SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
BAB I
                               PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
            Franchising (pewaralabaan) pada hakekatnya adalah sebuah konsep
   pemasaran dalam rangka memperluas jaringan usaha secara cepat. Dengan
   demikian, franchising bukanlah sebuah alternatif melainkan salah satu cara
   yang sama kuatnya, sama strategsinya dengan cara konvensional dalam
   mengembangkan usaha. Bahklan sistem franchise dianggap memiliki banyak
   kelebihan terutama menyangkut pendanaan, SDM dan managemen, keculai
   kerelaan pemilik merek untuk berbagi dengan pihak lain. Franchising juga
   dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif untuk mendekatkan produk
   kepada konsumennya melalui tangan-tangan franchisee.
            Di Indonesia franchise dikenal sejak era 70an ketika masuknya Shakey
   Pisa, KFC, Swensen dan Burger King. Perkembangannya terlihat sangat pesat
   dimulai sekitar 1995.Data Deperindag pada 1997 mencatat sekitar 259
   perusahaan penerima waralaba di Indonesia.Setelah itu, usaha franchise
   mengalami kemerosotan karena terjadi krisis moneter.Para penerima
   waralaba asing terpaksa menutup usahanya karena nilai rupiah yang
   terperosok sangat dalam.Hingga 2000, franchise asing masih menunggu
   untuk masuk ke Indonesia.Hal itu disebabkan kondisi ekonomi dan politik
   yang belum stabili ditandai dengan perseteruan para elit politik.Barulah pada
   2003, usaha franchise di tanah air mengalami perkembangan yang sangat
   pesat.
            Franchise pertama kali dimulai di Amerika oleh Singer Sewing
   Machine Company, produsen mesin jahit Singer pada 1851. Pola itu
   kemudian diikuti oleh perusahaan otomotif General Motor Industry yang
   melakukan penjualan kendaraan bermotor dengan menunjuk distributor
   franchise pada tahun 1898. Selanjutnya, diikuti pula oleh perusahaan-
   perusahaan soft drink di Amerika sebagai saluran distribusi di AS dan negara-
   negara lain. Sedangkan di Inggris waralaba dirintis oleh J Lyons melalui
   usahanya Wimpy and Golden Egg pada dekade 60an.



                                                                              1
BAB II
                               PEMBAHASAN


2.1 Definisi
           Masing-masing negara memiliki definisi sendiri tentang waralaba.
     Amerika melalui International Franchise Association (IFA) mendefinisikan
     franchise sebagai hubungan kontraktual antara franchisor dengan franchise,
     dimana franchisor berkewajiban menjaga kepentingan secara kontinyu pada
     bidang usaha yang dijalankan oleh franchisee misalnya lewat pelatihan, di
     bawah merek dagang yang sama, format dan standar operasional atau
     kontrol pemilik (franchisor), dimana franchisee menamankan investasi pada
     usaha tersebut dari sumber dananya sendiri.
           Sejumlah pakar juga ikut memberikan definisi terhadap waralaba.
     Campbell Black dalam bukunya Black’’s Law Dict menjelaskan franchise
     sebagai sebuah lisensi merek dari pemilik yang mengijinkan orang lain
     untuk menjual produk atau service atas nama merek tersebut.
           David J.Kaufmann memberi definisi franchising sebagai sebuah
     sistem pemasaran dan distribusi yang dijalankan oleh institusi bisnis kecil
     (franchisee) yang digaransi dengan membayar sejumlah fee, hak terhadap
     akses pasar oleh franchisor dengan standar operasi yang mapan dibawah
     asistensi franchisor.
           Sedangkan menurut Reitzel, Lyden, Roberts & Severance, franchise
     definisikan sebagai sebuah kontrak atas barang yang intangible yang
     dimiliki oleh seseorang (franchisor) seperti merek yang diberikan kepada
     orang lain (franchisee) untuk menggunakan barang (merek) tersebut pada
     usahanya sesuai dengan teritori yang disepakati.
           Selain definisi menurut kacamata asing, di Indonesia juga berkembang
     definisi franchise.Salah satunya seperti yang diberikan oleh LPPM
     (Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen), yang mengadopsi dari
     terjemahan kata franchise.IPPM mengartikannya sebagai usaha yang
     memberikan laba atau keuntungan sangat istimewa sesuai dengan kata




                                                                              2
tersebut yang berasal dari wara yang berarti istimewa dan laba yang berarti
     keuntungan.
          Sementara itu, menurut PP No.16/1997 waralaba diartikan sebagai
     perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan
     atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri
     khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan
     persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut, dalam rangka penyediaan
     dan atau penjualan barang dan atau jasa. Definisi inilah yang berlaku baku
     secara yuridis formal di Indonesia.


2.2 Sejarah franchisee (waralaba)

            Waralaba diperkenalkan pertama kali pada tahun 1850-an oleh Isaac
     Singer, pembuat mesin jahit Singer, ketika ingin meningkatkan distribusi
     penjualan mesin jahitnya.Walaupun usahanya tersebut gagal, namun dialah
     yang pertama kali memperkenalkan format bisnis waralaba ini di AS.
     Kemudian, caranya ini diikuti oleh pewaralaba lain yang lebih sukses, John
     S Pemberton, pendiri Coca Cola. Namun, menurut sumber lain, yang
     mengikuti Singer kemudian bukanlah Coca Cola, melainkan sebuah industri
     otomotif AS, General Motors Industry ditahun 1898. Contoh lain di AS
     ialah sebuah sistem telegraf, yang telah dioperasikan oleh berbagai
     perusahaan jalan kereta api, tetapi dikendalikan oleh Western Union serta
     persetujuan eksklusif antar pabrikan mobil dengan dealer. Mc Donalds,
     salah satu pewaralaba rumah makan siap saji terbesar di dunia

            Waralaba saat ini lebih didominasi oleh waralaba rumah makan siap
     saji. Kecenderungan ini dimulai pada tahun 1919 ketika A&W Root Beer
     membuka restauran cepat sajinya.Pada tahun 1935, Howard Deering
     Johnson bekerjasama dengan Reginald Sprague untuk memonopoli usaha
     restauran modern. Gagasan mereka adalah membiarkan rekanan mereka
     untuk mandiri menggunakan nama yang sama, makanan, persediaan, logo
     dan bahkan membangun desain sebagai pertukaran dengan suatu
     pembayaran. Dalam perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami



                                                                              3
berbagai penyempurnaan terutama di tahun l950-an yang kemudian dikenal
menjadi waralaba sebagai format bisnis (business format) atau sering pula
disebut sebagai waralaba generasi kedua.

       Perkembangan sistem waralaba yang demikian pesat terutama di
negara asalnya, AS, menyebabkan waralaba digemari sebagai suatu sistem
bisnis diberbagai bidang usaha, mencapai 35 persen dari keseluruhan usaha
ritel yang ada di AS.Sedangkan di Inggris, berkembangnya waralaba dirintis
oleh J Lyons melalui usahanya Wimpy and Golden Egg, pada tahun 60-an.
Bisnis waralaba tidak mengenal diskriminasi.Pemilik waralaba (franchisor)
dalam menyeleksi calon mitra usahanya berpedoman pada keuntungan
bersama, tidak berdasarkan SARA.

Waralaba dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu :

1. produk dan merek dagang (product and trade franchise):

          bentuk waralaba paling sederhana. Dalam waralaba produk dan
  merek dagang, pemberi waralaba memberikan hak kepada penerima
  waralaba untuk menjual produk yang dikembangkan oleh pembeli
  waralaba yang di sertai dengan pemberian izin untuk menggunakan
  merek dagang milik pemberi waralaba.Atas pemberian izin penggunaan
  merek dagang tersebut biasanya pemberi waralaba mendapatkan sesuatu
  bentuk pembayaran royalty Dimuka, dan selanjutnya pemberi waralaba
  memperoleh keuntungan melalui penjualan produk yang diwaralabakan
  kepada penerima waralaba.Dalam bentuknya yang sangat sederhana ini,
  waralaba produk dan merek dagang sering kali mengambil bentuk
  keagenan, distributor, lisensi penjualan. Contoh dari bentuk ini , misalnya
  dealer mobil (auto 2000 dari Toyota) dan stasiun pompa bensin
  (pertamina).
        waralaba format bisnis adalah pemberian sebuah lisensi oleh
  seseorang kepada pihak lain, lisensi tersebut memberikan hak kepada
  penerima waralaba untuk berusaha dengan menggunakan merek dagang
  atau nama dagang pemberi waralaba, dan untuk menggunakan



                                                                           4
keseluruhan paket, yang terdiri dari seluruh elemen yang di perlukan
 untuk membuat seseorang yang sebelumnya belum terlatih menjadi
 terampil dalam bisnis dan untuk menjalankan dengan bantuan yang terus-
 menerus atas dasar yang telah di tentukan sebelumnya.


Waralaba format bisnis terdiri atas :
1) konsep bisnis yang menyeluruh dari pemberian waralaba.
2) adanya proses permulaan dan pelatihan atas seluruh aspek pengelolaan
    bisnis sesuai dengan konsep pemberi waralaba.
3) proses bantuan dan bimbingan yang terus menerus dari pihak pemberi
    waralaba.


Dalam bisnis Frinchise ini yang diminta dari Franchisor kepada Franchisee
adalah
(1) brand name yang meliputi logo, peralatan, dll. Franchisor yang baik
   juga memiliki aturan mengenai tampilan / display perwakilan took
   (shop front) dengan baik dan detail.
(2) sistem dan manual operasional bisnis. Setiap Franchisor memiliki
   standar operasi yang sistematis, praktis serta mudah untuk diterapkan,
   dan mestinya juga tertuang dalam bentuk tertulis
(3) dukungan terhadap operasi. Karena Franchisor memiliki pengalaman
   yang lebih luas serta membina banyak Franchisee.Dia seharusnya
   memiliki kemampuan untuk memberi dukungan bagi Franchisee yang
   baru.
(4) pengawasan (monitoring). Franchisor yang baik akan melakukan
   pengawasan terhadap Franchisee untuk memastikan, bahwa system
   yang disediakan dijalankan dengan baik dan benar serta secara
   konsisten
(5) pengabungan promosi/joint promotion ini berkaitan dengan unsur
   pertama yaitu masalah sosialisasi brand name. Pemasokan.Ini berlaku
   bagi Frinchisee tertentu.Misalnya bagi Franchisee makanan dan
   minuman dimana Franchisor juga suplier bahan makanan dan



                                                                       5
minuman.Kadang - kadang Franchisor juga memasok mesin – mesin
       atau peralatan yang diperlukan. Franchisor yang baik biasanya ikut
       membantu Franchisee untuk mendapatkan sumber dana modal bagi
       investor seperti bank misalnya meskipun itu jarang sekali. Pada
       umumnya, Franchisee perlu membayar initial fee yang sifatnya sekali
       bayar atau kadang – kadang sekali untuk sekali periode tertentu
       misalnya, 5 tahun. Diatas itu biasanya Franchisee membayar royalti
       atau membayar sebagian dari hasil penjualan.Variasi lainnya adalah
       Franchisee perlu membeli bahan pokok atau peralatan dari Franchisor.
Pada dasarnya perjanjian bersifat konsensiul, namun demikian ada perjanjian
– perjanjian tertentu yang mewajiban dilakukan suatu tindakan yang lebih dari
hanya sekedar sebuah kesepakatan,sebelum pada akhirnya perjanjian tersebut
dapat dianggap sah.


Perjanjian waralaba adalah perjanjian formal. Hal tersebut dikarenakan
perjanjian waralaba memang di syaratkan dalam pasal 2 PP no. 16 tahun 1997
untuk dibuat secara tertulis dalm bahasa indonesia. Hal ini diperlukan sebagai
perlindungan bagi kedua pihak yang terlibat dalam perjanjian waralaba
tersebut.
   Secara umum dikenal adanya 2 macam atau 2 jenis kompensasi yang dapat
diminta oleh pemberi waralaba dari penerima waralaba yaitu :

    kompensasi langsung yang dalam bentuk nilai moneter (direct
       monetary compensation).

   Yang termasuk dalam direct monetary compensation adalah lump sum
   payment dan royalty. Lump sum payment adalah suatu jumlah uang yang
   telah dihitung terlebih dahulu yang wajib dibayarkan oleh penerima
   waralaba pada saat persetujuan pemberian waralaba disepakati untuk di
   berikan oleh penerima waralaba. Royalty adalah jumlah pembayaran yang
   dihitung dari jumlah produksi dan atau jasa yang diproduksi dan atau
   penjualan barang dan atau jasa yand diproduksi dan dijual berdasakan




                                                                            6
perjanjian waralaba, baik yang disertai dengan ikatan suatu jumlah
     minimum atau maksimum jumlah royalty tertentu atau tidak.

     kompensasi tidak langsung yang dalam bentuk nilai moneter (indirect and
     nonmonetary compensation).         MYang termasuk dalam inderict and
     nonmontetary compensation, meliputi antara lain keuntungan sebagai
     akibat dari penjualan barang modal atau bahan mentah, yang merupakan
     suatu paket dengan pemberian waralaba, pembayaran dalam bentuk
     dividen ataupun bunga pinjaman dalam hal pemberi waralaba juga turut
     memberikan bantuan financial, baik dalam bentuk ekuitas atau dalam
     wujud pinjaman jangka pendek maupun jangka panjang, cost shifting atau
     pengalihan atas sebagian biaya yang harus di keluarkan oleh pemberi
     waralaba, perolehan data pasar dari kegiatan usaha dilakukan oleh
     penerima lisensi dan lain sebagainya.

2.3 Jenis Waralaba

           Waralaba luar negeri, cenderung lebih disukai karena sistemnya
    lebih jelas, merek sudah diterima diberbagai dunia, dan dirasakan lebih
    bergengsi.Waralaba dalam negeri, juga menjadi salah satu pilihan investasi
    untuk orang-orang yang ingin cepat menjadi pengusaha tetapi tidak
    memiliki pengetahuan cukup piranti awal dan kelanjutan usaha ini yang
    disediakan oleh pemilik waralaba.

2.4 Biaya Waralaba
    1) Ongkos awal, dimulai dari Rp. 10 juta hingga Rp. 1 miliar. Biaya ini
       meliputi pengeluaran yang dikeluarkan oleh pemilik waralaba untuk
       membuat tempat usaha sesuia dengan spesifikasi Franchisor dan ongkos
       penggunaan HAKI.
    2) Ongkos royalty, dibayarkan pemegang waralaba setiap bulan dari laba
       opersional. Besarnya ongkos royalty berkisar dari 5-15 persen dari
       penghasilan kotor.Ongkos royalty yang layak adalah 10 persen.Lebih
       dari 10 persen biasanya adalah biaya yang dikeluarkan untuk pemasaran
       yang perlu dipertanggungjawabkan.



                                                                            7
2.5 Elemen elemen penting yang harus dimiliki untuk mendirikan
    franchisee
    1.   Bisnis yang difranchisee kan harus telah teruji sepenuhnya
    2.   Bisnis tersebut harus berbeda dalam hal merek,nama,citra dan system
         operasinya
    3.   System dan metode bisnis harus mudah diajarkan ,agar mudah
         digunakan nantinya
    4.   Perolehan finansial harus mampu membayar karyawan membayar
         pinjaman pinjaman nya dan membayar franchisor atau jasa yang telah
         diberikan




                                                                           8
BAB III
                                   PENUTUP




        Franchise adalah pemberian sebuah lisensi oleh seseorang (franchisor)
kepada pihak lain (franchise).lisensi tersebut memberi hak kepada       franchise
untuk menggunakan merek dagang           franchisor dan seluruh elemen yang
diperlukan untuk menjalankan        bisnisnya dengan dasar-dasar yang telah
ditentukan sebelumnya.
        Waralaba saat ini lebih didominasi oleh waralaba rumah makan siap
saji.Kecenderungan ini dimulai pada tahun 1919 ketika A&W Root Beer
membuka restauran cepat sajinya.Pada tahun 1935, Howard Deering Johnson
bekerjasama dengan Reginald Sprague untuk memonopoli usaha restauran
modern. Gagasan mereka adalah membiarkan rekanan mereka untuk mandiri
menggunakan nama yang sama, makanan, persediaan, logo dan bahkan
membangun desain sebagai pertukaran dengan suatu pembayaran. Dalam
perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami berbagai penyempurnaan terutama
di tahun l950-an yang kemudian dikenal menjadi waralaba sebagai format bisnis
(business format) atau sering pula disebut sebagai waralaba generasi kedua.

        Perkembangan sistem waralaba yang demikian pesat terutama di negara
asalnya, AS, menyebabkan waralaba digemari sebagai suatu sistem bisnis
diberbagai bidang usaha, mencapai 35 persen dari keseluruhan usaha ritel yang
ada di AS.Sedangkan di Inggris, berkembangnya waralaba dirintis oleh J Lyons
melalui usahanya Wimpy and Golden Egg, pada tahun 60-an. Bisnis waralaba
tidak mengenal diskriminasi.Pemilik waralaba (franchisor) dalam menyeleksi
calon mitra usahanya berpedoman pada keuntungan bersama, tidak berdasarkan
SARA.




                                                                               9
KATA PENGANTAR


     Pertama-tama saya ucapkan Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas makalah pengantar bisnis dengan tema “Bisnis Secara Franchising”.
     Dalam menyelesaikan tugas ini saya cukup mendapatkan kesulitan, tetapi
berkat bimbingan, pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya tugas
ini dapat terselesaikan dengan baik dan selesai pada waktu yang telah di
tentukan. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada DOSEN. selaku pengajar
dan pembimbing saya dalam mata kuliah Pengantar Bisnis.
     Saya sebagai penulis makalah ini menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini. oleh karena itu saya menerima kritik dan saran guna
menyempurnakan tulisan selanjutnya.
     Harapan saya sebagai penulis, kiranya tulisan ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi saya, dan semua yang membaca.



                                                          Pariaman, 11 Februari




                                                                 Penulis




                                                                             10
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ...........................................................................              i
DAFTAR ISI ..........................................................................................   ii

BAB I PENDAHULUAN

          1.2 Latar Belakang ....................................................................       1

BAB II PEMBAHASAN
          2.6 Definisi ..............................................................................   2
          2.7 Sejarah franchisee (waralaba) ............................................                3
          2.8 Jenis Waralaba ...................................................................        7
          2.9 Biaya Waralaba ..................................................................         7
          2.10 Elemen elemen penting yang harus dimiliki
                   untuk mendirikan franchisee..............................................            8

BAB III PENUTUP
     A. Kesimpulan .................................................................................    9




                                                                                                             11

More Related Content

What's hot

Makalah Waralaba Di Indonesia
Makalah Waralaba Di IndonesiaMakalah Waralaba Di Indonesia
Makalah Waralaba Di IndonesiaRahmanzie Share
 
9 m.-muchtar-rivai-liquidity-stiead
9  m.-muchtar-rivai-liquidity-stiead9  m.-muchtar-rivai-liquidity-stiead
9 m.-muchtar-rivai-liquidity-stieadCandra Togatorop
 
Franchise di indonesia beserta ulasannya
Franchise di indonesia beserta ulasannyaFranchise di indonesia beserta ulasannya
Franchise di indonesia beserta ulasannyaIndra Nurfaizi
 
Usaha, Juliana, Hapzi Ali, Model Bisnis Konvensional, Waralaba dan E- Commerc...
Usaha, Juliana, Hapzi Ali, Model Bisnis Konvensional, Waralaba dan E- Commerc...Usaha, Juliana, Hapzi Ali, Model Bisnis Konvensional, Waralaba dan E- Commerc...
Usaha, Juliana, Hapzi Ali, Model Bisnis Konvensional, Waralaba dan E- Commerc...Juliana Juliana
 
5 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Modal Bisnis Konvensio...
5 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Modal Bisnis Konvensio...5 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Modal Bisnis Konvensio...
5 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Modal Bisnis Konvensio...LisaniahAmini
 
5. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...
5. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...5. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...
5. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...SetyaDarmawan
 

What's hot (8)

Makalah Waralaba Di Indonesia
Makalah Waralaba Di IndonesiaMakalah Waralaba Di Indonesia
Makalah Waralaba Di Indonesia
 
Franchise
FranchiseFranchise
Franchise
 
Mela
MelaMela
Mela
 
9 m.-muchtar-rivai-liquidity-stiead
9  m.-muchtar-rivai-liquidity-stiead9  m.-muchtar-rivai-liquidity-stiead
9 m.-muchtar-rivai-liquidity-stiead
 
Franchise di indonesia beserta ulasannya
Franchise di indonesia beserta ulasannyaFranchise di indonesia beserta ulasannya
Franchise di indonesia beserta ulasannya
 
Usaha, Juliana, Hapzi Ali, Model Bisnis Konvensional, Waralaba dan E- Commerc...
Usaha, Juliana, Hapzi Ali, Model Bisnis Konvensional, Waralaba dan E- Commerc...Usaha, Juliana, Hapzi Ali, Model Bisnis Konvensional, Waralaba dan E- Commerc...
Usaha, Juliana, Hapzi Ali, Model Bisnis Konvensional, Waralaba dan E- Commerc...
 
5 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Modal Bisnis Konvensio...
5 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Modal Bisnis Konvensio...5 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Modal Bisnis Konvensio...
5 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Modal Bisnis Konvensio...
 
5. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...
5. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...5. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...
5. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...
 

Viewers also liked

Smart Homes Magazine - Mei 2012
Smart Homes Magazine - Mei 2012Smart Homes Magazine - Mei 2012
Smart Homes Magazine - Mei 2012Smart Homes
 
Cover page development
Cover page developmentCover page development
Cover page developmentAW04582012
 
Smart Homes Magazine - Maart 2012
Smart Homes Magazine - Maart 2012Smart Homes Magazine - Maart 2012
Smart Homes Magazine - Maart 2012Smart Homes
 
Bruce Fleming, Theatrical Designer
Bruce Fleming, Theatrical DesignerBruce Fleming, Theatrical Designer
Bruce Fleming, Theatrical DesignerB. R. FLEMING
 
Образовательный центр "Квенцінавы дзеці"
Образовательный центр "Квенцінавы дзеці"Образовательный центр "Квенцінавы дзеці"
Образовательный центр "Квенцінавы дзеці"Anna Trubachova
 
Scene by scene final
Scene by scene finalScene by scene final
Scene by scene finaljuhelmiah
 
Materi is262 SBD_praktikum
Materi is262 SBD_praktikumMateri is262 SBD_praktikum
Materi is262 SBD_praktikumErza Sofian
 

Viewers also liked (11)

Smart Homes Magazine - Mei 2012
Smart Homes Magazine - Mei 2012Smart Homes Magazine - Mei 2012
Smart Homes Magazine - Mei 2012
 
18 - Mech. Engr. Certificate
18 - Mech. Engr. Certificate18 - Mech. Engr. Certificate
18 - Mech. Engr. Certificate
 
Cover page development
Cover page developmentCover page development
Cover page development
 
Quejada
QuejadaQuejada
Quejada
 
Smart Homes Magazine - Maart 2012
Smart Homes Magazine - Maart 2012Smart Homes Magazine - Maart 2012
Smart Homes Magazine - Maart 2012
 
Bruce Fleming, Theatrical Designer
Bruce Fleming, Theatrical DesignerBruce Fleming, Theatrical Designer
Bruce Fleming, Theatrical Designer
 
Образовательный центр "Квенцінавы дзеці"
Образовательный центр "Квенцінавы дзеці"Образовательный центр "Квенцінавы дзеці"
Образовательный центр "Квенцінавы дзеці"
 
Scene by scene final
Scene by scene finalScene by scene final
Scene by scene final
 
Kkpi
KkpiKkpi
Kkpi
 
Hmgp dashboard
Hmgp dashboardHmgp dashboard
Hmgp dashboard
 
Materi is262 SBD_praktikum
Materi is262 SBD_praktikumMateri is262 SBD_praktikum
Materi is262 SBD_praktikum
 

Similar to WARALABA-PENDAHULUAN

Makalah franchising diego
Makalah franchising diegoMakalah franchising diego
Makalah franchising diegoMJM Networks
 
5. kewirausahaan, juliana, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralaba dan...
5. kewirausahaan, juliana, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralaba dan...5. kewirausahaan, juliana, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralaba dan...
5. kewirausahaan, juliana, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralaba dan...Juliana Juliana
 
5. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralab...
5. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralab...5. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralab...
5. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralab...Azahfadilah
 
Pengertian Frienchise atau Waralaba
Pengertian Frienchise atau WaralabaPengertian Frienchise atau Waralaba
Pengertian Frienchise atau WaralabaUmar AsiDiki
 
Usaha,indri agutiani,hapzi ali,model bisnis konvensional, waralaba dan e com...
Usaha,indri agutiani,hapzi ali,model bisnis konvensional, waralaba dan e  com...Usaha,indri agutiani,hapzi ali,model bisnis konvensional, waralaba dan e  com...
Usaha,indri agutiani,hapzi ali,model bisnis konvensional, waralaba dan e com...indri agustiani
 
Ekspansi BISNIS _"Training BUSINESS DEVELOPMENT & MARKETING STRATEGY"
Ekspansi BISNIS _"Training BUSINESS DEVELOPMENT & MARKETING STRATEGY"Ekspansi BISNIS _"Training BUSINESS DEVELOPMENT & MARKETING STRATEGY"
Ekspansi BISNIS _"Training BUSINESS DEVELOPMENT & MARKETING STRATEGY"Kanaidi ken
 
431420478-Bisnis-Keluarga-Franchise.pptx
431420478-Bisnis-Keluarga-Franchise.pptx431420478-Bisnis-Keluarga-Franchise.pptx
431420478-Bisnis-Keluarga-Franchise.pptxFajarGalangP
 
FRANCHISE, MLM, ECO PRENEUR, TECHNO PRENEUR, CREATIVE PRENEUR DAN DIGITAL PRE...
FRANCHISE, MLM, ECO PRENEUR, TECHNO PRENEUR, CREATIVE PRENEUR DAN DIGITAL PRE...FRANCHISE, MLM, ECO PRENEUR, TECHNO PRENEUR, CREATIVE PRENEUR DAN DIGITAL PRE...
FRANCHISE, MLM, ECO PRENEUR, TECHNO PRENEUR, CREATIVE PRENEUR DAN DIGITAL PRE...soeswono
 
Kewirausahaan : Hak Guna Paten (Franchising)
Kewirausahaan : Hak Guna Paten (Franchising)Kewirausahaan : Hak Guna Paten (Franchising)
Kewirausahaan : Hak Guna Paten (Franchising)Dewi Rahmawati
 
Usaha, decha vinesha , prof. dr. hapzi ali. cma, model bisnis konvensial, war...
Usaha, decha vinesha , prof. dr. hapzi ali. cma, model bisnis konvensial, war...Usaha, decha vinesha , prof. dr. hapzi ali. cma, model bisnis konvensial, war...
Usaha, decha vinesha , prof. dr. hapzi ali. cma, model bisnis konvensial, war...dechavns
 
Makalah bisnis franchise
Makalah bisnis franchiseMakalah bisnis franchise
Makalah bisnis franchiseWarnet Raha
 
Bentuk usaha dan waralaba&mlm
Bentuk usaha dan waralaba&mlmBentuk usaha dan waralaba&mlm
Bentuk usaha dan waralaba&mlmdiankurniawan234
 
BISNIS_FRANCHISE.ppt
BISNIS_FRANCHISE.pptBISNIS_FRANCHISE.ppt
BISNIS_FRANCHISE.pptEDDYPURNOMO19
 

Similar to WARALABA-PENDAHULUAN (20)

Makalah franchising diego
Makalah franchising diegoMakalah franchising diego
Makalah franchising diego
 
5. kewirausahaan, juliana, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralaba dan...
5. kewirausahaan, juliana, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralaba dan...5. kewirausahaan, juliana, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralaba dan...
5. kewirausahaan, juliana, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralaba dan...
 
5. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralab...
5. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralab...5. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralab...
5. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralab...
 
Pengertian Frienchise atau Waralaba
Pengertian Frienchise atau WaralabaPengertian Frienchise atau Waralaba
Pengertian Frienchise atau Waralaba
 
Bisnis waralaba
Bisnis waralabaBisnis waralaba
Bisnis waralaba
 
5 kwu
5   kwu5   kwu
5 kwu
 
Waralabaa
WaralabaaWaralabaa
Waralabaa
 
Makalah bisnis franchise
Makalah bisnis franchiseMakalah bisnis franchise
Makalah bisnis franchise
 
Usaha,indri agutiani,hapzi ali,model bisnis konvensional, waralaba dan e com...
Usaha,indri agutiani,hapzi ali,model bisnis konvensional, waralaba dan e  com...Usaha,indri agutiani,hapzi ali,model bisnis konvensional, waralaba dan e  com...
Usaha,indri agutiani,hapzi ali,model bisnis konvensional, waralaba dan e com...
 
Ekspansi BISNIS _"Training BUSINESS DEVELOPMENT & MARKETING STRATEGY"
Ekspansi BISNIS _"Training BUSINESS DEVELOPMENT & MARKETING STRATEGY"Ekspansi BISNIS _"Training BUSINESS DEVELOPMENT & MARKETING STRATEGY"
Ekspansi BISNIS _"Training BUSINESS DEVELOPMENT & MARKETING STRATEGY"
 
431420478-Bisnis-Keluarga-Franchise.pptx
431420478-Bisnis-Keluarga-Franchise.pptx431420478-Bisnis-Keluarga-Franchise.pptx
431420478-Bisnis-Keluarga-Franchise.pptx
 
FRANCHISE, MLM, ECO PRENEUR, TECHNO PRENEUR, CREATIVE PRENEUR DAN DIGITAL PRE...
FRANCHISE, MLM, ECO PRENEUR, TECHNO PRENEUR, CREATIVE PRENEUR DAN DIGITAL PRE...FRANCHISE, MLM, ECO PRENEUR, TECHNO PRENEUR, CREATIVE PRENEUR DAN DIGITAL PRE...
FRANCHISE, MLM, ECO PRENEUR, TECHNO PRENEUR, CREATIVE PRENEUR DAN DIGITAL PRE...
 
Kewirausahaan : Hak Guna Paten (Franchising)
Kewirausahaan : Hak Guna Paten (Franchising)Kewirausahaan : Hak Guna Paten (Franchising)
Kewirausahaan : Hak Guna Paten (Franchising)
 
Usaha, decha vinesha , prof. dr. hapzi ali. cma, model bisnis konvensial, war...
Usaha, decha vinesha , prof. dr. hapzi ali. cma, model bisnis konvensial, war...Usaha, decha vinesha , prof. dr. hapzi ali. cma, model bisnis konvensial, war...
Usaha, decha vinesha , prof. dr. hapzi ali. cma, model bisnis konvensial, war...
 
Makalah bisnis franchise
Makalah bisnis franchiseMakalah bisnis franchise
Makalah bisnis franchise
 
Makalah bisnis franchise
Makalah bisnis franchiseMakalah bisnis franchise
Makalah bisnis franchise
 
Makalah lisa edit
Makalah lisa editMakalah lisa edit
Makalah lisa edit
 
Bentuk usaha dan waralaba&mlm
Bentuk usaha dan waralaba&mlmBentuk usaha dan waralaba&mlm
Bentuk usaha dan waralaba&mlm
 
BISNIS_FRANCHISE.ppt
BISNIS_FRANCHISE.pptBISNIS_FRANCHISE.ppt
BISNIS_FRANCHISE.ppt
 
macam-macam bentuk kepemilikan usaha
macam-macam bentuk kepemilikan usahamacam-macam bentuk kepemilikan usaha
macam-macam bentuk kepemilikan usaha
 

More from MJM Networks

Proposal kewirausahaan sate
Proposal kewirausahaan sateProposal kewirausahaan sate
Proposal kewirausahaan sateMJM Networks
 
Leaflet asma bronkhial
Leaflet asma bronkhialLeaflet asma bronkhial
Leaflet asma bronkhialMJM Networks
 
Iman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allahIman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allahMJM Networks
 
I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10MJM Networks
 
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampelHipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampelMJM Networks
 
Handout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrikHandout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrikMJM Networks
 
Funsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agamaFunsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agamaMJM Networks
 
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erikFungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erikMJM Networks
 
Satuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejanSatuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejanMJM Networks
 
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1MJM Networks
 
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalManajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalMJM Networks
 
LEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan lukaLEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan lukaMJM Networks
 
Leaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektifLeaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektifMJM Networks
 

More from MJM Networks (20)

Proposal kewirausahaan sate
Proposal kewirausahaan sateProposal kewirausahaan sate
Proposal kewirausahaan sate
 
Leaflet asma bronkhial
Leaflet asma bronkhialLeaflet asma bronkhial
Leaflet asma bronkhial
 
Ipi299983
Ipi299983Ipi299983
Ipi299983
 
Iman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allahIman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allah
 
I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10
 
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampelHipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
 
Handout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrikHandout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrik
 
Funsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agamaFunsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agama
 
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erikFungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
 
Satuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejanSatuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejan
 
Tugas jurnal
Tugas jurnalTugas jurnal
Tugas jurnal
 
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
 
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalManajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
 
LEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan lukaLEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan luka
 
Leaflet cacar air
Leaflet cacar airLeaflet cacar air
Leaflet cacar air
 
Sap cacar air
Sap cacar airSap cacar air
Sap cacar air
 
Ppt kehamilan
Ppt kehamilanPpt kehamilan
Ppt kehamilan
 
Leaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektifLeaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektif
 
Cover andalas
Cover andalasCover andalas
Cover andalas
 
Tinjauan kasus
Tinjauan kasus Tinjauan kasus
Tinjauan kasus
 

WARALABA-PENDAHULUAN

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Franchising (pewaralabaan) pada hakekatnya adalah sebuah konsep pemasaran dalam rangka memperluas jaringan usaha secara cepat. Dengan demikian, franchising bukanlah sebuah alternatif melainkan salah satu cara yang sama kuatnya, sama strategsinya dengan cara konvensional dalam mengembangkan usaha. Bahklan sistem franchise dianggap memiliki banyak kelebihan terutama menyangkut pendanaan, SDM dan managemen, keculai kerelaan pemilik merek untuk berbagi dengan pihak lain. Franchising juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif untuk mendekatkan produk kepada konsumennya melalui tangan-tangan franchisee. Di Indonesia franchise dikenal sejak era 70an ketika masuknya Shakey Pisa, KFC, Swensen dan Burger King. Perkembangannya terlihat sangat pesat dimulai sekitar 1995.Data Deperindag pada 1997 mencatat sekitar 259 perusahaan penerima waralaba di Indonesia.Setelah itu, usaha franchise mengalami kemerosotan karena terjadi krisis moneter.Para penerima waralaba asing terpaksa menutup usahanya karena nilai rupiah yang terperosok sangat dalam.Hingga 2000, franchise asing masih menunggu untuk masuk ke Indonesia.Hal itu disebabkan kondisi ekonomi dan politik yang belum stabili ditandai dengan perseteruan para elit politik.Barulah pada 2003, usaha franchise di tanah air mengalami perkembangan yang sangat pesat. Franchise pertama kali dimulai di Amerika oleh Singer Sewing Machine Company, produsen mesin jahit Singer pada 1851. Pola itu kemudian diikuti oleh perusahaan otomotif General Motor Industry yang melakukan penjualan kendaraan bermotor dengan menunjuk distributor franchise pada tahun 1898. Selanjutnya, diikuti pula oleh perusahaan- perusahaan soft drink di Amerika sebagai saluran distribusi di AS dan negara- negara lain. Sedangkan di Inggris waralaba dirintis oleh J Lyons melalui usahanya Wimpy and Golden Egg pada dekade 60an. 1
  • 2. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Masing-masing negara memiliki definisi sendiri tentang waralaba. Amerika melalui International Franchise Association (IFA) mendefinisikan franchise sebagai hubungan kontraktual antara franchisor dengan franchise, dimana franchisor berkewajiban menjaga kepentingan secara kontinyu pada bidang usaha yang dijalankan oleh franchisee misalnya lewat pelatihan, di bawah merek dagang yang sama, format dan standar operasional atau kontrol pemilik (franchisor), dimana franchisee menamankan investasi pada usaha tersebut dari sumber dananya sendiri. Sejumlah pakar juga ikut memberikan definisi terhadap waralaba. Campbell Black dalam bukunya Black’’s Law Dict menjelaskan franchise sebagai sebuah lisensi merek dari pemilik yang mengijinkan orang lain untuk menjual produk atau service atas nama merek tersebut. David J.Kaufmann memberi definisi franchising sebagai sebuah sistem pemasaran dan distribusi yang dijalankan oleh institusi bisnis kecil (franchisee) yang digaransi dengan membayar sejumlah fee, hak terhadap akses pasar oleh franchisor dengan standar operasi yang mapan dibawah asistensi franchisor. Sedangkan menurut Reitzel, Lyden, Roberts & Severance, franchise definisikan sebagai sebuah kontrak atas barang yang intangible yang dimiliki oleh seseorang (franchisor) seperti merek yang diberikan kepada orang lain (franchisee) untuk menggunakan barang (merek) tersebut pada usahanya sesuai dengan teritori yang disepakati. Selain definisi menurut kacamata asing, di Indonesia juga berkembang definisi franchise.Salah satunya seperti yang diberikan oleh LPPM (Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen), yang mengadopsi dari terjemahan kata franchise.IPPM mengartikannya sebagai usaha yang memberikan laba atau keuntungan sangat istimewa sesuai dengan kata 2
  • 3. tersebut yang berasal dari wara yang berarti istimewa dan laba yang berarti keuntungan. Sementara itu, menurut PP No.16/1997 waralaba diartikan sebagai perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut, dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan atau jasa. Definisi inilah yang berlaku baku secara yuridis formal di Indonesia. 2.2 Sejarah franchisee (waralaba) Waralaba diperkenalkan pertama kali pada tahun 1850-an oleh Isaac Singer, pembuat mesin jahit Singer, ketika ingin meningkatkan distribusi penjualan mesin jahitnya.Walaupun usahanya tersebut gagal, namun dialah yang pertama kali memperkenalkan format bisnis waralaba ini di AS. Kemudian, caranya ini diikuti oleh pewaralaba lain yang lebih sukses, John S Pemberton, pendiri Coca Cola. Namun, menurut sumber lain, yang mengikuti Singer kemudian bukanlah Coca Cola, melainkan sebuah industri otomotif AS, General Motors Industry ditahun 1898. Contoh lain di AS ialah sebuah sistem telegraf, yang telah dioperasikan oleh berbagai perusahaan jalan kereta api, tetapi dikendalikan oleh Western Union serta persetujuan eksklusif antar pabrikan mobil dengan dealer. Mc Donalds, salah satu pewaralaba rumah makan siap saji terbesar di dunia Waralaba saat ini lebih didominasi oleh waralaba rumah makan siap saji. Kecenderungan ini dimulai pada tahun 1919 ketika A&W Root Beer membuka restauran cepat sajinya.Pada tahun 1935, Howard Deering Johnson bekerjasama dengan Reginald Sprague untuk memonopoli usaha restauran modern. Gagasan mereka adalah membiarkan rekanan mereka untuk mandiri menggunakan nama yang sama, makanan, persediaan, logo dan bahkan membangun desain sebagai pertukaran dengan suatu pembayaran. Dalam perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami 3
  • 4. berbagai penyempurnaan terutama di tahun l950-an yang kemudian dikenal menjadi waralaba sebagai format bisnis (business format) atau sering pula disebut sebagai waralaba generasi kedua. Perkembangan sistem waralaba yang demikian pesat terutama di negara asalnya, AS, menyebabkan waralaba digemari sebagai suatu sistem bisnis diberbagai bidang usaha, mencapai 35 persen dari keseluruhan usaha ritel yang ada di AS.Sedangkan di Inggris, berkembangnya waralaba dirintis oleh J Lyons melalui usahanya Wimpy and Golden Egg, pada tahun 60-an. Bisnis waralaba tidak mengenal diskriminasi.Pemilik waralaba (franchisor) dalam menyeleksi calon mitra usahanya berpedoman pada keuntungan bersama, tidak berdasarkan SARA. Waralaba dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu : 1. produk dan merek dagang (product and trade franchise): bentuk waralaba paling sederhana. Dalam waralaba produk dan merek dagang, pemberi waralaba memberikan hak kepada penerima waralaba untuk menjual produk yang dikembangkan oleh pembeli waralaba yang di sertai dengan pemberian izin untuk menggunakan merek dagang milik pemberi waralaba.Atas pemberian izin penggunaan merek dagang tersebut biasanya pemberi waralaba mendapatkan sesuatu bentuk pembayaran royalty Dimuka, dan selanjutnya pemberi waralaba memperoleh keuntungan melalui penjualan produk yang diwaralabakan kepada penerima waralaba.Dalam bentuknya yang sangat sederhana ini, waralaba produk dan merek dagang sering kali mengambil bentuk keagenan, distributor, lisensi penjualan. Contoh dari bentuk ini , misalnya dealer mobil (auto 2000 dari Toyota) dan stasiun pompa bensin (pertamina). waralaba format bisnis adalah pemberian sebuah lisensi oleh seseorang kepada pihak lain, lisensi tersebut memberikan hak kepada penerima waralaba untuk berusaha dengan menggunakan merek dagang atau nama dagang pemberi waralaba, dan untuk menggunakan 4
  • 5. keseluruhan paket, yang terdiri dari seluruh elemen yang di perlukan untuk membuat seseorang yang sebelumnya belum terlatih menjadi terampil dalam bisnis dan untuk menjalankan dengan bantuan yang terus- menerus atas dasar yang telah di tentukan sebelumnya. Waralaba format bisnis terdiri atas : 1) konsep bisnis yang menyeluruh dari pemberian waralaba. 2) adanya proses permulaan dan pelatihan atas seluruh aspek pengelolaan bisnis sesuai dengan konsep pemberi waralaba. 3) proses bantuan dan bimbingan yang terus menerus dari pihak pemberi waralaba. Dalam bisnis Frinchise ini yang diminta dari Franchisor kepada Franchisee adalah (1) brand name yang meliputi logo, peralatan, dll. Franchisor yang baik juga memiliki aturan mengenai tampilan / display perwakilan took (shop front) dengan baik dan detail. (2) sistem dan manual operasional bisnis. Setiap Franchisor memiliki standar operasi yang sistematis, praktis serta mudah untuk diterapkan, dan mestinya juga tertuang dalam bentuk tertulis (3) dukungan terhadap operasi. Karena Franchisor memiliki pengalaman yang lebih luas serta membina banyak Franchisee.Dia seharusnya memiliki kemampuan untuk memberi dukungan bagi Franchisee yang baru. (4) pengawasan (monitoring). Franchisor yang baik akan melakukan pengawasan terhadap Franchisee untuk memastikan, bahwa system yang disediakan dijalankan dengan baik dan benar serta secara konsisten (5) pengabungan promosi/joint promotion ini berkaitan dengan unsur pertama yaitu masalah sosialisasi brand name. Pemasokan.Ini berlaku bagi Frinchisee tertentu.Misalnya bagi Franchisee makanan dan minuman dimana Franchisor juga suplier bahan makanan dan 5
  • 6. minuman.Kadang - kadang Franchisor juga memasok mesin – mesin atau peralatan yang diperlukan. Franchisor yang baik biasanya ikut membantu Franchisee untuk mendapatkan sumber dana modal bagi investor seperti bank misalnya meskipun itu jarang sekali. Pada umumnya, Franchisee perlu membayar initial fee yang sifatnya sekali bayar atau kadang – kadang sekali untuk sekali periode tertentu misalnya, 5 tahun. Diatas itu biasanya Franchisee membayar royalti atau membayar sebagian dari hasil penjualan.Variasi lainnya adalah Franchisee perlu membeli bahan pokok atau peralatan dari Franchisor. Pada dasarnya perjanjian bersifat konsensiul, namun demikian ada perjanjian – perjanjian tertentu yang mewajiban dilakukan suatu tindakan yang lebih dari hanya sekedar sebuah kesepakatan,sebelum pada akhirnya perjanjian tersebut dapat dianggap sah. Perjanjian waralaba adalah perjanjian formal. Hal tersebut dikarenakan perjanjian waralaba memang di syaratkan dalam pasal 2 PP no. 16 tahun 1997 untuk dibuat secara tertulis dalm bahasa indonesia. Hal ini diperlukan sebagai perlindungan bagi kedua pihak yang terlibat dalam perjanjian waralaba tersebut. Secara umum dikenal adanya 2 macam atau 2 jenis kompensasi yang dapat diminta oleh pemberi waralaba dari penerima waralaba yaitu :  kompensasi langsung yang dalam bentuk nilai moneter (direct monetary compensation). Yang termasuk dalam direct monetary compensation adalah lump sum payment dan royalty. Lump sum payment adalah suatu jumlah uang yang telah dihitung terlebih dahulu yang wajib dibayarkan oleh penerima waralaba pada saat persetujuan pemberian waralaba disepakati untuk di berikan oleh penerima waralaba. Royalty adalah jumlah pembayaran yang dihitung dari jumlah produksi dan atau jasa yang diproduksi dan atau penjualan barang dan atau jasa yand diproduksi dan dijual berdasakan 6
  • 7. perjanjian waralaba, baik yang disertai dengan ikatan suatu jumlah minimum atau maksimum jumlah royalty tertentu atau tidak. kompensasi tidak langsung yang dalam bentuk nilai moneter (indirect and nonmonetary compensation). MYang termasuk dalam inderict and nonmontetary compensation, meliputi antara lain keuntungan sebagai akibat dari penjualan barang modal atau bahan mentah, yang merupakan suatu paket dengan pemberian waralaba, pembayaran dalam bentuk dividen ataupun bunga pinjaman dalam hal pemberi waralaba juga turut memberikan bantuan financial, baik dalam bentuk ekuitas atau dalam wujud pinjaman jangka pendek maupun jangka panjang, cost shifting atau pengalihan atas sebagian biaya yang harus di keluarkan oleh pemberi waralaba, perolehan data pasar dari kegiatan usaha dilakukan oleh penerima lisensi dan lain sebagainya. 2.3 Jenis Waralaba Waralaba luar negeri, cenderung lebih disukai karena sistemnya lebih jelas, merek sudah diterima diberbagai dunia, dan dirasakan lebih bergengsi.Waralaba dalam negeri, juga menjadi salah satu pilihan investasi untuk orang-orang yang ingin cepat menjadi pengusaha tetapi tidak memiliki pengetahuan cukup piranti awal dan kelanjutan usaha ini yang disediakan oleh pemilik waralaba. 2.4 Biaya Waralaba 1) Ongkos awal, dimulai dari Rp. 10 juta hingga Rp. 1 miliar. Biaya ini meliputi pengeluaran yang dikeluarkan oleh pemilik waralaba untuk membuat tempat usaha sesuia dengan spesifikasi Franchisor dan ongkos penggunaan HAKI. 2) Ongkos royalty, dibayarkan pemegang waralaba setiap bulan dari laba opersional. Besarnya ongkos royalty berkisar dari 5-15 persen dari penghasilan kotor.Ongkos royalty yang layak adalah 10 persen.Lebih dari 10 persen biasanya adalah biaya yang dikeluarkan untuk pemasaran yang perlu dipertanggungjawabkan. 7
  • 8. 2.5 Elemen elemen penting yang harus dimiliki untuk mendirikan franchisee 1. Bisnis yang difranchisee kan harus telah teruji sepenuhnya 2. Bisnis tersebut harus berbeda dalam hal merek,nama,citra dan system operasinya 3. System dan metode bisnis harus mudah diajarkan ,agar mudah digunakan nantinya 4. Perolehan finansial harus mampu membayar karyawan membayar pinjaman pinjaman nya dan membayar franchisor atau jasa yang telah diberikan 8
  • 9. BAB III PENUTUP Franchise adalah pemberian sebuah lisensi oleh seseorang (franchisor) kepada pihak lain (franchise).lisensi tersebut memberi hak kepada franchise untuk menggunakan merek dagang franchisor dan seluruh elemen yang diperlukan untuk menjalankan bisnisnya dengan dasar-dasar yang telah ditentukan sebelumnya. Waralaba saat ini lebih didominasi oleh waralaba rumah makan siap saji.Kecenderungan ini dimulai pada tahun 1919 ketika A&W Root Beer membuka restauran cepat sajinya.Pada tahun 1935, Howard Deering Johnson bekerjasama dengan Reginald Sprague untuk memonopoli usaha restauran modern. Gagasan mereka adalah membiarkan rekanan mereka untuk mandiri menggunakan nama yang sama, makanan, persediaan, logo dan bahkan membangun desain sebagai pertukaran dengan suatu pembayaran. Dalam perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami berbagai penyempurnaan terutama di tahun l950-an yang kemudian dikenal menjadi waralaba sebagai format bisnis (business format) atau sering pula disebut sebagai waralaba generasi kedua. Perkembangan sistem waralaba yang demikian pesat terutama di negara asalnya, AS, menyebabkan waralaba digemari sebagai suatu sistem bisnis diberbagai bidang usaha, mencapai 35 persen dari keseluruhan usaha ritel yang ada di AS.Sedangkan di Inggris, berkembangnya waralaba dirintis oleh J Lyons melalui usahanya Wimpy and Golden Egg, pada tahun 60-an. Bisnis waralaba tidak mengenal diskriminasi.Pemilik waralaba (franchisor) dalam menyeleksi calon mitra usahanya berpedoman pada keuntungan bersama, tidak berdasarkan SARA. 9
  • 10. KATA PENGANTAR Pertama-tama saya ucapkan Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah pengantar bisnis dengan tema “Bisnis Secara Franchising”. Dalam menyelesaikan tugas ini saya cukup mendapatkan kesulitan, tetapi berkat bimbingan, pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya tugas ini dapat terselesaikan dengan baik dan selesai pada waktu yang telah di tentukan. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada DOSEN. selaku pengajar dan pembimbing saya dalam mata kuliah Pengantar Bisnis. Saya sebagai penulis makalah ini menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. oleh karena itu saya menerima kritik dan saran guna menyempurnakan tulisan selanjutnya. Harapan saya sebagai penulis, kiranya tulisan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi saya, dan semua yang membaca. Pariaman, 11 Februari Penulis 10
  • 11. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................... i DAFTAR ISI .......................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang .................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN 2.6 Definisi .............................................................................. 2 2.7 Sejarah franchisee (waralaba) ............................................ 3 2.8 Jenis Waralaba ................................................................... 7 2.9 Biaya Waralaba .................................................................. 7 2.10 Elemen elemen penting yang harus dimiliki untuk mendirikan franchisee.............................................. 8 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 9 11