1. Kabupaten Jember, Korban Otonomi Daerah
Oleh : Bastomy Ali Burhan
Ada Apa dengan Jember?
Apakah yang salah dari Kabupaten Jember sehingga tidak mampu mengangkat
derajat kesejahteraan warganya sedangkan potensi yang tersedia berlimpah? Banyak
faktor yang dapat mempengaruhinya. Jember yang terkenal dengan daun emasnya,
menjadi kebanggaan dan simbol kota Tembakau dengan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) terbesar kedua se Jawa Timur setelah Kabupaten Malang. di
dukung dengan jargon “Membangun Desa, Menata Kota untuk Kesejahteraan
Bersama”. Pada tahun 2007 ternyata mendapat anugerah kabupaten termiskin se-Jawa
Timur dan Kalisat kecamatan termiskin se kabupaten Jember (http//:www.surya.co.id).
Menurut data Badan Pusat Statistik Jatim, jumlah penduduk miskin di provinsi
ini mencapai 3.079.822 rumah tangga. Dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, jumlah
masyarakat miskin yang tertinggi yakni Kabupaten Jember yang mencapai 237.700
jiwa. Urutan kedua ditempati Kabupaten Bondowoso 167.366 jiwa, dan ketiga
Kabupaten Malang yakni 155.745 jiwa. Penduduk miskin terbesar berada di area
perkebunan dan sekitar hutan. Ini anomali bagi pertumbuhan ekonomi di Jember
(Pemkab Jember. 2010).
Apakah Kabupaten Jember menjadi korban implementasi otonomi daerah?
Pertanyaan tersebut belum dapat dijawab karena belum ada penelusuran lebih lanjut.
Namun apabila ditilik lebih jauh, memang dampak otonomi sangat terasa di Jember.
Pengalihan kekuasaan dari pusat ke daerah membuat banyak aspek kehidupan yang
menyangkut hajat hidup orang banyak dikelola oleh daerah. Hal tersebut berpengaruh
pada akses masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya yang seharusnya lebih baik
karena dipegang oleh daerah. Namun tidak demikian yang terjadi.
Setelah otonomi daerah, pengelolaan daerah cenderung lebih menurun karena
banyak permasalahan yang muncul di Kabupaten Jember. Permasalahan utama adalah
penyimpangan serta penyelewengan yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung
jawab. Terbukti, banyak pejabat yang terseret kasus korupsi dan penyelewengan
anggaran daerah. Dan yang terbaru, Bupati Jember sendiri yaitu MZA Djalal dan
2. wakilnya Kusen Andalas tersandung masalah korupsi. Dan jadinya, sekarang Jember
tidak memiliki kepala daerah karena masih belum selesai proses persidangan dan hanya
memiliki Penanggung Jawab Sementara (PJS) Bupati yakni Tedy Zarkasyi.
Permasalahan di atas hanyalah salah satu masalah yang terjadi di Kabupaten
Jember. Belum lagi masalah pengelolaan tempat wisata yang berpotensi di Jember yang
apabila dikembangkan akan mendatangkan pendapatan bagi daerah dan masyarakat
sekitar, yang masih belum maksimal. Pemerintah belum memperhatikan sektor ini.
Masalah perpolitikan dan birokrasi juga masih banyak terjadi seperti birokrasi pencairan
sertifikasi guru yang cenderung dipersulit. Padahal guru adalah pendidik yang perlu
dihargai, namun malah disengsarakan.
Sebenarnya, dampak otonomi daerah di Kabupaten Jember tidak akan seperti ini
jika ada suatu implementasi yang konsisten dari diberlakukannya otonomi daerah.
Memang otonomi daerah memberikan peluang bagi pemerintah daerah untuk terbebas
dari kekangan pemerintah pusat sehingga dianggap tidak ada pengawasan yang kuat.
Hal inilah yang seringkali diasalah artikan oleh sebagian pihak. Seperti sebuah sistem
yang mendarah daging, kesalahan tidak dapat ditimpakan pada satu pihak saja. Perlu
adanya reformasi birokrasi di Jember agar dalam pelaksanaan otonomi daerah dapat
berjalan dengan baik.
Globalisasi dan Otonomi Daerah, Tantangan sekaligus Peluang
Otonomi daerah yang telah dilaksanakan sejak tahun 2001 memang
dilaksanakan demi tercapainya pemerataan di seluruh wilayah Indonesia. Namun,
setelah berjalan beberapa tahun, implementasi otonomi daerah beragam hasil
didapatkan. Mulai dari hasil yang sangat memuaskan, karena daerah tersebut sangatlah
kaya akan potensi sumber daya alam, hingga hasil yang jauh dari harapan karena daerah
tersebut merupakan daerah yang minim akan potensi sumber daya alam. Kesenjangan
antar daerah pun terjadi sehingga memunculkan adanya kecemburuan. Hal inilah yang
memicu adanya perpecahan di berbagai daerah di Indonesia, yang menimbulkan
disintegrasi bangsa Indonesia.
Kepala daerah yang memiliki pemikiran maju akan berusaha untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki daerah seoptimal mungkin agar dapat tergali dan
3. mampu memberikan sumbangan kepada daerah. Dan memang otonomi daerah
memfasilitasi hal tersebut. Otonomi daerah memberikan peluang tiap daerah untuk
mengembangkan diri seluas-luasnya demi kemakmuran daerah masing-masing.
Termasuk dalam memanfaatkan gelombang globalisasi yang datang menyerbu
Indonesia. Globalisasi di segala aspek kehidupan dapat mendatangkan keuntungan bagi
daerah, utamanya dalam upaya pengembangan daerah. Di era globalisasi seperti
sekarang ini arus datangnya berbagai macam bentuk unsur asing baik dalam bentuk
barang fisik maupun arus informasi sangatlah bebas. Tak ada lagi pembatas antara
negara satu dengan negara lainnya untuk menghalangi masuknya segala hal dari dan ke
luar negeri.
Pemanfaatan dampak globalisasi sebagai upaya pengembangan daerah dapat
menyangkut banyak aspek kehidupan. Era globalisasi memberikan ruang yang sangat
bebas bagi siapapun untuk mengekspresikan dirinya dan disebarkan kepada dunia,
termasuk juga bagi daerah yang ingin mengembangkan budaya yang dimilikinya.
Dengan semakin dikenalnya budaya suatu daerah dengan keunikan serta ciri khas yang
tidak dimiliki daerah lain di Indonesia apalagi di luar negeri, maka potensi daerah di
bidang budaya akan semakin berkembang dan mampu memberikan kontribusi bagi
kemajuan daerah. Untuk di Jember sendiri, kebudayaan yang telah dikembangkan
adalah Jember Fashion Carnival (JFC), yaitu Festival Mode Jalanan yang kini telah
menarik perhatian dunia. Dengan hadirnya JFC ini, Jember semakin dikenal di mata
nasional maupun internasional.
Selain kebudayaan, secara ekonomi Kabupaten Jember juga dapat
mengembangkan sayapnya dengan bantuan globalisasi. Dengan menarik minat investor-
investor asing untuk dapat menanamkan modalnya di Jember agar perekonomian
Jember dapat mengalami peningkatan yang signifikan. Adanya perusahaan di sebuah
daerah dapat menyedot banyak sumber daya manusia sehingga kesejahtaraan
masyarakat di daerah tersebut secara tidak langsung juga akan meningkat. Contoh
konkret di Jember ada investor China yang menanamkan modalnya untuk membangun
Pabrik Semen, yaitu Semen Puger. Potensi pasir besi juga sempat menarik minat
investor, namun masih terkendala perijinan.
4. Selain dalam hal penanaman modal, pengembangan pariwisata dengan
mempromosikan potensi wisata daerah yang ada akan mampu menarik wisatawan baik
domestik maupun asing. Kedatangan wisatawan juga mampu menyumbangkan
pendapatan bagi daerah. Kedua hal inilah yang mampu mendongkrak keadaan
perekonomian serta membantu untuk memajukan daerah tersebut. Untuk di Jember
sendiri, Pantai Papuma menjadi primadona bagi wisatawan domestik maupun asing.
Apabila dapat lebih dikembangkan, maka wisata di Jember dapat lebih banyak
menyumbangkan pendapatan bagi Jember dan masyarakat di sekitar kawasan wisata
tersebut.
Penguatan Rasa Nasionalisme untuk Pengembangan Jember menghadapi
Globalisasi
Di penjelasan sebelumnya, banyak hal positif dapat diambil dari hadirnya
globalisasi di Indonesia, khususnya bagi pengembangan Kabupaten Jember. Namun
belumlah dapat merepresentasikan bahwa globalisasi dapat memberikan keuntungan
sepenuhnya bagi pengembangan daerah, khususnya di tengah gencarnya pelaksanaan
otonomi daerah. Karena daerah yang tidak mampu mempertahankan identitas dirinya,
maka akan tergerus oleh arus globalisasi. Termasuk pula dengan Kabupaten Jember
yang akan semakin terseret arus globalisasi jika tidak dilandasi dengan nasionalisme
yang kuat.
Penguatan nasionalisme di Kabupaten Jember sendiri dapat dilakukan dengan
memperbanyak event dan kegiatan yang meningkatkan rasa nasionalisme, seperti
pagelaran budaya daerah Jember, festival musik patrol (musik asli Jember), festival Tari
Labako (Tarian Khas Jember), Jember Fashion Carnival (JFC), Jember Expo (Pameran
Produk Asli Jember) dan sebagainya. Beberapa usaha di atas diharapkan mampu
meningkatkan rasa nasionalisme bagi masyarakat Jember yang akan berguna dalam hal
bersaing dengan produk dan budaya asing yang datang dengan menunggangi
globalisasi.
Sumber :
http//:www.surya.co.id
Pemerintah Kabupaten Jember. 2010. Jember Dalam Angka