milyar 2007 696.746 orang Rp. 278,6 Milyar 2008 644.731 orang Rp. 257,8 Milyar 2009 632.172 orang Rp. 252,8 Milyar 2010 575.804 orang Rp. 230,3 Milyar 2011 438.474 orang Rp. 438,4 Milyar Total 3.667.927 orang Rp. 1, 729,9 Trilyun
  • 27. Kebijakan yang eksploitatif Kekuasaan absolut PPTKIS yang membangun industri buruh migran Birokrasi yang koruptif Masalah Hukum & Ketenagakaerjaan di Luar Negeri Masalah di Luar Negeri ~ Dampak Sistematis
  • 28. • Masalah Hukum Buruh migran yang terancam hukuman mati terus meningkat, penjara-penjara semakin dipadati oleh buruh migran, eskalasi kekerasan telah menjadi kisah harian, meninggal dunia, pemerkosaan, terlantar, trafficking, deportasi , dll • Masalah Ketenagakerjaan : PHK sepihak tak mengenal musim, underpayment, gaji tidak dibayar& pelanggaran hak-hak normatif Mendekati, bahkan praktek perbudakan Masalah Tak Bisa Dibendung
  • 29. Bantuan hukum yang tersistem (lawyer, monitoring proses hukum, penterjemah, konseling) ~ Standar Minimal Pelayanan Distribusi informasi, dari perwakilan RI  Kemenlu  Kementrian terkait  Keluarga korban Transparansi dan akuntabilitas dalam penanganan kasus Fasilitasi komunikasi korban dengan keluarga Database yang integratif dan accesable bagi publik Kerjasama internasional (konteks evakuasi di negara konflik) Aspek-Aspek Perlindungan
  • 30. • Pembentukan badan ad hoc ~ SATGAS- SATGAS • Pengadaan HP • KUR TKI Reaktif Tak SOLUTIF
  • 31. • Reformasi kebijakan : eksploitatif  protektif • Reformasi birokrasi : koruptif  Pelayan • Minimalisir peran swasta : bisnis oriented  Pelayanan publik Pemerintah Indonesia 12 April 2012 telah meratifikasi konvensi buruh migran. Ini langkah awal untuk memperbaiki perlindungan buruh migran Masalah Buruh Migran BAK BANJIR JAKARTA Menyelesaikan dari AKARNYA