2. “Sudah datangkah kepadamu
berita (tentang) hari
pembalasan? Banyak muka
pada hari itu tunduk terhina,
bekerja keras lagi kepayahan,
memasuki api yang sangat
panas (neraka), diberi minum
(dengan air) dari sumber yang
sangat panas. Mereka tiada
memperoleh makanan selain
dari pohon yang berduri, yang
tidak menggemukkan dan tidak
pula menghilangkan lapar.”
(QS. Al Ghasyiyah: 1-7)
3. …
Ayat-ayat tersebut di atas merupakan cerita
tentang kondisi sebagian penghuni neraka di hari
akhirat nanti. Ternyata bukan semua penghuni
neraka adalah orang-orang di dunianya
kerjaannya cuma gemar berbuat maksiat,
kecanduan narkoba, suka main perempuan dan
lain sebagainya. Akan tetapi ternyata ada juga di
antara penghuni neraka yang di dunianya rajin
beramal, bahkan sampai dia kelelahan saking
berat amalannya
…
4. Hal ini tentunya
menimbulkan
kekhawatiran dalam
jangan-jangan kita
termasuk yang sudah
beramal banyak tapi
nantinya termasuk ke
dalam golongan yang
disebut oleh Allah
subhanahu wa ta’ala di
dalam awal surat Al
Ghasyiyah
6. Syarat pokok diterimanya amalan seorang
hamba ada dua:
Ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala.
Mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam
7. Dua syarat ini disebutkan
dengan jelas dalam akhir
surat al-Kahfi:
“ Barang siapa mengharap
perjumpaan dengan Rabb-nya
maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang shalih
dan janganlah ia
mempersekutukan seorang
pun dalam beribadat kepada
Rabb-nya” (QS. Al Kahfi:
110)
8. “Seseorang hanya mengharapkan ridho Allah dari
setiap amalannya, bersih dari penyakit riya’ (ingin
dilihat orang lain) dan sum’ah (ingin didengar
orang lain), tidak mencari pujian dan balasan
melainkan hanya dari-Nya”
9. Orang yang tidak mengikhlaskan
amalannya untuk Allah subhanahu wa
ta’ala, tidak hanya mengakibatkan
amalannya ditolak oleh Allah, tapi juga
kelak dia akan disiksa di neraka.
“Dan Kami datang kepada amalan yang
mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu
(bagaikan) debu yang beterbangan.” (QS.
Al Furqan: 23)
11. …Amalan yang kita kerjakan
untuk mendekatkan diri kita
kepada Allah subhanahu wa ta’ala
harus sesuai dengan apa yang
diterangkan oleh Allah dan oleh
Rasul-Nyashallallahu ‘alaihi wa
sallam…
12. Agama Islam telah disempurnakan oleh Allah subhanahu wa
ta’ala sebelum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
memejamkan kedua matanya untuk selama-lamanya.
Maka agama kita ini sama sekali tidak membutuhkan kepada
seseorang untuk menambah sesuatu ke dalamnya, ataupun
menguranginya.
13. …
Barang siapa yang beramal
tidak sesuai dengan tuntunan
Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam maka amalannya akan
ditolak alias tidak diterima,
meskipun amalannya besar,
meskipun amalan itu telah
membudaya di kalangan
kaum muslimin ataupun
amalan tersebut kelihatannya
menurut kaca mata sebagian
orang baik
…
14. …Pendek kata yang harus dijadikan
barometer untuk menilai baik tidaknya
suatu amalan bukanlah akal manusia,
akan tetapi setiap amalan harus di
timbang dengan timbangan syariat; Al
Quran dan Al Hadits. Apa yang sesuai
dengan keduanya kita kerjakan, dan apa
yang tidak sesuai kita tinggalkan. Inilah
jalan seorang muslim yang sejati…
15. Di zaman kita ini telah menjamur di
kalangan sebagian masyarakat amalan-
amalan yang dianggap ibadah, padahal
sama sekali tidak pernah dikerjakan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam maupun para sahabatnya
16. Maka marilah mulai detik ini kita kembali mengoreksi
amalan-amalan yang selama ini kita kerjakan, sudahkah
amalan kita sesuai dengan apa yang dikerjakan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?