Dokumen tersebut membahas tentang tugas diskusi surveilans difteri oleh kelompok 2 yang berisi 10 anggota. Dibahas definisi, gejala, kriteria kasus, klasifikasi, proses penemuan, dan strategi penanggulangan KLB difteri.
1. TUGAS DISKUSI
SURVEILANS
DIFTERI
KELOMPOK 2
1. Anri Jaya S, A.Md.KL
2. Ellysa Seprina, S.Kep.,Ns
3. Erwin Fadli, S. Kep., Ns
4. Haris Prasetyo, SKM
5. Hendri Ramadhani, S.Kep.,Ns
6. Mesrawati Simanjuntak, AMK
7. Miftahurridha , AMK
8. Retno Tri Sulistiorini, AMK
9. Rilianor, A.Md.Kep
10.Su'aida Nur Rahmah, AMK
2. Jawaban
Penugasan 1
a. Jelaskan definisi dari kasus difteri ?
Difteri merupakan salah satu penyakit menular
yang disebakan oleh Corynebacterium Dipthteriae
yang menyerang saluran pernafasan bagian atas
sehingga mempersempit saluran pernafasan,
biasanya bagian tubuh yang diserang adalah
tonsil dan faring tetapi tidak jarang menyerang
kulit dan menyebabkan kerusakan saraf dan
jantung.
3. Jawaban
Penugasan 1
b. Bagaimana gejala dan tanda khas dari penyakit ?
Munculnya pseudomenbran putih keabuan, sulit
lepas dan mudah berdarah jika
dilepas/dimanipulasi
Demam atau tanpa demam
Sakit waktu menelan, 94% kasus difteri
mengenai tonsil dan faring, lainnya difteri
kulit
Leher membengkak
Sesak nafas disertai bunyi
4. Jawaban
Penugasan 2
a. Sebutkan kriteria apa yang digunakan untuk menetapkan adanya kasus
difteri
Ada pasien suspek difteri yang datang dengan gejala dan tanda khas
difteri, dikonsultasikan Ke Komli, yang kemudian ditegakkan dengan
hasil Laboraturium positif dari spesimen yang dikirimkan. Jika positif
berarti masuk kasus konfirmasi laboraturium.
5. Penugasan
Jawaban 2
b. bagaimana klasifikasi kasus difteri dan bagaimana membedakannya
Kasus Konfirmasi Laboraturium adalah kasus suspek difteri dengan
hasil kultur positif strain toksigenik
Kasus konfirmasi hubungan epidemologi adalah adalah kasus suspek difteri
yang mempunyai hubungan epidemiologi dengan kasus konfirmasi laboratorium.
Kasus kompatibel klinis adalah kasus suspek difteri dengan hasil laboratorium negative, atau
tidak diambil specimen, atau tidak dilakukan tes toksigenisitas, dan tidak mempunyai hubungan
epidemiologi dengan kasus konfirmasi laboratorium.
Discarded adalah kasus suspek difteri yang setelah dikonfirmasi oleh Ahli tida memenuhi kriteria
suspek difteri
6. Jawaban
Penugasan 2
c. Jelaskan proses penemuan difteri dan lakukan wawancara memastikan hal tersebut.
Kasus Difteri dapat ditemukan di pelayanan statis (puskesmas dan RS) maupun
kunjungan lapangan di wilayah kerja Puskesmas
Penyelidikan Epidemiologi dilakukan oleh puskesmas bersama Dinas Kesehatan
Kab/Kota terhadap setiap kasus suspek difteri untuk mencari kasus tambahan,
identifikasi kontak erat, dan pemberian profilaksis terhadap kontak erat
Merujuk kasus suspek difteri ke Rumah Sakit untuk mendapatkan pengobatan lebih
lanjut
Melakukan komunikasi risiko ke masyarakat.
7. Berdasarkan soal kasus di atas, saudara diminta untuk menginput data-data
kedalam form pencatatan pelaporan yang tersedia
8. Buatlah analisa secara deskriftif dan interprestasikan hasilnya
berdasarkan data hasil Penyelidikan Epidemiologi difteri tersebut
Jawaban
Penugasan 3
Terdapat sebanyak 3 kasus Difteri yang dilaporkan di wilayah Kab. N selama Periode bulan
Maret-April 2021, dengan Rincian :
a. Sebanyak 1 kasus dilaporkan pada minggu ke-2 dan 2 kasus dilaporkan pada minggu
ke-4 bulan April 2021
b. Kelompok usia pada kasus difteri yang dilaporkan adalah 1 kasus pada kelompok usia
0-4 tahun, 1 kasus pd kelompok usia 10-14 tahun, dan 1 kasus pd kelompok usia 15-19
tahun
c. Sebanyak 67 % kasus berjenis kelamin laki-laki dan sisanya Perempuan
9. Buatlah analisa secara deskriftif dan interprestasikan hasilnya
berdasarkan data hasil Penyelidikan Epidemiologi difteri tersebut
Jawaban
Penugasan 3
d. Sebanyak 3 kasus tersebut tersebar di 3 wilayah desa, yaitu desa X sebanyak 1 Kasus, desa Y
sebanyak 1 kasus dan Desa Z sebanyak 1 Kasus
e. Desa X terdapat 2 orang kontak , Desa Y sebanyak 6 orang kontak dan Desa Z sebanyak 5
orang kontak
f. Di Desa Z hasil Laboratorium belum keluar, jadi apabila jika hasil nya positif maka bisa di
Tetapkan KLB, akan tetapi apabila hasilnya negative maka dikatakan tidak terjadi KLB
10. Jawaban
Penugasan 3
Dari data tersebut, apakah benar terjadi KLB difteri?Dasar apa yang
dipakai untuk menetapkan KLB?
Dari tabel , ternyata hasilnya belum bisa dikatakan KLB di karenakan
hasil Laboraturium belum keluar, tetapi gejala sudah menunjukkan
gejala suspek Difteri
11. Jawaban
Penugasan 3
Strategi Penanggulan KLB Difteri
1. Penyelidikan Epidemiologi KLB Difteri
2. Pencegahan penyebaran KLB Difteri dengan :
a. Perawatan dan pengobatan kasus secara adekuat
b. Penemuan dan Pengobatan kasus tambahan
c. Tatalaksana terhadap kontak erat dari kasus suspek difteri
3. Komunikasi resiko tentang difteri dan pencegahannya kepada masyarakat
4. Pelaksanaan ORI di di daerah KLB Difteri
Apa tindakan saudara sebagai petugas Surveilans Puskesmas setelah tau bahwa telah terjadi
KLB difteri ?
12. Informasi apa saja yang harus dikumpulkan untuk melengkapi laporan KLB difteri ?
Identitas Pelapor (Nama, Nama Kantor, Asal Kabupaten dan Provinsi, Tanggal Terima
Laporan, Tanggal Pelacakan Laporan)
Identitas Penderita ( Nama Pasien, Nama Orang tua, Jenis Kelamin, Umur, Berat Badan,
Tinggi Badan, Alamat Lengkap, Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi).
Riwayat Imunisasi
Riwayat Sakit
Riwayat Pengobatan
Riwayat Kontak
Nama-nama Kontak Erat Kasus
Jawaban
Penugasan 3
13. Apa rencana tindak lanjut setelah KLB difteri berakhir ?
1. Menyelenggarakan rapat koordinasi dengan pimpinan daerah dan seluruh camat, serta
SKPD terkait tentang kebijakan Difteri
2. Sosialisasi dan surat dukungan dari ikatan profesi
3. ORI tetap dilanjutkan sampai dengan selesai walaupun status KLB Difterisudah
dinyatakan berakhir.
Untuk dapat memberikan kekebalan komunitas optimal maka cakupan ORI harus
>90%
4. Pemetaan wilayah kasus
5. Sosialisasi melalui media massa elektronik dan cetak
Jawaban
Penugasan 3