Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan tuberkulosis paru (TB paru) seperti umur, pendidikan, pengetahuan, lama kontak, pendapatan per kapita, kepadatan hunian, dan kebiasaan merokok. Dokumen ini juga menjelaskan metode penelitian yang dilakukan untuk menganalisis hubungan antara faktor-faktor risiko tersebut dengan kejadian kasus baru TB paru. Hasil analisis menunjukkan
2. A. Penyakit Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung
yang disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterum
tuberculosis).
Ciri dan sifat kuman TBC :
Berbentuk batang
Tahan terhadap asam pada pewarna(Basil Tahan
Asam /BTA)
Cepat mati dengan sinar matahari langsung
Dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat
yang gelap dan lembab
3. Cara Penularan
Sumber penularan adalah penderita TB paru
BTA positif. Orang dapat terinfeksi melalui droplet
yang terhirup ke dalam saluran pernafasan.
Setelah kuman TB paru masuk ke dalam tubuh
manusia melalui pernafasan, kuman TB paru
tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian
tubuh
lainnya,
melalui
sistim
peredaran
darah, sistim saluran limfe, saluran nafas, atau
penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh
lainnya.
4. Riwayat Terjadinya Tuberkulosis
Infeksi primer di mulai saat kuman TB
paru berhasil berkembang biak dengan cara
pembelahan diri di paru dan mengakibatkan
peradangan di dalam paru. Saluran limfe akan
membawa kuman TB paru ke kelenjer limfe di
sekitar hilus paru (kompleks primer)
5. Gejala Klinis TB paru
1) batuk berdahak terus menerus lebih dari 4
minggu
2) Batuk mengeluarkan darah atau pernah
mengeluarkan darah
3) Dada terasa sakit (nyeri) dan terasa sesak
pada waktu bernafas
4) Berkeringat pada malam hari padahal tidak
ada kegiatan
5) Suhu badan meningkat
6) Nafsu makan hilang dan berat badan
menurun.
6. Klasifikasi TB paru
Dalam program pemberantasan penyakit TB
paru, ada 2 macam klasifikasi menurut Depkes RI
1996 :
1. TB paru
Penyakit TB paru merupakan bentuk yang paling
sering dijumpai yaitu sekitar 80% dari semua
penderita, dan menyerang paru-paru.
2. Tuberkulosis ekstra paru
Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain
selain
paru,
pleura,
kelenjar
limfe, persendian, tulang belakang, saluran
kencing, susunan syaraf dan perut
7. Cara Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit TB paru
Usaha-usaha pencegahan infeksi penyakit TB
paru menurut Depkes. 2001 perlu dilakukan
terhadap:
a) faktor manusia (host) dengan mempertinggi
daya tahan tubuh dan meningkatkan
pengetahuan masyarakat dalam prinsipprinsip program;
b) faktor penjamu (agent) dengan
(1)
Memberantas
sumber
penularan
penyakit, baik dengan mengobati penderita
atau carier, maupun dengan meniadakan
reservoir panyakit;
8. (2) Mencegah terjadinya kecelakaan, baik di
tempat-tempat umum maupun tempat-tempat
kerja,
(3) Meningkatkan taraf hidup rakyat sehingga
dapat memperbaiki dan memelihara kesehatan,
(4) Mencegah terjadinya penyakit keturunan
yang disebabkan faktor-faktor endogen;
c) faktor lingkungan, dengan mengubah atau
mempengaruhi lingkungan hidup sehingga
faktor-faktor yang tidak baik dapat diawasi
sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan
kesehatan manusia.
9. Diagnosis Penderita TB paru
1. Pemeriksaan
dahak
secara
mikroskopis
langsung
(+)paling efisien,
(+)mudah dan murah, hampir semua unit
laboratorium dapat melaksanakan pemeriksaan
secara mikroskopis bersifat spesifik dan cukup
sensitif
2. Pemeriksaan kultur atau biakan dahak.
(-)memerlukan waktu lebih lama (paling cepat
sekitar 6 minggu)
(-)mahal.
10. Diagnosis Penderita TB paru
1. Tahap intensif (awal).
Penderita mendapat obat setiap hari dan
diawasi langsung untuk mencegah terjadinya
kekebalan terhadap semua OAT, terutama
rifampisin.
2. Tahap lanjutan
Penderita mendapat jenis obat lebih sedikit,
namun dalam jangka waktu yang lama. Tahap
lanjutan ini penting untuk membunuh kuman
persister (dormant) sehingga mencegah
terjadinya kekambuhan.
11. B. Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Kasus Baru TB paru
1. Umur
2. Pendidikan
3. Lama Kontak keluarga dengan penderita TB
paru
4. Perilaku
5. Pengetahuan
6. Status Ekonomi
7. Kepadatan Hunian
8. Kebiasaan merokok
13. 2. Pendidikan
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses
belajar yang berarti di dalam pendidikan itu
terjadi
proses
pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan
ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan
lebih matang pada diri individu, kelompok atau
masyarakat.
14. 3. Lama Kontak
penderita TB paru
keluarga
dengan
Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui
kontak langsung ini pada umumnya terjadi
pada masyarakat yang menetap di
pemukiman – pemukiman padat penduduk.
Oleh karena itu, lebih cenderung terjadi di
kota dari pada di desa yang penduduknya
masih jarang.
15. 4. Perilaku
Perilaku adalah bentuk respon atau reaksi
terhadap stimulus atau rangsangan dari luar
organisme (orang) namun dalam memberikan
respon sangat tergantung pada karakteristik atau
faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan.
16. 5. Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang
diketahui tanpa mengharuskan dari mana
datangnya pengetahuan tersebut. Pengetahuan
penting
untuk
terbentuknya
tindakan
seseorang, karena dari pengalaman dan
penelitian ternyata perilaku didasari oleh
pengetahuan.
17. 6. Status Ekonomi
Hubungan penyakit TB paru dengan kemiskinan
bersifat timbal balik : akibat penyakit TB
paru, penderita menjadi tidak produktif atau
produktifitasnya menurun sehingga ekonomi
keluarga
terganggu
bahkan
kehilangan
pendapatan dan sebaliknya, dalam kondisi
kemiskinan, masyarakat rawan terkena penyakit
menular termasuk TB paru
18. 7. Kepadatan Hunian
Berdasarkan KEPMENKES RI NO.829/
MENKES/SK/VII/1999 tentang Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
menyebutkan
bahwa rumah dikatakan tidak padat
penghuninya bila luas lantai kamar tidur ≥ 8
m2/ orang.
Semakin banyak jumlah penghuni
maka akan semakin cepat udara di dalam
rumah mengalami pencemaran.
19. 8. Kebiasaan Merokok
Paparan terhadap tembakau, baik
secara
aktif
maupun
pasif, meningkatkan risiko timbulnya
penyakit TB paru.
23. HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi Penelitian:
Puskesmas Karangdoro kota Semarang, JL.
Raden Patah 178 Semarang.
Puskesmas tersebut mempunyai 3 kelurahan
binaan yaitu kelurahan Rejomulyo, kelurahan
Mlati baru dan kelurahan Kemijen.
24. Hasil survay dilokasi penelitian:
• Sebagian besar masyarakat menempati rumah
yang tidak sesuai dengan standar kesehatan yang
berlaku.
• Sebagian masyarakat tidur beralaskan lantai
tanpa menggunakan tempat tidur, penyekat
kamar tidur antara anggota keluarga yang satu
dengan lainnya hanya menggunakan sehelai kain
atau selimut,
• Disamping kiri dan kanan rumah terdapat air
pasang bahkan didalam rumah beberapa ruangan
terdapat air pasang pula.
25. Analisis Bivariat
1. Hubungan Antara Umur dengan Kejadian Kasus Baru TB
Paru
Produktif
Kejadian Kasus Baru TB Paru
Ada
Tidak Ada
Total
n
%
n
%
n
%
9
32,1
19 67,9
28 100
Tidak Produktif
4
57,1
3
42,9
7
100
Jumlah
13
37,1
22
62,9
35
100
Umur
X2
p
OR
95%CI
0,620
0,383
0,355
0,0651,933
26. 2. Hubungan Antara Pendidikan dengan Kejadian Kasus
Baru TB Paru
Kejadian Kasus Baru TB Paru
Ada
Tidak Ada
Total
n
%
n
%
N
%
11
57,9
8
42,1 19 100
2
12,5
14
85,7 16 100
13
37,1
22
62,9 35 100
Pendidikan
Dasar
Tinggi
Jumlah
X2
p
OR
95%CI
5,845
0,016
9,625
1,69154,788
3. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Kejadian Kasus
Baru TB Paru
Kejadian Kasus Baru TB Paru
Pengetahuan
Ada
Tidak Ada
Total
n
%
n
%
n
10
52,6
9
47,4
19
100
Baik
3
18,8
13
81,3
16
100
13
37,1
22
62,9
35
100
p
OR
95%CI
2,943
0,086
4,815
1,02722,571
%
Kurang
X2
Jumlah
27. 4. Hubungan Antara Lama Kontak dengan
Kejadian Kasus Baru TB Paru
Lama
Kontak
≥ 3 bulan
< 3 bulan
Jumlah
Kejadian Kasus Baru TB Paru
Ada
Tidak Ada
Total
n
%
n
%
n
%
11
91,7
1
8,3
12
100
2
8,7
21 91,3
23
100
13
37,1
22
62,9
35
100
X2
p
OR
95%CI
19,83
0,000
115,5
9,3971419,58
5. Hubungan Antara Pendapatan Per Kapita dengan
Kejadian Kasus Baru TB Paru
Kejadian Kasus Baru TB Paru
Pendapatan
Per Kapita
Ada
Tidak Ada
Total
Χ2
n
%
n
%
n
Rendah
12
46,2
14
53,8
26
100 2,176
Tinggi
1
11,1
8
88,9
9
100
13
37,1
22
62,9
35
100
Jumlah
p
OR
95%CI
0,109
6,857
0,74762,962
%
28. 6. Hubungan Antara Kepadatan Hunian dengan
Kejadian
Kasus
Baru
TB
Paru
Kejadian Kasus Baru TB Paru
Kepadatan Hunian
Ada
Tidak Ada
Χ2
Total
n
%
n
%
n
11
55,0
9
45,0
20
100
Tidak Padat
2
13
86,7
15
100
35
100
OR
95%CI
4,714
0,030
7,944
1,40944,804
%
Padat
p
Jumlah
13
13,3
37,1
22
62,9
29. Saran
1. Kepada Puskesmas Karangdoro dan dinas kesehatan kota
Semarang agar lebih meningkatkan :
– penyuluhan tentang TB paru khususnya mengenai
pengertian TB paru, tanda/gejala TB paru, pengobatan
TB paru dan cara penularan TB paru bagi penderita
maupun masyarakat secara berkesinambungan.
– Lakukan pemeriksaan kontak serumah (contact tracing).
2. Kepada masyarakat umum disarankan:
– Penderita TB paru BTA (+) dipisahkan kamar tidurnya
dengan anggota keluarga yang sehat untuk menghindari
tertularnya kuman penyakit TB paru.
– Lakukukan pemeriksaan kesehatan secara berkala ke
unit pelayanan kesehatan terdekat untuk mermudahkan
penemuan penderita baru TB paru BTA (+).