ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
TUGAS Amdal jalan pendekat jembatan mahakam iv
1. M. Adnan Rizki S. 15 643 023
M. Azmi Fakhri 15 643 024
Anggi Pangestu R. 15 643 025
Yunus Nanna P. 15 643 026
Ryanda Alfajri 15 643 027
Nawati 15 643 028
Kelompok 5
2. Jalan Slamet Riyadi, Karang Asam Ilir,
Sungai Kunjang, Kota Samarinda,
Kalimantan Timur 75126 – Jalan Slamet
Riyadi, Karang Asam Ilir, Kota Samarinda,
Kalimantan Timur 75243
Lokasi Proyek “Jalan Pendekat Jembatan
Mahakam IV” berada diantara pinggir Jalan
Slamet Riyadi dan pinggir sungai Mahakam
3.
4.
5. Jembatan Mahakam I dibangun pada 1987 yang saat itu kondisi Kota
Samarinda belum sepadat sekarang, maka setelah 30 tahun Samarinda
mengalami perkembangan dan banyaknya kendaraan, kemudian
Jembatan Mahakam tidak sanggup menampung arus lalu lintas sehingga
dibutuhkan jembatan pendamping berikut akses penghubungnya yaitu
Jembatan Mahakam IV untuk mengurangi overcapacity kendaraan pada
jembatan Mahakam I.
Seiring berlangsungnya kegiatan proyek, jembatan Mahakam IV dari arah
kota memerlukan jalan pendekat. Pembuatan jalan pendekat untuk
memperlancar arus lalu lintas kendaraan, sehingga perlu dibangun ‘fly
over’ sebagai akses penghubung ke Jembatan Kembar supaya tidak
macet. Sehingga kendaraan yang ingin melintas ke arah Jl. IR Sutami
dapat lewat dibawah Jalan pendekat (fly over) tersebut.
7. Topografi
Samarinda secara astronomis terletak di kawasan
khatulistiwa dengan koordinat diantara 0°21'81" -
1°09'16" LU dan 116°15'16" - 117°24'16" BT.
Topografi Samarinda meliputi tanah datar dan
berbukit di ketinggian antara 10 – 200 m dari
permukaan laut. Daerah Sungai Kunjang diketahui
terletak di daerah Samarinda Kota sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa daerah pelaksanaan
proyek ini terletak di daerah permukaan yang datar.
Daerah Samarinda Kota ini juga diketahui mempunyai
permukaan tanah relatif datar.
8.
9.
10.
11. Tata guna lahan daerah Karang Asam kecamatan Sungai Kunjang
mayoritas adalah perdagangan dan pendidikan. Daerah yang sedang
ditelaah ini terletak tepat di pinggir jalan raya, sehingga akses
transportasinya sangat baik. Lokasi proyek yang dekat dengan jalan raya
menjadi penyumbang potensial terhadap polusi kebisingan dan udara
pada daerah rencana proyek. Gas dan partikulat debu dari aktivitas
transportasi jalan raya ini dirasakan cukup mengkuatirkan sehingga
perlu mendapatkan perhatian.
12. Sepanjang Tahun 2016, suhu tertinggi Kota Samarinda adalah 29ºC dengan kelembaban tertinggi
sebesar 84%. Jika dilihat dari surah dan hari hujan, Kota Samarinda memiliki curah dan hari hujan
tertinggi pada bulan September dan Oktober pada tahun 2016. Tipe Iklim
Tipe iklim di wilayah sekitar lokasi kegiatan adalah Iklim Tropis Basah.
• Suhu Udara
Berdasarkan data dari Stasiun BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika Kota Samarinda, 2016) suhu
udara rata-rata, min: 20 ˚ C dan max: 34˚ C
• Curah Hujan
Berdasarkan data dari Stasiun BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika Kota Samarinda, 2016)
diketahui curah Hujan rata-rata pertahun: 1980 mm dan biasanya bulan terdingin terjadi pada bulan
Januari dan Februari, sedangkan bulan terpanas terjadi pada bulan April dan Oktober.
13.
14.
15.
16. Setelah dilakukan pengukuran, arah angin di Lapangan Karang Asam
dominan bertiup dari arah Barat menuju ke Timur Laut, dengan kecepatan
angin berkisar antara 0,2 – 1,5 m/s. Berikut dapat dilihat kecepatan angin
dari berbagai arah mata angin yang diambil pada tanggal 1 Maret 2016.
17.
18. Sumber mata air sebagian besar penduduk daerah Karang Asam berupa air
tanah, dan air permukaan dari Sungai Mahakam yang mengalir melewati
daerah tersebut. Untuk keperluan air bersih penduduk daerah tersebut
dilayani oleh PDAM dan sungai Mahakam sehingga dapat disimpulkan
bahwa ketersediaan air di daerah pelaksanaan proyek ini cukup memadai.
Rincian pemanfaatan air bersih dapat dilihat pada Tabel 3.2
19. No. Jenis Kegiatan
Total Kebutuhan Air
(m3/hari)
1
Pemeliharaan Taman Karang Asam
(taman, halaman, tanaman)
500 L/hari
2 Sungai Karang Asam 400.minggu
20. Sistem drainase di daerah ini terpisah dengan sistem
penyaluran air buangan, saluran ini berupa saluran
terbuka dan berbentuk segi empat dengan lebar dan
kedalaman 0,5 m (Gambar 3.3). Saluran ini terletak
di sepanjang lapangan (mengitari lapangan). Saluran
drainase di kawasan ini bebas sampah karena ada
petugas yang membersihkan setiap hari.
21. Data kebisingan dikumpulkan melalui pengukuran dengan menggunakan alat sound
level meter di lapangan sebagai data primer. Titik-titik sampel diambil untuk
mengetahui intensitas kebisingan di dalam lokasi kegiatan serta lingkungan sekitar
yang diakibatkan oleh kegiatan yang akan beroperasi dan merupakan rona awal
kebisingan. Hasil pengukuran yang diperoleh akan dibandingkan dengan baku mutu
tingkat kebisingan sesuai SK Menteri LH No. 48 Tahun 1996. Hasil intensitas
kebisingan akan digunakan sebagai bahan dalam melakukan perkiraan dampak.
Lokasi pengambilan sampel dipertimbangkan dari arah dan kecepatan angin
dominan dan pemukiman yang ada di sekitar lokasi. Titik lokasi untuk pengambilan
sampel kebisingan adalah (seperti pada Gambar 3.4):
– Pada jarak terjauh dari sumber bising
– Jarak terdekat dari sumber bising
– Jarak antara jarak terjauh dan terdekat dari sumber bising
22. Gambar 3.4 Titik Sampling Pengukuran Kebisingan di Kawasan Karang Asam
23. Cara sederhana, yaitu sound level meter (dalam dB) diukur selama 10 menit untuk tiap pengukuran dan
pembacaan dilakukan setiap 5 detik. Waktu pengukuran dilakukan selama aktifitas 24 jam. Pada siang hari
tingkat aktifitas tertinggi selama 16 jam (06.00-22.00), dilakukan 4 waktu pengukuran dan malam hari 8 jam
(22.00-06.00), dilakukan 3 waktu pengukuran.
– Jam 07.00, mewakili jam 06.00 - 09.00
– Jam 10.00, mewakili jam 09.00 - 11.00
– Jam 15.00, mewakili jam 14.00 - 17.00
– Jam 20.00, mewakili jam 17.00 - 22.00
– Jam 23.00, mewakili jam 22.00 - 24.00
– Jam 01.00, mewakili jam 24.00 - 03.00
– Jam 04.00, mewakili jam 03.00 - 06.00
24. Tabel 3.3 Hasil Pengukuran Kebisingan di Titik Sampling
Titik Pengambilan
Sampel
Lokasi Sumber Bising
Intensitas
Kebisingan dB
1 Jl. Slamet Riyadi Kendaraan Lalu Lintas 57-59
2 Jl. Untung Suropati
Kendaraan Lalu Lintas
55-58
3 Jembatan Mahakam
Kendaraan Lalu Lintas
58-60
4 Jl. Ir. Sutami
Kendaraan Lalu Lintas
57-60
5 Jl. Ulin
Kendaraan Lalu Lintas
38-41
25. Data kualitas udara dikumpulkan melalui hasil analisis di laboratorium yang
dilakukan pengukuran di lapangan sebagai data primer. Hasil dari analisa kualitas
udara akan digunakan sebagai bahan dalam melakukan prakiraan dampak.
Selanjutnya mengenai pengambilan sampel ditetapkan atas pertimbangan
rencana kegiatan. Penentuan Lokasi Sampling dilakukan berdasarkan SNI 19-
7119.9-2005 tentang Penentuan Lokasi Pengambilan contoh uji pemantauan
kualitas Udara. Penempatan peralatan berjarak 1-5m dari pinggir jalan yang akan
diambil contoh uji pada ketinggian 1,5 -3 m dari permukaan jalan (seperti pada
Gambar 3.5).
26. Gambar 3.5 Penentuan Lokasi Pengambilan Contoh Uji Pemantauan Kualitas Udara
Berdasarkan SNI 19-7119.9-2005
27. No. Parameter Satuan
Lokasi
Baku Mutu
U1 U2 U3 U4 U5
1 Arah angin -
Barat-Timur
Laut
Barat-Timur
Laut
Barat-Timur
Laut
Barat-Timur
Laut
Barat-
Timur Laut
-
3 Suhu °C 31,7 32,4 33,2 30 31,2
4 Kelembaban %RH 36,0 33,0 32,0 34,0 35,0
5 Cuaca - Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah
6 SO2 µg/m3 662,5 661,8 663 663 663,2 900
7 NO2 µg/m3 334,2 333,6 335,2 336 334,8 400
8 NH3 µg/m3 Ttd 1,1 2,11 1,25 1,4 2000
9 H2S µg/m3 Ttd ttd ttd ttd ttd 20
10 Debu µg/m3 207,5 216,7 212,3 209,7 210,9 230
11 Pb µg/m3 0,09 0,17 0,15 0,05 0,19 2
12 CO µg/m3 415.5 369.8 403,6 404,8 420,0 30000
Tabel 3.4 Hasil Pengukuran Kualitas Udara di Kawasan Karang Asam Bulan Maret 2016
28. • Flora
Pada saat ini salah satu fungsi Lapangan Karang Asam yaitu sebagai taman
kota dan tempat konservasi tanaman, sehingga dapat ditemukan berbagai
macam jenis flora di sana. Tanaman tersebut terdiri dari tanaman keras yang
tumbuh sendiri dan sengaja ditanam, antara lain dapat dilihat pada Tabel 3.5.
• Fauna
Jenis fauna darat berdasar pengamatan dan informasi dari penduduk terdiri dari
binatang liar dan binatang piaraan yang dapat dilihat pada Tabel 3.6
29. No. Nama Lokal Nama Ilmiah
1. Rumput Cyperus rotundus
2. Trembesi Samanea saman
3. Akasia Acacia auriculiformis
4. Kayu manis Cinnamomum burmannii
5. Bintaro Cerbera manghas
6. Flamboyan Delonix regia
7. Palm botol Hyophorbe lagenicaulis
8. Palm kipas Livistona spp.
30. No. Nama Lokal Nama Ilmiah
A. Burung (Aves)
1. Burung Gereja Passer montanus
B. Reptilia, Amphibi, Pisces
1. Belalang Mantis religiosa
2. Kadal Maburia
3. Cicak Hemidactylus Frenatus
4. Tokek Gecko gecko
5. Serangga Insect
6. Cacing tanah Annelida
C. Mammalia
1. Kucing Felis domedticus
2. Tikus Rattus norvegicus
31. Kependudukan
Pembangunan Jalan Pendekat Jembatan Mahakam IV berada di Kecamatan Sungai
Kunjang dengan jumlah penduduk mencapai 119.177 jiwa pada tahun 2016, dengan
kepadatan penduduk 2769 jiwa/km². Komposisi penduduknya adalah 61.603 jiwa laki-
laki dan 57.574 jiwa perempuan.
32. No. Desa/Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin
1. Loa Buah 3.968 3.708 7.676 107,01
2. Loa Bakung 13.429 12.549 25.978 107,01
3. Karang Asam Ulu 8.922 8.340 17.262 106,98
4. Lok Bahu 11.139 10.411 21.550 106,99
5. Teluk Lerong Ulu 7.884 7.369 15.253 106,98
6. Karang Asam Ilir 7.860 7.345 15.205 107,01
7. Karang Anyar 8.401 7.852 16.253 106,99
TOTAL 61.603 57.574 119.177 106,99
33. No. Sungai Kunjang Negeri Swasta
1. Sekolah Dasar 20 6
2.
Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama
6 4
3.
Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas
2 2
TOTAL 28 12
34. No. Sungai Kunjang Negeri Swasta
1. Sekolah Dasar 11.731 1.337
2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 3.628 683
3. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 967 224
TOTAL 16.326 2.244
35. No. Sungai Kunjang Negeri Swasta
1. Sekolah Dasar 529 51
2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 187 43
3. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 58 17
TOTAL 774 111
36. Konflik sosial merupakan salah satu parameter sosial yang perlu dikaji, terutama jika dikaitkan
dengan potensi dampak akibat adanya kegiatan pembangunan Jalan Pendekat. Konflik sosial antara
lain dapat disebabkan oleh adanya kesenjangan akses dalam memperoleh kesempatan kerja yang
berimplikasi pada harapan peningkatan kesejahteraan penduduk, ketimpangan dalam distribusi
pendapatan, eksklusifitas dan sebagainya. Namun hal ini tidak nampak di wilayah ini.
Salah satu parameter yang dapat dilihat dari aspek sosial budaya adalah penerimaan
masyarakat lokal atas kehadiran warga pendatang serta tidak pernah terjadinya konflik di antara
masyarakat pendatang dan masyarakat lokal. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa potensi
konflik sosial dapat muncul apabila harapan masyarakat terlalu besar terhadap perusahaan dalam
hal bantuan sosial dan penerimaan tenaga kerja yang tidak dapat terpenuhi.
37. Komponen kesehatan merupakan komponen utama dan esensial (mutlak) dari kualitas sumber daya
manusia. Oleh karena itu tanpa sumber daya manusia yang berkualitas pembangunan akan terhenti. Penduduk atau
masyarakat yang sakit - sakitan tidak akan mampu melanjutkan pembangunan, maka untuk menjamin kelangsungan
pembangunan tersebut diperlukan masyarakat yang sehat.
Derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh 4 hal (Teori Blum) yaitu : 5 % Keturunan, 15 % Pelayanan
Kesehatan, 35 % Perilaku dan 45 % oleh lingkungan. Berdasarkan teori tersebut diatas ternyata faktor lingkungan
yang paling dominan. Sebagaimana negara - negara sedang berkembang yang lain, Indonesia juga masih
menghadapi masalah tingginya angka penyakit menular terutama yang berkaitan dengan kondisi lingkungan yang
kurang baik, seperti penyakit : ISPA (Iritasi saluran Pernafasan Atas), Diare, TBC, Malaria, Demam berdarah, kulit, dan
sebagainya. Di samping itu penyakit tidak menular pada skala nasional juga mulai menunjukkan peningkatan yang
signifikan, seperti penyakit: kanker, Jantung, dan penyakit kronik lainnya serta angka kecelakaan akibat kerja juga
perlu mendapat perhatian yang sama.
Dalam menunjang Kesehatan Masyarakat, sarana kesehatan mempunyai peranan sangat penting. Sarana kesehatan
yang terdapat di Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Sungai Kunjang dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut ini:
38. No Jenis Sarana Kesehatan Jumlah (unit)
1 Apotik 2
2 Rumah Sakit Bersalin Swasta 1
3 Puskesmas 1
4 Rumah Sakit 1
5 Puskesmas Pembantu 1
6 Posyandu 22
39. Untuk memperoleh gambaran tentang dampak dari kegiatan penataan
dan pembangunan Jalan Pendekat Jembatan Mahakam IV, terlebih dahulu dilakukan
survey. Survey tersebut bertujuan untuk memperoleh gambaran secara umum
tentang kondisi sosial, ekonomi dan kesehatan masyarakat yang tinggal di daerah
Karang Asam. Lapangan Karang Asam yang terdiri dari taman merupakan tempat
hiburan yang terjangkau bagi masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah.
Rencana pembangunan Jalan Pendekat cukup disambut dengan baik, terutama oleh
pengelola Lapangan Karang Asam.
Di samping untuk mengetahui kondisi tersebut juga studi ini bertujuan
untuk menggali tanggapan dan harapan warga masyarakat terhadap kegiatan
pembangunan Jalan Pendekat. Melalui survey diharapkan bisa memperoleh informasi
langsung dari warga masyarakat. Adapun tanggapan masyarakat adalah sebagai
berikut:
• Dengan adanya Jalan Pendekat di Lapangan Karang Asam juga dapat membuka
lapangan kerja baru seperti menjadi petugas kebersihan, keamanan, dll.
• Selain itu para pekerja kaki lima berharap agar usahanya dapat tetap berjalan
meskipun Lapangan Karang Asam berubah fungsi menjadi Jalan Pendekat
40. No Keterangan Permasalahan
Dampak
Positif Negatif
1.
Survey lokasi dan melihat kelayakan wilayah akan digunakan untuk
pengembangan proyek Jembatan Mahakam IV
Sungai
Lay Out Sungai
Peta Topografi
Data Curah Hjan
Data Debit
2.
Permohonan izin kepada masyarakat setempat yang tinggal di Kel.
Karang Asam Ulu dan Kel. Karang Asam Ilir dengan mensosialisasikan
akan didirikannya Jalan Pendekat Jembatan yang menghubungkan
kawasan Samarinda kota dengan wilayah Kec. Samarinda seberang yang
dikenal sebagai Jembatan Mahakam IV
3.
Negoisasi terhadap pembebasan lahan yang pada saat itu merupakan
lahan milik warga masyarakat setempat dan Pemerintah Provinsi Kaltim
serta Pemerintah Kota Samarinda
Jual Beli Tanah
Kenaikan Harga Tanah
Ekonomi Meningkat
Mengubah Mata
Pencaharian
4.
Perancangan terhadap Jalan Pendekat Jembatan yang akan didirikan
dan penetapan upah untuk para pekerja pembangunan Jalan Pendekat
Jembatan Mahakam IV Sisi Samarinda dan mobilisasi
Lingkungan
Polusi Udara
Polusi Suara
Kemacetan
Keselamatan Warga
41. No Keterangan Permasalahan
Dampak
Positif Negatif
1 Pelaksanaan Pekerjaan Platform
2 Pelaksanaan Pekerjaan Tiang Pancang Lingkungan
Polusi Suara
Polusi Udara
3 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Cap
4 Pelaksanaan Pekerjaan Pylon
5 Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Atas
42. No Keterangan Permasalahan
Dampak
Positif Negatif
1.
Pembersihan bahan material bangunan
Jembatan Mahakam IV yang ada di lingkungan
sekitar
Terdapat sisa bahan material
Material bisa
digunakan kembali
Pencemaran
lingkungan
Kerusakan pada flora
2.
Pembayaran upah para pekerja juga dilakukan
setelah berdirinya Jembatan Mahakam IV Sosial
Pendapatan
masyarakat
meningkat
Kecemburuan
beberapa pihak
3.
Setelah diyakini semua kondisi yang di
Jembatan Mahakam IV telah aman maka
dilakukan peresmian Jembatan Mahakam IV
oleh presiden Republik Indonesia sebagai
Jembatan terpanjang yang ada di Indonesia
pada saat zaman peresmiannya
Lingkungan
Membuka peluang
bagi para pedagang
kaki lima
Menambah akses
jalan
Kemacetan di
beberapa tempat
Kebisingan
Polusi Udara