SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH
“PATOLOGI SOSIAL (GELANDANGAN DAN PENGEMIS)”
Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kriminologi
Oleh:
Kelompok 4
1. Perwitiningsih 8111411011
2. Ariska Minawati 8111411037
3. Fajar Lutfi B 8111411044
4. Shinta Ratna D 8111411048
5. Riska Astriana 8111411037
6. Nabilla Afinannisa 8111411068
7. Akhmad Zakky R 8111411072
8. Harlinda Laeli A 8111411081
9. Niken Sari Dewi 8111411192
10. Zaky Angga P 8111411282
11. M. Ardian F 8111411307
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2013
KATA PENGANTAR
Gepeng. Apa yang terlintas di pikiran kita tentang kata ini? Tentu akan banyak
artikulasi dalam pikiran kita tentang kata tersebut. Mungkin sebuah kata yang merujuk pada
penguasa jalanan saat ini. Iya, mereka menggantungkan diri dijalanan, menggantungkan diri
pada belas kasih orang lain demi mempertahankan hidup.
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam makalah ini, kami berupaya mengkaji, mengupas, serta sedikit dapat memberikan
informasi kepada masyarakat tentang seluk-beluk gelandangan dan pengemis (gepeng) yang
telah mengadu nasibnya dijalanan kota.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa, bapak/ibu dosen, teman-teman kami yang baik hati serata tak lupa
kepada orang tua kami yang telah mendoakan kami dirumah serta tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik
dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,
saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
masyarakat.
Semarang, 28 Maret 2013
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagaimana termaktub dalam pasal 34 ayat 1 UUD 1945 “fakir miskin dan anak-
anak yang terlantar dipelihara oleh negara”. Pasal tersebut menunjukkan bahwa pemerintah
bertanggung jawab terhadap adanya para gelandangan dan juga pengemis (gepeng), yang
sampai sekarang masih sering kita jumpai, terutama di kota-kota besar.
Indonesia merupakan Negara yang besar dengan sumber daya alam dan potensi
manusianya. Namun sampai saat ini Indonesia masih belum mampu menyelesaikan masalah
kemiskinan. Dari sekian banyak masalah sosial yang ada sampai saat ini, gelandangan dan
pengemis adalah masalah yang perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah, karena
saat ini masalah tersebut sudah menjadi bagian dari kehidupan kota-kota besar, yang setiap
harinya banyak sekali ditemukan pengemis, gelandangan, dan pengamen yang juga ikut andil
dalam meramaikan jalan raya kota, dalam hal ini kota Semarang.
Dengan hasil mengemis itulah mereka menggantungkan hidup mereka dan
keluarganya. sebagian besar dari mereka menjadikan mengemis sebagai profesi. Hal ini tentu
sangat mengganggu pemandangan dan meresahkan masyarakat. Penyebab dari semua itu
antara lain adalah jumlah pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan lapangan
pekerjaan yang memadai. Selain itu menyempitnya lahan pertanian di desa karena banyak
digunakan untuk pembangunan pemukiman dan perusahaan atau pabrik. Keadaan ini
mendorong penduduk desa berbondong-bondong ke kota dengan maksud untuk merubah
nasib, tapi sayangnya, mereka kesulitan mencapai kehidupan yang layak di kota. Sehingga
keadaan ini akan menambah tenaga yang tidak produktif. Akibatnya untuk memenuhi
kebutuhan hidup, mereka bekerja apa saja asalkan mendapatkan uang meski dengan cara
meminta-minta. Mereka memanfaatkan kolong jembatan, stasiun kereta api, emperan toko,
serta pemukiman kumuh lainnya sebagai tempat tinggal dan tempat berinteraksi sehari-hari
mereka. Semua itu mereka lakukan demi menekan pengeluaran agar tidak membengkak,
melihat pola kehidupan masyarakat kota tinggi, dan sikap individulistik dari orang-orangnya
yang memaksa setiap orang untuk hidup mandiri di kota.
Dalam penanganan oleh pemerintah masalah penyakit masyarakat ini, sanksi yang
diberikan masih sebatas penertiban, penampungan sementara, pembinaan dan dikembalikan
ke daerah asalnya. Namun cara itu belum mampu menyelesaikan secara tuntas masalah
gepeng (gelandangan pengemis) di kota besar termasuk di Kota Semarang. Pemerintah harus
tetap bekerja ekstra keras dengan tanpa mengenal lelah untuk melakukan razia-razia ke
tempat-tempat mangkal para gepeng. Setelah ditertibkan dan didata mereka tetap diberi
pembinaan mulai dari pemerintah, dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
Sosial. Kemudian baru mengkonfirmasi dusun/banjar asal dari gepeng (gelandangan
pengemis) bersangkutan untuk mendapat pembinaan lebih lanjut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Mengapa banyak gelandangan dan pengemis di Kota Semarang?
2. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari adanya gelandangan dan pengemis?
3. Bagaimana respon serta tindakan dari pemerintah dan masyarakat?
1.3 Tujuan
1. Menemukan faktor yang melatar belakangi adanya gelandangan dan pengemis di Kota
Semarang.
2. Mengetahui kehidupan dan kegiatan sehari-hari yang dilakukan gelandangan dan
pengemis
3. Mendeskripsikan respon dan tindakan dari pemerintah dan masyarakat terhadap
adanya gelandangan di Kota Semarang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gelandangan adalah seorang yang hidup dalam keadaan yang tidak mempunyai
tempat tinggal dan tidak memiliki pekerjaan tetap dan mengembara ditempat umum sehingga
hidup tidak sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat.
Pengemis adalah seorang yang mendapat penghasilan dengan meminta minta di
tempat umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mendapatkan belas kasihan dari orang
lain.
Gepeng (gelandangan dan pengemis) adalah seorang yang hidup mengelandang dan
sekaligus mengemis. Oleh karena tidak mempunyai tempat tinggal tetap dan berdasarkan
berbagai alasan harus tinggal di bawah kolong jembatan, taman umum, pinggir jalan, pinggir
sungai, stasiun kereta api, atau berbagai fasilitas umum lain untuk tidur dan menjalankan
kehidupansehari-hari.
Karakteristik dari gepeng (gelandangan dan pengemis) yaitu:
1. Tidak memiliki tempat tinggal. Kebanyakan dari gepeng dan pengemis ini mereka
tidak memiliki tempat hunian atau tempat tinggal mereka ini biasa mengembara
ditempat umum.
2. Hidup di bawah garis kemiskinan. Para gepeng mereka tidak memiliki penghasilan
tetap yang bisa menjamin untuk kehidupan mereka kedepan bahkan untuk sehari hari
saja mereka harus mengemis atau memulung untuk membeli makanan untuk
kehidupannya.
3. Hidup dengan penuh ketidakpastian. Para gepeng mereka hidup mengelandang dan
mengemis disetiap harinya mereka ini sangat memprihatinkan karena jika mereka
sakit mereka tidak bisa mendapat jaminan sosial seperti yang dimiliki oleh pegawai
negeri yaitu ASKES untuk berobat dan lain lain.
4. Memakai baju yang compang camping . Gepeng bisanya tidak pernah mengunakan
baju yang rapi atau berdasi melaikan baju yang kumal dan dekil.
BAB III
PEMBAHASAN
Permasalahan gelandangan dan pengemis saat ini masih tetap menjadi beban
pembangunan nasional dewasa ini, untuk itu peran pemerintah dan masyarakat untuk
menanggulangi permasalahan ini tentunya harus dilakukan secara bersama-sama, sehingga
mampu mengurangi kesenjangan sosial yang ada, gelandangan dan pengemis merupakan
kantong kemiskinan yang hidup diperkotaan, hal ini disebabkan karena faktor ekonomi dan
kebutuhan hidup yang semakin mendesak.
Kondisi ini semakin hari semakin memprihatinkan, karena tidak hanya di
persimpangan jalan (traffic light), disepanjang emperan toko, terminal, stasiun, angkutan
umum sampai di tempat hiburan pun mereka tidak sulit ditemukan. Terlebih lagi saat ini,
ternyata fenomena serupa tidak hanya dapat ditemui dikota-kota besar saja, namun telah
menjalar dan sekaligus menjadi pemandangan yang tidak asing juga bagi masyarakat di
daerah.
Faktor Penyebab Dari Gelandangan Dan Pengemis
Masalah sosial tidak bisa dihindari keberadaannya dalam kehidupan masyarakat,
terutama yang berada didaerah perkotaan adalah masalah gelandangan dan pengemis.
Permasalahan sosial gelandangan dan pengemis merupakan akumulasi dan interaksi dari
berbagai permasalahan seperti hal-hal kemiskinan, pendidikan rendah, minimnya
keterampilan kerja yang dimiliki lingkungan, sosial budaya, kesehatan dan lain sebagainya.
Adapun gambaran permasalahan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Masalah kemiskinan.
Kemiskinan menyebabkan seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar
minimal dan menjangkau pelayanan umum sehingga tidak dapat mengembangkan
kehidupan pribadi maupun keluarga secara layak.
2. Masalah Pendidikan.
Pada umumnya tingkat pendidikan gelandangan dan pengemis relatif rendah sehingga
menjadi kendala untuk memperleh pekerjaan yang layak.
3. Masalah keterampilan kerja.
Pada umumnya gelandangan dan pengemis tidak memiliki keterampilan yang sesuai
dengan tuntutan pasar kerja, meskipun ada juga para gepeng yang mampu merubah
nasib mereka dengan tekad dan kerja keras.
4. Masalah sosial budaya.
Ada beberapa faktor sosial budaya yang mengakibatkan seseorang menjadi
gelandangan dan pengemis. Faktor tersebut misalnya:
a. Rendahnya harga diri.
Rendahnya harga diri kepada sekelompok orang, mengakibatkan tidak dimiliki
rasa malu untuk minta-minta.
b. Sikap pasrah pada nasib.
Mereka menganggap bahwa kemiskinan adalah kondisi mereka sebagai
gelandangan dan pengemis adalah nasib, sehingga tidak ada kemauan untuk
melakuan perubahan.
c. Kebebasan dan kesenangan hidup mengelandang .
Ada kenikmatan tersendiri bagi orang yang hidup mengelandang
Dampak Dari Adanya Gelandangan dan Pengemis
a. Masalah lingkungan (tata ruang)
Gelandangan dan pengemis pada umumnya tidak memiliki tempat tinggal tetap,
tinggal di wilayah yang sebanarnya dilarang dijadikan tepat tinggal, seperti: taman
taman, bawah jembatan dan pingiran kali. Oleh karena itu mereka dikota besar sangat
menganggu ketertiban umum, ketenangan masyrakat dan kebersihan serta keindahan
kota.
b. Masalah kependudukan
Gelandangan dan pengemis yang hidupnya berkeliaran dijalan jalan dan tempat
umum, kebanyakan tidak memiliki kartu identitas (KTP/KK) yang tercatat di
kelurahan (RT/RW) setempat dan sebagian besar dari mereka hidup bersama sebagai
suami istri tampa ikatan perkawinan yang sah.
c. Masalah keamanan dan ketertiban
Maraknya gelandangan dan pengemis disuatu wilayah dapat menimbulkan kerawanan
sosial mengagu keamanan dan ketertiban di wilayah tersebut.
d. Masalah kriminalitas
Memang tak dapat kita sangkal banyak sekali faktor penyebab dari kriminalitas ini
dilakuakan oleh para gelandangan dan pengemis ditempat keramaian mulai dari
pencurian kekerasan hingga samapi pelecehan seksual ini kerap sekali terjadi.
Solusi dari permasalahan gelandangan dan penegemis yaitu dengan cara rehabilitasi
sosial. Sebalum kita bicara lebih jauh tentang rehabilitas sosial kita perlu tau apa itu
rehabititas sosial gelandangan dan pengemis yaitu peroses pelayanan da rehabilitasi
sosial yang terorganisasi dan terancana, meliputi usaha usah apembinaan fisik,
bimbingan mental sosial, pemberian keterampilan dan pelatihan kerja penyaluran
ketengah-tengah masyarakat.
Upaya Pemerintah dalam Menghadapai Permasalahan Gelandangan dan
Pengemis
1. Mengadakan razia di daerah rawan gelandangan
2. Mengadakan penampungan sementara
3. Mengidentifikasikan, memotifasi dan menyeleksi gelandangan
4. Melakukan pembinaan mental dan ketrampilan sesuai bakat
5. Menyalurkan ke daerah asal atau ke panti rehabilitasi dan resosialisasi
6. Menyadarkan dan membina pihak-pihak yang terkait dalam jaringan gelandangan dan
menindak secara yuridis jaringan gelandangan tersebut
7. Melakukan rehabilitasi terhadap gelandangan dan pengemis. Dalam kegiatan
rehabilitasi memiliki tujuan, dan fungsi yaitu:
a. Tujuan dari pelayanan rehabilitasi sosial pada gelandangan dan pengemis ini dapat
dari:
a) Gelandangan dan pengemis mampu merubah cara hidup dan cara mendapatkan
penghasilan yang sesuai dengan norma yang berlaku di dalam masyarakat.
b) Gelandangan dan pengemis dapat di jangkau dan mau mengikuti program
pelayanan dan rehabilitas sosial.
c) Gelandangan dan penemis mampu menjalankan fungsi dan peran sosialnya di
masyarakat secara wajar.
b. Fungsi
a) Menumbuhkan kesadaran gelandangan dan pengemis tentang pentingnya
program pelayanan dan rehabilitasi sosial.
b) Membantu gelandangan dan pengemis untuk mampu melakukan kegiatan
kegitan yang berkenaan dengan kehidupan sehari hari.
c) Membantu gelandangan dan pengemis agar mampu memenuhi kebutuhan
dasarnya.
d) Membantu gelandangan dan pengemis unuk mengembangkan potensinya.
e) Membantu gelandangan dan pengemis untuk berperilaku normatif.
Meskipun sudah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah, namun masih saja ada
gelandangan dan pengemis yang berkeliaran dimana-mana, hal ini menyebabkan keresahan
warga, karena hampir di setiap jalan, transportasi umum, terminal, dan tempat-tempat umum
lainnya selalu saja ada orang yang meminta-minta, bahkan mereka cenderung memaksa dalam
meminta-minta dengan mendatangi rumah warga satu persatu.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Gepeng (gelandangan dan pengemis) adalah seorang yang hidup
mengelandang dan sekaligus mengemis. Oleh karena tidak mempunyai tempat tinggal
tetap dan berdasarkan berbagai alasan harus tinggal di bawah kolong jembatan, taman
umum, pinggir jalan, pinggir sungai, stasiun kereta api, atau berbagai fasilitas umum
lain untuk tidur dan menjalankan kehidupan sehari-hari. Beberapa faktor yang melatar
belakangi adanya gepeng adalah kemiskinan, pendidikan rendah, minimnya
keterampilan kerja yang dimiliki lingkungan, sosial budaya, kesehatan, dan lain
sebagainya.
Adanya gepeng dapat menimbulkan beberapa masalah sosial misalnya,
masalah lingkungan, kependudukan, ketertiban, dan keamanan. Berbagai upaya juga
sudah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi keberadaan gepeng, yaitu dengan
mengadakan razia, memberikan motivasi, serta melakukan rehabilitasi terhadap para
gepeng yang ada.
B. Saran
1. Memberikan sanksi tegas kepada para penguasa yang korupsi, karena salah satu
penyebab tidak meratanya perekonomian karena adanya penggelapan uang secara
besar-besaran dari pihak penguasa
2. Pemerintah memperluas lapangan kerja
3. Pemerintah memfasilitasi pendidikan bagi para gepeng agar mengubah pola fikir
mereka, sehingga angka gepeng dapat diturunkan
4. Adanya rasa toleransi dari keluarga maupun masyarakat setempat untuk saling
membantu, agar mereka tidak sampai jadi pengemis dan gelandangan
DAFTAR PUSTAKA
http://aliseptiansyah.wordpress.com/2013/01/24/sekilas-tentang-gelandangan-pengemis-
gepeng/

More Related Content

Viewers also liked

Anh van
Anh vanAnh van
Anh van
missyou1
 
Crm第六组
Crm第六组Crm第六组
Crm第六组youjiba
 
cara menginstal games
cara menginstal gamescara menginstal games
cara menginstal gameseoctalina
 
Shabaan assessment of_young_learners
Shabaan assessment of_young_learnersShabaan assessment of_young_learners
Shabaan assessment of_young_learners
be_mine
 
Cara menginstal windows xp
Cara menginstal windows xpCara menginstal windows xp
Cara menginstal windows xp
eoctalina
 
Oral language
Oral languageOral language
Oral language
be_mine
 
Comment bien rédiger le Cahier des charges de votre site web
Comment bien rédiger le Cahier des charges de votre site webComment bien rédiger le Cahier des charges de votre site web
Comment bien rédiger le Cahier des charges de votre site web
polenumerique33
 

Viewers also liked (7)

Anh van
Anh vanAnh van
Anh van
 
Crm第六组
Crm第六组Crm第六组
Crm第六组
 
cara menginstal games
cara menginstal gamescara menginstal games
cara menginstal games
 
Shabaan assessment of_young_learners
Shabaan assessment of_young_learnersShabaan assessment of_young_learners
Shabaan assessment of_young_learners
 
Cara menginstal windows xp
Cara menginstal windows xpCara menginstal windows xp
Cara menginstal windows xp
 
Oral language
Oral languageOral language
Oral language
 
Comment bien rédiger le Cahier des charges de votre site web
Comment bien rédiger le Cahier des charges de votre site webComment bien rédiger le Cahier des charges de votre site web
Comment bien rédiger le Cahier des charges de votre site web
 

Similar to Kriminologi

Program penanganan gelandangan, pengemis, dan anak jalanan desaku menanti
Program penanganan gelandangan, pengemis, dan anak jalanan   desaku menantiProgram penanganan gelandangan, pengemis, dan anak jalanan   desaku menanti
Program penanganan gelandangan, pengemis, dan anak jalanan desaku menanti
Arif Rohman Pembangun
 
Tugas kelompok character building(1)
Tugas kelompok character building(1)Tugas kelompok character building(1)
Tugas kelompok character building(1)galang piliang
 
Tantangan Pelayanan Kota
Tantangan Pelayanan KotaTantangan Pelayanan Kota
Tantangan Pelayanan Kota
Kirenius Wadu
 
1 tantangan pelayanan kota
1 tantangan pelayanan kota1 tantangan pelayanan kota
1 tantangan pelayanan kota
Kirenius Wadu
 
Sosiologi kelas XI bentuk bentuk masalah sosial
Sosiologi kelas XI bentuk bentuk masalah sosialSosiologi kelas XI bentuk bentuk masalah sosial
Sosiologi kelas XI bentuk bentuk masalah sosial
Fransiscaveria Desyyanti
 
Musni Umar: Peningkatan Peran Pemerintah dalam Mencegah dan Mengantisipasi Ko...
Musni Umar: Peningkatan Peran Pemerintah dalam Mencegah dan Mengantisipasi Ko...Musni Umar: Peningkatan Peran Pemerintah dalam Mencegah dan Mengantisipasi Ko...
Musni Umar: Peningkatan Peran Pemerintah dalam Mencegah dan Mengantisipasi Ko...
musniumar
 
Musni Umar: Peningkatan peran pemerintah dalam mencegah dan mengantisipasi ko...
Musni Umar: Peningkatan peran pemerintah dalam mencegah dan mengantisipasi ko...Musni Umar: Peningkatan peran pemerintah dalam mencegah dan mengantisipasi ko...
Musni Umar: Peningkatan peran pemerintah dalam mencegah dan mengantisipasi ko...musniumar
 
Dinamika dan potensi konflik pada masyarakat kota metropolitan novi catur m
Dinamika dan potensi konflik pada masyarakat kota metropolitan novi catur mDinamika dan potensi konflik pada masyarakat kota metropolitan novi catur m
Dinamika dan potensi konflik pada masyarakat kota metropolitan novi catur m
Universitas Islam Balitar
 
PROPOSAL ppt maryana.pptx
PROPOSAL ppt maryana.pptxPROPOSAL ppt maryana.pptx
PROPOSAL ppt maryana.pptx
AndiNurulAzizah7
 
Makalah dasar pancasila
Makalah dasar pancasilaMakalah dasar pancasila
Makalah dasar pancasilajoylanda
 
Laporan penelitian keragaman mata pencaharian
Laporan penelitian keragaman mata pencaharianLaporan penelitian keragaman mata pencaharian
Laporan penelitian keragaman mata pencaharian
Siti Purwaningsih
 
Makalah kewarganegaraan anak jalanan
Makalah kewarganegaraan anak jalananMakalah kewarganegaraan anak jalanan
Makalah kewarganegaraan anak jalanan
Melanda Kucing
 
Aaaaaaaaaaaaaaaaaa
AaaaaaaaaaaaaaaaaaAaaaaaaaaaaaaaaaaa
Aaaaaaaaaaaaaaaaaa
badiatul Al-mustofa
 
[Ibu Tatiek] - AZ Sociopreneur.pdf
[Ibu Tatiek] - AZ Sociopreneur.pdf[Ibu Tatiek] - AZ Sociopreneur.pdf
[Ibu Tatiek] - AZ Sociopreneur.pdf
YeniYulistiani1
 
T4 s3p4
T4 s3p4T4 s3p4
artikel ketimpangan sosial.docx
artikel ketimpangan sosial.docxartikel ketimpangan sosial.docx
artikel ketimpangan sosial.docx
tinaagustina38
 
sosiologi.pdf
sosiologi.pdfsosiologi.pdf
sosiologi.pdf
HamzahAsadullah5
 
BAB III KETIMPANGAN SOSIALLLLLLLLLL.pptx
BAB III KETIMPANGAN SOSIALLLLLLLLLL.pptxBAB III KETIMPANGAN SOSIALLLLLLLLLL.pptx
BAB III KETIMPANGAN SOSIALLLLLLLLLL.pptx
NoviYantiSimanjuntak2
 
Makalah sosisologi pedesaan (lingkungan hidup pedesaan) (1)
Makalah sosisologi pedesaan (lingkungan hidup pedesaan) (1)Makalah sosisologi pedesaan (lingkungan hidup pedesaan) (1)
Makalah sosisologi pedesaan (lingkungan hidup pedesaan) (1)
Haniatur Rohmah
 

Similar to Kriminologi (20)

Program penanganan gelandangan, pengemis, dan anak jalanan desaku menanti
Program penanganan gelandangan, pengemis, dan anak jalanan   desaku menantiProgram penanganan gelandangan, pengemis, dan anak jalanan   desaku menanti
Program penanganan gelandangan, pengemis, dan anak jalanan desaku menanti
 
Tugas kelompok character building(1)
Tugas kelompok character building(1)Tugas kelompok character building(1)
Tugas kelompok character building(1)
 
Tantangan Pelayanan Kota
Tantangan Pelayanan KotaTantangan Pelayanan Kota
Tantangan Pelayanan Kota
 
1 tantangan pelayanan kota
1 tantangan pelayanan kota1 tantangan pelayanan kota
1 tantangan pelayanan kota
 
Sosiologi kelas XI bentuk bentuk masalah sosial
Sosiologi kelas XI bentuk bentuk masalah sosialSosiologi kelas XI bentuk bentuk masalah sosial
Sosiologi kelas XI bentuk bentuk masalah sosial
 
Musni Umar: Peningkatan Peran Pemerintah dalam Mencegah dan Mengantisipasi Ko...
Musni Umar: Peningkatan Peran Pemerintah dalam Mencegah dan Mengantisipasi Ko...Musni Umar: Peningkatan Peran Pemerintah dalam Mencegah dan Mengantisipasi Ko...
Musni Umar: Peningkatan Peran Pemerintah dalam Mencegah dan Mengantisipasi Ko...
 
Musni Umar: Peningkatan peran pemerintah dalam mencegah dan mengantisipasi ko...
Musni Umar: Peningkatan peran pemerintah dalam mencegah dan mengantisipasi ko...Musni Umar: Peningkatan peran pemerintah dalam mencegah dan mengantisipasi ko...
Musni Umar: Peningkatan peran pemerintah dalam mencegah dan mengantisipasi ko...
 
Dinamika dan potensi konflik pada masyarakat kota metropolitan novi catur m
Dinamika dan potensi konflik pada masyarakat kota metropolitan novi catur mDinamika dan potensi konflik pada masyarakat kota metropolitan novi catur m
Dinamika dan potensi konflik pada masyarakat kota metropolitan novi catur m
 
PROPOSAL ppt maryana.pptx
PROPOSAL ppt maryana.pptxPROPOSAL ppt maryana.pptx
PROPOSAL ppt maryana.pptx
 
Makalah dasar pancasila
Makalah dasar pancasilaMakalah dasar pancasila
Makalah dasar pancasila
 
Laporan penelitian keragaman mata pencaharian
Laporan penelitian keragaman mata pencaharianLaporan penelitian keragaman mata pencaharian
Laporan penelitian keragaman mata pencaharian
 
Makalah kewarganegaraan anak jalanan
Makalah kewarganegaraan anak jalananMakalah kewarganegaraan anak jalanan
Makalah kewarganegaraan anak jalanan
 
Aaaaaaaaaaaaaaaaaa
AaaaaaaaaaaaaaaaaaAaaaaaaaaaaaaaaaaa
Aaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
[Ibu Tatiek] - AZ Sociopreneur.pdf
[Ibu Tatiek] - AZ Sociopreneur.pdf[Ibu Tatiek] - AZ Sociopreneur.pdf
[Ibu Tatiek] - AZ Sociopreneur.pdf
 
T4 s3p4
T4 s3p4T4 s3p4
T4 s3p4
 
artikel ketimpangan sosial.docx
artikel ketimpangan sosial.docxartikel ketimpangan sosial.docx
artikel ketimpangan sosial.docx
 
sosiologi.pdf
sosiologi.pdfsosiologi.pdf
sosiologi.pdf
 
Msp01
Msp01Msp01
Msp01
 
BAB III KETIMPANGAN SOSIALLLLLLLLLL.pptx
BAB III KETIMPANGAN SOSIALLLLLLLLLL.pptxBAB III KETIMPANGAN SOSIALLLLLLLLLL.pptx
BAB III KETIMPANGAN SOSIALLLLLLLLLL.pptx
 
Makalah sosisologi pedesaan (lingkungan hidup pedesaan) (1)
Makalah sosisologi pedesaan (lingkungan hidup pedesaan) (1)Makalah sosisologi pedesaan (lingkungan hidup pedesaan) (1)
Makalah sosisologi pedesaan (lingkungan hidup pedesaan) (1)
 

Recently uploaded

MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptxMATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
muhammadarsyad77
 
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdfPERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
OsmanHjAbdulWahid
 
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdfRUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
CI kumparan
 
ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptxILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
NinaRahayuBelia
 
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAPEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
AchmadHasanBasri
 
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptxEstimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
pcaiolenovo20232
 

Recently uploaded (6)

MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptxMATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
 
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdfPERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
 
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdfRUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
 
ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptxILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
 
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAPEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptxEstimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
 

Kriminologi

  • 1. MAKALAH “PATOLOGI SOSIAL (GELANDANGAN DAN PENGEMIS)” Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kriminologi Oleh: Kelompok 4 1. Perwitiningsih 8111411011 2. Ariska Minawati 8111411037 3. Fajar Lutfi B 8111411044 4. Shinta Ratna D 8111411048 5. Riska Astriana 8111411037 6. Nabilla Afinannisa 8111411068 7. Akhmad Zakky R 8111411072 8. Harlinda Laeli A 8111411081 9. Niken Sari Dewi 8111411192 10. Zaky Angga P 8111411282 11. M. Ardian F 8111411307 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2013
  • 2. KATA PENGANTAR Gepeng. Apa yang terlintas di pikiran kita tentang kata ini? Tentu akan banyak artikulasi dalam pikiran kita tentang kata tersebut. Mungkin sebuah kata yang merujuk pada penguasa jalanan saat ini. Iya, mereka menggantungkan diri dijalanan, menggantungkan diri pada belas kasih orang lain demi mempertahankan hidup. Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini, kami berupaya mengkaji, mengupas, serta sedikit dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang seluk-beluk gelandangan dan pengemis (gepeng) yang telah mengadu nasibnya dijalanan kota. Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa, bapak/ibu dosen, teman-teman kami yang baik hati serata tak lupa kepada orang tua kami yang telah mendoakan kami dirumah serta tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat. Semarang, 28 Maret 2013 Tim Penulis
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana termaktub dalam pasal 34 ayat 1 UUD 1945 “fakir miskin dan anak- anak yang terlantar dipelihara oleh negara”. Pasal tersebut menunjukkan bahwa pemerintah bertanggung jawab terhadap adanya para gelandangan dan juga pengemis (gepeng), yang sampai sekarang masih sering kita jumpai, terutama di kota-kota besar. Indonesia merupakan Negara yang besar dengan sumber daya alam dan potensi manusianya. Namun sampai saat ini Indonesia masih belum mampu menyelesaikan masalah kemiskinan. Dari sekian banyak masalah sosial yang ada sampai saat ini, gelandangan dan pengemis adalah masalah yang perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah, karena saat ini masalah tersebut sudah menjadi bagian dari kehidupan kota-kota besar, yang setiap harinya banyak sekali ditemukan pengemis, gelandangan, dan pengamen yang juga ikut andil dalam meramaikan jalan raya kota, dalam hal ini kota Semarang. Dengan hasil mengemis itulah mereka menggantungkan hidup mereka dan keluarganya. sebagian besar dari mereka menjadikan mengemis sebagai profesi. Hal ini tentu sangat mengganggu pemandangan dan meresahkan masyarakat. Penyebab dari semua itu antara lain adalah jumlah pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan lapangan pekerjaan yang memadai. Selain itu menyempitnya lahan pertanian di desa karena banyak digunakan untuk pembangunan pemukiman dan perusahaan atau pabrik. Keadaan ini mendorong penduduk desa berbondong-bondong ke kota dengan maksud untuk merubah nasib, tapi sayangnya, mereka kesulitan mencapai kehidupan yang layak di kota. Sehingga keadaan ini akan menambah tenaga yang tidak produktif. Akibatnya untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka bekerja apa saja asalkan mendapatkan uang meski dengan cara meminta-minta. Mereka memanfaatkan kolong jembatan, stasiun kereta api, emperan toko, serta pemukiman kumuh lainnya sebagai tempat tinggal dan tempat berinteraksi sehari-hari mereka. Semua itu mereka lakukan demi menekan pengeluaran agar tidak membengkak, melihat pola kehidupan masyarakat kota tinggi, dan sikap individulistik dari orang-orangnya yang memaksa setiap orang untuk hidup mandiri di kota. Dalam penanganan oleh pemerintah masalah penyakit masyarakat ini, sanksi yang diberikan masih sebatas penertiban, penampungan sementara, pembinaan dan dikembalikan ke daerah asalnya. Namun cara itu belum mampu menyelesaikan secara tuntas masalah gepeng (gelandangan pengemis) di kota besar termasuk di Kota Semarang. Pemerintah harus tetap bekerja ekstra keras dengan tanpa mengenal lelah untuk melakukan razia-razia ke
  • 4. tempat-tempat mangkal para gepeng. Setelah ditertibkan dan didata mereka tetap diberi pembinaan mulai dari pemerintah, dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial. Kemudian baru mengkonfirmasi dusun/banjar asal dari gepeng (gelandangan pengemis) bersangkutan untuk mendapat pembinaan lebih lanjut. 1.2 Rumusan Masalah 1. Mengapa banyak gelandangan dan pengemis di Kota Semarang? 2. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari adanya gelandangan dan pengemis? 3. Bagaimana respon serta tindakan dari pemerintah dan masyarakat? 1.3 Tujuan 1. Menemukan faktor yang melatar belakangi adanya gelandangan dan pengemis di Kota Semarang. 2. Mengetahui kehidupan dan kegiatan sehari-hari yang dilakukan gelandangan dan pengemis 3. Mendeskripsikan respon dan tindakan dari pemerintah dan masyarakat terhadap adanya gelandangan di Kota Semarang
  • 5. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Gelandangan adalah seorang yang hidup dalam keadaan yang tidak mempunyai tempat tinggal dan tidak memiliki pekerjaan tetap dan mengembara ditempat umum sehingga hidup tidak sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat. Pengemis adalah seorang yang mendapat penghasilan dengan meminta minta di tempat umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mendapatkan belas kasihan dari orang lain. Gepeng (gelandangan dan pengemis) adalah seorang yang hidup mengelandang dan sekaligus mengemis. Oleh karena tidak mempunyai tempat tinggal tetap dan berdasarkan berbagai alasan harus tinggal di bawah kolong jembatan, taman umum, pinggir jalan, pinggir sungai, stasiun kereta api, atau berbagai fasilitas umum lain untuk tidur dan menjalankan kehidupansehari-hari. Karakteristik dari gepeng (gelandangan dan pengemis) yaitu: 1. Tidak memiliki tempat tinggal. Kebanyakan dari gepeng dan pengemis ini mereka tidak memiliki tempat hunian atau tempat tinggal mereka ini biasa mengembara ditempat umum. 2. Hidup di bawah garis kemiskinan. Para gepeng mereka tidak memiliki penghasilan tetap yang bisa menjamin untuk kehidupan mereka kedepan bahkan untuk sehari hari saja mereka harus mengemis atau memulung untuk membeli makanan untuk kehidupannya. 3. Hidup dengan penuh ketidakpastian. Para gepeng mereka hidup mengelandang dan mengemis disetiap harinya mereka ini sangat memprihatinkan karena jika mereka sakit mereka tidak bisa mendapat jaminan sosial seperti yang dimiliki oleh pegawai negeri yaitu ASKES untuk berobat dan lain lain. 4. Memakai baju yang compang camping . Gepeng bisanya tidak pernah mengunakan baju yang rapi atau berdasi melaikan baju yang kumal dan dekil.
  • 6. BAB III PEMBAHASAN Permasalahan gelandangan dan pengemis saat ini masih tetap menjadi beban pembangunan nasional dewasa ini, untuk itu peran pemerintah dan masyarakat untuk menanggulangi permasalahan ini tentunya harus dilakukan secara bersama-sama, sehingga mampu mengurangi kesenjangan sosial yang ada, gelandangan dan pengemis merupakan kantong kemiskinan yang hidup diperkotaan, hal ini disebabkan karena faktor ekonomi dan kebutuhan hidup yang semakin mendesak. Kondisi ini semakin hari semakin memprihatinkan, karena tidak hanya di persimpangan jalan (traffic light), disepanjang emperan toko, terminal, stasiun, angkutan umum sampai di tempat hiburan pun mereka tidak sulit ditemukan. Terlebih lagi saat ini, ternyata fenomena serupa tidak hanya dapat ditemui dikota-kota besar saja, namun telah menjalar dan sekaligus menjadi pemandangan yang tidak asing juga bagi masyarakat di daerah. Faktor Penyebab Dari Gelandangan Dan Pengemis Masalah sosial tidak bisa dihindari keberadaannya dalam kehidupan masyarakat, terutama yang berada didaerah perkotaan adalah masalah gelandangan dan pengemis. Permasalahan sosial gelandangan dan pengemis merupakan akumulasi dan interaksi dari berbagai permasalahan seperti hal-hal kemiskinan, pendidikan rendah, minimnya keterampilan kerja yang dimiliki lingkungan, sosial budaya, kesehatan dan lain sebagainya. Adapun gambaran permasalahan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Masalah kemiskinan. Kemiskinan menyebabkan seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar minimal dan menjangkau pelayanan umum sehingga tidak dapat mengembangkan kehidupan pribadi maupun keluarga secara layak. 2. Masalah Pendidikan. Pada umumnya tingkat pendidikan gelandangan dan pengemis relatif rendah sehingga menjadi kendala untuk memperleh pekerjaan yang layak. 3. Masalah keterampilan kerja. Pada umumnya gelandangan dan pengemis tidak memiliki keterampilan yang sesuai dengan tuntutan pasar kerja, meskipun ada juga para gepeng yang mampu merubah nasib mereka dengan tekad dan kerja keras. 4. Masalah sosial budaya.
  • 7. Ada beberapa faktor sosial budaya yang mengakibatkan seseorang menjadi gelandangan dan pengemis. Faktor tersebut misalnya: a. Rendahnya harga diri. Rendahnya harga diri kepada sekelompok orang, mengakibatkan tidak dimiliki rasa malu untuk minta-minta. b. Sikap pasrah pada nasib. Mereka menganggap bahwa kemiskinan adalah kondisi mereka sebagai gelandangan dan pengemis adalah nasib, sehingga tidak ada kemauan untuk melakuan perubahan. c. Kebebasan dan kesenangan hidup mengelandang . Ada kenikmatan tersendiri bagi orang yang hidup mengelandang Dampak Dari Adanya Gelandangan dan Pengemis a. Masalah lingkungan (tata ruang) Gelandangan dan pengemis pada umumnya tidak memiliki tempat tinggal tetap, tinggal di wilayah yang sebanarnya dilarang dijadikan tepat tinggal, seperti: taman taman, bawah jembatan dan pingiran kali. Oleh karena itu mereka dikota besar sangat menganggu ketertiban umum, ketenangan masyrakat dan kebersihan serta keindahan kota. b. Masalah kependudukan Gelandangan dan pengemis yang hidupnya berkeliaran dijalan jalan dan tempat umum, kebanyakan tidak memiliki kartu identitas (KTP/KK) yang tercatat di kelurahan (RT/RW) setempat dan sebagian besar dari mereka hidup bersama sebagai suami istri tampa ikatan perkawinan yang sah. c. Masalah keamanan dan ketertiban Maraknya gelandangan dan pengemis disuatu wilayah dapat menimbulkan kerawanan sosial mengagu keamanan dan ketertiban di wilayah tersebut. d. Masalah kriminalitas Memang tak dapat kita sangkal banyak sekali faktor penyebab dari kriminalitas ini dilakuakan oleh para gelandangan dan pengemis ditempat keramaian mulai dari pencurian kekerasan hingga samapi pelecehan seksual ini kerap sekali terjadi. Solusi dari permasalahan gelandangan dan penegemis yaitu dengan cara rehabilitasi sosial. Sebalum kita bicara lebih jauh tentang rehabilitas sosial kita perlu tau apa itu rehabititas sosial gelandangan dan pengemis yaitu peroses pelayanan da rehabilitasi sosial yang terorganisasi dan terancana, meliputi usaha usah apembinaan fisik,
  • 8. bimbingan mental sosial, pemberian keterampilan dan pelatihan kerja penyaluran ketengah-tengah masyarakat. Upaya Pemerintah dalam Menghadapai Permasalahan Gelandangan dan Pengemis 1. Mengadakan razia di daerah rawan gelandangan 2. Mengadakan penampungan sementara 3. Mengidentifikasikan, memotifasi dan menyeleksi gelandangan 4. Melakukan pembinaan mental dan ketrampilan sesuai bakat 5. Menyalurkan ke daerah asal atau ke panti rehabilitasi dan resosialisasi 6. Menyadarkan dan membina pihak-pihak yang terkait dalam jaringan gelandangan dan menindak secara yuridis jaringan gelandangan tersebut 7. Melakukan rehabilitasi terhadap gelandangan dan pengemis. Dalam kegiatan rehabilitasi memiliki tujuan, dan fungsi yaitu: a. Tujuan dari pelayanan rehabilitasi sosial pada gelandangan dan pengemis ini dapat dari: a) Gelandangan dan pengemis mampu merubah cara hidup dan cara mendapatkan penghasilan yang sesuai dengan norma yang berlaku di dalam masyarakat. b) Gelandangan dan pengemis dapat di jangkau dan mau mengikuti program pelayanan dan rehabilitas sosial. c) Gelandangan dan penemis mampu menjalankan fungsi dan peran sosialnya di masyarakat secara wajar. b. Fungsi a) Menumbuhkan kesadaran gelandangan dan pengemis tentang pentingnya program pelayanan dan rehabilitasi sosial. b) Membantu gelandangan dan pengemis untuk mampu melakukan kegiatan kegitan yang berkenaan dengan kehidupan sehari hari. c) Membantu gelandangan dan pengemis agar mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. d) Membantu gelandangan dan pengemis unuk mengembangkan potensinya. e) Membantu gelandangan dan pengemis untuk berperilaku normatif. Meskipun sudah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah, namun masih saja ada gelandangan dan pengemis yang berkeliaran dimana-mana, hal ini menyebabkan keresahan warga, karena hampir di setiap jalan, transportasi umum, terminal, dan tempat-tempat umum lainnya selalu saja ada orang yang meminta-minta, bahkan mereka cenderung memaksa dalam meminta-minta dengan mendatangi rumah warga satu persatu.
  • 9. BAB IV PENUTUP A. Simpulan Gepeng (gelandangan dan pengemis) adalah seorang yang hidup mengelandang dan sekaligus mengemis. Oleh karena tidak mempunyai tempat tinggal tetap dan berdasarkan berbagai alasan harus tinggal di bawah kolong jembatan, taman umum, pinggir jalan, pinggir sungai, stasiun kereta api, atau berbagai fasilitas umum lain untuk tidur dan menjalankan kehidupan sehari-hari. Beberapa faktor yang melatar belakangi adanya gepeng adalah kemiskinan, pendidikan rendah, minimnya keterampilan kerja yang dimiliki lingkungan, sosial budaya, kesehatan, dan lain sebagainya. Adanya gepeng dapat menimbulkan beberapa masalah sosial misalnya, masalah lingkungan, kependudukan, ketertiban, dan keamanan. Berbagai upaya juga sudah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi keberadaan gepeng, yaitu dengan mengadakan razia, memberikan motivasi, serta melakukan rehabilitasi terhadap para gepeng yang ada. B. Saran 1. Memberikan sanksi tegas kepada para penguasa yang korupsi, karena salah satu penyebab tidak meratanya perekonomian karena adanya penggelapan uang secara besar-besaran dari pihak penguasa 2. Pemerintah memperluas lapangan kerja 3. Pemerintah memfasilitasi pendidikan bagi para gepeng agar mengubah pola fikir mereka, sehingga angka gepeng dapat diturunkan 4. Adanya rasa toleransi dari keluarga maupun masyarakat setempat untuk saling membantu, agar mereka tidak sampai jadi pengemis dan gelandangan