Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Tari Pepe-pepeka ri Makka (asal Makassar)
1.
2.
3. Menurut Daeng Pawa, tari Pepe-pepeka ri Makka mulai
muncul di Kampung Sero pada tahun 1942, pada waktu itu
tari Pepe-pepeka ri Makka digabungkan dalam paket seni tradisi
rakyat yang ada pada masyarakat etnis Makassar yang
disebut Ganrang Bulo. Paket tersebut yang dimaksud terdiri atas
beberapa bentuk kesenian yakni tari Ganrang Bulo, tari Pepe-
pepeka ri Makka, Teater Kondo Buleng, dan tari Si’ru. Pada tahun
1954 tari Pepe-pepeka ri Makkatelah berkembang sampai di
wilayah Kampung Paropo.
Kampung Paropo berada di Kecamatan Panakukang Kota
Makassar, sedangkan Kampung Sero berada pada wilayah
Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Walaupun secara
administratif kedua wilayah tersebut di bawah kekuasaan
pemerintahan yang berbeda, namun letak wilayahnya cukup
dekat dan kedua Kampung di-hubungkan sebuah sungai kecil
yang pada masa itu merupakan sarana untuk menghubungkan
kedua wilayah.
4. Menurut orang-orang tua pembina tari Pepe-pepe ri Makka,
tarian ini muncul pada masa Syekh Yusuf al-Mahasin al-Taj al-
Khalwati al-Makassari Tuanta Salamaka, dan merupakan prakarsa
dari Tuanta Salamaka, seorang sufi dari kerajaan Gowa di tahun 1666,
berjuang di Banten, mengembangkan agama Islam di pulau
Sarandib Sailon dan di Afrika Selatan, wafat di Capetown tanggal 23
Mei 1699.[iii] Salah satu per-juangannya dalam mengembangkan
Islam adalah lewat seni, ini dibuktikan dalam syair tari Pepe-pepeka
ri Makka. Berdasarkan syairnya, maka diambillah nama tersebut
menjadi judul sebuah tarian. Kesenian Pepe-pepeka ri Makka yang
menurut pengertian masyarakat Makassar, Pepe artinya api,
sedangkan ri menunjukkan tempat (di), sementara Makka diartikan
Mekah (tanah suci). Jadi pengertian secara etimologi tari Pepe-
pepeka ri Makka adalah sebuah tarian permainan api, diiringi
dengan nyanyi-an yang syairnya bernafaskan Islam dan mempunyai
nilai religi, ungkapan kata “Mekah” adalah pusat penyebaran
agama Islam.
Masyarakat etnis Makassar mengenal tari Pepe-pepeka ri
Makka secara turun temurun dan merupakan warisan dari nenek
moyang mereka. Kesenian ini sangat digemari oleh masyarakat
Makassar mulai dari anak-anak sampai kepada orang tua karena
mempunyai nilai dan makna dan daya tarik tersendiri yaitu adanya
atraksi dalam permainan api dan juga atraktif sehingga masyarakat,
khususnya masyarakat Makassar tidak merasa bosan menyaksikan
kesenian tersebut.
5. Sebagai sarana penyebaran agama Islam
Sebagai sarana ritual
Pertunjukan hiburan di zaman modern
Seperti di di acara-acara rakyat (pacara
Hajatan, Sunatan dan perkawinan).
6. Tari Pepeka Ri Makka ini dilakonkan oleh beberapa laki-laki
tua dan muda. Tidak ada tarian yang baku. berputar-putar sambil
melakukan gerakan-gerakan jenaka untuk mengundang tawa
penonton. Contohnya ada penari yang mencontohkan gerakan
Seekor kera. berjalan terpincang-pincang, menggeleng anggukkan
kepala bak lelaki renta, atau mendelik-delikkan mata sambil
menjulur-julurkan lidah bagai orang kepedasan. Namun dalam
beberapa tampilan tarian mereka sangat teratur.
Tari pepe-Pepeka ri Makka tidak mempunyai Mantera khusus
penangkal api. Namun mereka melakukan tarian seraya diiringi
nyanyian seperti :Pepe-pepeka ri Makka lenterayya ri Madina Ya
Allah Paroba Sai Na Takakbere dunia….dst. Selama ini sering
diintreprestasikan penonton sebagai ucapan mantera anti apinya
Nabi Ibrahim AS yang disadur dalam bahasa Makassar. Padahal,
menurut sejumlah pemain, kalimat-kalimat itu hanya pengulangan
dari apa-apa yang sudah pernah diucapkan secara spontan ketika
melakukan tarian Pepe-pepeka Ri Makka oleh para penari
terdahulu. ‘’Kita ulang-ulang karena menarik, di samping sering ada
kalimat-kalimat lucu yang diucapkan setiap kali pertunjukan.
7. Pada saat Puncak tarian maka para pemain akan
memegang Obor dan akan mengarahkan api ke tuuh temannya
atau dirinya sendiri. bahkan tidak jarang mereka mengundang
penonton lalu di Sulut menggunakan api. Namun Anehnya
mereka tidak sama sekali merasakan Kepanasan atau melepuh
terbakar. semua tampak seperti biasa saja.
8. Jenis kesenian Pepe-pepeka ri Makka pada mulanya
diiringi oleh alat musik yang terdiri dari biola, gambus,
rebana, dan syair lagu yang dibawakan ber-nuansa Islami.
Tetapi pada perkem-bangan selanjutnya tidak hanya
meng-gunakan musik rabana, gambus, dan biola saja, akan
tetapi ada beberapa penambahan alat musik daerah
setempat misalnya gendang Makassar, kannong-kannong,
parappasa, dan gong. Demikian juga pada syairnya telah
mengalami perkembangan namun masih tetap berpijak
pada nilai-nilai tradisi yang terdahulu yaitu nilai religius.