SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
38
Pengembangan Sistem Informasi Ekspor Barang
(Development of Information System of Export Goods)
Ekka Pujo Ariesanto Akhmad
Jurusan Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga, Program Diploma Pelayaran,
Universitas Hang Tuah
Abstrak: P.T. “R” Surabaya, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengurusan
transportasi. Sebelumnya sistem informasi ekspor perusahaan sebagian dikerjakan secara semi manual,
yaitu pencatatan user, shipper, consignee, perusahaan pelayaran menggunakan tulis tangan dan
sebagian pengolahan data pemesanan dan pengiriman menggunakan program Microsoft Office Word
dan perhitungan faktur menggunakan program Microsoft Office Excel. Sistem informasi ekspor
manual perusahaan memiliki kelemahan antara lain proses pemesanan, pengiriman, penghitungan
faktur memerlukan waktu yang lama karena tabel shipper, consignee, shipping line yang terpisah atau
tidak terpadu. Hal ini mengakibatkan pemrosesan data terlambat. Perusahaan ingin mengembangkan
sistem informasi ekspor berbasis komputer. Analisis sistem informasi ekspor menggunakan analisis
kinerja (performance), informasi (information), ekonomi (economy), kendali (control), efisiensi
(efficiency), layanan (service) dan analisis kebutuhan sistem. Analisis sistem tersebut mampu
mengenali kelemahan sistem informasi ekspor yang lama dan memberikan usulan perbaikan pada sub
sistem; user, grup, login, pemesanan, pengiriman, pembayaran, dan laporan. Desain sistem informasi
ekspor yang telah dibuat dapat menggambarkan Diagram Konteks, Data Flow Diagram (DFD) level 0,
DFD level 1, Entity Relational Diagram (ERD), dan Model Relasional untuk sub sistem; user, grup,
login, pemesanan, pengiriman, pembayaran, dan laporan. Hasil dari perancangan sistem ini dapat
menyediakan informasi mengenai laporan; user terdiri dari pengguna dan grup, pemesanan terdiri dari
pengirim, penerima, pihak yang diberitahu, pemesanan, barang, dan stuffing, pengiriman terdiri atas
perusahaan pelayaran, peti kemas, kapal pengangkut, kapal penjemput, pengiriman, serta pembayaran.
Kata kunci: jasa pengurusan transportasi, sistem informasi, ekspor, analisis sistem, desain sistem
Abstract: P.T. "R" Surabaya, a company that specializes in transportation management services.
Previous export enterprise information systems mostly done semi-manually, ie the recording of the
user, the shipper, consignee, shipping companies using handwritten and partial ordering and delivery of
data processing using Microsoft Office Word and calculating invoices using Microsoft Office Excel.
Manually export enterprise information system has the disadvantage, among others, the process of
ordering, delivery, invoice calculation requires a long time for a table shipper, consignee, shipping line
that is separate or no integrated. This resulted in a data processing late. The company wants to develop
a computer-based information system exports. Analysis of export information system using analysis of
performance, information, economy, control, efficiency, service and the analysis of system
requirements. Analysis of the system is able to recognize the weaknesses of the old export information
systems and propose improvements to the sub-systems; user, group, login, ordering, delivery, payment,
and reporting. Export information system design that has been made to describe the Context Diagram,
Data Flow Diagrams (DFD) level 0, level 1 DFD, Entity Relational Diagram (ERD), and the Relational
Model for sub-systems; user, group, login, ordering, delivery, payment, and reporting. The results of
this system design can provide information about the report; user consists of a user and group,
consisting of ordering the shipper, the consignee, the notify party, ordering, goods, and stuffing,
shipping consist of shipping companies, container, container ship, ship pickup, delivery, and payment.
Keywords: transportation management services, information system, export, system analysis, system
design,
Alamat korespondensi:
Ekka Pujo Ariesanto Akhmad, Program Diploma Pelayaran, Universitas Hang Tuah, Jalan A. R.
Hakim 150, Surabaya. e-mail: jurnal_pdp@yahoo.co.id
PENDAHULUAN
PT. “R” Surabaya memberikan
layanan di bidang jasa pengurusan
muatan internasional (international
freight forwarding), ekspedisi muatan
kapal laut, pengurusan jasa kepabeanan,
dan penyewaan truk dan perangkat
generator (trucking and generator set
leasing).
Perusahaan ekspedisi muatan
kapal laut (EMKL) adalah perusahaan
yang membantu pemilik barang
39 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 4, Nomor 2, Maret 2014
membukukan muatan pada agen
pelayaran, mengurus dokumen dengan
Bea Cukai dan instansi terkait lainnya,
dan membawa barang dari gudang
pemilik barang ke gudang di dalam
pelabuhan di pelabuhan muat.
Sedangkan di pelabuhan bongkar
EMKL membantu pemilik barang
mengurus pemasukan barang dengan
bea cukai, menerima muatan dari
pelayaran, dan membawa barang dari
pelabuhan ke gudang pemilik barang
(Suyono, 2005:239).
Sejak dua tahun terakhir PT. R
memberikan layanan ekspor barang
kepada eksportir dengan cara semi
manual, yaitu pencatatan user, shipper,
consignee, perusahaan pelayaran
menggunakan tulis tangan dan sebagian
pengolahan data pemesanan dan
pengiriman menggunakan program
Microsoft Office Word dan perhitungan
faktur menggunakan program Microsoft
Office Excel.
Prosedur ekspor yang berlaku di
perusahaan adalah sebagai berikut.
a. Shipper mengirimkan S/I (Shipping
Instruction) kepada pihak Freight
Forwarder (PT. R) yang berisi
perintah untuk melakukan
pengiriman barang ke luar negeri.
b. Setelah diterimanya S/I, PT. R
mengirimkan S/I booking
c. Pihak Shipping Line akan
mengeluarkan Delivery Order
(D/O) yang ditujukan kepada pihak
forwarder. DO tersebut digunakan
sebagai bukti untuk pengambilan
kontainer kosong di Depo kontainer
milik Shipping Line.
(untuk
membooking kapal) kepada pihak
Perusahaan Pelayaran (Shipping
Line).
d. Selanjutnya D/O yang dikeluarkan
oleh pihak Shipping Line
diteruskan kepada Shipper.
e. Shipper menyerahkan D/O tersebut
kepada perusahaan Ekspedisi
Muatan Kapal Laut (EMKL) yang
telah ditunjuk oleh forwarder,
kemudian EMKL mengambil
kontainer kosong ke depo untuk
kemudian dibawa ke gudang
shipper untuk dilaksanakan stuffing
f. Setelah EMKL menerima D/O maka
selanjutnya kontainer kosong
dibawa ke gudang Shipper.
(pemasukan muatan ke dalam
kontainer). Dalam prakteknya, D/O
akan diambil langsung oleh EMKL
ke Shipping Line dengan
menggunakan S/I yang telah dibuat
oleh forwarder. D/O dapat
dikeluarkan apabila Shipper telah
membayar uang jaminan kepada
EMKL.
g. Apabila kontainer telah berada di
gudang Shipper, maka dilakukan
stuffing
h. Stuffing dilakukan sesuai dengan
jenis pengiriman yang diinginkan
oleh Shipper, yaitu apakah FCL
barang ke dalam kontainer.
(Full Container Load) atau LCL
(Less than Container Load).
Apabila FCL, maka seluruh
kontainer tersebut hanya diisi satu
jenis barang milik satu shipper saja.
Tetapi apabila LCL, maka hanya
beberapa ruang
i. Pada akhir stuffing barang ke dalam
kontainer, khusus untuk barang-
barang ekspor furnitur harus
dilakukan fumigasi (sterilisasi
hama) dengan maksud agar barang-
barang tersebut benar-benar steril
(bebas dari hama dan bakteri) oleh
perusahaan fumigasi yang
memenuhi kualifikasi yang telah
ditunjuk oleh forwarder. Setelah
fumigasi selesai, perusahaan
fumigasi menerbitkan
saja yang diisi
dengan muatan ke dalam kontainer
tersebut.
j. Setelah selesai stuffing, Shipper
menyerahkan data hasil stuffing
berupa Packing List dan Invoice
kepada EMKL, yang kemudian
oleh EMKL akan dibuatkan
Pemberitahuan Ekspor Barang
Fumigation
Certificate.
Ekka Pujo A. A.: Pengembangan Sistem Informasi Ekspor Barang 40
(PEB), kemudian bersama dengan
kelengkapan dokumen lainnya
seterusnya dibawa ke Kantor
Pelayanan Bea Cukai untuk
mendapatkan fiat muat.
k. Jika sudah disetujui oleh pihak
Kantor Pelayanan Bea Cukai, maka
kontainer yang sudah ada isinya
tersebut sudah dapat dinaikkan ke
atas kapal. Tetapi apabila
keberangkatan kapal tertunda,
sehingga harus menunggu beberapa
lama, maka kontainer tersebut akan
disimpan/ditumpuk sementara di
Container Yard.
1. Kepada forwarder, Shipping Line
akan menyerahkan data muat
barang dalam bentuk S/I receive
m. Hasil dari koreksi tersebut
dikembalikan kepada shipper untuk
diteliti kebenaran isinya, yang
kemudian apabila sudah tidak ada
kesalahan sama sekali
dikembalikan kepada forwarder.
untuk dikoreksi yang kemudian
akan dijadikan dasar dalam
pembuatan draft Bill of Lading.
n. Forwarder kemudian membuat S/I
receive ke Shipping Line sebagai
dasar pembuatan B/L. B/L
berfungsi sebagai bukti penerimaan
barang oleh forwarder dari shipper.
o. Setelah pembuatan B/L selesai
kemudian akan diserahkan kepada
forwarder (dengan syarat pihak
forwarder telah menyelesaikan
administrasi atau pembayaran jasa
angkut pelayaran kepada shipping
line)
p. Forwarder kemudian akan
membuat House B/L untuk
diserahkan kepada shipper.
q. Setelah shipper menerima House
B/L dari forwarder, selanjutnya
Original House B/L akan dikirim
ke Consignee (penerima barang di
pelabuhan tujuan) sebagai bukti
untuk mengambil kargo di
pelabuhan tujuan.
r. Pihak forwarder akan mengirimkan
original Master B/L dari Shipping
Line ke agen forwarder di luar
negeri.
s. Pihak Shipping Line akan membuat
Manifest yang berisi data barang
yang dimuat di atas kapal,
selanjutnya manifest dikirim ke
agen forwarder di luar negeri
(pelabuhan tujuan pengiriman).
t. Setelah shipment (kapal) sampai di
negara tujuan, agen shipping line di
luar negeri akan membuat
pemberitahuan kedatangan barang
(Arrival Notice)
u. Agen forwarder di luar negeri akan
membuat pemberitahuan
kedatangan barang yang kemudian
ditujukan kepada pihak
ke agen forwarder
di luar negeri atau Notify Party.
v. Kemudian Consignee akan
menyerahkan Original House B/L
ke agen forwarder di luar negeri
yang kemudian untuk ditukar
dengan Delivery Order (D/O).
Consignee.
w. Agen forwarder di luar negeri
kemudian menyerahkan original
Master B/L ke agen Shipping Line
di luar negeri untuk selanjutnya
ditukarkan dengan D/O guna
mengambil kontainer di Container
Yard.
x. Pihak agen di luar negeri akan
menyerahkan D/O dari shipping
line tersebut kepada pihak
Consignee.
y Consignee akan menyerahkan D/O
beserta kelengkapan dokumen
pendukung lain diantaranya
Packing List, Invoice, COO
(Certificate of Origin) ke pihak
Custom Broker (jasa kepabeanan)
yang selanjutnya oleh Custom
Broker dibawa ke pihak Custom
(Kepabeanan) untuk memperoleh
fiat keluar.
(Sahudiyono, 2008:24-27).
Sistem ekspor PT. R mempunyai
kelemahan antara lain proses
pemesanan, pengiriman, penghitungan
41 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 4, Nomor 2, Maret 2014
faktur memerlukan waktu yang lama
karena tabel (data store) shipper,
consignee, shipping line yang terpisah-
pisah atau tidak terpadu. Informasi
penelusuran kontainer disampaikan ke
shipper hanya lewat e-mail, telepon,
atau sms.
Perusahaan akan mengembangkan
sistem ekspor barang dengan
berbantuan komputer berbasis internet
untuk kepentingan pemesanan,
pengiriman, dan pembayaran barang di
perusahaan. Sistem tersebut diberi
nama Sistem Informasi Ekspor Barang.
Sistem harus dapat mengeluarkan faktur
(invoice), laporan pemesanan, dan
laporan pengiriman barang.
Dari latar belakang masalah di
atas dapat dirumuskan masalah yakni,
Bagaimana membuat analisis
sistem informasi ekspor barang?
Bagaimana menyusun desain/
perancangan sistem informasi ekspor
barang?
Pengembangan sistem informasi
ekspor barang mempunyai beberapa
batasan sebagai berikut.
1. Pengembangan sistem hanya
dilakukan pada tahap analisis dan
desain sistem informasi ekspor.
2. Perancangan dilakukan pada
subsistem; user, grup, login,
pemesanan, pengiriman,
pembayaran, dan laporan.
3. Perancangan tidak dilakukan pada
pembuatan dokumen pendukung
ekspor, misal: Shipping Instruction,
Delivery Order, Pemberitahuan
Ekspor Barang (PEB), COO, Bill of
Lading (B/L).
4. Perancangan dilakukan pada
laporan yang dihasilkan oleh sistem
informasi ekspor, yaitu pemesanan,
pengiriman, dan pembayaran.
5. Perancangan sistem tidak
menyangkut konfigurasi dari
komponen-komponen perangkat
lunak dan perangkat keras sistem.
Tujuan penelitian ini adalah ingin
mengetahui analisis dan desain sistem
informasi ekspor untuk mengolah dan
membuat laporan; user terdiri dari
pengguna dan grup, pemesanan terdiri
dari pengirim, penerima, pihak yang
diberitahu, pemesanan, barang, dan
stuffing, pengiriman terdiri atas
perusahaan pelayaran, peti kemas, kapal
pengangkut, kapal penjemput,
pengiriman, serta pembayaran di
perusahaan jasa pengurusan transportasi
berbasis internet.
Pengertian ekspor
Menurut Ahsjar (2007:1),
kegiatan ekspor adalah perdagangan
dengan cara mengeluarkan barang dari
dalam ke luar wilayah Pabean suatu
negara ke negara lain dengan
memenuhi ketentuan yang berlaku.
Tahapan pelaksanaan ekspor
Pusat Data dan Informasi
Departemen Perindustrian dan
Perdagangan RI (1999), menerangkan
bahwa, tahapan-tahapan yang harus
ditempuh dalam pelaksanaan kegiatan
ekspor, sebagai berikut.
1. Mencari pelanggan atau importir
(buyers) baik melalui kontak dagang di
luar negeri maupun perwakilan importir
(buying agent) yang ada di dalam
negeri.
2. Persiapan ekspor
Tahapan-tahapan yang harus
dilakukan eksportir setelah menerima
surat pesanan, kontrak penjualan (sales
contract), dan letter of credit (jika
pembayaran melalui L/C) dari importir
adalah sebagai berikut.
- Memproduksi (bagi eksportir
produsen) atau mengadakan barang
(memesan barang pada produsen atau
membeli barang di pasar umum) sesuai
dengan spesifikasi yang tertera dalam
surat pesanan dan L/C.
- Mengepak barang-barang untuk
diekspor sesuai ketentuan yang
ditetapkan.
- Menyiapkan pengapalan barang dan
memberikan shipping marks sesuai
surat pesanan atau kebiasaan yang
berlaku secara internasional.
Ekka Pujo A. A.: Pengembangan Sistem Informasi Ekspor Barang 42
- Menunjuk perusahaan ekspedisi
(freight-forwarder) yang akan
mengurus dan memesan (booking)
ruang kapal ( shipping space).
- Menunjuk surveyor yang akan
melakukan pemeriksaan mengenai jenis
barang, jumlah barang, spesifikasi
teknis, klasifikasi barang, jenis
kemasan, merek kemasan, harga satuan
dan harga total, dan pemenuhan
ketentuan di bidang ekspor guna
menerbitkan survey report atau clean
report of finding. Hasil pemeriksaan
(survey report) ini digunakan sebagai
dasar pembuatan dokumen bill of
lading, commercial invoice, dan
packing list serta measurement list oleh
eksportir.
3. Menyiapkan dokumen-dokumen
ekspor sesuai ketentuan yang berlaku
dalam perdagangan internasional.
4. Transportasi
Pengiriman barang yang telah
siap diekspor dapat dilakukan melalui
laut atau udara sesuai ketentuan yang
telah disepakati.
Transportasi Laut
Pengiriman barang melalui
transportasi laut adalah cara yang lazim
digunakan eksportir mengingat biaya
yang relatif murah dibandingkan
dengan transportasi udara. Pengurusan
pengiriman/pengapalan barang dapat
dilakukan melalui jasa agen pelayaran
(forwarding agent) apabila eksportir
belum berpengalaman atau tidak cukup
waktu untuk mengurusnya.
Adapun langkah-langkah yang
harus dilakukan oleh eksportir atau
agen pelayaran sebelum barang
dikapalkan adalah sebagai berikut.
- mengumpulan data dan informasi
mengenai biaya pengiriman,
- menentukan perusahaan pelayaran
serta kapal pengangkut,
- memesan ruang kapal (shipping
space),
- mendaftarkan kargo pada shipping
note dan mengirimkannya ke
perusahaan pelayaran,
- mengisi formulir customs entries
dan mengirimkannya ke pabean,
- mengirim barang ke pelabuhan
dengan consignment note,
- menerima bill of lading dari
perusahaan pelayaran,
- membayar biaya pengiriman,
- mengesahkan bill of lading serta
mengirimkan copy-nya ke
perusahaan pelayaran dan importir,
atau bank perantara yang
disepakati.
5. Pembayaran barang ekspor melalui
L/C (Negosiasi Dokumen)
Apabila barang sudah
dikapalkan/dikirim ke negara tujuan
dan eksportir menerima bill of lading
atau air waybill dari maskapai
pelayaran/penerbangan, maka eksportir
dapat mengurus pembayaran barang
yang diekspor tersebut ke advising bank
(bank di dalam negeri) yang diberi
kuasa oleh importir untuk
membayarkan shipping document.
Adapun dokumen-dokumen yang
tercakup dalam shipping document ini
antara lain adalah sebagai berikut.
- Bill of exchange (draft dan wesel)
- Salah satu dari bill of lading (clean-
ocean on board bill of lading;
combined transport bill of lading;
air waybill of lading; atau post-
office report),
- Commercial invoice
- Insurance policy (polis asuransi)
- Consular invoice
- Packing list, weight note, dan
measurement list
- Inspection certificate atau surveyor
report
- Manufacturer’s certificate
- Certificate of origin (COO)
Apabila semua dokumen yang
dipersyaratkan dalam L/C telah
dipenuhi oleh eksportir, maka advising
bank akan membeli/membayar wesel
yang diajukan eksportir tersebut sesuai
dengan jumlah yang tercantum dalam
L/C. Advising bank dapat melakukan
pembayaran dalam bentuk:
43 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 4, Nomor 2, Maret 2014
- At sight, yaitu bank langsung
melunasi pada saat dokumen
pengapalan diperlihatkan,
- Defered payment, yaitu bank akan
melunasi pembiayaan di kemudian
hari sesuai dengan waktu yang
disepakati,
- Bank mengaksep wesel yang
ditarik dan melunasinya pada saat
jatuh tempo.
Advising bank atau negotiating bank
bersedia membayar eksportir dengan
kompensasi dokumen pengapalan
adalah karena bank tersebut telah diberi
wewenang oleh importir untuk
membayarkan L/C sesuai ketentuan
yang telah disepakati, serta adanya bill
of lading yang memberikan hak
kepemilikan atas barang yang
tercantum dalam dokumen tersebut.
Setelah negotiating bank
membayar L/C, bank ini selanjutnya
mengirimkan dokumen pengapalan
tersebut kepada bank pembuka L/C
(issuing/opening bank) untuk
mendapatkan ganti pembayaran
(reimbursement) yang telah dibayarkan
kepada eksportir. Kemudian opening
bank akan meminta importir untuk
menebusnya sesuai dengan cara
pembayaran yang ditetapkan dalam
L/C. Dengan demikian, importir akan
memperoleh dokumen pengapalan
untuk digunakan dalam penyelesaian
bea masuk dan pengambilan barang
dari perusahaan pelayaran.
Pengertian analisis sistem
Analisis sistem dapat
didefinisikan sebagai penguraian dari
suatu sistem informasi yang utuh ke
dalam bagian-bagian komponennya
dengan maksud untuk
mengidentifikasikan dan mengevaluasi
permasalahan-permasalahan,
kesempatan-kesempatan, hambatan-
hambatan yang terjadi dan kebutuhan-
kebutuhan yang diharapkan sehingga
dapat diusulkan perbaikan-
perbaikannya (Jogiyanto, 2001:129).
Menurut Al Fatta (2007:47),
analisis sistem informasi terbagi
menjadi tiga tahap analisis yaitu
kelemahan sistem yang sedang berjalan,
kebutuhan sistem baru, dan kelayakan
sistem yang meliputi kelayakan teknik,
hukum, ekonomi, operasional, dan lain-
lain.
Pengertian desain sistem
Menurut Jogiyanto (2001:197),
desain sistem dapat diartikan sebagai
berikut.
1. Tahap setelah analisis dari siklus
pengembangan sistem.
2. Pendefinisian dari kebutuhan-
kebutuhan fungsional.
3. Persiapan untuk rancang bangun
implementasi.
4. Menggambarkan bagaimana suatu
sistem dibentuk.
5. Desain sistem dapat berupa
penggambaran, perencanaan dan
pembuatan sketsa atau pengaturan
dari beberapa elemen yang terpisah
ke dalam satu kesatuan yang utuh
dan berfungsi.
6. Desain sistem termasuk
menyangkut konfigurasi dari
komponen-komponen perangkat
lunak dan perangkat keras dari
suatu sistem.
Tahap desain sistem mempunyai
dua tujuan utama, yaitu
1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada
pemakai sistem.
2. Untuk memberikan gambaran yang
jelas dan rancang bangun yang
lengkap kepada pemrogram
komputer dan ahli-ahli teknik
lainnya yang terlibat.
METODE PENELITIAN
Analisis kelemahan sistem yang
sedang berjalan menggunakan kerangka
PIECES yang menguraikan analisis ke
dalam enam fokus analisis kelemahan
yaitu kinerja (performance), informasi
(information), ekonomi (economy),
Ekka Pujo A. A.: Pengembangan Sistem Informasi Ekspor Barang 44
kendali (control), efisiensi (effiency),
dan layanan (service) (Yaqin, 2013).
Analisis kebutuhan sistem baru
meliputi analisis kebutuhan sistem
fungsional dan non fungsional. Analisis
kebutuhan sistem non fungsional terdiri
dari operasional, keamanan, informasi,
dan kinerja.
Pendekatan desain sistem yang
akan dilakukan dalam penelitian ini
adalah secara atas-turun (top down).
Perancangan dimulai dari bentuk yang
paling global, yaitu Diagram Konteks
kemudian diagram konteks ini
diturunkan sampai bentuk yang paling
detil.
Menurut Pohan (1997:174)
langkah-langkah secara lebih rinci dari
strategi perancangan untuk desain
sistem informasi ini adalah sebagai
berikut.
1. Pertama Diagram Konteks dibuat,
diagram konteks yaitu model yang
menggambarkan hubungan sistem
dengan lingkungan. Untuk
menggambarkan diagram konteks,
deskripsikan data apa saja yang
dibutuhkan sistem dan dari mana
sumbernya serta informasi apa saja
yang akan dihasilkan sistem dan ke
mana informasi tersebut akan
diberikan.
2. Setelah berhasil menggambarkan
diagram konteks, diagram konteks
ini diturunkan menjadi bentuk yang
lebih detil, yaitu Data Flow
Diagram (DFD) level 0. Untuk
menurunkan diagram konteks
menjadi DFD level 0, analisis
sistem untuk mendefinisikan proses
apa saja yang terdapat dalam sistem.
3. Bila terdapat proses dalam DFD
level 0 yang dirasa kurang detil,
proses tersebut diturunkan untuk
mendapatkan DFD level 1 dari
proses tersebut. Jika masih
ditemukan proses yang kurang detil,
maka tahap ini diulang sampai
seluruh proses yang ada dirasakan
cukup detil.
4. Dari diagram konteks, dapat dilihat
informasi apa saja yang mengalir
dari dan ke dalam sistem. Bentuk
detil dari informasi tersebut
digambarkan sebagai formulir dan
struktur informasi tersebut
dituliskan sebagai Kamus Data
(Data Dictionary).
5. Untuk setiap proses paling detil dari
DFD yang telah dibuat, proses dapat
dideskripsikan secara lebih jelas
dengan menggunakan Spesifikasi
Proses.
6. Langkah berikutnya adalah
pembuatan Entity Relationship
Diagram (ERD) dan Model
Relasional sistem serta kelengkapan
model relasional yaitu definisi
atribut, yang merupakan rancangan
basis data dari sistem.
Desain sistem informasi ekspor
akan digambarkan dengan Diagram
Konteks, Data Flow Diagram (DFD)
terdiri dari DFD level 0 sistem ekspor
barang dan DFD level 1 proses laporan
ekspor barang (Widjaja, 2007).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis sistem yang sedang berjalan
Hasil analisis PIECES yang
dilakukan pada sistem informasi ekspor
PT ”R” adalah sebagai berikut.
Jenis Analisis Kinerja (Performance)
Kelemahan sistem lama
Sistem informasi ekspor secara
manual berpotensi menimbulkan
kesalahan dalam pemrosesan data.
Selain itu, pemrosesan data akan
memakan banyak waktu.
Sistem yang diajukan
Sistem berbasis komputer, yaitu
menggunakan perangkat lunak untuk
proses perhitungan faktur secara
otomatis.
Jenis Analisis Informasi (Information)
Kelemahan sistem lama
Sistem informasi ekspor manual
menyebabkan proses informasi
berlangsung lama.
45 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 4, Nomor 2, Maret 2014
Sistem yang diajukan
Teknologi berbasis komputer
maka proses informasi akan
berlangsung cepat.
Jenis Analisis Ekonomi (Economy)
Kelemahan sistem lama
Dalam jangka panjang biaya yang
dibutuhkan akan cukup besar karena
harus mengeluarkan biaya untuk
menggaji karyawan bagian pemesanan,
pengiriman, dan pembuatan faktur.
Sistem yang diajukan
Dalam jangka pendek, biaya yang
dibutuhkan akan cukup besar. Tetapi
untuk jangka panjang lebih sedikit,
karena hanya mengeluarkan biaya
perawatan komputer.
Jenis Analisis Kendali (Control)
Kelemahan sistem lama
Sistem informasi ekspor secara
manual akan sulit melakukan kendali
karena pemrosesan data dilakukan oleh
manusia, sehingga kemungkinan
terjadinya kesalahan sangat besar.
Sistem yang diajukan
Sistem berbasis komputer akan
memudahkan kendali sehingga
kemungkinan terjadinya kesalahan
dapat ditekan.
Jenis Analisis Efisiensi (Efficiency)
Kelemahan sistem lama
Sistem informasi ekspor secara
manual kurang efisien karena perlu
melakukan dokumentasi secara manual.
Sistem yang diajukan
Sistem berbasis komputer lebih
efisien karena dokumentasi akan
dilakukan secara otomatis.
Jenis Analisis Layanan (Service)
Kelemahan sistem lama
Pelayanan pada eksportir akan
memakan banyak waktu karena harus
menunggu pemrosesan data.
Sistem yang diajukan
Pelayanan pada eksportir akan
lebih cepat karena pemrosesan dan
pengecekan data dilakukan dengan
komputer.
Analisis Kebutuhan Sistem
Fungsional
Sistem harus bisa menampilkan
pendataan pengirim (shipper), penerima
(consignee), perusahaan pelayaran
(shipping line) dan pengguna (user).
a. Pengguna dapat memasukkan nama
pengguna dan memilih grup
pengguna.
b. Pengguna grup shipper atau
consignee dapat menampilkan
telusur kontainer sesuai kode
pemesanan atau kode faktur.
c. Pengguna grup shipper dapat
menerima file house bl dari
forwarder.
d. Sistem harus bisa menampilkan
jenis pembayaran, status bayar, dan
tanggal jatuh tempo.
e. Pengguna grup shipper dapat
memproses faktur sesuai tujuan
ekspor.
f. Pengguna grup shipper atau
consignee dapat menerima faktur
sesuai jenis pembayaran.
g. Pengguna grup shipper, consignee
atau admin ekspor dapat
menampilkan jadwal kapal.
h. Pengguna grup shipper atau
consignee dapat menampilkan
pemesanan dan faktur.
i. Pengguna grup admin ekspor dapat
menampilkan, mengubah, atau
mencetak laporan pengguna, grup,
pengirim, penerima, pihak yang
diberitahu, perusahaan pelayaran,
pemesanan, pengiriman, barang,
stuffing, kontainer, kapal
pengangkut, kapal penjemput, dan
pembayaran setiap bulannya.
Analisis Kebutuhan Sistem Non
Fungsional
1. Operasional
a. Menggunakan sistem operasi
Windows XP SP 2.
b. Menggunakan processor Intel
Pentium IV atau yang lebih
tinggi.
c. Menggunakan memori 256
hingga 512 MB RAM.
Ekka Pujo A. A.: Pengembangan Sistem Informasi Ekspor Barang 46
d. Printer jenis tinta untuk
mencetak laporan dan faktur.
2. Keamanan
Keamanan sistem informasi ekspor
dilengkapi kata sandi (password)
untuk sistem aplikasi maupun basis
datanya sehingga hanya dapat
diakses oleh admin saja, sedangkan
pengguna biasa tidak bisa.
3. Informasi
a. Digunakan untuk
menginformasikan apabila
password yang digunakan salah.
b. Digunakan untuk menampilkan
pemesanan atau faktur.
4. Kinerja
Waktu untuk memproses
pemesanan dan faktur dibatasi satu
menit ditambah cetak laporan atau
faktur.
Diagram konteks dan DFD levelled
Diagram konteks dibuat oleh
analis sistem setelah menganalisa
terlebih dahulu sistem informasi yang
akan dibuat. Diagram konteks sistem
ekspor barang dapat dilihat pada
gambar 1.
Aliran informasi akan
digambarkan dengan Data Flow
Diagram (DFD).
DFD level 0 sistem informasi
ekspor barang dapat dilihat pada
gambar 2 dan DFD level 1 proses
laporan sistem informasi ekspor barang
dapat dilihat pada gambar 3.
Pengirim
1
SI Ekspor
Barang
Perusahaan
Pelayaran
Penerima
Pengguna
data pengirim;
data pesanan;
bayar
info telusur kontainer;
house bill of lading
data pengguna
bayar;
data kontainer
faktur;
info telusur kontainer
data penerima & pihak yang diberitahu;
data pesanan;
bayar
identifikasi & verifikasi
pengguna
data perush pelayaran;
data kapal;
master bill of lading
Gambar 1. Diagram konteks sistem informasi ekspor barang
Flow_64
Flow_63
Flow_62
Flow_61
Flow_60
Flow_58Flow_57
Flow_47
Flow_41
1
Pencatatan
Pengguna
2
Pencatatan
Grup
4
Pemesanan
Penerima
Pemesanan
Pengguna
Pengirim
Penerima
Perusahaan
Pelayaran
data penerima
& pihak yang
diberitahu
telusur kontainer
data login
pengguna
data pengguna
faktur
identifikasi
& verifikasi
pengguna
data pesanan
5
Pengiriman
6
Pembayaran
7
Laporan
data grup
Grup
Pengguna
simpan grup
simpan pengguna
3
Login
telusur kontainer
faktur
data pemesanan
Faktur
data faktur
house bl
data pesanan
data pengirim
master bl
data perusahaan pelayaran
data kapal pengangkut
Gambar 2. DFD level 0 sistem ekspor barang
47 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 4, Nomor 2, Maret 2014
Flow_154
Flow_153Flow_152
Flow_129
Flow_126
Flow_124
Flow_105
Flow_102
Flow_80 Flow_73
Flow_72Flow_70
Flow_69
Pengirim
1
Laporan
Pengirim
7.1
Data pengirim
Penerima
2
Laporan
Penerima
7.2
Data penerima
3
Pemesanan
4
Pihak yang
diberitahu
4
Laporan
Pihak yang
diberitahu
7.3
Data pihak
yang diberitahu
Barang
5
Laporan
Barang
7.5
Data barang
Pemesanan
6
Laporan
Pemesanan
7.6
Data pemesanan
Pengguna
Faktur
7
Pembayaran
6
8
Laporan
Faktur
7.7
Peti Kemas
10
Lap Peti
Kemas
7.9
Kapal
Pengangkut
11
Lap Kapal
Pengangkut
7.10
Pengiriman
12
Laporan
Pengiriman
7.12
13
Pengiriman
5
14
Laporan
Stuffing
7.4
Stuffing
Data stuffing
Perusahaan
Pelayaran
15
Lap Persh
Pelayaran
7.8
Kapal
Penjemput
16
Lap Kapal
Penjemput
7.11
Gambar 3. DFD level 1 proses laporan
Proses
DFD Levelled mencakup proses-
proses sebagai berikut.
1. Pencatatan pengguna
2. Pencatatan grup
3. Login
4. Pemesanan
5. Pengiriman
6. Pembayaran
7. Laporan
7.1 Laporan Pengirim
7.2 Laporan Penerima
7.3 Laporan Pihak yang diberitahu
7.4 Laporan Stuffing
7.5 Laporan Barang
7.6 Laporan Pemesanan
7.7 Laporan Faktur
7.8 Laporan Perusahaan Pelayaran
7.9 Laporan Peti Kemas
7.10 Laporan Kapal Pengangkut
7.11 Laporan Kapal Penjemput
7.12 Laporan Pengiriman
Data Store
DFD Levelled mempunyai data
store/tabel sebagai berikut.
• Grup
• Pengguna
• Pengirim
• Penerima
• Perusahaan_Pelayaran
• Pihak_yang_diberitahu
• Pemesanan
• Stuffing
• Barang
• Pengiriman
Ekka Pujo A. A.: Pengembangan Sistem Informasi Ekspor Barang 48
• Peti_Kemas
• Kapal_Pengangkut
• Kapal_Penjemput
• Faktur
Formulir dan Data Dictionary
Setiap informasi yang merupakan
data masukan maupun keluaran
digambarkan bentuk formulirnya. Data
dictionary digunakan untuk melihat
bentuk/struktur dari data dan informasi
yang terlibat dalam sistem.
Spesifikasi Proses (Process
Specification)
Proses dari DFD dapat
dideskripsikan lebih jelas dengan
menggunakan Spesifikasi Proses.
Entity Relationship Diagram dan
Model Relasional
Entity Relationship Diagram
(ERD) dibuat untuk menggambarkan
hubungan antar setiap data dari sistem.
Model yang digunakan sebagai acuan
dari pembuatan ERD adalah DFD (data
store) serta Data Dictionary. Setelah
ERD digambarkan, lalu ERD tersebut
dideskripsikan dengan model relasional.
Entity Relationship Diagram
Rancangan Entity Relationship
Diagram (ERD) dari sistem informasi
ekspor barang berbasis komputer dapat
dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. ERD sistem informasi ekspor barang
Model Relasional
Model relasional di bawah ini
menggambarkan ERD di atas (nama
entity disebutkan setelah daftar untuk
setiap tabel, setelah tanda *).
Grup(kode_grup, nama_grup) * Grup
Pengguna(nama_pengguna, password,
kode_grup) * User
Pengirim(kode_pengirim, jenis_kode,
nama, alamat, negara, telepon, fax, e-
mail) * Shipper
User Grup
1
Kapal Penjemput
Consignee
Shipper
Order
Faktur
n
n1
1
Notify Party
Stuffing
Barang
Pengiriman
Shipping Line
n
1
n
1 1 n
n
n
1
n1
1
n
Kapal Pengangkut
1
n
Kontainer
n 1
49 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 4, Nomor 2, Maret 2014
Penerima(kode_penerima, jenis_kode,
nama, alamat, negara, telepon, fax, e-
mail) * Consignee
Perusahaan_Pelayaran(kode_perush_p
elay, jenis_kode, nama, alamat, negara,
telepon, fax, e-mail) * Shipping Line
Pihak_yang_diberitahu(kode_pihak_ya
ng_diberitahu, jenis_kode, nama, alamat,
negara, telepon, fax, e-mail) * Notify
Party
Pemesanan(kode_pemesanan,
tanggal_pemesanan, kode_pengirim,
kode_penerima, kode_perush_pelay,
kode_pihak_yang_diberitahu, pel_muat,
pel_bongkar, pel_transit, master_bl,
house_bl, status_pengiriman) * Order
Stuffing(kode_stuffing, kode_barang,
kode_pemesanan, jumlah_barang)*
Stuffing
Barang(kode_barang, nama_barang,
harga_barang) * Barang
Pengiriman(kode_pengiriman,
kode_perush_pelay, kode_pemesanan,
kode_peti_kemas,
kode_kapal_pengangkut) * Pengiriman
Peti_Kemas(kode_peti_kemas,
jenis_peti_kemas, no_seal_peti_kemas)
* Kontainer
Kapal_Pengangkut(kode_kapal_penga
ngkut, nama_kapal_pengangkut) * Kapal
Pengangkut
Kapal_Penjemput(nama_kapal_penjem
put) * Kapal Penjemput
Faktur(kode_faktur, kode_pemesanan,
jenis_bayar, status_bayar, jumlah_bayar,
tgl_jatuh_tempo) * Faktur
Model relasional dan definisi
atribut akan digunakan untuk
pendefinisian tabel-tabel yang digunakan
dalam sistem.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Analisis sistem informasi ekspor
barang menggunakan analisis kinerja
(performance), informasi (information),
ekonomi (economy), kendali (control),
efisiensi (efficiency), layanan (service)
dan analisis kebutuhan sistem. Analisis
sistem tersebut mampu mengenali
kelemahan sistem informasi ekspor
barang yang lama dan memberikan
usulan perbaikan pada sub sistem; user,
grup, login, pemesanan, pengiriman,
pembayaran, dan laporan.
Desain sistem informasi ekspor
barang yang telah dibuat dapat
menggambarkan Diagram Konteks, Data
Flow Diagram (DFD) level 0, DFD level
1, Entity Relational Diagram (ERD), dan
Model Relasional untuk sub sistem; user,
grup, login, pemesanan, pengiriman,
pembayaran, dan laporan.
Saran
Perusahaan dapat menggunakan
analisis dan desain sistem informasi
ekspor barang berbasis komputer ini
untuk melanjutkan tahap pengembangan
sistem berikutnya, yaitu tahap
implementasi sistem informasi ekspor
barang.
Perusahaan dapat pula
menggunakan analisis dan desain sistem
informasi ekspor barang berbasis
komputer ini untuk pengembangan
sistem informasi impor barang.
DAFTAR PUSTAKA
Ahsjar, Djauhari. 2007. Pedoman
Transaksi Ekspor & Impor.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis dan
Perancangan Sistem Informasi
untuk Keunggulan Bersaing
Perusahaan dan Organisasi
Modern. Ed. 1. Yogyakarta: Andi.
Hartono, Jogiyanto. 2001. Analisis &
Desain Sistem Informasi:
Pendekatan Terstruktur Teori dan
Praktek Aplikasi Bisnis. Ed. 2. Cet.
2. Yogyakarta: Andi.
Pohan, Husni Iskandar dan
Kusnassriyanto Saiful Bahri. 1997.
Pengantar Perancangan Sistem.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Pusat Data dan Informasi. 1999.
Panduan Bagi Eksportir Pemula
Dalam Melaksanakan Ekspor.
Ekka Pujo A. A.: Pengembangan Sistem Informasi Ekspor Barang 50
Jakarta: Departemen Perindustrian
dan Perdagangan Republik
Indonesia.
Sahudiyono. 2008. Mekanisme
Pelaksanaan Ekspor-Impor
Barang Melalui Perusahaan
Freight Forwarder. BAHARI
Jogja Vol. VIII No. 12/2008.
Suyono, R. P. 2005. Shipping:
Pengangkutan Intermodal Ekspor
Impor Melalui Laut. Ed. 3, Cet. 1.
Jakarta: Penerbit PPM.
Widjaja, Ronald. 2007. Perancangan
dan Pembuatan Sistem Informasi
Jasa Pengiriman Barang Pada
Perusahaan Forwarding PT ”X”
Berbasis Web. Jurusan Teknik
Informatika Fakultas Teknologi
Industri Universitas Kristen Petra.
Yaqin, M. Ainul. 2013. Analisis
PIECES.http://yaqinov.wordpress.
com/2013/10/16/analisis-pieces/
(Ditulis tanggal 16 Oktober 2013)

More Related Content

What's hot

Modul ajar 1 introduction hvac
Modul ajar 1 introduction hvacModul ajar 1 introduction hvac
Modul ajar 1 introduction hvac
Reandy Risky
 
Kelompok 3 PP(dekanter)
Kelompok 3 PP(dekanter)Kelompok 3 PP(dekanter)
Kelompok 3 PP(dekanter)
Jaýa Mañdala
 
328793143-Laporan-Praktikum-Heat-Exchanger.docx
328793143-Laporan-Praktikum-Heat-Exchanger.docx328793143-Laporan-Praktikum-Heat-Exchanger.docx
328793143-Laporan-Praktikum-Heat-Exchanger.docx
AnnisaSeptiana14
 

What's hot (20)

Laporan pkl wilmar 12 agustus 15 oktober 20144
Laporan pkl wilmar 12 agustus 15 oktober 20144Laporan pkl wilmar 12 agustus 15 oktober 20144
Laporan pkl wilmar 12 agustus 15 oktober 20144
 
Perpindahan Panas
Perpindahan PanasPerpindahan Panas
Perpindahan Panas
 
PPT Maintenance.pptx
PPT Maintenance.pptxPPT Maintenance.pptx
PPT Maintenance.pptx
 
Perencanaan Layout Fasilitas Pabrik (Plan Layout)
Perencanaan Layout Fasilitas Pabrik (Plan Layout)Perencanaan Layout Fasilitas Pabrik (Plan Layout)
Perencanaan Layout Fasilitas Pabrik (Plan Layout)
 
Laporan praktikum statistika
Laporan praktikum statistikaLaporan praktikum statistika
Laporan praktikum statistika
 
Modul ajar 1 introduction hvac
Modul ajar 1 introduction hvacModul ajar 1 introduction hvac
Modul ajar 1 introduction hvac
 
Presentasi pengendali suhu
Presentasi pengendali suhuPresentasi pengendali suhu
Presentasi pengendali suhu
 
Boiler.ppt
Boiler.pptBoiler.ppt
Boiler.ppt
 
sarana-prasarana.ppt
sarana-prasarana.pptsarana-prasarana.ppt
sarana-prasarana.ppt
 
Elemen Mesin
Elemen MesinElemen Mesin
Elemen Mesin
 
Permasalahan umum pada turbin uap
Permasalahan umum pada turbin uapPermasalahan umum pada turbin uap
Permasalahan umum pada turbin uap
 
Kelompok 3 PP(dekanter)
Kelompok 3 PP(dekanter)Kelompok 3 PP(dekanter)
Kelompok 3 PP(dekanter)
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 2 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 2 okkMekanika fluida 2 pertemuan 2 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 2 okk
 
Tabel uap
Tabel uapTabel uap
Tabel uap
 
328793143-Laporan-Praktikum-Heat-Exchanger.docx
328793143-Laporan-Praktikum-Heat-Exchanger.docx328793143-Laporan-Praktikum-Heat-Exchanger.docx
328793143-Laporan-Praktikum-Heat-Exchanger.docx
 
Katup-katup Pada Pneumatik
Katup-katup Pada PneumatikKatup-katup Pada Pneumatik
Katup-katup Pada Pneumatik
 
Evaporator
EvaporatorEvaporator
Evaporator
 
Siklus dasar dan konsep teknik pendingin pada sistem kerja mesin pendingin (r...
Siklus dasar dan konsep teknik pendingin pada sistem kerja mesin pendingin (r...Siklus dasar dan konsep teknik pendingin pada sistem kerja mesin pendingin (r...
Siklus dasar dan konsep teknik pendingin pada sistem kerja mesin pendingin (r...
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIK
 
Cold Storage Design
Cold Storage DesignCold Storage Design
Cold Storage Design
 

Similar to Jurnal pdp vol 4 no 2 ekka pengembangan sistem informasi ekspor barang

DOKUMEN YANG HARUS DISIAPKAN DALAM PENGAPALAN.doc
DOKUMEN YANG HARUS DISIAPKAN DALAM PENGAPALAN.docDOKUMEN YANG HARUS DISIAPKAN DALAM PENGAPALAN.doc
DOKUMEN YANG HARUS DISIAPKAN DALAM PENGAPALAN.doc
iwanchoy16
 
13353 henrikus galih-irawan-pelabuhan_2012
13353 henrikus galih-irawan-pelabuhan_201213353 henrikus galih-irawan-pelabuhan_2012
13353 henrikus galih-irawan-pelabuhan_2012
Tito Mizteriuz
 
81649107 makalah-terminal-06172070
81649107 makalah-terminal-0617207081649107 makalah-terminal-06172070
81649107 makalah-terminal-06172070
ayunitamulyana
 

Similar to Jurnal pdp vol 4 no 2 ekka pengembangan sistem informasi ekspor barang (14)

Sim ratih safitri hapzi ali_implementasi sistem informasi perusahaan_universi...
Sim ratih safitri hapzi ali_implementasi sistem informasi perusahaan_universi...Sim ratih safitri hapzi ali_implementasi sistem informasi perusahaan_universi...
Sim ratih safitri hapzi ali_implementasi sistem informasi perusahaan_universi...
 
Sim ratih safitri hapzi ali_implementasi sistem informasi perusahaan_universi...
Sim ratih safitri hapzi ali_implementasi sistem informasi perusahaan_universi...Sim ratih safitri hapzi ali_implementasi sistem informasi perusahaan_universi...
Sim ratih safitri hapzi ali_implementasi sistem informasi perusahaan_universi...
 
Sistem Transfortasi
Sistem TransfortasiSistem Transfortasi
Sistem Transfortasi
 
DOKUMEN YANG HARUS DISIAPKAN DALAM PENGAPALAN.doc
DOKUMEN YANG HARUS DISIAPKAN DALAM PENGAPALAN.docDOKUMEN YANG HARUS DISIAPKAN DALAM PENGAPALAN.doc
DOKUMEN YANG HARUS DISIAPKAN DALAM PENGAPALAN.doc
 
Karya tulis
Karya tulis Karya tulis
Karya tulis
 
Makalah Port-Shipping Operation and Management (M. Rizki Maulana)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (M. Rizki Maulana)Makalah Port-Shipping Operation and Management (M. Rizki Maulana)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (M. Rizki Maulana)
 
13353 henrikus galih-irawan-pelabuhan_2012
13353 henrikus galih-irawan-pelabuhan_201213353 henrikus galih-irawan-pelabuhan_2012
13353 henrikus galih-irawan-pelabuhan_2012
 
Software Ekspedisi dan Software Logistik pilar media
Software Ekspedisi dan Software Logistik pilar mediaSoftware Ekspedisi dan Software Logistik pilar media
Software Ekspedisi dan Software Logistik pilar media
 
LN 10 - Planning and Managing Long Haul Freight Transportation
LN 10 - Planning and Managing Long Haul Freight TransportationLN 10 - Planning and Managing Long Haul Freight Transportation
LN 10 - Planning and Managing Long Haul Freight Transportation
 
1. Pengantar Manajemen Freight dan Freight Forwarder.pdf
1. Pengantar Manajemen Freight dan Freight Forwarder.pdf1. Pengantar Manajemen Freight dan Freight Forwarder.pdf
1. Pengantar Manajemen Freight dan Freight Forwarder.pdf
 
Workshop 16 freight for its
Workshop 16 freight for itsWorkshop 16 freight for its
Workshop 16 freight for its
 
Makalah Port-Shipping Operation and Management (Mar'atus Sholihah)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (Mar'atus Sholihah)Makalah Port-Shipping Operation and Management (Mar'atus Sholihah)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (Mar'atus Sholihah)
 
Makalah Port-Shipping Operation and Management (By. Bayu Prima Candra Putra)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (By. Bayu Prima Candra Putra)Makalah Port-Shipping Operation and Management (By. Bayu Prima Candra Putra)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (By. Bayu Prima Candra Putra)
 
81649107 makalah-terminal-06172070
81649107 makalah-terminal-0617207081649107 makalah-terminal-06172070
81649107 makalah-terminal-06172070
 

Jurnal pdp vol 4 no 2 ekka pengembangan sistem informasi ekspor barang

  • 1. 38 Pengembangan Sistem Informasi Ekspor Barang (Development of Information System of Export Goods) Ekka Pujo Ariesanto Akhmad Jurusan Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga, Program Diploma Pelayaran, Universitas Hang Tuah Abstrak: P.T. “R” Surabaya, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengurusan transportasi. Sebelumnya sistem informasi ekspor perusahaan sebagian dikerjakan secara semi manual, yaitu pencatatan user, shipper, consignee, perusahaan pelayaran menggunakan tulis tangan dan sebagian pengolahan data pemesanan dan pengiriman menggunakan program Microsoft Office Word dan perhitungan faktur menggunakan program Microsoft Office Excel. Sistem informasi ekspor manual perusahaan memiliki kelemahan antara lain proses pemesanan, pengiriman, penghitungan faktur memerlukan waktu yang lama karena tabel shipper, consignee, shipping line yang terpisah atau tidak terpadu. Hal ini mengakibatkan pemrosesan data terlambat. Perusahaan ingin mengembangkan sistem informasi ekspor berbasis komputer. Analisis sistem informasi ekspor menggunakan analisis kinerja (performance), informasi (information), ekonomi (economy), kendali (control), efisiensi (efficiency), layanan (service) dan analisis kebutuhan sistem. Analisis sistem tersebut mampu mengenali kelemahan sistem informasi ekspor yang lama dan memberikan usulan perbaikan pada sub sistem; user, grup, login, pemesanan, pengiriman, pembayaran, dan laporan. Desain sistem informasi ekspor yang telah dibuat dapat menggambarkan Diagram Konteks, Data Flow Diagram (DFD) level 0, DFD level 1, Entity Relational Diagram (ERD), dan Model Relasional untuk sub sistem; user, grup, login, pemesanan, pengiriman, pembayaran, dan laporan. Hasil dari perancangan sistem ini dapat menyediakan informasi mengenai laporan; user terdiri dari pengguna dan grup, pemesanan terdiri dari pengirim, penerima, pihak yang diberitahu, pemesanan, barang, dan stuffing, pengiriman terdiri atas perusahaan pelayaran, peti kemas, kapal pengangkut, kapal penjemput, pengiriman, serta pembayaran. Kata kunci: jasa pengurusan transportasi, sistem informasi, ekspor, analisis sistem, desain sistem Abstract: P.T. "R" Surabaya, a company that specializes in transportation management services. Previous export enterprise information systems mostly done semi-manually, ie the recording of the user, the shipper, consignee, shipping companies using handwritten and partial ordering and delivery of data processing using Microsoft Office Word and calculating invoices using Microsoft Office Excel. Manually export enterprise information system has the disadvantage, among others, the process of ordering, delivery, invoice calculation requires a long time for a table shipper, consignee, shipping line that is separate or no integrated. This resulted in a data processing late. The company wants to develop a computer-based information system exports. Analysis of export information system using analysis of performance, information, economy, control, efficiency, service and the analysis of system requirements. Analysis of the system is able to recognize the weaknesses of the old export information systems and propose improvements to the sub-systems; user, group, login, ordering, delivery, payment, and reporting. Export information system design that has been made to describe the Context Diagram, Data Flow Diagrams (DFD) level 0, level 1 DFD, Entity Relational Diagram (ERD), and the Relational Model for sub-systems; user, group, login, ordering, delivery, payment, and reporting. The results of this system design can provide information about the report; user consists of a user and group, consisting of ordering the shipper, the consignee, the notify party, ordering, goods, and stuffing, shipping consist of shipping companies, container, container ship, ship pickup, delivery, and payment. Keywords: transportation management services, information system, export, system analysis, system design, Alamat korespondensi: Ekka Pujo Ariesanto Akhmad, Program Diploma Pelayaran, Universitas Hang Tuah, Jalan A. R. Hakim 150, Surabaya. e-mail: jurnal_pdp@yahoo.co.id PENDAHULUAN PT. “R” Surabaya memberikan layanan di bidang jasa pengurusan muatan internasional (international freight forwarding), ekspedisi muatan kapal laut, pengurusan jasa kepabeanan, dan penyewaan truk dan perangkat generator (trucking and generator set leasing). Perusahaan ekspedisi muatan kapal laut (EMKL) adalah perusahaan yang membantu pemilik barang
  • 2. 39 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 4, Nomor 2, Maret 2014 membukukan muatan pada agen pelayaran, mengurus dokumen dengan Bea Cukai dan instansi terkait lainnya, dan membawa barang dari gudang pemilik barang ke gudang di dalam pelabuhan di pelabuhan muat. Sedangkan di pelabuhan bongkar EMKL membantu pemilik barang mengurus pemasukan barang dengan bea cukai, menerima muatan dari pelayaran, dan membawa barang dari pelabuhan ke gudang pemilik barang (Suyono, 2005:239). Sejak dua tahun terakhir PT. R memberikan layanan ekspor barang kepada eksportir dengan cara semi manual, yaitu pencatatan user, shipper, consignee, perusahaan pelayaran menggunakan tulis tangan dan sebagian pengolahan data pemesanan dan pengiriman menggunakan program Microsoft Office Word dan perhitungan faktur menggunakan program Microsoft Office Excel. Prosedur ekspor yang berlaku di perusahaan adalah sebagai berikut. a. Shipper mengirimkan S/I (Shipping Instruction) kepada pihak Freight Forwarder (PT. R) yang berisi perintah untuk melakukan pengiriman barang ke luar negeri. b. Setelah diterimanya S/I, PT. R mengirimkan S/I booking c. Pihak Shipping Line akan mengeluarkan Delivery Order (D/O) yang ditujukan kepada pihak forwarder. DO tersebut digunakan sebagai bukti untuk pengambilan kontainer kosong di Depo kontainer milik Shipping Line. (untuk membooking kapal) kepada pihak Perusahaan Pelayaran (Shipping Line). d. Selanjutnya D/O yang dikeluarkan oleh pihak Shipping Line diteruskan kepada Shipper. e. Shipper menyerahkan D/O tersebut kepada perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) yang telah ditunjuk oleh forwarder, kemudian EMKL mengambil kontainer kosong ke depo untuk kemudian dibawa ke gudang shipper untuk dilaksanakan stuffing f. Setelah EMKL menerima D/O maka selanjutnya kontainer kosong dibawa ke gudang Shipper. (pemasukan muatan ke dalam kontainer). Dalam prakteknya, D/O akan diambil langsung oleh EMKL ke Shipping Line dengan menggunakan S/I yang telah dibuat oleh forwarder. D/O dapat dikeluarkan apabila Shipper telah membayar uang jaminan kepada EMKL. g. Apabila kontainer telah berada di gudang Shipper, maka dilakukan stuffing h. Stuffing dilakukan sesuai dengan jenis pengiriman yang diinginkan oleh Shipper, yaitu apakah FCL barang ke dalam kontainer. (Full Container Load) atau LCL (Less than Container Load). Apabila FCL, maka seluruh kontainer tersebut hanya diisi satu jenis barang milik satu shipper saja. Tetapi apabila LCL, maka hanya beberapa ruang i. Pada akhir stuffing barang ke dalam kontainer, khusus untuk barang- barang ekspor furnitur harus dilakukan fumigasi (sterilisasi hama) dengan maksud agar barang- barang tersebut benar-benar steril (bebas dari hama dan bakteri) oleh perusahaan fumigasi yang memenuhi kualifikasi yang telah ditunjuk oleh forwarder. Setelah fumigasi selesai, perusahaan fumigasi menerbitkan saja yang diisi dengan muatan ke dalam kontainer tersebut. j. Setelah selesai stuffing, Shipper menyerahkan data hasil stuffing berupa Packing List dan Invoice kepada EMKL, yang kemudian oleh EMKL akan dibuatkan Pemberitahuan Ekspor Barang Fumigation Certificate.
  • 3. Ekka Pujo A. A.: Pengembangan Sistem Informasi Ekspor Barang 40 (PEB), kemudian bersama dengan kelengkapan dokumen lainnya seterusnya dibawa ke Kantor Pelayanan Bea Cukai untuk mendapatkan fiat muat. k. Jika sudah disetujui oleh pihak Kantor Pelayanan Bea Cukai, maka kontainer yang sudah ada isinya tersebut sudah dapat dinaikkan ke atas kapal. Tetapi apabila keberangkatan kapal tertunda, sehingga harus menunggu beberapa lama, maka kontainer tersebut akan disimpan/ditumpuk sementara di Container Yard. 1. Kepada forwarder, Shipping Line akan menyerahkan data muat barang dalam bentuk S/I receive m. Hasil dari koreksi tersebut dikembalikan kepada shipper untuk diteliti kebenaran isinya, yang kemudian apabila sudah tidak ada kesalahan sama sekali dikembalikan kepada forwarder. untuk dikoreksi yang kemudian akan dijadikan dasar dalam pembuatan draft Bill of Lading. n. Forwarder kemudian membuat S/I receive ke Shipping Line sebagai dasar pembuatan B/L. B/L berfungsi sebagai bukti penerimaan barang oleh forwarder dari shipper. o. Setelah pembuatan B/L selesai kemudian akan diserahkan kepada forwarder (dengan syarat pihak forwarder telah menyelesaikan administrasi atau pembayaran jasa angkut pelayaran kepada shipping line) p. Forwarder kemudian akan membuat House B/L untuk diserahkan kepada shipper. q. Setelah shipper menerima House B/L dari forwarder, selanjutnya Original House B/L akan dikirim ke Consignee (penerima barang di pelabuhan tujuan) sebagai bukti untuk mengambil kargo di pelabuhan tujuan. r. Pihak forwarder akan mengirimkan original Master B/L dari Shipping Line ke agen forwarder di luar negeri. s. Pihak Shipping Line akan membuat Manifest yang berisi data barang yang dimuat di atas kapal, selanjutnya manifest dikirim ke agen forwarder di luar negeri (pelabuhan tujuan pengiriman). t. Setelah shipment (kapal) sampai di negara tujuan, agen shipping line di luar negeri akan membuat pemberitahuan kedatangan barang (Arrival Notice) u. Agen forwarder di luar negeri akan membuat pemberitahuan kedatangan barang yang kemudian ditujukan kepada pihak ke agen forwarder di luar negeri atau Notify Party. v. Kemudian Consignee akan menyerahkan Original House B/L ke agen forwarder di luar negeri yang kemudian untuk ditukar dengan Delivery Order (D/O). Consignee. w. Agen forwarder di luar negeri kemudian menyerahkan original Master B/L ke agen Shipping Line di luar negeri untuk selanjutnya ditukarkan dengan D/O guna mengambil kontainer di Container Yard. x. Pihak agen di luar negeri akan menyerahkan D/O dari shipping line tersebut kepada pihak Consignee. y Consignee akan menyerahkan D/O beserta kelengkapan dokumen pendukung lain diantaranya Packing List, Invoice, COO (Certificate of Origin) ke pihak Custom Broker (jasa kepabeanan) yang selanjutnya oleh Custom Broker dibawa ke pihak Custom (Kepabeanan) untuk memperoleh fiat keluar. (Sahudiyono, 2008:24-27). Sistem ekspor PT. R mempunyai kelemahan antara lain proses pemesanan, pengiriman, penghitungan
  • 4. 41 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 4, Nomor 2, Maret 2014 faktur memerlukan waktu yang lama karena tabel (data store) shipper, consignee, shipping line yang terpisah- pisah atau tidak terpadu. Informasi penelusuran kontainer disampaikan ke shipper hanya lewat e-mail, telepon, atau sms. Perusahaan akan mengembangkan sistem ekspor barang dengan berbantuan komputer berbasis internet untuk kepentingan pemesanan, pengiriman, dan pembayaran barang di perusahaan. Sistem tersebut diberi nama Sistem Informasi Ekspor Barang. Sistem harus dapat mengeluarkan faktur (invoice), laporan pemesanan, dan laporan pengiriman barang. Dari latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah yakni, Bagaimana membuat analisis sistem informasi ekspor barang? Bagaimana menyusun desain/ perancangan sistem informasi ekspor barang? Pengembangan sistem informasi ekspor barang mempunyai beberapa batasan sebagai berikut. 1. Pengembangan sistem hanya dilakukan pada tahap analisis dan desain sistem informasi ekspor. 2. Perancangan dilakukan pada subsistem; user, grup, login, pemesanan, pengiriman, pembayaran, dan laporan. 3. Perancangan tidak dilakukan pada pembuatan dokumen pendukung ekspor, misal: Shipping Instruction, Delivery Order, Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), COO, Bill of Lading (B/L). 4. Perancangan dilakukan pada laporan yang dihasilkan oleh sistem informasi ekspor, yaitu pemesanan, pengiriman, dan pembayaran. 5. Perancangan sistem tidak menyangkut konfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras sistem. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui analisis dan desain sistem informasi ekspor untuk mengolah dan membuat laporan; user terdiri dari pengguna dan grup, pemesanan terdiri dari pengirim, penerima, pihak yang diberitahu, pemesanan, barang, dan stuffing, pengiriman terdiri atas perusahaan pelayaran, peti kemas, kapal pengangkut, kapal penjemput, pengiriman, serta pembayaran di perusahaan jasa pengurusan transportasi berbasis internet. Pengertian ekspor Menurut Ahsjar (2007:1), kegiatan ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam ke luar wilayah Pabean suatu negara ke negara lain dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Tahapan pelaksanaan ekspor Pusat Data dan Informasi Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI (1999), menerangkan bahwa, tahapan-tahapan yang harus ditempuh dalam pelaksanaan kegiatan ekspor, sebagai berikut. 1. Mencari pelanggan atau importir (buyers) baik melalui kontak dagang di luar negeri maupun perwakilan importir (buying agent) yang ada di dalam negeri. 2. Persiapan ekspor Tahapan-tahapan yang harus dilakukan eksportir setelah menerima surat pesanan, kontrak penjualan (sales contract), dan letter of credit (jika pembayaran melalui L/C) dari importir adalah sebagai berikut. - Memproduksi (bagi eksportir produsen) atau mengadakan barang (memesan barang pada produsen atau membeli barang di pasar umum) sesuai dengan spesifikasi yang tertera dalam surat pesanan dan L/C. - Mengepak barang-barang untuk diekspor sesuai ketentuan yang ditetapkan. - Menyiapkan pengapalan barang dan memberikan shipping marks sesuai surat pesanan atau kebiasaan yang berlaku secara internasional.
  • 5. Ekka Pujo A. A.: Pengembangan Sistem Informasi Ekspor Barang 42 - Menunjuk perusahaan ekspedisi (freight-forwarder) yang akan mengurus dan memesan (booking) ruang kapal ( shipping space). - Menunjuk surveyor yang akan melakukan pemeriksaan mengenai jenis barang, jumlah barang, spesifikasi teknis, klasifikasi barang, jenis kemasan, merek kemasan, harga satuan dan harga total, dan pemenuhan ketentuan di bidang ekspor guna menerbitkan survey report atau clean report of finding. Hasil pemeriksaan (survey report) ini digunakan sebagai dasar pembuatan dokumen bill of lading, commercial invoice, dan packing list serta measurement list oleh eksportir. 3. Menyiapkan dokumen-dokumen ekspor sesuai ketentuan yang berlaku dalam perdagangan internasional. 4. Transportasi Pengiriman barang yang telah siap diekspor dapat dilakukan melalui laut atau udara sesuai ketentuan yang telah disepakati. Transportasi Laut Pengiriman barang melalui transportasi laut adalah cara yang lazim digunakan eksportir mengingat biaya yang relatif murah dibandingkan dengan transportasi udara. Pengurusan pengiriman/pengapalan barang dapat dilakukan melalui jasa agen pelayaran (forwarding agent) apabila eksportir belum berpengalaman atau tidak cukup waktu untuk mengurusnya. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan oleh eksportir atau agen pelayaran sebelum barang dikapalkan adalah sebagai berikut. - mengumpulan data dan informasi mengenai biaya pengiriman, - menentukan perusahaan pelayaran serta kapal pengangkut, - memesan ruang kapal (shipping space), - mendaftarkan kargo pada shipping note dan mengirimkannya ke perusahaan pelayaran, - mengisi formulir customs entries dan mengirimkannya ke pabean, - mengirim barang ke pelabuhan dengan consignment note, - menerima bill of lading dari perusahaan pelayaran, - membayar biaya pengiriman, - mengesahkan bill of lading serta mengirimkan copy-nya ke perusahaan pelayaran dan importir, atau bank perantara yang disepakati. 5. Pembayaran barang ekspor melalui L/C (Negosiasi Dokumen) Apabila barang sudah dikapalkan/dikirim ke negara tujuan dan eksportir menerima bill of lading atau air waybill dari maskapai pelayaran/penerbangan, maka eksportir dapat mengurus pembayaran barang yang diekspor tersebut ke advising bank (bank di dalam negeri) yang diberi kuasa oleh importir untuk membayarkan shipping document. Adapun dokumen-dokumen yang tercakup dalam shipping document ini antara lain adalah sebagai berikut. - Bill of exchange (draft dan wesel) - Salah satu dari bill of lading (clean- ocean on board bill of lading; combined transport bill of lading; air waybill of lading; atau post- office report), - Commercial invoice - Insurance policy (polis asuransi) - Consular invoice - Packing list, weight note, dan measurement list - Inspection certificate atau surveyor report - Manufacturer’s certificate - Certificate of origin (COO) Apabila semua dokumen yang dipersyaratkan dalam L/C telah dipenuhi oleh eksportir, maka advising bank akan membeli/membayar wesel yang diajukan eksportir tersebut sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam L/C. Advising bank dapat melakukan pembayaran dalam bentuk:
  • 6. 43 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 4, Nomor 2, Maret 2014 - At sight, yaitu bank langsung melunasi pada saat dokumen pengapalan diperlihatkan, - Defered payment, yaitu bank akan melunasi pembiayaan di kemudian hari sesuai dengan waktu yang disepakati, - Bank mengaksep wesel yang ditarik dan melunasinya pada saat jatuh tempo. Advising bank atau negotiating bank bersedia membayar eksportir dengan kompensasi dokumen pengapalan adalah karena bank tersebut telah diberi wewenang oleh importir untuk membayarkan L/C sesuai ketentuan yang telah disepakati, serta adanya bill of lading yang memberikan hak kepemilikan atas barang yang tercantum dalam dokumen tersebut. Setelah negotiating bank membayar L/C, bank ini selanjutnya mengirimkan dokumen pengapalan tersebut kepada bank pembuka L/C (issuing/opening bank) untuk mendapatkan ganti pembayaran (reimbursement) yang telah dibayarkan kepada eksportir. Kemudian opening bank akan meminta importir untuk menebusnya sesuai dengan cara pembayaran yang ditetapkan dalam L/C. Dengan demikian, importir akan memperoleh dokumen pengapalan untuk digunakan dalam penyelesaian bea masuk dan pengambilan barang dari perusahaan pelayaran. Pengertian analisis sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan- hambatan yang terjadi dan kebutuhan- kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan- perbaikannya (Jogiyanto, 2001:129). Menurut Al Fatta (2007:47), analisis sistem informasi terbagi menjadi tiga tahap analisis yaitu kelemahan sistem yang sedang berjalan, kebutuhan sistem baru, dan kelayakan sistem yang meliputi kelayakan teknik, hukum, ekonomi, operasional, dan lain- lain. Pengertian desain sistem Menurut Jogiyanto (2001:197), desain sistem dapat diartikan sebagai berikut. 1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem. 2. Pendefinisian dari kebutuhan- kebutuhan fungsional. 3. Persiapan untuk rancang bangun implementasi. 4. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk. 5. Desain sistem dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. 6. Desain sistem termasuk menyangkut konfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem. Tahap desain sistem mempunyai dua tujuan utama, yaitu 1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem. 2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat. METODE PENELITIAN Analisis kelemahan sistem yang sedang berjalan menggunakan kerangka PIECES yang menguraikan analisis ke dalam enam fokus analisis kelemahan yaitu kinerja (performance), informasi (information), ekonomi (economy),
  • 7. Ekka Pujo A. A.: Pengembangan Sistem Informasi Ekspor Barang 44 kendali (control), efisiensi (effiency), dan layanan (service) (Yaqin, 2013). Analisis kebutuhan sistem baru meliputi analisis kebutuhan sistem fungsional dan non fungsional. Analisis kebutuhan sistem non fungsional terdiri dari operasional, keamanan, informasi, dan kinerja. Pendekatan desain sistem yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah secara atas-turun (top down). Perancangan dimulai dari bentuk yang paling global, yaitu Diagram Konteks kemudian diagram konteks ini diturunkan sampai bentuk yang paling detil. Menurut Pohan (1997:174) langkah-langkah secara lebih rinci dari strategi perancangan untuk desain sistem informasi ini adalah sebagai berikut. 1. Pertama Diagram Konteks dibuat, diagram konteks yaitu model yang menggambarkan hubungan sistem dengan lingkungan. Untuk menggambarkan diagram konteks, deskripsikan data apa saja yang dibutuhkan sistem dan dari mana sumbernya serta informasi apa saja yang akan dihasilkan sistem dan ke mana informasi tersebut akan diberikan. 2. Setelah berhasil menggambarkan diagram konteks, diagram konteks ini diturunkan menjadi bentuk yang lebih detil, yaitu Data Flow Diagram (DFD) level 0. Untuk menurunkan diagram konteks menjadi DFD level 0, analisis sistem untuk mendefinisikan proses apa saja yang terdapat dalam sistem. 3. Bila terdapat proses dalam DFD level 0 yang dirasa kurang detil, proses tersebut diturunkan untuk mendapatkan DFD level 1 dari proses tersebut. Jika masih ditemukan proses yang kurang detil, maka tahap ini diulang sampai seluruh proses yang ada dirasakan cukup detil. 4. Dari diagram konteks, dapat dilihat informasi apa saja yang mengalir dari dan ke dalam sistem. Bentuk detil dari informasi tersebut digambarkan sebagai formulir dan struktur informasi tersebut dituliskan sebagai Kamus Data (Data Dictionary). 5. Untuk setiap proses paling detil dari DFD yang telah dibuat, proses dapat dideskripsikan secara lebih jelas dengan menggunakan Spesifikasi Proses. 6. Langkah berikutnya adalah pembuatan Entity Relationship Diagram (ERD) dan Model Relasional sistem serta kelengkapan model relasional yaitu definisi atribut, yang merupakan rancangan basis data dari sistem. Desain sistem informasi ekspor akan digambarkan dengan Diagram Konteks, Data Flow Diagram (DFD) terdiri dari DFD level 0 sistem ekspor barang dan DFD level 1 proses laporan ekspor barang (Widjaja, 2007). HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis sistem yang sedang berjalan Hasil analisis PIECES yang dilakukan pada sistem informasi ekspor PT ”R” adalah sebagai berikut. Jenis Analisis Kinerja (Performance) Kelemahan sistem lama Sistem informasi ekspor secara manual berpotensi menimbulkan kesalahan dalam pemrosesan data. Selain itu, pemrosesan data akan memakan banyak waktu. Sistem yang diajukan Sistem berbasis komputer, yaitu menggunakan perangkat lunak untuk proses perhitungan faktur secara otomatis. Jenis Analisis Informasi (Information) Kelemahan sistem lama Sistem informasi ekspor manual menyebabkan proses informasi berlangsung lama.
  • 8. 45 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 4, Nomor 2, Maret 2014 Sistem yang diajukan Teknologi berbasis komputer maka proses informasi akan berlangsung cepat. Jenis Analisis Ekonomi (Economy) Kelemahan sistem lama Dalam jangka panjang biaya yang dibutuhkan akan cukup besar karena harus mengeluarkan biaya untuk menggaji karyawan bagian pemesanan, pengiriman, dan pembuatan faktur. Sistem yang diajukan Dalam jangka pendek, biaya yang dibutuhkan akan cukup besar. Tetapi untuk jangka panjang lebih sedikit, karena hanya mengeluarkan biaya perawatan komputer. Jenis Analisis Kendali (Control) Kelemahan sistem lama Sistem informasi ekspor secara manual akan sulit melakukan kendali karena pemrosesan data dilakukan oleh manusia, sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan sangat besar. Sistem yang diajukan Sistem berbasis komputer akan memudahkan kendali sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan dapat ditekan. Jenis Analisis Efisiensi (Efficiency) Kelemahan sistem lama Sistem informasi ekspor secara manual kurang efisien karena perlu melakukan dokumentasi secara manual. Sistem yang diajukan Sistem berbasis komputer lebih efisien karena dokumentasi akan dilakukan secara otomatis. Jenis Analisis Layanan (Service) Kelemahan sistem lama Pelayanan pada eksportir akan memakan banyak waktu karena harus menunggu pemrosesan data. Sistem yang diajukan Pelayanan pada eksportir akan lebih cepat karena pemrosesan dan pengecekan data dilakukan dengan komputer. Analisis Kebutuhan Sistem Fungsional Sistem harus bisa menampilkan pendataan pengirim (shipper), penerima (consignee), perusahaan pelayaran (shipping line) dan pengguna (user). a. Pengguna dapat memasukkan nama pengguna dan memilih grup pengguna. b. Pengguna grup shipper atau consignee dapat menampilkan telusur kontainer sesuai kode pemesanan atau kode faktur. c. Pengguna grup shipper dapat menerima file house bl dari forwarder. d. Sistem harus bisa menampilkan jenis pembayaran, status bayar, dan tanggal jatuh tempo. e. Pengguna grup shipper dapat memproses faktur sesuai tujuan ekspor. f. Pengguna grup shipper atau consignee dapat menerima faktur sesuai jenis pembayaran. g. Pengguna grup shipper, consignee atau admin ekspor dapat menampilkan jadwal kapal. h. Pengguna grup shipper atau consignee dapat menampilkan pemesanan dan faktur. i. Pengguna grup admin ekspor dapat menampilkan, mengubah, atau mencetak laporan pengguna, grup, pengirim, penerima, pihak yang diberitahu, perusahaan pelayaran, pemesanan, pengiriman, barang, stuffing, kontainer, kapal pengangkut, kapal penjemput, dan pembayaran setiap bulannya. Analisis Kebutuhan Sistem Non Fungsional 1. Operasional a. Menggunakan sistem operasi Windows XP SP 2. b. Menggunakan processor Intel Pentium IV atau yang lebih tinggi. c. Menggunakan memori 256 hingga 512 MB RAM.
  • 9. Ekka Pujo A. A.: Pengembangan Sistem Informasi Ekspor Barang 46 d. Printer jenis tinta untuk mencetak laporan dan faktur. 2. Keamanan Keamanan sistem informasi ekspor dilengkapi kata sandi (password) untuk sistem aplikasi maupun basis datanya sehingga hanya dapat diakses oleh admin saja, sedangkan pengguna biasa tidak bisa. 3. Informasi a. Digunakan untuk menginformasikan apabila password yang digunakan salah. b. Digunakan untuk menampilkan pemesanan atau faktur. 4. Kinerja Waktu untuk memproses pemesanan dan faktur dibatasi satu menit ditambah cetak laporan atau faktur. Diagram konteks dan DFD levelled Diagram konteks dibuat oleh analis sistem setelah menganalisa terlebih dahulu sistem informasi yang akan dibuat. Diagram konteks sistem ekspor barang dapat dilihat pada gambar 1. Aliran informasi akan digambarkan dengan Data Flow Diagram (DFD). DFD level 0 sistem informasi ekspor barang dapat dilihat pada gambar 2 dan DFD level 1 proses laporan sistem informasi ekspor barang dapat dilihat pada gambar 3. Pengirim 1 SI Ekspor Barang Perusahaan Pelayaran Penerima Pengguna data pengirim; data pesanan; bayar info telusur kontainer; house bill of lading data pengguna bayar; data kontainer faktur; info telusur kontainer data penerima & pihak yang diberitahu; data pesanan; bayar identifikasi & verifikasi pengguna data perush pelayaran; data kapal; master bill of lading Gambar 1. Diagram konteks sistem informasi ekspor barang Flow_64 Flow_63 Flow_62 Flow_61 Flow_60 Flow_58Flow_57 Flow_47 Flow_41 1 Pencatatan Pengguna 2 Pencatatan Grup 4 Pemesanan Penerima Pemesanan Pengguna Pengirim Penerima Perusahaan Pelayaran data penerima & pihak yang diberitahu telusur kontainer data login pengguna data pengguna faktur identifikasi & verifikasi pengguna data pesanan 5 Pengiriman 6 Pembayaran 7 Laporan data grup Grup Pengguna simpan grup simpan pengguna 3 Login telusur kontainer faktur data pemesanan Faktur data faktur house bl data pesanan data pengirim master bl data perusahaan pelayaran data kapal pengangkut Gambar 2. DFD level 0 sistem ekspor barang
  • 10. 47 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 4, Nomor 2, Maret 2014 Flow_154 Flow_153Flow_152 Flow_129 Flow_126 Flow_124 Flow_105 Flow_102 Flow_80 Flow_73 Flow_72Flow_70 Flow_69 Pengirim 1 Laporan Pengirim 7.1 Data pengirim Penerima 2 Laporan Penerima 7.2 Data penerima 3 Pemesanan 4 Pihak yang diberitahu 4 Laporan Pihak yang diberitahu 7.3 Data pihak yang diberitahu Barang 5 Laporan Barang 7.5 Data barang Pemesanan 6 Laporan Pemesanan 7.6 Data pemesanan Pengguna Faktur 7 Pembayaran 6 8 Laporan Faktur 7.7 Peti Kemas 10 Lap Peti Kemas 7.9 Kapal Pengangkut 11 Lap Kapal Pengangkut 7.10 Pengiriman 12 Laporan Pengiriman 7.12 13 Pengiriman 5 14 Laporan Stuffing 7.4 Stuffing Data stuffing Perusahaan Pelayaran 15 Lap Persh Pelayaran 7.8 Kapal Penjemput 16 Lap Kapal Penjemput 7.11 Gambar 3. DFD level 1 proses laporan Proses DFD Levelled mencakup proses- proses sebagai berikut. 1. Pencatatan pengguna 2. Pencatatan grup 3. Login 4. Pemesanan 5. Pengiriman 6. Pembayaran 7. Laporan 7.1 Laporan Pengirim 7.2 Laporan Penerima 7.3 Laporan Pihak yang diberitahu 7.4 Laporan Stuffing 7.5 Laporan Barang 7.6 Laporan Pemesanan 7.7 Laporan Faktur 7.8 Laporan Perusahaan Pelayaran 7.9 Laporan Peti Kemas 7.10 Laporan Kapal Pengangkut 7.11 Laporan Kapal Penjemput 7.12 Laporan Pengiriman Data Store DFD Levelled mempunyai data store/tabel sebagai berikut. • Grup • Pengguna • Pengirim • Penerima • Perusahaan_Pelayaran • Pihak_yang_diberitahu • Pemesanan • Stuffing • Barang • Pengiriman
  • 11. Ekka Pujo A. A.: Pengembangan Sistem Informasi Ekspor Barang 48 • Peti_Kemas • Kapal_Pengangkut • Kapal_Penjemput • Faktur Formulir dan Data Dictionary Setiap informasi yang merupakan data masukan maupun keluaran digambarkan bentuk formulirnya. Data dictionary digunakan untuk melihat bentuk/struktur dari data dan informasi yang terlibat dalam sistem. Spesifikasi Proses (Process Specification) Proses dari DFD dapat dideskripsikan lebih jelas dengan menggunakan Spesifikasi Proses. Entity Relationship Diagram dan Model Relasional Entity Relationship Diagram (ERD) dibuat untuk menggambarkan hubungan antar setiap data dari sistem. Model yang digunakan sebagai acuan dari pembuatan ERD adalah DFD (data store) serta Data Dictionary. Setelah ERD digambarkan, lalu ERD tersebut dideskripsikan dengan model relasional. Entity Relationship Diagram Rancangan Entity Relationship Diagram (ERD) dari sistem informasi ekspor barang berbasis komputer dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 4. ERD sistem informasi ekspor barang Model Relasional Model relasional di bawah ini menggambarkan ERD di atas (nama entity disebutkan setelah daftar untuk setiap tabel, setelah tanda *). Grup(kode_grup, nama_grup) * Grup Pengguna(nama_pengguna, password, kode_grup) * User Pengirim(kode_pengirim, jenis_kode, nama, alamat, negara, telepon, fax, e- mail) * Shipper User Grup 1 Kapal Penjemput Consignee Shipper Order Faktur n n1 1 Notify Party Stuffing Barang Pengiriman Shipping Line n 1 n 1 1 n n n 1 n1 1 n Kapal Pengangkut 1 n Kontainer n 1
  • 12. 49 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 4, Nomor 2, Maret 2014 Penerima(kode_penerima, jenis_kode, nama, alamat, negara, telepon, fax, e- mail) * Consignee Perusahaan_Pelayaran(kode_perush_p elay, jenis_kode, nama, alamat, negara, telepon, fax, e-mail) * Shipping Line Pihak_yang_diberitahu(kode_pihak_ya ng_diberitahu, jenis_kode, nama, alamat, negara, telepon, fax, e-mail) * Notify Party Pemesanan(kode_pemesanan, tanggal_pemesanan, kode_pengirim, kode_penerima, kode_perush_pelay, kode_pihak_yang_diberitahu, pel_muat, pel_bongkar, pel_transit, master_bl, house_bl, status_pengiriman) * Order Stuffing(kode_stuffing, kode_barang, kode_pemesanan, jumlah_barang)* Stuffing Barang(kode_barang, nama_barang, harga_barang) * Barang Pengiriman(kode_pengiriman, kode_perush_pelay, kode_pemesanan, kode_peti_kemas, kode_kapal_pengangkut) * Pengiriman Peti_Kemas(kode_peti_kemas, jenis_peti_kemas, no_seal_peti_kemas) * Kontainer Kapal_Pengangkut(kode_kapal_penga ngkut, nama_kapal_pengangkut) * Kapal Pengangkut Kapal_Penjemput(nama_kapal_penjem put) * Kapal Penjemput Faktur(kode_faktur, kode_pemesanan, jenis_bayar, status_bayar, jumlah_bayar, tgl_jatuh_tempo) * Faktur Model relasional dan definisi atribut akan digunakan untuk pendefinisian tabel-tabel yang digunakan dalam sistem. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Analisis sistem informasi ekspor barang menggunakan analisis kinerja (performance), informasi (information), ekonomi (economy), kendali (control), efisiensi (efficiency), layanan (service) dan analisis kebutuhan sistem. Analisis sistem tersebut mampu mengenali kelemahan sistem informasi ekspor barang yang lama dan memberikan usulan perbaikan pada sub sistem; user, grup, login, pemesanan, pengiriman, pembayaran, dan laporan. Desain sistem informasi ekspor barang yang telah dibuat dapat menggambarkan Diagram Konteks, Data Flow Diagram (DFD) level 0, DFD level 1, Entity Relational Diagram (ERD), dan Model Relasional untuk sub sistem; user, grup, login, pemesanan, pengiriman, pembayaran, dan laporan. Saran Perusahaan dapat menggunakan analisis dan desain sistem informasi ekspor barang berbasis komputer ini untuk melanjutkan tahap pengembangan sistem berikutnya, yaitu tahap implementasi sistem informasi ekspor barang. Perusahaan dapat pula menggunakan analisis dan desain sistem informasi ekspor barang berbasis komputer ini untuk pengembangan sistem informasi impor barang. DAFTAR PUSTAKA Ahsjar, Djauhari. 2007. Pedoman Transaksi Ekspor & Impor. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Ed. 1. Yogyakarta: Andi. Hartono, Jogiyanto. 2001. Analisis & Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Ed. 2. Cet. 2. Yogyakarta: Andi. Pohan, Husni Iskandar dan Kusnassriyanto Saiful Bahri. 1997. Pengantar Perancangan Sistem. Jakarta: Penerbit Erlangga. Pusat Data dan Informasi. 1999. Panduan Bagi Eksportir Pemula Dalam Melaksanakan Ekspor.
  • 13. Ekka Pujo A. A.: Pengembangan Sistem Informasi Ekspor Barang 50 Jakarta: Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia. Sahudiyono. 2008. Mekanisme Pelaksanaan Ekspor-Impor Barang Melalui Perusahaan Freight Forwarder. BAHARI Jogja Vol. VIII No. 12/2008. Suyono, R. P. 2005. Shipping: Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut. Ed. 3, Cet. 1. Jakarta: Penerbit PPM. Widjaja, Ronald. 2007. Perancangan dan Pembuatan Sistem Informasi Jasa Pengiriman Barang Pada Perusahaan Forwarding PT ”X” Berbasis Web. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Kristen Petra. Yaqin, M. Ainul. 2013. Analisis PIECES.http://yaqinov.wordpress. com/2013/10/16/analisis-pieces/ (Ditulis tanggal 16 Oktober 2013)