SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN LAUT TERPADU
STUDI STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA
PANTAI NGLIYEP, KABUPATEN MALANG
ESTI DYAH ARUM MAWARNI
NRP. 03211740000037
Dosen pengajar:
Dr. Ir. Wahyudi, M.Sc.
Drs. Mahmud Mustain, Ph.D.
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2020
[i]
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ......................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1
1.1 Latar belakang....................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ................................................................................................................. 2
1.3 Penyelesaian masalah............................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Wilayah Pesisir ................................................................................................... 3
2.2 Potensi Wilayah Pesisir......................................................................................................... 3
2.3 Definisi Pariwisata ................................................................................................................ 4
2.4 Komponen-komponen dalam Pengembangan Pariwisata..................................................... 5
2.5 Analisis SWOT ..................................................................................................................... 5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................................... 9
4.1 Gambaran Umum Wilayah ................................................................................................... 9
4.1.1 Lokasi Geografis Kawasan Pantai Ngliyep ................................................................... 9
4.1.2 Potensi Pariwisata ........................................................................................................ 10
4.1.3 Fasilitas Pendukung ..................................................................................................... 11
4.2 Hasil Analisa dan Pembahasan ........................................................................................... 14
4.2.1 Analisis Faktor Internal Pengembangan Pariwisata Pantai Ngliyep............................ 14
4.2.2 Analisis Faktor Eksternal Pengembangan Pariwisata Pantai Ngliyep ......................... 15
4.2.3 Analisis Strategi Matriks SWOT ................................................................................. 15
4.2.4 Alternatif Strategi Pengembangan Pariwisata Kawasan Pantai Ngliyep ..................... 18
BAB V KESIMPULAN .............................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 21
[ii]
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Metode Analisis SWOT .................................................................................................. 8
Tabel 2. Analisis Faktor Internal Wisata Pantai Ngliyep ............................................................ 14
Tabel 3. Analisis Faktor Eksternal Wisata Pantai Ngliyep ......................................................... 15
Tabel 4. Matriks SWOT.............................................................................................................. 16
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kuadran analisis SWOT ............................................................................................. 6
Gambar 2. Tampak Satelit area Pantai Ngliyep ........................................................................... 9
Gambar 3. Panorama alam Pantai Ngliyep ................................................................................ 10
Gambar 4. Upacara Labuhan...................................................................................................... 11
Gambar 5. Warung makan dan minum ...................................................................................... 12
Gambar 6. Warung makan yang ditinggal pemiliknya............................................................... 12
Gambar 7. Toilet Umum ............................................................................................................ 13
Gambar 8. Musholla ................................................................................................................... 13
[1]
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Wilayah pesisir memiliki potensi lain berupa keunikan dan keindahan alam yang dapat
menjadi daya tarik wisata sehingga aktivitas pariwisata pun dapat dikembangkan dan
menghasilkan dampak positif dengan ikut meningkatkan perekonomian kawasan. Pengembangan
pariwisata pesisir sendiri pada dasarnya difokuskan pada pemandangan, karakteristik ekosistem,
kekhasan seni budaya dan karakteristik masyarakat sebagai kekuatan dasar yang dimiliki oleh
masing – masing daerah. Reaksi atas pengembangan pariwisata ini dapat berupa implikasi negatif
berupa terdegradasinya lingkungan akibat eksploitasi sumber daya untuk aktivitas pariwisata,
sehingga diperlukan pengelolaan dan pengembangan pariwisata bahari yang berkelanjutan yang
memperhatikan kebutuhan generasi saat ini dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan (hidup)
generasi penerus di waktu yang akan datang. Pengembangan wisata bahari yang berkelanjutan juga
dapat memberikan implikasi positif bagi kelestarian lingkungan pesisir.
Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi pesisir adalah Kabupaten Malang.
Kabupaten Malang yang kondisi geografisnya terdiri dari wilayah pegunungan dan dataran/
lembah serta perairan pantai membentuk bentangan-bentangan alam yang indah dengan hamparan
pantai yang luas dan berpasir putih, hal ini memungkinkan untuk pengembangan pariwisata.
Pengembangan pariwisata dapat ditempuh melalui pengadaan paket wisata, pengembangan jalur
wisata, pengadaan sarana dan prasarana penunjang pariwisata seperti hotel dan penginapan serta
peningkatan aksesbilitas dengan meningkatkan kondisi jalan dan penyediaan sarana transportasi
menuju obyek wisata (Renstra Disbudpar Kab. Malang 2010). Kabupaten Malang bagian Selatan
sebagian besar wilayahnya terdiri dari kawasan pesisir. Beberapa wisata pantai yang ada di kawan
pesisir Kabupaten Malang diantaranya yaitu pantai Sendang Biru, pantai Balekambang, pantai
Bajulmati, pantai Tambak Rejo, dan Pantai Ngliyep (Kristiyarini, 2014).
Pantai Ngliyep terletak di Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo, dan berjarak
sekitar 64 km dari Kota Malang. Luas areal kawasan Pantai Ngliyep kurang lebih 10 Ha yang
mana terdiri atas hutan lindung, areal wisata pantai, penginapan, dan lahan parkir. Kawasan Pantai
Ngliyep memiliki panorama yang indah, hamparan pasir putih lembut, area bermain yang luas
dengan ditumbuhi pepohonan yang rindang. Selain itu pantai ini memiliki Teluk Putri dengan view
[2]
yang sangat indah, lokasinya berada berhimpitan di sebelah kiri Pantai Ngliyep (infomalangbatu,
2014).
Pantai Ngliyep juga mempunyai atraksi budaya tradisional, yaitu upacara Labuhan yang
dilaksanakan setiap tahunnya pada tanggal 12 Maulud (bulan Jawa) di sebuah petilasan yang
bernama Gunung Kombang. Pada tahun 1980 akses menuju Pantai Ngliyep telah dibenahi dengan
melakukan pengaspalan hotmix. Ngliyep dikelola langsung oleh pemerintah daerah Kabupeten
Malang.
Namun dalam perkembangannya, timbul berbagai macam permasalahan yang berkaitan
dengan kawasan pesisir. Permasalahan tersebut apabila tidak ditindaklanjuti akan mempengaruhi
kelangsungan dan keberadaan wisata pesisir tersebut. Permasalahan pertama disebabkan
pengelolaan sampah yang kurang baik sehingga kotoran sampah yang berserakan dibibir pantai
mengganggu keindahan pemandangan dan kenyamanan wisatawan. Permasalahan kedua berupa
fasilitas pendukung yang kurang memadai guna menarik wisatawan, seperti misalnya tempat
parkir yang belum tertata rapi, warung-warung penjual makanan yang terlihat kumuh, toilet, toko
souvenir dan penginapan yang masih perlu pengembangan agar pengunjung merasa nyaman.
Berdasarkan permasalahan dan potensi yang ada Pantai Ngliyep perlu adanya rencana strategi
pengembangan pariwisata agar meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
1.2 Rumusan masalah
Dari latar belakang tersebut maka terdapat permasalahan yang menyebabkan kurangnya
pengunjung di kawasan Pantai Ngliyep, yaitu pengelolaan sampah kurang baik dan fasilitas
pendukung yang kurang memadai. Memperhatikan permasalahan tersebut, dapat dilakukan
rumusan masalah “Bagaimana strategi pengembangan pariwisata pesisir di kawasan Pantai
Ngliyep?”
1.3 Penyelesaian masalah
Langkah penyelesaian masalah yang dilakukan penulis, yaitu:
1. Mengidentifikasi karakteristik dari seluruh aspek pariwisata di kawasan Pantai Ngliyep
2. Menganalisis faktor internal dan eksternal dari seluruh aspek pariwisata di kawasan Pantai
Ngliyep Kabupaten Malang
3. Merumuskan strategi pengembangan pariwisata pesisir di kawasan Pantai Ngliyep
Kabupaten Malang.
[3]
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Wilayah Pesisir
Wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah dimana daratan berbatasan dengan laut.
Batas di daratan meliputi daerah-daerah yang tergenang air maupun yang tidak tergenang air yang
masih dipengaruhi oleh proses-proses laut, seperti pasang surut, dari intrusi air laut, sedangkan
batas di laut adalah daerah-daerah yang dipengaruhi oleh proses-proses alami di daratan seperti
sedimentasi dan mengalirnya air tawar ke laut, serta yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan
manusia di daratan (Rais, 2001).
2.2 Potensi Wilayah Pesisir
Potensi pembangunan yang terdapat di wilayah pesisir dan lautan adalah (Dahuri, 2001)
a. Hutan Mangrove
Hutan Mangrove merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan yang penting
di wilayah pesisir dan lautan. Selain mempunyai fungsi ekologis sebagai penyedia nutrien
bagi biota perairan, hutan mangrove juga mempunyai fungsi ekonomis penting seperti
penyedia kayu, daun-daunan sebagai bahan baku obat-obatan, dan lain-lain.
b. Terumbu Karang
Ekosistem terumbu karang mempumyai produktivitas organik yang sangat tinggi
dibandingkan ekosistem lainnya, demikian pula keanekaragaman hayatinya. Terumbu
karang menghasilkan berbagai produk yang mempunyai nilai ekonomi penting seperti
berbagai jenis ikan karang, udang karang, alga, teripang, dan kerang mutiara. Di beberapa
tempat di Indonesia, karang batu (hard coral) dipergunakan untuk berbagai kepentingan
seperti konstruksi jalan dan bangunan, bahan baku industri, dan perhiasan.
c. Padang Lamun dan Rumput Laut
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga yang sudah sepenuhnya
menyesuaikan diri untuk hidup di bawah permukaan air laut. Lamun hidup di perairan
dangkal agak berpasir, sering juga dijumpai di ekosisitem terumbu karang. Sama halnya
dengan rerumputan di daratan, lamun juga membentuk padang yang luas dan lebat di dasar
[4]
laut yang masih terjangkau oleh cahaya matahari dengan tingkat energi cahaya yang
memadai bagi pertumbuhannya. Lamun tumbuh tegak, berdaun tipis yang bentuknya mirip
pita dan berakar jalar. Tunas-tunas tumbuh dari rhizoma, yaitu bagian rumput yang tumbuh
menjalar di bawah permukaan dasar laut.
d. Sumber Daya Perikanan Laut
Potensi sumber daya perikanan laut di Indonesia terdiri dari sumber daya perikanan
pelagis besar (451.830 ton / tahun) dan pelagis kecil (2.423.000 ton /tahun), sumber daya
perikanan demersal (3.163.630 ton/ tahun), udang (100.720 ton/tahun), ikan karang
(80.082 ton/tahun) dan cumi-cumi (328.960ton/tahun). Dengan demikian secara nasional
potensi lestari sumber daya perikanan laut sebesar 6,7 juta ton / tahun dengan tingkat
pemanfaatan mencapai 48%.
e. Pariwisata dan Rekreasi
Kegiatan di daerah pariwisata dan rekreasi dapat menimbulkan masalah ekologis
yang khusus di bandingkan dengan kegiatan ekonomi lain mengingat bahwa keindahan dan
keaslian alam merupakan modal utama.Bila suatu wilayah pesisir akan dibangun untuk
wilayah rekreasi, biasanya fasilitas pendukung lainnya juga berkembang pesat. Oleh
karena itu perencanaan pengembangan pariwisata di wilayah pesisir hendaknya dilakukan
secara menyeluruh,termasuk di antaranya inventarisasi dan penilaian sumber daya yang
cocok untuk periwisata, perkiraan tentang berbagai dampak (impact) terhadap lingkungan
pesisir, hubungan sebab akibat dari berbagai macam tata guna, serta pemilihan
pemanfaatannya
2.3 Definisi Pariwisata
Pariwisata adalah kegiatan orang-orang yang bepergian ke tempat di luar lingkungan biasa mereka
selama tidak lebih dari satu tahun berturut-turut untuk liburan, bisnis dan tujuan lainnya (Adam, 2018).
Menurut beberapa ahli yang lain, pariwisata lain dapat diartikan dengan berbagai definisi yaitu sebagai
berikut: Pariwisata dalam arti luas adalah kegiatan rekreasi diluar domisili untuk melepaskan diri dari
pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sehingga berdasarkan definisi di atas maka Pariwisata adalah
kegiatan orang-orang yang berpergian ke tempat diluar domisili selama tidak lebih dari satu tahun yang
tujuannya untuk berlibur, rekreasi, olahraga dll. Serta adanya interaksi antar pelaku pariwisata dalam
mengelola (Adam, 2018).
[5]
2.4 Komponen-komponen dalam Pengembangan Pariwisata
Suatu obyek pariwisata harus memenuhi tiga kriteria agar obyek tersebut diminati pengunjung,
yaitu (Yoeti, 2001):
1. Something to see, adalah obyek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang bisa dilihat
atau dijadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain obyek wisata tersesbut
harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu untuk menyedot minat dari wisatawan
untuk berkunjung di obyek tersebut.
2. Something to do, adalah agar wisatawan yang melakukan pariwisata di sana bisa
melakukan sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan senang, bahagia, relax
berupa fasilitas rekreasi baik itu arena bermain ataupun tempat makan, terutama makanan
khas dari tempat tersebut sehingga mampu membuat wisatawan lebih betah untuk tinggal
di sana.
3. Something to buy, adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada umumnya adalah
ciri khas atau ikon dari daerah tersebut, sehingga bisa dijadikan sebagai oleh-oleh.
2.5 Analisis SWOT
Salah satu analisa yang dapat digunakan untuk mengetahui potensi wilayah dikenal sebagai
Analisa Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT). Analisa ini juga digunakan untuk
mengetahui kondisi eksternal dan internal sebuah wilayah, program, atau hal lain yang menjadi
objek penelitian (Kementerian Pekerjaan Umum, 2010). Proses menganalisa SWOT dimulai
dengan mengidentifikasi faktor internal yang terdiri dari strength dan weakness serta faktor
eksternal yang terdiri dari opportunity dan threat. Selanjutnya dilakukan proses scoring atau
pembobotan untuk mengetahui posisi sebuah wilayah dalam Kuadran Analisa SWOT seperti
Gambar 1.
[6]
Gambar 1. Kuadran analisis SWOT
Arahan pengembangan secara umum yang ditunjukkan pada Kuadran SWOT
selanjutnya perlu ditindaklanjuti melalui strategi dengan memanfaatkan kekuatan
(strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) yang
telah disebutkan pada tahap sebelumnya. Adapun penentuan strategi dapan dilakukan
dengan bantuan matriks SWOT.
[7]
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah berdasarkan data sekunder menggunakan
beberapa kajian literatur yang berkaitan dengan pengembangan pariwisata pesisir. Selanjutnya,
data tersebut digunakan sebagai input untuk analisis pada tahap berikutnya.
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan,
menganalisis, mencatat dan menginterpretasi kondisi yang terjadi atau yang ada di lokasi
penelitian. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain
(Sugiyono, 2013). Menurut Sugiyono (2013), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk mempelajari variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel penelitian yang digunakan yaitu variabel yang telah
didapatkan pada proses sebelumnya yaitu pada tahap studi literatur yang dilakukan pada BAB 2.
Variabel yang sudah didapatkan digunakan dalam penyusunan strategi pengembangan pariwisata
pesisir yang berkelanjutan di kawasan Pantai Ngliyep.
Agar tercapainya tujuan dari penelitian ini, maka penulis menggunakan metode Analisis
SWOT. SWOT adalah suatu metode analisa dari lingkungan internal Strengths (kekuatan) dan
Weaknesses (kelemahan) serta lingkungan eksternal Opportunities (peluang) dan Threats
(ancaman) yang dihadapi di dunia bisnis. Analisis SWOT dalam bidang pariwisata dapat
dimanfaatkan untuk merumuskan strategi pengembangan pariwisata, analisis SWOT dapat
merumuskan secara rasional dan berurutan sesuai dengan tujuan keperluannya sebagai berikut:
a. Memberikan gambaran mengenai permasalahan yang perlu diindikasikan untuk suatu
keperluan tertentu.
b. Menganalisis hubungan antar isu
c. Memberikan skenario dan strategi keadaan sekarang dan masa datang yang akan dituju
[8]
Analisis SWOT dilakukan berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan potensi dan
kesempatan namun secara bersamaan dapat meminimalisasi kendala dan ancaman sehingga akan
memberikan output berupa target atau perlakuan untuk mencapai tujuan.
Tabel 1. Metode Analisis SWOT
FAKTOR PENENTU
Faktor Internal
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Faktor Eksternal
Peluang (O) SO WO
Ancaman (T) ST WT
Sumber: Rangkuti, 2015
Dalam analisis matriks SWOT terjadi interaksi penggabungan dari strategi yang meliputi
kombinasi interaksi strategi internal-eksternal yang terdiri dari, antara lain:
a. Strategi SO, yang digunakan untuk menarik keuntungan dari peluang yang tersedia dalam
lingkungan eksternal.
b. Strategi WO, bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan
peluang dari lingkungan eksternal.
c. Strategi ST, bertujuan untuk memperkecil dampak yang akan terjadi dari lingkungan
eksternal.
d. Strategi WT, bertujuan untuk memperkuat dari dalam usaha untuk memperkecil kelemahan
internal dan mengurangi tantangan eksternal.
Analisis SWOT ini dilakukan setelah melakukan kajian literatur faktor internal dan faktor
eksternal yang ada di wilayah kawasan Pantai Ngliyep.
[9]
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Wilayah
4.1.1 Lokasi Geografis Kawasan Pantai Ngliyep
Wisata Pantai Ngliyep merupakan salah satu lokasi wisata pantai di pesisir selatan
Kabupaten Malang, terletak di tepi Samudera Hindia tepatnya di Desa Kedungsalam, Kecamatan
Donomulyo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Secara geografis Desa Kedungsalam terletak pada
8,1943 LS dan 112,2705 BT. Adapun batas daerahnya adalah sebagai berikut:
Sebelah Barat : Desa Tempusari dan Desa Mentaraman
Sebelah Timur : Desa Banjarejo
Sebelah Utara : Desa Telogosari
Sebelah Selatan : Samudra Hindia
Gambar 2. Tampak Satelit area Pantai Ngliyep
Sumber: Google maps
Luas wilayah Desa Kedugsalam adalah 33.56 km2 atau 3.356 ha. Desa terluas dari 10 Desa
di Wilayah Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang. Kondisi topografi desa Kedungsalam
adalah perbukitan dan pantai
[10]
4.1.2 Potensi Pariwisata
Potensi pariwisata merupakan salah satu factor penarik wisatawam untuk hadir pada lokasi
objek wisata. Potensi wisata yang menarik akan menjadi factor penentu untuk meningkatnya
jumlah kunjungan wisatawan, maka dari itu potensi wisata ini perlu dikelola dan
dikembangangkan dengan baik. Kawasan Pantai Ngliyep memiliki daya Tarik berupa wisata alam
dan budayanya.
Wisata alam yang ditawarkan disini yaitu berupa pemandangan alam pantai yang indah,
hamparan pasir putih dikelilingi oleh tebing yang curam serta suasana yang sejuk karena dikelilingi
pohon-pohon yang rindang dan hamparan hutan tropis. Sebelah timur pantai terdapat sebuah Teluk
Putri berlokasi sebelahan dengan Pantai Ngliyep yang dibatasi tebing tinggi. Sedikit ke timur
terdapat sebuah pulau kecil bernama Gunung Kombang yang didalamnya terdapat sebuah petilasan
yang digunakan masyarakat untuk berdoa atau bersemedi disetiap malam Jumat. Di gunung
Kombang ini pula, masyarakat local menjadikan tempat ini sebagai tempat ritual Upacara Labuhan
yang diadakan setiap tahunnya. (Adam, 2018)
Gambar 3. Panorama alam Pantai Ngliyep
Sumber: www.kanalmalang.net
Namun, keindahan pantai ini sedikit tercemar dengan kondisi lingkungan yang kurang
bersih dimana sampah-sampah berserakan di sekitar pantai. Jumlah tempat sampah yang tersedia
juga sedikit. Sistem pengelolaan sampah di kawasan Pantai Ngliyep ini dengan cara sampah-
sampah dikumpulkan pada tong-tong sampah yang sudah tersebar di sekitar area pantai, setelah
itu oleh pengelola sampahnya ditimbun. Saat ini kesadaran wisatawan untuk menjaga lingkungan
rendah sehingga banyak sampah yang dibuang wisatawan secara sembarangan sehingga membuat
pengelola mengumpulkan sampah yang berserakan lalu dibakar. Pembakaran sampah ini
[11]
menimbulkan polusi udara berupa asap serta bekas pembakaran yang tidak dibersihkan (Adam,
2018).
Wisata budaya di kawasan Pantai Ngliyep yaitu setiap tanggal 14 bulan Maulud tahun
Hijriyah diadakan acara khas adat masyarakat sebagai kegiatan turun temurun masyarakat local
yaitu Upacara Labuhan. Kegiatan ini berupa selamatan dengan menyembelih hewan ternak yang
disedekahkan kepada masyarakat sekitar pantai, serta sebagian makanan juga dilarung atau
ditebarkan ke tengah laut (Liyanara dan Faylescha, 2018)
Gambar 4. Upacara Labuhan
Sumber: http://wbmalangraya.blogspot.com/
4.1.3 Fasilitas Pendukung
a. Tempat Makan dan Minum
Fasilitas tempat makan dan minum di area wisata merupakan fasilitas penyedia kebutuhan
pangan yang mampu menjadi daya tarik wisata suatu daerah jika dilihat dari kekhasaan kuliner
yang ditawarkan. Di kawasan Pantai Ngliyep terdapat beberapa bangunan warung makan semi
permanen milik warga yang berjejer dan tertata rapi di kawasan dengan kondisi cukup baik, namun
jumlahnya masih terhitung sedikit. Tempat ini dikelola langsung oleh masyarakat lokal Desa
Kedungsalam (Adam, 2018).
[12]
Gambar 5. Warung makan dan minum
Sumber: Adam, 2018
Gambar 6. Warung makan yang ditinggal pemiliknya
Sumber: Adam, 2018
Namun, dari semua tempat makanan dan minuman tidak semuanyak buka bahkan beberapa
tampak terlihat tutup dan tidak dirawat oleh pemiliknya. Bangunan terlihat mangkrak dan terlihat
kumuh. Hal ini disebabkan karena turunnya jumlah wisatawan.
b. Tempat Belanja Souvenir
Kondisi toko souvenir di kawasan ini sama halnya dengan kondisi tempat makan dan
minum, letaknya berjajar disekitar kawasan pantai dengan bangunan semi permanen. Kondisi dan
kebersihan took souvenir di lokasi ini sudah cukup baik, namun jumlahnya masih terhitung sedikit.
Adapan barang yang dijual yaitu berupa pakaian pantai, topi pantai, kacamata dan oleh-oleh yang
terbuat dari kerang. Toko souvenir ini di kelola langsung oleh masyarakat lokal Desa Kedungsalam
(Adam, 2018).
c. Area bermain dan tempat parkir
Area bermain di kawasan Pantai Ngliyep ini berupa ayunan, pendopo, dan spot foto di
sekitar bibir pantai. Wisatawan yang berkunjung hanya bisa bermain di sekitar area pantai, dan
[13]
tidak diperbolehkan untuk berenang karena ombak di Pantai Ngliyep ini cukup besar. Fasilitas
tempat parkir kawasan Pantai Ngliyep sudah tersedia dan area parkir rindang karena ditumbuhi
pohon-pohon di sekitar parkiram sehingga kendaraan wisatawan tidak akan kepanasan (Adam,
2018).
d. Toilet Umum dan Tempat Ibadah
Secara fisik kondisi bangunan toilet umum di kawasan masih kuang baik. Kebersihannya
kurang dijaga oleh pengelola. Sehingga setiap akan masuk dalam toilet tercium bau yang kurang
sedap. Wisatawan yang ingin menggunakan fasilitas ini tidak dikenakan biaya. Namun, terdapat
kotak sumbangan sukka rela untuk biaya kebersihan (Adam, 2018).
Tempat ibadah yang berada di kawasan ini yaitu berupa mushola yang memiliki kondisi
fisik yang kurang memadai. Selain ukurannya kecil, kondisi bangunan sudah terlihat rapuh untuk
sebuah lokasi objek wisata, juga kurang bersih. Sehingga wisatawan enggan melaksanakan ibadah
di fasilitas ini (Adam, 2018).
Gambar 7. Toilet Umum
Sumber: Adam, 2018
Gambar 8. Musholla
Sumber: Adam, 2018
[14]
4.2 Hasil Analisa dan Pembahasan
4.2.1 Analisis Faktor Internal Pengembangan Pariwisata Pantai Ngliyep
Analisis faktor internal digunakan untuk menilai kinerja dari faktor kekuatan dan
kelemahan yang ada untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini terkait kekuatan dan
kelemahan yang ada dalam pengembangan Wisata Pantai Ngliyep. Adapun hasilnya bisa dilihat
pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Analisis Faktor Internal Wisata Pantai Ngliyep
NO Faktor – Faktor Internal
KEKUATAN
1
Memiliki panorama alam yang indah, udara sejuk, hamparan pohon hutan tropis, jauh
dari pusat kota didukung dengan adanya Teluk Putri yang bersebelahan
2
Terdapat budaya masyarakat local, berupa upacara adat Labuhan yang menjadi
agenda besar tahunan Kabupaten Malang
3 Menjual makanan dan souvenir khas pesisir Pantai Ngliyep
4 Tersedia area bermain berupa hamparan pantai, spot foto dan ayunan
5 Tersedia tempat parkir kendaraan luas dan rindang
6 Tersedia toilet umum dan musholla
7
Masyarakat local mendapatkan peluang usaha dan ikut membantu menjaga
kelestarian lingkungan kawasan Pantai Ngliyep
8
Sudah adanya pengelola dalam melakukan pengelolaan dan membuat rencana
pengembangan kawasan
KELEMAHAN
1 Ombak besar sehingga wisatawan tidak bisa berenang
2
Kebersihan lingkungan kurang baik, adanya sampah berserakan dan jumlah tempat
sampah masih sedikit
3
Jumlah warung tempat makan dan jual souvenir masih sedikit dan beberapa terlihat
mangkrak karena ditinggal pemiliknya
4
Beberapa fasilitas area bermain kondisinya rusak, toilet umum kurang dan berbau
tidak sedap, tempat ibadah kecil dan tidak terawat
Sumber: Adam, 2018
[15]
4.2.2 Analisis Faktor Eksternal Pengembangan Pariwisata Pantai Ngliyep
Analisis faktor eksternal, fokus pada peluang dan ancaman dari luar, tetapi dapat memberi
pengaruh pengembangan pariwisata Pantai Ngliyep. Dalam hal ini, yang termasuk dalam faktor
eksternal dalam aspek pariwisata di kawasan Pantai Ngliyep yaitu aksesibiltas, pemerintahan,
pendukung jasa pariwisata, LSM serta wisatawan. Dari seluruh aspek eksternal tersebut, kemudian
dianalisis apa saja peluang dan ancaman dari setiap aspek tersebut.
Tabel 3. Analisis Faktor Eksternal Wisata Pantai Ngliyep
NO Faktor – Faktor Eksternal
PELUANG
1 Akses mudah dijangkau untuk menuju kesana dan sudah dilengkapi petunjuk arah
2
Pemerintah Kabupaten Malang ikut serta dalam membuat kebijkan perencanaan
pengembangan pariwisata
3
Udara yang sejuk dan sunyi menjadikan wisatawan dating karena ingin menikmati
pemandangan alam dan mencari ketenangan
ANCAMAN
1
Dimensi jalan mengecil dan beberapa jalan kondisinya rusak. Kendaraan umum hanya
beroperasi di jalur utama penghubung antar desa
2 Belum adanya investor yang bekerja sama dalam pengembangan
3 Belum ada lembaga kemasyarakatan atau LSD
4
Jumlah pengunjung mengalami penurunan seiring dengan rendahnya kesadaran
wisatawan menjaga lingkungan
5 Wisatawan mulai mencari objek wisata baru yang memiliki daya tarik baru
Sumber: Adam, 2018
4.2.3 Analisis Strategi Matriks SWOT
Dari hasil penentuan fakor internal dan eksternal diatas, maka untuk merumuskan
pengembangannya, dilakukan analisis SWOT dengan menggunakan tabel matriks SWOT seperti
pada tabel dibawah ini.
[16]
Tabel 4. Matriks SWOT
STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
OPPORTUNITIES
(O)
Strategi S-O
1. Meningkatkan peran pemerintah
dalam mengembangkan dan
mempromosikan lokasi wisata dan
budaya adat
2. Pemerintah membuat rencana
pengembangan dan peremajaan
fasilitas umum di lokasi
3. Pemerintah bekerjasama dengan
pengelola dalam membuat kebijakan
dan rencana pengembangan lokasi
wisata
4. Pengelola meningkatkan pelayanan
bagi wisatawan yang berkunjung
Strategi W-O
1. Menambahkan rambu-rambu
terkait adanya ombak besar agar
wisatawan tidak berenang ke laut
2. Melakukan penataan dan
pendataan area perdagangan
disekitar kawasan, supaya
terstruktur, terlihat rapi dan bersih
3. Membenahi fasilitas umum,
seperti toilet umum, musholla,
dan area bermain
4. Menambahkan jumlah tempat
sampah, memberikan peraturan
tertulis supaya masyarakat dan
wisatawan ikut menjaga
kebersihan kawasan dan
pengadaan program pembersihan
lingkungan kawasan secara
berkala
5. Membuat rencana pengembangan
lokasi wisata terkait peningkatan
jumlah dan perawatan terhadap
fasilitas umum di lokasi wisata
Internal
Eksternal
[17]
STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
THREATS (T)
Strategi S-T
1. Pelebaran akses jalan dan
memperbaiki jalan berlubang
swadaya masyarakat guna
mendukung banyaknya wisatawan
ketika berkunjung
2. Pengelola mencari dan bekerjasama
dengan investor untuk mendanai
rencana pengembangan lokasi wisata
3. Membentuk Lembaga
kemasyarakatan yang dapat
bersinergi dan bermitra dengan
pengelola kawasan dalam
meningkatkan wisatawan
4. Membuat promosi yang menonjolkan
kekhasan daya tarik budaya yang ada
5. Pengelola mengoptimalkan potensi
alam yang sudah ada guna
menjadikan daya tarik alam yang
baru bagi wisatawan
Strategi W-T
1. Penambahan daya tarik buatan
sesuai karakteristik kawasan
untuk menarik jumlah wisatawan
karena ombak besar dan tidak
diperbolehkan berenang untuk
menarik wisatawan
2. Melakukan penataan dan
penambahan fasilitas-fasilitas
dikawasan supaya terstruktur,
terlihat lebih rapi sehingga
pengunjung merasa puas dan
nyaman
3. Memberikan aturan tertulis dan
sanksi bila perlu supaya
wisatawan turut menjaga
kebersihan lingkungan kawasan
4. Penambahan jumlah tempat
sampah serta pengangkutan
sampah secara berkala
5. Melakukan promosi secara lebih
atraktif, misalnya website yang
rapi atau jargon unik kawasan
Sumber: Analisis Penulis
Internal
[18]
4.2.4 Alternatif Strategi Pengembangan Pariwisata Kawasan Pantai Ngliyep
Berdasarkan analisis yang mempertimbangkan kepentingan factor-faktor eksternal dan
internal serta keterkaitan antar factor-faktornya (analisis SWOT) maka diperoleh beberapa
alternative strategi pengembangan pariwisata kawasan Pantai Ngliyep sebagai berikut:
1. Meningkatkan peran pemerintah dalam mengembangkan dan mempromosikan lokasi
wisata dan budaya adat
Kawasan Pantai Ngliyep memiliki daya tarik budaya yaitu berupa tradisi budaya
masyarakat lokal, dimana setiap tanggal 14 bulan Maulud tahun Hijriyah diadakan acara
khas adat masyarakat lokal yaitu acara Upacara Labuhan. Kegiatan upacara labuhan ini
sudah menjadi kegiatan turun-temurun masyarakat lokal yaitu berupa selamatan dengan
menyembelih hewan ternak yang disedekahkan kepada masyarakat sekitar pantai, serta
sebagian makanan juga dilarung atau ditebarkan ke tengah laut. Adapun dana kegiatan ini
bersumber dari iuran warga yang mengikuti tradisi acara Labuhan. Kegiatan tersebut dapat
berjalan lebih ramai jika ada peran pemerintah dalam mempromosikan budaya tersebut
sekaligus mempromosikan kawasan Pantai Ngliyep sebagai potensi wisata milik
Kabupaten Malang.
2. Melakukan penataan dan penambahan fasilitas-fasilitas di kawasan supaya terstruktur,
terlihat lebih rapi sehingga pengunjung merasa puas dan nyaman
Penataan ulang diperlukan dikarenakan pada kawasan pesisir Pantai Ngliyep
terlihat kurang bagus dari segi bangunan dan jumlahnya. Selain itu barang-barang yang
dijual setiap warung hampir sama sehingga pengunjung merasa kurang berbeda dengan
setiap warung. Untuk fasilitas umum berupa musholla perlu dilakukan perbaikan dengan
membangun lebih besar seiring dengan banyaknya jumlah wisatawan. Setelah melakukan
pembenahan hendaknya dilakukan perawatan dan dibentuk pengurus musholla untuk
menjaga kebersihan. Seperti halnya musholla, toilet umum sebaiknya dibentuk pengurus
untuk menjaga kebersihan supaya wangi selalu.
3. Menyediakan fasilitas pembuangan tempat sampah dan rambu-rambu menjaga kebersihan
lingkungan
Hampir semua pesisir di Indonesia memiliki permasalahan yang sama yaitu
pengelolaan sampah di kawasan pesisir. Strategi pengembangan pariwisata Pantai Ngliyep
[19]
untuk menarik wisatawan dapat dilakukan dengan menjaga kawasan pesisir tidak ada
sampah yang berserakan dengan cara menyediakan tong-tong sampah di beberapa titik dan
melakukan pembuangan sampah sesuai prosedur tanpa pembakaran sampah di tempat. Jika
perlu diberlakukan sanksi bagi pengunjung yang tidak menjaga lingkungan akan lebih baik.
4. Melakukan tambahan daya tarik wisata selain panorama pantai
Hal ini perlu dilakukan karena ombak pada Pantai Ngliyep cukup besar sehingg
tidak dapat digunakan untuk berenang. Tambahan daya tarik wisata buatan misalnya,
penambahan spot foto, arena bermain, dan outbond pantai. Daya tarik ini akan menaikkan
jumlah wisatawan karena wisata buatan di Pantai Ngliyep menarik
5. Melakukan promosi secara kreatif melalui media online
Memasuki zaman digital seperti ini, wisatawan lebih banyak berinteraksi
menggunakan media online seperti media sosial, memanfaatkan hal itu dapat dilakukan
promosi online melalui media sosial dan website. Hal ini dapat dilakukan jika semua
strategi diatas sudah dilakukan sehingga dapat menarik wisatawan.
[20]
BAB V
KESIMPULAN
1. Pantai Ngliyep salah satu wisata pantai di pesisir selatan Kabupaten Malang. Lokasi wisata
ini memiliki daya tarik berupa hamparan pasir pantai yang luas, dikelilingi tebing yang
curam, ombak yang tinggi, udara yang sejuk, hamparan pohon hutan tropis. Didukung juga
dengan adanya Teluk Putri dan terdapat budaya local setiap tahun upacara Labuhan.
2. Pantai Ngliyep sudah memiliki semua fasilitas pendukung pariwisata berupa tempat makan
dan minum, toko souvenir, area bermain, tempat parkir, toilet umum, mushola.
3. Analisis SWOT digunakan dalam menentukan factor internal dan eksternal seluruh aspek
pariwisata untuk menilai sesuai faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam
menentukan strategi pengembangan.
4. Strategi pengembangan pariwisata pesisir di kawasan Pantai Ngliyep Kabupaten Malang
yaitu:
 Meningkatkan peran pemerintah dalam mengembangkan dan mempromosikan
lokasi wisata dan budaya adat
 Melakukan penataan dan penambahan fasilitas-fasilitas di kawasan supaya
terstruktur, terlihat lebih rapi sehingga pengunjung merasa puas dan nyaman
 Menyediakan fasilitas pembuangan tempat sampah dan rambu-rambu menjaga
kebersihan lingkungan
 Melakukan tambahan daya tarik wisata selain panorama pantai
 Melakukan promosi secara kreatif melalui media online
[21]
DAFTAR PUSTAKA
Adam, M. B. (2018). Strategi Pengembangan Pariwisata Pesisir Di Kawasan Taman Wisata
Pantai Ngliyep Kabupaten Malang (Doctoral dissertation, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember).
Dahuri,R et al. (2001). Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Peisisir Dan Lautan Secara Terpadu
PT. Pradnya Paramita, Jakarta
Fajriah S.D., (2014). PengembanganSarana Dan Prasarana Untuk MendukungPariwisata Pantai
Yang Berkelanjutan, thesis, Universitas Diponegero
Info Malang Raya (2014), PANTAI NGLIYEP
https://infomalangbatu.wordpress.com/2014/04/17/pantaingliyep/, diakses 30 Mei 2020
Liyanara, Faylescha Virgitta (2018) Perubahan Budaya Larung Sesaji Dalam Perspektif Kearifan
Lokal Di Pantai Ngliyep Desa Kedungsalam Malang Jawa Timur. Sarjana thesis,
Universitas Brawijaya.
Putri, D. L. (2016). Perencanaan Marina untuk Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekonomi
Konservasi di Pantai Boom, Kabupaten Banyuwangi (Doctoral dissertation, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember).
Rais, J. (2001). Pedoman Penggambaran, Pengukurandan Penetapan Batas KewenanganDaerah
Propinsi dan Kabupaten/Kota di Wilayah Laut. DKP. Jakarta.
Rangkuti, F. (1998). Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis. Gramedia Pustaka Utama.
RENSTRA DISBUDPAR KABUPATEN MALANG (2010)
Sugiyono Prof Dr. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif Dan R&D, Alfabeta, Bandung
Wahyuni, S., Sulardiono, B., & Hendrarto, B. (2015). Strategi pengembangan ekowisata
Mangrove Wonorejo, Kecamatan Rungkut Surabaya. Management of Aquatic Resources
Journal, 4(4), 66-70.
Yoeti, O. A. (2001). Ilmu Pariwisata: Sejarah, Perkembangan dan prospeknya. Jakarta: Pertja.

More Related Content

What's hot

Proposal PKMK “KEBUNAGA” ( KERUPUK BUAH NAGA )
Proposal PKMK  “KEBUNAGA”  ( KERUPUK BUAH NAGA )Proposal PKMK  “KEBUNAGA”  ( KERUPUK BUAH NAGA )
Proposal PKMK “KEBUNAGA” ( KERUPUK BUAH NAGA )Fenti Anita Sari
 
Proposal studi kelayakan_bisnis_cafe
Proposal studi kelayakan_bisnis_cafeProposal studi kelayakan_bisnis_cafe
Proposal studi kelayakan_bisnis_cafe20risman
 
MANAGEMEN PRODUKSI
MANAGEMEN PRODUKSIMANAGEMEN PRODUKSI
MANAGEMEN PRODUKSIMr.Mahmud
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiasaint Corpino
 
Sistematika laporan pkl dan penjelasannya baru
Sistematika  laporan pkl dan penjelasannya baruSistematika  laporan pkl dan penjelasannya baru
Sistematika laporan pkl dan penjelasannya baruBasyari Basyari
 
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA USAHA CUCIAN MOTOR DAN...
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA USAHA CUCIAN MOTOR DAN...LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA USAHA CUCIAN MOTOR DAN...
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA USAHA CUCIAN MOTOR DAN...Rizano Ahdiat R
 
Analisis titik impas
Analisis titik impasAnalisis titik impas
Analisis titik impasAtha Meidy
 
5_6307353439194056037.pdf
5_6307353439194056037.pdf5_6307353439194056037.pdf
5_6307353439194056037.pdfEra Wibowo
 
Penulisan Tesis dengan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Penulisan Tesis dengan Bahasa Indonesia yang Baik dan BenarPenulisan Tesis dengan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Penulisan Tesis dengan Bahasa Indonesia yang Baik dan BenarIvan Lanin
 
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...Nurfaizatul Jannah
 
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa IndonesiaMakalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa IndonesiaSeptiana Farikha
 
Makalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitianMakalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitianJerusman Marbun
 
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaShally Rahmawaty
 
Cover MATA KULIAH
Cover MATA KULIAHCover MATA KULIAH
Cover MATA KULIAHFaid Doen
 

What's hot (20)

Proposal PKMK “KEBUNAGA” ( KERUPUK BUAH NAGA )
Proposal PKMK  “KEBUNAGA”  ( KERUPUK BUAH NAGA )Proposal PKMK  “KEBUNAGA”  ( KERUPUK BUAH NAGA )
Proposal PKMK “KEBUNAGA” ( KERUPUK BUAH NAGA )
 
Proposal studi kelayakan_bisnis_cafe
Proposal studi kelayakan_bisnis_cafeProposal studi kelayakan_bisnis_cafe
Proposal studi kelayakan_bisnis_cafe
 
MANAGEMEN PRODUKSI
MANAGEMEN PRODUKSIMANAGEMEN PRODUKSI
MANAGEMEN PRODUKSI
 
Saham Biasa & Preferen
Saham Biasa & PreferenSaham Biasa & Preferen
Saham Biasa & Preferen
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Makalah Rencana Usaha
Makalah Rencana UsahaMakalah Rencana Usaha
Makalah Rencana Usaha
 
Ad art masjid
Ad art masjidAd art masjid
Ad art masjid
 
Kewirausahaan agribisnis
Kewirausahaan agribisnisKewirausahaan agribisnis
Kewirausahaan agribisnis
 
Sistematika laporan pkl dan penjelasannya baru
Sistematika  laporan pkl dan penjelasannya baruSistematika  laporan pkl dan penjelasannya baru
Sistematika laporan pkl dan penjelasannya baru
 
Time value mk
Time value   mkTime value   mk
Time value mk
 
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA USAHA CUCIAN MOTOR DAN...
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA USAHA CUCIAN MOTOR DAN...LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA USAHA CUCIAN MOTOR DAN...
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA USAHA CUCIAN MOTOR DAN...
 
Analisis titik impas
Analisis titik impasAnalisis titik impas
Analisis titik impas
 
5_6307353439194056037.pdf
5_6307353439194056037.pdf5_6307353439194056037.pdf
5_6307353439194056037.pdf
 
Penulisan Tesis dengan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Penulisan Tesis dengan Bahasa Indonesia yang Baik dan BenarPenulisan Tesis dengan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Penulisan Tesis dengan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
 
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
 
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa IndonesiaMakalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
 
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa IndonesiaMakalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
 
Makalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitianMakalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitian
 
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Cover MATA KULIAH
Cover MATA KULIAHCover MATA KULIAH
Cover MATA KULIAH
 

Similar to Pengembangan Pariwisata Pantai Ngliyep

Optimalisasi potensi taman jurug guwo luweng sebagai alternatif destinasi wis...
Optimalisasi potensi taman jurug guwo luweng sebagai alternatif destinasi wis...Optimalisasi potensi taman jurug guwo luweng sebagai alternatif destinasi wis...
Optimalisasi potensi taman jurug guwo luweng sebagai alternatif destinasi wis...Adelia Adelia
 
STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UN...
STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UN...STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UN...
STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UN...arnabichristie
 
LAPORAN_AKHIR - EDI YANTO.docx
LAPORAN_AKHIR - EDI YANTO.docxLAPORAN_AKHIR - EDI YANTO.docx
LAPORAN_AKHIR - EDI YANTO.docxKhairulSamuki1
 
ENG_Indonesia Blue Economy Roadmap_ebook_ISBN[001-076].en.id.pdf
ENG_Indonesia Blue Economy Roadmap_ebook_ISBN[001-076].en.id.pdfENG_Indonesia Blue Economy Roadmap_ebook_ISBN[001-076].en.id.pdf
ENG_Indonesia Blue Economy Roadmap_ebook_ISBN[001-076].en.id.pdfAndriWibisonoSHMSi
 
Laporan penelitian pariwisata
Laporan penelitian pariwisataLaporan penelitian pariwisata
Laporan penelitian pariwisataRahman Klu
 
Tempat wisata yang ada di jawa barat
Tempat wisata yang ada di jawa baratTempat wisata yang ada di jawa barat
Tempat wisata yang ada di jawa baratReizfan Farhanda
 
PPT RAZNAH.pptx
PPT RAZNAH.pptxPPT RAZNAH.pptx
PPT RAZNAH.pptxNurFaika9
 
Panduan praktikum ekowisata bahari2019
Panduan praktikum ekowisata bahari2019Panduan praktikum ekowisata bahari2019
Panduan praktikum ekowisata bahari2019Eko Efendi
 
Peran dan dampak sektor perikana terhadap pdrb kabupaten malang, jawa timur
Peran dan dampak sektor perikana terhadap pdrb kabupaten malang, jawa timurPeran dan dampak sektor perikana terhadap pdrb kabupaten malang, jawa timur
Peran dan dampak sektor perikana terhadap pdrb kabupaten malang, jawa timur123mki
 
Halaman pengesahan
Halaman pengesahanHalaman pengesahan
Halaman pengesahanAdul Imau
 
Isi pedoman teknis pump 2013 (13 juni) terbaru
Isi pedoman teknis pump 2013 (13 juni) terbaruIsi pedoman teknis pump 2013 (13 juni) terbaru
Isi pedoman teknis pump 2013 (13 juni) terbaruSyati Saptaria
 
proposal-bussiness-plan-wisata-edukasi-sebagai-upaya-pelestarian-dan-pengenal...
proposal-bussiness-plan-wisata-edukasi-sebagai-upaya-pelestarian-dan-pengenal...proposal-bussiness-plan-wisata-edukasi-sebagai-upaya-pelestarian-dan-pengenal...
proposal-bussiness-plan-wisata-edukasi-sebagai-upaya-pelestarian-dan-pengenal...PETUAPESONAUTTANUA
 
pembangunan dan pengembangan wilayah kubu tambahan-tirta gangga
pembangunan dan pengembangan wilayah kubu tambahan-tirta ganggapembangunan dan pengembangan wilayah kubu tambahan-tirta gangga
pembangunan dan pengembangan wilayah kubu tambahan-tirta ganggaMarsiningsih Yanyan
 
MOu green arts pantai nganteb - 2021
MOu green arts  pantai nganteb - 2021MOu green arts  pantai nganteb - 2021
MOu green arts pantai nganteb - 2021juni apri
 
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 09
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 09Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 09
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 09Mellianae Merkusi
 
LAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN (PKL) KAWASAN PANTAI PANGANDARAN
LAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN (PKL) KAWASAN PANTAI PANGANDARANLAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN (PKL) KAWASAN PANTAI PANGANDARAN
LAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN (PKL) KAWASAN PANTAI PANGANDARANAsri Yunita
 

Similar to Pengembangan Pariwisata Pantai Ngliyep (20)

Optimalisasi potensi taman jurug guwo luweng sebagai alternatif destinasi wis...
Optimalisasi potensi taman jurug guwo luweng sebagai alternatif destinasi wis...Optimalisasi potensi taman jurug guwo luweng sebagai alternatif destinasi wis...
Optimalisasi potensi taman jurug guwo luweng sebagai alternatif destinasi wis...
 
STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UN...
STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UN...STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UN...
STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UN...
 
LAPORAN_AKHIR - EDI YANTO.docx
LAPORAN_AKHIR - EDI YANTO.docxLAPORAN_AKHIR - EDI YANTO.docx
LAPORAN_AKHIR - EDI YANTO.docx
 
ENG_Indonesia Blue Economy Roadmap_ebook_ISBN[001-076].en.id.pdf
ENG_Indonesia Blue Economy Roadmap_ebook_ISBN[001-076].en.id.pdfENG_Indonesia Blue Economy Roadmap_ebook_ISBN[001-076].en.id.pdf
ENG_Indonesia Blue Economy Roadmap_ebook_ISBN[001-076].en.id.pdf
 
Laporan penelitian pariwisata
Laporan penelitian pariwisataLaporan penelitian pariwisata
Laporan penelitian pariwisata
 
Tempat wisata yang ada di jawa barat
Tempat wisata yang ada di jawa baratTempat wisata yang ada di jawa barat
Tempat wisata yang ada di jawa barat
 
PPT RAZNAH.pptx
PPT RAZNAH.pptxPPT RAZNAH.pptx
PPT RAZNAH.pptx
 
Panduan praktikum ekowisata bahari2019
Panduan praktikum ekowisata bahari2019Panduan praktikum ekowisata bahari2019
Panduan praktikum ekowisata bahari2019
 
Peran dan dampak sektor perikana terhadap pdrb kabupaten malang, jawa timur
Peran dan dampak sektor perikana terhadap pdrb kabupaten malang, jawa timurPeran dan dampak sektor perikana terhadap pdrb kabupaten malang, jawa timur
Peran dan dampak sektor perikana terhadap pdrb kabupaten malang, jawa timur
 
Halaman pengesahan
Halaman pengesahanHalaman pengesahan
Halaman pengesahan
 
Isi pedoman teknis pump 2013 (13 juni) terbaru
Isi pedoman teknis pump 2013 (13 juni) terbaruIsi pedoman teknis pump 2013 (13 juni) terbaru
Isi pedoman teknis pump 2013 (13 juni) terbaru
 
proposal-bussiness-plan-wisata-edukasi-sebagai-upaya-pelestarian-dan-pengenal...
proposal-bussiness-plan-wisata-edukasi-sebagai-upaya-pelestarian-dan-pengenal...proposal-bussiness-plan-wisata-edukasi-sebagai-upaya-pelestarian-dan-pengenal...
proposal-bussiness-plan-wisata-edukasi-sebagai-upaya-pelestarian-dan-pengenal...
 
pembangunan dan pengembangan wilayah kubu tambahan-tirta gangga
pembangunan dan pengembangan wilayah kubu tambahan-tirta ganggapembangunan dan pengembangan wilayah kubu tambahan-tirta gangga
pembangunan dan pengembangan wilayah kubu tambahan-tirta gangga
 
4 4 andi puspita eka putri rasni
4 4 andi puspita eka putri rasni4 4 andi puspita eka putri rasni
4 4 andi puspita eka putri rasni
 
MOu green arts pantai nganteb - 2021
MOu green arts  pantai nganteb - 2021MOu green arts  pantai nganteb - 2021
MOu green arts pantai nganteb - 2021
 
1 ikan-mas
1 ikan-mas1 ikan-mas
1 ikan-mas
 
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 09
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 09Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 09
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 09
 
Pkm Gt
Pkm GtPkm Gt
Pkm Gt
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
LAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN (PKL) KAWASAN PANTAI PANGANDARAN
LAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN (PKL) KAWASAN PANTAI PANGANDARANLAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN (PKL) KAWASAN PANTAI PANGANDARAN
LAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN (PKL) KAWASAN PANTAI PANGANDARAN
 

More from Esti Dyah

Makalah Olahraga Lari
Makalah Olahraga LariMakalah Olahraga Lari
Makalah Olahraga LariEsti Dyah
 
Catatan Puisi baru
Catatan Puisi baruCatatan Puisi baru
Catatan Puisi baruEsti Dyah
 
Makalah Sosialisasi
Makalah SosialisasiMakalah Sosialisasi
Makalah SosialisasiEsti Dyah
 
Pkn kebijakan publik
Pkn kebijakan publikPkn kebijakan publik
Pkn kebijakan publikEsti Dyah
 
Perbedaan LBB dan PBB
Perbedaan LBB dan PBBPerbedaan LBB dan PBB
Perbedaan LBB dan PBBEsti Dyah
 
Tarian mancanegara
Tarian mancanegaraTarian mancanegara
Tarian mancanegaraEsti Dyah
 

More from Esti Dyah (7)

Makalah Olahraga Lari
Makalah Olahraga LariMakalah Olahraga Lari
Makalah Olahraga Lari
 
Catatan Puisi baru
Catatan Puisi baruCatatan Puisi baru
Catatan Puisi baru
 
Makalah Sosialisasi
Makalah SosialisasiMakalah Sosialisasi
Makalah Sosialisasi
 
Pkn kebijakan publik
Pkn kebijakan publikPkn kebijakan publik
Pkn kebijakan publik
 
Tik email
Tik emailTik email
Tik email
 
Perbedaan LBB dan PBB
Perbedaan LBB dan PBBPerbedaan LBB dan PBB
Perbedaan LBB dan PBB
 
Tarian mancanegara
Tarian mancanegaraTarian mancanegara
Tarian mancanegara
 

Pengembangan Pariwisata Pantai Ngliyep

  • 1. PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN LAUT TERPADU STUDI STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA PANTAI NGLIYEP, KABUPATEN MALANG ESTI DYAH ARUM MAWARNI NRP. 03211740000037 Dosen pengajar: Dr. Ir. Wahyudi, M.Sc. Drs. Mahmud Mustain, Ph.D. INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2020
  • 2. [i] DAFTAR ISI DAFTAR ISI................................................................................................................................... i DAFTAR TABEL ......................................................................................................................... ii DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1 1.1 Latar belakang....................................................................................................................... 1 1.2 Rumusan masalah ................................................................................................................. 2 1.3 Penyelesaian masalah............................................................................................................ 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................. 3 2.1 Pengertian Wilayah Pesisir ................................................................................................... 3 2.2 Potensi Wilayah Pesisir......................................................................................................... 3 2.3 Definisi Pariwisata ................................................................................................................ 4 2.4 Komponen-komponen dalam Pengembangan Pariwisata..................................................... 5 2.5 Analisis SWOT ..................................................................................................................... 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................... 7 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................................... 9 4.1 Gambaran Umum Wilayah ................................................................................................... 9 4.1.1 Lokasi Geografis Kawasan Pantai Ngliyep ................................................................... 9 4.1.2 Potensi Pariwisata ........................................................................................................ 10 4.1.3 Fasilitas Pendukung ..................................................................................................... 11 4.2 Hasil Analisa dan Pembahasan ........................................................................................... 14 4.2.1 Analisis Faktor Internal Pengembangan Pariwisata Pantai Ngliyep............................ 14 4.2.2 Analisis Faktor Eksternal Pengembangan Pariwisata Pantai Ngliyep ......................... 15 4.2.3 Analisis Strategi Matriks SWOT ................................................................................. 15 4.2.4 Alternatif Strategi Pengembangan Pariwisata Kawasan Pantai Ngliyep ..................... 18 BAB V KESIMPULAN .............................................................................................................. 20 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 21
  • 3. [ii] DAFTAR TABEL Tabel 1. Metode Analisis SWOT .................................................................................................. 8 Tabel 2. Analisis Faktor Internal Wisata Pantai Ngliyep ............................................................ 14 Tabel 3. Analisis Faktor Eksternal Wisata Pantai Ngliyep ......................................................... 15 Tabel 4. Matriks SWOT.............................................................................................................. 16 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kuadran analisis SWOT ............................................................................................. 6 Gambar 2. Tampak Satelit area Pantai Ngliyep ........................................................................... 9 Gambar 3. Panorama alam Pantai Ngliyep ................................................................................ 10 Gambar 4. Upacara Labuhan...................................................................................................... 11 Gambar 5. Warung makan dan minum ...................................................................................... 12 Gambar 6. Warung makan yang ditinggal pemiliknya............................................................... 12 Gambar 7. Toilet Umum ............................................................................................................ 13 Gambar 8. Musholla ................................................................................................................... 13
  • 4. [1] BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Wilayah pesisir memiliki potensi lain berupa keunikan dan keindahan alam yang dapat menjadi daya tarik wisata sehingga aktivitas pariwisata pun dapat dikembangkan dan menghasilkan dampak positif dengan ikut meningkatkan perekonomian kawasan. Pengembangan pariwisata pesisir sendiri pada dasarnya difokuskan pada pemandangan, karakteristik ekosistem, kekhasan seni budaya dan karakteristik masyarakat sebagai kekuatan dasar yang dimiliki oleh masing – masing daerah. Reaksi atas pengembangan pariwisata ini dapat berupa implikasi negatif berupa terdegradasinya lingkungan akibat eksploitasi sumber daya untuk aktivitas pariwisata, sehingga diperlukan pengelolaan dan pengembangan pariwisata bahari yang berkelanjutan yang memperhatikan kebutuhan generasi saat ini dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan (hidup) generasi penerus di waktu yang akan datang. Pengembangan wisata bahari yang berkelanjutan juga dapat memberikan implikasi positif bagi kelestarian lingkungan pesisir. Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi pesisir adalah Kabupaten Malang. Kabupaten Malang yang kondisi geografisnya terdiri dari wilayah pegunungan dan dataran/ lembah serta perairan pantai membentuk bentangan-bentangan alam yang indah dengan hamparan pantai yang luas dan berpasir putih, hal ini memungkinkan untuk pengembangan pariwisata. Pengembangan pariwisata dapat ditempuh melalui pengadaan paket wisata, pengembangan jalur wisata, pengadaan sarana dan prasarana penunjang pariwisata seperti hotel dan penginapan serta peningkatan aksesbilitas dengan meningkatkan kondisi jalan dan penyediaan sarana transportasi menuju obyek wisata (Renstra Disbudpar Kab. Malang 2010). Kabupaten Malang bagian Selatan sebagian besar wilayahnya terdiri dari kawasan pesisir. Beberapa wisata pantai yang ada di kawan pesisir Kabupaten Malang diantaranya yaitu pantai Sendang Biru, pantai Balekambang, pantai Bajulmati, pantai Tambak Rejo, dan Pantai Ngliyep (Kristiyarini, 2014). Pantai Ngliyep terletak di Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo, dan berjarak sekitar 64 km dari Kota Malang. Luas areal kawasan Pantai Ngliyep kurang lebih 10 Ha yang mana terdiri atas hutan lindung, areal wisata pantai, penginapan, dan lahan parkir. Kawasan Pantai Ngliyep memiliki panorama yang indah, hamparan pasir putih lembut, area bermain yang luas dengan ditumbuhi pepohonan yang rindang. Selain itu pantai ini memiliki Teluk Putri dengan view
  • 5. [2] yang sangat indah, lokasinya berada berhimpitan di sebelah kiri Pantai Ngliyep (infomalangbatu, 2014). Pantai Ngliyep juga mempunyai atraksi budaya tradisional, yaitu upacara Labuhan yang dilaksanakan setiap tahunnya pada tanggal 12 Maulud (bulan Jawa) di sebuah petilasan yang bernama Gunung Kombang. Pada tahun 1980 akses menuju Pantai Ngliyep telah dibenahi dengan melakukan pengaspalan hotmix. Ngliyep dikelola langsung oleh pemerintah daerah Kabupeten Malang. Namun dalam perkembangannya, timbul berbagai macam permasalahan yang berkaitan dengan kawasan pesisir. Permasalahan tersebut apabila tidak ditindaklanjuti akan mempengaruhi kelangsungan dan keberadaan wisata pesisir tersebut. Permasalahan pertama disebabkan pengelolaan sampah yang kurang baik sehingga kotoran sampah yang berserakan dibibir pantai mengganggu keindahan pemandangan dan kenyamanan wisatawan. Permasalahan kedua berupa fasilitas pendukung yang kurang memadai guna menarik wisatawan, seperti misalnya tempat parkir yang belum tertata rapi, warung-warung penjual makanan yang terlihat kumuh, toilet, toko souvenir dan penginapan yang masih perlu pengembangan agar pengunjung merasa nyaman. Berdasarkan permasalahan dan potensi yang ada Pantai Ngliyep perlu adanya rencana strategi pengembangan pariwisata agar meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. 1.2 Rumusan masalah Dari latar belakang tersebut maka terdapat permasalahan yang menyebabkan kurangnya pengunjung di kawasan Pantai Ngliyep, yaitu pengelolaan sampah kurang baik dan fasilitas pendukung yang kurang memadai. Memperhatikan permasalahan tersebut, dapat dilakukan rumusan masalah “Bagaimana strategi pengembangan pariwisata pesisir di kawasan Pantai Ngliyep?” 1.3 Penyelesaian masalah Langkah penyelesaian masalah yang dilakukan penulis, yaitu: 1. Mengidentifikasi karakteristik dari seluruh aspek pariwisata di kawasan Pantai Ngliyep 2. Menganalisis faktor internal dan eksternal dari seluruh aspek pariwisata di kawasan Pantai Ngliyep Kabupaten Malang 3. Merumuskan strategi pengembangan pariwisata pesisir di kawasan Pantai Ngliyep Kabupaten Malang.
  • 6. [3] BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Wilayah Pesisir Wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah dimana daratan berbatasan dengan laut. Batas di daratan meliputi daerah-daerah yang tergenang air maupun yang tidak tergenang air yang masih dipengaruhi oleh proses-proses laut, seperti pasang surut, dari intrusi air laut, sedangkan batas di laut adalah daerah-daerah yang dipengaruhi oleh proses-proses alami di daratan seperti sedimentasi dan mengalirnya air tawar ke laut, serta yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan (Rais, 2001). 2.2 Potensi Wilayah Pesisir Potensi pembangunan yang terdapat di wilayah pesisir dan lautan adalah (Dahuri, 2001) a. Hutan Mangrove Hutan Mangrove merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan yang penting di wilayah pesisir dan lautan. Selain mempunyai fungsi ekologis sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, hutan mangrove juga mempunyai fungsi ekonomis penting seperti penyedia kayu, daun-daunan sebagai bahan baku obat-obatan, dan lain-lain. b. Terumbu Karang Ekosistem terumbu karang mempumyai produktivitas organik yang sangat tinggi dibandingkan ekosistem lainnya, demikian pula keanekaragaman hayatinya. Terumbu karang menghasilkan berbagai produk yang mempunyai nilai ekonomi penting seperti berbagai jenis ikan karang, udang karang, alga, teripang, dan kerang mutiara. Di beberapa tempat di Indonesia, karang batu (hard coral) dipergunakan untuk berbagai kepentingan seperti konstruksi jalan dan bangunan, bahan baku industri, dan perhiasan. c. Padang Lamun dan Rumput Laut Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri untuk hidup di bawah permukaan air laut. Lamun hidup di perairan dangkal agak berpasir, sering juga dijumpai di ekosisitem terumbu karang. Sama halnya dengan rerumputan di daratan, lamun juga membentuk padang yang luas dan lebat di dasar
  • 7. [4] laut yang masih terjangkau oleh cahaya matahari dengan tingkat energi cahaya yang memadai bagi pertumbuhannya. Lamun tumbuh tegak, berdaun tipis yang bentuknya mirip pita dan berakar jalar. Tunas-tunas tumbuh dari rhizoma, yaitu bagian rumput yang tumbuh menjalar di bawah permukaan dasar laut. d. Sumber Daya Perikanan Laut Potensi sumber daya perikanan laut di Indonesia terdiri dari sumber daya perikanan pelagis besar (451.830 ton / tahun) dan pelagis kecil (2.423.000 ton /tahun), sumber daya perikanan demersal (3.163.630 ton/ tahun), udang (100.720 ton/tahun), ikan karang (80.082 ton/tahun) dan cumi-cumi (328.960ton/tahun). Dengan demikian secara nasional potensi lestari sumber daya perikanan laut sebesar 6,7 juta ton / tahun dengan tingkat pemanfaatan mencapai 48%. e. Pariwisata dan Rekreasi Kegiatan di daerah pariwisata dan rekreasi dapat menimbulkan masalah ekologis yang khusus di bandingkan dengan kegiatan ekonomi lain mengingat bahwa keindahan dan keaslian alam merupakan modal utama.Bila suatu wilayah pesisir akan dibangun untuk wilayah rekreasi, biasanya fasilitas pendukung lainnya juga berkembang pesat. Oleh karena itu perencanaan pengembangan pariwisata di wilayah pesisir hendaknya dilakukan secara menyeluruh,termasuk di antaranya inventarisasi dan penilaian sumber daya yang cocok untuk periwisata, perkiraan tentang berbagai dampak (impact) terhadap lingkungan pesisir, hubungan sebab akibat dari berbagai macam tata guna, serta pemilihan pemanfaatannya 2.3 Definisi Pariwisata Pariwisata adalah kegiatan orang-orang yang bepergian ke tempat di luar lingkungan biasa mereka selama tidak lebih dari satu tahun berturut-turut untuk liburan, bisnis dan tujuan lainnya (Adam, 2018). Menurut beberapa ahli yang lain, pariwisata lain dapat diartikan dengan berbagai definisi yaitu sebagai berikut: Pariwisata dalam arti luas adalah kegiatan rekreasi diluar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sehingga berdasarkan definisi di atas maka Pariwisata adalah kegiatan orang-orang yang berpergian ke tempat diluar domisili selama tidak lebih dari satu tahun yang tujuannya untuk berlibur, rekreasi, olahraga dll. Serta adanya interaksi antar pelaku pariwisata dalam mengelola (Adam, 2018).
  • 8. [5] 2.4 Komponen-komponen dalam Pengembangan Pariwisata Suatu obyek pariwisata harus memenuhi tiga kriteria agar obyek tersebut diminati pengunjung, yaitu (Yoeti, 2001): 1. Something to see, adalah obyek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang bisa dilihat atau dijadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain obyek wisata tersesbut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu untuk menyedot minat dari wisatawan untuk berkunjung di obyek tersebut. 2. Something to do, adalah agar wisatawan yang melakukan pariwisata di sana bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan senang, bahagia, relax berupa fasilitas rekreasi baik itu arena bermain ataupun tempat makan, terutama makanan khas dari tempat tersebut sehingga mampu membuat wisatawan lebih betah untuk tinggal di sana. 3. Something to buy, adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada umumnya adalah ciri khas atau ikon dari daerah tersebut, sehingga bisa dijadikan sebagai oleh-oleh. 2.5 Analisis SWOT Salah satu analisa yang dapat digunakan untuk mengetahui potensi wilayah dikenal sebagai Analisa Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT). Analisa ini juga digunakan untuk mengetahui kondisi eksternal dan internal sebuah wilayah, program, atau hal lain yang menjadi objek penelitian (Kementerian Pekerjaan Umum, 2010). Proses menganalisa SWOT dimulai dengan mengidentifikasi faktor internal yang terdiri dari strength dan weakness serta faktor eksternal yang terdiri dari opportunity dan threat. Selanjutnya dilakukan proses scoring atau pembobotan untuk mengetahui posisi sebuah wilayah dalam Kuadran Analisa SWOT seperti Gambar 1.
  • 9. [6] Gambar 1. Kuadran analisis SWOT Arahan pengembangan secara umum yang ditunjukkan pada Kuadran SWOT selanjutnya perlu ditindaklanjuti melalui strategi dengan memanfaatkan kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya. Adapun penentuan strategi dapan dilakukan dengan bantuan matriks SWOT.
  • 10. [7] BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah berdasarkan data sekunder menggunakan beberapa kajian literatur yang berkaitan dengan pengembangan pariwisata pesisir. Selanjutnya, data tersebut digunakan sebagai input untuk analisis pada tahap berikutnya. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan, menganalisis, mencatat dan menginterpretasi kondisi yang terjadi atau yang ada di lokasi penelitian. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono, 2013). Menurut Sugiyono (2013), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel penelitian yang digunakan yaitu variabel yang telah didapatkan pada proses sebelumnya yaitu pada tahap studi literatur yang dilakukan pada BAB 2. Variabel yang sudah didapatkan digunakan dalam penyusunan strategi pengembangan pariwisata pesisir yang berkelanjutan di kawasan Pantai Ngliyep. Agar tercapainya tujuan dari penelitian ini, maka penulis menggunakan metode Analisis SWOT. SWOT adalah suatu metode analisa dari lingkungan internal Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) serta lingkungan eksternal Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman) yang dihadapi di dunia bisnis. Analisis SWOT dalam bidang pariwisata dapat dimanfaatkan untuk merumuskan strategi pengembangan pariwisata, analisis SWOT dapat merumuskan secara rasional dan berurutan sesuai dengan tujuan keperluannya sebagai berikut: a. Memberikan gambaran mengenai permasalahan yang perlu diindikasikan untuk suatu keperluan tertentu. b. Menganalisis hubungan antar isu c. Memberikan skenario dan strategi keadaan sekarang dan masa datang yang akan dituju
  • 11. [8] Analisis SWOT dilakukan berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan potensi dan kesempatan namun secara bersamaan dapat meminimalisasi kendala dan ancaman sehingga akan memberikan output berupa target atau perlakuan untuk mencapai tujuan. Tabel 1. Metode Analisis SWOT FAKTOR PENENTU Faktor Internal Kekuatan (S) Kelemahan (W) Faktor Eksternal Peluang (O) SO WO Ancaman (T) ST WT Sumber: Rangkuti, 2015 Dalam analisis matriks SWOT terjadi interaksi penggabungan dari strategi yang meliputi kombinasi interaksi strategi internal-eksternal yang terdiri dari, antara lain: a. Strategi SO, yang digunakan untuk menarik keuntungan dari peluang yang tersedia dalam lingkungan eksternal. b. Strategi WO, bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang dari lingkungan eksternal. c. Strategi ST, bertujuan untuk memperkecil dampak yang akan terjadi dari lingkungan eksternal. d. Strategi WT, bertujuan untuk memperkuat dari dalam usaha untuk memperkecil kelemahan internal dan mengurangi tantangan eksternal. Analisis SWOT ini dilakukan setelah melakukan kajian literatur faktor internal dan faktor eksternal yang ada di wilayah kawasan Pantai Ngliyep.
  • 12. [9] BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Wilayah 4.1.1 Lokasi Geografis Kawasan Pantai Ngliyep Wisata Pantai Ngliyep merupakan salah satu lokasi wisata pantai di pesisir selatan Kabupaten Malang, terletak di tepi Samudera Hindia tepatnya di Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Secara geografis Desa Kedungsalam terletak pada 8,1943 LS dan 112,2705 BT. Adapun batas daerahnya adalah sebagai berikut: Sebelah Barat : Desa Tempusari dan Desa Mentaraman Sebelah Timur : Desa Banjarejo Sebelah Utara : Desa Telogosari Sebelah Selatan : Samudra Hindia Gambar 2. Tampak Satelit area Pantai Ngliyep Sumber: Google maps Luas wilayah Desa Kedugsalam adalah 33.56 km2 atau 3.356 ha. Desa terluas dari 10 Desa di Wilayah Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang. Kondisi topografi desa Kedungsalam adalah perbukitan dan pantai
  • 13. [10] 4.1.2 Potensi Pariwisata Potensi pariwisata merupakan salah satu factor penarik wisatawam untuk hadir pada lokasi objek wisata. Potensi wisata yang menarik akan menjadi factor penentu untuk meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan, maka dari itu potensi wisata ini perlu dikelola dan dikembangangkan dengan baik. Kawasan Pantai Ngliyep memiliki daya Tarik berupa wisata alam dan budayanya. Wisata alam yang ditawarkan disini yaitu berupa pemandangan alam pantai yang indah, hamparan pasir putih dikelilingi oleh tebing yang curam serta suasana yang sejuk karena dikelilingi pohon-pohon yang rindang dan hamparan hutan tropis. Sebelah timur pantai terdapat sebuah Teluk Putri berlokasi sebelahan dengan Pantai Ngliyep yang dibatasi tebing tinggi. Sedikit ke timur terdapat sebuah pulau kecil bernama Gunung Kombang yang didalamnya terdapat sebuah petilasan yang digunakan masyarakat untuk berdoa atau bersemedi disetiap malam Jumat. Di gunung Kombang ini pula, masyarakat local menjadikan tempat ini sebagai tempat ritual Upacara Labuhan yang diadakan setiap tahunnya. (Adam, 2018) Gambar 3. Panorama alam Pantai Ngliyep Sumber: www.kanalmalang.net Namun, keindahan pantai ini sedikit tercemar dengan kondisi lingkungan yang kurang bersih dimana sampah-sampah berserakan di sekitar pantai. Jumlah tempat sampah yang tersedia juga sedikit. Sistem pengelolaan sampah di kawasan Pantai Ngliyep ini dengan cara sampah- sampah dikumpulkan pada tong-tong sampah yang sudah tersebar di sekitar area pantai, setelah itu oleh pengelola sampahnya ditimbun. Saat ini kesadaran wisatawan untuk menjaga lingkungan rendah sehingga banyak sampah yang dibuang wisatawan secara sembarangan sehingga membuat pengelola mengumpulkan sampah yang berserakan lalu dibakar. Pembakaran sampah ini
  • 14. [11] menimbulkan polusi udara berupa asap serta bekas pembakaran yang tidak dibersihkan (Adam, 2018). Wisata budaya di kawasan Pantai Ngliyep yaitu setiap tanggal 14 bulan Maulud tahun Hijriyah diadakan acara khas adat masyarakat sebagai kegiatan turun temurun masyarakat local yaitu Upacara Labuhan. Kegiatan ini berupa selamatan dengan menyembelih hewan ternak yang disedekahkan kepada masyarakat sekitar pantai, serta sebagian makanan juga dilarung atau ditebarkan ke tengah laut (Liyanara dan Faylescha, 2018) Gambar 4. Upacara Labuhan Sumber: http://wbmalangraya.blogspot.com/ 4.1.3 Fasilitas Pendukung a. Tempat Makan dan Minum Fasilitas tempat makan dan minum di area wisata merupakan fasilitas penyedia kebutuhan pangan yang mampu menjadi daya tarik wisata suatu daerah jika dilihat dari kekhasaan kuliner yang ditawarkan. Di kawasan Pantai Ngliyep terdapat beberapa bangunan warung makan semi permanen milik warga yang berjejer dan tertata rapi di kawasan dengan kondisi cukup baik, namun jumlahnya masih terhitung sedikit. Tempat ini dikelola langsung oleh masyarakat lokal Desa Kedungsalam (Adam, 2018).
  • 15. [12] Gambar 5. Warung makan dan minum Sumber: Adam, 2018 Gambar 6. Warung makan yang ditinggal pemiliknya Sumber: Adam, 2018 Namun, dari semua tempat makanan dan minuman tidak semuanyak buka bahkan beberapa tampak terlihat tutup dan tidak dirawat oleh pemiliknya. Bangunan terlihat mangkrak dan terlihat kumuh. Hal ini disebabkan karena turunnya jumlah wisatawan. b. Tempat Belanja Souvenir Kondisi toko souvenir di kawasan ini sama halnya dengan kondisi tempat makan dan minum, letaknya berjajar disekitar kawasan pantai dengan bangunan semi permanen. Kondisi dan kebersihan took souvenir di lokasi ini sudah cukup baik, namun jumlahnya masih terhitung sedikit. Adapan barang yang dijual yaitu berupa pakaian pantai, topi pantai, kacamata dan oleh-oleh yang terbuat dari kerang. Toko souvenir ini di kelola langsung oleh masyarakat lokal Desa Kedungsalam (Adam, 2018). c. Area bermain dan tempat parkir Area bermain di kawasan Pantai Ngliyep ini berupa ayunan, pendopo, dan spot foto di sekitar bibir pantai. Wisatawan yang berkunjung hanya bisa bermain di sekitar area pantai, dan
  • 16. [13] tidak diperbolehkan untuk berenang karena ombak di Pantai Ngliyep ini cukup besar. Fasilitas tempat parkir kawasan Pantai Ngliyep sudah tersedia dan area parkir rindang karena ditumbuhi pohon-pohon di sekitar parkiram sehingga kendaraan wisatawan tidak akan kepanasan (Adam, 2018). d. Toilet Umum dan Tempat Ibadah Secara fisik kondisi bangunan toilet umum di kawasan masih kuang baik. Kebersihannya kurang dijaga oleh pengelola. Sehingga setiap akan masuk dalam toilet tercium bau yang kurang sedap. Wisatawan yang ingin menggunakan fasilitas ini tidak dikenakan biaya. Namun, terdapat kotak sumbangan sukka rela untuk biaya kebersihan (Adam, 2018). Tempat ibadah yang berada di kawasan ini yaitu berupa mushola yang memiliki kondisi fisik yang kurang memadai. Selain ukurannya kecil, kondisi bangunan sudah terlihat rapuh untuk sebuah lokasi objek wisata, juga kurang bersih. Sehingga wisatawan enggan melaksanakan ibadah di fasilitas ini (Adam, 2018). Gambar 7. Toilet Umum Sumber: Adam, 2018 Gambar 8. Musholla Sumber: Adam, 2018
  • 17. [14] 4.2 Hasil Analisa dan Pembahasan 4.2.1 Analisis Faktor Internal Pengembangan Pariwisata Pantai Ngliyep Analisis faktor internal digunakan untuk menilai kinerja dari faktor kekuatan dan kelemahan yang ada untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini terkait kekuatan dan kelemahan yang ada dalam pengembangan Wisata Pantai Ngliyep. Adapun hasilnya bisa dilihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Analisis Faktor Internal Wisata Pantai Ngliyep NO Faktor – Faktor Internal KEKUATAN 1 Memiliki panorama alam yang indah, udara sejuk, hamparan pohon hutan tropis, jauh dari pusat kota didukung dengan adanya Teluk Putri yang bersebelahan 2 Terdapat budaya masyarakat local, berupa upacara adat Labuhan yang menjadi agenda besar tahunan Kabupaten Malang 3 Menjual makanan dan souvenir khas pesisir Pantai Ngliyep 4 Tersedia area bermain berupa hamparan pantai, spot foto dan ayunan 5 Tersedia tempat parkir kendaraan luas dan rindang 6 Tersedia toilet umum dan musholla 7 Masyarakat local mendapatkan peluang usaha dan ikut membantu menjaga kelestarian lingkungan kawasan Pantai Ngliyep 8 Sudah adanya pengelola dalam melakukan pengelolaan dan membuat rencana pengembangan kawasan KELEMAHAN 1 Ombak besar sehingga wisatawan tidak bisa berenang 2 Kebersihan lingkungan kurang baik, adanya sampah berserakan dan jumlah tempat sampah masih sedikit 3 Jumlah warung tempat makan dan jual souvenir masih sedikit dan beberapa terlihat mangkrak karena ditinggal pemiliknya 4 Beberapa fasilitas area bermain kondisinya rusak, toilet umum kurang dan berbau tidak sedap, tempat ibadah kecil dan tidak terawat Sumber: Adam, 2018
  • 18. [15] 4.2.2 Analisis Faktor Eksternal Pengembangan Pariwisata Pantai Ngliyep Analisis faktor eksternal, fokus pada peluang dan ancaman dari luar, tetapi dapat memberi pengaruh pengembangan pariwisata Pantai Ngliyep. Dalam hal ini, yang termasuk dalam faktor eksternal dalam aspek pariwisata di kawasan Pantai Ngliyep yaitu aksesibiltas, pemerintahan, pendukung jasa pariwisata, LSM serta wisatawan. Dari seluruh aspek eksternal tersebut, kemudian dianalisis apa saja peluang dan ancaman dari setiap aspek tersebut. Tabel 3. Analisis Faktor Eksternal Wisata Pantai Ngliyep NO Faktor – Faktor Eksternal PELUANG 1 Akses mudah dijangkau untuk menuju kesana dan sudah dilengkapi petunjuk arah 2 Pemerintah Kabupaten Malang ikut serta dalam membuat kebijkan perencanaan pengembangan pariwisata 3 Udara yang sejuk dan sunyi menjadikan wisatawan dating karena ingin menikmati pemandangan alam dan mencari ketenangan ANCAMAN 1 Dimensi jalan mengecil dan beberapa jalan kondisinya rusak. Kendaraan umum hanya beroperasi di jalur utama penghubung antar desa 2 Belum adanya investor yang bekerja sama dalam pengembangan 3 Belum ada lembaga kemasyarakatan atau LSD 4 Jumlah pengunjung mengalami penurunan seiring dengan rendahnya kesadaran wisatawan menjaga lingkungan 5 Wisatawan mulai mencari objek wisata baru yang memiliki daya tarik baru Sumber: Adam, 2018 4.2.3 Analisis Strategi Matriks SWOT Dari hasil penentuan fakor internal dan eksternal diatas, maka untuk merumuskan pengembangannya, dilakukan analisis SWOT dengan menggunakan tabel matriks SWOT seperti pada tabel dibawah ini.
  • 19. [16] Tabel 4. Matriks SWOT STRENGTHS (S) WEAKNESS (W) OPPORTUNITIES (O) Strategi S-O 1. Meningkatkan peran pemerintah dalam mengembangkan dan mempromosikan lokasi wisata dan budaya adat 2. Pemerintah membuat rencana pengembangan dan peremajaan fasilitas umum di lokasi 3. Pemerintah bekerjasama dengan pengelola dalam membuat kebijakan dan rencana pengembangan lokasi wisata 4. Pengelola meningkatkan pelayanan bagi wisatawan yang berkunjung Strategi W-O 1. Menambahkan rambu-rambu terkait adanya ombak besar agar wisatawan tidak berenang ke laut 2. Melakukan penataan dan pendataan area perdagangan disekitar kawasan, supaya terstruktur, terlihat rapi dan bersih 3. Membenahi fasilitas umum, seperti toilet umum, musholla, dan area bermain 4. Menambahkan jumlah tempat sampah, memberikan peraturan tertulis supaya masyarakat dan wisatawan ikut menjaga kebersihan kawasan dan pengadaan program pembersihan lingkungan kawasan secara berkala 5. Membuat rencana pengembangan lokasi wisata terkait peningkatan jumlah dan perawatan terhadap fasilitas umum di lokasi wisata Internal Eksternal
  • 20. [17] STRENGTHS (S) WEAKNESS (W) THREATS (T) Strategi S-T 1. Pelebaran akses jalan dan memperbaiki jalan berlubang swadaya masyarakat guna mendukung banyaknya wisatawan ketika berkunjung 2. Pengelola mencari dan bekerjasama dengan investor untuk mendanai rencana pengembangan lokasi wisata 3. Membentuk Lembaga kemasyarakatan yang dapat bersinergi dan bermitra dengan pengelola kawasan dalam meningkatkan wisatawan 4. Membuat promosi yang menonjolkan kekhasan daya tarik budaya yang ada 5. Pengelola mengoptimalkan potensi alam yang sudah ada guna menjadikan daya tarik alam yang baru bagi wisatawan Strategi W-T 1. Penambahan daya tarik buatan sesuai karakteristik kawasan untuk menarik jumlah wisatawan karena ombak besar dan tidak diperbolehkan berenang untuk menarik wisatawan 2. Melakukan penataan dan penambahan fasilitas-fasilitas dikawasan supaya terstruktur, terlihat lebih rapi sehingga pengunjung merasa puas dan nyaman 3. Memberikan aturan tertulis dan sanksi bila perlu supaya wisatawan turut menjaga kebersihan lingkungan kawasan 4. Penambahan jumlah tempat sampah serta pengangkutan sampah secara berkala 5. Melakukan promosi secara lebih atraktif, misalnya website yang rapi atau jargon unik kawasan Sumber: Analisis Penulis Internal
  • 21. [18] 4.2.4 Alternatif Strategi Pengembangan Pariwisata Kawasan Pantai Ngliyep Berdasarkan analisis yang mempertimbangkan kepentingan factor-faktor eksternal dan internal serta keterkaitan antar factor-faktornya (analisis SWOT) maka diperoleh beberapa alternative strategi pengembangan pariwisata kawasan Pantai Ngliyep sebagai berikut: 1. Meningkatkan peran pemerintah dalam mengembangkan dan mempromosikan lokasi wisata dan budaya adat Kawasan Pantai Ngliyep memiliki daya tarik budaya yaitu berupa tradisi budaya masyarakat lokal, dimana setiap tanggal 14 bulan Maulud tahun Hijriyah diadakan acara khas adat masyarakat lokal yaitu acara Upacara Labuhan. Kegiatan upacara labuhan ini sudah menjadi kegiatan turun-temurun masyarakat lokal yaitu berupa selamatan dengan menyembelih hewan ternak yang disedekahkan kepada masyarakat sekitar pantai, serta sebagian makanan juga dilarung atau ditebarkan ke tengah laut. Adapun dana kegiatan ini bersumber dari iuran warga yang mengikuti tradisi acara Labuhan. Kegiatan tersebut dapat berjalan lebih ramai jika ada peran pemerintah dalam mempromosikan budaya tersebut sekaligus mempromosikan kawasan Pantai Ngliyep sebagai potensi wisata milik Kabupaten Malang. 2. Melakukan penataan dan penambahan fasilitas-fasilitas di kawasan supaya terstruktur, terlihat lebih rapi sehingga pengunjung merasa puas dan nyaman Penataan ulang diperlukan dikarenakan pada kawasan pesisir Pantai Ngliyep terlihat kurang bagus dari segi bangunan dan jumlahnya. Selain itu barang-barang yang dijual setiap warung hampir sama sehingga pengunjung merasa kurang berbeda dengan setiap warung. Untuk fasilitas umum berupa musholla perlu dilakukan perbaikan dengan membangun lebih besar seiring dengan banyaknya jumlah wisatawan. Setelah melakukan pembenahan hendaknya dilakukan perawatan dan dibentuk pengurus musholla untuk menjaga kebersihan. Seperti halnya musholla, toilet umum sebaiknya dibentuk pengurus untuk menjaga kebersihan supaya wangi selalu. 3. Menyediakan fasilitas pembuangan tempat sampah dan rambu-rambu menjaga kebersihan lingkungan Hampir semua pesisir di Indonesia memiliki permasalahan yang sama yaitu pengelolaan sampah di kawasan pesisir. Strategi pengembangan pariwisata Pantai Ngliyep
  • 22. [19] untuk menarik wisatawan dapat dilakukan dengan menjaga kawasan pesisir tidak ada sampah yang berserakan dengan cara menyediakan tong-tong sampah di beberapa titik dan melakukan pembuangan sampah sesuai prosedur tanpa pembakaran sampah di tempat. Jika perlu diberlakukan sanksi bagi pengunjung yang tidak menjaga lingkungan akan lebih baik. 4. Melakukan tambahan daya tarik wisata selain panorama pantai Hal ini perlu dilakukan karena ombak pada Pantai Ngliyep cukup besar sehingg tidak dapat digunakan untuk berenang. Tambahan daya tarik wisata buatan misalnya, penambahan spot foto, arena bermain, dan outbond pantai. Daya tarik ini akan menaikkan jumlah wisatawan karena wisata buatan di Pantai Ngliyep menarik 5. Melakukan promosi secara kreatif melalui media online Memasuki zaman digital seperti ini, wisatawan lebih banyak berinteraksi menggunakan media online seperti media sosial, memanfaatkan hal itu dapat dilakukan promosi online melalui media sosial dan website. Hal ini dapat dilakukan jika semua strategi diatas sudah dilakukan sehingga dapat menarik wisatawan.
  • 23. [20] BAB V KESIMPULAN 1. Pantai Ngliyep salah satu wisata pantai di pesisir selatan Kabupaten Malang. Lokasi wisata ini memiliki daya tarik berupa hamparan pasir pantai yang luas, dikelilingi tebing yang curam, ombak yang tinggi, udara yang sejuk, hamparan pohon hutan tropis. Didukung juga dengan adanya Teluk Putri dan terdapat budaya local setiap tahun upacara Labuhan. 2. Pantai Ngliyep sudah memiliki semua fasilitas pendukung pariwisata berupa tempat makan dan minum, toko souvenir, area bermain, tempat parkir, toilet umum, mushola. 3. Analisis SWOT digunakan dalam menentukan factor internal dan eksternal seluruh aspek pariwisata untuk menilai sesuai faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam menentukan strategi pengembangan. 4. Strategi pengembangan pariwisata pesisir di kawasan Pantai Ngliyep Kabupaten Malang yaitu:  Meningkatkan peran pemerintah dalam mengembangkan dan mempromosikan lokasi wisata dan budaya adat  Melakukan penataan dan penambahan fasilitas-fasilitas di kawasan supaya terstruktur, terlihat lebih rapi sehingga pengunjung merasa puas dan nyaman  Menyediakan fasilitas pembuangan tempat sampah dan rambu-rambu menjaga kebersihan lingkungan  Melakukan tambahan daya tarik wisata selain panorama pantai  Melakukan promosi secara kreatif melalui media online
  • 24. [21] DAFTAR PUSTAKA Adam, M. B. (2018). Strategi Pengembangan Pariwisata Pesisir Di Kawasan Taman Wisata Pantai Ngliyep Kabupaten Malang (Doctoral dissertation, Institut Teknologi Sepuluh Nopember). Dahuri,R et al. (2001). Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Peisisir Dan Lautan Secara Terpadu PT. Pradnya Paramita, Jakarta Fajriah S.D., (2014). PengembanganSarana Dan Prasarana Untuk MendukungPariwisata Pantai Yang Berkelanjutan, thesis, Universitas Diponegero Info Malang Raya (2014), PANTAI NGLIYEP https://infomalangbatu.wordpress.com/2014/04/17/pantaingliyep/, diakses 30 Mei 2020 Liyanara, Faylescha Virgitta (2018) Perubahan Budaya Larung Sesaji Dalam Perspektif Kearifan Lokal Di Pantai Ngliyep Desa Kedungsalam Malang Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya. Putri, D. L. (2016). Perencanaan Marina untuk Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekonomi Konservasi di Pantai Boom, Kabupaten Banyuwangi (Doctoral dissertation, Institut Teknologi Sepuluh Nopember). Rais, J. (2001). Pedoman Penggambaran, Pengukurandan Penetapan Batas KewenanganDaerah Propinsi dan Kabupaten/Kota di Wilayah Laut. DKP. Jakarta. Rangkuti, F. (1998). Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis. Gramedia Pustaka Utama. RENSTRA DISBUDPAR KABUPATEN MALANG (2010) Sugiyono Prof Dr. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif Dan R&D, Alfabeta, Bandung Wahyuni, S., Sulardiono, B., & Hendrarto, B. (2015). Strategi pengembangan ekowisata Mangrove Wonorejo, Kecamatan Rungkut Surabaya. Management of Aquatic Resources Journal, 4(4), 66-70. Yoeti, O. A. (2001). Ilmu Pariwisata: Sejarah, Perkembangan dan prospeknya. Jakarta: Pertja.