SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
AIRWAY
MANAGEMENT
Ervina Cindranela
2002612170
FISIOLOGI PERNAPASAN
Respirasi atau pernapasan didefinisikan sebagai pertukaran
gas-gas antara suatu organisme dan lingkungannya.
Fisiologi pengaturan pernapasan dapat terjadi secara
involunter, volunteer humoral (kemoreseptor sentral dan
perifer) dan secara refleks mekanis.
- Involunter diatur di pons dan medulla oblongata
- Valunter diatur di korteks daerah frontal dan limbik
- Kemoreseptor setral di medulla
- Kemoreseptor perifer pada arcus-aorta dan badan carotid
- Reflek mekanik timbul karena adanya stretch-reseptor
pada otot polos bronkus
Udara masuk kedalam paru saat inspirasi, terdistribusi ke seluruh paru, terjadi
proses difusi dimana O2 pada alveoulus masuk kedalam aliran darah kapiler
paru, dibawa ke jantung kiri, diedarkan ke seluruh tubuh.
CO2 dari darah kapiler paru masuk ke alveolus dan bersama dengan uap air
akan dikeluarkan melalui paru saat ekspirasi.
DIFUSI
Difusi adalah proses perpindahan molekul dari area yang
relative bertekanan tinggi menuju tempat bertekanan rendah.
Oksigen akan berdifusi dari alveolus ke dalam kapiler dan CO2
akan berdifusi dari darah kepiler ke dalam alveolus.
Faktor-faktor yang memperngaruhi difusi:
- Perbedaan tekana parsial
- Luas area alveolar-capillary membrane (A-C)
- Ketebalan jaringan yang dilewati
- Koefisien difusi gas
TRANSPORO2 DALAMDARAH
Oksigen dalam darah berikatan dengan Hb dan Sebagian kecil
terlarut dalam plasma.
Satu gram Hb dapat membawa 1,34 mL O2 dengan saturasi
Hb (SaO2) 100%, dan oksigen yang terlarut dalam plasma
sekitar 0,3 mL setiap 100 mL darah pada PaO2 100 mmHg.
Oksigen dalam darah arteri akan diedarkan ke seluruh tubuh
yang dikenal sebagai oxygen delivery (DO2) dengan jumlah
oksigen yang diedarkan dalam 1 menit.
Secara kuantitatif dapat dihihitung denagn rumus:
DO2 = (CO x Hb x SaCO2) + O2 terlarut dalam plasma
TRANSPORCO2 DALAM DARAH
Metabolisme substrat di sel jaringan menghasilkan CO2+
H2O+ energi.
Selanjutnya CO2 masuk ke dalam sirkulasi darah balik,
kembali ke jantung kanan dan melalui arteri pulmonal dan
dikeluarkan melalui paru.
Produksi CO2 sebanyak 12.000- 15.000 mEq/hari atau 200-220
mL/menit sebagai volatile acide = carbonic acid = respiratory
acid.
CO2 didalam darah ditransportasikan dalam bentuk 5%
terlarut dalam plasma, 95% dibawa oleh eritrosit (carbamino-
CO2 dan bikarbonat)
AIRWAY MANAGEMENT
Manajemen jalan napas merupakanTindakan membebaskan
jalan napas dengan tetap memperhatikan kontrol servikal,
yang bertujuan untuk membebaskan saluran napas untuk
menjamin keluar masuknya udara ke paru secara normal
sehingga kecukupan oksigen dalam tubuh terpenuhi.
Oksigenasi dan ventilasi merupakan tujuan esensial dari
managemen jalan napas.
Indikasi manajemen jalan napas
Keputusan dalam melakukan manajemen jalan napas harus
dengan cepat dan sering tanpa adanya hasil laboratorium,
radiologi atau fungsi paru,
Keputusan dalam keadaan darurat berdasarkan pertimbangan
klinis dari tanda dan keluhan adanya oksigenasi dan ventilasi
yang tidak adekuat.
Tanda ancaman gagal napas: napas cepat, sesak, sianosis,
agitasi, penggunaan alat bantu napas, wheezing, stridor,
hipoksia dan hiperkarbia
PenilaianJalan Napas
- Inspeksi
dilihat leher dan dada, gerakan napas atau pengembangan
dada, warna kulit dan mukosa serta kesadaran
- Auskultasi
dengarkan aliran udara pernapasan, stridor, snoring,
hilangnya suara napas
- Palpasi
rasakan aliran udara pernapasan, buka mulut dan lihat jalan
napas atas.
Posisi Pasien
Menempatkan pasien pada posisi sniffing atau
lateral decubitus.
Posisi sniffing tercapai dengan fleksi dari tulang
leher ± 15 derajat dan ektensi maksimal dari sendi
atlantooccipital. Posisi ini dapat dicapai dengan
manuver chin-lift dan jaw- thrust.
PambukaanJalan Napas
denganAlat Bantu
1. Oropharyngeal Airway (OPA)
OPA atau guedel’s airway berbentuk S yang digunakan
untuk menahan lidah yang menutup dinding posterior
faring sehingga udara dapat mengalir. Digunakan untuk
pasien napas spontan dengan gangguan refleks batuk dan
muntah.
Cara mengukur OPA dengan meletakkan salah satu
ujungnya di sudut mulut dan ujung lainnya harus mancapai
sudut mandibula.
2. Nasopharyngeal Airway (NPA)
Digunakan pada pasien intoksikasi atau kasadaran
menurun tidak dapat mengunakan OPA. Efektif pada
keadaan trauma, trismus atau penghalang lain yang
menyulitkan memasukkan OPA.
NPA diukur mulai dari ujing hidung hingga telinga dan kira-
kira 2-4 cm lebih Panjang dari OPA.
NPA tidak digunakan pada pasien dengan gangguan
perdarahan adanya resiko epistasis dan pada pasien fraktur
basis cranii.
3. SungkupVentilasi
Sungkup muka dipasang dengan penekanan pada bagian
badan sungkup dengan ibu jari dan telunjuk. Jari tengah
dan jari manis menarik mandibula untuk ekstensi sendi
atlantooccipital. Tangan lainnya memompa kantong.
Atau
Dengan menggunakan dua tangan untuk mendapatkan
jaw thrust yang adekuat dan sangkup muka yang rapat dan
memerlukan bantuan asisten untuk memompa kantong.
4. Laryngeal Mask Airway (LMA)
LMA merupakan pipa yang
ujungnya berbentuk sungkup
dengan balon yang bisa
dikembangkan. LMA
dimasukkan ke dalam Faring
tanpa laringoskop.
5. Combitube
Combitube merupakan pipa dengan dua lumen dan dua
balon. Pipa ini dipasangkan tanpa perlu menvisualisasikan
pita suara.
Bila bombitube dimasukkan kedalam mulut dan balon
faring dikembangkan, balon akan berada diantara dasar
lidah dan palatum mole, sehingga combitube berada pada
posisi yang tepat dan memisahkan orofaring dari
hipofaring. Pengembangan balon esofagus akan
memisahkan trakea dan esofagus.
6. Intubasi Endotrakeal
Skor Mallampati
TERIMA KASIH
Ervina Cindranela
2002612170

More Related Content

Similar to Airway Management

PEMBERIAN OKSIGEN.pptx
PEMBERIAN OKSIGEN.pptxPEMBERIAN OKSIGEN.pptx
PEMBERIAN OKSIGEN.pptxIstiarini4
 
Kebutuhan Oksigenasi.pdf
Kebutuhan Oksigenasi.pdfKebutuhan Oksigenasi.pdf
Kebutuhan Oksigenasi.pdfIchaPbg
 
Makalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenMakalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenconesti08com
 
Makalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenMakalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenconesti08com
 
Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha
Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata rahaPrinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha
Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata rahaOperator Warnet Vast Raha
 
Anatomi & fisiologi respirasi
Anatomi & fisiologi respirasi Anatomi & fisiologi respirasi
Anatomi & fisiologi respirasi pingitan
 
1. KULIAH FAAL PERTAMA 2020.pptx
1. KULIAH FAAL PERTAMA 2020.pptx1. KULIAH FAAL PERTAMA 2020.pptx
1. KULIAH FAAL PERTAMA 2020.pptxssuser225f491
 
Breath System in Anatomy/ Sistem Pernapasan di Anatomi
Breath System in Anatomy/ Sistem Pernapasan di AnatomiBreath System in Anatomy/ Sistem Pernapasan di Anatomi
Breath System in Anatomy/ Sistem Pernapasan di AnatomiDimas Erda Widyamarta
 
Pertemuan 10 Respirasi.pdf
Pertemuan 10 Respirasi.pdfPertemuan 10 Respirasi.pdf
Pertemuan 10 Respirasi.pdfMazzRudy
 
12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt
12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt
12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.pptErik Efendi
 
Sistem respirasi pada manusia
Sistem respirasi pada manusiaSistem respirasi pada manusia
Sistem respirasi pada manusiaAmanina Syahida
 
sistem-respirasi.ppt
sistem-respirasi.pptsistem-respirasi.ppt
sistem-respirasi.pptpotecelleng
 

Similar to Airway Management (20)

PEMBERIAN OKSIGEN.pptx
PEMBERIAN OKSIGEN.pptxPEMBERIAN OKSIGEN.pptx
PEMBERIAN OKSIGEN.pptx
 
Kebutuhan Oksigenasi.pdf
Kebutuhan Oksigenasi.pdfKebutuhan Oksigenasi.pdf
Kebutuhan Oksigenasi.pdf
 
Tugas inhalasi
Tugas inhalasiTugas inhalasi
Tugas inhalasi
 
ppt respirasi
ppt respirasippt respirasi
ppt respirasi
 
Anastesiologi pdf
Anastesiologi pdfAnastesiologi pdf
Anastesiologi pdf
 
Makalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenMakalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigen
 
Makalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenMakalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigen
 
Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha
Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata rahaPrinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha
Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha
 
ANATOMI SISTEM RESPIRASI
ANATOMI SISTEM RESPIRASIANATOMI SISTEM RESPIRASI
ANATOMI SISTEM RESPIRASI
 
Anatomi dan fisiologi sistem
Anatomi dan fisiologi sistemAnatomi dan fisiologi sistem
Anatomi dan fisiologi sistem
 
Anatomi & fisiologi respirasi
Anatomi & fisiologi respirasi Anatomi & fisiologi respirasi
Anatomi & fisiologi respirasi
 
1. KULIAH FAAL PERTAMA 2020.pptx
1. KULIAH FAAL PERTAMA 2020.pptx1. KULIAH FAAL PERTAMA 2020.pptx
1. KULIAH FAAL PERTAMA 2020.pptx
 
Breath System in Anatomy/ Sistem Pernapasan di Anatomi
Breath System in Anatomy/ Sistem Pernapasan di AnatomiBreath System in Anatomy/ Sistem Pernapasan di Anatomi
Breath System in Anatomy/ Sistem Pernapasan di Anatomi
 
Pertemuan 10 Respirasi.pdf
Pertemuan 10 Respirasi.pdfPertemuan 10 Respirasi.pdf
Pertemuan 10 Respirasi.pdf
 
Atelektasis
AtelektasisAtelektasis
Atelektasis
 
Biology Chapter 7
Biology Chapter 7Biology Chapter 7
Biology Chapter 7
 
12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt
12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt
12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt
 
Makalah fishew
Makalah fishewMakalah fishew
Makalah fishew
 
Sistem respirasi pada manusia
Sistem respirasi pada manusiaSistem respirasi pada manusia
Sistem respirasi pada manusia
 
sistem-respirasi.ppt
sistem-respirasi.pptsistem-respirasi.ppt
sistem-respirasi.ppt
 

Recently uploaded

PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 

Recently uploaded (20)

PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 

Airway Management

  • 2. FISIOLOGI PERNAPASAN Respirasi atau pernapasan didefinisikan sebagai pertukaran gas-gas antara suatu organisme dan lingkungannya. Fisiologi pengaturan pernapasan dapat terjadi secara involunter, volunteer humoral (kemoreseptor sentral dan perifer) dan secara refleks mekanis. - Involunter diatur di pons dan medulla oblongata - Valunter diatur di korteks daerah frontal dan limbik - Kemoreseptor setral di medulla - Kemoreseptor perifer pada arcus-aorta dan badan carotid - Reflek mekanik timbul karena adanya stretch-reseptor pada otot polos bronkus
  • 3. Udara masuk kedalam paru saat inspirasi, terdistribusi ke seluruh paru, terjadi proses difusi dimana O2 pada alveoulus masuk kedalam aliran darah kapiler paru, dibawa ke jantung kiri, diedarkan ke seluruh tubuh. CO2 dari darah kapiler paru masuk ke alveolus dan bersama dengan uap air akan dikeluarkan melalui paru saat ekspirasi.
  • 4. DIFUSI Difusi adalah proses perpindahan molekul dari area yang relative bertekanan tinggi menuju tempat bertekanan rendah. Oksigen akan berdifusi dari alveolus ke dalam kapiler dan CO2 akan berdifusi dari darah kepiler ke dalam alveolus. Faktor-faktor yang memperngaruhi difusi: - Perbedaan tekana parsial - Luas area alveolar-capillary membrane (A-C) - Ketebalan jaringan yang dilewati - Koefisien difusi gas
  • 5. TRANSPORO2 DALAMDARAH Oksigen dalam darah berikatan dengan Hb dan Sebagian kecil terlarut dalam plasma. Satu gram Hb dapat membawa 1,34 mL O2 dengan saturasi Hb (SaO2) 100%, dan oksigen yang terlarut dalam plasma sekitar 0,3 mL setiap 100 mL darah pada PaO2 100 mmHg. Oksigen dalam darah arteri akan diedarkan ke seluruh tubuh yang dikenal sebagai oxygen delivery (DO2) dengan jumlah oksigen yang diedarkan dalam 1 menit. Secara kuantitatif dapat dihihitung denagn rumus: DO2 = (CO x Hb x SaCO2) + O2 terlarut dalam plasma
  • 6. TRANSPORCO2 DALAM DARAH Metabolisme substrat di sel jaringan menghasilkan CO2+ H2O+ energi. Selanjutnya CO2 masuk ke dalam sirkulasi darah balik, kembali ke jantung kanan dan melalui arteri pulmonal dan dikeluarkan melalui paru. Produksi CO2 sebanyak 12.000- 15.000 mEq/hari atau 200-220 mL/menit sebagai volatile acide = carbonic acid = respiratory acid. CO2 didalam darah ditransportasikan dalam bentuk 5% terlarut dalam plasma, 95% dibawa oleh eritrosit (carbamino- CO2 dan bikarbonat)
  • 7.
  • 8.
  • 9. AIRWAY MANAGEMENT Manajemen jalan napas merupakanTindakan membebaskan jalan napas dengan tetap memperhatikan kontrol servikal, yang bertujuan untuk membebaskan saluran napas untuk menjamin keluar masuknya udara ke paru secara normal sehingga kecukupan oksigen dalam tubuh terpenuhi. Oksigenasi dan ventilasi merupakan tujuan esensial dari managemen jalan napas.
  • 10. Indikasi manajemen jalan napas Keputusan dalam melakukan manajemen jalan napas harus dengan cepat dan sering tanpa adanya hasil laboratorium, radiologi atau fungsi paru, Keputusan dalam keadaan darurat berdasarkan pertimbangan klinis dari tanda dan keluhan adanya oksigenasi dan ventilasi yang tidak adekuat. Tanda ancaman gagal napas: napas cepat, sesak, sianosis, agitasi, penggunaan alat bantu napas, wheezing, stridor, hipoksia dan hiperkarbia
  • 11. PenilaianJalan Napas - Inspeksi dilihat leher dan dada, gerakan napas atau pengembangan dada, warna kulit dan mukosa serta kesadaran - Auskultasi dengarkan aliran udara pernapasan, stridor, snoring, hilangnya suara napas - Palpasi rasakan aliran udara pernapasan, buka mulut dan lihat jalan napas atas.
  • 12. Posisi Pasien Menempatkan pasien pada posisi sniffing atau lateral decubitus. Posisi sniffing tercapai dengan fleksi dari tulang leher ± 15 derajat dan ektensi maksimal dari sendi atlantooccipital. Posisi ini dapat dicapai dengan manuver chin-lift dan jaw- thrust.
  • 13.
  • 14. PambukaanJalan Napas denganAlat Bantu 1. Oropharyngeal Airway (OPA) OPA atau guedel’s airway berbentuk S yang digunakan untuk menahan lidah yang menutup dinding posterior faring sehingga udara dapat mengalir. Digunakan untuk pasien napas spontan dengan gangguan refleks batuk dan muntah. Cara mengukur OPA dengan meletakkan salah satu ujungnya di sudut mulut dan ujung lainnya harus mancapai sudut mandibula.
  • 15.
  • 16. 2. Nasopharyngeal Airway (NPA) Digunakan pada pasien intoksikasi atau kasadaran menurun tidak dapat mengunakan OPA. Efektif pada keadaan trauma, trismus atau penghalang lain yang menyulitkan memasukkan OPA. NPA diukur mulai dari ujing hidung hingga telinga dan kira- kira 2-4 cm lebih Panjang dari OPA. NPA tidak digunakan pada pasien dengan gangguan perdarahan adanya resiko epistasis dan pada pasien fraktur basis cranii.
  • 17.
  • 18. 3. SungkupVentilasi Sungkup muka dipasang dengan penekanan pada bagian badan sungkup dengan ibu jari dan telunjuk. Jari tengah dan jari manis menarik mandibula untuk ekstensi sendi atlantooccipital. Tangan lainnya memompa kantong. Atau Dengan menggunakan dua tangan untuk mendapatkan jaw thrust yang adekuat dan sangkup muka yang rapat dan memerlukan bantuan asisten untuk memompa kantong.
  • 19.
  • 20. 4. Laryngeal Mask Airway (LMA) LMA merupakan pipa yang ujungnya berbentuk sungkup dengan balon yang bisa dikembangkan. LMA dimasukkan ke dalam Faring tanpa laringoskop.
  • 21. 5. Combitube Combitube merupakan pipa dengan dua lumen dan dua balon. Pipa ini dipasangkan tanpa perlu menvisualisasikan pita suara. Bila bombitube dimasukkan kedalam mulut dan balon faring dikembangkan, balon akan berada diantara dasar lidah dan palatum mole, sehingga combitube berada pada posisi yang tepat dan memisahkan orofaring dari hipofaring. Pengembangan balon esofagus akan memisahkan trakea dan esofagus.
  • 22.
  • 25.