SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG
BERHUBUNGAN DENGAN
TB PARU
Presented by :
Tyastiana Arbianisa
P07133112057
A. Penyakit Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung
yang disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterum
tuberculosis).
Ciri dan sifat kuman TBC :
Berbentuk batang
Tahan terhadap asam pada pewarna(Basil Tahan
Asam /BTA)
Cepat mati dengan sinar matahari langsung
Dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat
yang gelap dan lembab
Cara Penularan
Sumber penularan adalah penderita TB paru
BTA positif. Orang dapat terinfeksi melalui droplet
yang terhirup ke dalam saluran pernafasan.
Setelah kuman TB paru masuk ke dalam tubuh
manusia melalui pernafasan, kuman TB paru
tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian
tubuh
lainnya,
melalui
sistim
peredaran
darah, sistim saluran limfe, saluran nafas, atau
penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh
lainnya.
Riwayat Terjadinya Tuberkulosis
Infeksi primer di mulai saat kuman TB
paru berhasil berkembang biak dengan cara
pembelahan diri di paru dan mengakibatkan
peradangan di dalam paru. Saluran limfe akan
membawa kuman TB paru ke kelenjer limfe di
sekitar hilus paru (kompleks primer)
Gejala Klinis TB paru
1) batuk berdahak terus menerus lebih dari 4
minggu
2) Batuk mengeluarkan darah atau pernah
mengeluarkan darah
3) Dada terasa sakit (nyeri) dan terasa sesak
pada waktu bernafas
4) Berkeringat pada malam hari padahal tidak
ada kegiatan
5) Suhu badan meningkat
6) Nafsu makan hilang dan berat badan
menurun.
Klasifikasi TB paru
Dalam program pemberantasan penyakit TB
paru, ada 2 macam klasifikasi menurut Depkes RI
1996 :
1. TB paru
Penyakit TB paru merupakan bentuk yang paling
sering dijumpai yaitu sekitar 80% dari semua
penderita, dan menyerang paru-paru.
2. Tuberkulosis ekstra paru
Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain
selain
paru,
pleura,
kelenjar
limfe, persendian, tulang belakang, saluran
kencing, susunan syaraf dan perut
Cara Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit TB paru
Usaha-usaha pencegahan infeksi penyakit TB
paru menurut Depkes. 2001 perlu dilakukan
terhadap:
a) faktor manusia (host) dengan mempertinggi
daya tahan tubuh dan meningkatkan
pengetahuan masyarakat dalam prinsipprinsip program;
b) faktor penjamu (agent) dengan
(1)
Memberantas
sumber
penularan
penyakit, baik dengan mengobati penderita
atau carier, maupun dengan meniadakan
reservoir panyakit;
(2) Mencegah terjadinya kecelakaan, baik di
tempat-tempat umum maupun tempat-tempat
kerja,
(3) Meningkatkan taraf hidup rakyat sehingga
dapat memperbaiki dan memelihara kesehatan,
(4) Mencegah terjadinya penyakit keturunan
yang disebabkan faktor-faktor endogen;
c) faktor lingkungan, dengan mengubah atau
mempengaruhi lingkungan hidup sehingga
faktor-faktor yang tidak baik dapat diawasi
sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan
kesehatan manusia.
Diagnosis Penderita TB paru
1. Pemeriksaan
dahak
secara
mikroskopis
langsung
(+)paling efisien,
(+)mudah dan murah, hampir semua unit
laboratorium dapat melaksanakan pemeriksaan
secara mikroskopis bersifat spesifik dan cukup
sensitif
2. Pemeriksaan kultur atau biakan dahak.
(-)memerlukan waktu lebih lama (paling cepat
sekitar 6 minggu)
(-)mahal.
Diagnosis Penderita TB paru
1. Tahap intensif (awal).
Penderita mendapat obat setiap hari dan
diawasi langsung untuk mencegah terjadinya
kekebalan terhadap semua OAT, terutama
rifampisin.
2. Tahap lanjutan
Penderita mendapat jenis obat lebih sedikit,
namun dalam jangka waktu yang lama. Tahap
lanjutan ini penting untuk membunuh kuman
persister (dormant) sehingga mencegah
terjadinya kekambuhan.
B. Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Kasus Baru TB paru
1. Umur
2. Pendidikan
3. Lama Kontak keluarga dengan penderita TB
paru
4. Perilaku
5. Pengetahuan
6. Status Ekonomi
7. Kepadatan Hunian
8. Kebiasaan merokok
1. Umur
Sebagian besar penderita TB paru
adalah usia produktif (15-55 tahun)
2. Pendidikan
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses
belajar yang berarti di dalam pendidikan itu
terjadi
proses
pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan
ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan
lebih matang pada diri individu, kelompok atau
masyarakat.
3. Lama Kontak
penderita TB paru

keluarga

dengan

Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui
kontak langsung ini pada umumnya terjadi
pada masyarakat yang menetap di
pemukiman – pemukiman padat penduduk.
Oleh karena itu, lebih cenderung terjadi di
kota dari pada di desa yang penduduknya
masih jarang.
4. Perilaku
Perilaku adalah bentuk respon atau reaksi
terhadap stimulus atau rangsangan dari luar
organisme (orang) namun dalam memberikan
respon sangat tergantung pada karakteristik atau
faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan.
5. Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang
diketahui tanpa mengharuskan dari mana
datangnya pengetahuan tersebut. Pengetahuan
penting
untuk
terbentuknya
tindakan
seseorang, karena dari pengalaman dan
penelitian ternyata perilaku didasari oleh
pengetahuan.
6. Status Ekonomi
Hubungan penyakit TB paru dengan kemiskinan
bersifat timbal balik : akibat penyakit TB
paru, penderita menjadi tidak produktif atau
produktifitasnya menurun sehingga ekonomi
keluarga
terganggu
bahkan
kehilangan
pendapatan dan sebaliknya, dalam kondisi
kemiskinan, masyarakat rawan terkena penyakit
menular termasuk TB paru
7. Kepadatan Hunian
Berdasarkan KEPMENKES RI NO.829/
MENKES/SK/VII/1999 tentang Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
menyebutkan
bahwa rumah dikatakan tidak padat
penghuninya bila luas lantai kamar tidur ≥ 8
m2/ orang.
Semakin banyak jumlah penghuni
maka akan semakin cepat udara di dalam
rumah mengalami pencemaran.
8. Kebiasaan Merokok
Paparan terhadap tembakau, baik
secara
aktif
maupun
pasif, meningkatkan risiko timbulnya
penyakit TB paru.
Kerangka Teori
Kerangka Konsep
Umur
Pendidikan

Pengetahuan
Lama kontak
Pendapatan
per Kapita

Kepadatan
hunian

TB paru BTA
positif

Kejadian kasus
baru TB paru
pada keluarga
METODE PENELITIAN
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan
Populasi dan Sampel
Variabel dan Definisi Operasional
Metode Pengumpulan Data
Metode Pengolahan Data
Metode Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi Penelitian:
Puskesmas Karangdoro kota Semarang, JL.
Raden Patah 178 Semarang.
Puskesmas tersebut mempunyai 3 kelurahan
binaan yaitu kelurahan Rejomulyo, kelurahan
Mlati baru dan kelurahan Kemijen.
Hasil survay dilokasi penelitian:
• Sebagian besar masyarakat menempati rumah
yang tidak sesuai dengan standar kesehatan yang
berlaku.
• Sebagian masyarakat tidur beralaskan lantai
tanpa menggunakan tempat tidur, penyekat
kamar tidur antara anggota keluarga yang satu
dengan lainnya hanya menggunakan sehelai kain
atau selimut,
• Disamping kiri dan kanan rumah terdapat air
pasang bahkan didalam rumah beberapa ruangan
terdapat air pasang pula.
Analisis Bivariat
1. Hubungan Antara Umur dengan Kejadian Kasus Baru TB
Paru

Produktif

Kejadian Kasus Baru TB Paru
Ada
Tidak Ada
Total
n
%
n
%
n
%
9
32,1
19 67,9
28 100

Tidak Produktif

4

57,1

3

42,9

7

100

Jumlah

13

37,1

22

62,9

35

100

Umur

X2

p

OR

95%CI

0,620

0,383

0,355

0,0651,933
2. Hubungan Antara Pendidikan dengan Kejadian Kasus
Baru TB Paru
Kejadian Kasus Baru TB Paru
Ada
Tidak Ada
Total
n
%
n
%
N
%
11
57,9
8
42,1 19 100
2
12,5
14
85,7 16 100
13
37,1
22
62,9 35 100

Pendidikan
Dasar
Tinggi
Jumlah

X2

p

OR

95%CI

5,845

0,016

9,625

1,69154,788

3. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Kejadian Kasus
Baru TB Paru
Kejadian Kasus Baru TB Paru
Pengetahuan

Ada

Tidak Ada

Total

n

%

n

%

n

10

52,6

9

47,4

19

100

Baik

3

18,8

13

81,3

16

100

13

37,1

22

62,9

35

100

p

OR

95%CI

2,943

0,086

4,815

1,02722,571

%

Kurang

X2

Jumlah
4. Hubungan Antara Lama Kontak dengan
Kejadian Kasus Baru TB Paru
Lama
Kontak
≥ 3 bulan
< 3 bulan
Jumlah

Kejadian Kasus Baru TB Paru
Ada
Tidak Ada
Total
n
%
n
%
n
%
11
91,7
1
8,3
12
100
2
8,7
21 91,3
23
100
13
37,1
22
62,9
35
100

X2

p

OR

95%CI

19,83

0,000

115,5

9,3971419,58

5. Hubungan Antara Pendapatan Per Kapita dengan
Kejadian Kasus Baru TB Paru
Kejadian Kasus Baru TB Paru
Pendapatan
Per Kapita

Ada

Tidak Ada

Total

Χ2

n

%

n

%

n

Rendah

12

46,2

14

53,8

26

100 2,176

Tinggi

1

11,1

8

88,9

9

100

13

37,1

22

62,9

35

100

Jumlah

p

OR

95%CI

0,109

6,857

0,74762,962

%
6. Hubungan Antara Kepadatan Hunian dengan
Kejadian
Kasus
Baru
TB
Paru
Kejadian Kasus Baru TB Paru
Kepadatan Hunian

Ada

Tidak Ada

Χ2

Total

n

%

n

%

n

11

55,0

9

45,0

20

100

Tidak Padat

2

13

86,7

15

100

35

100

OR

95%CI

4,714

0,030

7,944

1,40944,804

%

Padat

p

Jumlah

13

13,3
37,1

22

62,9
Saran
1. Kepada Puskesmas Karangdoro dan dinas kesehatan kota
Semarang agar lebih meningkatkan :
– penyuluhan tentang TB paru khususnya mengenai
pengertian TB paru, tanda/gejala TB paru, pengobatan
TB paru dan cara penularan TB paru bagi penderita
maupun masyarakat secara berkesinambungan.
– Lakukan pemeriksaan kontak serumah (contact tracing).
2. Kepada masyarakat umum disarankan:
– Penderita TB paru BTA (+) dipisahkan kamar tidurnya
dengan anggota keluarga yang sehat untuk menghindari
tertularnya kuman penyakit TB paru.
– Lakukukan pemeriksaan kesehatan secara berkala ke
unit pelayanan kesehatan terdekat untuk mermudahkan
penemuan penderita baru TB paru BTA (+).
TERIMAKASIH 

More Related Content

What's hot (18)

12. tb.paru
12. tb.paru12. tb.paru
12. tb.paru
 
Makalah tuberculosis
Makalah tuberculosisMakalah tuberculosis
Makalah tuberculosis
 
Copy sendiri
Copy sendiriCopy sendiri
Copy sendiri
 
Lp tb paru
Lp tb paruLp tb paru
Lp tb paru
 
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
 
Makalah agen penyakit
Makalah agen penyakitMakalah agen penyakit
Makalah agen penyakit
 
Tuberkulosis penyuluhan
Tuberkulosis penyuluhanTuberkulosis penyuluhan
Tuberkulosis penyuluhan
 
Presentasi marini
Presentasi mariniPresentasi marini
Presentasi marini
 
Tbc pada ibu
Tbc pada ibuTbc pada ibu
Tbc pada ibu
 
Penyuluhan Penyakit Menular Penyakit TB PARU Di Sekolah
Penyuluhan Penyakit Menular Penyakit TB PARU Di SekolahPenyuluhan Penyakit Menular Penyakit TB PARU Di Sekolah
Penyuluhan Penyakit Menular Penyakit TB PARU Di Sekolah
 
Askep hiv
Askep hivAskep hiv
Askep hiv
 
TB Paru.Ppt
TB Paru.PptTB Paru.Ppt
TB Paru.Ppt
 
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah TBC
Makalah TBCMakalah TBC
Makalah TBC
 
Tuburculosis paru {tbc paru}
Tuburculosis paru {tbc paru}Tuburculosis paru {tbc paru}
Tuburculosis paru {tbc paru}
 
leaflet tbc
leaflet tbcleaflet tbc
leaflet tbc
 
POWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARUPOWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARU
 
Lembar Balik TB Paru
Lembar Balik TB ParuLembar Balik TB Paru
Lembar Balik TB Paru
 

Similar to RISIKO TB PARU

Similar to RISIKO TB PARU (20)

Ppt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paru
Ppt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paruPpt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paru
Ppt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paru
 
Makalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakkMakalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakk
 
Maklah tbc1
Maklah tbc1Maklah tbc1
Maklah tbc1
 
Makalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakkMakalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakk
 
Apa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC.docx
Apa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC.docxApa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC.docx
Apa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC.docx
 
Askep TB.docx
Askep TB.docxAskep TB.docx
Askep TB.docx
 
Kelompok 2 tbc bu umi
Kelompok 2 tbc bu umiKelompok 2 tbc bu umi
Kelompok 2 tbc bu umi
 
ASKEP TB.docx
ASKEP TB.docxASKEP TB.docx
ASKEP TB.docx
 
Sitem pernafasan
Sitem pernafasanSitem pernafasan
Sitem pernafasan
 
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan TetanusBAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
 
Makalah tbc pada anak
Makalah tbc pada anakMakalah tbc pada anak
Makalah tbc pada anak
 
TB Paru ppt essay pulmo.pptx
TB Paru ppt essay pulmo.pptxTB Paru ppt essay pulmo.pptx
TB Paru ppt essay pulmo.pptx
 
2
22
2
 
Makalah tuberculosis
Makalah tuberculosisMakalah tuberculosis
Makalah tuberculosis
 
Leaflet tbc akper muna 2
Leaflet tbc akper muna 2Leaflet tbc akper muna 2
Leaflet tbc akper muna 2
 
Leaflet tbc akper muna 2
Leaflet tbc akper muna 2Leaflet tbc akper muna 2
Leaflet tbc akper muna 2
 
PPT ISSUE KEBIJAKAN MENGATASI TBC ( RADHA&MAYANG).pptx
PPT  ISSUE KEBIJAKAN MENGATASI TBC ( RADHA&MAYANG).pptxPPT  ISSUE KEBIJAKAN MENGATASI TBC ( RADHA&MAYANG).pptx
PPT ISSUE KEBIJAKAN MENGATASI TBC ( RADHA&MAYANG).pptx
 
Makalah tbc pada anak
Makalah tbc pada anakMakalah tbc pada anak
Makalah tbc pada anak
 
Makalah kusta
Makalah kustaMakalah kusta
Makalah kusta
 
Askep campak
Askep campak Askep campak
Askep campak
 

RISIKO TB PARU

  • 1. FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN TB PARU Presented by : Tyastiana Arbianisa P07133112057
  • 2. A. Penyakit Tuberkulosis Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterum tuberculosis). Ciri dan sifat kuman TBC : Berbentuk batang Tahan terhadap asam pada pewarna(Basil Tahan Asam /BTA) Cepat mati dengan sinar matahari langsung Dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab
  • 3. Cara Penularan Sumber penularan adalah penderita TB paru BTA positif. Orang dapat terinfeksi melalui droplet yang terhirup ke dalam saluran pernafasan. Setelah kuman TB paru masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, kuman TB paru tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya, melalui sistim peredaran darah, sistim saluran limfe, saluran nafas, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.
  • 4. Riwayat Terjadinya Tuberkulosis Infeksi primer di mulai saat kuman TB paru berhasil berkembang biak dengan cara pembelahan diri di paru dan mengakibatkan peradangan di dalam paru. Saluran limfe akan membawa kuman TB paru ke kelenjer limfe di sekitar hilus paru (kompleks primer)
  • 5. Gejala Klinis TB paru 1) batuk berdahak terus menerus lebih dari 4 minggu 2) Batuk mengeluarkan darah atau pernah mengeluarkan darah 3) Dada terasa sakit (nyeri) dan terasa sesak pada waktu bernafas 4) Berkeringat pada malam hari padahal tidak ada kegiatan 5) Suhu badan meningkat 6) Nafsu makan hilang dan berat badan menurun.
  • 6. Klasifikasi TB paru Dalam program pemberantasan penyakit TB paru, ada 2 macam klasifikasi menurut Depkes RI 1996 : 1. TB paru Penyakit TB paru merupakan bentuk yang paling sering dijumpai yaitu sekitar 80% dari semua penderita, dan menyerang paru-paru. 2. Tuberkulosis ekstra paru Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, pleura, kelenjar limfe, persendian, tulang belakang, saluran kencing, susunan syaraf dan perut
  • 7. Cara Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit TB paru Usaha-usaha pencegahan infeksi penyakit TB paru menurut Depkes. 2001 perlu dilakukan terhadap: a) faktor manusia (host) dengan mempertinggi daya tahan tubuh dan meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam prinsipprinsip program; b) faktor penjamu (agent) dengan (1) Memberantas sumber penularan penyakit, baik dengan mengobati penderita atau carier, maupun dengan meniadakan reservoir panyakit;
  • 8. (2) Mencegah terjadinya kecelakaan, baik di tempat-tempat umum maupun tempat-tempat kerja, (3) Meningkatkan taraf hidup rakyat sehingga dapat memperbaiki dan memelihara kesehatan, (4) Mencegah terjadinya penyakit keturunan yang disebabkan faktor-faktor endogen; c) faktor lingkungan, dengan mengubah atau mempengaruhi lingkungan hidup sehingga faktor-faktor yang tidak baik dapat diawasi sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan kesehatan manusia.
  • 9. Diagnosis Penderita TB paru 1. Pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung (+)paling efisien, (+)mudah dan murah, hampir semua unit laboratorium dapat melaksanakan pemeriksaan secara mikroskopis bersifat spesifik dan cukup sensitif 2. Pemeriksaan kultur atau biakan dahak. (-)memerlukan waktu lebih lama (paling cepat sekitar 6 minggu) (-)mahal.
  • 10. Diagnosis Penderita TB paru 1. Tahap intensif (awal). Penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan terhadap semua OAT, terutama rifampisin. 2. Tahap lanjutan Penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lama. Tahap lanjutan ini penting untuk membunuh kuman persister (dormant) sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.
  • 11. B. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kasus Baru TB paru 1. Umur 2. Pendidikan 3. Lama Kontak keluarga dengan penderita TB paru 4. Perilaku 5. Pengetahuan 6. Status Ekonomi 7. Kepadatan Hunian 8. Kebiasaan merokok
  • 12. 1. Umur Sebagian besar penderita TB paru adalah usia produktif (15-55 tahun)
  • 13. 2. Pendidikan Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat.
  • 14. 3. Lama Kontak penderita TB paru keluarga dengan Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung ini pada umumnya terjadi pada masyarakat yang menetap di pemukiman – pemukiman padat penduduk. Oleh karena itu, lebih cenderung terjadi di kota dari pada di desa yang penduduknya masih jarang.
  • 15. 4. Perilaku Perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang) namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan.
  • 16. 5. Pengetahuan Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui tanpa mengharuskan dari mana datangnya pengetahuan tersebut. Pengetahuan penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku didasari oleh pengetahuan.
  • 17. 6. Status Ekonomi Hubungan penyakit TB paru dengan kemiskinan bersifat timbal balik : akibat penyakit TB paru, penderita menjadi tidak produktif atau produktifitasnya menurun sehingga ekonomi keluarga terganggu bahkan kehilangan pendapatan dan sebaliknya, dalam kondisi kemiskinan, masyarakat rawan terkena penyakit menular termasuk TB paru
  • 18. 7. Kepadatan Hunian Berdasarkan KEPMENKES RI NO.829/ MENKES/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan menyebutkan bahwa rumah dikatakan tidak padat penghuninya bila luas lantai kamar tidur ≥ 8 m2/ orang. Semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran.
  • 19. 8. Kebiasaan Merokok Paparan terhadap tembakau, baik secara aktif maupun pasif, meningkatkan risiko timbulnya penyakit TB paru.
  • 21. Kerangka Konsep Umur Pendidikan Pengetahuan Lama kontak Pendapatan per Kapita Kepadatan hunian TB paru BTA positif Kejadian kasus baru TB paru pada keluarga
  • 22. METODE PENELITIAN 1) 2) 3) 4) 5) 6) Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Populasi dan Sampel Variabel dan Definisi Operasional Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan Data Metode Analisis Data
  • 23. HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian: Puskesmas Karangdoro kota Semarang, JL. Raden Patah 178 Semarang. Puskesmas tersebut mempunyai 3 kelurahan binaan yaitu kelurahan Rejomulyo, kelurahan Mlati baru dan kelurahan Kemijen.
  • 24. Hasil survay dilokasi penelitian: • Sebagian besar masyarakat menempati rumah yang tidak sesuai dengan standar kesehatan yang berlaku. • Sebagian masyarakat tidur beralaskan lantai tanpa menggunakan tempat tidur, penyekat kamar tidur antara anggota keluarga yang satu dengan lainnya hanya menggunakan sehelai kain atau selimut, • Disamping kiri dan kanan rumah terdapat air pasang bahkan didalam rumah beberapa ruangan terdapat air pasang pula.
  • 25. Analisis Bivariat 1. Hubungan Antara Umur dengan Kejadian Kasus Baru TB Paru Produktif Kejadian Kasus Baru TB Paru Ada Tidak Ada Total n % n % n % 9 32,1 19 67,9 28 100 Tidak Produktif 4 57,1 3 42,9 7 100 Jumlah 13 37,1 22 62,9 35 100 Umur X2 p OR 95%CI 0,620 0,383 0,355 0,0651,933
  • 26. 2. Hubungan Antara Pendidikan dengan Kejadian Kasus Baru TB Paru Kejadian Kasus Baru TB Paru Ada Tidak Ada Total n % n % N % 11 57,9 8 42,1 19 100 2 12,5 14 85,7 16 100 13 37,1 22 62,9 35 100 Pendidikan Dasar Tinggi Jumlah X2 p OR 95%CI 5,845 0,016 9,625 1,69154,788 3. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Kejadian Kasus Baru TB Paru Kejadian Kasus Baru TB Paru Pengetahuan Ada Tidak Ada Total n % n % n 10 52,6 9 47,4 19 100 Baik 3 18,8 13 81,3 16 100 13 37,1 22 62,9 35 100 p OR 95%CI 2,943 0,086 4,815 1,02722,571 % Kurang X2 Jumlah
  • 27. 4. Hubungan Antara Lama Kontak dengan Kejadian Kasus Baru TB Paru Lama Kontak ≥ 3 bulan < 3 bulan Jumlah Kejadian Kasus Baru TB Paru Ada Tidak Ada Total n % n % n % 11 91,7 1 8,3 12 100 2 8,7 21 91,3 23 100 13 37,1 22 62,9 35 100 X2 p OR 95%CI 19,83 0,000 115,5 9,3971419,58 5. Hubungan Antara Pendapatan Per Kapita dengan Kejadian Kasus Baru TB Paru Kejadian Kasus Baru TB Paru Pendapatan Per Kapita Ada Tidak Ada Total Χ2 n % n % n Rendah 12 46,2 14 53,8 26 100 2,176 Tinggi 1 11,1 8 88,9 9 100 13 37,1 22 62,9 35 100 Jumlah p OR 95%CI 0,109 6,857 0,74762,962 %
  • 28. 6. Hubungan Antara Kepadatan Hunian dengan Kejadian Kasus Baru TB Paru Kejadian Kasus Baru TB Paru Kepadatan Hunian Ada Tidak Ada Χ2 Total n % n % n 11 55,0 9 45,0 20 100 Tidak Padat 2 13 86,7 15 100 35 100 OR 95%CI 4,714 0,030 7,944 1,40944,804 % Padat p Jumlah 13 13,3 37,1 22 62,9
  • 29. Saran 1. Kepada Puskesmas Karangdoro dan dinas kesehatan kota Semarang agar lebih meningkatkan : – penyuluhan tentang TB paru khususnya mengenai pengertian TB paru, tanda/gejala TB paru, pengobatan TB paru dan cara penularan TB paru bagi penderita maupun masyarakat secara berkesinambungan. – Lakukan pemeriksaan kontak serumah (contact tracing). 2. Kepada masyarakat umum disarankan: – Penderita TB paru BTA (+) dipisahkan kamar tidurnya dengan anggota keluarga yang sehat untuk menghindari tertularnya kuman penyakit TB paru. – Lakukukan pemeriksaan kesehatan secara berkala ke unit pelayanan kesehatan terdekat untuk mermudahkan penemuan penderita baru TB paru BTA (+).