2. Di suatu pagi yang cerah, seekor rubah
mengendus-endus dengan penciumannya yang tajam
ke seluruh penjuru hutan dengan tujuan mencari
sesuatu untuk dimakan, dia melihat seekor burung
gagak yang bertengger pada dahan pohon di
depannya. Gagak tersebut bukanlah merupakan
gagak yang pertama kali dilihat oleh sang Rubah.
Yang menjadi perhatian utama sang Rubah dan
membuatnya menoleh, adalah Gagak tersebut
memegang sedikit keju di paruhnya.
"Tidak perlu mencari lebih jauh lagi," pikir sang Rubah.
"Di sini bisa saya dapatkan makan pagi ku."
3. Sang Rubah lalu berjalan mendekati
pohon dimana sang Gagak bertengger,
melihat ke atas dengan pandangan kagum,
lalu berteriak, "Selamat pagi mahluk yang
cantik!"Burung gagak, sambil memiringkan
kepalanya ke samping, memandangi sang
Rubah dengan curiga, sembari tetap
menutup rapat paruhnya dan tidak membalas
salam sang Rubah.
4. "Sungguh mahluk yang mengagumkan!"
kata sang Rubah. "Bagaimana bulunya bersinar!
Sungguh indah dan mengagumkan sayapnya!
Burung yang secantik ini seharusnya memiliki
suara yang sangat merdu, karena segala
sesuatu tentang dia sangatlah sempurna.
Seandainya dia bisa menyanyikan satu lagu,
saya pasti memujanya sebagai ratu dan segala
burung."
5. Mendengar semua kata-kata pujian, sang
Gagak lupa akan segala kecurigaannya dan
juga keju yang dipegang di paruhnya. Dia
sangat ingin disebut sebagai ratu dari segala
burung.
Dia lalu membuka paruhnya lebar-lebar
untuk mengeluarkan kicauannya yang terkeras,
dan saat itu jatuhlah keju dari paruhnya
langsung menuju mulut rubah yang terbuka.
"Terima kasih," kata sang Rubah dengan
manisnya sambil berjalan pergi. "Walaupun
serak, kamu pasti memiliki suara. Tetapi di
manakah otakmu?"