2. Pendahuluan
01.
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang
di batasi punggung-punggung gunung dimana air
hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan
ditampung oleh punggung gunung tersebut dan
akan dialirkan melalui sungai-sungai kecil ke
sungai utama. DAS termasuk suatu wilayah
daratan yang merupakan satu kesatuan dengan
3. Profil DAS Beringin
01.
Secara astronomis DAS Beringin terletak
diantara 110ΒΊ17β30ββ LS-110ΒΊ21β100ββLS dan
7ΒΊ4β00ββBT-6ΒΊ50β00ββBT. Secara geografis
dapat digambarkan bahwa DAS ini mengalir
dengan hulu di sebelah selatan dan airnya
mengalir ke arah hilir yang berada di utara
dan bermuara di Laut Jawa. Di sebelah barat
berbatasan dengan DAS Plumbon
sedangkan disebelah timur berbatasan
dengan DAS Garang. Secara administrasi
DAS Beringin terletak di Kota Semarang,
meliputi beberapa kelurahan di Kecamatan
Mijen, Kecamatan Ngaliyan, dan Kecamatan
Tugu.
4. Profil DAS Beringin
01.
Profil spasial Sungai Beringin akan
digambarkan dengan melihat kondisi fisiknya
sebagai berikut. Sungai Beringin merupakan
salah satu Sungai yang mengalir di wilayah
Semarang Barat, mulai dari Kecamatan Mijen
dan Kecamatan Ngaliyan dan bermuara di
Kecamatan Tugu (mengalir ke utara laut
Jawa). Panjang Sungai Beringin kurang lebih
mencapai 22,5 km dengan DAS seluas 30,36
KmΒ². Kondisi topografi DAS Beringin memiliki
kondisi yang berbukit-bukit pada daerah hulu
serta mempunyai karakteristik lereng yang
datar pada bagian hilir, dengan elevasi tanah
mendekati elevasi muka air laut sehingga
akan mempersulit pembuangan air ketika
pasang naik.
5. Bagaimana cara mengetahui
kondisi kekritisan DAS Beringin
Kota Semarang saat ini?
01.
Untuk mengetahui kondisi kekritisan DAS Beringin
menggunakan Metode Cook, di mana pada metode ini
akan dianalisis nilai koefisien air limpasan permukaan
pada DAS Beringin berdasarkan pada variabel tutupan
lahan, kelerengan, infiltrasi tanah, dan simpanan air pada
permukaan. Namun, variabel simpanan permukaan tidak
dapat ditentukan secara langsung sehingga digunakan
variabel pengganti, yaitu kerapatan aliran. Adapun rumus
koefisien limpasan permukaan yaitu:
6. 01.
Berdasarkan tutupan lahannya, DAS Bringin
memiliki vegetasi penutup sebesar 54% dari
total luas DAS Bringin. Maka koefisien
berdasarkan ketetapan metode Cook adalah
0,1. Sehingga nilai koefisien limpasan
permukaan setiap satuan lahan pada variabel
tutupan lahan didapat dari perhitungan
sebagai berikut :
Sumber: https://das-bringin-kota-semarang-
esriidcommunity.hub.arcgis.com/
7. .
Kelerangan DAS Beringin
Berdasarkan hasil klasifikasi kelerengan pada
DAS Bringin, nilai koefisien limpasan
permukaan berdasarkan ketetapan metode
Cook adalah 0,1 (untuk kelerengan 0-5%), 0,2
(untuk kelerengan 5-10%), 0,3 (untuk
kelerengan 10-30%, dan 0,4 (untuk kelerengan
>30%). Sehingga nilai koefisien limpasan
permukaan setiap satuan lahan pada variabel
kelerengan didapat dari perhitungan sebagai
berikut :
8. Kerapatan aliran sungai
Berdasarkan klasifikasi kerapatan
aliran sungai, DAS Bringin memiliki
kerapatan aliran sungai kategori
sedang yaitu antara 0,25 β 10 km/km2.
Maka, nilai koefisien berdasarkan
ketetapan metode Cook adalah 0,1
9. Jenis tanah dan tingkat infiltrasi DAS Beringin
Penentuan infiltrasi tanah ini dilakukan dengan berdasarkan
identifikasi jenis tanah pada DAS Bringin. Jenis tanah tersebut
diidentifikasi berdasarkan teksturnya. Tekstur tanah tersebut
diasumsikan memiliki hubungan dengan kecepatan atau tingkat
infiltrasinya. Jenis tanah dan karakter teksturnya yang terdapat
di DAS Bringin adalah ditujukan pada table sebalah
Pada tanah alluvial tingkat infiltrasinya rendah.
Maka nilai koefisien limpasan permukaan berdasarkan
ketetapan metode Cook adalah 0,15. Sedangkan pada tanah
latosol dan mediteran dengan tingkat infiltrasi sedang, Maka
nilai koefisien limpasan permukaan berdasarkan ketetapan
metode Cook adalah 0,15.Sehingga, nilai koefisien limpasan
permukaan setiap satuan lahan pada variabel infitrasi tanah
didapat dari perhitungan sebagai berikut :
Sumber: https://das-bringin-kota-semarang-esriidcommunity.hub.arcgis.com/
10. Dari perhitungan nilai koefisien berdasarkan variabel tutupan lahan, kerapatan aliran sungai,
kelerengan, dan infiltrasi tanah, maka untuk menentukan nilai koefisien air limpasan permukaan
pada DAS Beringin adalah dengan menjumlahkan nilai koefisien dari masing-masing variabel
sehingga didapat :
Berdasarkan klasifikasi koefisien runoff menurut Keputusan Menteri Kehutanan No. 52/Kpts-
II/2001, nilai 0,61 termasuk dalam kategori Buruk. Artinya, kondisi DAS Beringin berdasarkan
nilai koefisien runoff-nya tergolong dalam kondisi Kritis
11. Kondisi tataguna
lahan
01.
Sebagian besar penggunaan lahan di Kota Semarang
telah bercirikan perkotaan atau urban. Kegiatan industri
pengolahan dengan skala intensitas kegiatan tinggi
menjadi faktor penyebab pesatnya pertumbuhan di
wilayah tersebut. Perubahan guna lahan pada sebuah
DAS akan mempengaruhi kelestarian ekosistem dan
keseimbangan tata air wilayahnya. Daya dukung resapan
air (catchment area) dan kemampuan infiltrasi akan
berkurang akibat dari berkurangnya lahan vegetasi yang
berfungsi sebagai daerah resapan air wilayah DAS.
Perubahan lahan tersebut disinyalir membuat daya
dukung infiltrasi air hujan semakin menurun yang
berakibat aliran permukaan (runoff) semakin besar.
12. Dampak perubahan tataguna lahan dan pemicunya
Penyempita
n sungai
Sadimentas
i
Tanah
longsor
Banjir
bandang
Dipicu oleh tingginya
intensitas hujan,
tanah
longsor,penyempitan
Sungai, dan
banyaknya sampah
Tingginya
intensitas curah
hujan dan
kurangnya
resapan tanah
terhadap air hujan
Longsoran membawa
serta material berupa
kayu-kayu dari
pohon-pohon yang
tumbang, material
batu-batu dan juga
sampah
Next slide
DAS Beringin
13. 2.
03. 04
.
Lokasi 6
Lokasi 1
Lokasi 4
Penyempitan yang terjadi di lokasi ini cukup
besar disebabkan oleh robohnya pohon-pohon
bambu yang ditebang sehingga menutupi aliran.
kondisi sungai semakin menyempit karena di
beberapa titik dibangun tanggul beton. Selain itu
dengan adanya proyek jalan tol di wilayah
tersebut juga berperan dalam penyempitan
Sungai.
Lokasi 5
materialnya hanya berupa
sedimentasi dan bebatuan yang jatuh
dari sisi sungai.
Penyempitan tidak ekstrim karena sisi
sungai yang dibeton mengurangi
longsoran dari lereng di kedua sisi, namun
betonisasi tanggul itu sendiri memberikan
penyempitan terhadap lebar sungai
Lokasi 2
Kondisinya hampir sama dengan titik pertama.
Pada beberapa titik terlihat penyempitan lebar
sungai yang berasal dari hasil sedimentasi
material yang terbawa aliran/bebatuan kecil yang
longsor dari pinggiran sungai serta tumbuhan
semak belukar yang roboh ditengah sungai
Lokasi 3
Berdasarkan kondisi di lapangan, penyempitan
yang terjadi cukup besar. Dari lebar sungai 6,1
m penyempitan sendiri selebar 4,4 m dan
panjangnya mencapai 17,4 m, dikarenakan
sampah rumah tangga, tanah hasil sedimentasi
dan longsoran dari kedua sisi Sungai, dan
adanya tumbuhan diatas endapan
Terdapat banyak penyempitan lebar
sungai karena runtuhan dari kedua sisi
sungai. Runtuhan tersebut sedikit banyak
dipengaruhi oleh adanya penataaan lahan
dari proyek jalan tol
8 Titik penyempitan DAS Beringin
06.
14. 8.
Lokasi 7
07. penyempitan yang didominasi oleh sampah
rumah tangga. Hal ini dikarenakan letaknya
yang berada tidak jauh dari belakang
pemukiman warga sehingga kebanyakan
warga memilih membuang sampah mereka
ke Sungai.
Lokasi 8
Kondisinya hampir sama dengan titik pertama.
Pada beberapa titik terlihat penyempitan lebar
sungai yang berasal dari hasil sedimentasi material
yang terbawa aliran/bebatuan kecil yang longsor
dari pinggiran sungai serta tumbuhan semak
belukar yang roboh ditengah Sungai.
8 Titik penyempitan DAS Beringin
16. Daerah
Semarang
Sering dilanda bencana banjir
bandang menandakan kualiatas
resapan DAS Beringin sangat buruk.
Bagaimana pemerintah JAWA
TENGAH menindak lanjuti terkait
permasalah tersebut ?
17. Penambahan Ruang
Terbuka Hijau
Untuk memeperbaiki dan konservasi lingkungan maka
direncenakan untuk penambahan ruang terbuka hijau sesuai
dengan PErmen Pu No. 5 /PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di
Kawasan perkotaan.
Pembuatan Embung
Untuk meningkatkan daya guna air maka direncanakan
pembangunan embung sebanyak 1 (satu) buah sesuai DED
Masterplan Drainase Kota Semarang. Embung direncanakan
berlokasi di Kelurahan Kedungpane dengan kapasitas embung
Β± 27.780,00 m3.
Pembangunan
Sumur Resapan
Direncanakan pembuatan sumur resapan. Perhitungan jumlah
sumur resapan yang perlu dibangun mengacu pada SNI 03-
2453-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air
Hujan Untuk Lahan Pekarangan. Sumur resapan sebanyak
7.978 buah dengan diameter 1,20 m dan kedalaman 3,00 m.
-
Pengelolaan DAS Beringin
19. Kondisi
sadimentasi
Curah hujan tertentu dan kondisi tutupan lahan di
daerah hulu dan daerah peralihan kawasan Sub
Sistem Drainase Sungai Beringin akan berpengaruh
pada tingkat erosi yang akan berakibat pada
pembentukan sedimentasi. Sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya, jenis tanah yang dominan
berada di kawasan Sub Sistem Drainase Sungai
Beringin adalah tanah latosol dan mediteran coklat
yang memiliki sifat cukup peka terhadap erosi.
Sedimentasi juga dapat disebabkan oleh adanya
geliat pembangunan infrastruktur di kawasan hulu
dan peralihan akibat adanya land clearing sehingga
terjadi pengikisan lapisan tanah yang apabila terjadi
hujan, material sedimen tersebut akan turut masuk
ke badan sungai dan sistem saluran drainase
lainnya.
20. 1. Metode yang
Dimana :
Ct : Total konsentrasi sadimen(ppm)
Vs : Satuan daya aliran (ft/s)
U : Keceptan geser (ft/s)
V : viskositas kinematik (ft/s)
d : Diameter tengah partikel
π βΆ Kecepatan πππ‘π’β π ππππππ (ft/s)
21. 2. Metode Englund Hansen
Dimana :
g : Perceptan gravitasi (ft/s)
S : Kemiringan
V : Keceptan aliran rata-rata (ft/s)
Qt : Total sadimen yang diendapkan akibat berat/unit
lebar (lb/s)
πΎπ πππ π¦ βΆ π΅ππππ‘ πππ π ππ‘π’ππ π’πππ‘ ππππ π ππππππ πππ πππ
(lb/π‘3
)
π50 : Diameter partikel
π : Tegangan tekan untuk muatan dasar ((lb/π‘2
)
22. 3. Metode Laursen
Dimana :
πΆπ‘: Konsentrasi rata-rata sadimen (ppm)
U : Keceptan geser (ft/s)
ππ : Gaya luas kritis untuk ukuran sadimen (ft/s)
ππ : Presentase material tersedia dalam ukuran fraksi
π : Tegangan tekan untuk muatan dasar ((lb/π‘2
)
π : Rapat massa (ππ
π3)
V : Kecepatan aliran (ft/s)
π50 : Diameter partikel
D : Kedalaman (ft)
23. 4. Metode Hec-Ras
HEC-RAS adalah perangkat lunak yang digunakan untuk pemodelan aliran sungai
dan pemahaman karakteristik hidrolik sungai. Ini tidak memiliki satu rumus
matematis tunggal, tetapi menggabungkan berbagai konsep dan rumus hidrolika
yang telah dikembangkan dalam ilmu hidrologi dan rekayasa sungai. Beberapa
konsep dan rumus umum yang digunakan dalam HEC-RAS meliputi:
1. Manning-
Strickler
Manning-Strickler, yang
digunakan untuk menghitung
kecepatan aliran dalam sungai
berdasarkan karakteristik sungai,
seperti tinggi permukaan air dan
geometri sungai.
V =
1
π
π₯ π 2/3
π₯π 1/2
β’V adalah kecepatan aliran (m/s atau ft/detik).
β’n adalah koefisien kasar Manning.
β’R adalah jari-jari hidrolika basah (m atau ft).
β’S adalah kemiringan permukaan dasar sungai
(rasio jatuh tinggi terhadap jarak horizontal)
Rumus-rumus ini digunakan
dalam pemodelan dan analisis
dalam HEC-RAS untuk
memprediksi perilaku sungai
dalam berbagai kondisi,
termasuk banjir, aliran normal,
dan situasi lainnya. Selain
rumus-rumus matematis, HEC-
RAS juga memanfaatkan data
topografi dan geometri sungai
yang akurat untuk menghasilkan
hasil yang lebih presisi dalam
pemodelannya.
24. Data kualitas air di
Daerah
Beringin,Semarang
Berdasarkan hasil perhitungan nilai baku
mutu air Sungai Beringin pada setiap titik
pengambilan sampel dapat disimpulkan
bahwa pada titik sampling drainase,
status baku mutu Sungai Beringin telah
tercemar berat oleh limbah laundry dan
limbah domestic.
Sumber: https://doi.org/10.14710/jkli.22.1.69-75
25. Instansi terkait dalam mengelola DAS
Nasional
οΌ Kementrian
Pekerjaan
Umum dan
Perumahan
rakyat
LSM
οΌ Badan Perencanaan
Pembangun Daerah
οΌ BPBD Kota Semarag
οΌ Dinas Pekerjaan Umum
Kota Semarang
οΌ Dinas Lingkungan
Hidup
οΌ Dinas Kehutanan
οΌ Dinas Pengairan
οΌ Balai Pengelolaan DAS
Kota
οΌ Bintari
26. Melihat pentingnya DAS bagi kehidupan manusia, maka sudah sepatutnya kita sebagai
masyarakat yang mencintai lingkungan untuk menjaga kebersihan DAS tersebut.
Pemerintah juga diimbau untuk memberikan peran terbaik untuk mewujudkan integritas
pemerintah, masyarakat dan pengusaha. Dalam strategi pengelolaan DAS, adanya
kebutuhan untuk saling berbagi pengertian, tanggung jawab, simpati dan empati serta
adanya kebutuhan akan itikad baik dari seluruh pemangku kepentingan yang
berkompeten dalam rangka membangun dukungan dan rasa memiliki dalam pengelolaan
DAS untuk integrasi dan keterpaduan berkelanjutan.
Kesimpulan
27. CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics and images by
Freepik
Thanks!
KESEMPURNAAN HANYA MILIK
ALLAH