2. Asumsi Dasar
Era saat ini, semua orang dibanjiri berbagai informasi. Namun, tak seorang
manusiapun yang mampu tahu dan menguasai apapun. Oleh karena
itu, organisasi harus selektif mengidentifikasi, memilih dan menentukan
informasi:
Apa saja yang dibutuhkan?
Dari siapa informasi tersebut diperoleh?
Bagaimana pengetahuan tersebut dikembangkan?
3. Masalah Umum
1. Ketidaktahuan aset pengetahuan internal
2. “Kebanjiran Informasi”.
3. Memadai sudah cukup, bukan Mutlak Harus Memiliki
Semua Informasi
4. Keterbukaan pengetahuan
5. Mengabaiakan keterampilan karyawan (internal)
4. Solusi Alternatif
1. Benchmarking
2. Topograpi Pengetahuan
3. Direktori Ahli dan Yellow Page
5.
6. Asumsi Dasar
1. Perusahaan dapat membeli pengetahuan, mencari orang ahli, dapat meng’hire’
konsultan.
2. Sayangnya, investasi tersebut sering tidak menghasilkan sesuatu seperti yang
diinginkan.
3. Laporan konsultan hanyalah menjadi dokumen diatas kertas .
4. Pengetahuan yang baru saja diperoleh sering tidak kompatibel dengan dan oleh
karenanya ditolak.
Pertanyaan penting:
“Bagaimana kita dapat mengintegrasikan pengetahuan dari luar kedalam pengetahuan
internal?”.
7. Permasalahan/
Tantangan Umum
1. Pasar Pengetahuan
2. Penolakan terhadap Ahli Eksternal
3. Outsourcing dianggap sebagai
Penggantian
8. Langkah Strategi Alternatif
Bawa pengetahuan ahli Sediakan basis pengetahuan
ke dalam perusahaan eksternal
Strategi Acquiring
Knowledge
Bawa pengetahuan
Peroleh produk
stakeholders ke dalam
pengetahuan
perusahaan
9. Memboyong Ahli
Ke Dalam Perusahaan
Rekrutmen
Mengaitkan rekrutmen dengan
tujuan pengetahuan.
Profile kandidat yang jelas.
Kontrak yang terbatas
10. Menyediakan
Basis Pengetahuan Eksternal
Membentuk Kerjasama (Form of Co-Operation);
Akuisisi (Taking over hot shop);
Aliansi Strategis;
Link pengetahuan;
11. Referensi
Probst, Gilbert; Raub, Steffen; &
Romhardt Kai, “Managing Knowledge:
Building Block for Success”, (Chicester,
New York, Weinheim, Brisbane,
Singapore, Toronto: John Wiley & Sons,
Ltd, 2000)