PT Samsung Electronics Indonesia didirikan pada 1991 dan berfokus pada produksi, pengembangan, dan pemasaran alat-alat elektronik seperti televisi, ponsel, laptop, printer, dan peralatan rumah tangga. Perusahaan ini berkomitmen untuk mencapai kontribusi yang signifikan serta menjalankan tugas secara profesional dengan berpartisipasi aktif bersama konsumen.
The document describes 11 MATLAB programs for simulating wireless communication networks. It provides instructions for running the main simulation programs dcamain.m and main.m, including how to set parameters, run the simulations, and view the results. Key outputs include plots of blocking probability over time and against system parameters like user numbers or antenna beamwidths.
The document is a white paper that summarizes how to develop hybrid mobile applications using Sybase Unwired Platform's Hybrid Web Container. The Hybrid Web Container allows developers to create mobile apps using HTML5, JavaScript and CSS with their existing web development skills. It discusses the development process, which involves connecting data sources in Eclipse, dragging and dropping tables to generate screens, and allowing customization. The paper answers common questions about the development approach and capabilities.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang peranan Pancasila sebagai paradigma kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
2. Pancasila dijelaskan sebagai paradigma dalam berbagai bidang seperti pembangunan, politik, ekonomi, pertahanan, sosial budaya, IPTEK, dan kehidupan beragama.
3. Dokumen tersebut menjelaskan bagaimana Pancasila dapat menjadi pedoman
1. Ilmu hukum mempelajari hukum sebagai gejala sosial yang mengatur masyarakat dengan berbagai metode seperti sejarah, sosiologi, dan filsafat. 2. Masyarakat dan hukum saling melengkapi, dimana hukum dibutuhkan untuk mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat. 3. Pengantar ilmu hukum memperkenalkan konsep-konsep dasar hukum seperti unsur-unsur, subjek, obj
The document provides information on assessment for learning (formative assessment) as a characteristic of effective instruction within the Iowa Core. It defines assessment for learning as a process used by teachers and students during instruction to provide feedback and adjust teaching and learning to improve student achievement. The summary highlights key aspects of assessment for learning, including using a variety of strategies to monitor progress toward learning goals, providing descriptive feedback, incorporating self- and peer-assessment, and establishing a collaborative classroom climate. Research cited found significant learning gains when formative assessment practices were used.
PT Samsung Electronics Indonesia didirikan pada 1991 dan berfokus pada produksi, pengembangan, dan pemasaran alat-alat elektronik seperti televisi, ponsel, laptop, printer, dan peralatan rumah tangga. Perusahaan ini berkomitmen untuk mencapai kontribusi yang signifikan serta menjalankan tugas secara profesional dengan berpartisipasi aktif bersama konsumen.
The document describes 11 MATLAB programs for simulating wireless communication networks. It provides instructions for running the main simulation programs dcamain.m and main.m, including how to set parameters, run the simulations, and view the results. Key outputs include plots of blocking probability over time and against system parameters like user numbers or antenna beamwidths.
The document is a white paper that summarizes how to develop hybrid mobile applications using Sybase Unwired Platform's Hybrid Web Container. The Hybrid Web Container allows developers to create mobile apps using HTML5, JavaScript and CSS with their existing web development skills. It discusses the development process, which involves connecting data sources in Eclipse, dragging and dropping tables to generate screens, and allowing customization. The paper answers common questions about the development approach and capabilities.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang peranan Pancasila sebagai paradigma kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
2. Pancasila dijelaskan sebagai paradigma dalam berbagai bidang seperti pembangunan, politik, ekonomi, pertahanan, sosial budaya, IPTEK, dan kehidupan beragama.
3. Dokumen tersebut menjelaskan bagaimana Pancasila dapat menjadi pedoman
1. Ilmu hukum mempelajari hukum sebagai gejala sosial yang mengatur masyarakat dengan berbagai metode seperti sejarah, sosiologi, dan filsafat. 2. Masyarakat dan hukum saling melengkapi, dimana hukum dibutuhkan untuk mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat. 3. Pengantar ilmu hukum memperkenalkan konsep-konsep dasar hukum seperti unsur-unsur, subjek, obj
The document provides information on assessment for learning (formative assessment) as a characteristic of effective instruction within the Iowa Core. It defines assessment for learning as a process used by teachers and students during instruction to provide feedback and adjust teaching and learning to improve student achievement. The summary highlights key aspects of assessment for learning, including using a variety of strategies to monitor progress toward learning goals, providing descriptive feedback, incorporating self- and peer-assessment, and establishing a collaborative classroom climate. Research cited found significant learning gains when formative assessment practices were used.
The document provides tips for learning the different aspects of language: listening, speaking, reading, and writing. It recommends ways to practice each skill such as listening to media in English, talking to oneself, reading materials at an appropriate level, keeping a journal, and visiting an English-speaking country. The overall message is that babies learn language slowly, starting with listening, then speaking, and finally reading and writing, and these tips can help someone learn English through practicing each component of the language.
The document discusses alternative forms of assessment for young English language learners, specifically personal-response and performance-based assessment. These alternative forms of assessment are more formative and less anxiety-inducing for students compared to traditional testing. Personal-response assessment involves techniques like conferences, portfolios, and self-assessment. Performance-based assessment requires students to complete authentic tasks using oral and written communication skills. The document advocates shifting assessment to be more integrated with the learning process and providing feedback to support students' growth.
This 3 sentence summary provides the key steps for installing Windows XP:
The document outlines the steps to install Windows XP which includes formatting partitions, copying installation files, setting up personal information like name and password, configuring date and time settings, selecting workgroup or domain settings, restarting the computer upon completion, and customizing the desktop.
This document discusses techniques for assessing oral language skills. It lists criteria like fluency, accuracy, and sensitivity. It also provides examples of techniques like oral interviews, role plays, dialogue journals, self-assessment, and presentations. Several activities are described to assess oral language in contexts like social interaction, language and literacy, and language and thinking. The document also discusses techniques for assessing students' written English like portfolios, peer-assessment, journal writing, checklists, rubrics, and anecdotal records.
Comment bien rédiger le Cahier des charges de votre site webpolenumerique33
Un site Internet ne bénéficiera d’un bon retour sur investissement que si le projet est bien défini en amont et suivi en aval. Le cahier des charges permet de formaliser votre projet, de mentionner les spécificités techniques et ainsi de mieux dialoguer avec vos prestataires. Conseils de rédaction et focus sur les aspects juridiques (propriété intellectuelle, mentions légales, CGV…). Animé par le Pôle numérique de la CCIB et Alias Avocats.
Buku ini membahas tentang tantangan pelayanan di perkotaan Indonesia dengan fokus pada ledakan penduduk di kota, daya tarik dan masalah urbanisasi, serta ketidakseimbangan konsentrasi penduduk antara kota dan desa.
Musni Umar: Peningkatan Peran Pemerintah dalam Mencegah dan Mengantisipasi Ko...musniumar
Dokumen tersebut membahas tentang peningkatan peran pemerintah dalam mencegah dan menangani konflik sosial di DKI Jakarta. Dibahas sumber-sumber potensial konflik sosial seperti keluarga miskin, lingkungan kumuh, sekolah, pasar tradisional, dan pemukiman yang akan digusur. Juga dibahas upaya-upaya seperti memberikan pendidikan, pelatihan kerja, bantuan modal usaha, dan perbaikan lingkungan untuk mence
Dinamika dan potensi konflik pada masyarakat kota metropolitan novi catur mUniversitas Islam Balitar
Dokumen tersebut membahas tentang dinamika dan potensi konflik di masyarakat kota metropolitan. Terdapat berbagai faktor penyebab konflik seperti ketidaksetaraan kekuasaan dan kepentingan, serta masalah sosial akibat urbanisasi dan perekonomian Jakarta. Dokumen ini menganalisis konsep konflik serta faktor-faktor penyebab timbulnya berbagai masalah sosial dan potensi konflik di Jakarta.
Makalah ini membahas tentang pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi pada anak jalanan di Indonesia. Anak jalanan umumnya tidak mendapatkan hak mereka untuk pendidikan dan perlindungan dari kekerasan. Mereka sering mengalami eksploitasi buruh dan seksual. Upaya pemerintah untuk menangani masalah ini belum memadai. Diperlukan program khusus untuk memberikan pendidikan dan perlindungan bagi anak jalanan.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan produk daerah melalui kampung wisata bisnis tegalwaru. Sosial entrepreneur berperan dalam membangun kampung wisata untuk memberdayakan masyarakat dan mengurangi pengangguran melalui pelatihan keterampilan dan pemasaran produk lokal."
The document provides tips for learning the different aspects of language: listening, speaking, reading, and writing. It recommends ways to practice each skill such as listening to media in English, talking to oneself, reading materials at an appropriate level, keeping a journal, and visiting an English-speaking country. The overall message is that babies learn language slowly, starting with listening, then speaking, and finally reading and writing, and these tips can help someone learn English through practicing each component of the language.
The document discusses alternative forms of assessment for young English language learners, specifically personal-response and performance-based assessment. These alternative forms of assessment are more formative and less anxiety-inducing for students compared to traditional testing. Personal-response assessment involves techniques like conferences, portfolios, and self-assessment. Performance-based assessment requires students to complete authentic tasks using oral and written communication skills. The document advocates shifting assessment to be more integrated with the learning process and providing feedback to support students' growth.
This 3 sentence summary provides the key steps for installing Windows XP:
The document outlines the steps to install Windows XP which includes formatting partitions, copying installation files, setting up personal information like name and password, configuring date and time settings, selecting workgroup or domain settings, restarting the computer upon completion, and customizing the desktop.
This document discusses techniques for assessing oral language skills. It lists criteria like fluency, accuracy, and sensitivity. It also provides examples of techniques like oral interviews, role plays, dialogue journals, self-assessment, and presentations. Several activities are described to assess oral language in contexts like social interaction, language and literacy, and language and thinking. The document also discusses techniques for assessing students' written English like portfolios, peer-assessment, journal writing, checklists, rubrics, and anecdotal records.
Comment bien rédiger le Cahier des charges de votre site webpolenumerique33
Un site Internet ne bénéficiera d’un bon retour sur investissement que si le projet est bien défini en amont et suivi en aval. Le cahier des charges permet de formaliser votre projet, de mentionner les spécificités techniques et ainsi de mieux dialoguer avec vos prestataires. Conseils de rédaction et focus sur les aspects juridiques (propriété intellectuelle, mentions légales, CGV…). Animé par le Pôle numérique de la CCIB et Alias Avocats.
Buku ini membahas tentang tantangan pelayanan di perkotaan Indonesia dengan fokus pada ledakan penduduk di kota, daya tarik dan masalah urbanisasi, serta ketidakseimbangan konsentrasi penduduk antara kota dan desa.
Musni Umar: Peningkatan Peran Pemerintah dalam Mencegah dan Mengantisipasi Ko...musniumar
Dokumen tersebut membahas tentang peningkatan peran pemerintah dalam mencegah dan menangani konflik sosial di DKI Jakarta. Dibahas sumber-sumber potensial konflik sosial seperti keluarga miskin, lingkungan kumuh, sekolah, pasar tradisional, dan pemukiman yang akan digusur. Juga dibahas upaya-upaya seperti memberikan pendidikan, pelatihan kerja, bantuan modal usaha, dan perbaikan lingkungan untuk mence
Dinamika dan potensi konflik pada masyarakat kota metropolitan novi catur mUniversitas Islam Balitar
Dokumen tersebut membahas tentang dinamika dan potensi konflik di masyarakat kota metropolitan. Terdapat berbagai faktor penyebab konflik seperti ketidaksetaraan kekuasaan dan kepentingan, serta masalah sosial akibat urbanisasi dan perekonomian Jakarta. Dokumen ini menganalisis konsep konflik serta faktor-faktor penyebab timbulnya berbagai masalah sosial dan potensi konflik di Jakarta.
Makalah ini membahas tentang pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi pada anak jalanan di Indonesia. Anak jalanan umumnya tidak mendapatkan hak mereka untuk pendidikan dan perlindungan dari kekerasan. Mereka sering mengalami eksploitasi buruh dan seksual. Upaya pemerintah untuk menangani masalah ini belum memadai. Diperlukan program khusus untuk memberikan pendidikan dan perlindungan bagi anak jalanan.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan produk daerah melalui kampung wisata bisnis tegalwaru. Sosial entrepreneur berperan dalam membangun kampung wisata untuk memberdayakan masyarakat dan mengurangi pengangguran melalui pelatihan keterampilan dan pemasaran produk lokal."
Makalah sosisologi pedesaan (lingkungan hidup pedesaan) (1)Haniatur Rohmah
Makalah ini membahas tentang lingkungan hidup pedesaan dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Lingkungan hidup pedesaan ditandai dengan ikatan sosial yang kuat dan mata pencaharian yang bergantung pada pertanian. Permasalahan utama meliputi rendahnya pendidikan, kurangnya sarana kesehatan dan sosial budaya, serta kesadaran keamanan yang masih minimal.
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
Kriminologi
1. MAKALAH
“PATOLOGI SOSIAL (GELANDANGAN DAN PENGEMIS)”
Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kriminologi
Oleh:
Kelompok 4
1. Perwitiningsih 8111411011
2. Ariska Minawati 8111411037
3. Fajar Lutfi B 8111411044
4. Shinta Ratna D 8111411048
5. Riska Astriana 8111411037
6. Nabilla Afinannisa 8111411068
7. Akhmad Zakky R 8111411072
8. Harlinda Laeli A 8111411081
9. Niken Sari Dewi 8111411192
10. Zaky Angga P 8111411282
11. M. Ardian F 8111411307
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2013
2. KATA PENGANTAR
Gepeng. Apa yang terlintas di pikiran kita tentang kata ini? Tentu akan banyak
artikulasi dalam pikiran kita tentang kata tersebut. Mungkin sebuah kata yang merujuk pada
penguasa jalanan saat ini. Iya, mereka menggantungkan diri dijalanan, menggantungkan diri
pada belas kasih orang lain demi mempertahankan hidup.
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam makalah ini, kami berupaya mengkaji, mengupas, serta sedikit dapat memberikan
informasi kepada masyarakat tentang seluk-beluk gelandangan dan pengemis (gepeng) yang
telah mengadu nasibnya dijalanan kota.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa, bapak/ibu dosen, teman-teman kami yang baik hati serata tak lupa
kepada orang tua kami yang telah mendoakan kami dirumah serta tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik
dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,
saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
masyarakat.
Semarang, 28 Maret 2013
Tim Penulis
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagaimana termaktub dalam pasal 34 ayat 1 UUD 1945 “fakir miskin dan anak-
anak yang terlantar dipelihara oleh negara”. Pasal tersebut menunjukkan bahwa pemerintah
bertanggung jawab terhadap adanya para gelandangan dan juga pengemis (gepeng), yang
sampai sekarang masih sering kita jumpai, terutama di kota-kota besar.
Indonesia merupakan Negara yang besar dengan sumber daya alam dan potensi
manusianya. Namun sampai saat ini Indonesia masih belum mampu menyelesaikan masalah
kemiskinan. Dari sekian banyak masalah sosial yang ada sampai saat ini, gelandangan dan
pengemis adalah masalah yang perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah, karena
saat ini masalah tersebut sudah menjadi bagian dari kehidupan kota-kota besar, yang setiap
harinya banyak sekali ditemukan pengemis, gelandangan, dan pengamen yang juga ikut andil
dalam meramaikan jalan raya kota, dalam hal ini kota Semarang.
Dengan hasil mengemis itulah mereka menggantungkan hidup mereka dan
keluarganya. sebagian besar dari mereka menjadikan mengemis sebagai profesi. Hal ini tentu
sangat mengganggu pemandangan dan meresahkan masyarakat. Penyebab dari semua itu
antara lain adalah jumlah pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan lapangan
pekerjaan yang memadai. Selain itu menyempitnya lahan pertanian di desa karena banyak
digunakan untuk pembangunan pemukiman dan perusahaan atau pabrik. Keadaan ini
mendorong penduduk desa berbondong-bondong ke kota dengan maksud untuk merubah
nasib, tapi sayangnya, mereka kesulitan mencapai kehidupan yang layak di kota. Sehingga
keadaan ini akan menambah tenaga yang tidak produktif. Akibatnya untuk memenuhi
kebutuhan hidup, mereka bekerja apa saja asalkan mendapatkan uang meski dengan cara
meminta-minta. Mereka memanfaatkan kolong jembatan, stasiun kereta api, emperan toko,
serta pemukiman kumuh lainnya sebagai tempat tinggal dan tempat berinteraksi sehari-hari
mereka. Semua itu mereka lakukan demi menekan pengeluaran agar tidak membengkak,
melihat pola kehidupan masyarakat kota tinggi, dan sikap individulistik dari orang-orangnya
yang memaksa setiap orang untuk hidup mandiri di kota.
Dalam penanganan oleh pemerintah masalah penyakit masyarakat ini, sanksi yang
diberikan masih sebatas penertiban, penampungan sementara, pembinaan dan dikembalikan
ke daerah asalnya. Namun cara itu belum mampu menyelesaikan secara tuntas masalah
gepeng (gelandangan pengemis) di kota besar termasuk di Kota Semarang. Pemerintah harus
tetap bekerja ekstra keras dengan tanpa mengenal lelah untuk melakukan razia-razia ke
4. tempat-tempat mangkal para gepeng. Setelah ditertibkan dan didata mereka tetap diberi
pembinaan mulai dari pemerintah, dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
Sosial. Kemudian baru mengkonfirmasi dusun/banjar asal dari gepeng (gelandangan
pengemis) bersangkutan untuk mendapat pembinaan lebih lanjut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Mengapa banyak gelandangan dan pengemis di Kota Semarang?
2. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari adanya gelandangan dan pengemis?
3. Bagaimana respon serta tindakan dari pemerintah dan masyarakat?
1.3 Tujuan
1. Menemukan faktor yang melatar belakangi adanya gelandangan dan pengemis di Kota
Semarang.
2. Mengetahui kehidupan dan kegiatan sehari-hari yang dilakukan gelandangan dan
pengemis
3. Mendeskripsikan respon dan tindakan dari pemerintah dan masyarakat terhadap
adanya gelandangan di Kota Semarang
5. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gelandangan adalah seorang yang hidup dalam keadaan yang tidak mempunyai
tempat tinggal dan tidak memiliki pekerjaan tetap dan mengembara ditempat umum sehingga
hidup tidak sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat.
Pengemis adalah seorang yang mendapat penghasilan dengan meminta minta di
tempat umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mendapatkan belas kasihan dari orang
lain.
Gepeng (gelandangan dan pengemis) adalah seorang yang hidup mengelandang dan
sekaligus mengemis. Oleh karena tidak mempunyai tempat tinggal tetap dan berdasarkan
berbagai alasan harus tinggal di bawah kolong jembatan, taman umum, pinggir jalan, pinggir
sungai, stasiun kereta api, atau berbagai fasilitas umum lain untuk tidur dan menjalankan
kehidupansehari-hari.
Karakteristik dari gepeng (gelandangan dan pengemis) yaitu:
1. Tidak memiliki tempat tinggal. Kebanyakan dari gepeng dan pengemis ini mereka
tidak memiliki tempat hunian atau tempat tinggal mereka ini biasa mengembara
ditempat umum.
2. Hidup di bawah garis kemiskinan. Para gepeng mereka tidak memiliki penghasilan
tetap yang bisa menjamin untuk kehidupan mereka kedepan bahkan untuk sehari hari
saja mereka harus mengemis atau memulung untuk membeli makanan untuk
kehidupannya.
3. Hidup dengan penuh ketidakpastian. Para gepeng mereka hidup mengelandang dan
mengemis disetiap harinya mereka ini sangat memprihatinkan karena jika mereka
sakit mereka tidak bisa mendapat jaminan sosial seperti yang dimiliki oleh pegawai
negeri yaitu ASKES untuk berobat dan lain lain.
4. Memakai baju yang compang camping . Gepeng bisanya tidak pernah mengunakan
baju yang rapi atau berdasi melaikan baju yang kumal dan dekil.
6. BAB III
PEMBAHASAN
Permasalahan gelandangan dan pengemis saat ini masih tetap menjadi beban
pembangunan nasional dewasa ini, untuk itu peran pemerintah dan masyarakat untuk
menanggulangi permasalahan ini tentunya harus dilakukan secara bersama-sama, sehingga
mampu mengurangi kesenjangan sosial yang ada, gelandangan dan pengemis merupakan
kantong kemiskinan yang hidup diperkotaan, hal ini disebabkan karena faktor ekonomi dan
kebutuhan hidup yang semakin mendesak.
Kondisi ini semakin hari semakin memprihatinkan, karena tidak hanya di
persimpangan jalan (traffic light), disepanjang emperan toko, terminal, stasiun, angkutan
umum sampai di tempat hiburan pun mereka tidak sulit ditemukan. Terlebih lagi saat ini,
ternyata fenomena serupa tidak hanya dapat ditemui dikota-kota besar saja, namun telah
menjalar dan sekaligus menjadi pemandangan yang tidak asing juga bagi masyarakat di
daerah.
Faktor Penyebab Dari Gelandangan Dan Pengemis
Masalah sosial tidak bisa dihindari keberadaannya dalam kehidupan masyarakat,
terutama yang berada didaerah perkotaan adalah masalah gelandangan dan pengemis.
Permasalahan sosial gelandangan dan pengemis merupakan akumulasi dan interaksi dari
berbagai permasalahan seperti hal-hal kemiskinan, pendidikan rendah, minimnya
keterampilan kerja yang dimiliki lingkungan, sosial budaya, kesehatan dan lain sebagainya.
Adapun gambaran permasalahan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Masalah kemiskinan.
Kemiskinan menyebabkan seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar
minimal dan menjangkau pelayanan umum sehingga tidak dapat mengembangkan
kehidupan pribadi maupun keluarga secara layak.
2. Masalah Pendidikan.
Pada umumnya tingkat pendidikan gelandangan dan pengemis relatif rendah sehingga
menjadi kendala untuk memperleh pekerjaan yang layak.
3. Masalah keterampilan kerja.
Pada umumnya gelandangan dan pengemis tidak memiliki keterampilan yang sesuai
dengan tuntutan pasar kerja, meskipun ada juga para gepeng yang mampu merubah
nasib mereka dengan tekad dan kerja keras.
4. Masalah sosial budaya.
7. Ada beberapa faktor sosial budaya yang mengakibatkan seseorang menjadi
gelandangan dan pengemis. Faktor tersebut misalnya:
a. Rendahnya harga diri.
Rendahnya harga diri kepada sekelompok orang, mengakibatkan tidak dimiliki
rasa malu untuk minta-minta.
b. Sikap pasrah pada nasib.
Mereka menganggap bahwa kemiskinan adalah kondisi mereka sebagai
gelandangan dan pengemis adalah nasib, sehingga tidak ada kemauan untuk
melakuan perubahan.
c. Kebebasan dan kesenangan hidup mengelandang .
Ada kenikmatan tersendiri bagi orang yang hidup mengelandang
Dampak Dari Adanya Gelandangan dan Pengemis
a. Masalah lingkungan (tata ruang)
Gelandangan dan pengemis pada umumnya tidak memiliki tempat tinggal tetap,
tinggal di wilayah yang sebanarnya dilarang dijadikan tepat tinggal, seperti: taman
taman, bawah jembatan dan pingiran kali. Oleh karena itu mereka dikota besar sangat
menganggu ketertiban umum, ketenangan masyrakat dan kebersihan serta keindahan
kota.
b. Masalah kependudukan
Gelandangan dan pengemis yang hidupnya berkeliaran dijalan jalan dan tempat
umum, kebanyakan tidak memiliki kartu identitas (KTP/KK) yang tercatat di
kelurahan (RT/RW) setempat dan sebagian besar dari mereka hidup bersama sebagai
suami istri tampa ikatan perkawinan yang sah.
c. Masalah keamanan dan ketertiban
Maraknya gelandangan dan pengemis disuatu wilayah dapat menimbulkan kerawanan
sosial mengagu keamanan dan ketertiban di wilayah tersebut.
d. Masalah kriminalitas
Memang tak dapat kita sangkal banyak sekali faktor penyebab dari kriminalitas ini
dilakuakan oleh para gelandangan dan pengemis ditempat keramaian mulai dari
pencurian kekerasan hingga samapi pelecehan seksual ini kerap sekali terjadi.
Solusi dari permasalahan gelandangan dan penegemis yaitu dengan cara rehabilitasi
sosial. Sebalum kita bicara lebih jauh tentang rehabilitas sosial kita perlu tau apa itu
rehabititas sosial gelandangan dan pengemis yaitu peroses pelayanan da rehabilitasi
sosial yang terorganisasi dan terancana, meliputi usaha usah apembinaan fisik,
8. bimbingan mental sosial, pemberian keterampilan dan pelatihan kerja penyaluran
ketengah-tengah masyarakat.
Upaya Pemerintah dalam Menghadapai Permasalahan Gelandangan dan
Pengemis
1. Mengadakan razia di daerah rawan gelandangan
2. Mengadakan penampungan sementara
3. Mengidentifikasikan, memotifasi dan menyeleksi gelandangan
4. Melakukan pembinaan mental dan ketrampilan sesuai bakat
5. Menyalurkan ke daerah asal atau ke panti rehabilitasi dan resosialisasi
6. Menyadarkan dan membina pihak-pihak yang terkait dalam jaringan gelandangan dan
menindak secara yuridis jaringan gelandangan tersebut
7. Melakukan rehabilitasi terhadap gelandangan dan pengemis. Dalam kegiatan
rehabilitasi memiliki tujuan, dan fungsi yaitu:
a. Tujuan dari pelayanan rehabilitasi sosial pada gelandangan dan pengemis ini dapat
dari:
a) Gelandangan dan pengemis mampu merubah cara hidup dan cara mendapatkan
penghasilan yang sesuai dengan norma yang berlaku di dalam masyarakat.
b) Gelandangan dan pengemis dapat di jangkau dan mau mengikuti program
pelayanan dan rehabilitas sosial.
c) Gelandangan dan penemis mampu menjalankan fungsi dan peran sosialnya di
masyarakat secara wajar.
b. Fungsi
a) Menumbuhkan kesadaran gelandangan dan pengemis tentang pentingnya
program pelayanan dan rehabilitasi sosial.
b) Membantu gelandangan dan pengemis untuk mampu melakukan kegiatan
kegitan yang berkenaan dengan kehidupan sehari hari.
c) Membantu gelandangan dan pengemis agar mampu memenuhi kebutuhan
dasarnya.
d) Membantu gelandangan dan pengemis unuk mengembangkan potensinya.
e) Membantu gelandangan dan pengemis untuk berperilaku normatif.
Meskipun sudah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah, namun masih saja ada
gelandangan dan pengemis yang berkeliaran dimana-mana, hal ini menyebabkan keresahan
warga, karena hampir di setiap jalan, transportasi umum, terminal, dan tempat-tempat umum
lainnya selalu saja ada orang yang meminta-minta, bahkan mereka cenderung memaksa dalam
meminta-minta dengan mendatangi rumah warga satu persatu.
9. BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Gepeng (gelandangan dan pengemis) adalah seorang yang hidup
mengelandang dan sekaligus mengemis. Oleh karena tidak mempunyai tempat tinggal
tetap dan berdasarkan berbagai alasan harus tinggal di bawah kolong jembatan, taman
umum, pinggir jalan, pinggir sungai, stasiun kereta api, atau berbagai fasilitas umum
lain untuk tidur dan menjalankan kehidupan sehari-hari. Beberapa faktor yang melatar
belakangi adanya gepeng adalah kemiskinan, pendidikan rendah, minimnya
keterampilan kerja yang dimiliki lingkungan, sosial budaya, kesehatan, dan lain
sebagainya.
Adanya gepeng dapat menimbulkan beberapa masalah sosial misalnya,
masalah lingkungan, kependudukan, ketertiban, dan keamanan. Berbagai upaya juga
sudah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi keberadaan gepeng, yaitu dengan
mengadakan razia, memberikan motivasi, serta melakukan rehabilitasi terhadap para
gepeng yang ada.
B. Saran
1. Memberikan sanksi tegas kepada para penguasa yang korupsi, karena salah satu
penyebab tidak meratanya perekonomian karena adanya penggelapan uang secara
besar-besaran dari pihak penguasa
2. Pemerintah memperluas lapangan kerja
3. Pemerintah memfasilitasi pendidikan bagi para gepeng agar mengubah pola fikir
mereka, sehingga angka gepeng dapat diturunkan
4. Adanya rasa toleransi dari keluarga maupun masyarakat setempat untuk saling
membantu, agar mereka tidak sampai jadi pengemis dan gelandangan