1. Nama : Astika Rahayu
NIM : 3315126582
Prodi : Pend. Kimia NR 2012
PENYEBAB TERJADINYA PEMANASAN GLOBAL
Pemanasan global adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan
daratan Bumi. Disebabkan oleh terperangkapnya gas pada atmosfer bumi yang dikenali sebagai
gas rumah hijau mengumpul menghalang dan memerangkap hawa panas bumi daripada terbebas
keluar ke angkasa. Contoh gas rumah hijau ialah karbon dioksida, karbon monoksida,
kloroflorokarbon (CFC), metana, nitrogen oksida dan lain-lain. Kebiasaannya, fenomena
pemanasan global dapat dirasai dengan lebih jelas di kawasan kutub utara dan selatan, kawasan
pembangunan perindustrian, kawasan perbandaran dan banyak lagi tempat dunia.
Gas rumah kaca adalah kelompok gas yang berfungsi sebagai penjaga suhu permukaan bumi
agar tetap hangat. Sifat gas-gas ini adalah menahan panas matahari tetap didalamnya seperti hal
nya prinsip rumah kaca. Tanpa adanya gas rumah hijau ini tentunya suhu permukaan bumi akan
menjadi dingin dan sulit untuk keberlangsungan hidup makhluk hidup dibumi.
Banyak faktor penyebab dari keadaan ini, antara lain:
a. Efek Rumah Kaca
Keadaan ini disebakan oleh meningkatkan jumlah kadar CO2 di atmosfer bumi
yang disebabkan oleh meningkatnya proses aktivitas manusia melalui pembakaran bahan
bakar minak, batu bara serta bahan-bahan organik lainnya. Hasil pembakaran ini
melampaui kemampuan tumbuhan dan laut untuk menyerapnya. Energi panas yang
diserap bumi kembali dipantulkan, namun energi yang dipantulkan ini justru tertahan
oleh awan dan partikel gas CO2 lalu kemudian dipantulkan lagi ke permukaan bumi,
sehingga energi panas tersebut terperangkap dan menyelimuti bumi dengan kadar
berlebihan. Gas-gas yang berperan dalam efek rumah kaca ini, diantaranya NO, NO2, dan
CFC.
Gas CO2 dianggap sebagai pendonor terbesar penyebab terjadinya efek rumah
kaca. Gas ini paling banyak dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, emisi gas buang
kendaraan, dan limbah aktivitas industri yang dibuang ke udara.
b. Populasi Penduduk
Meningkatnya populasi penduduk dunia menjadi salah satu faktor penyebab
pemanasan global, sebab meningkatnya jumlah penduduk akan membutuhkan semakin
banyak lahan untuk membuat tempat tinggal. Diseluruh dunia, semakin hari semakin
banyak dilakukan pembukaan lahan (pembukaan hutan) untuk dijadikan perkampungan,
lahan pertanian, pembangunan kota, dan lain-lain Artinya semakin banyak lahan yang
digunakan untuk berdirinya rumah tinggal akan mengurangi jumlah lahan kosong tempat
hidup tumbuh-tumbuhan. Apabila jumlah pepohonan dunia terus berkurang maka daya
serap tumbuhan untuk mengurangi kadar polusi udara dan membentuk oksigen juga
semakin berkurang.
Meningkatnya populasi penduduk pun juga mempengaruhi peningkatan faktor
penyebab pemanasan global, antara lain;
- Meningkatnya penggunaan listrik
2. - Meningkatnya penggunaan kendaraan bermotor
- Meningkatnya aktivitas yang menghasilkan emisi gas buang
c. Industri
Apabila industri yang menghasilkan limbah polusi udara semakin meningkat,
maka kualitas udara pun akan semakin memburuk. Limbah udara dari pabrik-pabrik
industry pastinya akan dibuang melalui cerobong udara ke langit. Dan keadaan ini
membuat volume gas-gas rumah kaca di udara semakin banyak. Terutama perindustrian
kendaraan bermotor yang semakin menambah jumlah volume penggunaan kendaraan.
Semakin meningginya jumlah penggunaan kendaraan ini juga menambah buruk kondisi
udara bersih. Emisi gas buang kendaraan dan penggunaan bahan bakar yang semakin
meningkat.
d. Buruknya Kondisi Tumbuhan Hijau
Kualitas udara yang buruk yang membawa partikel-partikel debu menutupi
permukaan dedauan tumbuhan. Permukaan daun seringkali terlihat kotor dan tertutup
oleh lapisan debu yang menumpuk membuat mulut daun (stomata) terhalangi. Akibatnya
oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis pun tak dapat dikeluarkan oleh
tumbuhan. Bahkan keberadaan lapisan debu pada permukaan daun menyulitkan
tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis sebab cahaya matahari tidak dapat
terserap sempurna oleh tumbuhan. Dan apabila tumbuhan tidak melakukan fotosintesis,
tumbuhan tidak dapat menghasilkan oksigen.
Dewasa ini keberadaan pepohonan semakin berkurang. Keadaan fisik tumbuhan
juga memprihatinkan. Khususnya pepohonan yang berada dipinggir jalan raya. Seringkali
pohon-pohon yang sudah berumur puluhan tahun itu tumbang diterpa angin. Tidak
kokohnya batang pepohonan ini pun juga disertai oleh faktor ulah manusia yang tidak
bertanggung jawab. Batang-batang pohon seringkali di rusak dengan menanamkan paku
guna meletakkan barang dagangan oleh para pedagang kaki lima. Sesungguhnya tindakan
tersebut dapat mengganggu kekokohan batang pohon itu. Banyak juga bagian bawah
tumbuhan yang sudah tertutup lapisan jalan atau trotoar sehingga sangat menganggu
proses penyerapan air dan menyebabkan tumbuhan tersebut mati.
e. Industri Peternakan dan Pertanian Meningkat
Banyak orang belum mengetahui bahwa industri peternakan dan pertanian
menjadi salah satu faktor penyebab pemanasan global. Penggunaan berbagai macam
racun serangga dalam pertanian secara berlebihan sangat mengganggu kualitas udara.
Gas-gas racun serangga tersebut menguap ke langit dan mengumpul bersama dengan gas-
gas rumah kaca lainnya. Gas tersebut adalah gas metana. Gas metana ini juga merupakan
salah satu jenis dari gas-gas rumah kaca penyebab pemanasan global.
Pada bidang peternakan ternyata meningkatnya jumlah populasi hewan ternak
juga menambah volume gas-gas rumah kaca di udara. Gas rumah kaca (metana) itu
berasal dari tumpukan kotoran-kotora hewan ternak itu. Apabila kotoran-kotoran hewan
itu mongering, maka gas metana tersebut akan menguap ke udara.
Dalam laporan PBB (FAO) yang berjudul Livestock's Long Shadow:
Enviromental Issues and Options (Dirilis bulan November 2006), PBB mencatat bahwa
industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah kaca yang terbesar (18%), jumlah
ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh
dunia (13%). Emisi gas rumah kaca industri peternakan meliputi 9 % karbon dioksida,
37% gas metana (efek pemanasannya 72 kali lebih kuat dari CO2), 65 % nitro oksida
(efek pemanasan 296 kali lebih kuat dari CO2), serta 64% amonia penyebab hujan asam.
Peternakan menyita 30% dari seluruh permukaan tanah kering di Bumi dan 33% dari area
3. tanah yang subur dijadikan ladang untuk menanam pakan ternak. Peternakan juga
penyebab dari 80% penggundulan Hutan Amazon. Emisi metana dari hewan ternak juga
berperan sebesar 72 kali lebih dalam menyerap panas di atmosfer daripada CO2. Hal ini
mewakili kenaikan yang lebih akurat dari perhitungan asli FAO dengan potensi
pemanasan sebesar 23 kali. Meskipun demikian, para peneliti itu memberitahu bahwa
perkiraan mereka adalah minimal, dan karena itu total emisi 51 persen masih konservatif.
f. Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan sangat sering terjadi. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, yaitu
ulah manusia atau keadaan alam. Terkadang banyak ulah manusia yang tidak
bertanggung jawab menyebabkan terjadinya kebakaran hutan. Pembukaan lahan hutan
untuk dijadikan lahan pertanian biasanya akan dilakukan dengan cara membakar
tumbuhan dalam suatu area hutan. Namun karena pembakaran dilakukan tanpa
pengawasan, kebakaran justru meluas sehingga terjadilah kebakaran hutan dalam area
yang sangat luas.
Selain kebakaran hutan yang disebabkan oleh manusia juga seringkali secata tidak
terduga terjadi kebakaran hutan karena kondisi cuaca yang sangat panas sehingga
sampah-sampah dedaunan kering didalam hutan rentan sekali menimbulkan api apbila
saling bergesekan. Asap tebal hasil dari pembakaran ini tentunya sangat mengganggu
aktivitas warga dan tentunya sangat berpengaruh dalam hal pencemaran udara. CO2 hasil
pembakaran lagi-lagi semakin menambah besar volume gas-gas rumah kaca di udara.
g. Penggunaan Kendaraan Pribadi
Semakin lama penggunaan kendaraaan pribadi semakin hari semakin meningkat.
Di ibukota Jakarta dapat dilihat bentuk nyatanya yaitu kemacetan lalulintas. Kemudian
ditambah juga dengan industri mobil yang belum lama ini merilis berbagai model mobil
dengan harga murah. Tentu saja konsumsi masyarakat akan pembelian berikut
penggunaan kendaraan pribadi semakin meningkat lagi. Hal ini memang benar
disebabkan oleh keadaan fasilitas transportasi umum sangat tidak nyaman bagi para
penumpangnya. Oleh karena banyak orang memilih menggunakan kendaraan pribadi.
Karena dengan menggunakan kendaraan pribadi waktu perjalanan pun lebih singkat
dibandingkan dengan menggunakan transportasi umum.
Apabila penggunaan kendaraan pribadi semakin banyak, tentunya kondisi ini
menambah angka konsumsi bahan bakar minyak. Sebab meningkatnya penggunaan
kendaraan pribadi akan disertai juga oleh meningkatnya kemacetan lalulintas. Dan
semakin lama kendaraan terjebak ditengah kemacetan lalulintas semakin banyak pula
bahan bakar yang terubuang sia-sia.
Peningkatan penggunaan kendaraan pribadi, peningkatan konsumsi bahan bakar
minyak, dan peningkatan kemacetan lalulintas inilah yang menuai masalah utama berupa
emisi gas buang. Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar didalam
mesin pembakaran yang dikeluarkan melalui system pembuangan mesin. Sisa
pembakaran berupa air, karbon monoksida, karbon dioksida (gas rumah kaca), senyawa
nitrogen oksida, unsure timbale, dan senyawa hidrat berupa arang yang merupakan hasil
dari ketidaksempurnaan proses pembakaran serta partikel lepas.
Emisi gas buang ini tentu saja mencemari udara. Namun efek besarnya adalah
meningkatkan suhu bumi. Emisi tersebut mempengaruhi komposisi kimia atmosfer bumi
yang pada akhirnya mempengaruhi iklim dibumi. Perubahan ini menimbulkan efek
rumah kaca yang berakibat meningkatnya suhu bumi atau yang biasa disebut pemanasan
global (global warming).