Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Orang yang bangkrut di akhirat
1. Orang Yang Bangkrut di Akhirat
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu „anhu bahwa Rasulullah shallallahu „alaihi
wasallam bertanya : Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut ( pailit )
itu ? Maka mereka ( para sahabat ) menjawab : orang yang pailit di antara
kita adalah orang yang tidak mempunyai uang dan harta. Maka Rasulullah
shallallahu „alaihi wasallam menerangkan : orang yang pailit dari ummatku
adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) shalat, puasa
dan zakatnya, namun dia datang dan (dahulu di dunianya) dia telah mencela
si ini, menuduh (berzina) si itu, memakan harta si ini, menumpahkan darah
si itu dan telah memukul orang lain ( dengan tidak hak ), maka si ini
diberikan kepadanya kebaikan orang yang membawa banyak pahala ini, dan
si itu diberikan sedemikian juga, maka apabila kebaikannya sudah habis
2. sebelum dia melunasi segala dosanya ( kepada orang lain ), maka kesalahan
orang yang didzalimi di dunia itu dibebankan kepadanya, kemudian dia
dilemparkan ke api neraka. HR. Muslim.
Keterangan singkat.
Di dunia ini, mungkin banyak orang-orang yang merasa kuat dapat
membebaskan diri mereka dari jeratan hokum akibat perbuatan dzalim
mereka terhadap orang lain, baik berupa hutang, membunuh tanpa alasan
yang dibenarkan oleh Allah, mencaci maki orang lain dan sebagainya, namun
tidak demikian dengan hukum dan keadilan yang Allah tegakkan di hari
kiamat kelak, pada saat itu tidak seorang-pun yang dapat membebaskan diri
dari kesalahannya selama di dunia yang dia tak pernah bertaubat dan
menyesalinya, orang yang mereka dzalimi datang kehadapan Allah
mengadukan kedzaliman orang tersebut sedang ia bergantung dengan
kepala saudaranya sambil berkata : wahai Tuhan-ku tananyakan kepada
orang ini ( yang telah membunuhku ) kenapa dia telah membunuhku di
dunia ? dan sebagainya, sehingga Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam
berwasiat kepada ummatnya dengan sabdanya : Barangsiapa disisi ada
perbuatan dzalim terhadap saudaranya, maka hendaklah ia meminta
dihalalkan ( dimaafkan ) sekarang sebelum datang hari yang tidak berlaku
pada saat itu emas atau perak.sebelum diambil darinya kebaikannya untuk
membayar kedzalimannya terhadap saudaranya, dan jika dia tidak
mempunyai kebaikan, maka dibebankan kepadanya keburukan saudaranya
itu kepadanya. HR.Bukhari.
Oleh karena itu, segeralah kita membabaskan diri kita dari mendzalimi orang
lain, penuhilah setiap yang mempunyai hak akan haknya, dan jangan
menunggu hari hari esok karena tidak seorangpun yang mengetahui akan
keberadaannya di esok hari.
Kebangkrutan Manusia diahkirat
Suatu ketika Nabi Muhammad SAW pernah bertanya kepada para sahabatnya:
“Tahukah kalian, siapakah orang yang muflis (orang yang bangkrut) itu?
Karena tidak tahu apa yang dimaksud oleh Nabi, para sahabat pun
3. menjawab: “Menurut kami, muflis itu adalah orang yang tidak mempunyai
harta benda.”
Maka Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam menerangkan : orang yang pailit
dari ummatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala)
shalat, puasa dan zakatnya, namun dia datang dan (dahulu di dunianya) dia
telah mencela si ini, menuduh (berzina) si itu, memakan harta si ini,
menumpahkan darah si itu dan telah memukul orang lain ( dengan tidak hak
), maka si ini diberikan kepadanya kebaikan orang yang membawa banyak
pahala ini, dan si itu diberikan sedemikian juga, maka apabila kebaikannya
sudah habis sebelum dia melunasi segala dosanya ( kepada orang lain ),
maka kesalahan orang yang didzalimi di dunia itu dibebankan kepadanya,
kemudian dia dilemparkan ke api neraka. HR. Muslim.
Itulah orang yang muflis! Hadis dialogis tersebut sangat sarat dengan spirit
muhasabah (audit diri).
Penyebab kebangkrutan amal seseorang adalah kejahatan sosial, termasuk
korupsi. Neraca kesalehan individual seseorang ketika ditimbang dengan
kejahatan sosialnya ternyata lebih ringan, sehingga seseorang menjadi
“tekor” dan akhirnya bangkrut.
Dapat kita ringkas kebangkrutan di Ahkirat itu :
1 Mencela, menghina dan mencaci maki orang lain
2 Menuduh atau menfinah orang lain
3 Merampas hak milik orang lain
4 Melukai dan menumpahkan darah
5 Memukul dan menganiaya orang lain
Membawa pahala ke akhirat, banyak beribadah di dunia, aktif melakukan
shalat, puasa, zakat dan amalan lain (hablun min Allah), tapi tidak cakap,
berantakan dalam berhubungan sesama manusia (hablun minan-nas)
maka sejatinya bukan kategori orang shaleh sejati. Bahkan dapat
menjadikan pelakunya berantakan di akhirat kelak, pahala hilang dosa
4. bertambah dan ujungnya neraka. Karena itu ketika Nabi saw
ditanya, “Muslim yang bagaimanakah yang paling utama?” Nabi saw
menjawab, “Muslim yang menjaga untuk tidak menyakit sesamanya baik
dengan lisan maupun tangannya.” (HR. Bukhari)
Orang muflis (orang yang bangkrut) mulanya merasa bangga dan takjub
kepada dirinya bahwa ia telah salat, puasa, zakat, haji, dan lainnya, tapi
dalam waktu sama ia juga melakukan dosa-dosa sosial dan moral. Oleh
karena itu, muhasabah menjadi sangat penting dilakukan kapan pun, lebih-
lebih pada akhir tahun, agar jangan sampai amal-amal saleh kita tergerogoti
oleh dosa-dosa sosial dan moral, sehingga menjadi bangkrut, bahkan tekor.
Berapapun banyaknya ibadah kepada Allah yang kita lakukan didunia ini,
tetapi kalau kita suka berbuat dzalim kepada orang lain , maka kedzaliman
yang kita perbuat itu sedikit demi sedikit bisa mengkikis habis pahala amal
ibadah dan kebaikan kita , sehingga kita menjadi orang yang merugi dan
bangkrut di Ahkirat .